27 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 14759

PPATK: Tidak Ada Aliran Dana ke Istri Muhaimin

JAKARTA- Misteri empat transaksi yang ditemukan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) masih gelap. Namun, PPATK tampaknya akan mencoret nama istri Muhaimin, Rustini Murtadho dari daftar dugaan penerima transaksi gelap itu.

Yunus mengatakan, PPATK tidak menemukan adanya transaksi mencurigakan ke rekening istri Muhaimin. Dia memastikan hal itu setelah melakukan pengecekan terhadap alur empat transaksi. Selain Rustini, dua orang lainnya juga kemungkinan aman. “Pernyataan Lily  tak benar,” ujarnya.

Sebelumnya, beredar informasi yang dihembuskan oleh adik kandung Presiden ke-4 RI Abdurahman Wahid terkait aliran dana tersebut. Dia mengatakan ada aliran dana mencurigakan ke rekening tiga orang terdekat Muhaiman Iskandar. Ketiga orang itu adalah istri, adik ipar dan orang dekat Muhaimin.

Dalam tudingannya, Lily menyebut adanya uang Rp20  M mampir yang mampir di rekening tiga orang. Fulus sebesar itu disebut-sebut memiliki keterkaitan dengan kasus suap di Kemenakertrans. Namun, Lily tidak mau bicara banyak siapa yang mengisi dana ke Bank Mandiri, BCA dan BNI tersebut. “Tunggu KPK saja,” ujarnya di gedung KPK Jumat lalu.
Setali tiga uang dengan Yunus, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) juga enggan berbicara banyak mengenai aliran dana tersebut. Termasuk apakah telah meminta data PPATK untuk membuktikan ketiga orang itu bersih. Alasannya, informasi harus disimpan supaya tidak memiliki dampak negatif terhadap proses yang berjalan.
“Itu rahasia, kalau diberitahu pasti mengganggu proses penelusuran,” ujar Wakil Ketua KPK M Jasin.(kuh/dim/jpnn)

Filipina Diminta Bebaskan Buaya Monster

MANILA- Sekelompok aktivis hak-hak binatang di Manila, Filipina, Sabtu (10/9), mendesak pembebasan terhadap buaya terbesar di dunia yang ditangkap pada Selasa (6/9) lalu. Buaya tersebut harus dibebaskan meskipun diduga telah menewaskan dua orang.

Buaya raksasa jantan dengan panjang 21 kaki (6,4 meter) dan berbobot 1.075 kilogram itu adalah buaya air asin yang ditempatkan dalam kolam setelah terjebak di Sungai Bunawan, Provinsi Agusan Del Sur, Filipina selatan, Sabtu pekan lalu, Para pejabat setempat berencana menggunakannya sebagai daya tarik wisata dan menyesuaikan kandangnya.
Pegiat senior Masyarakat untuk Perlakuan Etis Hewan Asia-Pasifik, Ashley Fruno, mengatakan, meskipun ada kecurigaan bahwa buaya itu telah memakan seorang pria, reptil “monster” tersebut lebih baik dikembalikan ke alam liar yang jauh dari permukiman manusia. “(Pemerintah) harus memperlakukan hewan itu dengan penuh kasih dan buaya itu harus dikembalikan ke habitat alami. Membawanya pergi untuk dikurung di sebuah penjara hewan adalah jelas perlakuan yang salah,” tulisnya kepada AFP.

Ashley memperingatkan, kandang hewan rentan terhadap perilaku psikotik hewan berukuran besar dan kekuatannya bisa membuktikan bahwa ia berbahaya bagi pengunjung dan mereka yang merawatnya.  “Mereka yang berada di kebun binatang, walau dengan niat paling baik, tidak akan pernah bisa meniru lingkungan alam hewan,” katanya.(net/jpnn)
Hewan buas itu diduga memakan seorang pria setempat yang hilang pada Juli di kota selatan Bunawan dan membunuh seorang gadis 12 tahun yang kepalanya copot digigit pada 2009.

Rollie Sumiller, yang memimpin tim dalam menjebak hewan itu, sebelumnya mengatakan kepada AFP bahwa memindahkan reptil liar besar itu adalah tindakan yang benar. Akan tetapi, dia tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar pada Sabtu.

Spesimen dari Filipina ini lebih besar dari tangkapan buaya air asin terbesar sebelumnya, yang dicatat Guinness World Records sebagai buaya jantan dengan panjang 5,48 meter (18 kaki) dan hidup di sebuah taman alam di Australia. Laporan-laporan pers menunjukkan bahwa hewan itu tidak makan apa-apa selama sepekan. Di alam liar, spesies ini diketahui dapat bertahan hidup tanpa makanan selama berbulan-bulan setelah makan.(net/jpnn)

10 TKW Dievakuasi dari Libya

JAKARTA- Tim Evakuasi KBRI Tunis kembali mengevakuasi 8 tenaga kerja wanita asal Indonesia dari Libya. Dengan dievakuasinya 8 TKW tersebut, berarti telah ada 10 TKW yang berhasil keluar dari Libya pasca kejatuhan Muammar Khadafi.

