26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14664

Penentuan Direksi BUMD Harus Abaikan Politik

MEDAN- Wali Kota Medan Drs H Rahudman Harahap MM harus mengabaikan kepentingan politik dalam menetapkan direktur utama Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di Kota Medan Hal ini penting bila ingin melihat BUMD lebih maju.

Pernyataan tersebut disampaikan Ketua SMI Sumut, AT Siahaan kepada wartawan, Kamis (29/9). Pasalnya, banyak calon direksi BUMD berasal dari kepengurusan partai politik Sumut maupun Kota Medan.

Dia menyebutkan BUMD yang ada di Kota Medan seperti PD Pasar, PD Pembangunan dan PD Rumah Potong Hewan, sekarang ini kondisinya masih merugi dan banyak calon direksi BUMD yang rekam jejaknya bukan seorang manajerial yang berpengalaman mengurus perusahaan, melainkan hanya pengurus partai politik (parpol). “Jadi, Wali Kota jangan sembarangan memilih direksi BUMD bila inginkan BUMD lebih maju,” paparnya.

Lebih lanjut, Siahaan merinci sejumlah direksi yang banyak berasal dari partai politik seperti PPP, PAN, Golkar serta sejumlah parpol lainnya. Kemudian, selama ini banyak juga BUMD yang diisi oleh pensiunan PNS yang sebenarnya tidak produktif dalam memimpin perusahaan.

“Jika BUMD mau tak menjadi beban APBD Kota Medan, Wali Kota harus objektif dalam memilih direksi,” sebutnya.
Untuk itu, Siahaan mengingatkan Wali Kota Medan harus menentukan calon direksi BUMD dari figur yang benar-benar mampu memajukan tiga perusahaan milik Pemko Medan, sehingga tak membebani APBD Kota Medan.

Sebelumnya, Rahudman Harahap menegaskan, pemilihan direksi BUMD Kota Medan segera ditentukan. Karena kebutuhannya sangat diperlukan untuk memajukan perusahaan milik Pemko Medan. “Pastinya, direksi tetap mengacu kepada kemampuan menajerial dan pengalaman yang dimiliki,” tegasnya. (ril)

Polisi dan Dishub Harus Tegas

Upaya penertiban terhadap armada mobil angkutan umum plat hitam ilegal dan sejumlah lokasi terminal liar di Kota Medan yang dilakukan tim dari Dinas Perhubungan dan Kepolisian Resort Kota Medan (Polresta Medan) dinilai belum maksimal. Seperti apa? Berikut wawancara wartawan Sumut Pos ini Adlansyah Nasution bersama Ketua Komisi D DPRD Medan Parlaungan Simangungsong.

Kenapa dianggap penertiban tersebut belum maksimal?
Masih banyak mobil plat hitam tanpa izin trayek menumpuk di sejumlah tempat penjualan loket angkutan umum tanpa izin. Upaya penertiban yang dilakukan aparat Dishub dan kepolisian hanya menjangkau sebagian kecil tempat penjualan tiket yang juga merangkap sebagai terminal liar mobil plat hitam tanpa izin trayek. Untuk itu Pemko Medan harus memikirkan lokasi yang tepat untuk para pengusaha.

Pemikiran yang bagaimana?
Harus dipikirkan mau dipindahkan kemana atau relokasi yang tepat untuk memindahkannya ke terminal. Hal itu sangat efektif karena selama ini lokasi penjualan tiket dan terminal liar mobil angkutan umum plat hitam ilegal itu mengakibatkan kekacauan lalu lintas. Yang celaka kan, selama ini terminal liar dipenuhi dengan mobil berplat hitam. Akibatnya tak ada sama sekali untuk PAD Kota Medan, semuanya untuk pribadi.

Untuk itu apa tindakan yang harus dilakukan?
Hingga kini belum juga ada terlihat tindakan penertiban dan sanksi tegas yang dijatuhkan oleh instansi pemerintah. Mobil-mobil plat hitam yang berfungsi sebagai angkutan umum tanpa izin bukan hanya membuat iklim usaha jasa transportasi darat di Sumatera Utara menjadi tidak kondusif, tetapi ikut menambah kemacetan lalu lintas di Kota Medan. Dengan itu, Dishub bersama kepolisian harus tegas dengan memberikan sanksi.

Pemikiran ini yang melatarbelakangi pernyataan kalau penertiban belum maksimal?
Memang belum maksimal upaya penertiban terhadap armada angkutan umum plat hitam illegal, polisi harus memberi saksi dengan tindakan langsung (tilang) karena pihak polisi yang berhak. Sedangkan pemerintahan yang akan mencabut izin taryek dan menutup loket terminal liar yang harus diarahkan ke Terminal Amplas dan Terminal Peniang Baris.

Bagaimana agar penertiban bisa maksimal?
Penertiban selam ini yang dilakukan Dishub bersama Kepolisian masih seperti bermain kucing-kucingan. Dengan begitu, Dishub dan polisi jangan melakukan penertiban seperti bermain kucing-kucingan dengan menakuti para supir yang dilakukan penangkapan terhadap mobilnya tanpa harus memberi sanksi yang tegas agar para pemilik terminal liar jera.(*)

Hilangnya ‘Keganasan’ Debt Collector

LABUHAN-Debt collector  belakangan ini sempat menjadi profesi yang ‘ganas’. Namun, bagaimana jika dept kolektor malah dirampok? Parahnya lagi, dirampok polisi gadungan!

