25 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14758

Pengadaan Gerbong KA Bekas Diributi

MEDAN- Puluhan massa yang mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan (AMPP) kembali mendatangi Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Selasa (9/8). Mereka mendesak percepatan penanganan sejumlah korupsi yang terjadi di Sumatera Utara.

Dalam orasinya, massa AMPP meminta Kejatisu mengusut kasus dugaan penyimpangan keuangan di berbagai instansi pemerintah di antaranya terkait proyek di Dinas Bina Marga Sumut. Bukan itu saja, massa AMPP juga meributi soal dugaan penyimpangan pengadaan gerbong kereta api dan pembangunan rel kereta api di Dishub Sumut.

“Kami meminta Kejatisu segera melakukan penyelidikan di Dishubsu terkait penggunaan dana peningkatan dan pembangunan tubuh jalan Kereta Api Lintas Besitang-Watas Langkat senilai Rp20,1 miliar lebih,’’ teriak Amran Pulungan. Lebih lanjut dikatakan Amran, selain itu pembelian gerbong kereta api Lelawangsa Rp10 miliar TA 2009 karena diduga mark-up dan diduga barang bekas.

Dalam demo itu, Amran Pulungan juga menyoroti dugaan penyimpangan penggunaan anggaran Rp10 miliar dana Gerakan Deli Serdang Membangun .

Sementara Kasi Penkum Kejatisu Edi Irsan Kurniawan Tarigan SH M Hum menanggapi aksi demo mengatakan, akan meneruskan ke pimpinan guna mendapatkan petunjuk selanjutnya.(rud)

Tim Pengaduan THR Dibentuk

MEDAN- Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Medan menegaskan, setiap perusahaan wajib membayarkan Tunjangan Hari Raya (THR) paling lambat tujuh hari sebelum Lebaran. Selain itu, pemberian THR bagi karyawan ini juga harus memperhatikan berbagai hal seperti pekerja dengan masa kerja 12 bulan diberikan sebesar satu bulan gaji.
“Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI No. PER-04/MEN/1994 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi pekerja di perusahaan bersama ini diminta kepada seluruh pimpinan perusahaan di Medan untuk melaksanakannya. Dengan ketentuan, pengusaha wajib memberikan THR kepada pekerja yang telah mempunyai masa kerja tiga bulan secara terus menerus atau lebih,” ujar Plt Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Medan Marah Husin Lubis SH, Selasa (9/8).

Dikatakan Marah, besarnya THR yang diberikan dapat ditentukan dengan ketentuan, pekerja mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih diberikan sebesar satu bulan upah. Selain itu, untuk pekerja yang mempunyai masa kerja tiga bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan diberikan secara proposional dengan masa kerja yakni dengan perhitungan masa kerja per 12 dikali 1 bulan upah.

“Sedangkan bagi perusahan yang telah menetapkan besarnya nilai THR didalam peraturan perusahaan, Perjanjian Kerja Bersama (PKB) atau kebiasaan yang telah dilakukan lebih besar dari nilai yang ditetapkan, perusahaan wajib melaksanakannya sesuai dengan yang telah ditetapkan perusahaan. Pembayaran THR juga wajib dibayarkan pengusaha selambat-lambatnya tujuh hari sebelum hari raya,” ujarnya.

“Kita juga mengimbau kepada pekerja untuk tidak melakukan unjukrasa terkait persoalan THR dari perusahaan. Namun, harus diselesaikan melalui kesepakatan bersama antara perusahaan atau melalui tripartit ke Dinsosnaker. Kita juga membentuk tim pengaduan di 4 titik kawasan Selatan, Utara, Timur dan Barat. Tim ini dibentuk untuk menerima pengaduan para pekerja perselisihan masalah THR yang ditempatkan di titik-titik kawasan-kawasan industri atau pabrik,” jelasnya.

Disebutkannya, posko pengaduan di kawasan Selatan meliputi Medan Tuntungan, Johor, Amplas, Medan Baru, Polonia dan Maimun. Selanjutnya posko kawasan Utara antara lain Medan Belawan, Marelan, Labuhan dan Medan Deli. Untuk posko kawasan Timur yakni Medan Timur, Perjuangan, Tembung, Denai, Area dan Medan Kota. Posko kawasan Barat yakni Medan Helvetia, Medan Barat, Medan Petisah, Medan Sunggal, Medan Selayang.(adl)

Gadis Idiot Tewas di Sumur

LABUHAN- Siti Rahimah (23) warga Jalan Serba guna Gang Bersama Kecamatan Labuhan Deli yang mempunyai gangguan mental ditemukan tewas di dalam sumur oleh seorang warga yang ingin mengambil air di dalam sumur tersebut, Selasa (9/8). Kematian korban cepat tersebar dan ratusan warga berdatangan untuk melihat kejadian tersebut dari dekat.
Anak ke empat dari pasangan Abdul Muis latif dan juga Fatma Wati ini meninggalkan rumah, Minggu (7/8) Pukul 14.00 WIB. Namun, korban tidak pulang ke rumah hingga keluarganya kebingungan mencarinya.

Setelah hampir putus asa, seorang warga yang ingin mengambil air di dalam sumur berjarak 200 meter tidak jauh dari rumah korban, menemukan Siti tewas di dalam sumur. Kemudian, warga tersebut memberitahukan kepada keluarganya. Akhirnya, mayat tersebut langsung dievakuasi dan langsung dimakamkan.(mag-11)

Poldasu Terus Dalami Kasus Ipda Megawaty

MEDAN- Polda Sumut terus mendalami kasus dugaan penipuan yang dilakukan Panit Lantas Polsek Percut Sei Tuan Ipda Megawaty terhadap belasan member TVI Ekspress beberapa waktu lalu. Hingga kini, penyidik terus melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi.

