28 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 14805

Jawa Pos Raih Gelar Koran Terbaik Dunia

World Young Reader Prize 2011

PARIS-Harian Jawa Pos, induk harian Sumut Pos, berhasil meraih gelar tertinggi World Young Reader Prize 2011, menjadi koran terbaik dunia dalam inovasi untuk meraih dan mengembangkan pembaca muda. Penghargaan itu dipastikan oleh asosiasi penerbit sedunia, WAN-IFRA, Jumat akhir pekan lalu (29/7).

Dalam ajang tahunan yang diikuti koran dari seluruh dunia tersebut, Jawa Pos meraih kemenangan pada kategori Enduring Excellence. Penilaian dilakukan oleh dewan juri yang ditunjuk WAN-IFRA, berdasar komitmen dan konsistensi untuk meraih dan mempertahankan pembaca muda.

Tidak cukup sampai di situ. Dewan juri kemudian menyatakan Jawa Pos layak meraih gelar tertinggi: World Young Reader Newspaper of the Year 2011.

Lewat surat resmi yang disampaikan WAN-IFRA, tim juri menyatakan Jawa Pos unggul mutlak. Bahkan, departemen dan halaman anak muda DetEksi yang terbit setiap hari di Jawa Pos dianggap tak punya tandingan.
“Terus terang, tim juri membuat keputusan dengan sangat mudah,” kata Dr Aralynn McMane, executive director, Young Readership Development, World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-IFRA)n
yang berpusat di Paris, Prancis, dan Darmstadt, Jerman.

Tim juri pun memberikan penjelasan detail mengapa Jawa Pos layak meraih penghargaan tertinggi ini, seputar sukses halaman DetEksi yang terbit sejak 2000.

“Jawa Pos telah menunjukkan kerja luar biasa. Memiliki program yang substansial, yang dijalani bertahun-tahun, dan punya komitmen sukses dalam menggandeng anak muda, baik lewat halaman koran maupun kegiatan off-print,” begitu tulis pesan dari tim juri.

Lebih lanjut, juri menilai lembaran DetEksi –yang terbit setiap hari di Jawa Pos– sebagai sesuatu yang “lebih” dari sekadar halaman anak muda biasa. “DetEksi merupakan sebuah strategi komplet untuk menemukan, menggandeng, dan mempertahankan pembaca muda. Dan, yang paling penting, DetEksi membuahkan hasil,” tegas tim juri.

Dr Aralynn McMane menyampaikan, pengumuman resmi penghargaan itu secara global baru disampaikan sekitar dua pekan lagi. Namun, Jawa Pos sudah mendapat hak untuk mengumumkannya sendiri.

Penyerahan penghargaan sendiri baru dilaksanakan pada 12 Oktober mendatang di Wina, Austria. Yaitu, saat dilangsungkannya 63rd World Newspaper Congress (kongres koran sedunia) dan 18th World Editors Forum (forum editor sedunia).

Dalam ajang itu Jawa Pos diminta mempresentasikan perkembangan DetEksi dalam 11 tahun terakhir.
Menurut Azrul Ananda, direktur harian Jawa Pos, pihaknya diberi tahu layak masuk unggulan World Young Reader Prize 2011 setelah Konferensi WAN-IFRA Asia Pasifik di Bangkok, April lalu. Dalam beberapa pekan belakangan ini Jawa Pos telah diminta mengirimkan materi informasi dan menjawab pertanyaan-pertanyaan juri tentang program DetEksi.

Setiap tahun World Young Reader Prize diberikan kepada koran-koran yang dianggap inovatif dalam menggandeng dan mengembangkan pembaca muda.
“Kami sangat bangga dengan penghargaan tingkat dunia ini. Apalagi, ini atas sebuah pencapaian yang prosesnya harus dijalani dengan sangat panjang, dengan konsep yang harus disiapkan secara matang. Bukan pencapaian instan atau sebuah momen keberuntungan,” kata Azrul.

“Beberapa tahun lalu kami pernah disarankan ikut, namun waktu itu kami belum mau ikut. Sekarang kami sudah punya hasil konkret dari pentingnya konsistensi menggandeng pembaca muda. Kali pertama ikut langsung menang tingkat dunia,” tambah Azrul.

Berkat DetEksi, jelas Azrul, belakangan Jawa Pos memang meraih hasil-hasil yang dia anggap mengagumkan. Ketika koran-koran dianggap menghadapi masa sulit, Jawa Pos mampu menjaga konsistensi dan eksistensi.

“Survei Nielsen dalam beberapa tahun terakhir selalu menunjukkan bahwa Jawa Pos memiliki readership terbanyak di Indonesia, mengalahkan semua koran yang ada, termasuk yang terbit dari Jakarta. Bukan hanya itu. Survei juga menunjukkan bahwa 51 persen pembaca Jawa Pos berusia lebih muda dari 30 tahun. Kalau ditarik mundur, semua itu bisa dibilang adalah hasil ’pengaderan pembaca DetEksi’ yang dimulai sejak 2000,” tutur Azrul.

“Kami berhasil membuktikan bahwa koran tidak akan punya masalah di masa mendatang. Tinggal bagaimana koran itu beradaptasi dan terus menarik minat pembaca di era yang terus berubah,” tandasnya.

