27 C
Medan
Sunday, December 21, 2025
Home Blog Page 14584

UMSU Sambut 3.000 Mahasiswa Baru

Sebanyak 3.000 mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) mengikuti Masa Penyambutan Mahasiswa Baru (MPMB) 2011.

Rektor UMSU, Agussani MAP dalam sambutannya mengatakan, jika Kota Medan adalah kota pendidikan.  Sehingga UMSU siap dan sangat bersedia mewujudkan keinginan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap untuk mengaplikasikannya.

“Melalui lembaga UMSU kami akan turut membantu untuk mengaplikasikan keinginan wali  kota tersebut,” ungkapnya.
Tingginya jumlah mahasiswa baru, menunjukkan besarnya minat dan kepercayaan masyarakat kepada UMSU.  Diharapkan prestasi ini menjadi tonggak sejarah tertinggi dalam sejarah perjalan UMSU. Namun, besaran jumlah tersebut adalah sebuah tantangan untuk UMSU meningkatkan kualitas pendidikan. Bahwa, yang diraih bukan semata kuantitas semata, namun tetap berpegang pada kualitas yang dapat diandalkan. Dan, soal kualitas, UMSU juga tidak berpaku pada sisi akademis saja.

“UMSU akan terus memperbaiki mutu tidak hanya dari sisi akademik tetapi juga nonakademik,” tambahnya.
Nah, untuk mewujudkan itu UMSU sadar tidak bisa berjalan sendiri. UMSU wajib menjalin kerja sama internal maupun eksternal.

“Perwujudan hal ini akan terjuwud dengan kerja sama oleh semua pihak yang berada di lingkungan UMSU, mulai dari mahasiswa, pegawai, dosen, dekan dan rektorat,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Wali Kota Medan, Rahudman Harahap mengatakan jika UMSU bukanlah lembaga pendidikan alternatif terakhir. Kini UMSU telah menjelma menjadi lembaga pendidikan favorit oleh calon mahasiswa baru.
Ucapan Rahudman bukan tanpa bukti. Hal ini jelas terlihat dari total mahasiswa baru yang sangat besar pada tahun ajaran 2011/2012.

Terlepas dari itu, keberhasilan ini diharapkan tidak membuat UMSU lupa daratan. Pembentukan karakter mahasiswa andal haruslah tetap menjadi acuan.
Nah, melalui motto UMSU, unggul, cerdas dan terpercaya butuh kerja keras guna mewujudkannya dan butuh peranan terpenting dari semua  mahasiswa. Mulai dari belajar mencintai diri sendiri dan kemudian akan memunculkan rasa memiliki dan sayang di diri mahasiswa.
“Mahasiswa harus bisa menghargai para dosen karena dengan menghargai dosen juga sebagai awal yang baik meraih kualitas pendidikan yang lebih baik lagi. Saya juga tidak ingin mendengarkan adanya aksi kekerasan di UMSU seperti di tempat-tempat lain,” ucap Rahudman.
Acara Masa Penyambutan Mahasiswa Baru (MPMB) 2011juga mengusung nilai kecintaan terhadap budaya. Agenda yang dimaksud adalah dengan mewajibkan seluruh peserta mengenakan baju batik. (uma)

Akibat Coba-coba

Ini peringatan bagi siapa saja untuk tidak coba-coba. Kalau belum mahir atau paham, jangan nekat mengendarai sepeda motor. Cukup Dara Lia (17) yang merasakan akibatnya. Gadis cantik warga Jalan Cempaka, Medan Helvetia ini, Senin (19/9), terpaksa dilarikan ke RSU Pirngadi. Sekujur badannya lecet dan babak belur gara-gara terjatuhn
akibat tak bisa mengendalikan laju sepeda motornya.

