24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14663

Jambret HP, Dua Pemuda Dihajar Massa

LUBUK PAKAM- Sial nasib Edy Syasputra (17) warga Dusun II Desa Pisang Pala dan Ragil Prasutio (18) warga Dusun Kampung Banjar, Desa Tanjung Sipokir, Kecamatan Galang. Pasalnya, kedua pemuda ini, babak belur dihajar massa usai menjambret ponsel Elri (14) pelajar kelas I SMA Nurazizi Tanjung Morawa, Kamis (29/9), sekira pukul 13.00 WIB. Setelah Berhasil mengondol ponsel milik korbannya, kedua pelaku langsung kabur meninggalkan korban. Tidak terima ponselnya dilarikan pelaku, korban menguber keduanya. Naas bagi kedua tersangka, tepat disimpang Sei Merah, kendaran pelaku menyengol mobil kijang dan terpental.

Lantas korban memanfaatkan momen tersebut dengan meneriaki jambret. Spontan, tanpa diintruksikan warga setempat langsung menghakimi kedua pelaku. Tak pelak keduanya menjadi bulan-bulanan warga hingga sekujur tubuhnya lebam kena pukulan.

Dari sana, warga setempat menyerahkan ke Mapolsek Tanjung Morawa dan dilanjutkan ke Mapolres Deli Serdang. Guna penyelidikan lebih lanjut, kini kedua pelaku serta sepeda motor yang digunakan telah diamankan di Polres Deli Serdang.(btr)

Kemalingan 105 Gram Emas Raib

TEBING TINGGI- Rumah mantan Kepala Desa (Kades) Desa Marjanji, Rizal Purba (45) di Dusun II, Desa Marjanji, Kecamatan Sipispis, Kabupaten Serdang Bedagai, Kamis (29/9) sekira pukul 05.00 WIB, dimasuki kawanan maling yang berhasil membawa kabur sejumlah perhiasan dan uang tunai.

keterangan diperoleh menyebutkan, kawanan maling berhasil membawa perhiasan emas seberat 105 gram dan uang kontan senilai Rp30 juta yang merupakan hasil penjualan kelapa sawit korban.

Menurut Rizal Purba, dia pagi itu berangkat ke masjid bersama istrinya menunaikan salat subuh yang tidak jauh dari rumahnya. “Saat pulang salat, isi lemari sudah acak-acakan, uang dan perhiasan hasil penjualan sawit telah lenyap,” kata Rizal.

Lanjutnya, kawanan maling masuk kedalam rumah dengan merusak pintu belakang dan langsung menguras habis harta simpanan didalam lemari, padahal disebelah kamar itu ada anaknya yang sedang tidur.
“Anak saya sedang tidur disebelah kamar kami, untung saja kawanan maling tidak melukai anak-anak kami,” beber toke sawit ini.

Kapolsek Sipispis AKP R Simanjorang, ketika dihubungi membenarkan peristiwa tersebut. “Kini pelaku masih dalam penyelidikan polosi,” jelas R Simanjorang.(mag-3)

TP PKK Aktif Cegah KDRT

KISARAN- Ibu-ibu yang tergabung dalam Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) diminta lebih aktif. Karena dengan keaktifan itu bisa mewujudkan pembangunan kehidupan di keluarga masing-masing.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua TP PKK Sumut, Ny Sutias Handayani Gatot Pujo Nugroho, Rabu (28/9) saat membuka Pelatihan TP PKK  di Desa Percontohan Bangdes-Madu, Tanjung Asri, Kecamatan Sei Dadap, Kabupaten Asahan.
Menurunya, keaktifan pengurus TP PKK di provinsi dan kabupaten/kota ditularkan hingga tingkat lingkungan, sehingga semangat tersebut menyebar hingga ke seluruh keluarga dan seluruh masyarakat Sumut, bahkan Indonesia. Pada kesempatan tersebut, TP PKK Sumut mengingatkan pentingnya bagi peserta untuk mengikuti secara cermat pelatihan tersebut. Hal itu mengingat, materi yang disampaikan sangat erat kaitannya dalam pelaksanaan sepuluh program PKK yang diamanatkan dalam Rakornas VII tahun 2010 lalu.