Kisah nyata ini dialami Bethel Ginting (29) warga Jalan Rawe I Kelurahan Tangkahan Kecamatan Medan Labuhann
Pria yang sehari-harinya bekerja di FIF Honda dirampok dua kawanan perampok yang mengaku sebagai polisi di Jalan Illeng Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan. Akibatnya, sepeda motor Honda Revo  BK 2392 CY, Uang sebesar 500 ribu rupiah dan juga kuintasi pembayaran pelanggan FIF raib dibawa kabur polisi gadungan tersebut.

Ceritanya, Rabu (28/9) malam, Bethel Ginting hendak pulang ke rumah. Namun, pada saat melintasi Jalan Illeng tepatnya di Jembatan Aloha, korban mendapat telepon dari konsumennya. Selanjutnya, dia menghentikan laju sepeda motornya untuk mengangkat telepon. Saat asyik bicara, tiba-tiba saja, dua orang tidak dikenal mengendarai sepeda motor Honda Supra mendekati korban.

Pada saat itu, keduanya yang mengaku polisi bagian Satnarkoba memeriksa korban dengan alasan razia narkoba. Selanjutnya, pelaku yang satu turun dan meminta korban untuk ikut ke kantor polisi. Korban yang merasa tidak bersalah hanya pasrah ikut dengan di bonceng oleh pelaku. Kemudian, dalam perjalanan menuju kantor polisi, tiba-tiba saja korban diturunkan di Perumahan Griya Marelan. Selanjutnya, dalam keadaan gelap, korban ditinggalkan pelaku dan sepeda motornya dibawa oleh pelaku. Selanjutnya, Kamis (29/9) korban membuat laporan ke Polsek Medan Labuhan atas kejadian yang dialaminya. (mag-11)

Tersangka Otak Pembunuh Ayu tak Hadir

Rekonstruksi pembunuhan Sri Wahyuni Simangunsong

MEDAN-Polresta Medan melalui Sat Reskrim mengadakan rekonstruksi pembunuhan Sri Wahyuni Simangunsong (25) alias Ayu, pegawai BRI Syariah Jalan S Parman yang mayatnya ditemukan di kawasan Jembatan Tele Kabupaten Samosir. Rekontruksi dilakukan di Lapangan Parkir Mapolresta Medan, Kamis (29/9) sekitar pukul 10.00 WIB lalu.
Dalam rekonstruksi yang dipimpin langsung oleh Kasat Reskrim Polresta Medan AKP M Yoris Marzuki, tidak dihadiri oleh tersangka Erwin Panjaitan yang merupakan otak pelaku pembunuhan ini karena sakit yang dialaminya.

Rekonstruksi ini sendiri memperagakan 35 adegan, di mana empat tersangka kasus pembunuhan ini, Erwin Panjaitan yang diperagakan oleh seorang anggota polisi, dan tiga rekannya yakni Suherman alias Embot, Ria Hutabarat yang merupakan istri tersangka Erwin, dan Eva Sari Istri dari Embot.

Mereka memperagakan dari awal mengikuti dan menyetop mobil yang dikendarai korban (diperankan seorang pegawai di Mapolresta Medan) hingga akhirnya keempat pelaku ini merampok dan membunuh Ayu dan mayatnya dibuang di kawasan Jembatan Tele Kabupaten Samosir.

Selain menghadirkan tersangka, juga hadir tiga orang jaksa dari Pengadilan Negeri Medan, yakni Fitri Sumarni, Alinafiah dan P Siburian untuk mengikuti jalannya rekonstruksi. Selain itu juga tampak hadir beberapa orang keluarga dari korban. Sempat terjadi sedikit ketegangan dalam rekonstruksi ini, saat seorang keluarga korban sempat mencoba memukul tersangka Embot saat rekonstruksi berlangsung. Namun berkat kesigapan petugas, aksi pemukulan ini dapat dihindarkan, dan keluarga korban yang emosi hanya sempat meludahi sembari memaki tersangka Embot.

Keluarga yang melihat adegan per adegan dalam rekontruksi yang sangat kejam dilakukan pelaku terhadap korban, keluarga tak kuasa sambil melihat meneteskan air.

Kasat Reskrim Polresta Medan AKP M Yoris Marzuki saat dikonfirmasi seusai rekonstruksi mengatakan, rekonstruksi ini dilakukan guna melengkapi berkas yang telah dikirim pihaknya ke Kejaksaan. “Rekonstruksi ini bertujuan untuk melengkapi berkas,” ungkap Yoris.(mag-7)

LIRA Dukung Pemko Tertibkan SPBU Bermasalah

MEDAN-Lumbung Informasi Rakyat (LIRA) Kota Medan mendukung kebijakan Pemko Medan menata dan menertibkan stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang terbukti bermasalah, seperti membangun tangki pendam di dekat lokasi pemukiman warga.

Pernyataan tersebut dikatakan Wali Kota LIRA Medan Ganda Manurung ST MBA, pada wartawan Rabu (28/9) di Jalan Bakti Medan. “Setiap SPBU seharusnya tidak membangun tangki pendam dengan jarak relatif dekat dengan pemukiman warga karena rentan merenggut korban jiwa bila terjadi kebakaran,” tegas Ganda.

Ganda Manurung juga memperkirakan hingga kini masih ada SPBU mengoperasikan tangki pendam yang letaknya berdampingan dengan rumah warga, meski telah dilarang oleh Pemko Medan.