Pengakuan korban kepada wartawan koran ini di RSU Pirngadi menyebutkan, dia memang baru belajar mengendarai sepeda motor. Tapi karena diajak temannya, Dara pun nekat meluncur ke Klumpang, Hamparan Perak. Saat melintasi tikungan, Dara mengaku tak pandai menikung, sepeda motornya tetap melaju lurus. Akibatnya dia terjatuh dan masuk ke parit. “Saya masih belajar, belum paham bawa sepeda motor, pas mau belok saya masuk parit,” katanya.

Dara menambahkan, akibatnya dia mengalami luka serius dan harus dirujuk ke RSU Pirngadi. Pasalnya, klinik dekat lokasi kejadian tak memiliki peralatan yang memadai. “Saya luka di kaki, tangan dan badan, lengan tangan kanan saya terkilir. Klinik disana tidak lengkap peralatannya, makanya saya berobat di sini,” ungkapnya.

Mengenai sepeda motor, ditambahkan Jeffri-teman Dara, tidak mengalami kerusakan parah. “Tidak parah rusak sepeda motornya dan sepeda motor sudah di bengkel,” pungkasnya.(jon)

Sengketa Tanah Sari Rejo Bulan Ini, Rahudman ke Jakarta

MEDAN-Apa kabar perkembangan konflik tanah di Sari Rejo, Medan Polonia? Ternyata masih jalan di tempat. Sejauh ini hanya janji yang bisa diterima warga dari Pemko Medan. Pasalnya, memorandum of understanding (MoU) antara Pemko Medan dan TNI AU sampai kemarin belum ditandatangani.

Kepada wartawan koran ini, Senin (19/9), Wali Kota Medan Rahudman Harahap mengatakan, dalam bulan ini pihaknya akan menyelesaikan persoalan sengketa tanah itu. “Tindak lanjut penyelesaian permasalahan sengketa tanah Sari Rejo sedang berjalan. Kami sudah bertemu dengan Wakasau TNI AU, dan bertekad membawa draft MoU pada bulan ini untuk ditandatangi di Jakarta,” ujarnya saat Launcing E-KTP di Kantor Camat Medan Deli.

Mengapa prosesnya sangat lamban. Bukankah persoalan itu telah dijanjikan sejak 2009 silam, saat masih menjadi Pj Wali Kota Medan? Dia mengatakan, warga jangan mengira Pemko Medan tidak melakukan apa-apa. “Kami terus berupaya untuk menyelesaikan permasalahan sengketa Tanah Sari Rejo ini, sudah semaksimal mungkin kami lakukan,” katanya. Dia menjelaskan, pihaknya akan terus berkordinasi dengan pihak TNI AU. “Secepatnya kita selesaikan permasalahan ini. Di sini tidak ada kepentingan politis,” tandasnya.

Berita sebelumnya masyarakat Sari Rejo yang diwakili Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) beraudiensi ke Komisi A DPRD Sumut, guna mempertanyakan secara langsung hasil pertemuan Komisi A DPRD Sumut ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu), beberapa waktu lalu. Formas juga akan mempertanyakan langkah-langkah yang akan diambil atau dilakukan selanjutnya oleh Komisi A DPRD Sumut, guna memperjuangkan penyelesaian sengketa tanah yang sudah berlangsung sejak Tahun 1948 silam.

Sementara, Ketua Komisi A DPRD Sumut Hasbullah Hadi menuturkan, persoalan sengketa tanah Sari Rejo pada prinsipnya hanya menunggu goodwill atau niat baik dari pemerintah. Baik pemerintah pusat yang diwakili Kementerian Keuangan (Kemenkeu) RI, TNI AU, dan Pemko Medan. Dia kemudian menyampaikan hasil kunjungan ke Jakarta belum mendapatkan hasil seperti yang diinginkan.

