28 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14765

Copot Kepala Jembatan Timbang Tanjung Morawa II

MEDAN- Belasan massa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan (AMPP) mendesak Plt Gubsu untuk mencopot Kepala Jembatan Timbang Tanjung Morawa II. Pasalnya, pihak jembatan timbang Tanjung Morawa II kerap melakukan pungli terhadap supir.

“Kita menduga pihak Timbangan Tanjungmorawa II telah melakukan kutipan liar terhadap supir,” ungkap koordinator aksi Rahmad Hidayat di depan kantor DPRD Sumut, Senin (8/8).

Dalam aksi itu, massa membakar replika kotak suara pemilihan umum sebagai bukti kekecewaan mereka terhadap DPRD Sumut. Pasalnya, berbagai tuntutan dan aspirasi yang mereka suarakan tak kunjung ditindaklanjuti.
“Kami minta DPRD Sumut untuk meninjau ulang dan bila perlu mencabut Perda No 14 Tahun 2007 tentang Pengendalian Kelebihan Muatan Angkutan Barang. Karena Perda tersebut tak sesuai dengan UU Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah,” tegas Rahmad.

Selain itu, massa juga meminta kepada Plt Gubsu untuk mencopot Kepala Dinas Bina Marga Sumut. AMPP juga meminta BPK-RI dan Kejaksaan Tinggi Sumut untuk melakukan audit dan pemeriksaan pembangunan rel kereta api Medan-Binjai. Dalam perencanaan tersebut, dialokasikan dana sekitar Rp2 miliar Tahun Anggaran 2009.
AMPP juga mendesak Kejaksaan tinggi Sumut agar mengusut tuntas penggunaan dana peningkatan dan pembangunan tubuh jalan kereta api Lintas Besitang-Watas Langkat sekitar Rp20 miliar. (saz)

Komisi B DPRDSU Minta Bakorluh Dibubarkan

MEDAN- Komisi B DPRD Kota Medan meminta agar Badan Koordinasi Penyuluhan (Bakorluh) Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumut dibubarkan. Pasalnya, Bakorluh ini dinilai hanya menghabiskan anggaran, tanpa menunjukkan kinerja yang maksimal.

“Jika Bakorluh ini hanya untuk koordinasi tanpa melakukan sesuatu yang ril terhadap masyarakat, lebih baik badan ini dibubarkan saja,” kata anggota Komisi B DPRD Sumut Layari Sinukaban dalam rapat dengar pendapat rapat dengan Bakorluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumut yang dipimpin Ketua Komisi B DPRD Sumut Bustami HS dan dihadiri Kepala Bakorluh Pulung Hutabarat di gedung dewan, Senin (8/8).

Dalam rapat dengar pendapat tersebut, Bakorluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan Provinsi Sumut sedikitpun tak dapat menyampaikan hasil kerjanya selama ini. Hal ini memicu kekecewaan anggota Komisi B yang hadir.
Wakil Ketua Komisi B DPRD Sumut Guntur Manurung menyesalkan sajian ekspos yang menurutnya tak layak untuk dibawakan dalam rapat. “Soalnya, dalam bahan ekspos tertera hanya berupa serapan anggaran yang tidak dirinci dengan detail. Tidak layak ini sebenarnya,” ujar Guntur.(saz)

Bandar Sabu-sabu Diamankan

MEDAN- Satauan Narkoba Polresta Medan meringkus M Syukur Mukhtar (28), warga Jalan Durung, Kelurahan Sidorejo, Medan Tembung, yang diduga sebagai bandar narkoba jenis sabu-sabu. Tersangka diamankan di kawasan Komplek Veteran Desa Medan Estate, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Kamis (4/8) lalu.

Kasat Narkoba Polresta Medan Kompol Juli Agung Pranomo mengungkapkan, penangkapan M Syukur Mukhtar ini berkat pengembangan yang dilakukan setelah seorang pemakai sabu-sabu berinisial AB diringkus. “Dari AB lah kita coba kembangkan. Ternyata bandar sabu-sabu ini merupakan target operasi kita. Kita mengenalinya ketika tersangka AB melakukan transaksi dengan tersangka, kita lihat tangan kirinya cacat seperti ciri-ciri target yang kita cari selama ini,” ugkap Juli Agung Pramono, Senin (8/8) sore pukul 17.00 WIB.

Juli Agung juga mengungkapkan, dari tangan tersangka pihaknya mengamankan sabu-sabu kualitas nomor 1 di pasaran Kota Medan seberat 123 gram. Selain itu, polisi juga menyita satu helm warna hitam, satu unit sepeda motor dan satu unit handphone. (mag-7)

Kapolda Curiga Oknum Polisi Terlibat

Keluarkan Instruksi Pemeriksaan Internal Provost

MEDAN-Pelaku perampokan dan pembunuhan Wahyuni Simangunsong, funding officer (FO) Bank BRI Cabang S Parman masih belum ditemukan. Meski demikian, Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro melalui Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol Heru Prakoso mengeluarkan instruksi pemeriksaan internal.