Memang hasil itulah yang disebut memukau tim juri. Jumlah pembaca muda Jawa Pos jauh lebih besar daripada koran-koran lain di Indonesia. Tim juri juga mengatakan, apa yang dilakukan Jawa Pos lewat DetEksi bisa dijadikan contoh bagi koran-koran lain di seluruh dunia. Baik itu cara mengelola halaman yang melibatkan personel muda, cara menyampaikan rubrik, maupun program-program off-print seperti kompetisi basket pelajar DBL (dulu DetEksi Basketball League, sekarang Development Basketball League).

Apa yang dilakukan Jawa Pos dengan DetEksi ini disebut bisa menjadi inspirasi bagi koran-koran lain di seluruh dunia. “Content dan program-program DetEksi sangatlah mengagumkan dan dengan mudah bisa direplikasi oleh koran-koran lain,” tulis tim juri.

Dengan hasil ini, Azrul mengaku segenap personel Jawa Pos menjadi semakin terpacu untuk terus berinovasi di bidang jurnalistik agar menghasilkan produk yang lebih baik lagi. “Saya yakin seluruh media di bawah bendera Jawa Pos Group, yang jumlahnya hampir 200 koran dan televisi-televisi lokal dari Aceh sampai Papua, juga termotivasi untuk terus berinovasi,” ujar Azrul. (nur/c2/iro/jpnn)

Briptu Vico Dituding Main Uang

Tak Bisa Ditangguhkan

MEDAN-Ternyata keberadaan Briptu Vico Panjaitan tersangka pelaku penembak Dermawan Muhammad (21), cleaning service Bank BRI Jalan Putri Hijau hingga tewas, Selasa (31/5) lalu, yang bebas berkeliaran sudah lama diintai oleh keluarga korban.

Abang ipar korban, Chaidir Sulaiman mengaku, keluarga sudah beberapa kali melihat langsung Vico berkeliaran, namun tak langsung ditangkap. Nah, Sabtu (30/7), personel Sabhara Polresta Medan bahagian Ba Sat Pam Objek Vital di BRI Jalan Putri Hijau.

depan Capital Building itu kepergok keluarga korban main game online di Warnet Super Net Jalan AR Hakim Medan (Kompleks  Asia Mega Mas). Tak pelak, tersangka pun ditangkap keluarga korban bersama dengan warga sekitar.
“Saya sangat kecewa kok bisa seorang tersangka pembunuh adik saya bebas tidak menjalani hukuman dan asyik bermain game online di warnet. Untuk itu kita meminta hukum ditegakkan seadil-adilnya,”ujar Chaidir Sulaiman.
Chaidir Sulaiman menuding ada indikasi permainan uang dan lain sebagainya. “Kita berbicara indikasi, dan indikasi ke arah itu sangat terlihat. Hukum nanti yang akan membuktikan. Kita memegang ucapan Kapolresta dan Kapoldasu yang mengatakan, meskipun sudah ada perdamaian tapi proses pidana tetap berjalan,” tandas Dermawan.

Dosen UMSU itu menyatakan, jika nantinya terbukti adanya permainan uang atau kongkalikong yang melibatkan pihak kejaksaan, kepolisian atau pun pihak lainnya maka secara otomatis kasus ini akan semakin merebak, dan akan menyeret banyak nama.

“Kita lihat, nanti bisa jadi dua kasus. Bukan hanya kasus pembunuhan saja, tapi kasus permainan itu juga akan terungkap. Bayangkan saja, seorang pembunuh bisa keluar dari tahanan dan bebas begitu saja, tidak mungkin kalau tidak ada pembicaraan di belakang itu. Kita akan pertanyakan kredibilitas institusi penegak hukum baik itu kepolisian dan kejaksaan,” pungkasnya.

Kuasa hukum Dermawan Muhammad, A Surya Alasali saat dikonfirmasi mengatakan menyesalkan tindakan kejaksaan yang melepaskan tersangka, tanpa diketahui oleh pihak keluarga. Apalagi ditangguhkan dengan status tahan kota. Namun secara hukum tidak bisa pelaku pembunuhan tahanan kota.
Menurutnya, Senin (hari ini, Red) pihaknya akan mendatangi Kejaksaan Negeri Medan untuk menanyakan hal itu kepada kejaksaan.

Kepala Satuan Reserse Kriminal (Kasat Reskrim) Polresta Medan AKP M Yoris MY Marzuki yang dikonfirmasi Sumut Pos bersikeras kalau proses Briptu Viko Panjaitan semuanya telah diserahkan ke Kejaksaan. Dalam hal ini, wewenang penuhnya adalah ke kejaksaan.

“Itu sudah kita limpahkan ke kejaksaan, jadi tidak ada lagi wewenang dari kepolisian,” jawabnya.
Bagaimana dengan status tahanan kota terhadap Briptu Viko Panjaitan? Mengenai hal itu, Yoris mengatakan, dua hari sebelum berkas dilimpahkan ke kejaksaan sudah ada mediasi antara keluarga tersangka dan disetujui oleh keluarga korban melalui perantara Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

“Dua hari sebelum pelimpahan, sudah ada mediasi dan itu disetujui pihak keluarga korban dan keluarga tersangka. Mengenai status penahanan, itu hak tersangka. Apakah akan ditahan, jadi tahanan rumah atau tahanan kota. Dan tersangka sebelumnya sudah ditahan sebenar-benarnya di kepolisian,” tegasnya.

