25 C
Medan
Friday, December 19, 2025
Home Blog Page 14816

Optimis dan Suka Tantangan

Menghadapi tantangan membuat hidup ibu satu anak ini bersemangat. Dengan tantangan dapat membuat otaknya terus berjalan untuk berfikir. Dan dengan tantangan dapat membuat dirinya belajar untuk menghadapi hal-hal baru dalam dunia usaha. Begitulah kata Fadillah, pemilik resto Ayam Penyet Medan ini.

Lahir dari keluarga pedagang, wanita kelahiran Medan, tahun 1970 silam ini selalu merasa tidak berguna saat dirinya harus mengganggur dan tidak bekerja. Karena bagi anak ke delapan dari delapan bersaudara ini, bekerja akan memberikan manfaat bagi semua orang.

Bahkan, lahan pekerjaan yang dipilihnya adalah yang bisa membuka lapangan kerja bagi orang lain juga. “Saya sudah mencoba kerja di kantoran, tetapi tidak betah. Saat ditawari buka usaha oleh abang saya, saya makin semangat dan terus mengembangkan usaha,” ujar wanita tamatan SLTA Muhammaddiyah 1 ini.

Sejak memulai bisnisnya sebagai pedagang, berbagai jenis produk dagangan telah dicobanya, mulai dari berdagang kaset, dagang kain, jasa jahit dan service alat-alat elektronik, dan terkhir membuka usaha rumah makan.
“Sekitar tahun 1991, abang saya menawarkan saya untuk menjadi pedagang. Padahal pada saat itu saya ingin mencoba menjadi PNS. Tapi saya lebih memilih menjadi pedagang pada akhirnya,”  ucapnya.

Iapun mengawali usahanya dengan membuka toko kaset. Saat itu dirinya juga sudah menikah dan tengah mengandung. Sayangnya, bawaan ngidam kehamilannya sedikitr aneh, yakni malas bangun pagi. Hal ini membuat toko kaset yang dijalaninya harus tutup untuk beberapa lama.

Menyadari kerugian yang akan dialaminya, Fadillah memberanikan diri untuk membujuk sang suami, Darusman agar mau mengelola toko kasetnya. Padahal pada saat itu, sang suami memiliki pekerjaan. “Saya bujuk suami untuk mengambil alih tugas saya. Saya bilang gaji yang diterima tak seberapa dibandingkan dengan kerugian yang akan dihadapi nantinya,” ujarnya.

Toko kaset yang dibangun pun memberikan keuntungan padanya. Tak tanggung-tanggung, dari keuntungannya kala itu bisa membeli 2 kios di pasar Simalingkar. “Dua kios itu dibagi rata, satu untuk saya dan satu lagi untuk suami dengan usaha masing-masing,” ujarnya.

Namun, entah mengapa, kata Fadillah, tiba-tiba saja ia bosan menekuni usaha dagangannya pada masa itu. Iapun lalu memutuskan untuk berhenti bekerja dan hanya menjadi seorang ibu rumah tangga saja. “Tapi dua bulan saja saya total menjadi ibu rumah tangga yang hanya di rumah saja, tanpa usaha. Setelah itu saya malah semakin bosan tanpa kegiatan,” tambahnya.

Setelah itu dirinya memberikan usaha toko kasetnya kepada keluarganya. Fadillah pun lalu memutuskan memberanikan diri membuka usaha lain, jahitan baju dan sekaligus membuka service alat-alat elektronik. “Untuk membuka usaha ini, saya lumayan mendapat untung. Selama delapan tahun saya lakoni. Tapi lagi-lagi saya sangat suka tantangan. Saya lalu memutuskan membuka usaha lain, usaha warung nasi,” ujarnya mengenang.

Fadillah lalu membuka usaha Nasi Ayam Penyet Medan. Dirinya yang selalu optimis dan menyukai tantangan, semakin giat melakukan usaha berkat dukungan penuh dari suaminya yang pengertian dan penuh kasih.