Pemeriksaan dilakukan Provost dan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumut. Hal ini dilakukan berkaitan dengan dugaan keterlibatan oknum polisi dalam peristiwa berdarah tersebut, sebab peristiwa itu berawal dari penilangan oleh polisi pada saat razia.

Heru Prakoso menambahkan, instruksi Kapolda tersebut telah disampaikan kepada seluruh jajaran dan Satuan Kerja (Satker) Polda Sumut untuk ditindaklanjuti.
“Kapolda menginstruksikan kepada Provost Propam untuk lakukan razia dan pengawasan serta pemeriksaan kartu anggota atau pun surat perintah terhadap anggota di lapangan,” ungkapnya.

Instruksi itu juga berlaku bagi Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut dan seluruh jajaran.
Dia mengatakan, penyelidikan terhadap polisi gadungan atau kemungkinan terlibatnya oknum polisi, harus tuntas dilakukan. Dalam hal ini, laporan masyarakat, terkait tindakan oknum polisi gadungan harus direspon segera. “Ini dilakukan secara tertutup. Serse diperintahkan selidiki polisi gadungan,” ujarnya.

Masyarakat juga diminta untuk aktif dan berani jika melihat kecurigaan dan keanehan terhadap polisi yang melakukan razia di jalanan. “Kalau masyarakat curiga, tanyakan kartu anggota atau surat perintah tugasnya. Kalau tidak ada, laporkan ke kantor polisi atau tinggalkan lokasi itu,” tandasnya.

Dalam perkembangan kasus ini, penyidik Kepolisian Resort Kota (Polresta) Medan telah memeriksa 12 saksi. Kendati demikian, polisi belum menemukan orang yang mengarah kepada penetapan tersangka.

Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga yang dikonfirmasi via seluler, Minggu (7/8) sore menegaskan kalau pihaknya telah membentuk lima tim dalam upaya membongkar dan menuntaskan kasus dugaan pembunuhan dan perampokan ini.

“Sudah 12 orang kita periksa, tapi memang belum ada yang kita tetapkan sebagai tersangka. Kita akan berkoordinasi dengan jajaran kepolisian lainnya,” ungkapnya.

Tak hanya bekerja sendiri, penyidik Polresta Medan menggandeng petugas dari Polres Samosir, Tanah Karo, dan Polda Sumut. Penyelidikan diawali di lokasi tempat jenazah korban ditemukan di Tele, Samosir.
Sementara itu, Kepala Satuan (Kasat) Reskrim Polresta Medan AKP Yoris Marzuki, yang juga dikonfirmasi, Minggu (7/8) sore menyatakan, hingga saat ini Polresta Medan belum menemui titik terang untuk mengungkap siapa pelaku perampok dam pembunuh mantan teller BRI Syariah Cabang S Parman Medan ini. “ Tapi kita masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus Wahyuni,” katanya.

Pihaknya akan kembali melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi yang mungkin mengetahui atau sempat berhubungan sebelum korban menghilang pada Senin (1/8) lalu. “Saksi-saksi yang sudah kita mintai keterangan, masih seputar ruang lingkup pekerjaan korban. Kita akan memeriksa saksi lain, baik itu dari keluarga maupun teman-teman korban lainnya,” paparnya.

Yoris mengakui, kasus pembunuhan seperti yang dialami Wahyuni merupakan pertama kali di Medan. Pihaknya tidak pernah mendapat laporan, ada korban yang seluruh wajahnya ditutup dengan lakban. “Tapi kita terus melakukan penyelidikan atas kasus ini,” tegasnya.

Kasubdit II/Umum Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Sumut, Kompol Andry Setiawan menuturkan, dalam pengungkapan kasus ini, pihaknya dilibatkan untuk bergabung dengan Polresta Medan, Polres Samosir dan Polres Tanah Karo. “Ada 15 orang yang kita turunkan untuk ungkap kasus ini,” ujarnya.
Ditambahkannya, pengungkapan kasus tersebut termasuk pula terhadap pengejaran pelaku pembunuhan. Saat ini, masih terus mendalami keterangan saksi-saksi di lingkup tetangga korban, teman korban dan sebagainya. “Ya pengejaran masih di Medan juga. Dan kita terus mengintensifkan dalam mengumpulkan keterangan dan sebagainya. Segala kemungkinan bisa saja, misalnya masalah percintaan dan sebagainya,” ungkap Andry singkat.