Pengamat Hukum dan Kriminolog dari Fakultas Hukum UMSU Nursarini Simatupang kepada Sumut Pos mengaku prihatin. Pasalnya, tersangka yang seharusnya ditahan bebas kemana saja. Ironisnya lagi, tersangka merupakan penegak hukum seharusnya tahu hukum dan menghormati proses hukum yang dijalaninya.
Nursarini juga menjelaskan untuk melakukan penangguhan kejaksaan harusnya pikir-pikir, karena keluarga korban bisa kecewa dengan penegak hukum.

“Saya melihat kasus ini berat sebelah. Jaksa yang memberikan penangguhan penahanan terhadap Vico harus diperiksa. Jangan sampai masyarakat menilai hukum saat ini bisa dipermainkan sehingga hukum menjadi rendah di mata masyarakat,” ungkapnya.
Sementara itu Muchrijal Syahputra, Kordinator Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban tindak Kekerasan (Kontras) Sumut menilai kasus terindikasi ada permain.

”Saya meminta agar kejaksaan tidak melukai rasa keadilan yang diharapkan keluarga dan masyarakat dan harus kembali menangkap Vico,”ujar Muchrijal.

Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan Nuriyono SH menilai, penegak hukum ada yang tidak transparan dan terkesan berpihak kepada tersangka. Ketidaktransparanan itu terletak pada pengaburan pasal yang dikenakan terhadap tersangka dan hal ini secara otomatis membuat rasa keadilan terhadap keluarga korban terbengkalai.
Mengenai pasal, Briptu Vico Panjaitan disangkakan pasal 359 mengenai kelalaian yang mengakibatkan kematian. Sementara pasal mengenai pembunuhan harusnya pasal 338.

“Ada pengaburan atas persoalan ini. Seharusnya tersangka itu ditahan, tidak bisa diberikan kebebasan atau status tahanan kota. Dalam pasal yang disangkakan, tidak ada dikenakan tahanan kota. Harus mutlak tahanan. Sah-sah saja sudah ada mediasi antara pihak keluarga korban dan keluarga tersangka, tapi itu tidak menghapus tindak pidananya. Nah, hasil mediasi itu juga harus dipertanyakan apakah tertulis atau tidak,” tegas Nuriyono kepada Sumut Pos, Minggu (31/7).

Apakah ada indikasi permainan uang dalam kasus ini, sehingga Briptu Viko Panjaitan ditetapkan sebagai tahanan kota?
Terkait hal itu, Nuriyono SH tidak menjelaskan secara spesifik. Namun dia mengatakan, dalam kasus ini baik pihak kepolisian maupun kejaksaan tidak memberlakukannya secara objektif, melainkan secara subjektif.
“Kasus ini berjalan secara berpihak kepada pelaku yang notebene merupakan anggota kepolisian. Yang dipertanyakan adalah kenapa bisa statusnya jadi tahanan kota, dan pasal yang disangkakan lebih ringan dari semestinya. Harusnya pasal yang dikenakan lebih tegas, dengan ditambah pasal-pasal lain yang menguatkan,” tandasnya.

Nuriyono juga mengkritisi institusi Kejaksaan dalam hal ini Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan. Harusnya, kejaksaan jangan lemah dalam penegakan hukum meskipun yang bersangkutan adalah penegak hukum.
“Kejaksaan harus tegas, karena dalam hal ini akan memberi dampak yang nantinya akan membuat citra kejaksaan semakin tidak baik di mata masyarakat. Dalam hal ini, Kejatisu juga harus memantau proses ini,” tuturnya.
Sementara itu, pengamat hukum yang berkantor di Law Office Nas and Partner Jalan Sutomo Nur Alam SH lebih mengedepankan proses pengadilannya.

“Mengenai ketetapan tahanan, baik itu tahanan rumah, tahanan kota dan sebagainya adalah wewenang penyidik. Namun memang, sangat disesalkan kenapa bisa seperti itu. Apa tidak ada kekhawatiran bila bebas seperti itu, tersangka tidak akan melakukan hal yang sama. Terlepas dari itu, dalam upaya penegakan hukum finalisasinya adalah di pengadilan. Dalam pengadilan nantinya, harus dilakukan secara objektif dan jangan tebang pilih. Jangan karena pelaku adalah polisi kemudian proses hukumnya ditutup-tutupi, tiba-tiba sudah ada vonisnya. Masyarakat harus mengawal ini,” tukasnya.

Seperti diberitakan, Briptu Vico Panjaitan tersangka pelaku penembak Dermawan Muhammad (21), cleaning service Bank BRI Jalan Putri Hijau hingga tewas, Selasa (31/5) lalu, ternyata bebas berkeliaran meskipun masih menjalani proses hukum.

Sialnya, personel Sabhara Polresta Medan bahagian Ba Sat Pam Objek Vital di BRI Jalan Putri Hijau depan Capital Building itu kepergok keluarga korban main game online di Warnet Super Net Jalan AR Hakim Medan (Kompleks  Asia Mega Mas), Sabtu (30/7) sekitar pukul 14.30 WIB. Tak pelak, tersangka pun ditangkap keluarga korban bersama dengan warga sekitar.

Informasi yang dihimpun wartawan Sumut Pos, Briptu Viko Panjaitan masuk ke Warnet Super Net sekira pukul 14.30 WIB. Tanpa sengaja kedatangannya ke warnet tersebut terlihat salah satu keluarga korban yang kenal dengan tersangka bernama Wahyu (24), yang juga sebagai juru parkir di warnet tersebut. Wahyu kemudian melaporkan hal tersebut kepada Budi Darli (41), abang kandung korban.