“Dalam kunjungan itu, kita meminta tanah seluas 260 hektar yang disengketakan untuk dilepaskan untuk warga. Pada saat itu, Tim Mabes TNI AU menyatakan tanah itu masuk dalam Inventaris Kekayaan Negara (IKN). Tapi pihak Kemenkeu tidak bisa menyajikan data-datanya. Andai itu masuk dalam kekayaan negara, bagaimana dengan tanah yang saat ini telah berdiri Central Bussines District (CBD). Nah, Kemenkeu saja belum mengetahui hal itu. Memang pada saat itu, pihak Kemenkeu mengaku akan mempelajari tentang keberadaan CBD. Pada dasarnya, penyelesaian sengketa ini adalah tergantung niat baik atau goodwill dari pemerintah saja,” bebernya. (mag-11/ari)

Sibolga-Tapteng Sudah Layak Punya Universitas

SIBOLGA- Dalam 3 tahun terakhir, lulusan SMA sederajat asal Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah (Tapteng) sudah banyak yang diterima atau masuk di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan. Hal itu menandakan potensi Sumber Daya Manusia (SDM) lulusan SLTA dari Sibolga dan Tapteng sudah meningkat. Jadi, sudah selayaknya jika di daerah Sibolga-Tapteng didirikan universitas.

“Untuk itu, dalam rangka peningkatan sumber daya manusia (SDM) dan untuk memajukan pembangunan Kota Sibolga dan Tapanuli Tengah, sudah selayaknya perguruan tinggi negeri didirikan oleh kedua kepala daerah yang masih bertetangga ini,” kata Rektor USU Medan, Prof Dr Syahril Pasaribu seperti diberitakan Metro Tapanuli (grup Sumut Pos).

Menurut Syahril, di Kota Sibolga dan Tapteng cukup banyak berdiri SLTA sederajat yang tentunya jumlah siswanya mencapai ribuan siswa yang tamat setiap tahunnya. Hal ini juga salah satu indikator bahwa minat belajar warga Sibolga dan Tapteng cukup tinggi. “Minat belajar warga Sibolga dan Tapteng cukup tinggi. Ini dibuktikan dengan banyaknya sekolah setingkat SLTA yang berdiri. Namun sangat disayangkan hingga saat ini belum ada lembaga pendidikan setingkat peguruan tinggi negeri yang berdiri di kedua daerah ini. Sehingga tamatan SMA terpaksa harus melanjut ke PTN di luar daerah yang tentunya membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” ujar Syahril.

Selain itu, dengan adanya perguruan tinggi negeri di Sibolga dan Tapteng tentunya sangat membantu perekonomian warga. Sebab tamatan SLTA sederajat yang ada tidak lagi harus membebankan orang tuanya dengan biaya jika kuliah di luar Sibolga dan Tapteng. “Ini tentunya patut menjadi perhatian kepala daerah dan legislatif kedua daerah ini dan hal ini menjadi pekerjaan rumah (PR) yang harus dijawab. Sebab dengan berdirinya perguruan tinggi negeri di kedua daerah ini tentunya sangat bermanfaat bagi kepentingan masyarakat banyak, baik itu dari segi peningkatan pendidikan maupun peningkatan ekonomi masyarakat,” bebernya.

Sementara Wali Kota Sibolga Drs HM Syarfi Hutauruk mengatakan, bahwa anggaran untuk pendidikan di Kota Sibolga tahun 2011 ditampung di APBD sebesar 34,50 persen.
“Selain itu penyaluran dana BOS di kota Sibolga juga berjalan dengan baik dan hingga kini penyaluran dan BOS tri wulan ke III sudah selesai dilaksanakan,” ujar Syarfi. Dikesempatan itu, Syarfi berharap adanya kerjasama antara Pemko Sibolga dengan Universitas Sumatera Utara terutama dibidang pendidikan jurusan kedokteran.  (smg)

Warga Sibirubiru Datangi Polda

MEDAN-Mapolda Sumut tiba-tiba saja dikejutkan dengan kedatangan puluhan warga Dusun III Buluh Nipes, Desa Tanjung Sena, Kecamatan Sibirubiru, Senin (19/9). Kedatangan warga tersebut ber tujuan mempertanyakan, seorang pengusaha galian C, Manjit Singh, yang sering membantu warga malah dijadikan tersangka perusakan lahan. Warga juga mempertanyakan, siapa oknum yang memainkan kasus ini.