“Kita masih memeriksa saksi-saksi, belum memeriksa yang bersangkutan,” kata Kasubdit II Harda dan Tahbang Reskrimum Polda Sumut AKBP Rudi Rifani yang dikonfirmasi Sumut Pos, Selasa (9/8).
Saat ditanya kapan akan memanggil dan memeriksa yang bersangkutan, Rudi Rifani mengalihkannya kepada Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Raden Heru Prakoso.

Sementara itu, Heru Prakoso yang ditemui di ruang Humas Polda Sumut mengatakan, dalam proses penanganan kasus tersebut langkah yang dilakukan pihak penyidik pertama kali adalah mengkonfrontir keterangan pelapor kepada saksi dan kemudian kepada orang yang diduga sebagai pelaku. “Nah, kita umpamakan jika Anda pelapor, maka Anda dimintai keterangan terlebih dahulu, kemudian saksi dan barulah pihak yang bersangkutan,” jelasnya.

Ditegaskannya, dalam berbagai kasus termasuk dalam kasus ini, Polda Sumut tidak membeda-bedakan siapa pelaku, termasuk pula jika yang menjadi pelaku dalam sebuah tindak pidana itu adalah personel polisi. “Polda tidak pernah membeda-bedakan siapa pelaku kejahatan, apakah warga biasa atau polisi. Meskipun polisi, tetap akan dilakukan proses pemeriksaan serta diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegasnya.

Untuk diketahui, Ipda Megawaty dilaporkan belasan nasabah TVI Ekspres ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Sumut, Selasa (26/7) lalu, dengan bukti laporan No.STPL/494/VII/2011/SPK Poldasu, tertanggal 26 Juli 2011. Dalam laporan itu, disinyalir Ipda Megawaty melakukan penipuan tersebut dengan modus mengajak kerja sama bisnis, dengan keuntungan yang berlipat ganda di perusahaan TVI Ekspres.(ari)

Telkomsel Hadirkan Promo kartuHALO Spesial Ramadhan

Demi menambah kenyamanan berkomunikasi di Bulan Ramadhan, Telkomsel menghadirkan program spesial bagi pelanggan kartuHALO yang berlaku hingga 31 Agustus 2011. Seluruh pelanggan kartuHALO bisa menikmati paket sahur hemat Bicara 6 menit GRATIS Bicara 6 menit ke lebih dari 103 juta pelanggan Telkomsel (kartuHALO, simPATI, dan Kartu As) di seluruh Indonesia.

Pelanggan akan langsung menikmati bonus GRATIS Bicara 6 menit setelah pelanggan melakukan satu kali panggilan telepon selama 6 menit dan berlaku kelipatan, mulai pukul 00.00 hingga pukul 05.59. Bonus GRATIS Bicara 6 menit akan kembali diperoleh setelah 6 menit durasi percakapan berikutnya. Paket bonus GRATIS Bicara 6 menit tidak berlaku untuk panggilan jelajah internasional dan video call.

Paket sahur hemat lain yang dapat dinikmati pelanggan kartuHALO berupa diskon sebesar 80% nelpon ke mancanegara, mulai pukul 00.00 hingga pukul 05.59. Pelanggan dapat menikmati tarif hemat hingga Rp 80 per 6 detik untuk menelepon ke negara-negara Asia, Australia, dan Oceania, Rp 90 per 6 detik untuk percakapan ke negara-negara di benua Amerika, Rp 100 per 6 detik untuk panggilan ke negara-negara Timur Tengah dan Afrika, serta Rp 110 per 6 detik untuk sambungan ke seluruh negara Eropa. Cukup tekan 007<kode negara><nomor tujuan>. Contoh: untuk menelepon ke Singapura, tekan 00765123456xx.

VP Product Marketing Telkomsel Lindayanti Harjono mengatakan, “Paket sahur hemat spesial Ramadhan kami harapkan dapat memenuhi kebutuhan komunikasi yang nyaman dengan tarif yang lebih terjangkau. Oleh karenanya Telkomsel menghadirkan beragam bonus menarik bagi para pelanggan kartuHALO untuk menjawab tingginya kebutuhan pelanggan dalam berkomunikasi dengan kerabat dan keluarga selama Ramadhan.”

Untuk melengkapi bonus spesial kartuHALO di Bulan Ramadhan, Telkomsel juga menghadirkan paket bundling service paskabayar terlengkap di Indonesia bernama HALO•Fit. Pelanggan baru yang mengaktifkan kartuHALO di Bulan Agustus dapat memilih paket HALO•Fit sesuai kebutuhan dengan harga terjangkau, yakni: Rp 50.000, Rp 80.000, Rp 150.000, dan Rp 300.000 per bulan untuk bonus pemakaian telepon hingga 600 menit, bonus SMS hingga 2.000 SMS, dan bonus layanan data hingga 100 MB setiap bulannya. Di samping itu, pelanggan baru yang mengaktifkan paket HALO•Fit dapat menikmati bonus paket internetan Unlimited TELKOMSELFlash hanya dengan Rp 75.000 per bulan, cukup mendaftar di kantor pelayanan GraPARI dan GeraiHALO terdekat.

Kemeriahan Ramadhan terasa semakin lengkap dengan hadirnya Paket Bundling BlackBerry Spesial Ramadhan di 11 lokasi GraPARI Telkomsel yang ada di Banda Aceh, Medan, Palembang, Jakarta Timur, Bekasi, Purwokerto, Semarang Pandanaran dan Citraland, Denpasar, Manado, serta Makassar.