Mendapat laporan, sekira pukul 15.15 WIB keluarga korban langsung datang ke warnet tersebut. Keluarga korban langsung menangkap Viko yang lagi main game online dan memboyong Vico masuk ke dalam mobil Suzuki Panther berwarna silver. Saat hendak diboyong Viko sempat memberikan perlawanan, namun keluarga korban berhasil mengamankannya. Viko kemudian diboyong keluarga korban ke rumah korban yang berada Jalan Pasar V, Tembung Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Viko diboyong dengan posisi tangan diikat pakai tali jemuran.
Keberadaan Briptu Viko Panjaitan di rumah korban sempat menjadi tontonan warga sekitar. Seorang anggota keluarga sempat pingsan melihat Viko yang dikelilingi warga. Selanjutnya seorang polisi berpakaian preman langsung mengamankan Viko dari kerumunan warga. Viko pun dibawa ke Mapolsek Percut Sei Tuan dan selanjutnya diboyong  ke Mapolresta Medan. (ari/mag-7)

Hari Ini Puasa

Hilal Tak Terlihat di Medan

MEDAN-Pemprovsu, Kanwil Kemenag Sumut, MUI Sumut, MUI Medan dan Badan Hisab, berbagai ormas Islam dan Rukyat (BHR) Sumut bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah I Medan, menyaksikan bulan untuk memastikan 1 Ramadan 1432 Hijriyah di anjungan Pemprovsu, Minggu (31/7).

Kepala BMKG Wilayah I Medan Harry Suroso mengatakan, dari hasil pemantauan diketahui bulan berada di tiga derajat lintang utara dan 98 derajat bujur timur dengan ketinggian matahari 60 meter di atas permukaan laut.

“Dari kondisi matahari itu didapatkan ijtimak (kesepakatan, Red) tentang awal Ramadan Minggu (31/7) pukul 01.39 menit 39 detik WIB. Kondisi ini akan diketahui setelah matahari terbenam pukul 18.40 menit tiga detik WIB. Ketika matahari terbenam pada Minggu (31/7) yang merupakan terjadinya ijtimak, maka 1 Ramadan 1432 H jatuh pada 1 Agustus 2011 berdasar kriteria Imkan Rukyat atau kemungkinan dapat dirukyat,” jelasnya.

Di Kota Medan sudah memenuhi kriteria Imkan Rukyat yang minimal ketinggian hilal dua derajat, karena di Medan sudah mencapai 5,5 hingga 6 derajat. Namun, Harry Suroso juga menjelaskan, untuk melihat hilal pada Minggu (31/7) sore tak memungkinkan karena kondisi langit yang tertutup awan tebal. “Kita tak bisa melihat hilal (awal bulan Ramadan dilihat dari penampakan bulan, Red) karena daerah Sumut khususnya Medan tertutup awan tebal,” kata Harry.

Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho mengatakan, upaya melihat bulan itu memiliki makna ganda dalam kehidupan beragama dan bernegara. “Di satu sisi, upaya ini dimaksudkan untuk lebih memastikan awal Ramadan. Dan di sisi lain, upaya ini lebih kepada pembuktian tentang ketaatan umat Islam kepada keberadaan pemerintah,” ujarnya.
Karena itu, sambungnya, Pemprovsu mengapresiasi kehadiran berbagai pihak, khususnya ormas Islam di Sumut untuk menyaksikan proses melihat bulan tersebut. Selain itu, kehadiran semua pihak dalam kegiatan tersebut diyakini akan lebih menciptakan silaturahmi di kalangan tokoh Islam di Sumut.

Gatot juga mengatakan, pihaknya bergembira karena Ramadan 1432 H itu diperkirakan tidak ada masalah yang berarti bagi masyarakat. Karena sebelumnya, Pemprovsu telah mengundang seluruh pihak yang berkompeten seperti PLN, Pertamina, PDAM Tirtanadi, dan Perum Bulog untuk mengetahui kondisi dan kesiapan instansi tersebut dalam menyambut Ramadan 1432 H ini.

Dalam pemaparan masing-masing, diketahui jika berbagai instansi tersebut telah memiliki kesiapan dalam melayani kebutuhan masyarakat pada Ramadan tahun ini.

“Seperti kesiapan PLN Sumut dalam penyediaan yang diperkirakan tidak akan mengalami masalah meski dalam kondisi beban puncak. Dalam beberapa hari terkahir, memang terjadi pemadaman listrik yang disebabkan adanya perbaikan instalasi yang dilakukan PLN, khususnya terhadap sejumlah trafo. Itu semua dimaksudkan agar tidak ada masalah lagi dalam bulan suci Ramadan nanti,” terangnya.

Sebelumnya, Pemprovsu, Kanwil Kemenag Sumut, MUI Sumut dan Pengadilan Tinggi Agama Sumut mengeluarkan imbauan bersama terkait pelaksanaaan ibadah puasa Ramadan. Beberapa imbauan itu adalah agar umat Islam mempersiapkan diri secara fisik dan mental dalam menghadapi Ramadan, serta memperbanyak ibadah pada siang dan malam hari. Kemudian, bulan suci Ramadan juga diharapkan menjadi momentum mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, serta momentum untuk meningkatkan etos kerja dalam rangka memerangi berbagai bentuk kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.