“Selain rentan merenggut korban jiwa bila terjadi kebakaran, lokasi tangki pendam yang berjarak relatif dekat dengan pemukiman warga ketika bocor juga dapat menimbulkan pencemaran lingkungan, di antaranya terhadap air bawah tanah,” tegas Ganda.

Untuk mencegah kemungkinan terjadinya dampak buruk dari keberadaan tangki pendam, sambung Ganda, Pertamina RegionaI perlu segera meninjau kembali penerbitan izin SPBU yang memiliki tangki pendam di sekitar pemukiman warga maupun dekat pusat keramaian.

Sejalan dengan harapan tersebut, kata dia, Pemko Medan perlu merevisi penerbitan surat izin mendirikan bangunan (IMB) di area SPBU  yang mengoperasikan tangki pendam di sekitar pemukiman penduduk.

“Penerbitan izin setiap SPBU harus mengacu kepada aspek keselamatan jiwa manusia di sekitarnya, termasuk dalam hal mendirikan tangki pendam untuk menyimpan ribuan ton bahan bakar minyak,” ujarnya.

LIRA mengusulkan kepada Pemko Medan agar mendesak  pengusaha SPBU yang selama ini membangun tangki pendam di dekat pemukiman warga supaya dipindahkan ke lokasi yang dianggap lebih aman, seperti di dekat jalan raya.
“Kebijakan Wali Kota Medan menata SPBU hendaknya disikapi sebagai upaya mengedepankan keselamatan warga masyarakat,” pungkasnya. (rud)

Panik, Delapan Nyawa Melayang

Tragedi Kebakaran di KM Kirana IX

SURABAYA- Jangan mudah panik menghadapi bencana. Justru kepanikan itulah yang membuat sulit melepaskan dari bahaya yang mengintai dalam bencana. Tragedi kebakaran di Kapal Motor (KM) Kirana IX di Pelabuhan Tanjung Perak, kemarin pagi, menjadi gambarannya. Delapan nyawa melayang karena kepanikan itu. Selain itu, 55 orang terluka dan seorang masih hilang setelah terjun ke laut.

Kebakaran di kapal tujuan Balikpapan itu sebenarnya tidak besar. Hanya membakar bagian kepala truk bernopol B 9231 TDA yang dikemudikan Faris Anwar, 38, yang ada di dek kapal. Kobaran api itu sempat mengepulkan asap ke bagian kapal lainnya. Meski kebakaran tidak besar, tapi karena penumpang terlalu panik, mereka akhirnya berebut jalan untuk keluar dari kapal.

Akibatnya, delapan orang meninggal. Dari delapan korban meninggal itu ada yang tercatat sebagai pasangan suami-istri (pasutri). Pasutri tersebut adalah Sodik, 50 dan Juminah, 45 yang berasal dari Karang Pinang, Sampang, Madura. Selain keduanya korban meninggal lainnya adalah Sumarni, 50 asal Jalan Cendana, Samarinda, Kalimantan Timur, Natuha, 60 dari Suemendangan Adem Awu, Pemakesan, dan Suminah, 54, yang beralamat di Karang Lundo, Grobogan, Jawa Tengah.

Dalam daftar korban meninggal juga ada nama Sholikah, 50 asal Karang Duren, Balong, Jember, dan Siti Rohanah, 28, yang tinggal di Karang Selang, Magelang. “Satu jenazah lagi masih belum teridentifikasi. Jenis kelaminnya perempuan dan usianya sekitar 50 tahunan,” kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak AKBP Jayadi.

Dari delapan korban meninggal tersebut tidak satupun yang menutup mata karena mengalami luka bakar. Juga tidak ada yang meregang nyawa karena terjebur ke laut. “Dari hasil visum, rata-rata korban meninggal karena mati lemas. Hal itu terbukti dengan adanya bintik pendarahan di mata mayoritas korban meninggal. Kondisi itu dimungkinkan karena berdesak-desakan,” ungkap Kepala Instalasi Kedokteran Forensik RSUD Dr Soetomo Prof Soekry Erfan Kusuma.
Di luar karena faktor lemas, ada satu korban meninggal yang teridentifikasi mengalami luka benturan benda keras. Namun, tim yang melakukan visum baik dari RSUD Dr Soetomo maupun dari Dokpol Polda Jatim tidak menyebutkan namanya. “Hanya ada satu yang mengalami benturan benda keras. Sebab, di hidung dan kuping mengalami pendarahan,” ujar Soekry. Pendarahan itu dimungkinan karena korban terinjak oleh sesama penumpang saat berebut turun dari kapal.

Pengakuan para penumpang menguatkan hasil visum tersebut. Begitu mengetahui ada kebakaran, mereka memang langsung berebut menyelamatkan diri. Apalagi, kala itu ada pengumuman dari petugas kapal lewat megaphone. Tak ayal, orang-orang pun sibuk menyelamatkan diri. “Memang suasana panik saat itu. Semua ingin menyelamatkan diri,” tutur Abdul Arif, 25, salah satu penumpang selamat dengan wajah tegang saat ditemui di Pelabuhan Tanjung Perak.

Hal senada diakui Karjan. Pria asal Karang Lundo, Grobogan itu menuturkan kalau pagi itu dia dan penumpang lainnya langsung semburat keluar begitu mendengar kabar ada kebakaran di kapal. Bahkan tidak sedikit yang sebelumnya bersama-sama di satu kamar dengan keluarganya langsung semburat melarikan diri. Mereka lantas berebut turut melalui dua pintu darurat. “Kami tidak sempat memikirkan yang lain, sebab kami ingin buru-buru keluar dari kapal dan beruntung kapal belum di tengah laut,” ungkap Karjan.