Tersedia berbagai varian paket bundling BlackBerry Telkomsel dengan penawaran cash back ratusan ribu rupiah. Pelanggan akan mendapatkan Paket BlackBerry Unlimited untuk menikmati chatting, pushmail, browsing, social networking, 100 menit bicara, 400 SMS, dan layanan data hingga 45 MB hanya dengan Rp 99.000 per bulan selama 12 bulan. Pemegang kartu kredit BCA dan Mandiri bisa memperoleh cicilan 0% selama 6 bulan untuk pembelian paket bundling BlackBerry Telkomsel apa pun.

Dalam upaya menghadirkan layanan BlackBerry yang semakin berkualitas, Telkomsel telah didukung jaringan dengan akses tercepat berkapasitas 2 Gbps, yang merupakan jaringan BlackBerry berkapasitas terbesar di Indonesia. Seluruh layanan Telkomsel juga didukung jaringan berkualitas melalui penggelaran lebih dari 39.000 Base Transceiver Station (BTS), termasuk 8.600 Node B (BTS 3G) di seluruh Indonesia untuk memaksimalkan aktivitas komunikasi selama Ramadhan hingga Lebaran.

Nazaruddin Terlena di Kota Telenovela

Pakai Paspor Palsu Keluaran Imigrasi Polonia Medan

JAKARTA- Drama pelarian mantan Bendahara Umum Partai Demokrat M. Nazaruddin berakhir juga. Dia ditangkap di kota yang terkenal sebagai lokasi syuting telenovela, Cartagena, Kolombia, setelah meninggalkan Indonesia sejak Mei 2011. Tersangka kasus suap wisma atlet Palembang Sea Games itu ditangkap polisi Kolumbia Minggu dinihari pukul 2 pagi atau sekitar pukul 14.00 WIB. Dia ditangkap mengenakan kaos hitam dan celana jeans.

Tadi malam waktu Indonesia, posisi terakhir Nazaruddin sudah berada di Bogota , ibukota Kolumbia. “Sekarang berada dalam pengawasan Interpol dan petugas KBRI juga ada disana,” ujar Kepala Divisi Humas Polri Irjen Anton Bachrul Alam di Jakarta semalam.

Tim Polri pemburu Nazaruddin yang selama ini sudah standby di Dominika, juga sudah bergeser menuju Bogota untuk bergabung dengan Interpol dan petugas KBRI. “Tim yang menyusul dari Jakarta sudah berangkat tadi pagi (Senin 8/8),” jelas Anton.

Kabar pertama tertangkapnya Nazaruddin disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto dalam jumpa pers di Istana Negara kemarin (8/8).

Dia menjelaskan jika konfirmasi tertangkapnya Nazaruddin setelah Dubes RI di Kolombia Michael Manufandu menyampaikan aksi yang dilakukan polisi Kolumbia dan Interpol kepada Menlu Marty Natalegawa.

“Hasi penyelidikan di Cartagena, identik dengan yang kita sebut sebagai Nazaruddin,” kata Menko Polhukam Djoko Suyanto di Kantor Presiden. Dia juga menyebut penangkapan itu dilakukan pada saat yang tepat.

Lebih lanjut Djoko menjelaskan jika selama ini Nazaruddin sulit ditangkap karena menggunakan identitas palsu di paspor. Dalam paspornya, dia menggunakan nama M. Syarifuddin. Dia yakin tangkapan itu tidak salah karena Dubes RI sudah berangkat ke Cartagena dari Bogota, ibu kota Kolombia dan bertemu Nazaruddin.

Dari pertemuan itu, Djoko mengatakan jika secara fisik identik dengan apa yang selama ini disebut Nazaruddin. Mantan Panglima TNI itu mengatakan Nazaruddin langsung dibawa ke Bogota.

Djoko menjelaskan, kabar penangkapan Nazaruddin itu sudah dilaporkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Menurut dia, SBY berpesan untuk menjaga keselamatan Nazaruddin. “(Pesan) kedua, yang bersangkutan bisa dibawa ke tanah air untuk dilakukan proses hukum,” sambung Djoko yang didampingi Kapolri Jenderal Timur Pradopo.

Terpisah, Duta Besar RI untuk Kolombia Michael Manufandu menceritakan proses penangkapan Nazaruddin, di Cartagena, Kolombia. Tertangkap M Nazaruddin tidak lepas dari kecerobohannya dalam menggunakan paspor. Polisi Kolombia mencurigai paspor M Syarifuddin yang dipegangnya selama kabur dari Indonesia. Setelah digelandang ke kantor polisi setempat, diketahui bahwa pria tangkapan polisi Kolombia itu adalah buronan Interpol.

Melalui sambungan telepon dia menjelaskan, paspor yang dipakai Nazaruddin palsu yang dikeluarkan kantor imigrasi Polonia, Medan,Sumatera Utara. Sebab, di paspor hijau tersebut foto dan nama yang digunakan tidak identik dengan M Nazaruddin. Wajah yang ada dalam foto tersebut berbeda jauh dengan politisi asal Kabupaten Simalungun itu.
Jika Nazaruddin tidak melawan saat ditangkap. Namun, bukan berarti pria tersebut pasrah begitu saja. “Dia mengaku namanya Syarifuddin,” katanya.