Peristiwa yang menggemparkan warga Kota Medan tersebut terjadi Jumat petang (5/8) lalu. Wahyuni ditemukan tewas dengan kondisi mengenaskan  di bawah jembatan kawasan Tele, Kabupaten Samosir. Sebelum ditemukan tewas, wanita berusia 26 tahun, yang tinggal Komplek Waikiki Blok E VIII No 13 Sunggal ini dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak  Senin pada 1 Agustus yang lalu.

Namun setelah 4 hari lamanya,  Karyawati BRI Syariah itu tak kunjung pulang. Kasat Reskrim Polresta Medan Yorris Marzuki mengatakan, ketika Wahyuni ingin pulang kerja, mobil jenis Toyota Innova hitam berplat polisi BK 1356 JH yang dipakai korban saat pulang kerja,  sampai sekarang juga belum ditemukan.

Sementara itu sejak Wahyuni alias Ayu menghilang, entah kemana uang Karyawati BRI cabang S Parman bagian teller ini terus berkurang dari rekeningnya selama lima hari.Karena uang milik almarhum terus berkurang maka pihak keluarga langsung memblokir rekening milik perempuan berparas cantik berjilbab ini.

“Uang Wahyuni yang berada di rekening setiap harinya sejak Selasa (2/8) hingga Kamis (4/8) berkurang hingga Rp 5 Juta. Karena curiga lalu rekeningnya pun kami blokir pada Jumat lalu ,ujar orang tua korban Rusdianto Simangunsong pada wartawan Minggu (6/8).Dia juga menambahkan, Wahyuni anak ke empat dari lima bersaudara ini adalah perempuan yang ramah. “Dia itu sudah kerja selama dua tahun di Bank BRI Syariah Jalan S. Parman Medan. Dia menghilangnya pulang kerja, Senin sore dan sudah dilaporkan ke polisi. Kami tidak menyangka Wahyuni meninggal dengan kondisi begitu,” tukas pria dengan berbaju putih dan menggunakan kopiah putih.

Wahyuni ditemukan sudah meninggal di bawah jembatan Bintongar Tele, Desa Hariara Pintu, Kecamatan Harian, Kabupaten Samosir. Setelah dilakukan otopsi di RSU Pirngadi Medan, Sabtu (6/8) Jalan Binjai Km 10 Gang Dame Kecamatan Sunggal Deli Serdang No C2, dirumah kediaman pamannya.(ari/rud)

Mayoritas Publik Yakin KPK Disetir Tokoh Politik

JAKARTA-Para pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) boleh mengklaim bekerja profesional dan berdasarkan alat bukti. Tapi, publik punya penilaian lain. KPK dinilai publik tak lagi kebal intervensi dari tokoh politik dan penguasa. Alhasil, telah terjadi penurunan kepercayaan publik terhadap KPK hingga di bawah 50 persen.

Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu disampaikan Manager Consultan Cinta Indonesia LSI, Adjie Alfaraby, di Kantor LSI, Jakarta, Minggu (7/8). “Sangat mengagetkan. Tingkat kepercayaan publik kepada KPK di bawah 50 persen yaitu 41,6 persen.

Angka ini menunjukkan mayoritas publik tak percaya kinerja KPK,” terang Adjie Alfaraby.
Publik punya anggapan kuat bahwa KPK hanya serius menangani perkara-perkara korupsi yang tidak berkaitan dengan tokoh kuat dan partai penguasa. Penanganan empat perkara yang menjadi perhatian publik, dinilai punya kaitan dengan persepsi publik ini.

Pertama, kasus kriminalisasi terhadap tiga pimpinan KPK yakni Chandra Hamzah dan Bibit S Riyanto dan Antasari Azhar. Meski akhirnya hanya Antasari yang dijebloskan ke penjara, perkara ini telah membuat para pimpinan KPK nyiut nyali. “Publik meyakini kasus kriminalisasi atas pimpinan KPK membuat jera pimpinan KPK menangani kasus yang berhubungan dengan tokoh atau partai berkuasa,” ujar Adjie. Karenanya, jika ada perkara yang menyeret ‘nama besar’, KPK jadi loyo.

Kedua, perkara bailout Bank Century. Berlarut-larutnya penanganan dana talangan Bank Century ini memicu keyakinan publik bahwa ada ‘penumpang gelap’ di balik kasus ini.  “KPK diyakini sudah kehilangan nyali mengungkap ‘penumpang gelap’ itu,” ujar Adjie. Dari kasus ini saja, publik begitu yakin KPK telah tersubordinasi oleh kekuasaan.
Ketiga, kasus suap cek perjalanan (travellers cheque) pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia, Miranda Goeltom. Dalam perkara ini, sejumlah mantan anggota DPR telah  dipenjarakan karena dinyatakan terbukti menerima cek perjalanan. Namun, yang membuat publik heran dan kecewa, KPK belum menyentuh siapa aktor pemberi cek dimaksud. Nunun Nurbaeti yang sudah dinyatakan tersangka pun, tak jelas keberadaannya. “KPK diyakini ikut disusupi mafia hukum,” cetus Adjie.