“Saat membuka cabang Nasi Ayam Penyet Medan di AH Nasution, saya dan suami pisah selama 9 bulan karena ngurus usaha warung nasi kami. Saya sibuk ngurus cabang baru, sementara suami sibuk dengan cabang lama yang di rumah. Suami saya sangat baik, saya sampai terharu dengan pengertiannya akan diri saya,” ujarnya memuji.

Menyadari hakikatnya sebagai pengusaha, penampilan yang menarik menjadi modal untuknya. “Menarik bukan berarti full make up atau dandan habis-habias. Menarik bagi saya cukup bersih dan rapi, jadi enak dilihat,” ucapnya.
Sebagai pengusaha sukses,  ia tetap menjalankan kodratnya sebagai istri dan ibu rumah tangga. “Saya selalu menurut dengan perkataan suami.  Saya tetap menjalankan aktivitas sebagai ibu rumah tangga,” ujarnya.

Nasi Ayam Penyet miliknya memiliki 2 cabang dengan 28 karyawan. “Bagi saya dagang bukan untuk gaya, tetapi bekerja untuk bisa membuka kapangan pekerjaan bagi orang lain,” pungkasnya. (mag-9)

Harga Ayam Potong Naik

MEDAN- Sepuluh hari menjelang Lebaran, harga ayam potong mulai merangkak naik. Bahkan, diprediksi harga ayam potong bisa mencapai Rp28 ribu per kilogram pada H-1 Lebaran.

Menurut pantauan wartawan Sumut Pos di Pusat Pasar dan Pasar Sukaramai, Sabtu (20/8), harga ayam potong mengalami kenaikan sebesar Rp1.000 per kilogram dari hari sebelumnya, yakni Rp23 ribu per kilogram. Naiknya harga ayam ini, menurut pedagang disebabkan banyaknya permintaan.

“Biasanya, 10 hari menjelang Lebaran, ada kenaikan harga ayam potong. Jadi otomatis, kita juga menaikkan harga,” ujar Mahmud (53), pedagang ayam di Pasar Sukaramai. Mahmud juga memperkirakan, harga ayam potong ini akan mengalami kenaikan sebanyak 4 kali menjelang Lebaran, dan biasanya kenaikan akan dimulai dari harga terkecil, Rp500 per ekor. “Jadi H-1, harga ayam bisa mencapai Rp28 ribu per kilo,” lanjutnya.

Hal senada dikatakan Siregar (40), pedagang ayam di Pusat Pasar. Menurutnya, mulai Sabtu (20/9) kenaikan ayam potong sudah mulai terasa. “Kemarin kita jual ayam, Rp22 per kilo, hari ini (Sabtu, red) sudah Rp23 ribu per kilo. Padahal stok ayam banyak, tapi mungkin karena kebutuhan, jadi meski mahal tetap dibeli,” ungkap Siregar.
Sementara itu, harga kebutuhan pokok lainnya seperti minyak goreng, beras, tepung dan gula, cabai dan bawang merah belum mengalami kenaikan. “Mungkin karena ada pasar murah yang digelar Pemko Medan, jadi harga tidak naik,” ujar Nurty (37), pedagang di Pasar Sukaramai. Menurut Nurty, baik minyak goreng, beras, tepung dan gula, harganya normal, masih sama seperti pada awal Ramadan.

Demikian juga dengan harga cabai, bawang merah, cabe rawit dan telur juga tidak mengalami perubahan, semua harga masih normal.(mag-9)

Ciptakan Generasi Berintegritas Kokoh

Adnan Buyung Nasution Orasi Ilmiah

MEDAN- Perguruan Tinggi diharapkan mampu melahirkan calon pemimpin bangsa yang tidak hanya memiliki ilmu pengetahuan, melainkan para pemikir dan cendikiawan yang telah mentransferkan ilmunya dalam mencetak tenaga ahli di bidangnya. Hal ini disampaikan pengacara senior Adnan Buyung Nasution dalam orasi ilmiahnya pada Dies Natalis ke-59 di Gelanggang Mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (20/8).

“Tidak hanya sekadar mentransfer ilmu pengetahuan dan mencetak tenaga-tenaga ahli di bidangnya, namun juga harus mengupayakan agar generasi penerus yang akan menjadi pemimpin di Indonesia pada gilirannya nanti memiliki integritas yang kokoh,” ungkapnya .