Dalam kegiatan itu, peserta pelatihan dibagi dalam empat kelompok kerja (pokja) sesuai dengan tugas pokok PKK. Pokja I terkait upaya pencegahan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang melibatkan sejumlah instansi seperti Pemberdayaan Perempuan. Kemudian Pokja II terkait peningkatan usaha perekonomian keluarga, diantaranya terkait Diskop UKM dan Disperindag mulai tingkat propinsi hingga kabupaten/kota. Karena itu, katanya, semua instansi harus turun langsung ke lapangan dalam memantau penyelenggaraan TP PKK.

Selanjutnya Pokja II terkait pemanfaatan lahan pekarangan, sehingga tercipta pekarangan rumah yang rapi, indah dan tertata dengan baik. Sehingga member kenyamanan bagi keluarga dan penduduk sekitar. Sementara pokja IV adalah upaya penciptaan lingkungan sehat yang melibatkan dinas kesehatan dan instansi terkait pengelolaan lingkungan hidup.
Acara dilanjutkan mengunjungi sejumlah instansi dan tata kelola lingkungan di desa percontohan tersebut. (ril)

Pesawat Jatuh karena Topan Nesat?

Benarkah jatuhnya pesawat Casa 212 di Bahorok, Sumatera Utara, kemarin (29/9) disebabkan oleh topan Nesat? Tentu masih harus menunggu hasil penyelidikan pihak berwenang. Yang pasti, topan yang telah mengakibatkan 35 orang tewas di Filipina selama beberapa hari terakhir itu kemarin memang bergerak ke utara,
 tepatnya ke kawasan Laut Cina Selatan.

Bisa jadi,  kawasan utara Indonesia termasuk ujung utara  Pulau Sumatera yang dekat  dengan Laut Cina Selatan    sedikit banyak terpengaruh.

Terjangan topan itu pun menyulut kekacauan di berbagai negara yang dilintasi. Seperti dilaporkan AFP, 287 penerbangan di Bandara Internasional Hongkong terganggu, 20 di antaranya dibatalkan dan 245 penerbangan lain  ditunda.

Sebanyak 300 ribu orang juga mesti diungsikan dari Pulau Hainan, Tiongkok, karena ancaman banjir dan tanah longsor. Otoritas Vietnam juga memerintah semua kapal nelayan untuk kembali berlabuh dan juga meminta para petani mempercepat panen sawah mereka.

Pusat Meteorologi Tiongkok melarang semua kegiatan luar ruang di Hainan, pulau yang menjadi destinasi wisata terkenal. Semua penerbangan dan pelayaran feri dari dan ke pulau di sebelah selatan Tiongkok daratan itu juga dibatalkan kemarin. Sekolah-sekolah juga ditutup.

Itu dilakukan menyusul kuatnya terjangan Nesat. Di Kota Wenchang, misalnya, kekuatan Nesat mencapai 151 kilometer per jam, topan terkuat tahun ini di Negeri Panda tersebut. Tetapi, hingga berita ini ditulis, tidak ada laporan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan material.

Nesat telah mengakibatkan tanah longsor di timur laut Hainan. Topan tersebut akan segera bergerak meninggalkan Hongkong. Begitu bunyi peringatan resmi Badan Meteorologi Hongkong, seperti dikutip AFP.

Di Hongkong, seperti dilaporkan kantor berita RTHK, tiga orang cedera karena berbagai sebab yang semuanya terkait Nesat. Salah satunya terjatuh saat memanjat pohon. Sebanyak 50 orang yang tinggal dekat pantai juga diungsikan.
Badan Meteorologi Honda sempat mengeluarkan peringatan level 8 sebelum Nesat menerjang, sama seperti Makau. Level tertinggi adalah 10. Tetapi, sekitar pukul 14.00 WIB, peringatan itu diturunkan menjadi level 3.

Kemarin (29/9) sekira pukul 08.00 waktu Hongkong, Nesat berada di sekitar 350 kilometer bagian selatan Hongkong. Badai itu bergerak ke bagian barat dengan kecepatan 22 kilometer per jam menyeberangi Laut Cina Selatan ke arah Pulau Hainan. Demikian dilaporkan Kantor Berita Xinhua, Kamis (29/9).

Hongkong yang dikenal sebagai pusat keuangan Asia pada hari-hari normal selalu sibuk. Namun, ketika Nesat bergerak jalanan luar biasa sepi dan memberi kesan mencekam dengan hanya sedikit orang berjalan di tengah hujan lebat dan tiupan angin kuat.