Keempat, kasus suap Sesmenpora yang melibatkan mantan Bendahara Umum Demokrat, M Nazaruddin. Berdasarkan hasil survei LSI, publik punya penilaian bahwa ada dugaan pimpinan KPK sudah ‘main mata’[ dengan tokoh-tokoh politik kuat. “Sehingga pemain utamanya aman dan yang diusut masih ‘ikan teri’,” ucap Adjie.
Khusus terkait kinerja KPK menangani perkara Nazaruddin ini, sebanyak 46,3 persen responden mengaku tidak puas. Hanya 29,7 persen saja yang mengaku puas. Survei dilakukan Consultan Cinta Indonesia, yang merupakan jaringan LSI, pada Juni 2011, dengan 1200 responden. Metode yang dilakukan adalah multistage random sampling. Pengumpulan data dilakukan pada Juli dan Agustus 2011, dengan riset kuantitatif dan kualitatif. (sam)

Kepercayaan publik terhadap KPK:    41,6 persen

Empat Perkara Jadi Perhatian Publik:

  1. Kriminalisasi tiga pimpinan KPK yakni Chandra Hamzah dan Bibit S Riyanto dan Antasari Azhar.
  2. Penanganan Bailout Bank Century yang berlarut-larut memicu keyakinan publik ada ‘penumpang gelap’.
  3. Kasus suap cek perjalanan (travellers cheque) pemilihan Deputi Senior Bank Indonesia, Miranda Goeltom.
  4. Kasus suap Sesmenpora yang melibatkan mantan Bendahara Umum Demokrat, M Nazaruddin.

Penanganan Perkara Nazaruddin:

  1. 46,3 persen responden tidak puas
  2. 29,7 persen mengaku puas.

Sumber: Survei LSI Juni 2011 dengan 1.200 responden.

Polisi Tembak Gangster, London Rusuh

LONDON-Sebanyak 42 orang ditangkap terkait dengan kerusuhan di kawasan Tottenham, London Utara, mulai Sabtu tengah malam (6/8) hingga Minggu dini hari (7/8) waktu setempat (beda enam jam dengan WIB, Red). Tidak ada korban jiwa dalam amuk massa terburuk di ibu kota Inggris sejak kerusuhan serupa di Broadwater Farm, juga di sekitar Tottenham, pada 1985 itu.

Tetapi, 26 personel kepolisian luka-luka, delapan di antaranya harus dirawat di rumah sakit.  Salah seorang di antara mereka cedera cukup parah di kepala. Dua mobil polisi, sebuah bus tingkat, dan sejumlah toko juga ludes dibakar dan dijarah massa.

Downing Street, kantor perdana menteri Inggris, mengutuk kejadian itu.

Menteri Dalam Negeri Theresa May mengatakan, apa pun penyebabnya, insiden itu sungguh tidak bisa ditoleransi.
“Saya juga ingin menyampaikan rasa simpati mendalam kepada para petugas kepolisian yang telah menempuh segala risiko untuk mengatasi masalah tersebut,” kata May seperti dikutip Daily Mail.

Terpisah, seperti dikutip BBC, Wali Kota London Boris Johnson memastikan bahwa polisi akan menyelidiki hingga tuntas insiden yang dampak kerugiannya secara nominal belum diketahui itu. Johnson juga menjamin, pemicu massa sampai turun ke jalan hingga akhirnya berbuntut kerusuhan itu juga bakal diinvestigasi.
Sebagaimana dilaporkan Daily Mail kemarin (7/8), hingga Minggu pagi kemarin waktu setempat, aksi-aksi kriminalitas minor yang terhubung dengan kerusuhan itu masih terjadi. Namun, Scotland Yard “kepolisian metropolitan London” menyatakan mereka sudah berhasil melokalisir insiden-insiden kecil tersebut.

“Petugas sudah kami kerahkan ke area-area di Tottenham. Di sana  masih terjadi aksi-aksi kriminalitas.” Demikian pernyataan resmi Scotland Yard, seperti dikutip Daily Mail.

Kerusuhan itu dipicu tewasnya seorang tokoh gangster lokal bernama Mark Duggan, 29, di tangan satuan elite Scotland Yard, CO19, yang membuntuti dia pada Kamis malam lalu (4/8). Duggan menembak dulu salah seorang personel Co19, tetapi petugas tersebut lolos dari maut  karena peluru dari pistol ayah empat anak itu mengenai radio panggil yang dia taruh di saku baju. Para personel Co19 yang lain segera ganti memberondong Duggan yang langsung tewas di tempat.
Duggan berasal dari Broadwater Farm Estate, “zona merah” di Tottenham. Pada 1985, berawal dari penggeledahan ke rumah seorang warga tempat tersebut yang mengakibatkan si pemilik rumah, Cynthia Jarrett, 49, meninggal karena serangan jantung, meledaklah kerusuhan. Seorang polisi, Keith Blakelock, pun tewas karena ditikam pisau.
Nah, menyusul tewasnya Duggan pada Kamis lalu (4/8), sekitar 500 warga Broadwater Farm turun ke jalan di High Road, Tottenham, dekat markas klub sepak bola Tottenham Hotspur, Stadion White Hart Lane. Tujuan mereka mendatangi kantor Kepolisian Tottenham yang berada sekitar 200 meter dari High Road.