Untuk strategi pelaksanaanya, Buyung memandang setidaknya ada tiga hal pokok yang dapat dijadikan titik fokus, yakni reorientasi kurikulum, diskusi, dan riset ilmiah serta keteladanan.

Yang mana dalam hal ini, untuk reorientasi kurikulum, bilang Buyung, kurikulum pendidikan di perguruan tinggi perlu disusun secara komprehensif dengan mempertimbangkan terpenuhinya muatan-muatan yang tidak hanya meningkatkan pemahaman konseptual dan skill, namun juga mengkaji mengenai etika, moral dan keadilan.
“Para calon genrasi pemimpin bangsa, yang menerima pendidikan juga perlu diberikan pemahaman mengenai etika kondisi sosial-struktural di masyarakat, sehingga mampu mengidentifikasi dengan baik berbagai problem-problem keadilan social,” terangnya .

Masih menurutnya, selain pengajaran yang sifatnya formal di ruang-ruang kelas berbagai acara di diskusi, baik formal maupun informal terus didorong untuk menciptakan ide brilian dari mahasiswa, terutama di USU.

Diakhir orasi ilmiahnya Buyung juga menyampaikan pentingnya keteledanan di dalam dunia pendidikan. Dalam keteladanan ini, ia merasa perlu memberikan pujian setingi-tingginya kepada dua orang teladan dari USU yang namanya tetap dikenang dan harum hingga kini. Kedua tokoh guru besar USU tersebut yakni Prof Mahadi yang dikenal karena keluasan ilmu pengetahuannya dan Prof Ani Abbas Manoppo, cendikiawan yang aktif terlibat dalam aksi-aksi perjuangan baik di masa Orde Lama maupun Orde Baru.

Dalam kesempatan yang sama Rektor USU Prof Syahril Pasaribu mengatakan, intruksi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi kepada Rektor USU untuk memimpin perubahan status sebagaimana amanah PP No 66 tahun 2010 tampaknya masih banyak mengalami kendala.(uma)

Lobi Gurning

MEDAN- Isu siapa calon pelatih PSMS musim depan mulai diperdebatkan. Meski masih berkutat dengan aspek legal, PSMS kabarnya sudah menemukan sosok pelatih yang tepat. Dia adalah Abdurahman Gurning.

Ya, mantan pelatih PSPS Pekan Baru itu disebut-sebut bakal menduduki kursi kepelatihan PSMS. Kesuksesannya membawa PSPS Pekanbaru ke Liga Super 2009/2010 dan berada di level cukup baik pada Liga Super 2010/2011 membuat  dirinya dianggap layak menukangi PSMS.

Meski belum menyebutkan siapa sosok pelatih PSMS, Sekretaris Umum PSMS, Idris mengatakan, PSMS akan merekrut sosok pelatih asal Medan. Kriterianya, pelatih tersebut mengantongi lisensi kepelatihan A terbitan Asian Football Confederation (AFC).

“Yang pasti pelatih PSMS itu orang Medan dan punya lisensi A AFC. Silahkan perkirakan sendiri siapa dia,” ujar Idris saat dikonfirmasi.

Jika ditilik, ada beberapa nama pelatih dengan kriteria yang disebutkan Idris tersebut di Medan. Mereka antara lain Suimin Diharja, Tumpak Uli Sihite, Nobon Kayamuddin, dan yang paling junior di antara mereka, Abdul Rahman Gurning, meski ada juga nama Liestiadi yang juga masih muda. Namun Liestiadi pernah gagal ketika dapat kesempatan di era Sihar Sitorus lalu.

Dan dari list nama tadi, Abdul Rahman Gurning dianggap potensial. Sedangkan Suimin Diharja yang didepak PSMS di putaran kedua Divisi Utama 2009/2010 lalu bisa saja akan memiliki pertimbangan tersendiri jika diajak bergabung lagi. Sedangkan dua nama lainnya tidak lagi aktif menjadi pelatih.