Michael menjelaskan saat ditangkap Nazaruddin sedang duduk-duduk sendiri di sebuah cafe di pinggir jalan. Nazaruddin saat itu sedang makan dan didekati oleh polisi Kolumbia. “Yang jelas dia mengaku menjalankan puasa, saya sempat membelikan makanan untuk buka puasa setelah tertangkap,” kata dubes Michael.
Bisa jadi saat ditangkap oleh polisi lokal Kolumbia, Nazaruddin sedang menikmati makan sahurnya. Yang jelas, saat itu dia sendirian.

Polisi Kolombia memberi kabar kepada pihaknya terkait penangkapan itu. Kabar itu ditanggapi dengan langsung terbang ke kota pantai itu. “Disana, Nazaruddin tidak diborgol,” jelasnya.

Michael menjelaskan wajah Nazaruddin saat itu tampak pucat. “Mungkin saja karena sedang berpuasa,” katanya. Nazaruddin menitipkan tas pribadi miliknya ke dubes Michael. “Sampai saat ini belum saya buka,” katanya.
Tas itu diduga berisi barang-barang pribadi Nazaruddin termasuk sejumlah bukti yang sempat disampaikannya pada media. “Untuk membukanya harus ada saksi dan sekarang status dia masih di tangan Interpol,” kata dubes Michael.
Meski hingga tadi malam, orang itu masih kukuh bernama Syafruddin, Michael tetap yakin jika yang dihadapinya adalah Nazaruddin. Apalagi, wajah pria tersebut kerap nongol diberbagai media massa. Namun, dia tidak mempermasalahkan hal itu karena dia ingin Nazaruddin tetap kooperatif dengan kedutaan. “Karena itu, identitas palsu Nazaruddin tidak terlalu dikorek,” tuturnya.

Dari pemeriksaan paspor M. Syafruddin terlihat jika sebelum mendarat di Kolombia yang bersangkutan pernah ke Malaysia, Singapura, Vietnam, Kamboja, Jerman, Karibia dan Kolombia.

Terpisah, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga ikut girang dengan tertangkapnya Nazaruddin. Sebab, hal itu mengakhiri penyelidikan yang selama ini dilakukan oleh berbagai pihak. Apalagi, Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan jika pihaknya sebenarnya sudah menanti tertangkapnya Nazaruddin. “Sejak minggu lalu sudah kami deteksi,” katanya.

Informasi yang di dapat KPK, polisi Kolombia sudah telah mengawasi gerak-gerik Nazaruddin di Kartagena sejak Jum’at (5/8). Johan mengatakan polisi setempat menangkap Nazaruddin setelah melihat red notice yang dikeluarkan KPK beberapa waktu lalu. “Setelah memastikan itu Nazaruddin baru dilakukan penangkapan lantas melapor ke pemerintah Indonesia,” urainya.

Kadivhumas Polri Irjen Anton Bachrul Alam menjelaskan rute pelarian Nazaruddin. Setelah terbang ke Singapura 22 Mei 2011, Nazar sempat tinggal satu bulan di negeri Singa itu.

Setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK Nazaruddin mencoba mengecoh ketika keluar dari Singapura. “Seolah-olah dia ke Kuala Lumpur (Malaysia), tetapi sebenarnya ke Vietnam,” kata Anton di Mabes Polri, kemarin.
Dari Vietnam, kata Anton, Nazaruddin pindah ke Kamboja. Dengan pesawat sewaan, Nazaruddin lalu menuju Bogota, Kolombia, dengan transit terlebih dulu di Madrid, Spanyol, dan Dominika. “Dari Bogota baru ke Cartagena,” katanya.
Nazaruddin, lanjut Anton, diketahui menggunakan paspor palsu dengan nama Syarifuddin ketika transit di Dominika. Kepala Polri Jenderal Timur Pradopo, kata dia, lalu mengirimkan surat kepada kantor Interpol Pusat di Perancis untuk membantu penangkapan di Kolombia. Data itu dilengkapi juga dengan sidik jari. “Hasil terakhir yang kami terima match. Cocok. Jadi, yang bersangkutan benar Nazaruddin,” ujarnya.

Di bagian lain, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tampaknya ikut lega dengan tertangkapnya Nazaruddin. Dia mengapresiasi kerja Polri dan KPK yang bekerja sama dengan Interpol. Sebagai tindak lanjut, SBY telah meminta Kapolri untuk memberikan perlindungan kepada Nazaruddin.

“Jangan sampai ada apa-apa dengan yang bersangkutan, mengingat barang kali banya orang yang tidak nyaman dengan tertangkapnya yang bersangkutan (Nazaruddin, Red),” kata SBY usai acara buka bersama dengan jajaran TNI di Mabes TNI, Cilangkap, tadi malam.

Dia mengharapkan, setelah dibawa pulang ke tanah air dan ditangani oleh KPK, perkara tersebut bisa menjadi lebih terang. Prosesnya juga berjalan secara transparan, akuntabel, dan objektif. “Karena kita juga ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi atas dugaan kejahatan yang dilakukan Nazaruddin yang ditangani oleh KPK,” kata SBY.
“Saya berharap Nazaruddin bisa membuka selengkap-lengkapnya, siapapun, dari partai manapun. Kalaupun itu ada kaitan dengan apa yang dilakukan, demi tegaknya kebenaran dan keadilan mesti di buka,” sambungnya.
Termasuk juga jika Nazaruddin memiliki informasi yang berkaitan dengan Partai Demokrat, SBY berharap bisa dijelaskan kepada Dewan Kehormatan PD. Jika memang ada pelanggaran etika yang dilakukan oleh kader PD, sanksi akan dijatuhkan.