Mengantisipasi itu, Hong Kong terlebh dahulu menghentikan bursa saham perdagangan, menutup toko untuk aktivitas bisnis dan menunda 287 penerbangan. Beruntung, badai hanya menyebabkan kerusakan kecil. “Badai itu datang menyapu kawasan Hong Kong sepanjang 350 kilometer lebih pada pagi hari sebelum begerak menjauh,” lapor Hong Kong Observatory.

Sementara itu, Otoritas Hainan menutup seluruh sekolah serta menghentikan layanan angkut ferry dan memerintahkan kapal nelayan agar tak melaut ketika badai mulai mendekat melintasi Laut Cina Selatan. Badai bergerak dari Filipina di mana mengarah ke Laut Cina Selatan.

“Topan datang pada 02.30 waktu setempat. Lebih dari 4.800 feri dan sekitar 67 penerbangan dibatalkan di dua bandara utama Hainan,” seperti dilaporkan Xinhua.

Wakil Gubernur Hainan, Chen Cheng memerintahkan semua perahu nelayan untuk kembali ke pelabuhan dan para nelayan dilarang melaut. Sejauh ini, total 27.223 perahu nelayan telah ditarik ke pelabuhan.

Badan Meteorologi provinsi Hainan menyebutkan, curah hujan di kota-kota di 72 kota melebihi 100 mm telah bersiap menghadapi banjir dan tanah longsor. Pusat Meteorologi Nasional Cina juga melaporkan kapal-kapal nelayan berlabuh diingatkan tak melakukan aktivitas. Kemudian, sekolah di kawasan pantai ditutup demi mengantisipasi kedatangan topan yang ketujuh belas kali dan diprediksi menjadi yang terkuat menghantam Hainan tahun ini.

Kecepatan angin saat berada di Cina mencapai 42 meter per detik di Wenchang. Selain itu, badai tersebut disertai hujan deras yang melanda kota di timur Hainan. Akibatnya, 57.738 orang dievakuasi dari daerah yang rawan bencana, termasuk daerah dataran rendah.

Nesat telah meninggalkan kerusakan di Filipina dan memicu banjir terburuk di pusat kota Manila dalam dekade terakhir. Kini, warga Filipina mulai berbenah dan menata kembali kerusakan akibat terjangan badai itu. (c1/ttg/jpnn)

Bisa Jadi Mesin Mati

Pengamat penerbangan Dudi Sudibyo mengatakan, jika benar saat jatuh dari ketinggian tubuh pesawat masih utuh, maka kemungkinan besar disebabkan dua mesinnya mati mendadak.

“Begitu dua mesinnya mati mendadak, maka pesawat kehilangan daya angkat dan daya luncur, maka akan langsung jatuh,” ujar Dudi dihubungi koran ini, kemarin. Mantan wartawan itu mengaku belum punya data lengkap mengenai kecelakaan ini.  Jadi, “Ini hanya kemungkinan.”

Menurut Dudi, jenis pesawat Casa 212-200 sendiri merupakan jenis pesawat yang bagus. Di Indonesia, ada ratusan jenis itu yang dioperasikan. Pesawat itu merupakan produksi Spanyol, yang rencananya akan diproduksi langsung di Indonesia. “Nanti pabrik rakitannya ada di Indonesia,” ujarnya. Jenis Casa 212-200 itu, katanya, sudah diproduksi sejak 1970-an.(sam)

Relawan, Polisi dan TNI Seser Hutan Langkat dan Karo

Menyusul terjadinya lost contack dan perkiraan jatuhnya pesawat Casa 212 membawa 14 penumpang dan 4 awak di kawasan lereng pegunungan Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat, hingga kini masih belum diketahui persis lokasinya.

Bukan hanya itu, nasib seluruh penumpang serta awak maupun bangkai pesawat masih dalam pencaharian. Segenap personil berbagai instansi pun mulai bergerak, menyebar lokasi lereng pegunungan Bahorok. Sesaat pesawat dikabarkan hilang sekitar pukul 08.30 WIB, informasi diperoleh pesawat kemungkinan jatuh di bukit kepang seputaran perbatasan Kecamatan Batang Serangan dan Bahorok.