Kendati Idris  tidak membenarkan, dia juga tidak membantah saat nama Gurning disebut-sebut mengisi posisi pelatih. “Ya, nanti sajalah disebutkan, sekarang masih terlalu dini,” paparnya.

Namun salah seorang sumber di PSMS memastikan, sosok pelatih tersebut benar Abdul Rahman Gurning. “Gurning yang akan menjadi pelatih PSMS, dan itu sudah bisa dipastikan,” sebut sumber yang enggan disebutkan namanya itu.
Menurutnya, Gurning dipilih lantaran merupakan mantan pemain PSMS Medan yang gaya kepelatihannya berciri khas rap-rap, ala sepak bola Medan.
(ful)

Bermain Mandi Bola

MEDAN- Selain aneka jajanan, Kampoeng Ramadhan juga menyediakan fasilitas bermain bagi anak-anak. Namanya wahana mandi bola.

Sesuai namanya, mandi bola merupakan satu bentuk permainan, hiburan, rekreasi khususnya bagi anak-anak. Fasilitas ini menyediakan kolam yang diisi bola-bola yang terbuat dari plastik.

Di luar pelaksanaan Kampong Ramadhan, wahana mandi bola ini bisa dijumpai di pusat-pusat pembelanjaan dan di taman hiburan yang ada di mal-mal, tapi sekarang tidak usah jauh, datang saja ke Kampoeng Ramadhan, Lapangan Cadika Medan Johor.

“Wahana mandi bola ini sengaja kami adakan untuk menghibur pengunjung,” ujar Zulkarnain, Manejer Kampusi Promo, selaku EO acara.

Dijelaskannya, wahan mandi bola ini memberikan nuansa hiburan kepada anak-anak, agar tidak merasakan kebosanan saat menemani orang tuanya berbelanja di stan yang tersedia.

“Kan ada wahana ini, anak-anak bisa bermain mandi bola di sini dengan aman, soalnya ada pengawasnya. Ya istilahnya bisalah jadi salah satu tempat alternatif buat ibu-ibu yang ingin menitipkan anaknya selagi ia berbelanja di Kampeng Ramadhan,” bebernya.

Tarif yang ditawarkan wahana ini pun terbilang murah yakni Rp5 ribu per jamnya. Wahana mandi bola tersebut, mulai dibuka pukul 17.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB. Sejauh ini menurut Zulkarnain, wahana mandi bola terbilang paling diminati pengunjung Kampoeng Ramadhan khususnya bagi anak-anak kecil.

Terbukti banyak anak-anak yang rela mengantre untuk dapat menikmati wahana mandi bola tersebut .
“Ini memang suatu bentuk komitmen kita agar Kampoeng Ramadhan tidak hanya bisa dinikmati orang dewasa, tapi juga anak-anak bisa betah di sana dan kedepanya kita akan berusaha meningkatkan fasilitas yang sudah ada,” ungkap Zulkarnain.(uma)

Berbagi dengan Anak Yatim

TEBING TINGGI- Karang Taruna Kota Tebing Tinggi menggelar safari ramadan sekaligus berbuka puasa bersama anak yatim di kediaman Pengurus Kecamatan Rambutan, Asnawi Mangkualam Jalan Taman Bahagia, Kota Tebing Tinggi.
Ketua Karang Taruna Kota Tebing Tinggi, H Azhar Efendi Lubis SE mengatakan kegiatan di bulan ramadan ini bertujuan untuk berbagi kepada anak yatim.

Sementara itu salah satu tujuan safari ramadan yang sudah pernah dilakukan adalah di Masjid Taqwa Kota Tebing Tinggi.
Dikatakannya, kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahunnya. “Di balik harta yang kita miliki didalamnya masih ada hak anak yatim. Maka di bulan ramadan ini, kita jangan terlalu pelit dengan harta yang kita miliki, dengan kita membantu orang miskin atau anak yatim bukan membuat kita menjadi miskin, bahkan Allah akan menambah menganjar pahala kita,” jelasnya.

Usai berbuka puasa, acara dilanjutkan dengan salat magrib. Berindak sebagai imam Al Ustadz Abdul Yasin Dasopang Deprasong yang berasal dari Timor Leste.