Tetapi, jalur menuju kantor polisi itu diblokade sekitar 100 petugas dengan melintangkan dua mobil polisi. Polisi berusaha menghalau massa, tetapi massa yang marah yang rata-rata mengenakan masker penutup ganti melempari polisi dengan berbagai benda dan mengakibatkan dua mobil penghalang tadi terbakar.

Kerusuhan itu dengan cepat menyebar ke berbagai penjuru Tottenham. Apalagi, seperti dilaporkan The Guardian, dua mobil polisi yang terbakar tadi di-tweet ke Twitter hingga 100 kali.

Sejumlah kantor dan toko, mulai kantor bank, toko perhiasan, buku, hingga elektronik, di sekitar Tottenham jadi sasaran massa yang mengamuk. Mereka memecahkan jendela dan pintu, bahkan ada pula yang membakarnya.
Perusakan itu juga mengundang datangnya puluhan penjarah, termasuk anak-anak muda berusia belasan. Umumnya yang dijarah adalah tokok elektronik. Ada penjarah yang datang mengendarai mobil, tetapi sebagian besar berjalan kaki. Mereka mengambil troli dan memenuhinya dengan barang jarahan.

Lewat Twitter juga beredar kabar sebuah counter McDonald turut menjadi korban penjarahan. Para penjarah yang berusia muda sampai masuk ke dapur dan memasak sendiri makanan kesukaan mereka.

Para perusuh dan penjarah juga menyerang reporter dan fotografer yang meliput insiden tersebut. Dua fotografer Daily Mail dipukuli dan kamera dirampas. Ada pula beberapa reporter yang dikejar-kejar masa dan salah seorang di antaranya terkena lemparan batu di kepala.

“Kondisinya benar-benar kacau. Kami dipukuli dan peralatan kami senilai sekitar 8 ribu poundsterling (sekitar Rp 112 juta) dirampas oleh anak-anak muda yang mengenakan balaclava (masker penutup kepala, Red),” ujar salah seorang fotografer Daily Mail yang tidak disebutkan namanya dengan alasan keamanan.

Sementara itu, John Blake, salah seorang sahabat Mark Duggan sejak kecil, mengatakan bahwa temannya itu adalah korban pelecehan polisi. “Dia terus dibuntuti selama beberapa pekan (padahal dia tidak melakukan apa-apa). Polisi memang selalu begitu kepada siapa saja yang berasal dari Broadwater Farm,” katanya kepada Daily Mail.
Kekasih Duggan selama 13 tahun terakhir, Simone Wilson, juga tidak percaya Duggan membawa pistol seperti klaim polisi saat dibuntuti Kamis malam lalu itu. “Saya mengenal dia sejak lama dan saya tahu pasti dia tidak pernah membawa senjata,” ujarnya.

Salah seorang keluarga dekat Duggan yang mengaku bernama Nikki menambahkan, rekan dan keluarga Duggan-lah yang memang memelopori aksi jalanan pada Sabtu malam itu. “Sebab, kami merasa harus melakukan sesuatu. Kami menuntut keadilan atas keluarga kami. Mark bukan orang agresif dan tidak pernah melukai siapa pun,” ujarnya.
Jumlah mereka yang turun ke jalan bertambah banyak berkat bantuan Twitter. Tidak sedikit pemilik akun di jejaring sosial paling populer setelah Facebook itu yang turut memprovokasi untuk menyerang polisi dengan mem-posting mobil polisi yang dibakar. (c1/ttg/jpnn)

Impikan Pesantren Berbasis Perkebunan dan Penangkaran Rusa

Sahur Bersama Tokoh Otomotif Muda, H Musa Rajeck Shah

Melalui jalan bebas hambatan, rombongan ‘Sahur Bersama Tokoh Harian Sumut Pos’ membelah kesunyian Sabtu (6/8). Dengan hangat petugas keamanan Kompleks Cemara Asri pun menyapa sebelum menghantar langsung ke kediaman H Musa Rajeckshah, pengusaha muda dan penggiat olahraga di Sumatera Utara.