Selain itu, umat Islam di Sumut juga diimbau untuk  menyemarakkan Ramadan dengan melaksanakan salat tarawih, tadarus, ceramah, pesantren kilat, peringatan Nuzulul Quran, zikir, zakat fitrah dan lainnya. (saz)

Kapolresta Medan Harus Dipecat

Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro harus memecat Kapolresta Medan. Langkah ini harus dilakukan, jika memang benar keterangan Kajari Medan Radja Nofrizal yang menyebutkan bahwa penyidik polisi tidak melakukan penahanan terhadap Briptu Vico Panjaitan, tersangka pelaku penembak Dermawan Muhammad (21), cleaning service (CS) Bank BRI Jalan Putri Hijau hingga tewas, Selasa 31 Mei 2011 lalu.

Direktur Eksekutif Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengatakan, pembiaran tersangka kasus berat berkeliaran, jangan sampai terulang-ulang.

“Ini mirip kasus Gayus yang dibiarkan keluyuran. Kalau Gayus korupsi, kalau di Medan ini polisi yang disangka melakukan penembakan hingga korban tewas,” ujar Neta S Pane kepada Sumut Pos, kemarin (31/7).

Dikatakan Neta, jika Kapolda tidak bertindak tegas, maka kepercayaan masyarakat kepada kepolisian bakal luntur. “Kapolrestanya harus dipecat. Jangan sampai masyarakat berkesimpulan polisi bertindak diskriminatif. Ini preseden buruk,” ujar Neta.

Siapa yang terlibat dalam pembiaran ini? Neta mengatakan, sangat tidak mungkin yang ‘bermain’ hanyalah personal-personal, yang merupakan kolega Vico Panjaitan. “Dalam kasus seperti ini, kalau personal, saya yakin tidak akan berani. Pasti berjenjang. Makanya, Kapolrestanya harus dipecat. Ini tamparan bagi Kapolda,” tegas Neta lagi.

Menurut Neta, masih beruntung jika Vico hanya main game dan ditangkap keluarga korban. Dampaknya akan besar jika Vico kabur. “Polisi yang akan repot jika Vico kabur. Jaksa juga akan kerepotan,” katanya. Neta menilai, alasan bahwa Vico tahanan kota sangat janggal. Pasalnya, untuk kasus pembunuhan tidak mungkin menjadi tahanan kota.

Lantas, apa yang harus dilakukan selanjutnya? Dia mendesak agar kejaksaan segera memasukkan Vico ke rumah tahanan (rutan), yang bukan merupakan tahanan kepolisian. “Kalau di polisi, ya sama saja, temannya semua itu,” imbuhnya.(sam)

Dimasak Pakai Kayu Bakar, Dibagikan Cuma-cuma

Buka Puasa Bubur Sop Masjid Raya Khas Melayu

Hari ini seluruh umat Islam di Indonesia menunaikan ibadah puasa di Bulan Ramadan.  Menjelang petang setiap hari di Bulan Ramadan, halaman Masjid Raya Al Mashun Jalan Sisingamangaraja Medan-Sumatera Utara selalu disesaki umat Muslim untuk berbuka puasa. Mereka ingin menikmati bubur sop dan anyang khas Melayu.

Seperti kebiasaan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadan, Kota Medan juga memiliki tradisi turun-temurun selama berpuasa. Yaitu berbuka puasa bersama dengan menyantap bubur sop. Satu jenis masakan khas dari lingkungan Kesultanan Deli untuk dibagikan kepada masyarakat secara cuma-cuma di pelataran Masjid Raya Kota Medan setiap saat berbuka tiba.

“Bukan bubur pedas tapi bubur sop. Khas menu berbuka di Masjid Raya selama bulan Ramadan ini. Masakannya khas Melayu dan dimasak dengan bumbu juga sistem yang masih tradisional. Tidak menggunakan kompor gas tapi menggunakan kayu bakar,” ujar Koordinator Lapangan Masjid Raya H Sutomo Nasution, yang ditemui di seputaran Masjid Raya, Minggu (31/7).

Pantauan Sumut Pos, tampak dua teratak sudah berdiri di sisi kiri masjid. Bersebelahan dengan tempat pengambilan wuduk yaitu di sisi Jalan SM Raja Medan. Sementara ratusan kayu bakar dalam beberapa ukuran tertumpuk rapi di beberapa bagian. Sementara di salah satu teratak tiga tungku pembakaran terpasang kokoh siap melaksanakan tugasnya. Dua tungku dari besi dan satu tungku dari batu yang disusun di tiga sudut.

Tungku pertama yang di sebelah kanan digunakan untuk memasak air minum. Tungku yang kedua akan digunakan untuk memasak bubur dan adonan lainnya. Sementara tungku ketiga yang terbuat dari batu tersusun di tiga sisi berada di sebelah kiri berfungsi untuk memasak minuman ringan seperti teh manis.

Seperti yang disampaikan H Sutomo, pekerjaan meramu bubur sop ini sudah dimulai dari pukul 10.00 WIB. Terdapat tiga juru masak diantaranya H Zulkifli. Mulai dari memotong daging, memasak nasi, air minum, juga sop. Untuk itu seperti beras dan bumbu yang dibutuhkan sudah disiapkan sejak kemarin. “Semua bahan dan bumbu sudah kita siapkan jadi besok (hari ini, Red) tinggal masak. Dananya kita dapatkan dari kenaziran Masjid Raya,” tutur pria bertubuh tambun itu.