Tragedi di KM Kirana IX itu memang terjadi ketika kapal masih bersandar di pelabuhan. Kapal baru dijadwalkan berangkat pukul 09.00. Tapi, para penumpang sudah mulai naik ke kapal sejak pukul 03.00. Ada sekitar 758 penumpang yang naik kapal tersebut.

Kebakaran di kapal sendiri diketahui sekitar pukul 05.30. Api muncul dari kepala Truk Fuso nopol B 9231 TDA yang bermuatan Bawang Boombay yang berada di dek kapal bagian timur. Namun, kebakaran itu bisa dengan cepat dijinakkan oleh empat unit mobil PMK yang datang cepat ke lokasi.

Semula muncul dugaan kebakaran di truk berwarna kuning itu karena ada konsleting dari bagian truk. Namun dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), petugas menemukan adanya kardus yang diletakkan di atas mesin truk. Di dalam kardus itu berisikan kaleng parfum dan semacam cairan silicon, serta kepingan CD merk Maxell.

Diduga kuat, dari kaleng itulah api pertama kali muncul lantaran terpengaruh kondisi mesin yang masih panas. Dugaan itu menguat lantaran sempat ada bunyi ledakan seperti bunyi ledakan kaleng sebelum api membesar. “Hasil olah TKP, kami memang menemukan tumpukan kaleng. Tapi, apakah dari kaleng itu sumber apinya, kami masih menunggu hasil pemeriksaan dari Tim Labfor Mabes Polri Cabang Surabaya,” sebut Jayadi.

Perwira dengan dua melati di pundaknya itu menambahkan yang jelas olah TKP sudah dilakukan. Polisi juga sudah mengamankan beberapa alat bukti. Salah satunya truk yang terbakar. “Kami juga sudah memeriksa sepuluh saksi. Diantaranya sopir truk, kernet (Aris Dian Permana, 19) truk, beberapa ABK, dan pihak ekpedisi (PT Pitmas Nuansa Persada Jakarta, red),” beber Jayadi.

Namun, hingga saat ini, pihaknya belum berani mengambil kesimpulan terkait penyebab kebakaran. Pun demikian juga terkait kemungkinan adanya pihak yang ditetapkan sebagai tersangka. “Terlalu prematur kalau sudah menetapkan tersangka. Yang jelas kami terus melakukan pemeriksaan,” ujar Jayadi.

Dari peristiwa kemarin, korban ternyata mayoritas perempuan yang usianya antara 45 hingga 60 tahun. Data korban meninggal menjadi contohnya. Dari delapan korban meninggal, tujuh merupakan perempuan. Kedelapan jenazah itu sudah selesai di visum di ruang forensik RSUD Dr Soetomo, kemarin sore.

Beberapa saat setelah kondisi di Pelabuhan Tanjung Perak bisa dikendalikan, para korban memang langsung dievakusi ke rumah sakit. Korban luka dilarikan ke Rumah Sakit Port Health Center (PHC) Tanjung Perak. Total ada 55 korban luka. Rinciannya 12 harus rawat inap, 39 luka ringan, dan empat lainnya dirawat intensif di ICU. “Tidak ada yang mengalami luka bakar. Semua korban yang dirawat adalah korban yang terinjak-injak,” terang Bernardus Harry Setiawan, Manajer Pemasaran dan Pengembangan RS PHC.

Korban meninggal juga sempat dilarikan ke rumah sakit yang sama sebelum akhirnya dikirim ke RSUD Dr Soetomo. Kedelapan jenazah itu tiba di RSUD Dr Soetomo sekitar pukul 10.00. 15 menit kemudian visum dilakukan dan selesai pukul 15.00. “Sesuai permintaan polisi, kami hanya melakukan visum luar. Hingga saat ini, baru dua jenazah yang sudah kami kembalikan ke keluarganya karena proses pemeriksaannya sudah komplit,” papar Soekry. Dua jenazah yang sudah dibawa pulang itu adalah jenazah Suminah dan Sumarni.

Kepala Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) Jatim Wahid Wahyudi menilai, kondisi kapal milik PT Dharma Lautan Utama (DLU) kondisinya baik. “Perlengkapan keselamatan tersedia, pemutaran video cara-cara penyelamatan juga rutin dilakukan. Kami menulai, kru kapal profesional,” yakin Wahid di sela-sela menginspeksi.

Bahkan, DLU menjelang angkutan Lebaran pada Agustus lalu menerima dua rekor dari Musium Rekor Indonesia (Muri). Rekor itu terkait aspek layanan dan aspek keselamatan angkutan. Yakni, angkutan penyeberangan pertama sejak 1977 yang memiliki pramugari. Kemudian, angkutan transportasi berbasis perairan pertama yang selalu memutar video keselamatan serta mencontohkan cara pemakaian jaket keselamatan sejak 2000.

Pejabat dari Tuban itu mengatakan, meski menelan korban sedikitnya delapan orang tewas, kejadian itu dipicu insiden kecil yang seharusnya bisa diatasi bila penumpang tidak panik. Saat kejadian, menurut Wahid, nahkoda sudah mengumumkan supaya penumpang tetap di dalam kapal.