INDRA JULI, Medan

Setelah beberapa kali kelokan di Kompleks Cemara Asri, pukul 03.55 WIB rombongan akhirnya tiban
di sebuah bangunan bertingkat berwarna putih yang terlihat simetris. Dinding pagar unik seolah memberi gambaran suasana eksotis yang menanti di dalam. Tak lama terdengar suara pintu pagar terbuka diikuti dengan seorang pengurus rumah wanita yang langsung mempersilakan rombongan untuk masuk. Melewati taman mini nun asri di sisi kiri-kanan menuju pintu masuk bergaya eropa yang terdapat di sisi kiri.

Satu set sofa beralas ambal bulu terpasang di situ didampingi lampu hias unik di sudut kiri dan tergantung di atas. Satu lukisan kaligrafi berukuran besar menempel di dinding menghadirkan keindahan religius. Begitu juga di sisi kanan dipisahkan dengan pembatas dari kayu tersedia ruang untuk melaksanakan solat. Sementara di antara kedua sisi terdapat lemari kayu dimana terpajang beberapa foto pria dengan panggilan Ijeck itu dengan keempat buah hati, beberapa koleksi buku, dan maket beberapa jenis satwa liar. Penerangan dengan bentuk yang unik tepasang di sana.
Tak menunggu lama, Ijeck yang mengenakan kaos kerah abu-abu dengan jeans biru terlihat menuruni anak tangga.

Dengan ketenangan namun hangat, Pimpinan PT Alam Langkat Makmur ini menyapa anggota rombongan yang terdiri dari Pemimpin Umum/Pemimpin Redaksi Hari Sumut Pos Zulkifli, Wakil Pemimpin Redaksi Pandapotan MT Siallagan dan Redaktur Foto Redyanto. “Yang lain masih siap-siap untuk sahur,” ucap Ijeck mengenai anggota keluarga lainnya.
Pembicaraan ringan pun mengalir dalam kisah sang ayah (H Anif, Red) mengembangkan bisnis. Dengan kiat sederhana dan diwariskan secara turun-temurun di antara bersaudara. Bahwa kesuksesan yang didapat adalah untuk dirasakan oleh masyarakat sekitarnya. “Memang Bapak menerapkan itu dalam berusaha. Selalu memberi untuk masyarakat sekitar. Ibarat kita makan enak jangan yang lain cuma mencium aromanya saja. Itu lah pesan Bapak untuk anak-anaknya,” tutur Ijeck.

Hal itu yang ingin diwujudkannya dari keinginan membangun yayasan pendidikan berupa pesantren di salah satu daerah Deli Serdang. Tidak seperti lembaga pendidikan pada umumnya, melainkan berbasis perkebunan sebagai andalan Sumatera Utara dalam menopang perekonomian daerah. Selain pendidikan formal, para siswa dan masyarakat nantinya dapat berkesempatan merasakan wisata agribisnis yang juga bahagian edukasi bagi generasi muda. Begitu juga dengan rencana penangkaran rusa sebagai investasi di masa yang akan datang. Tanah seluas 25 Hektar bahkan sudah disiapkan menunggu partisipasi dari berbagai elemen yang ada untuk mewujudkan.

Diskusi ringan tadi pun berlanjut ke beranda yang terdapat di bagian belakang. Gambaran lebih luas dari taman mini yang ditemui di depan tadi pun terpampang di situ. Dari meja bundar di sudut kanan dapat dilihat lantai papan menjadi jembatan menuju pekarangan luas. Pencahayaan temaram terpantul dari air mancur mini melengkapi segarnya udara pagi. Sekilas Ijeck berkenan memberi penjelasan tentang bangunan kediamannya itu.

Saat waktu sahur tiba, Ijeck mengajak rombongan menuju ruang makan dimana sang istri Sri Ayu Mihari bersama buah hati Arji (12), Anisa (10), Fahira (8), juga si bungsu Musanif (6) sudah menunggu. Tampak menu sahur yang cukup sederhana di situ; nasi putih, sambal udang dengan telur puyuh, telur rebus, ikan goreng, sambal teri medan, daging rusa, sayur daun ubi gulai, kerupuk, buah papaya dan kurma untuk pencuci mulut, ditemani dengan air putih dan secangkir kecil teh pahit. “Gak ada menu khusus, apa yang anak-anak suka saja. Paling telur ya. Itu kesukaan Bapak (Ijeck, Red),” jelas Sri Ayu Mihari.