“Selasa, 6 September 2011, delapan WNI yang bekerja sebagai TKW di Libya berhasil dievakuasi ke Tunisia,” kata staf KBRI Tunis, M Yazid, Sabtu (10/9).
Yazid mengisahkan, rombongan TKW bertolak dari KBRI Tripoli sekitar pukul 09.00 waktu setempat. Perjalanan berlangsung lancar, meskipun banyak terdapat penjagaan oleh pasukan bersenjata.
Sesekali rombongan dihentikan, namun diizinkan lewat tanpa diperiksa setelah diberitahu bahwa mobil tersebut mengangkut rombongan WNI yang akan dievakuasi ke Tunisia. “Menjelang tengah hari, rombongan tiba di perbatasan Libya,” kata Yazid.

Namun, meski telah tiba di perbatasan sejak sebelum tengah hari, rombongan harus menunggu cukup lama di pintu perbatasan. Sebab, antrean warga Libya yang ingin masuk ke Tunisia sangat panjang. Menurut Yazid, membludaknya antrean ini merupakan salah satu pertanda mulai membaiknya kondisi kota Tripoli dan kawasan barat Libya lainnya.
“Banyak truk-truk besar kosong dari Libya yang memasuki Tunisia untuk membeli bahan kebutuhan sehari-hari. Selain itu, antrean juga dipenuhi warga Libya yang ingin memasuki Tunisia untuk keperluan medis. Akibat konflik bersenjata, banyak dari warga Libya yang tidak dapat melakukan cek medis secara berkala ataupun berobat ke Tunisia,” katanya.
Menurut Yazid, pengurusan izin baik di pos imigrasi Libya maupun di Tunisia juga memakan waktu berjam-jam karena beberapa TKW tidak lagi memiliki paspor atau masa berlaku paspornya telah habis. Setelah negosiasi, berhasil dicapai kesepakatan hingga kedelapan TKW tersebut dapat meninggalkan Libya dan juga dapat diizinkan memasuki wilayah Tunisia.(net/jpnn)

PM Yingluck dan Nguyen Kunjungi Indonesia

Dua pemimpin negara sahabat bakal melawat ke Indonesia dalam waktu hampir bersamaan. Perdana Menteri Kerajaan Thailand Yingluck Shinawatra dijadwalkan datang ke Jakarta, besok (12/9). Dua hari berselang (14/9), giliran PM Republik Vietnam Nguyen Tan Dung melakukan kunjungan resminya ke Indonesia.

Yingluck dan Nguyen akan melakukan kunjungan kehormatan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Selanjutnya, pertemuan bilateral akan dilakukan delegasi masing-masing negara.

Staf Khusus Presiden Bidang Hubungan Internasional Teuku Faizasyah mengatakan, SBY dan Yingluck akan membicarakan berbagai kemajuan dalam kerjasama Indonesia-Thailand. “Isu-isu regional seperti KTT Asean dan East Asia Summit juga akan dibicarakan,” katanya, kemarin (10/9).

Faizasyah menuturkan, kunjungan adik dari mantan perdana menteri Thaksin Shinawatra itu diharapkan bisa memerkokoh hubungan diplomatik Indonesia- Thailand yang sudah berlangsng selama 61 tahun.

Sementara terkait kunjungan PM Nguyen Tan Dung, dia mengungkapkan, Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi dalam lawatan ke luar negeri setelah terpilih lagi sebagai PM. Selain membahas isu-isu regional dan kerjasama bilateral, isu global juga akan menjadi topik pembicaraan. “Seperti situasi ekonomi global dan G20,” kata Faizasyah.

Kunjungan PM Nguyen itu dinilai penting dalam implementasi kemitraan komprehensif Indonesia dan Vietnam. “Kunjungan Nguyen Tan Dung ke Indonesia kali ini akan memberi bobot penting bagi upaya peningkatan persahabatan antara kedua bangsa dan kerja sama antara kedua negara,” papar mantan juru bicara Kemenlu itu.
Salah satu yang menjadi kerjasama dengan Thailand dan Vietnam adalah terkait dengan perjanjian pembelian beras. Namun menurut Menteri Perdagangan Mari Elka usai rapat persiapan kedatangan dua PM tersebut di komplek Istana Kepresidenan (9/9), masalah tersebut tidak dibahas dalam pertemuan dua kepala negara. “Itu kan di level saya, bukan presiden,” katanya.