Di tempat yang sama, Kapolri Jenderal Timur Pradopo mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah penyelamatan untuk melindungi Nazaruddin. “Justru itu sedang disiapkan (langkahnya),” katanya lantas menyebutkan, secepatnya Nazaruddin akan dibawa pulang ke Indonesia.(fal/dim/rdl)

Jalan-jalan ke 5 Negara

Dari Singapura Nazaruddin mengecoh ke Kuala Lumpur padahal dia berada di Vietnam. Dari Vietnam ke Kamboja. Dari Kamboja menggunakan pesawat carter menuju Bogota melalui Madrid (Spanyol), Dominika. Dari Bogota baru ke Cartagena.

Berikut lika-liku pelarian Nazaruddin selama ini:

Senin, 23 Mei 2011
Diberhentikan dari Bendahara Umum Partai Demokrat (PD). Beberapa jam sebelum pengumuman pemecatannya, Nazaruddin sudah kabur ke Singapura. Dikabarkan sempat ke China, Vietnam, Kamboja dan Malaysia.

Kamis, 30 Juni 2011
KPK menetapkan Nazaruddin menjadi tersangka kasus suap wisma atlet di Kemenpora.

Selasa, 5 Juli 2011
Kementerian Luar Negeri Singapura menegaskan Nazaruddin tak ada di Singapura.

Rabu, 6 Juli 2011
Dikabarkan tertangkap di Filipina, ternyata informasinya nihil. Dua foto Nazaruddin dipajang di situs www.interpol.int.

Jumat, 22 Juli 2011
Muncul di Metro TV dalam rekaman gambar sedang berbincang-bincang dengan aktivis media sosial Iwan Pilliang.

Sabtu, 23 Juli 2011
Berdasarkan laporan polisi, mantan bendahara umum Partai Demokrat tersebut ada di Argentina.

Minggu, 31 Juli 2011
Nazaruddin digerebek interpol dan polisi Indonesia, Minggu (31/7). Namun, Nazaruddin sudah berpindah tempat.

Kamis-Jumat, 4-5 Agustus 2011
Tim gabungan KPK, Menkum HAM, Mabes Polri, Interpol, mendapat laporan adanya dugaan paspor palsu dengan menggunakan foto mirip Nazaruddin di Kolombia. Tim bergerak.

Minggu, 7 Agustus 2011
Pria dengan paspor palsu M Syahruddin ditangkap Interpol saat meninggalkan Kota Cartagena, Kolombia. Dubes RI di Bogota berkoordinasi dengan Kemlu di Jakarta.

21.00-22.00 WIB
Menlu melapor kepada Menko Polhukam Djoko Suyanto.

Senin, 8 Agustus 2011
Pukul 14.30 WIB
Djoko Suyanto berbicara pada pers di Istana Presiden, memberitahukan kabar penangkapan Nazaruddin. Tim gabungan memverifikasi penangkapan Nazaruddin.

Ajudan Wakapolres Jadi Saksi

Sebelum Diculik, Sempat BBM-an dengan Sri Wahyuni

MEDAN-Teka-teki siapa pelaku penculikan dan pembunuhan terhadap Sri Wahyuni Simangunsong, seorang karyawati Bank BRI Syariah di Medan, hingga saat ini belum terkuak. Padahal polisi mengaku sudah memintai keterangan beberapa orang saksi yang berasal dari rekan-rekan maupun orang-orang dekat korban.

Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Sumatera Utara Kombes Pol Heru Prakoso mengatakan
personel Polisi Wanita (Polwan) Polresta Medan yang disinyalir merupakan Ajudan Waka Polresta Medan akan dimintai keterangan sebagai saksi.

Polwan tersebut merupakan orang yang berbalas-balasan Blackberry Messenger (BBM) dan Short Message Service (SMS) ketika korban Sri Wahyuni Simangunsong (26) dalam kondisi diculik. “Polwan yang sempat BBM dan SMS-an dengan korban, ketika diculik juga akan dimintai keterangannya. Selain itu pula, polisi juga mengharapkan CCTV di salah satu ATM di Tanah Karo yang dicurigai, sebagai tempat penarikan uang milik korban ketika terjadinya penculikan,” terang Heru di Mapolda Sumut, Senin (8/8).

Saat ditanya siapa polisi dari Satlantas Polresta Medan yang menilang korban tersebut, Heru mengaku belum mengetahuinya.

Heru Prakoso mengatakan, Polda sudah membentuk tim gabungan dari personel Polresta Medan, Polres Karo dan Polres Samosir. “Tim sudah dibentuk, dan diback up tim dari Reserse Kriminal Umum (Reskrimum). Sejauh ini tim masih mengumpulkan keterangan saksi-saksi. Dalam kasus ini, sebelum korban diculik terlebih dulu korban ditilang. Namun akhirnya hanya diberi teguran saja. Yang menilang adalah polisi dari Satlantas Polresta Medan. Ini akan juga dimintai keterangan,” terang Heru.

Seperti diketahui, pekan lalu Sri Wahyuni menjadi korban penculikan oleh seseorang yang berakhir dengan peristiwa pembunuhan. Korban akhirnya ditemukan sudah tidak bernyawa di kawasan hutan Pangururan. Hingga saat ini, polisi masih mencari pelakunya.

Hingga kemarin, penyidikan Polresta Medan masih memburu pelaku penculikan, perampokan dan pembunuhan Sri Wahyuni ke daerah Kabanjahe.

Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga saat dihubungi membenarkan hal tersebut. Selain itu, hasil pemeriksaan Tim Forensik RSU dr Pirngadi Medan terhadap korban telah diserahkan ke penyidik. Tagam mengungkapkan, di tubuh korban terdapat tanda benturan benda tumpul di kepala bagian kanan, tanda gagal bernafas dan luka-luka memar sekejur tubuh.