Untuk menyajikan bubur sop sebagai menu berbuka bersama masyarakat, lanjutnya, dibutuhkan 40 kilogram beras, daging sapi dan tulang sop sebanyak 10 kilogram, kentang 20 kg-30 kg, bawang, daun sere, dan rempah-rempah, sebagai bumbu yang nanti diracik secara tradisional. Untuk memasak sengaja menggunakan kayu bakar. “Karena memang seperti itu kebiasaannya. Kalau pakai kompor gas, rasanya jadi berbeda. Tapi kalau pakai kayu, apinya itu langsung, jadi lebih enak,” tambahnya.

Mulai pukul 16.00 WIB bubur sop tadi pun sudah siap disajikan. Biasanya masyarakat sudah berkumpul dengan membawa rantang untuk membawa bubur sop sebagai santapan berbuka di rumah bersama keluarga. Selain dibagikan secara cuma-cuma tidak ada pembatasan bagi masyarakat yang ingin menikmati bubur sop tadi. Juga untuk 350 orang yang akan berbuka puasa bersama di pelataran Masjid Raya.

Menurut H Sutomo, tradisi berbuka puasa bersama dengan bubur sop ini tidak hanya dinikmati warga Kota Medan. Tidak sedikit pula yang datang dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Utara (Sumut) juga di luarnya. Mereka datang dengan berbagai alasan pula. Selain penasaran dengan cerita yang ada, juga dikarenakan tuntutan tertentu.
“Seperti Ramadan tahun lalu ada yang datang dari Pematang Siantar dan Batubara karena istrinya ngidam. Kalau masih ada, pasti kita kasih. Kalau pun tidak ada lagi, mereka kita suruh kembali esok hari dan pasti sudah kita siapkan,” tegasnya.

Tradisi berbuka puasa dengan bubur sop dan anyang itu mulai dilakukan pada pemerintahan Kesultanan Deli, saat dipimpin Tuanku Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam (1909). Pada saat itu, bubur pedas menjadi menu sajian bagi para sultan dan bangsawan Melayu lainnya. Tuanku Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam menggagas agar tradisi makan bubur itu menjadi sarana berbagi sedekah bagi warga sekitar Masjid Raya Al Maksum dan Istana Maimun serta kaum duafa dan kaum musafir.

Bubur yang rasanya pedas itu dibuat dengan bermacam jenis rempah. Namun, kini bumbu untuk bubur tidak selengkap dahulu karena beberapa bumbu sudah sulit ditemui. Seiring dengan waktu, sajian itu berubah menjadi bubur sop karena sulitnya mendapatkan bahan dasar resep bubur pedas, warisan Tuanku Sultan Makmum Al Rasyid Perkasa Alam. (*)

Masjid Tak Sanggup Tampung Jamaah

Salat Tarawih Pertama

MEDAN-Ribuan umat Muslim memenuhi Masjid Raya Al Mashun di Jalan SM Raja Medan dan Majid Agung di Jalan Diponegoro Medan, untuk melakanakan salat tarawih malam pertama bulan Ramadan 1432 Hijriyah, Minggu (31/7) malam.

Bertindak sebagai imam dalam pelaksanaan salat tarawih perdana di Masjid Raya AL Mashun dipimpin oleh Hansar Sinaga, sedangkan bilal yakni Razali Tambusai.

Pantauan wartawan Sumut Pos, kapasitas ruangan masjid tidak mampu menampung jumlah jamaah sehingga sebagian jamaah memilih salat di halaman depan dengan menggunakan koran sebagai pengganti sajadah.
Hal serupa juga terlihat di Masjid Agung. Kapaitas ruangan juga tidak mampu menampung jamaah. Sehingga sejumlah jamaah salat tarawih di teras samping masjid.

Rajali, pengurus Masjid Raya Al Mashun saat dikonfirmasi  mengatakan, jika kapasitas masjid hingga halaman hanya bisa menampung 1.500 jamaah. Menurutnya, dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya, memang hampir seribu jamaah melakukan salat tarawih pertama.

“Untuk seminggu pertama jamaah yang melaksanakan salat tarawih hampir memenuhi seluruh ruangan masjid bahkan hingga ke halaman depan masjid,” sebutnya.(uma)

Timnas Dikepung Timur Tengah

JAKARTA- Perjuangan berat akan dilakoni Timnas Merah Putih. Di putaran III (babak penyisihan grup zona Asia) Firman Utina dkk dikepung oleh tim Timur Tengah. Iran (peringkat 54 FIFA/ 4 Asia ), Qatar ( peringkat 90 FIFA/ 7 Asia), dan Bahrain (peringkat 100 FIFA/ 11 Asia).

Secara fisik skuad Garuda pasti kalah dengan tiga tim pesaing itu. Untuk menandingi tiga tim yang perringkatnya jauh di atas itu ( Indonesia peringkat 137 FIFA) pemain Indonesia harus digembleng habis-habisan dalam sebulan ke depan. Baik dari sisi kekuatan stamina dan teknik bermain. Rencananya, setelah diliburkan paska mengalahkan Turkmenistan Kamis lalu (28/), Kami lusa (4/8) timnas akan kembali menjalani pemusatan latihan.