Selanjutnya, beredar lagi informasi jika titik lokasi jatuhnya pesawat di bukit kapur Bahorok. Hal itu, dikuatkan adanya keterangan Syahrul (28) warga yang mengetahui atau melihat asap zet menungkik atau turun tidak seperti biasanya lurus ketika hendak bekerja ke Batu Katak.

Personil gabungan TNI/Polri serta Tim SAR yang mengambil titik kumpul di Tusan Pintar Lau Damak, Batu Katak-Langkat, menerima informasi berharga itu langsung merangsek menuju lokasi disebutkan saksi warga tadi. Namun, hujan yang turun menjelang petang membuat jalur lintasan menjadi licin dilalui walau berjalan kaki.
Kapolres Langkat, AKBP H Mardiyono, belum dapat memberikan keterangan resmi titik lokasi jatuhnya pesawat. Tetapi berdasarkan peta wilayah Bahorok, posisi pesawat atau titik koordinatnya diperkirakan 03 derajat 23 menit Lintang Utara (LU) dan 098 derajat 02 menit Lintang Timur (LT).

Melalui pesan singkatnya, Kapolres menegaskan pihaknya sedang melacak kebenaran titik lokasi dimaksud bersama personil TNI/Polri, Tim SAR serta Balai TNGL maupun Dinas Kehutanan.

Kendati belum dapat dibenarkan, namun berdasarkan titik koordinat tersebut diperkirakan pesawat berada di Bukit Kapur Desa Tanjung Naman. Keyakinan itu semakin besar, menyusul informasi warga yang melihat adanya bangkai pesawat di lokasi dimaksudkan. Nah, sekitar pukul 16.00 Wib lewat tim gabungan merangsek menuju wilayah disebutkan tadi walau hujan masih belum reda.

Kapolsek Bahorok, AKP Biston Situmorang, secara terpisah kepada wartawan yang menghubungi mengaku belum mendapatkan atau menemukan dimana tepatnya lokasi atau titik jatuhnya pesawat.
“Wah, kita belum tahu. Belum tau kita dimana persisnya, saat ini bersama dengan petugas TNGL (taman nasional gunung leuser) masih melakukan pencaharian di seputar gunung Kapur,” beber Kapolsek sambil tegaskan sudah meminta petugas TNGL yang berpatroli.

Guna penambahan kekuatan, dari Mapolres Langkat diperbantukan puluhan personil Samapta menggunakan sepeda motor (jenis trail) agar dapat menembus lokasi sebagaimana diperkirakan.

Ketidakjelasan titik lokasi jatuhnya pesawat, membuat banyak serangkaian pendapat. Diantaranya disebut-sebut, pesawat tampak masih utuh di lereng gunung dengan kondisi penumpang atau awak tidak diketahui. Bahkan, warga juga mentengarai pesawat kemungkinan jatuhnya di wilayah NAD namun kehilangan kontak saat masih di wilayah Langkat.
Hingga kini, personil dari jajaran Polres Langkat di wilayah Langkat Hulu yakni Polsek Bahorok, Polsek Salapian dan Polsek Kuala maupun Samapta Polres Langkat diturunkan ke sekitar lokasi.

Tak hanya di Langkat, pemkab karo juga terus melakukan pencarian. Hal tersebut dilakukan  mengingat letak Kabupaten Karo yang merupakan jalur lintasan pesawat, sekaligus bersebelahan langsung dengan hutan Aceh Tenggara, Kabupaten Langkat dan Kabupaten Dairi, yang diperkirakan  sebagai  lokasi jatuhnya pesawat naas tersebut.
“Info kepada seluruh Camat, Kepala Desa, dan masyarakat sekitar  kecamatan Tiga Binanga, Lau   Baleng, dan Mardinding telah kita sebar. Memang tersiar kabar kalau pesawat itu jatuh di hutan Bahorok Langkat. Tetapi  bisa saja ada kemungkinan di wilayah  hutan Kabupaten Karo,” ujar Kaban Kesbang Linmas Pol Pemkab Karo, Drs Suang Karo-karo.

Menurut Suang, hingga Kamis malam (29/9), belum  ada kabar dari tim Sar Provinsi Sumut   yang menyatakan terkait  evakuasi dari Tanah Karo.

Bahkan diakuinya hingga kemarin sore, pihak aparatur pemerintahan,Kecamatan Bahorok,Kabupaten Langkat, juga masih mempertanyakan  apakah pesawat tersebut ada ditemukan di wilayah Karo, karena di sekitar hutan Bahorok belum ditemukan.