Nuansa kasih sayang yang kental mengiringi santap sahur Ijeck dan keluarga. Sebagai ibu, Sri Ayu Mihari terlihat dengan sabar meladeni keinginan buah hatinya. Begitu juga saat menurunkan ilmu keagamaan saat mengajarkan doa untuk berbuka kepada Fahira, Anisa, dan Musanif. Pun sebagai kepala keluarga, Ijeck tak pernah mengabaikan komunikasi yang coba dijalin dengan manja.
Usai bersantap sahur, Ijeck bertutur bagaimana pengalaman ketika mengawali usaha burung walet di daerah Tapanuli Selatan yang kala itu dipimpin Taharudin sebagai Bupati. Seperti jenis-jenis burung walet di ketiga gua, Singkuang, Kajang, dan Pabuyung yang dibedakan dari ukuran dan warnanya. Termasuk khasiat berbeda dari ketiganya. Bagaimana ketertarikan terhadap satu bidang diikuti dengan pemahaman yang matang pula. Begitu juga keinginan untuk mengenal dunia media melalui harian Sumut Pos yang merupakan grup perusahaan dari Jawa Pos, media dengan jaringan terluas di Indonesia.
Azan yang terdengar kemudian menghentikan pembicaraan sejenak. Ijeck lalu mengajak rombongan menuju ruang salat yang terletak di ruang depan. Setelah mengambil lobe putih di kamarnya, Ijeck bertindak sebagai imam untuk salat berjamaah pagi itu.
Usai salat, Ketua Pengurus Provinsi Ikatan Motor Indonesia Sumatera Utara (Pengprov IMI Sumut) ini kembali menyegarkan suasana dengan melihat koleksi otomotif yang dimilikinya. Dengan alas kaki yang disediakan, rombongan diajak berkeliling di garasi miliknya. Di awali dengan mobil Moris tahun 1976 warna hitam liris putih. Mobil yang dikenal lewat film komedi Mr Bean itu tampak begitu terawat. Berlanjut ke koleksi terbarunya yaitu mobil Ford Mustang hitam produksi 1968. Legenda mobil sport Amerika yang terkenal lewat film Gone in 60 Seconds-nya Nicolas Cage.
Koleksi roda empat lainnya adalah satu Moris terbaru, satu mobil Jeep CJ7, dua unit Jeep Wrangler, dan satu unit mobil Toyota Kijang Inova. Di garasi berikutnya tampak dua unit Special Engine 85 CC dan 250 CC dan dua unit motor Harley Davidson. “Untuk Arji yang 85 CC. Kalau ada waktu saya juga ikut rombongan trail offroad. Itu Harley saya pertama yang dibelikan Bapak,” papar Ijeck. (*)

Jarang Buka Puasa Bareng Suami

Marshanda

Tahun ini Marshanda menjalani Ramadan yang pertama sebagai istri. Meski demikian, tidak ada perbedaan mencolok dengan tahun-tahun sebelumnya. Perempuan cantik kelahiran Jakarta, 10 Agustus 1989, itu tetap melewati hari-harinya
di lokasi syuting.

Bagaimana sang suami, Ben Kasyafani” Menurut Marshanda, keputusan itu diambil berdasar kesepakatan bersama. Apalagi, Ben juga sibuk syuting sinetron stripping.

“Aku dan Ben sama-sama syuting sinetron, tapi beda judul. Jadi, Ramadan ini kami memang jarang punyan
waktu bersama. Buka puasa di lokasi syuting masing-masing,” ujarnya.

Libur syuting seminggu sekali dimanfaatkan pasangan muda tersebut untuk buka bersama. Sementara untuk sahur, mereka selalu bisa melakukannya bersama. “Liburnya cuma sehari. Itu yang kami manfaatkan untuk buka puasa bersama. Kalau sahur sih selalu sama-sama. Kalau dipikir-pikir, memang capek bekerja saat puasa. Tapi, ada sisi positifnya. Kalau syuting, puasanya nggak terasa, tiba-tiba sudah azan Magrib saja,” katanya. (eos/c9/nw/jpnn)

Luncurkan Gerakan Seribu Rupiah

Menolong Shafa dan Azka, Dua Bocah Penderita GBS

JAKARTA- Dukungan terhadap Shafa Azila dan Muhammad Azka Arriziq, dua bocah empat tahun penderita Gullian Barre Syndrome (GBS) terus menguat. Kini kedua orang tua mereka tidak bekerja sendirian, mengumpulkan donasi untuk biaya pengobatan. Sekolompok relawan di Jakarta kemarin (7/8) mengukuhkan gerakan Seribu Rupiah untuk Shafa dan Azka.

Drg Silvia Wahyuni, salah satu penggagas gerakan peduli Shafa dan Azka menuturkan, saat ini donasi untuk kesembuhan kedua bocah empat tahun itu tidak hanya melalui rekening kedua orang tua mereka.

Selain itu, gerakan ini juga membuka rekening untuk menampung santunan untuk biaya pengobatan. Rekening dari gerakan peduli Shafa dan Azka ini adalah 7510. 4159.60 (Bank BCA) atas nama Melva Tobing dan 10.1000. 4880. 56.1 (Bank Mandiri) atas nama Silvia Wahyuni.