Hal itu diperkuat kebijakan pihak Syahbandar belum mengeluarkan surat persetujuan berlayar karena memang sedang proses muat penumpang. Terhadap insiden itu, kaca truck dipecah untuk memadamkan jok yang terbakar karena pintu truck terkunci dan sopir di luar. “Truk sebenarnya tidak mengalami kerusakan lainnya. Malah masih bisa berjalan ke luar kapal,” terangnya.

Wahid menambahkan, perusahaan menyatakan komitmennya mengembalikan uang tiket penumpang. Selain itu, penumpang diberi uang saku untuk pulang plus diangkut bus Damri. Perusahaan juga akan memberi santunan bagi yang meninggal. “Insiden ini bukan dari kapalnya, tetapi dipicu oleh asap yang keluar dari kabin truk,” tukas Wahid.
Sementara itu Kepala Cabang Jasa Raharja Jawa Timur  Nana Suyatna mengungkapkan bahwa korban kecelakaan KM Kirana IX akan mendapatkan santunan. Khusus untuk korban yang meninggal dunia akan diberikan santunan sebanyak 25 juta rupiah kepada setiap keluarga atau ahli waris korban yang meninggal dunia. Sedangkan untuk korban luka-luka santunan akan diberikan pasca keluar dari rumah sakit. Dengan jumlah santunan maksimal 10 juta rupiah. “Kami akan tunggu klaim dari rumah sakit setelah korban luka-luka keluar,” paparnya. (mar/fim/upi/sep/jpnn)

Sekdaprovsu Nurdin Lubis

Hari Ini, Diserahkan Mendagri Kepada Gatot

JAKARTA-Keputusan Presiden (Kepres) tentang pengangkatan Sekda Provinsi Sumut definitif, akan diserahkan langsung Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi kepada Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho, di ruang kerja Mendagri, Kamis (29/8) hari ini.

Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Reydonnizar Moenek, kepada wartawan, Rabu (28/9) malam. “Sudah ada kepastian, rencananya besok (hari ini, Red) siang, akan diserahkan langsung oleh Mendagri ke Plt Gubsu,” ungkapnya.

Sayangnya, Reydonnizar enggan menyebutkan waktu tepatnya. Pria yang akrab disapa Donny ini mengatakan, pada pemberian SK Sekda Provsu kepada Gatot, Mendagri Gamawan Fauzi akan didampingi juga oleh dirinya, Pelaksana Tugas (Plt) Sekjen Yuswandi, dan Kepala Biro Kepegawaian Kemendagri, Kiswanto. “Beberapa pejabat di Kemendagri juga akan mendampingi Mendagri dalam penyerahan itu,” katanya.

Kenapa Plt Sekjen, karena diketahui selama ini Sekjen Kemendagri adalah Diah Anggraeni. Terkait hal itu, Donny menjelaskan, Sekjen Kemendagri Diah Anggraeni tengah cuti, makanya untuk sementara waktu dijabat oleh Plt Sekjen Kemendagri.

Siapakah nama Sekda Provsu definitif itu? Donny enggan memberikan jawabannya. “Nanti kan tahu juga siapa orangnya,” jawabnya singkat.

Tapi, di acara halal bihalal jajaran Pemprov Sumut dengan anggota DPR dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (27/9) malam, tanpa sungkan anggota DPD, Rahmatshah, menyebut nama Nurdin.

Awalnya, seperti biasa tatkala mengawali kata sambutan, satu per satu nama tokoh yang hadir disebut. Begitu tiba giliran menyebut nama Nurdin Lubis, Rahmatshah mengkaitkan dengan masalah pengisian jabatan sekda.
“Yang terhormat calon sekda, Pak Nurdin Lubis, Insya Allah,” ujar Rahmatshah, yang langsung disambut suara kasak-kusuk para hadirin. Sesaat pria yang menjadi ketua tim pemenangan pasangan SBY-Boediono wilayah Sumutn
pada pilpres 2009 itu menghentikan pidato sambutannya.

Politisi senior dari PPP, Hasrul Azwar, yang duduk di samping wartawan Sumut Pos, merasa kurang sreg dengan kalimat Rahmat. “Ah, nggak usahlah disebut. Nggak etis, kan di sini juga ada calon (sekda) lainnya,” gumam Ketua Fraksi PPP DPR itu.

Memang, di acara itu, Plt Gubernur Gatot Pujo Nugroho sebagai inisiator acara, membawa banyak sekali jajaran pejabat Pemprov Sumut. Nurdin Lubis sendiri, masih tampak tenang, tidak bereaksi.

Saat ditanya wartawan Sumut Pos di sela-sela acara, Nurdin terkesan enggan membicarakan masalah jabatan itu. “Ah, belum,” ujarnya singkat, diringi senyum kecil yang menjadi ciri khasnya, saat ditanya apa kepres sudah turun.
Sementara, Ketua Komisi II DPR, Chairuman Harahap, menilai keberadaan Sekdaprov Sumut definitif saat ini sudah sangat mendesak. Alasannya, gubernurnya saat ini juga masih Plt. Hal ini, lanjutnya, sangat berpengaruh dalam proses pengambilan kebijakan di Pemprov Sumut. “Kasihan sekali Sumut,” ujar pimpinan komisi DPR yang membidangi masalah pemerintahan dalam negeri itu.

Namun, politisi Golkar asal Tapsel itu yakin, tidak lama lagi kepres akan keluar. “Kita mendesak agar segera ada Sekda definitif. Dalam beberapa hari ini akan keluar,” ujarnya yakin. (ari/sam)

Cuaca di Tanah Suci Panas

MAKKAH-Sebanyak 221 ribu calon jamaah haji Indonesia bersiap untuk mulai terbang pada 2 Oktober. Saat ini cuaca di Saudi terhitung masih panas, karena itu jamaah diharap untuk mengantipasinya.