Kapolres Tanah Karo, AKBP Ig Agung P SHMM melalui telepon selularnya mengatakan, dirinya juga  telah menyampaikan informasi ke seluruh jajaran Polsek yang ada. Kapolres juga menjelaskan kalau  pihaknya telah meminta perangkat desa, agar memeberi kabar kepada warganya, sehingga  penelusuran informasi lebih cepat diterima.
“Khususnya personel yang ada di Polsek Tiga Binanga, Simpang Empat, Mardinding dan Lau Baleng, diminta agar melakukan penelusuran ke desa-desa. Apakah ada warga yang melihat pesawat jatuh atau mendengar suara  dentuman akibat benturan ke tanah. Namun hingga malam ini belum ada kabar mengenai keberadaan pesawat itu di wilayah Karo,” ujarnya. Informasi lain yang diperoleh  Sumut  Pos di lapangan, kemarin malam, 12 orang Tim Sar dari Kutacane, 7 orang Sar dari Medan dan 4 orang dari RAPI berkumpul dan melakukan  koordinasi dengan Sar Polres Karo, terkait kasus hilangnya pesawat Cassa rute Medan-Kutacane.

Di tempat lain Ima (30), beserta tiga rekan lainnya yang biasa berperan sebagai guide penuntun turis di daerah wisata Bahorok-Langkat memberitahukan kepada tim pencari pesawat mendengar suara ledakan yang sumbernya berasal dari arah Sungai Sembelang masih di kawasan Bahorok.

Ima menjelaskan kepada rombongan tim SAR yang di dalamnya tergabung awak Sumut Pos, ketika menelusuri perladangan cokelat menangkap suara dentuman benda keras di sungai Sembeleng yang ditempuh dengan perjalanan kaki sekitar tiga jam dari perladangan.  Akhirnya, informasi para guide menjadi sasaran berikutnya oleh tim SAR. Mengingat, prakiraan lokasi sebelumnya di bukit kapur masih belum memperlihatkan kemajuan ditemukannya pesawat.

Sementara itu Kepala Satuan Brimob Sumut Komisaris Besar (Kombes) Pol Verdianto Bitticaca mengatakan, timnya juga yang terdiri atas 30 personel Brimob dan dipimpin perwira berpangkat Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) tersebut sudah bergerak sejak siang hari. Tim akan berada di lokasi kejadian hingga waktu yang belum ditentukan. “Setidaknya untuk tiga hari ke depan, tim akan berada di sana. Paling tidak, ya. Tetapi bisa lebih lama dari itu, bergantung situasinya. Ini kan operasi SAR,”katanya.(dan/wan/mag-4)

36 Calhaj Keluarga Besar Al-Washliyah Ditepungtawari

Halal Bi Halal di Kampus UMN Al-Washliyah

Sebanyak 36 calon jamaah haji (calhaj) dari keluarga besar Al-Washliyah ditepungtawari di kampus Jalan Garu II B, Minggu (25/9). Tepung tawar para tamu Allah  dilaksanakan PW Al-Washliyah Sumut bekerjasama dengan UMN Al-Washliyah.

Tepung tawar calhaj termasuk PR-I UMN Al-Washliyah Drs Ridwanto MSi ini digelar bersamaan dengan halal bi halal yang dihadiri Plt Gubsu diwakili Kepala Biro Binsos Setdaprovsu Sakhira Zandi.

Hadir juga Ketua PB Al-Washliyah Yusuf Pardamean dan Ketua PW Al-Washliyah Sumut H Hasbullah Hadi SH MKn, Kepala Dinas Kominfo Sumut Asren Nasution, Rektor UMN Al-washliyah Drs H Kondar Siregar MA, Rektor Univa Ir H Aliman Saragih MSi, Rektor ITM Prof Dr Ilmi Abdullah MSc, PR IV UISU Drs H Syarifuddin El Hayat MA, PR II UMN Al-Washliyah Drs H Firmansyah MSi dan undangan lainnya.

Plt Gubsu diwakili Kepala Biro Binsos Setdaprovsu Drs H Sakhira Zandi MSi memberi apresiasi terhadap persaudaraan yang terjalin di kalangan UMN Al-Washliyah dan keluarga besar PW Al-Washliyah di Sumut. Ia mengingatkan, pentingnya persaudaraan erat yang akan mendatangkan rahmat di UMN Al-Washliyah.