Mari mengatakan, ada bilateral trade agreement yang sudah rampung dan siap diteken. “Tapi tidak akan ditandatangani saat ini. Mungkin saya akan tunggu ketemu menteri perdagangan di sela ASEAN Summit bulan November,” terangnya. Pemerintah akan memperpanjang impor beras dari Thailand selama dua tahun. Kerjasama itu awalnya berakhir tahun ini. Sementara dengan Vietnam akan berakhir tahun 2012. (fal/jpnn)

Yoga Mulai Digemari

Olahraga Yoga belakangan ini mulai digandrungi warga metropolis Kota Medan. Meski olahraga ini mulai digemari secara perlahan selain nge-gym, tapi banyak warga perkotaan Medan yang mulai menggandrunginya.

Yoga adalah keseimbangan sekresi (hormonal) untuk menetralkan kan karekter kita yang labil. Yoga juga untuk mempelancar sistem peredaran darah dan memperbaiki bagian yang rusak.

“Banyak alasan orang yang datang untuk melakukan Yoga, seperti ingin memiliki bentuk tubuh yang baik, karena susah tidur, untuk konsentrasi dan menenangkan batin. Peminat olahraga ini mulai banyak di Kota Medan,”ujar Instruktur Yoga dari Yoga Life di Jalan Hindu Medan Adeline.

Menurut Adeline, dengan melakukan Yoga seseorang akan dapat lebih mengontrol emosi dalam diri dan meningkatkan konsentrasi dalam kerjaan. “Kita tinggal di perkotaan yang penuh berbagai aktivitas yang terkadang membuat kita penat dan stres. Nah, dengan alasan mengurangi rasa stres itu makanya banyak yang berminat ikut olahraga Yoga,” tambahnya Adeline.

Dikatakannya, berbagai kota besar yang ada di Indonesia telah menggunakan teknik yoga dalam memnuhi kebutuhan dirinya akan ketenangan. Bukan hanya para wanita, tetapi para lelaki juga sangat menikmati kegiatan Yoga. “Memang olahraga Yoga baru-baru ini saja menjadi trend berbeda dengan kota besar lainnya di Kota Medan,” papar Adeline.
Bahkan untuk di kota besar, lanjutnya, Yoga sudah sampai pada tahap Advance (sulit). Sedangkan untuk Medan masih berada pada tahap Beginner (pemula).

Setiap hari, Adeline membuka kelas untuk mengajarkan Yoga kepada para muridnya, setiap pagi dan sore. Bahkan, ia mengaku kalau setiap harinya semakin banyak yang mendaftar melakukan kegiatan ini. “Melakukan Yoga seperti tidak mengeluarkan tenaga, tetapi pada intinya dengan gerakan Yoga dapat mengurut bagian tubuh manusia,” tambahnya.
Selain manfaat, lanjutnya, proses untuk melakukan Yoga juga termasuk cepat, seseorang hanya membutuhkan disiplin, komitmen dan semangat sehingga dampak dari Yoga dapat dirasakan manfaat secepatnya. “Asalkan semangat, disiplin dan komitmen yang kuat, maka hasil Yoga dapat dinikmati cepat,” ucap Adeline.

Hasil lain yang didapat dari yoga yaitu, sambungnya, kelembutan budi pekerti dan tidak memaksakan sesuatu agar menjadi milik kita. “Dengan Yoga kita akan lebih calm down, tidak memaksa tetapi juga tidak menyerah. Artinya kita memahami takdir dan hidup kita, atau bahasa lebih mudahnya kita memahami kebutuhan tubuh kita. Maknya, jadilah warga metropolis yang sehat jiwa dan fisiknya,” pungkasnya.

Eti (33), salah satu pengurus di Wushu wilayah Sumut ini juga penggemar Yoga. Ia mengikuti Yoga untuk menguruskan badan dan memang ia sendiri sudah membuktikannya. “Awalnya aku masuk Yoga untuk mengurus berat badan. Tapi kenyataannya mampu bikin badan kurus dalam waktu 2 bulan saja. Ditambah lagi membuat jiwa menjadi tenang dan banyak sekali manfaatnya dalam 2 bulan berat badan saya turun 2 kg,” ujar Eti.

Hal berbeda di ungkapkan oleh Lilis (27) yang bekerja di salah satu Money Changer di Kota Medan ini. Ia awalnya mengikuti Yoga untuk menjaga kesehatan, tetapi setelah 2 tahun lebih menggeluti, baginya Yoga bukan hanya untuk kesehatan tetapi juga untuk kesehatan mental agar dapat mengontrol emosi. “Biar tidak gampang marah, dan emosi tetap stabil. Olahraga ini saat cocok bagi kita yang tinggal di perkotaan yang rawan stres,” ujarnya. (juli rahmadhani rambe)

 

 

Bersyukur Punya Suami Pengertian

Bekerja bagi ibu satu anak ini bagai sebuah hobi yang dijalani dengan senang hati. Meski menyita waktu dan telah menikah, tapi dirinya tetap melakoni pekerjaannya di Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara dengan senang hati.

Dengan alasan sangat mencintai pekerjaannya yang telah dilakoninya selama 20 tahun (1991) serta alasan membantu suami dalam memenuhi kebutuhan keluarga, membuat Hafsyah Aprilia  tetap mengabdikan diri di BPS  sebagai Kepala Seksi Statistik Niaga dan Jasa BPS Sumut.