Ditemui usai deklarasi gerakan peduli Shafa dan Azka ini, Silvia menjelaskan jika penyembuhan penyakit GBS tidak bisa ditebak. Dia mencotohkan, upaya penyembuhan untuk Shafa selama sepuluh bulan lebih. “Dan hingga kini masih belum ada perkembangan berarti meskipun sudah dirujuk RSCM,” jelas dia. Dengan waktu yang lama ini, Silvia mengatakan, biaya pengobatan menjadi cukup besar.

Dia juga menjelaskan, guna transparasi penggunaan anggaran dari para donatur yang masuk, bakal dilaporkan setiap harinya. “Seluruh laporan pemasukan dan penggunaan donasi akan kami laporkan melalui blog dan facebook,” kata dia. Donasi yang terkumpul setiap harinya juga bisa dicek ke nomor 0813834888 10 atas nama relawan peduli Shafa dan Azka. Silvia menuturkan, gerakan ini semata-mata untuk membantu meringankan beban keluarga pasien GBS.
Zulkarnain Febriansya, orang tua Shafa mengucapkan terima kasih atas berkembangnya dukungan untuk kesembuhan putrinya.

Sebelum divonis menderita GBS, Azka mengeluh kesemutan di kedua kakinya.  Saat itu Zulkarnain mengira itu adalah kesemutan biasa, tetapi GBS. (wan/jpnn)

Topan Muifa Datang, Bandara Ditutup

SHANGHAI – Serangan Topan Muifa membuat porak- poranda wilayah pesisir timur Cina dan selatan Korsel, Minggu (7/8). Amuk topan dahsyat tersebut mengganggu transportasi. Otoritas setempat pun melarang kapal nelayan berlayar dan meminta mereka tetap sandar di pelabuhan.

Larangan itu dikeluarkan setelah seorang warga hilang saat Muifa menyapu wilayah pesisir Provinsi Zhejiang. Kantor berita Xinhua melaporkan, pria itu hilang setelah kapal yang ditumpanginya tenggelam.

Sebelumnya, pergerakan Muifa diprediksi mendekati Shanghai pada akhir pekan. Tapi, arah topan berubah saat di laut. Dari Zhejiang, Muifa bergerak menuju Provinsi Shandong dengan kekuatan yang mampu melongsorkan tanah di wilayah itu.

Badan Meteorologi Shandong memperkirakan kekuatan Muifa akan melemah ketika memasuki daratan. Namun, otoritas setempat tetap mengimbau sekitar 20 ribu kapal nelayan untuk tidak berlayar.

Sejumlah penerbangan dari dan menuju Shandong pun terpaksa dibatalkan. Pemerintah Shandong khawatir Muifa akan membawa kerusakan yang sama besar dengan Topan Saomai pada 2006. Saat itu, badai terburuk selama 50 tahun terakhir tersebut menewaskan sedikitnya 450 orang.

Karena alasan itu, lebih dari 600 ribu penduduk telah dievakuasi dari sejumlah wilayah di sepanjang garis pantai timur Cina, termasuk Shanghai. Topan Muifa membawa hujan deras dan angin kencang di kota bisnis itu kemarin. Media setempat melaporkan, angin kencang telah merusak jaringan listrik serta merobohkan rambu lalulintas dan pohon di beberapa wilayah.

Dua bandara di Shanghai terpaksa ditutup kemarin pagi. Sehari sebelumnya, sekitar 200 pesawat juga batal terbang. Akibatnya, 30 ribu calon penumpang tidak bisa dilayani. Beruntung, karena badai ternyata bergerak lebih cepat dan kondisi kembali normal, otoritas bandara di Shanghai membuka kembali penerbangan pada sore hari kemarin. Media lokal menyebut tidak ada laporan kemacetan di jalan-jalan utama Shanghai saat topan menerjang.
Selain timur Cina, Muifa menerjang wilayah Korea Selatan (Korsel). Kantor berita Yonhap melaporkan, angin kencang mengempaskan pohon-pohon maupun tiang listrik di pulau wisata Jeju, selatan Korsel. Ribuan rumah mengalami mati lampu karena listrik terputus.

Bandara Jeju juga terpaksa membatalkan seluruh penerbangan. Tapi, tidak ada laporan jatuhnya korban.   Pusat Perkiraan Dampak Lingkungan Laut Cina mengingatkan topan itu bisa mempengaruhi wilayah jauh lebih luas daripada prediksi awal. Yakni, jika Muifa terus berputar-putar di pesisir timur Cina dan bergerak jauh ke utara. “Dalam kasus ini, Muifa akan memengaruhi seluruh wilayah timur dan utara laut,” kata lembaga itu. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)
Untuk mengantisipasi kemungkinan itu, otoritas Kota Dalian di timur laut Cina atau utara Shandong terpaksa menunda agenda acara festival bir tahunan hingga dua hari dari jadwal semula. Shandong adalah wilayah yang terkenal dengan bir Tsingtao. (afp/ap/cak/dwi/jpnn)