Perwakilan Ditreskrimsus Polda Sumut, Kompol N Siahaan melalui perwakilan warga, Siman Perangin-angin didampingi Kepala Desa Tanjung Sena, Pilip Ginting menunjukkan surat laporan keberatan masyarakat atas nama Setia Ginting yang mengaku perwakilan 41 warga dari LSM Komisariat Wilayah Sumut.

Sementara itu, Siman Perangin-angin menjelaskan, puluhan masyarakat yang datang ke Mapoldasu merupakan pemilik lahan yang meminta Manjit Sing, selaku pengusaha galian C untuk membantu warga guna menurunkan ketinggian irigasi untuk menyesuaikan lahan pertanian sawah, dan telah sesuai kesepakatan 41 warga melalui rapat di balai desa yang diketahui Kepala Desa Tanjung Sena, Pilip Ginting.

Manjit Sing kepada wartawan membenarkan telah ditetapkan Poldasu sebagai tersangka dengan laporan  No Pol. LP/473/VII/2011 Dit Reskrimsus 11 Juli 2011 atas perusakan irigasi.
Padahal, katanya, penyerahan pekerjaan irigasi bantuan pengusaha atas permintaan 41 warga pemilik lahan di sekitar irigasi tersebut telah dilakukan antara Manjit Sing dengan pihak Dinas PU Deliserdang yang diwakili Kepala UPTD Wilayah V, Sudirman Tarigan.(ari)

Tukang Butut Babak Belur Digebuki Warga

MEDAN-Polsekta Percut Seituan mengamankan seorang tukang butut, Nazaruddin Lubis, Senin sore (19/9), karena mencuri ponsel. Sebelum diamankan polisi, Nazaruddin sempat dibabakbelurkan warga.

Informasi yang dihimpun menyebutkan, Nazaruddin, warga Jalan Cemara 4 mencuri ponsel milik Winda (20), penjaga grosir di Jalan Medan-Batangkuis. Saat itu Nazaruddin membeli diterjen khusus kendaraan bermotor. Dia berpura-pura bertanya cara menggunakan deterjen itu.

Untuk mempraktikkan cara menggunakannya, Winda menuju ke kamar mandi untuk mengambil air. Nazaruddin yang ditinggal sendiri langsung mengambil ponsel milik Winda dan memasukkan ke saku celananya. Nazaruddin langsung bergegas dan tak jadi membeli diterjen.

Winda kemudian menyadari ponselnya tak lagi berada di  tempatnya. Dia kemudian mengejar Nazaruddin yang belum jauh beranjak. Awalnya Nazaruddin tak mengaku. Sempat terjadi tarik-menarik antara Winda dan Nazaruddin.
Aksi ini menjadi perhatian warga, pengepungan pun dilakukan. Nazaruddin tak bisa berkutik. Saat saku celananyan digeledah, ponsel Winda pun ditemukan. Petugas Polsekta Percut Seituan yang turun ke tempat kejadian perkara (TKP) menyita satu unit HP Nokia dan sepeda motor Mio BK 2852 ABR milik tukang butut tersebut.  (mag-7)

Kamaluddin Lanjutkan Program Pembinaan

MEDAN-Sehari setelah terpilih sebagai Ketua PSSI Sumut periode 2011-2015, Ir H Kamaluddin Harahap MSi segera melakukan gebrakan dengan melanjutkan program pemusatan latihan penuh terhadap tim Pra PON Sumut yang akan berlaga pada putaran kedua nanti.

Pemusatan latihan ini akan digelar di PTPN 4 Bahjambi. “Sengaja pemusatan latihan ini kita pindahkan ke sana, agar para pemain dapat berkonsentrasi penuh, karena fasiltas yang nantinya diberikan kepada pemain adalah fasilitas para staf yang berkerja di sana,” bilang Kamaluddin saat melepas tim Pra PON Sumut di Unimed Medan, Senin (19/8).
Kepada para pemain Kamaluddin berharap membulatkan tekad untuk meloloskan tim Sumut pada PON XVIII mendatang. “Jangan sampai kegagalan yang terjadi pada tahun 2007 lalu terulang lagi. Apalagi tim ini sudah lama terbentuk (setahun lebih, Red) dan tidak pernah dirombak-rombak,” bilang Kamaluddin lagi.