Ketua PW Al-Washliyah Sumut H Hasbullah Hadi SH MKn mengutarakan harapan  calhaj dapat mendoakan keberadaan organisasi Al-Washliyah dapat berkiprah di berbagai bidang pengembangan amal usaha, pendidikan, dan sosial.
Hasbullah juga berharap calhaj berdoa agar Sumut bebas dari kondisi carut marut, kemerosotan moral dan kehancuran mental. Ia menyebut jihad merupakan bagian dari semangat Al-Washliyah terutama dalam dakwah, pendidikan dan kegiatan sosial.

Rektor UMN Al-Washliyah Drs H Kondar Siregar MA menjelaskan keberhasilan penerimaan dua ribu mahasiswa baru tahun akademik 2011/2012 dan terlaksananya proses perkuliahan dengan baik adalah hasil kerja keras civitas akademika UMN Al-Washliyah yang didukung berbagai kalangan.

‘’Semua saling bahu membahu membangun UMN Al-Washliyah dan sekolah-sekolah Al-Washliyah di Sumut yang akan membawa nama besar Al-Washliyah. Dua ribu mahasiswa baru UMN Al-Washliyah mengikuti pengenalan kampus pada 28 September hingga 1 Oktober yang dibuka Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM,’’ katanya.

Berkaitan dengan halal bi halal, Kondar mengatakan momen ini dimanfaatkan untuk saling memaafkan setelah selama bulan Ramadan menjalani ibadah puasa yang penuh rahmat. ‘’Mohon maaf pada seluruh keluarga besar Al-Washliyah,’’ katanya. (*)

Kadisdik tak Becus

Giliran PC PMII Demo Hasan Basri

MEDAN-Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Medan, Hasan Basri, kini dalam posisi rawan. Bagaimana tidak, sejak kasus kelas gelap dan siswa sisipan di beberapa SMA Negeri di Medan mengemuka, dirinya langsung dihujani suara pencopotan.

Tuntutan pencopotan terbaru disuarakan oleh massa yang mengatasnamakan Pengurus Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PC PMII). Mereka melakukan aksi damai di halaman Kantor Wali Kota Medan. “Medan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih cerah dari sekarang menjadi moto Kota Medan yang selalu dipajang di seluruh kntor SKPD sampai Kantor Camat dan Kantor Kelurahan. Tapi, fakta di lapangan jauh dari harapan masyarakatn karena banyak permasalahan yang belum tersentuh sama sekali,” kata Rahman selaku koordinator aksi, Kamis (29/9).

Dijelaskannya, begitu permasalahan pendidikan yang didapatkan oleh masyarakat Kota Medan akibat mahalnya biaya pendidikan. Belum lagi sekolah tidak layak pakai dan mutu pendidikan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan. “Kalangan orangtua sudah mulai mengeluh dengan adanya indikasi di sekolah-sekolah negeri yang hanya didapat oleh orang yang berduit saja. Ini membuktikan ketidakbecusan kepala Dinas Pendidikan dalam menjalankan amanah yang diembankan yang menjadikan masyarakat Kota Medan semakin menjerit,” bebernya.

Selain itu, massa juga meminta agar Pemko Medan untuk merealisasikan dan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dengan sesuai dan tepat sasaran. Sedangkan untuk kepala sekolah agar diawasi dengan mengawal dalam mendidik siswa SLTP dan SLTA dengan adanya genk motor yang sudah sangat meresahkan.

“Wali Kota Medan harus mencopot Kadisdik Kota Medan terkait adanya indikasi kelas gelap dan siswa sisipan di sekolah negeri,” kata Rahman lagi.Anggota Komisi B DPRD Medan yang juga Ketua Fraksi PKS DPRD Medan Salman Alfarizi juga bersuara. Menurutnya, sikap Komisi B dan Pemko Medan adalah menyalahkan Kadisdik dan kepala sekolah sebagai pihak yang bertanggung jawab terkait siswa sisipan dan kelas gelap yang ditemukan di SMAN 2, SMAN 3, dan SMAN 4. “Sebenarnya kan, muaranya itu terletak pada kepala sekolah. Dan, kepala sekolah tidak akan berani jika tidak ada instruksi Kadisdik Kota Medan. Penanggungjawabnya itu, Kadisdik Kota Medan, jika sejak awal tidak dibukanya keran (pintu masuk) itu mungkin tidak akan terjadi permasalahan kelas gelap dan siswa sisipan itu. Siswa diterima itu kan karena adanya arahan dari Kadisdik Kota Medan. Makanya, kita tentukan sikap untuk mengganti Kadisdik Kota Medan,” katanya.