Ditanyakan tanda kekerasan seksual, Tagam belum berani memastikan hal tersebut. “Saya akan lakukan kordinasi terlebih dahulu, kalau ada masalah itu saya belum pastikan. Jangan menduga yang macam-macam, kasihan keluarga korban yang masih berduka,” ucapnya.

Penyidik polisi juga masih kesulitan menemukan mobil Kijang Innova BK 1356 JH beserta barang-barang korban lainnya. “Belum ada, kita belum menemukan mobil korban dan barang-barang lainnya. Sabar ya, kita sedang menelusuri hal ini. Beri kami waktu untuk mengungkapnya. Serta doanya terhadap kasus ini akan terungkap secepatnya pelakunya,” tandasnya.

Kasat Reskrim Polresta Medan AKP Yoris Marzuki enggan mengangkat telpon saku dan membalas pesan singkat yang dikirim ke ponselnya. Sementara Kanit Jahtanras Polresta Medan AKP Yudi Prianto yang dihubungi mengatakan, dia sedang berada di luar kota. “Coba hubungi Kasat Mas. Soalnya saya sudah beberapa hari di luar kota,” ucapnya melalui ponselnya.(ari/mag-7)

Pejabat BNI Dipanggil Jaksa

MEDAN-Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara kembali memanggil ulang para pejabat di lingkungan Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Pemuda Medan, guna dimintai keterangan soal kucuran kredit yang diduga menyalahi Standard Operasional Prosedur (SOP) kepada PT Bahari Dwi Kencana.

‘’Ya pejabat BNI bisa dipanggil kembali dalam rangka klarifikasi
soal SOP kucuran dana pada PT Bahari Dwi Kencana yang menyalahi prosedur. Yang jelas kalau pun pemanggilan terhadap BNI harus pajabat yang berkompeten,’’ ujar  Kasi Pidsus Kejatisu, Mansyur SH kepada wartawan, Senin (9/8).
Apakah Direktur BNI Cabang Jalan Pemuda Medan juga akan dipanggil? Asisten Tindak Pidana Khusus (Aspidsus) Kejatisu ini tak menampik.

“Biasa saja. Ini kan dalam rangka klarifikasi. Soal kucuran dana tersebut pejabat-pejabat yang terkait di lingkungan BNI pasti tahu,’’ ujar Mansyur.

Mansyur menyatakan tidak tertutup kemungkinan beberapa saksi yang telah dipanggil dijadikan tersangka. ‘’Bisa saja dijadikan tersangka, apabila dari hasil penyidikan ditemukan terlibat dalam pengucuran dana tersebut. Namun kita tidak mau berandai-andai, kita melakukan penetapan tersangka berdasarkan hasil penyidikan dan fakta,’’ tegas Mansyur.

Sejauh ini, sambungnya, belum ada pihak BNI yang dijadikan tersangka. Begitu juga dengan Direktur PT Bahari Dwi Kencana Boy Hermansyah. Boy Hermansyah sendiri belum ditetapkan sebagai tersangka, karena yang bersangkutan hingga saat ini masih belum juga datang memenuhi panggilan penyidik Kejatisu.

Penyidikan penyalahgunaan SOP penyaluran kredit di Bank BNI Cabang Pemuda Medan senilai Rp129 miliar, masih berlangsung di Kejatisu. Selain telah melakukan pemeriksaan terhadap pihak BNI Cabang Pemuda Medan, juga masih memburu Direktur PT Bahari Dwi Kencana, Boy Hermasyah.

Penyimpangan SOP itu terjadi karena PT Bahari Dwi Kencana tidak melengkapi persyaratan sebagaimana mestinya tetapi oknum pejabat bank tersebut meloloskan pegajuan kredit. Meski telah melampirkan beberapa persyaratan, yakni laporan keuangan perusahaan, laporan aprasial dan laporan lainnya, penyidik menduga proses dan izin kelengkapannya tidak benar. Akan tetapi permohonan kredit tersebut tetap diproses serta dianalisa pada Sentra Kredit Menengah (SKM) BNI 46 Wilayah Medan.

Proses selanjutnya maka pihak BNI mengeluarkan Memorandum Analisa Kredit (MAK), pada MAK tersebut menyebutkan bahwa permohonan pinjaman wajar dipertimbangkan, maka tahap berikutnya permohonan pemimjaman dikirim ke PT BNI 46 Pusat di Jakarta.
Setelah pengajuan diproses pada BNI 46 Pusat di Jakarta, pihak Bank menyetujui permohonan kredit Rp129 miliar, dari pengajuan permohonan pemimjaman Rp133 miliar. Kredit baru bisa dikucurkan kalau semua persyaratan sudah dipenuhi PT Bahari Dwi Kencana.
Tetapi berdasarkan fakta yang diperoleh, pencairan permohonan pinjaman sudah dikucurkan Rp118 miliar yang dikeluarkan pada Desember 2010 lalu dengan kontrak perjanjian pembayaran selama 59 bulan. Sedangkan seluruh persyaratan belum dipenuhi perusahaan yang bergerak dalam usaha pengelolaan kelapa sawit itu.
Tim penyidik menemukan sejumlah tandatangan Boy Hermansyah selaku Direktur PT Bahari Dwi Kencana dan Komisaris PT Bahari Dwi Kencan Ir JSL serta pejabat BNI 46. Pihak penyidik Intel Kejatisu sendiri sudah memanggil dan memeriksa 8 orang dari PT Bahari Dwi Kencana maupun pihak BNI 46 Cabang Medan.(rud)

Satu Tersangka Ditahan Tipikor Polda

Dugaan Korupsi Polmed Rp4,5 M

MEDAN- Akhirnya, secara resmi Tipikor Polda Sumut menahan seorang tersangka kasus dugaan korupsi Politeknik Medan (Polmed). Penahanan terhadap tersangka korupsi proyek pengadaan alat peraga laboratorium Teknik Elektro Politeknik Negeri Medan (Polmed) senilai Rp4,5 miliar, dibenarkan Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Sumut Kombes Pol Sadono Budi Nugroho yang dikonfirmasi Sumut Pos melalui seluler, Senin (8/8) malam.