Ibunda dari Jihan (12) ini menyadari, sebagai ibu rumah tangga yang memiliki pekerjaan, tentu punya keterbatasan waktu untuk keluarga. Untungnya, karena telah membuat kesepakatan dengan sang suami sebelum menikah, membuatnya tetap semangat bekerja. “Syukurnya saya diberi suami yang pengertian dan bekerja di bidang yang sama, jadi tanpa saya beri tahu, suami juga sudah paham dengan kesibukan saya,” ujarnya kepada wartawan koran ini bercerita.

Baginya, pekerjaan menjadi salah satu hal terpenting. Sebab, dirinya memulai karier dari bawah hingga akhirnya mendapatkan jabatan sebagai Kepala Seksi Statistik Niaga dan Jasa BPS Sumut. Walaupun begitu, dirinya tetap ingin berkarya untuk mendapatkan kesempatan lebih di BPS, salah satu usaha yang ditempuhnya adalah menempuh pendidikan S2 jurusan ekonomi.

“Pekerjaan membuat saya dapat berkarya, jadi selama saya masih mampu, saya akan tetap bekerja,” ujar wanita kelahiran Medan 9 April 1971 ini.
Memiliki suami Alzen Zaini yang juga bekerja di BPS SU, membuat Hafsyah sangat bersyukur. Karena pengertian dan rasa peduli sang suami yang tinggi membuatnya nyaman. Bahkan figur seorang ayah juga bisa didapatkannya dari sang suami. “Saya sudah menjadi anak yatim sejak usia 7 tahun, dan suami saya melengkapi hidup saya dengan memberikan figur seorang ayah,” ujarnya.

Pengertian sang suami bukan hanya dalam kehidupan berumah tangga, tetapi pengertian yang lebih juga ditunjukkan sang suami saat dirinya berada dalam tekanan karena pekerjaan. “Misalnya dalam sensus, saya harus keluar kota. Suami membarikan izin untuk pergi. Jadi urusan rumah dan anak jadi tanggung jawabnya,” ujarnya.
Kebebasan yang diberikan suami inilah yang memberikan dirinya kekuatan untuk menyelesaikan segala hal dalam pekerjaannya. Karena itu, Hafsyah selalu menjaga kelakuannya untuk menjaga diri dan keluarganya. “Wanita sangat rentan dengan segala hal, jadi kalau tidak mau dianggap jelek, jaga diri, kelakuan, omongan dan lainnya. Jangan sampai karena kita, keluarga yang menanggungnya,” ujarnya.

Memiliki putri yang sudah memasuki usia remaja, tentu membutuhkan perhatian lebih. Karena itu, dia sebisa mungkin membagi waktu luang untuk selalu berada di dekat putrinya, Jihan. “Kalau di rumah, saya dan anak sering bermain game, walau saya tidak tahu permainannya. Tapi yang penting saya harus mampu mendampingi anak,” ujarnya.
Baginya, menemani sang anak melakukan kegiatan yang disenanginya akan menambah kedekatannya dengan sang anak. Terkadang, dirinya juga menjadi pendengar yang baik si anak. “Untuk usia anak saya, saat ini lagi senang-senangya ngomong, jadi saya alih fungsikan tugas saya sebagai pendengar dan seorang ibu. Yang penting bagi saya, pertemuan dengan putri saya berkualitas.” tambah Hafsyah.

Meski tak dipungkiri, terkadang dirinya juga mendapat protes dari sang anak karena kesibukan yang dimilikinya. “Beberapa kali anak saya sering negur saya yang selalu sibuk. Sayapun mencoba memberikan pengertian. Syukur sekali anak saya patuh, bisa diberikan masukan yang baik,” ujarnya.
Katanya, menjadi seorang ibu dan wanita karir bukan hal mudah karena harus ada konsekuensinya.  Karena itu, Hafsyah  berupaya untuk menjadi ibu dan wanita karir yang baik. (juli rahmadhani rambe)

Pentingnya Make-up untuk Perempuan Berkarir

Penampilan luar, bagaimana pun, tetap menjadi fokus perhatian bahkan sorotan. Siapa pun suka melihat keindahan bukan? Keindahan fisik juga didukung oleh make-up yang mempercantik bahkan mengoreksi wajah Anda. Karenanya, make-up menjadi penting bagi Anda yang sedang meretas dan merintis karir.

Make-up untuk pekerja pemula, mau pun perempuan berkarir di berbagai tingkatan level tak harus berlebihan. Cukup dengan mengaplikasikan tata rias wajah dasar, dengan penggunaan sejumlah perlengkapan kosmetik sederhana.
“Prinsipnya, make-up untuk perempuan berkarir adalah untuk menciptakan penampilan natural, berbeda serta lebih segar,” tutur Debby T Wibisana, Marketing Manager Caring Colours Martha Tilaar saat bincang-bincang kecantikan dalam kegiatan Caring Colours Ngabuburit, di Pisa Cafe Menteng, Jakarta.