Sementara Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, mengaku malah tidak mendapat rekomendasi dari Komisi B terkait pencopotan Hasan Basri. Meski begitu, wali kota menjelaskan telah membentuk tim terkait kasus tersebut. “Mengenai rekomendasi tak ada tu,” katanya singkat dengan berlalu menuju ke Taman Marga Satwa Kota Medan untuk pemberian nama terhadap Harimau Sumatera yang baru lahir.(adl)

Tiga Bintang untuk Medan

Rahudman Beri Nama Tiga Anak Harimau Sumatera

MEDAN-Bintang adalah nama yang dipilih untuk tiga anak harimau Sumatera yang baru lahir dan berada di Taman Marga Satwa Medan Jalan Bunga Rampai, Kecamatan Medan Tuntungan.

Ketiga nama untuk anak harimau Sumatera itu adalah Bintang Harihara, Bintang Sorik Marapi, dan Bintang Baringin.
“Ketiga nama ini yang jelas merupakan nama-nama Sumatera, kita ambil nama yang khas Sumatera karena ini harimau Sumatera, makanya kita tidak pakai nama-nama Inggris,” kata Rahudman Harahap, di sela-sela melakukan peninjauan ke Taman Marga Satwa.

Begitulah, Wali Kota Medan memberikan tiga nama untuk tiga anak harimau Sumatera (panthera tigris sumaterae) yang baru lahir tersebut, Kamis (29/9) siang.

“Saya bersyukur dengan lahirnya tiga anak harimau Sumatera ini, sebab selain ini bisa menambah species yang ada di Taman Marga Satwa ini, lahirnya tiga anak harimau ini juga dapat mengembangkan populasi anak harimau Sumatera yang saat ini merupakan hewan langka dan populasnya diambang kepunahan,” ucap Rahudman.
Dijelaskannya juga, di dunia ini habitat Harimau Sumatera tinggal 500 ekor lagi, 250-300 berada di Sumatera dan di Sumut ada 30 ekor. Maka, tiga anak harimau yang ada di Medan bak Bintang untuk Medan. “Di Taman Marga Satwa ini ada 4 dan ditambah 3 anaknya yang baru lahir,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Rahudman juga mengatakan untuk pengembangan Taman Marga Satwa ke depan nantinya akan diprioritaskan untuk sarana dan prasarananya terutama menyangkut rumah-rumah spesies. “Kita berharap masyarakat tidak hanya datang menikmati spesies tapi mereka juga seharusnya dapat menikmati alam. Untuk itu nanti kita akan lakukan kerjasama dengan stakeholder nantinya,” terang Rahudman sembari mengatakan pada tahun 2012 nantinya akan ada penyertaan modal yang dibuat untuk menambah anggaran untuk pengembangan Taman Marga Satwa Medan.

Dirut PD Pembangunan, Nuzirwan B Lubis mengatakan, jumlah pengunjung dan pendapatan Taman Marga Satwa Medan juga terus mengalami peningkatan, pada 2008 jumlah pengunjung mencapai 92.524 orang dengan pendapatan Rp432 juta, pada 2009 sebanyak 133 orang dengan jumlah pendapatan Rp607 juta, pada 2010 sebanyak 180 ribu pengunjung dengan jumlah pendapatan Rp970 juta dan pada 2011 ini ditargetkan jumlah pengunjung sebanyak 200 ribu orang dengan jumlah pendapatan sebesar Rp1,2 miliar.

“Secara komunulatif memang mengalami peningkatan baik dari segi pengunjung maupun pendapatan, namun ini hanya mampu untuk membiayai gaji pegawai dan makanan satwa sementara untuk pemeliharaan kandang masih disubsidi dari anggaran unit lainnya,” terang Nazirwan.