Hal senada juga diungkapkan oleh mantan Plt Ketua Pengprov PSSI Sumut Idrus Junaidi. Bahkan secara tegas Idrus mengingatkan kepada para pemain bahwa kesempatan membela Sumut untuk berlaga di ajang PON tidak dimiliki oleh semua pemain.

“Jadi kesempatan yang langka ini harus benar-benar dimanfaatkan. Merupakan sebuah kebanggan bila mampu memperkuat tim Sumut pada PON nanti, apalagi sejarah telah membuktikan bahwa pemain-pemain yang memiliki nama besar seperti Saktiawan Sinaga, Mahyadi Pangabeam dan Markus Horison adalah produk tim PON Sumut,” imbuhnya.

Sementara itu, pelatih tim Pra PON Sumut Rudi Saari mengatakan bahwa  ini merupakan kesempatan pemain untuk bergabung bersama lagi setelah menjalani liburan Lebaran. Karena itu, mantan pelatih PSMS Medan ini tidak bisa memprediksi stamina pemainnya. “Setelah liburan lebaran ini, stamina pemain pasti sedikit berkurang, tapi kita akan mengembalikannya,” ungkapnya.

Rudi menambahkan, di PTPN 4 Bah Jambi nantinya, kondisi pemain akan dilihat kembali, dengan menggelar  tes awal. Rombongan tim Pra PON Sumut berangkat menuju PTPN 4 Bahjambi Simalungun menggunakan bus dengan membawa 23 pemain. Para pemain tersebut akan menjalani TC disana hingga jelang pertandingan putaran kedua kualifikasi PON 2012 yang diperkirakan berlangsung akhir September ataupun awal November. (jun)

Suporter dan Pemuda Kecam PSSI

MEDAN-Kekisruhan yang diakibatkan kecurangan panitia pada gelaran Musdalub PSSI Sumut yang berlangsung di Hotel Asean Medan, Minggu (18/9), kini melahirkan protes dan kecaman dari kelompok suporter dan pemuda dan mahasiswa yang ada di Sumatera Utara (Sumut).

Seperti yang diungkapkan Nata Simangunsong, Ketua SMeCK Holligan, apa yang terjadi kemarin akan berdampak buruk terhadap sistem pembinaan sepak bola yang ada di Sumut.

“Sungguh memalukan PSSI yang seharusnya menjadi wasit dan bersikap adil pada Musdalub itu justru bertindak curang guna memenangkan salah satu calon ketua umum. Tindakan ini harus dilawan karena kita tidak ingin sepak bola Sumut semakin tertinggal dari daerah lain,” bilang Nata.

Selanjutnya Nata juga meragukan keabsahan Musdalub yang digelar PSSI dengan menunjuk Bernhard Limbong sebagai caretaker. “Setahu saya, yang berhak menjadi caretaker dan memimpin jalannya Musdalub adalah Ketua PSSI ataupun salah seorang anggota executive committee (Exco). Nah, Bernhard Limbong tidak termasuk di antara kedua persyaratan tadi. Jadi, bila dia bukan Ketua PSSI dan anggota Exco, maka Musdalub itu cacat hukum. Itu tertera pada pedoman organisasi PSSI,” bilang Nata.

Bukan hanya Nata yang bersuara lantang dan menyesalkan kekisruhan yang terjadi pada Musdalub PSSI Sumut kemarin.

Beberapa elemen pemuda dan mahasiswa juga menyuarakan hal yang sama.
Itu diungkapkan oleh Sugiat Santoso (Wakil Ketua KNPI Sumut) beserta rekan-rekannya Zefrizal (Ketua DPD IMM Sumut), Hasan Basri (Sekum PKC PMII Sumut) Alimnur Nst (Ketua PW Himmah Sumut) dan Andika Syahputra (Ketua Badko HMI Sumut).