Panitia Petugas Ibadah Haji (PPIH) 2011 yang mendarat di Bandara Jeddah, Senin (26/9) pukul 16.35 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 20.35 WIB, suhu tercatat 35 derajat Celcius. Rabu (28/9), rombongan PPIH berpindah ke Madinah dan suhu tercatat 38 derajat Celcius.

“Cuaca masih panas,” kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah, Akhmad Djuhari, di Kantor Misi Haji Indonesia di Madinah.

Karena itulah, Djuhari menyarankan jamaah nantinya untuk banyak minum dan mengkonsumsi buah-buahan segar. “Agar tidak dehidrasi,” ujarnya.

Selain menjaga kesehatan dengan banyak minum, jamaah juga harus mewaspadai penipuan yang mengintai ketika
petama kali menginjakkan kaki di tujuan. Penipuan itu dilakukan oleh sesama WNI yang bermukim di Saudi. Mereka biasanya beroperasi di sekitar toilet atau tempat berwudhu dengan memberikan informasi palsu.

“Mereka bilang, Bu, kalau ke toilet jangan bawa apa-apa, apalagi di tas Ibu ada Alquran. Titipkan saja pada saya,” kata Djuhari mencontohkan modus yang muncul. Pelaku biasanya sudah mempelajari dari daerah mana calon korban, sehingga mereka bisa menyesuaikan dengan bahasa lokal target. Selain toilet/tempat wudhu, rute Masjid Nabawi ke pemondokan juga rawan disatroni penipu.

Karena praktek penipuan ini cukup marak, Daker Madinah akhirnya membentuk sektor khusus yang bermarkas di sekitar Masjid Nabawi beranggotakan 30 personel dari TNI/Polri. Sektor khusus ini tahun lalu telah dirilis, hanya saja pematangannya baru dilakukan tahun ini.

Djuhari juga memberikan saran kepada para jamaah. Pertama, jangan bepergian sendirian. Orang yang terlepas dari rombongan dan terlihat bingung, akan menjadi sasaran empuk penipu yang merupakan ‘saudara’ sebangsa. Kedua, harus waspada pada orang-orang bermulut manis yang menawarkan jasa bantuan.

Madinah adalah kota kedua yang menjadi hunian jamaah setiba di Jeddah.Di kota ini, jamaah akan melaksanakan salat Arbain yaitu salat fardhu yang dilakukan sebanyak 40 waktu secara berjamaah di Masjid Nabawi. Setelah itu jamaah akan bergerak ke Makkah menjelang puncak haji.

Jamaah haji Indonesia tahun ini berjumlah 221 ribu orang. Rinciannya, 201 ribu jamaah reguler dan 20 ribu jamaah khusus. Untuk jamaah reguler, berada di Saudi selama 40 hari. (net/bbs)

CBD Tak Terdaftar di BPN

MEDAN-PT Central Businnes District Polonia (CBD) hingga kini belum ada terdaftar dan mengajukan permohonan sertifikat hak guna bangunan (HGB) ke Badan Pertanahan Negara (BPN) Kota Medan.
“Sejauh ini kita tidak mengenal PT CBD, sekarang yang kita proses sertifikatnya adalah PT Mestika Mandala Perdana. Itu pun masih tahap mengeluarkan surat keputusan (SK) hak guna bangunan, belum tahap sertifikat,” ungkap Muhammad Thoriq, Kepala BPN Medan, kemarin (28/9).

Dia menuturkan, BPN Kota Medan tidak mengetahui hubungan antara PT CBD dengan PT Mestika Mandala Perdana. Namun, sejauh ini permohonan sertifikat HGB yang masuk ke BPN Sumut adalah atas nama PT Mestika Mandala Perdana, bukan atas nama PT CBD selaku pemilik lahan eks lapangan golf Polonia Medan.
Hal ini kata Thoriq sesuai dengan surat perintah TNI No: Sprint/463/III/2007 yang ditandatangani oleh Panglima TNI Joko Suyato tertanggal 21 Maret 2007 prihal persetujuan izin pelaksanaan tukar menukar tanah TNI AU di Jalan Lapangan Golf dan Jalan Adi Sucipto Medan.

Hal ini juga sambung Thoriq diperkuat dengan surat Departemen Pertahanan RI Nomor Skep/421/M/V/2005 tentang persetujuan pelaksanaan tukar menukar tanah Dephan/TNI AU di Jalan Lapangan Golf dan Jalan Adi Sucipto Medan Sumatera Utara dengan tanah penukarannya dari PT Mestika Mandala Perdana.

Nah, sambung Thoriq atas dasar surat-surat inilah, BPN Medan mengeluarkan SK HGB seluas 22,6 hektar lahan tersebut yang dibagi dalam 75 bidang tanah. Lalu sesuai dengan peraturan pembuatan sertifikat HGB, maka sertifikat HGB bisa keluar apabila pemohon membayar BPHTB.

“Lalu belakang dari 75 bidang tanah itu, dibayar PT Mestika Mandala Perdana lah BPHTB atas 41 bidang persil seharga Rp5 miliar. Namun, sisa bidang tanah yang lain sampai saat ini belum,” ungkap Thoriq.