“Benar, ada satu tersangka yang telah kita tahan terkait dugaan korupsi Pomed tersebut,” ungkapnya.
Saat ditanya siapa nama atau inisial tersangka yang telah ditahan itu, Sadono enggan menyebutkannya dan langsung menutup teleponnya. “Nanti ya, saya sedang diskusi,” jawabnya sembari menutup telepon.
Sementara, hasil penelusuran Sumut Pos, tersangka dimaksud berinisial H.

Sebelumnya, Rabu (3/8), di Mapolda Sumut, Kombes Pol Sadono menuturkan, pada pekan Tipikor Polda Sumut akan menetapkan tiga nama sebagai tersangka resmi kasus tersebut.

Diketahui, dalam kasus dugaan korupsi Polmed tersebut, ditemukan adanya kejanggalan pada proses tender pengadaan alat laboratorium, pendidikan bengkel jurusan elektro Polmed tersebut. Dimana, pemenang tender CV Karya Medika tidak melakukan tugasnya melaksanakan proyek. Panitia juga dinilai melanggar Keputusan Presiden RI nomor 80 tahun 1983.
Untuk diketahui pula, dalam kasus ini sejumlah saksi sudah dimintai keterangan salah satunya adalah Direktur Polmed Zulkfili Lubis (ZL), dua panitia serta rekanan proyek. Sedangkan, hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumut menyatakan, proyek ini mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp2,1 miliar dari total Rp4,5 miliar yang dianggarkan.

Dalam kasus ini, penyidik menilai telah terjadi pelanggaran dan menyiapkan pasal 2 ayat 1 sub pasal 3 sub pasal 11 lebih sub pasal 12 huruf a dan b UU RI No 31 tahun 1999 perubahan UU Nomor 20 Tahun 2001, tentang pemberantasan tindak pidana korupsi.(ari)

Ada Asa di Pantai Barat Sumatera

Gerak Aktif Haji Anif di Madina (1)

Perjalanan ini sepertinya begitu lengkap. Bagaimana tidak, perjalanan ini harus dilalui dengan penerbangan selama lima puluh lima menit, menaiki kapal motor selama dua jam serta ditambah total perjalanan darat satu jam lebih. Menariknya, setelah terbang dan mengarungi laut terbentang serta melaju di jalan berdebu, kami tetap saja di Sumatera Utara.

Ya, wartawan Sumut Pos, Ramadhan Batubara, mendapat kesempatan mengikuti rombongan Haji Anif n
ke beberapa kawasan di Kecamatan Muara Batang Gadis Kabupaten Mandailing Natal itu, 29 Juli hingga 7 Agustus. Berangkat dari Bandara Polonia, pukul 10.00 pagi Jumat (29/7) Merpati pun terbang tinggi melewati gugusan Bukit Barisan. Lepas lima puluh lima menit, pesawat mendarat di Bandara Ferdinand Lumbantobing, Pinang Sori, Tapanuli Tengah. Jalur darat pun setelah itu ditempuh agar tiba di Sibolga. Dari kota ini rombongan istirahat sejenak sembari makan siang di Rumah Makan Pak Nas di Jalan Brigjen Katamso Sibolga.

Saat makan, pandangan Haji Anif berulang kali mengarah ke semua rombongan yang terdiri dua belas orang dari Medan plus beberapa orang yang menjemput di Pinang Sori. Dua belas orang dari Medan tak lain adalah tim dari Haji Anif yang akan membagi sedekah dan zakat di Kecamatan Muara Batang Gadis jelang Ramadan. “Ayo makan yang banyak, perjalanan kita masih jauh,” ucapnya sembari mengoyak ikan bakar di hadapannya, mencelupkannya ke sambal merah, dan langsung menyantap. Mantap.

Benar saja, setelah itu rombongan menaiki kapal cepat KM Anugerah menuju Madina. Menurut keterangan sang kapten kapal, perjalanan akan ditempuh kurang lebih dua jam. Jika pakai boat, bisa sampai lima jam.

Dan, Sibolga ditinggalkan. Semakin lama semakin jauh. Lalu, hilang. Pemandangan kini hanya terpaku pada laut luas dan pulau-pulau kecil. Sesekali terlihat perahu nelayan melaju pelan. Mereka melambaikan tangan sambil tertawa lebar. KM Anugerah terus melaju dengan cepat. Sial, telepon genggam mulai rawan sinyal.

Selang dua jam, Desa Tabuyung yang dituju terlihat. Kubah masjid berwarna hijau langsung mengucapkan selamat datang. Barisan kapal nelayan tertata di pinggir dermaga. KM Anugerah mulai mengurangi kecepatan, perlahan memasuki muara, menuju dermaga. Kapal merapat. Haji Anif mendarat. Warga dan pejabat kecamatan sudah menunggu, terlihat juga anggota dari Polsek Muara Batang Gadis, Koramil, tokoh masyarakat setempat, dan sebagainya.