Debby, diamini model Sigi Wimala dan Fitri Darwis, menyatakan make-up dan karir memiliki keterkaitan yang erat, bahkan saling bergantung. Tak berlebihan jika dikatakan, make-up turut menunjang kesuksesan dalam karir, baik bagi pemula mau pun perempuan bekerja yang sedang merintis karir-nya.

“Saat wawancara kerja, saya sebagai orang yang merekrut karyawan, akan lebih merasa tertarik dengan perempuan yang mengaplikasikan make-up. Tak perlu berlebihan, cukup sederhana saja, natural, namun membuat penampilan berbeda. Penampilan luar, bagaimana pun, menjadi penilaian awal. Setidaknya, dengan make-up calon karyawan tersebut terlihat lebih segar. Begitu pun saat presentasi pekerjaan. Make-up menunjang penampilan dan kepercayaan diri saat presentasi,” tutur Debby kepada Kompas Female.

Make-up dasar

Debby menyebutkan sejumlah kosmetik dasar untuk perempuan dalam berkarir. “Bedak, lipstik, blush on menjadi perlengkapan make up dasar yang biasanya dimiliki perempuan bekerja. Selain itu, make up untuk perempuan berkarir semakin lengkap dengan eyeshadow, maskara, eyeliner,” jelasnya.
Dengan mengaplikasikan kosmetik dasar tadi, penampilan perempuan bekerja akan terlihat segar dan berbeda. Make-up bisa menjadi salah satu cara perempuan untuk membantu dirinya sendiri dalam meningkatkan kepercayaan diri.

Bagaimana dengan Anda, apakah make-up menjadi penting untuk menunjang penampilan, dan karir Anda? (net/jpnn)

Pisau Dalam Mata

Cerpen: Riki Utomi

Saya selalu bergidik ketika berada di dekatnya. Untuk itu saya selalu berusaha menghidarinya. Dimanapun, saya lebih cenderung untuk mawas diri. Sebuah hal yang mungkin tidak dirasakan orang lain, tetapi entah mengapa saya begitu merasakan. Ada suatu getaran hati yang membuat dada berguncang hebat. Terus menerus jantung berdebar sehingga kepala —tak jarang— ikut menjadi pening. Ah, ini tentu saja sebuah hal yang runyam apabila saya hadapi. Untuk itu, saya berusaha sekuat mungkin
untuk tidak berada didekatnya.