Kepada wartawan di Hotel Sultan kemarin siang pelatih timnas Indonesia Wim Rijsbergen mengatakan menyongsong putaran III tim pelatih akan meningkatkan intensitas latihan. Mantan pemain timnas Belanda itu menyatakan perbaikan stamina pemain akan digenjot selama Ramadan.

“Kami tidak ingin pengalaman ketika lawan Turkmenistan terulang lagi. Saat itu para pemain kelelahan sehingga kehilangan konsentrasi dan kebobolan tiga gol dengan mudah,” kata Wim.

Mantan pemain timnas Belanda ini mengaku jika waktu yang ada terlalu singkat untuk membuat persiapan maksimal. Pemusatan latihan yang bebarengan dengan datangnya bulan Ramadan membuat Wim juga harus memutar otak. Sebab pemain tidak mungkin “dihajar” dengan latihan berat di siang hari karena mayoritas pemain melakukan ibadah puasa.
“Kami akan cari formulanya setelah berkumpul dengan pemain tanggal 4 Agustus lusa. Biar bagaimanapun, sebagian besar pemain kami menjalankan puasa dan kami menghargai itu,” lanjutnya.

Untuk memperbanyak pilihan, pelatih yang membela timnas Belanda di final Piala Dunia 1974 dan 1978 itu  mengungkapkan jika tim pelatih kemungkinan melakukan pemanggilan      beberapa pemain baru. Tapi pemain yang sudah ada tetap menjadi opsi utama.

Untuk menambah kekompakan, timnas juga berencana melakukan ujicoba. Salah satu dengan timnas Malaysia. Tapi kami belum tahu kapan waktunya.

Dihubungi terpisah, manajer timnas Ferry Kodrad mengatakan jika hari ini akan ada pertemuan dengam tim pelatih. Salah satu agendanya adalah membahas kemungkinan menambah pemain baru.

Menurut Ferkod, sapaan akrab Ferry Kodrad, PSSI sebelumnya telah mendaftarkan 44 nama ke AFC (Konfederasi Sepakbola Asia). Sedangkan kuota entry by name  mencapai 50 pemain.

“Jadi, kita masih bias menambah pemain baru. Kami akan usulkan hal itu kepada head coach. Hemat kami, semakin banyak pemain yang ikut pelatnas akan semakin baik. Kami akan bertemu coach Wim Rijsbergen besok (hari ini, Red),” beber Ferkod.

Timnas INdonesia lolos ke putaran III kualifikasi Piala Dunia zona Asia setelah mengungguli Turkenistan dengan agregat 5-4. Di leg pertama (23/1) Firman Utina berhasil menahan imbang tuan rumah Turkmenistan 1-1. Di leg kedua yang digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Kamis malam kemarin (28/7) skuad Garuda menang dengan skor ketat 4-3. Indonesia akan mengawali putaran III dengan bertandang ke Iran pada 2 September. (ali/jpnn)

Perluasan Kota Medan Jangan Jadi Kepentingan Bisnis

MEDAN-Keinginan Pemko Medan untuk melakukan perluasan wilayahnya yang dikelilingi Kabupaten Deli Serdang mendapat respon positif.

“Saya berpendapat positif karena Medan kan sudah menjadi Kota Metropolitan, memang sudah layak untuk diperluas. Tetapi pembangunan sebuah kota, tanpa harus memikirkan masyarakat, pemerintah serta tokoh masyarakat tak akan arif dan bijaksana,” ujar Pakar Pemerintahan, Mirza Nasution, Minggu (31/7).

Dikatakan Mirza, jangan wacana perluasan yang sudah mendapat respon dari provinsi dan pusat malah menjadikan untuk kepentingan bisnis. “Kalau itu saya sangat tidak setuju hanya untuk kepentingan segelintir orang-orang yang mempunyai kepentingan. Dengan begitu perluasan tidak akan terpenuhi, bila dijadikan untuk kepentingan bisnis,” ucapnya.

Menurut Mirza, dengan adanya perluasan aspek pembangunan, lingkungan hidup, lapangan pekerjaan bagi masyarakat harus terpenuhi. “Jangan kota ini menjadi sangat kacau. Pemerintah Kota Medan harus memperhatikan aspek budaya dan struktural. Untuk modal perluasan sudah sangat bagus, dengan beragam etnis dan budaya Kota Medan bisa rukun dan membangun. Jadi tidak ada lagi tidak mensejahterahkan orang banyak,” cetusnya.

Pengamat politik, Ahmad Taufan Damanik mengatakan kalau Pemerintah Kota Medan tidak bisa memutuskan sendiri untuk perluasan. Dengan demikian, Pemko Medan harus berdialog terhadap Kabupaten Deli Serdang.
“Sejak zaman Wali Kota Abdillah, Medan sudah berkali-kali meminta kepada Kabupaten Deli Serdang untuk perluasan. Tetapi tetap saja tidak dikasih sejengkal pun. Jadi ini bukan pertama kali,” kata Taufan.

Dijelaskan Taufan, Pemko Medan harus mwminta fasilitasi dari porvinsi sebagai penengah. “Kalau tidak seperti yang lalu saja, tidak akan diberikan. Medan dan Deli Serdang sama-sama tingkat II,” ungkapnya.
Sementara, Sekretaris Fraksi PAN Aripay Tambunan menuturkan, dalam Peraturan Pemerintah pusat (PP) Nomor 22/1973 pernah diputuskan oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bahwa sejumlah wilayah Kabupaten Deli Serdang masuk menjadi bagian wilayah Kota Medan. Batas administrasi itu dinilai memang sudah lama sekitar 30 tahunan silam, namun menjadi dilema.