“Taqwa sebenarnya datang dari diri kita sendiri, pengertian taqwa berhubungan erat dengan silatuhrahim, maksudnya dengan bersilatuhrahim dengan jemaah masjid dan anak yatim, maka kita bisa masuk dalam barisan orang yang bertaqwa,” kata Abdul Yasir dalam tausiyahnya. (mag-3)

Asmara Memang Aneh

Secara tak terduga, pangeran yang menjadi putra mahkota jatuh sakit. Sudah banyak tabib yang didatangkan untuk memeriksa dan mengobati, tapi tak seorang pun mampu menyembuhkannya. Akhirnya Raja mengadakan sayembara. Sayembara boleh diikuti oleh rakyat dari semua lapisan. Tidak terkecuali oleh para penduduk negeri tetangga.
Sayembara yang menyediakan hadiah menggiurkan itu dalam waktu beberapa hari berhasil menyerap ratusan peserta. Namun tak satu pun dari mereka berhasil mengobati penyakit sang pangeran. Akhirnya sebagai sahabat dekat Abu Nawas, menawarkan jasa baik untuk menolong sang putra mahkota.

Baginda Harun Al Rasyid menerima usul itu dengan penuh harap. Abu Nawas sadar bahwa dirinya bukan tabib.
Dari itu ia tidak membawa peralatan apa-apa. Para tabib yang ada di istana tercengang melihat Abu Nawas yang datang tanpa peralatan yang mungkin diperlukan. Mereka berpikir mungkinkah orang macam Abu Nawas ini bisa mengobati penyakit sang pangeran?

Sedangkan para tabib terkenal dengan peralatan yang lengkap saja tidak sanggup. Bahkan penyakitnya tidak terlacak. Abu Nawas merasa seluruh perhatian tertuju padanya. Namun Abu Nawas tidak begitu memperdulikannya. Abu Nawas dipersilahkan memasuki kamar pangeran yang sedang terbaring. la menghampiri sang pangeran dan duduk di sisinya.
Setelah Abu Nawas dan sang pangeran saling pandang beberapa saat, Abu Nawas berkata, “Saya membutuhkan seorang tua yang di masa mudanya sering mengembara ke pelosok negeri.”

Orang tua yang diinginkan Abu Nawas didatangkan. “Sebutkan satu persatu nama-nama desa di daerah selatan.” perintah Abu Nawas kepada orang tua itu. Ketika orang tua itu menyebutkan nama-nama desa bagian selatan, Abu Nawas menempelkan telinganya ke dada sang pangeran. Kemudian Abu Nawas memerintahkan agar menyebutkan bagian utara, barat dan timur. Setelah semua bagian negeri disebutkan, Abu Nawas mohon agar diizinkan mengunjungi sebuah desa di sebelah utara. Raja merasa heran. “Engkau kuundang ke sini bukan untuk bertamasya.” “Hamba tidak bermaksud berlibur Yang Mulia.” kata Abu Nawas. “Tetapi aku belum paham.” kata Raja. “Maafkan hamba, Paduka Yang Mulia. Kurang bijaksana rasanya bila hamba jelaskan sekarang.” kata Abu Nawas. Abu Nawas pergi selama dua hari.

Sekembali dari desa itu Abu Nawas menemui sang pangeran dan membisikkan sesuatu kemudian menempelkan telinganya ke dada sang pangeran. Lalu Abu Nawas menghadap Raja. “Apakah Yang Mulia masih menginginkan sang pangeran tetap hidup?” tanya Abu Nawas. “Apa maksudmu?” Raja balas bertanya.

“Sang pangeran sedang jatuh cinta pada seorang gadis desa di sebelah utara negeri ini.” kata Abu Nawas menjelaskan. “Bagaimana kau tahu?” “Ketika nama-nama desa di seluruh negeri disebutkan tiba-tiba degup jantungnya bertambah keras ketika mendengarkan nama sebuah desa di bagian utara negeri ini. Dan sang pangeran tidak berani mengutarakannya kepada Baginda.” “Lalu apa yang harus aku lakukan?” tanya Raja. “Mengawinkan pangeran dengan gadis desa itu.” “Kalau tidak?” tawar Raja ragu-ragu.