Menurut mereka, apa yang terjadi kemarin membuktikan jika revolusi sepak bola yang selama ini didengung-dengungkan ternyata tidak berjalan sesuai harapan, bahkan cenderung lebih parah dari pada yang lalu.
“Biasanya dalam sepak bola kecurangan terjadi di tengah lapangan, kini justru terjadi di luar lapangan. Ini sungguh memalukan. Jika sudah begini, kami tak yakin PSSI yang sekarang mampu menghasilkan produk (kompetisi, pemain, wasit dan pelatih, Red)  yang lebih baik dari pada yang sebelumnya,” tandas Sugiat. (jun)

Ketua DPRD Langkat Bisa Dipenjara 7 Tahun

Juga Didenda Rp2,5 Miliar

MEDAN-PLN sudah bertekad untuk melanjutkan kasus pencurian listrik di kediaman Ketua DPRD Langkat Rudi Hartono Bangun, di Komplek Mutiara Indah No 3 Jalan Kapten Muslim Dalam, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia ke ranah hukum.

Manager PT PLN (Persero) Medan, Wahyu Bintoro mengaku, Rudi Hartono Bangun dijerat sanksi perdata dan pidana. Sebab, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 30 Tahun 2009, tentang Ketenagalistrikan, Pasal 51 ayat 3 bahwa  setiap orang yang menggunakan tenaga listrik yang bukan haknya secara melawan hukum dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 tahun dan denda paling banyak Rp2,5 miliar.

“Pencurian listrik dan perusakan peralatan milik PLN juga dapat diancam pidana berdasarkan beberapa Pasal di dalam KUHP,” bilangnya.

Wahyu menyadari, tim Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) Medan dalam melaksanakan tugasnya di lapangan sering kali terancam diadukan oleh pelanggan kepada penyidik dengan tuduhan melanggar Pasal 335 ayat (1) KUHP atau Pasal 551 KUHP. “Adanya beberapa laporan atau pengaduan dengan persangkaan menurut Pasal 335 ayat (1) ke-1 KUHP atau Pasal 551 KUHP tersebut perlu disikapi dengan sangat hati-hati baik oleh penyidik maupun penuntut umum. Hal ini berkaitan dengan adanya kontrak atau surat perjanjian yang telah disepakati antara pelanggaan dengan PT PLN (Persero),” paparnya.

Sebab, menurut ketentuan perdata isi perjanjian kontrak atau surat perjanjian yang telah disepakati antara pelanggaan dengan PT PLN berlaku sebagai Undang-undang bagi para pihak yang menyepakatinya. “Surat perjanjian atau kontrak tersebut antara lain meliputi pemeliharaan, perbaikan, perluasan dan rehabilitasi instalasi/peralatan listrik serta penertiban pemakaian listrik,” jelas Wahyu.

Wahyu menambahkan, pencurian aliran listrik melalui cara apapun merupakan tindak kejahatan yang tidak hanya merugikan PT PLN (Persero) sebagai pemasok tenaga listrik, namun juga sangat merugikan pelanggan yang baik dan masyarakat setempat.

“Misalnya, tegangan menjadi turun dan mengakibatkan peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik sebagai sumber energinya akan cepat rusak karena tidak dapat berfungsi dengan baik bahkan rentan terjadi korslet hingga kebakaran,” pungkasnya.

Menurutnya, PT PLN Medan melalui tim P2TL juga akan membongkar rampung jaringan listrik di kediaman kader partai Demokrat tersebut. “Rabu atau Kamis pekan ini tim P2TL akan memutus dan membongkar rampung jaringan listrik di kediaman Rudi Hartono Bangun,” ujar Wahyu.