Lantas kapan sertifikat HGB yang sudah dibayar BPHTB-nya itu keluar? Ditanya begitu, Thoriq menjawab belum bisa dipastikan. Sebab pihaknya masih melakukaan telaah terhadap BPHTB yang dibayarkan. “Kita lihat saja nanti. Tapi yang pasti sejauh ini belum ada sertifikat HGB yang keluar,” ungkapnya. Sementara itu, bidang tanah yang belum dibayar BPHTB-nya dalam waktu tiga bulan maka SK yang sudah dikeluarkan oleh BPN Kota Medan akan gugur. Tanggal itu terhitung dari 26 Agustus 2011. “Jadi sebenarnya kami tidak bisa sembarangan mengeluarkan sertifikat HGB itu. Semuanya ada telaah dan bahkan alas hak yang kuat,” tegas Thoriq.

Dia menegaskan kembali, sejauh ini PT CBD tidak ada meminta izin sertifikat HGB kepada BPN Medan. Meskipun CBD telah memiliki surat izin perubahan peruntukan dari Pemko Medan. Jadi sekarang diproses adalah permohonan PT Mestika Mandala Perdana.

“Toh nanti ada hubungan antara keduanya, semisal jual beli dan lain sebagainya,  kita tidak tahu. BPN hanya memproses sertifikat tanah yang memiliki atas hak yang lengkap,” pungkasnya.
Sebelumnya, sumber terpercaya di BPN Kota Medan, akhir pekan lalu mengatakan, pemberian sertifikat HGU tersebut menyusul dibayarnya Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) oleh PT Mestika Mandala Perdana (MMP) selaku pemilik areal CBD kepada Pemko Medan.

Sumber tersebut kemudian memberikan kopian Surat Keputusan (SK) Kepala BPN Kota Medan N0. 541/HGB/BPN/.12.71.2011 tertanggal 26 Agustus 2011 tentang Pemberian Hak Guna Bangunan kepada PT MMP. Surat 4 (empat) halaman itu ditandatangani Kepala BPN Kota Medan, Mohammad Thoriq MKn MSi. SK itu menjelaskan secara detail pemberian HGB kepada CBD Polonia berikut poin-poin konsiderannya (alasan hukumnya, Red). Di antaranya menyebutkan, penetapan pemberian HGU tersebut berdasarkan permohonan PT MMP pada 1 April 2011. Juga disebutkan, pemberian sertifikat HGB itu telah melalui pemeriksaan Panitia Pemeriksa Tanah BPN Medan yang dituangkan dalam risalah Pemeriksaan Tanah (Konstaterings Rapport) No.1245/CR/08/2011.

Surat keputusan itu memiliki lampiran setebal 15 halaman, yang juga ditandatangani Kepala BPN Kota Medan Mohammad Thoriq MKn MSi. Dalam lampiran tersebut diuraikan areal CBD yang telah dikeluarkan sertifikat HGB-nya seluas 79.028 meter. Areal seluas itu dalam rincian lampiran SK HGB CBD Polonia, terbagi dalam 40 persil tanah.

800 Unit Sudah Terjual

Bangunan pusat bisnis Central Bussines District (CBD) Polonia di Jalan Padang Golf, Medan Polonia yang memiliki 1.000 unit rumah toko (ruko) masih menuai masalah. Tapi, 800 unit ruko di atas tanah yang statusnya tak jelas itu ternyata sudah terjual alias pindah tangan tinggal 200 unit lagi yang belum terjual.

“Dari 1.000 unit ruko masih ada sisa 200 unit lagi. Kalau Anda berminat datang saja ke kantor pemasaran di Jalan Padang Golf,” kata Hendra Markam, Marketing CBD Polonia melalui telepon selulernya, Rabu (28/9).
Dikatakan Hendra, dirinya tak mengetahui dari kalanga mana saja para pembeli 800 unit ruko yang sudah terjual itu.
“Kalau siapa pembelinya saya kurang tahu. Mereka membeli rencananya  akan dijadikan investasi, tempat tinggal dan membuka usaha,” katanya.

Sayangnya, Hendra tak mau berkomentar banyak soal status tanahnya yang tidak jelas.

“Kalau soal itu (status tanahnya, Red) saya kurang tahu, datang saja ke kantor,” bebernya.
Hingga kemarin (28/9), pembangunan ruko masih berjalan. Tukang terlihat melakukan pemelasteran terhadap dinding gedung. “ Ya kerjanya secara bertahap menyelesaikan satu bangunan kemudian dilanjutkan ke bangunan lainnya. Kalau pekerjanya memang tidak terlalu banyak karena ini sudah dalam tahap penyisipan saja,” kata seorang pekerja yang meinta namanya tak ditulis.

CBD Polonia merupakan kawasan terpadu dan terlengkap yang terletak di pusat Kota Medan. Rencanya, proses pembangunan tahap kedua setelah Bandara Internasional Polonia dipindahkan ke Kualanamu. Akses jalan menuju ke CBD Polonia dapat dicapai langsung dari Jalan Imam Bonjol, Jalan Mustang, Jalan Padang Golf Polonia dan Jalan Antariksa. Untuk fasilitas ruko yang tersedia tinggal dua blok saja, yaitu Blok B jenis Row 28 dengan ukuran 4×16 m (3 tingkat) dan Blok C jenis Row 24 dengan ukuran 4×16 m (3 tingkat). (dra/adl)

“Ngobrolin Kampus” Entrepreneur & Internship 2011

Komitmen Telkomsel untuk dunia pendidikan dan generasi muda di tanah air, tak perlu diragukan lagi. Telkomsel Mobile Campus kembali menggelar acara khusus untuk mahasiswa di 10 kota di Indonesia. Melalui acara ini, Telkomsel membawa mahasiswa untuk memperoleh “mobile lifestyle experience”,  entrepreneurship, seminar bursa kerja dan intership program di dalam dan luar negeri. 