Usai mendapat ramah tamah penyambutan, Haji Anif langsung masuk mobil jemputan yang sudah menunggu. Tiga mobil langsung meluncur membelah barisan kelapa sawit milik PT Anugerah Langkat Makmur (PT ALAM), lintasan bergelombang dan belum diaspal. Debu berkeliaran kemana suka. Rombongan tiba di rumah milik Haji Anif; sebuah rumah panggung di antara pantai dan Jalan Lintas Pantai Barat Sumatera, tepatnya di Desa Salasiak. Sebuah rumah yang oleh warga sekitar disebut sebagai Rumah Gadang.

Selang sehari, satu karung beras seberat 10 kilogram, dua kilo minyak goreng, dua kilo gula, satu kotak mie instan, dan satu botol sirup dibagikan. Tua-muda di lima desa di Muara Batang Gadis memegang kupon, mengantre giliran menerima sedekah sembako dari Haji Anif.

Begitulah suasana yang tergambar pada hari pertama pembagian sembako. Sejak pagi tim pembagi serta Sumut Pos berkonsentrasi di sebuah madrasah yang ada di Desa Tabuyung. Desa ini sebelumnya sempat diluluhlantakan oleh dua tsunami. Kali pertama saat tsunami Aceh 2004 lalu, kejadian ini merenggut satu nyawa warga dan membuat arah sekian ratus rumah berubah arah. Yang terdahsyat adalah pada tsunami Nias 2005 lalu, selain menewaskan satu orang warga juga, rumah-rumah di bibir pantai hancur. Tercatat ratusan rumah tidak bisa dihuni lagi.

“Ya, saat tsunami itu kami lari ke bukit, rumah hancur. Saat (tsunami) Nias, kami sampai dua minggu bertahan di bukit,” terang Budi Chaniago (40) sembari mengatakan bantuan pertama kali datang ke lokasi pengungsi adalah dari Haji Anif. “Bapak (Haji Anif, Red) cukup perhatian pada kami. Lihat saja sekarang,” sambungnya.
Menariknya, lokasi tempat pembagian sembako adalah sekolah milik Haji Anif. Madrasah ini diresmikan oleh wakil presiden saat itu, Hamzah Haz. “Terus terang, kami bangga ketika Pak Anif peduli pada kami,” timpal H Sitompul warga yang lain.

Di Tabuyung, sembako yang disedekahkan berjumlah 699 paket. Selain Tabuyung, di Singkuang diberikan 497 paket, di Rantau Panjang 300 paket, Batu Mundom 82 paket, dan Sikapas 40 paket. “Saya bahagia jika apa yang saya lakukan bisa bermanfaat bagi orang lain. Kita hidup dan berusaha di sini bersama masyarakat, jadi selagi mampu saya akan berbuat maksimal untuk khalayak,” ungkap Haji Anif.

Selain sedekah, kakek 25 cucu ini juga memberikan zakat kepada setiap kepala keluar (KK) di kawasan tersebut. Namun, ketika ditanya soal jumlah angka yang digelontorkannya, ayah dari sembilan anak ini menghindar. “Sudahlah, hal itu bukan untuk digemborkan,” elaknya.

Ternyata, pembagian sembako tidak bisa diselesaikan dalam sehari. Tercatat, sejak Sabtu (30/7) hingga Rabu (3/8), tim pembagi harus bolak-balik ke lokasi pembagian. Meski tidak mengikuti semua kegiatan pembagian, Haji Anif yang kini telah berusia tujuh puluh tahun lebih itu juga diperas keringat dan konsentrasinya. Bagaimana tidak, setiap hari, tamu yang berkunjung ke kediamannya di Salasiak nyaris tak berhenti. Di beberapa hari, Haji Anif malah harus menerima tamu hingga pukul dua belas malam. Tamu yang hadir pun beragam, terlihat pejabat kecamatan, tokoh masyarakat, hingga warga biasa seakan tak henti mengisi ruang tamu di rumah tersebut. “Banyak hal yang bisa dibicarakan dengan Bapak. Karena itu, warga selalu mengambil kesempatan ketika Bapak datang,” ungkap Haji Ishak Buyung, tokoh masyarakat Tabuyung.

Haji Ishak pun bercerita kalau kehadiran Haji Anif patut disyukuri. Pasalnya, sebagai pengusaha yang lahan usahanya ada di kawasan mereka, Haji Anif cenderung sangat peduli dengan warga sekitar. “Tidak seperti pengusaha sebelumnya. Tabuyung sama sekali tak tersentuh. Lihat Bapak, setiap tahun dia melakukan ini (sedekah dan zakat),” tambah Haji Ishak.

Kehadiran Haji Anif, tambah Haji Ishak, cukup membantu perkembangan kualitas warga Tabuyung. Pasalnya, selain mendirikan beberapa sekolah (dari madrasah hingga Sekolah Menengah Kejuruan), pembangunan rumah sakit (sedang proses), masjid raya (sedang proses), Haji Anif pun tidak segan memberikan beasiswa bagi warga  kurang mampu dan berprestasi untuk sekolah ke luar daerah seperti ke Medan.

“Dulu, desa ini memang sangat terpencil. Satu-satunya jalur kemari hanya lewat laut,” ungkap Sugeng (50).
Sugeng yang mantan pekerja Hak Pengusahaan Hutan (HPH) PT Kayu Lapis Indonesia dan kini bergabung dengan PT Alam ini menceritakan kalau perubahan memang cukup nyata. “Jangankan sinyal handphone, listrik saja dulu belum masuk,” ketus lelaki asal Karang Anyar, Jawa Tengah, itu. (bersambung)