“Cinta itu buta. Bila kita tidak berusaha mengobati kebutaannya, maka ia akan mati.” Rupanya saran Abu Nawas tidak bisa ditolak. Sang pangeran adalah putra satu-satunya yang merupakan pewaris tunggal kerajaan. Abu Nawas benar. Begitu mendengar persetujuan Raja, sang pangeran berangsur-angsur pulih. Sebagai tanda terima kasih Raja memberi Abu Nawas cincin.(net/jpnn)

Masjid Dibom, 43 Jamaah Tewas

PESHAWAR-Teror kembali mengguncang Pakistan. Kemarin (19/8) sebuah serangan bom bunuh diri menghajar masjid di Desa Ghundi, dekat Kota Jamrud, Distrik Khyber. Akibat bom tersebut, setidaknya 43 tewas dan 117 luka-luka.

Seperti dilansir Associated Press, bom itu meledak saat sekitar 500 jamaah selesai menunaikan salat Jumat. Sebagian sudah bersiap meninggalkan masjid desa yang warganya mayoritas muslim Sunni tersebut. Sekitar 40 korban luka dilarikan ke Hayatabad Medical Complex di Peshawar.

Itulah teror terburuk di Pakistan sejak 13 Mei lalu. Ketika itu, dua pengebom bunuh dirin
beraksi di luar pusat pelatihan polisi di Charsadda yang berjarak 30 kilometer dari Peshawar dan menewaskan 98 orang serta melukai 140 lainnya.

Serangan Mei itu dilakukan Taliban Pakistan dan dimaksudkan sebagai balasan atas terbunuhnya Osama bin Laden di tangan pasukan Amerika Serikat yang menyergapnya di Abbotabad pada 1 Mei lalu. Tetapi, untuk serangan kemarin, belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.

Yang pasti, Kyber dengan Peshawar sebagai kota utama adalah wilayah yang didiami suku-suku tradisional Pakistan dan merupakan salah satu tempat para militan Taliban Pakistan serta Al Qaeda aktif beroperasi.

Taliban dan kelompok-kelompok radikal di Pakistan selama ini juga kerap menyasar masjid yang digunakan sebagai tempat beribadah para tentara pemerintah dan milisi sipil antimilitan. Sejak 2007, rangkaian pengeboman yang dilakukan Taliban Pakistan dan Al Qaeda telah menelan 4.550 korban jiwa.

Meski belum ada yang mengaku bertanggung jawab, Khalid Mumtaz Kundi, orang nomor dua di jajaran pemerintahan Distrik Khyber, menyatakan bahwa beberapa saksi mata menyebutkan, bomber bunuh diri itu seorang pria muda. “Ini serangan bunuh diri. Pengebom mengenakan rompi yang berisi 8?10 kilogram bahan peledak dan datang ke m

sjid dengan berjalan kaki. Dia meledakkan diri persis di tengah masjid,” kata Kundi kepada AFP.
Saleem Khan, 21, salah seorang korban luka, mengatakan, kepanikan luar biasa terjadi setelah bom meledak. Banyak jamaah yang terjebak di dalam masjid. Saleem juga mengaku terinjak-injak karena para jamaah berusaha menyelamatkan diri di antara kepulan asap, jeritan tangis, dan genangan darah.

“Siapa pun yang melakukan kekejian seperti ini saat bulan Ramadan tak mungkin seorang muslim,” kata Saleem yang tengah dirawat di sebuah rumah sakit di Peshawar, seperti dilansir AFP.

Korban luka lain, Saqib Ullah, 24, menyatakan, dirinya sudah berupaya menolong beberapa oang yang tergeletak di sekitarnya. Tetapi, hampir semuanya tewas. “Saya lihat paman saya tergeletak di genangan darah. Saya segera membopong dia, tetapi dia telah meninggal,” katanya kepada AFP.
Dari tayangan televisi juga terlihat kondisi masjid yang berantakan. Langit-langit runtuh, jendela hancur, tembok retak-retak, dan darah menggenang serta muncrat di mana-mana.