Dikatakan Wahyu, petugas P2TL Medan akan membawa aparat hukum, mulai dari polisi militer maupun kejaksaan untuk melakukan tindakan pemutusan dan pembongkaran jaringan listrik di kedimanan Rudi Hartono Bangun.
“PLN juga sudah mengantisipasi jika Rudi Hartono Bangun membawa-bawa aparat TNI dan polisi untuk menghalau anggotanya. Makanya kami tidak tinggal diam, kita juga membawa aparat. Ini semata-mata demi menjalankan prosudur kerja yang kita lakukan,” tegas Wahyu lagi.

Jika nantinya PLN dihalau oleh Rudi Hartono Bangun saat melakukan pemutusan, lanjutnya, maka PLN akan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum yang mereka bawa. “Jadi kalau mereka bawa aparat hukum, kita juga bawa aparat hukum. Kami menyerahkan sepenuhnya kepada aparat hukum yang kami bawa nanti,” kata Wahyu.
Sebelum dilakukan pemutusan PT PLN sudah melayangkan dua surat dengan Nomor 3585/152/MED/2011 yang ditujukan kepada Rudi Hartono Bangun perihal pemberitahuan pelanggaran tagihan susulan, kemudian surat Nomor 3793/152/MED/2011 perihal pemberitahuan pemutusan sambungan listrik.

Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Heru  yang dikonfirmasi wartawan mengatakan tak ada laporan yang tak ditanggapi. “Laporannya belum saya terima. Semua laporan dari masyarakat kita tanggapi. Besok (hari ini,Red) saya cek laporan pengaduan PLN dan siapa yang menangani,” ujar Heru.
Lebih Sering Pulang ke Langkat

Kemarin (18/9), wartawan Sumut Pos mendatangi rumah Hartono Bangun di Komplek Mutiara Indah No 3 di Jalan Kapten Muslim Dalam, Kelurahan Dwikora, Kecamatan Medan Helvetia.

Penjaga komplek bermarga Silalahi mengaku, Rudi memang orang sibuk sehingga jarang di rumah. “Perginya pagi, pulang malam. Di rumah ini, lebih banyak keluarganya. Kalau dia kemari, biasanya untuk istirahat. Dia lebih sering di Stabat,” paparnya.

Nah, saat Sumut Pos melintas kediaman berlantai 2 bercat warna krem tersebut, terlihat seorang perempuan keluar dari dalam rumah dan tampak membersihkan kotoran di depan pintu rumah Rudi Hartono Bangun. Tapi, perempuan itu buru-buru masuk ke dalam.

Beberpa kali dipanggil tetap tak ada orang yang keluar. Di depan rumah tersebut, tampak dua unit mobil warna hitam dan satu di antaranya berplat merah. Di tengah-tengah kedua mobil yang terparkir tersebut, terdapat sebuah sepeda motor matik. Mengenai perempuan yang keluar dari kediaman Rudi Bangun tersebut, Silalahi mengaku, perempuan yang keluar dari rumah Rudi Bangun tadi adalah adik dari istri Rudi Bangun. Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun, orangtua Rudi Hartono Bangun berulang-ulang  kali ditelepon di-SMS tak membalas. (ari/ila/mag-5)

SPBU Milik Pengusaha Medan Meledak

2 Tewas, 8 Luka-luka

RANTAU PRAPAT- Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 12.214.280 di Jalan SM Raja, Simpang Mangga, Rantau Prapat meledak dan terbakar, Sabtu (17/9) petang. Akibatnya, dua orang tewas. Sementara korban luka bakar 8 orang.

Kedua korban tewas masing-masing Sudarno (31) dan Andika (28) yang merupakan petugas di SPBU tersebutn
Korban Sudarno tewas di lokasi kejadian setelah terpental pompa pengisian BBM. Sementara Andika tewas dalam perawatan di ruang Intensif Care Unit (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rantau Prapat.