Aripay menjelaskan dalam PP No 22/1973 tersebut dijelaskan dan diputuskan beberapa wilayah Deli Serdang yang masuk ke Kota Medan, namun penentuan perbatasan saat itu tidak tuntas.  (adl)

Jepang Dilanda Banjir Bandang, Vietnam Ungsikan Warga

Badai Nock-ten Hantam Asia Timur

TOKYO- Setelah dihantam gempa dan tsunami, kini Jepang dilanda badai dan banjir bandang.  Akibatnya 417 ribu jiwa mengungsi. Sebelumnya, bencana badai dan banjir bandang serupa juga terjadi di Korea Selatan (Korsel) dan Filipina.
Banjir bandang itu muncul setelah badai memicu hujan deras selama dua hari berturut-turut hingga menyebabkan tanah longsor. Bencana serupa juga melanda Korea Utara (Korut) dan Vietnam.

Di Jepang, sedikitnya 417 ribu orang diperintahkan mengungsi setelah Badan Meteorologi setempat mengeluarkan peringatan maksimum. Menurut badan tersebut, hujan deras telah berlangsung 72 jam dengan curah mencapai 623 milimeter di Kota Kamo, Niigata; dan 700 mm di Kota Tadami, Fukushima.

Tingginya curah hujan memicu banjir dan tanah longsor. Banjir yang disertai lumpur bahkan merendam 12 kota di timur laut Negeri Matahari Terbit itu, termasuk Prefektur Fukushima, dilanda gempa dan tsunami 11 Maret lalu. Selain menelan satu korban jiwa dan menyebabkan lima lainnya hilang, banjir merusak bendungan dan menenggelamkan rumah penduduk.

Kantor berita NHK, yang memantau dari udara, memperlihatkan jembatan yang melewati Sungai Shinano di Niigata sebagian tenggelam dalam air lumpur, bersatu dengan pohon dan tiang telepon yang roboh. Lusinan kendaraan juga tampak terdampar di jalan sepanjang Shinano.

Di Korut, hujan lebat disertai banjir melanda Provinsi Hwanghae Utara dan Selatan, Kangwon, serta Hamgyoung Selatan. Associated Press Television News memperlihatkan banjir merusak sawah, dan warga di Kaesong, kota yang berbatasan dengan Korsel, berusaha menyelamatkan diri dengan mengarungi air.

Di negara komunis itu, banjir membuat jalanan rusak, jembatan ambruk, bus terdampar di atas genting, rumah dan bangunan publik hancur, serta tanaman disiram tanah dan kerikil. Kantor berita Korut, KCNA melaporkan lebih dari 650 hektare sawah terendam banjir di Provinsi Hwanghae Utara. Bencana juga menyebabkan sejumlah ranjau darat mengalir ke Korsel  yang juga dilanda banjir, Jumat lalu.

Badai tropis Nock-ten  mulai mendekati daratan Vietnam, juga memicu hujan deras. Badan ramalan cuaca setempat mengatakan badai menghantam utara Vietnam, Sabtu malam, disertai angin dengan kecepatan 102 kilometer per jam.
Guna mencegah jatuhnya banyak korban jiwa, pemerintah Vietnam mengevakuasi sedikitnya 300 ribu orang dari daerah pesisir utara negara itu. Sebelumnya, badai Nock-ten mendarat di Filipina dan merenggut 41 nyawa serta menyebabkan 26 lainnya hilang. (bbs/jpnn)

2 Pesawat Tabrakan di Alaska

GEORGETOWN – Dua kecelakaan pesawat terjadi secara terpisah di Benua Amerika pada Sabtu lalu (30/7) waktu setempat atau kemarin WIB (31/7). Sebuah pesawat Boeing 737-800 milik Caribbean Airlines terbelah dua saat hendak mendarat di tengah hujan deras  dan kabut tebal di kota di Guyana, Amerika Tengah.

Tak ada korban dalam insiden itu. Sebanyak 151 penumpang dan enam awak pesawat dilaporkan selamat. “Itu benar-benar sebuah keajaiban,” ungkap George Nicholas, chairman Caribbean Airlines, di Cheddi Jagan International Airport, Georgetown.

Pesawat terbang dari New York, AS, dilaporkan tergelincir ketika mendarat di bandara internasional terbesar di Guyana itu. Karena tak bisa dikendalikan, pesawat kemudian menabrak pagar di ujung landasan (runway) dan terhenti di sebuah bukit rumput. Bagian depan  pesawat yang mengangkut penumpang kelas bisnis terbelah dan terpisah dari bagian belakang.

Sementara itu, kecelakaan pesawat lain terjadi di Alaska, AS. Dua pesawat apung bermesin tunggal bertabrakan saat terbang di dekat danau di Alaska. Satu pesawat terbakar, dan empat orang yang berada di dalamnya tewas.
Juru Bicara Badan Penerbangan Federal AS (FAA) Ian Gregor menuturkan kepada AP tabrakan itu melibatkan pesawat Cessna 180 dan Cessna 206. Cessna 180 hancur akibat tabrakan. “Puing-puing pesawat masih mengeluarkan kobaran api hingga di darat,” katanya.  (afp/ap/cak/dwi/jpnn)