Dalam kesempatan itu, Nuzirwan juga menyatakan untuk saat ini Taman Marga Satwa Medan sudah mengalami perkembangan yang cukup pesat sejak enam tahun terakhir setelah pindah dari Kebun Binatang yang berlokasi di Jalan Brigjen Katamso, Medan. “Dengan luas Taman Marga Satwa ini 30 ha, lebih kurang 6 ha untuk agrobisnis dan tanaman langka, 10 ha yang sudah termanfaatkan untuk taman marga satwa dan rekreasi dan selebihnya akan terus kita kembangkan sehingga ini bisa menjadi ikon Kota Medan,” pungkasnya. (adl)

Diam-diam Kejatisu Lepaskan Dua Tersangka Korupsi

MEDAN-Berdalih menjadikan tahanan kota, Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) melepaskan dua tersangka perkara dugaan korupsi pembangunan 7 gedung Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Batubara.

Kejatisu sendiri melepaskan kedua tersangka, dari Rumah Tahanan (Rutan) Tanjunggusta Medan pada 17 September lalu. Dilepasnya kedua tersangka korupsi ini diakui oleh Kasi Penyidikan Kejatisu Jufri Nasution SH pada wartawan.
Padahal kedua tersangka korupsi pembangunan 7 gedung SKPD ini dilakukan kejaksaan Tinggi Sumatera Utara secara paksa yang dilakukan pada 19 Agustus lalu beberapa hari menjelang Idul Fitri.

Kedua tersangka tersebut yakni Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) dan Pertambangan Pemkab Batubara Irwansyah dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), Syarial Lafau.

Dalam pekerjaan tersebut ditemukan kerugian negara mencapai Rp1,8 miliar dari total pembiayaan Rp6,7 miliar yang bersumber dari APBD 2009. “Ini kan aneh, begitu ditangkap malah dilepaskan. Ada apa sebenarnya?” ujar juru bicara Lintas Elemen Masyarakat Batubara, Arsyad Nainggolan di gedung Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu), Kamis (29/8).

Disebutkannya, pihaknya selaku pelapor dalam kass tersebut merasa kecewa dengan tindakan Kejatisu yang membebaskannya dari Rutan. Bahkan, lanjutnya, pihaknya sangat mengkhawatirkan kedua tersangka akan menghilangkan barang bukti.

“Kami turut serta dalam memberikan informasi tentang keberadaan tersangka saat penangkapan. Dia ditangkap dengan alasan tidak kooperatif, malah sekarang kok malah dilepaskan,” ungkapnya.

Disebutkannya, atas kejadian tersebut, pihaknya akan melaporkan jaksa yang menangani kasus tersebut ke Jaksa Agung Muda Bidang Pengawasan (Jamwas) Kejaksaan Agung (Kejagung). “Kami akan laporkan secepatnya,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Penyidik (Kasidik) Pidana Khusus (Pidsus), Jufri SH membenarkan pihaknya telah melepaskan kedua tersangka dari Rutan Tangjung Gusta.

“Sebenarnya tidak dilepaskan, hanya saja dialihkan menjadi tahanan kota,” kata Jufri pada wartawan Kamis (27/9) di Jalan AH Nasution Medan.

Disebutkannya, langkah tersebut diambil karena kedua tersangka berjanji akan memberikan seluruh barang bukti yang diperlukan oleh penyidik Pidsus.  “Mereka berjanji tidak akan menghilangkan barang bukti dan akan menyerahkan semuanya,” jelas Jufri.

Sebelumnya, kedua tersangka ditangkap setelah empat kali mangkir dari panggilan tim penyidik Pidsus Kejatisu dengan alasan tugas dinas. Irwansyah di tangkap di Asrama Haji Medan sedangkan Syahrial Lafau ditangkap di Batubara.
Dalam kasus ini, Tim penyidik masih mencari keberadaan 1 orang tersangka lagi Hary Sukardy yang selaku PPK. Bahkan, Hary sudah lima kali dipanggil namun tidak kunjung memenuhi panggilan tim penyidik. Dari proyek pembangunan 7 gedung SKPD tersebut diangkat dua orang PPK yakni 3 gedung dipegang oleh Syarial Lafau dan 4 gedung lagi oleh Hary Sukardy. “Kalau ada dia sekarang, maka akan langsung kami tangkap. Kami juga sudah mengidentifikasi alamat rumahnya. Namun, saat ini keberadaannya tidak diketahui bahkan sudah tidak masuk kerja lagi,” tegas Jufri. (rud)