Keterangan yang dihimpun, sebelum peristiwa ledakan terjadi para karyawan melakukan aktivitas mengisi bahan bakar seperti biasa. Tiba-tiba, terdengar suara ledakan dari lantai SPBU. Suara ledakan itu, disusul dengan terbelahnya lantai sepanjang 50 meter hingga merusak sejumlah pompa dan langit–langit bangunan. Tak hanya itu, percikan api yang tidak diketahui asalnya semakin membesar dan membakar bangunan SPBU. Korban yang tewas karena terkena serpihan yang berterbangan.

Peristiwa itu sontak membuat karyawan dan warga yang sedang mengisi bahan bakar panik dan berlarian menyelamatkan diri. Namun, naas bagi Sudarno (31), warga Lingga Tiga, Siderejo itu tewas seketika begitu terkena serpihan batu lantai.

Salah seorang karyawan mengatakan, kala itu Sudarno sedang mengisi BBM kendaraan pada pompa nomor dua. Saat mengisi, tiba-tiba ledakan terjadi, lalu lantai terbongkar dan terbang ke arah korban, sehingga korban terpental dan terkena plat besi pompa.

Mandor SPBU, Sugianto, yang masih terlihat syok atas kejadian itu, menambahkan, sebelum terjadi ledakan, terlebih dahulu terjadi getaran aneh dari lantai SPBU.

Beberapa warga di sekitar lokasi juga mengatakan hal senada. Menurut mereka, sebelum ledakan terjadi mereka merasakan getaran yang cukup kuat berasal dari bawah lantai.

“Tadi saya duduk di depan ada getaran. Tiba–tiba lantai meledak, kami menduga berasal dari bunker tanki penampung bahan bakar di bawah tanah. Setelah itu kami lihat seorang karyawan terpental, jatuh dan tidak bernyawa,” kata Licad (37), warga sekitar.

Diceritakan Licad, setelah ledakan terdengar kemudian terlihat api mulai merambat ke bangunan gedung SPBU dan perlahan membakar galon. “Ku lihat banyak karyawan panik dan terluka, sementara ada yang berteriak kalau penyebab ledakan adalah korsleting arus listrik di bawah tanah hingga meledak maka lantainya terangkat,” ungkap Licad.
Pantauan METRO ASAHAN (grup Sumut Pos), ribuan warga yang melihat kejadian tersebut menyulitkan petugas pemadam kebakaran untuk memadamkan api yang berkobar di SPBU. Api berhasil dipadamkan satu jam kemudian.
Di lokasi kejadian, terlihat sejumlah material besi berserakan, api juga memusnahkan ratusan tabung elpiji ukuran tiga kilogram, dua truk dan kijang pick up.

Sebelumnya, SPBU yang diketahui milik Kusbuana, warga Medan ini, pernah terkena sanksi oleh Pertamina akibat terdaftar menjadi SPBU nakal atas laporan warga. Wakapolres Labuhanbatu, Kompol Tetra Darmariawan di lokasi kejadian menyebutkan dugaan sementara ledakan terjadi akibat adanya kebocoran gas yang berada di bawah tanah hingga menyebabkan lantai beton setebal 30 sentimeter terangkat ke atas dan retak.

“Diperkirakan ada bocoran gas dari bawah,  sehingga lantai pondasi terangkat,” ungkap Tetra.
Tetra menyayangkan SPBU itu merangkap menjadi tempat penjualan elpiji. Padahal, aturan tidak memperbolehkannya. “Ini sebenarnya tidak boleh,” katanya.

Ditambahkan Tetra, pihaknya belum bisa menentukan siapa yang dijadikan tersangka atas peristiwa itu, karena masih melakukan penyelidikan dan menunggu hasil penelitian forensik Polda Sumut. Kerugian sementara diperkirakan mencapai Rp1,5 miliar.

Sementara itu, pantauan wartawan di RSUD Rantauprapat, terlihat para medis memberikan perawatan kepada sembilan korban akibat ledakan SPBU. Menurut petugas medis, para korban menderita luka bakar, luka sobek dan patah tulang. Sedangkan Sudarno korban yang meninggal setelah dilakukan visum diserahkan kepada keluarga untuk dimakamkan. (riz/ann/smg)