api, tahukah kau? Dia padahal sahabat saya yang sangat saya senangi. Sudah begitu lama saya menjadi bagian dari dirinya. Saya selalu meniru apa saja yang diperbuatnya. Baik kelakuannya, seperti kemarin dia memeragakan seperti apa sebaiknya bertindak saat kita sedang terjebak. Juga suatu kali dia menunjukkan pada saya sebuah baret merah pamannya yang menjadi anggota satuan Kopassus. Saya hanya ingin menirunya. Meniru semua dari apa yang diperagakannya kepada saya.
Tapi untuk kali ini, entah mengapa, saya tidak merasa bagian dari dirinya. Ada hal-hal lain yang menyentak batin saya. Membuat saya tidak tenang. Pikiran saya menjadi semrawut. Barangkali hal itu terjadi ketika saya pernah mendengarnya berkata bahwa di dalam matanya tersimpan sebuah pisau. Saya tidak tahu persis pisau jenis apakah itu. Pisau cukurkah, pisau masakkah, pisau lipatkah, bayonetkah, saya tidak tahu persis. Yang pasti dari perkataannya itu membuat saya lama-lama berusaha untuk menghidarinya.
Seperti yang saya duga, dia dapat membaca gerak-gerik saya. Dia juga hampir menuding saya dengan mengatakan bahwa saya telah membenci dirinya. Hal itu cepat-cepat saya tepis. Saya berkata dengan nada harap bahwa saya tidak bermaksud begitu. Dia menunjukkan sikap awas dan mulai tampak curiga sekali. Saya berusaha untuk tetap tenang, meskipun saya tak yakin betul untuk bisa tenang.
“Kau mulai dingin akhir-akhir ini…” dia bertanya datar.
“Saya tidak apa-apa,” jawab saya sambil berusaha tenang.
“Ada sesuatu hal kah?”
“Maksudmu?”
“Mungkin ada masalah?”
“Tidak…”
Dia mengangguk tak puas. Saya perhatikan wajahnya yang keruh. Tiba-tiba saya merasa bersalah. Mengapa saya menunjukkan sikap tidak bersahabat akhir-akhir ini kepadanya. Tentu —setidaknya— hatinya merasakan tidak enak pada saya.
Tapi ada sesuatu hal yang membuat relung hati saya tetap berkata lain. Seperti sesuatu yang bersifat kokoh untuk tidak dapat digubriskan. Hati saya, mungkin juga saya merasakan begitu, tidak pernah bohong. Entahlah. Saya hanya berusaha untuk dapat yakin dengan hati sendiri. Pisau itu…
***
Ya. Pisau. Hanya sebuah pisau yang menjadi beban dari dalam benak saya. Saya juga tidak mengerti mengapa benda kecil tajam itu begitu menghanyut pikiran saya. Benda itu seperti meneror saya. Bahkan saat tidur sekalipun, dia seolah selalu membuntuti diri saya.
Seperti sebuah kamera intai yang terselip tanpa kita ketahui. Diam-diam menguntit kita dan membidik dengan tepat ke jantung. Saya akan terbayang dengan pikiran dahsyat bahwa semua itu —tanpa saya katakan seolah-olah sekalipun— akan tiba menyerang saya. Pisau itu, yang pernah dikatakannya kemarin, menjadi sesuatu yang tertinggal lekat di kepala saya.
Di rumah, di sekolah, di rumah makan, di kedai, di pasar, dan di manapun saya berada tiba-tiba saya merasa aneh, saya akan ketakutan memandang pisau meski hanya pisau lipat yang kecil sekalipun. Seolah pisau itu segera menyerang saya dengan melukai nadi dan urat…
Saya memejam mata. Halusinasi itu begitu kuat. Membuat jiwa saya tidak stabil dan goyang. Lama-lama saya akan merasa mual dan saya tidak ingin untuk memuntahkan isi perut karena saya bukan sedang dalam perjalanan di laut. Saya akan berusaha. Dan hari ini, di mana saya tak dapat mengelak bertemu dengannya karena saya dan dia adalah satu profesi sebagai guru di sebuah sekolah.
Saya lihat sepintas dia berjalan di koridor ruang Tata Usaha. Barangkali dia selesai mengajar dan ada sedikit urusan hingga berbelok ke ruang itu. Biasanya dia pasti langsung masuk majelis. Seorang guru perempuan masuk sambil membawa apel dan pisau di tangan.
Saya melihat, dan dalam sekejap saya langsung menutup mata. Dan saya tiba-tiba dikejutkan olehnya, mungkin sebelumnya tanpa saya tahu dia telah juga memandang saya dengan heran.
“Mengapa Bapak kelihatan takut?” tanyanya dengan raut heran setengah mati.
Saya hanya menunduk dan menggeleng.
“Bapak sakit?”
Saya tetap menggeleng tanpa bersuara. Guru perempuan itu menghela nafas. Dia seperti putus asa melihat saya. Saya biarkan dia berlalu. Tapi dia kembali lagi dengan membawa sebuah apel dan menaruhnya ke meja saya. Oh, tak lupa dia meletakkan sebuah pisau di meja saya juga. Mungkin dia menawarkan pisau yang dipegangnya itu untuk saya segera mengupasnya. Lalu dia kembali menghilang.
Sepi. Kipas angin berputar lamban. Dalam majelis hanya saya seorang. Waktu untuk mengajar di kelas masih lama lagi. Saya manarik nafas sambil mencoba mengendurkan pikiran saya. Tapi celaka. Setiap saya melihat pisau itu, pikiran saya mendadak kacau dan pusing kembali menyerang. Sekelebat pikiran saya amburadul dan menyebar tak tentu arah. Saya pijit kuat-kuat kening dengan berusaha memoleskan minyak angin.
Pisau… pisau itu… sebuah pisau yang dapat sesegera mungkin akan membawa hasrat saya untuk menusuk sebuah ketidakadilan yang semena-mena. Pisau yang dapat menusuk ketidakadilan pada suatu hal yang rancu dan tak dapat diterima oleh sebuah keadilan yang semestinya.
“Bapak sakit?” tanya kawan saya itu. Saya terkejut hebat. Ternyata dia telah selesai dari ruang Tata Usaha.
“Ah… tidak….” jawab saya gelagapan. Saya memandangnya dengan senyum. Tapi saya merasakan sebuah senyum yang sangat terpaksa.
“Wajah Bapak terlihat pucat. Sebaiknya istirahat di ruang UKS, perlu saya antarkan?” tanyanya menawarkan diri.
Saya menggeleng sambil memandang pisau itu.
***
Saya ingin mengambil pisau itu. Pisau yang ada tersimpan dalam matanya… jerit hati saya. Saya tidak mengerti dengan perasaan ini. Mungkinkah perasaan ini muncul karena sebuah ketidakadilan? Ah… ketidakadilan. Kau tahu? Dia seorang CPNS. Seharusnya dia memenuhi tugas dengan sebaik-baiknya. Sedang saya, hanya seorang honorer biasa yang mendapatkan gaji tidak seberapa. Sikapnya selalu mencerminkan ketidakseriusan dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik. Dia lebih tepat saya katakan sebagai pembohong dalam bekerja. Dia telah membawa sesuatu yang tak lazim —sebenarnya— pada dirinya.
Selalu mengabaikan jam mengajar dan selalu berbohong dalam memberi alasan untuk datang ke sekolah. Padahal dia memiliki jam tugas yang padat. Ah, sebuah ketidakadilan untuk ukuran sebuah status kerja yang saya rasakan. Dan pisau itu… yang pernah ia katakan tersimpan dalam matanya, semakin ingin saya mengambilnya. Ingin saya meraihnya.
Malam hening. Sunyi tanpa rembulan. Kota kecamatan ini lebih layak disebut kampung meski saya tak mengerti mengapa orang-orang di sini menyebutnya kota. Sebuah ironis yang dibanggakan sendiri.
Saya tak dapat memejamkan mata. Sejenak saya ucap-ucap istighfar tapi rasa kemelut di hati tak pernah mau pergi. Barangkali setan kini telah banyak bersarang di hati dan kepala saya. Dan… saya kembali teringat pisau. Pisau dalam matanya itu. Hati saya begitu berontak, seperti saling menerjang jantung saya. Pisau dalam matanya itu… ya pisau itu…***