Medanmenjadikotapertama diselenggarakannya acara “Ngobrolin Kampus Entrepreneur & Internship Program 2011” bersama Telkomsel. Acara ini diselenggarakan di Auditorium Kampus Universitas NegeriMedan, yang rencananya akan dihadirin oleh lebih dari 2000 mahasiswa darikotaMedandan sekitarnya. Acara sepenuhnya digelar untuk memberikan manfaat dan wacana lebih dalam kepada para mahasiswa, di samping kuliah rutin yang selama ini dilakukan di kampus.

“Ngobrolin Kampus Entrepreneur & Internship Program 2011” ini merupakan acara tahunan Telkomsel Mobile Campus/TMC  diperuntukkan bagi puluhan ribu mahasiswa di 10 kota se-Indonesia, sebagai wujud kepedulian TMC kepada para civitas akedemika. Pada acara ini Telkomsel menggandeng Urban English ,Google Translator Mangga.me , Opera Software dan Blackberry Telkomsel Community untuk memberikan pengetahuan dan sharing knowledge dari sisi value added service business. Tidak hanya itu, Telkomsel juga menghadirkan seminar bursa kerja yang akan membahas mengenai seluk beluk dunia kerja dengan memberikan informasi mengenai teknik interview & pembuatansurat lamaran bersama Jobs DB. Jobs DB dalam acara ini juga menggandeng 3 perusahaan partner untuk memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk langsung melamar pekerjaan.

GM. Sales & Customer Service Regional Sumbagut – Filin Yulia, mengungkapkan,”Maraknya digital trend dan mobile lifestyle saat ini harus mampu menggiring mahasiswa untuk memanfaatkan mobile technology dengan cermat dan cerdas. “Ngobrolin Kampus Entrepreneur & Internship Program 2011”  menjadi salah satu jawaban bagi para mahasiswa untuk lebih berwawasan dan berkesempatan untuk menikmati program edukasi yang kami tawarkan. Sebagai bagian dari negeri ini dan pelopor mobile lifestyle di Indonesia, kami merasa memiliki tanggung jawab untuk memajukan pendidikan diIndonesia, khususnya diMedan.”

Acara yang digelar di Medan, Denpasar, Bogor, Jakarta, Palembang, Surabaya, Samarinda, Purwokero, Makassar dan Kendari merupakan bagian dari program Telkomsel Mobile Campus yang telah secara rutin tiap tahun dilaksanakan Telkomsel. “Ngobrolin Kampus Entrepreneur & Internship Program 2011”  kali ini agak berbeda, karena selain meng-edukasi mahasiswa terhadap mobile value added service, juga menggelar Talkshow pembuatan script writer bersama  penulis script writer & pendiri sekolah script writer, Sutradara, Produser dan Bintang Film Layar Lebar Semesta Pendukung yang tergabung dalam Total Film& Mizan Production. Para mahasiswa diajarkan cara & teknik  membuat script (script writer) yang diangkat dari suatu kisah nyata sebelum difilmkan ke layar lebar, diharapkan para mahasiswa mendapatkan nilai tambah dalam penulisan script dan mengembangkan bakat penulisan agar mereka tertarik dam mampu berprofesi mandiri menjadi script writer handal.

Tidak berhenti pada acara yang dihadirkan di lokasi, sebagai kelanjutan acara ini Telkomsel bersama Total Film mengadakan lomba penulisan script yang bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa se-Indonesia. Bahkan Telkomsel bersama mitra juga mengadakan pogram magang (internship) bagi para mahasiswa yang berminat untuk mencoba dunia kerja. Program magang yang ditawarkan adalah di Telkomsel selama 3 bulan untuk 2 mahasiwa, di Opera Software selama 2 bulan di Opera Software Norwegian dan dengan Mangga.me mahasiswa mendapat kesempatan magang di PT Rockliffe Indonesia selama 3 bulan. Program ini dapat diikuti dengan memenuhi syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh pihak penyelenggara. Selain itu Urban English juga memberi  kesempatan untuk kursus Bahasa Inggris Gratis selama 3 bulan di setiapkotatempat acara ini berlangsung.

Acara yang akan dilaksanakan selama sehari penuh ini, bisa diikuti oleh seluruh mahasiswa yang mendaftar melalui facebook Ngobrolin Kampus, SMS ataupun langsung di lokasi acara. Setelah Medan, acara Ngobrolin Kampus Entrepreneur & Internship Program 2011 akan berlanjut ke kota-kota lain di seluruhIndonesiasampai dengan akhir tahun 2011.

“Kami berharap acara ini dapat dimanfaatkan oleh puluhan ribu peserta di seluruhIndonesia, sehingga bisa memberikan nilai tambah bagi masing-masing pribadi sehingga mereka mampu menjadi generasi pilihanIndonesiamasa depan. Jangan ragu-ragu untuk mendaftar dan mengikuti acara ini, karena Telkomsel memang menghadirkannya untuk Anda semua, karena Telkomsel untukIndonesia. Telkomsel Paling Indonesia,” pungkas Filin Yulia.