Masih pada hari yang sama, teror juga dilakukan AS di Pakistan. Dua misil negeri adidaya itu menghantam sebuah rumah di Desa Sheen Warsak, Waziristan Selatan, yang diduga kuat menjadi basis Taliban. Empat orang tewas akibat serangan yang dilakukan pesawat tanpa awak tersebut, tetapi belum ada konfirmasi resmi apakah benar mereka anggota Taliban.

Serangan itu juga memperburuk hubungan antara Washington dan Islamabad. Tensi di antara dua pemerintahan meningkat sejak penyergapan Osama yang diklaim Pakistan dilakukan tanpa sepengetahuan mereka.

Pakistan, yang menjadi sekutu utama AS sejak perang melawan terorisme diluncurkan pada 2001, juga berkali-kali memprotes serbuan misil AS. Keberadaan AS di Pakistan itu pula yang menjadi alasan kelompok-kelompok radikal terus mengincar berbagai kepentingan pemerintah Islamabad.
Sementara itu, Karachi, kota terbesar di Pakistan, beberapa waktu belakangan juga terus digoyang gelombang kerusuhan bermotif etnis, kriminalitas, dan politis. Akibatnya, 52 orang tewas hanya dalam waktu 48 jam terakhir. (c6/ttg/jpnn)

Kadis PU Ditangkap di Asrama Haji

Dugaan Korupsi Rp1,8 Miliar di Pemkab batubara

MEDAN- Kepala Dinas Pekerjaan Umum (Kadis PU) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Batubara Irwansyah Nasution, ditangkap paksa oleh jaksa bidang Tindak Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara, Jumat (19/8). Irwansyah diamankan dari Kawasan Asrama Haji Pangkalan Mansyur, Jalan AH Nasution pukul 9.00 WIB, saat usai olahraga pagi Dia diciduk karena korporatif dalam pemanggilan untuk dimintai keterangan soal dugaan korupsi pembangunan gedung di 7 SKPD senilai Rp6,8 miliar lebih.

Irwansyah digiring dari ruangan Pidsus lantai I Kejatisu, oleh petugas langsung menuju mobil tahanan yang telah dipersiapkan, untuk diboyong ke Rumah Tahanan Tanjunggusta Medan.
Pria paruh baya saat ditangkap mengenakan bajukoko ini, tidak dapat berbuat banyak, dan menutupi wajahnya dengan kerja, untuk menghindari jepretan wartawan yang sedari tadi telah menunggu.
Tidak sedikitpun tersangka mau memberikan keterangannya soal penangkapan tersebut.Tersangka sendiri ditahan tanpa didampingi kuasa hukumnya.

Kasi Pidsus Kejatisu, Jufri Nasution SH, kepada wartawan menerangkan kalau penangkapan itu setelah pihaknya melakukan pengintaian. “Dia (Irwansyah Nasution) dibuntuti dari rumahnya di Komplek Citra Wisata Blok 6 No 36 selama seminggu,” tegas Jufri.

Jufri Nasution menegaskan, Irwansyah berulang kali mangkir dari panggilan penyidik Kejatisu tanpa alasan yang jelas. Padahal keterangannya sangat dibutuhkan dalam pengungkapan dugaan korupsi yang menurut Dinas Tarukim Sumut nilai kerugikan negara Rp1,8 miliar lebih. “Dia terlibat markup pembangunan kantor di 7 SKPD di Kabupaten Batubara, dengan anggaran Rp6,8 miliar. Namun pembangunan gedung itu yang seharusnya bangunannya terbuat dari beton, dia buat seperti rumah panggung yang dari kayu sembarang,” ujar Jufri.(rud)

Seleksi CPNS Distop 2 Periode

Dibuka Kembali Tahun 2013

JAKARTA-Pemerintah akan memberlakukan moratorium (penghentian sementara) penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) selama 16 bulan atau 2 periode, terhitung 1 September 2011 hingga 31 Desember 2012. Keputusan mengenai moratorium CPNS itu akan diatur melalui SKB (surat keputusan bersama) tiga Menteri yang terbit minggu depan.