Telukbelitung, 15 Juli 2011

Riki Utomi, kelahiran Pekanbaru 1984. Tamat dari Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UIR. Pernah berproses menulis di FLP Riau. Menulis puisi, cerpen, dan esai di sejumlah media dan terangkum dalam beberapa antologi bersama. Bekerja sebagai guru. Tinggal di Selatpanjang.

Subangkit Minta Kepastian Persema

MALANG – Subangkit meminta kepastian dari manajemen Persema soal keinginan merekrutnya sebagai pelatih tim berjuluk Laskar Ken Arok. Mantan pelatih Persema 2009-2010 tersebut memberikan batas waktu (deadline) kepada manajemen untuk menentukan sikap apakah dia jadi menukangi Persema atau tidak.

Subangkit meminta batas waktu karena tidak ingin berlarut-larut. Apalagi, jauh-jauh hari dia sudah dihubungi manajemen Persema soal kesediaannya menjadi pelatih untuk menggantikan Timo Scheunemann yang digeser ke posisi direktur teknik.  “Saya hanya ingin mendapatkan kepastian,” ujar pelatih yang musim lalu membesut Persela Lamongan itu.

Menurut Subangkit, liga profesional level satu sudah mepet. Liga “baru” tersebut akan bergulir 8 Oktober atau paling lambat 14 Oktober. Karena itu, jika ada kepastian, dia bisa punya cukup waktu untuk menjalankan program latihan agar siap mengikuti liga profesional nanti. Namun, jika tidak segera ada kepastian melatih Persema, dia khawatir waktunya tidak cukup sehingga persiapan Persema di liga profesional tidak maksimal.
Apalagi, Subangkit mengaku mendapatkan tawaran dari sejumlah klub lain. Karena sudah telanjur menyatakan kesediaan membesut Persema, dia menolak tawaran klub-klub lain.  Tetapi, bisa saja Subangkit berubah pikiran kalau tidak segera mendapatkan kepastian dari Persema.

Hanya dua hari ke depan batas waktu yang diberikan mantan bek Timnas Indonesia era 1980-an itu. Yakni sampai Senin besok. “Saya sudah berbicara dengan manajemen Persema untuk menunggu maksimal dua hari. Jika tidak, saya akan menentukan pilihan,” tandas Subangkit kemarin.

Ketika dikonfirmasi, General Manager (GM) Persema Asmuri menyatakan sampai kemarin memang belum ada keputusan resmi mengenai pelatih baru. Sebab, keputusan itu berada di tangan CEO Persema Didied Poernawan Affandi.  “Untuk masalah  pelatih, kami masih menunggu pertemuan Pak Peni (Ketua Umum Persema Peni Suparto) dan Pak Didied,” ungkapnya.
Asmuri mengakui, belum ada pelatih resmi jelas membuat persiapan tim terganggu. Karena itu, dia berharap segera ada keputusan dari manajemen. “Kami akan segera memberi jawaban untuk Subangkit,” ucapnya. (yn/jpnn)

PSSI Usir Alfred Riedl

Pemain Hanya Silaturahmi

JAKARTA: PSSI semakin emosi melihat mantan pelatih Timnas, Alfred Riedl. Penanggung jawab tim nasional Bernhard Limbong meminta mantan pelatih timnas senior Alfred Riedl untuk segera angkat kaki dari Indonesia karena dianggap sudah mengganggu persatuan di tim Merah Putih.

Hal itu diungkapkan Limbong kepada wartawan di sekretariat PSSI di kawasan Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta. Sikap Limbong ini muncul menyusul pernyataan Riedl yang mengkritik kinerja pelatih timnas senior Wim Rijsbergen.

Riedl sebelumnya menyatakan, dirinya sudah tidak berpihak lagi kepada Rijsbergen yang mengeluarkan kata-kata tak pantas kepada pemain timnas senior di kamar ganti saat dikalahkan Bahrain 2-0 dalam pertandingan putaran tiga Pra Piala Dunia 2014 zona Asia.

“Riedl tidak berkompeten mengurusi masalah sepakbola Indonesia, karena kontraknya telah berakhir. Rekor Riedl tidak sebanding dengan Rijsbergen. Riedl cuma mampu membawa Indonesia meraih kemenangan di tim Asia Tenggara. Kemenangan yang diraih dengan permainan tidak meyakinkan,” cetus Limbong.

“Karena itu, sebaiknya Riedl jangan banyak berkelakar. Silahkan Riedl meninggalkan Indonesia. Segera tinggalkan Indonesia, dan jangan ganggu pemain Indonesia,” sambungnya.

Limbong juga akan memanggil pemain timnas senior yang kabarnya menemui Riedl. Menurut Limbong, Riedl sudah ada di Indonesia sejak 6 September lalu, atau saat Indonesia menghadapi Bahrain.
“Kan ada penolakan atas Wim. Kabarnya ada sejumlah pemain yang menemui Riedl di pusat perbelanjaan di Senayan. Para pemain yang menemui Riedl akan kami panggil. Kami akan menginvestigasi pertemuan itu,” ungkap Limbong.
Mantan Asisten Pelatih Wolfgang Pikal mengaku, pertemuan punggawa timnas Indonesia dengan mantan pelatih timnas, Alfred Riedl, hanyalah silaturahmi biasa.
“Benar, pemain bertemu dengan Alfred Riedl,” ungkap Pikal.

“Saya tidak bisa sebutkan namanya, tidak sampai tujuh orang (seperti rumor yang beredar). Pembicaraannya seperti apa, maaf saya tidak bisa mengatakan. Itu urusan mereka sendiri, silahkan tanyakan mereka,” lanjutnya.
Saat ditanya mengenai atmosfer pertemuan itu, Pikal mengungkapkan bahwa pertemuan tersebut adalah pertemuan silaturahmi antara orang-orang yang memiliki hubungan erat.

“Tidak formal, hanya teman bertemu teman, ngobrol-ngobrol, ya seperti silaturahmi,” ujar pria kelahiran Austria yang sudah lama menetap dan beristrikan orang Indonesia itu.

Insiden pelemparan petasan alias mercon dalam laga tim nasional melawan Bahrain di Stadion Gelora Bung Karno pekan lalu benar-benar membuat Polri malu. Betapa tidak, presiden SBY sampai harus meninggalkan lokasi dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2014 itu.

“Karena itu, ada antisipasi yang sudah dibuat. Misalnya nanti ada tim yang masuk ke penonton. Tugasnya khusus mengawasi potensi anarkis, bisa langsung tangkap di tempat,” ujar Kabagpenum Mabes Polri Kombes Boy Rafli Amar pada Jawa Pos (grup Sumut Pos), kemarin (10/9). Mantan Kapolres Pasuruan itu menyebut, penjuru pengamanan laga berikutnya yakni 11 Oktober tetap berada di Polda Metro Jaya. “Namun, tidak menutup kemungkinan karena ini even internasional, ada supervisi dari Mabes,” katanya.
Saat ditanya soal sanksi bagi petugas yang lalai, Boy mengaku tahapnya masih dalam penyelidikan. “Secara internal pasti ada evaluasi. Sudah berjalan,” katanya. Apa akan ada pencopotan? “Oh tidak, tidak sejauh itu,” elak mantan Kanit Negosiasi Densus 88 Polri ini.
Empat pelaku yang sebelumnya ditangkap, kini sudah dilepaskan dan hanya dilakukan pembinaan. Dari pemeriksaan, petasan diperoleh penonton dari membeli di dalam stadion.
Petasan seharga Rp 10 ribu itu ditengarai dimasukan ke dalam stadion melalui celah-celah yang tidak diawasi. (bbs/jpnn)
Padahal, petugas saat itu menjaga di setiap pintu masuk stadion.
Petasan diduga dimasukan saat suasana masih sepi, penjagaan belum terlalu ketat. “Tidak hanya petasan, ke depan kita juga akan tertibkan soal asap yang dinyalakan secara berlebihan. Itu menyesakkan nafas dan cukup menggangu,” kata Boy.
Secara terpisah, Direktur Indonesian Police Watch Neta Sanusi Pane mendesak Mabes Polri melakukan pencopotan terhadap pejabat Polda Metro Jaya yang bertanggungjawab dalam pengamanan. “Bayangkan, presiden dipermalukan di depan publik. Ingat itu ditonton internasional lho,” katanya. Menurut penulis buku Jangan Bosan Kritik Polisi itu, jika dibiarkan saja akan jadi citra buruk bagi kapolri.”Berarti jenderal Timur Pradopo diam saja melihat anak buahnya lalai yang ujungnya wibawa SBY jatuh,” katanya. (rdl/iro/net/bbs/jpnn)