“Ini adalah salah satu langkah utama program reformasi birokrasi,” ujar Wakil Presiden Boediono saat memimpin rapat tentang Moratorium penerimaan PNS di kantornya kemarin. Rapat dihadiri sejumlah menteri seperti Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara EE Mangindaann Mendagri Gamawan Fauzi, dan Mendiknas Muhammad Nuhn
Boediono mengemukakan moratorium ini adalah langkah tidak permanen dan selektif dengan beberapa pengecualian, misalnya untuk tenaga pendidik, kesehatan seperti dokter dan perawat, serta petugas keselamatan publik. Penetapan moratorium ini akan diatur melalui SKB Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi. “SKB sedang difinalisasi,saya harus minggu depan selesai,” tegasnya.

Selanjutnya, seluruh kementerian dan lembaga, dalam koordinasi tim reformasi birokrasi nasional (TRBN) akan merumuskan ketentuan rinci mengenai pelaksanaan moratorium ini. Tujuan utama moratorium ini adalah penataan menyeluruh pegawai negeri agar tercapai ukuran yang tepat dan efisien (right sizing). “Selama masa moratorium, kita akan tata kembali berbagai hal tentang kepegawaian,” lanjutnya.

Menteri PAN dan Reformasi birokrasi, EE Manginddan mengatakan, pemerintah juga akan melakukan konsolidasi serta menata kembali distribusi pegawai negeri. “Perlu ada efisiensi atau optimalisasi penggunaan anggaran, yaitu melalui penggunaan anggran belanja pegawai atau belanja public. Salah satu alternative adalah moratorium, tapi jangan asal moratorium tapi harus ada kaitannya dengan efisiensi dan reformasi,” tambahnya.

Mangindaan menyebut, moratorium tidak bisa dilakukan secara kaku. Oleh karena itu, dalam rapat Wapres meminta agar kita dilaksanakan dengan bijaksana. “Moratorium yang kita lakukan memiliki pengecualian-pengecualian. Contoh, tenaga pendidik seperti dosen dan guru tidak bisa begitu saja distop, kalau pensiun siapa mau ganti. Kedua tenaga kesehatan, namanya orang sakit tidak bisa ditunda harus ada perawat,” ungkapnya.

Selain itu ada pengecualian untuk tenaga yang bertugas dalam penyelematan keamanan, keselamatan rakyat dan yang memiliki tugas pelayanan publik lainnya. “Tenaga-tenaga lain juga ada. Yang spesifik, nanti kita bisa lihat. Oleh karenanya right sizing dilihat dari organisasinya. “Selama moratorium kita akan tata kembali kebutuhan pegawai negeri di setiap Kementerian Lembaga dan Pemerintahan Provinsi, Kabupaten Kota. Disinilah kesempatan untuk membuat penataan kembali kebutuhan personil atau pegawai negeri di setiap instansi,” cetusnya.

Sementara itu, Menkeu Agus Martowardjojo mengungkapkan, penghentian sementara atau moratorium penerimaan PNS tidak akan berpengaruh terhadap pegawai honorer. Para pegawai honorer masih bisa mengubah statusnya menjadi PNS. “Tapi tentunya setelah mempunyai kualifikasi yang betul. Jadi harus ada proses rekruitmen dan seleksi yang baik,”

Agus mengtatakan, dampak dari  pengangkatan pegawai honorer dan menuup pegawai yang pensiun, bakal menelan tambahan anggaran hingga Rp 3 triliun. “Net impact (dampak nyata) itu jumlah biaya yang musti dikeluarkan untuk membayar honorer dibandingkan pegawai yang pensiun selama tiga tahun. Itu adalah biaya yang lebih karena kita harus merekrut yang honorer dengan cara seleksi yang baik,” tandasnya.

Beberapa karyawan yang honorer akan tetep diseleksi untuk menjalankan fungsi-fungsi pelayanan yang baik. “Moratorium lebih kepada CPNS baru, honorer itu sudah ada dalam alokasi,” jelasnya. (wir/sof/jpnn/sam)