24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 14818

152 Peserta Ikut Lomba Busana Muslim

MEDAN- Sebanyak 152 peserta putra dan putri dari 21 kecamatan se-Kota Medan ikut lomba bu sana muslim yang digelar Kamis (18/8) malam. Perlombaan ini dilaksanakan di panggung utama, persisnya di pinggir kolam.

Pengunjung sangat antusias mengikuti jalannya acara. Mulai orang tua sampai muda-mudi rela berdiri mengelilingi pagarn kolam untuk menyaksikan peserta melenggak-lenggok dengan busana muslim yang mereka pamerkan.
“Umumnya peserta didominasi pelajar SLTA. Mereka sangat antusias mengikuti perlombaan busana Muslim ini,” kata Surya Darma, anggota koordinator acara Ramadhan Fair 2011.

Dijelaskan Surya, jumlah peserta putri sebanyak 75 orang, sedangkan peserta putra mencapai 77 orang. Untuk menetapkan siapa yang keluar sebagai juara dalam perlombaan itu, panitia telah menunjuk 3 dewan juri. “Dewan juri akan melakukan penilaian secara objektif untuk menetapkan siapa yang berhak keluar sebagai juara pertama, kedua dan ketiga serta harapan satu, dua dan tiga,” ucapnya.

Menurutnya, agar tidak menggangu pelaksanaan ibadah. Perlombaan busana Muslim dimulai usai Salat Tarawih sekitar pukul 21.30 WIB. “Satu per satu peserta menunjukkan kebolehannya beraksi di atas panggung. Bagi peserta yang belum mendapat giliran tampil, mereka menunggu di tenda vip. Masing-masing peserta terlihat didampingi keluarganya untuk memberikan support maupun semangat. Itu sebabnya panitia mengizinkan tenda vip bebas dimasuki, mengingat jumlah keluarga yang datang untuk memberikan dukungan kepada para peserta cukup banyak,” bebernya.

Sampai pukul 23.00 WIB, perlombaan masih berlanjut. Masih banyak lagi peserta busana Muslim yang belum tampil. “Walaupun masih banyak peserta yang belum tampil, tapi perlombaan ini akan diselesaikan malam ini juga. Mereka tinggal menunggu giliran saja. Setelah itu dewan juri akan melakukan penilaian untuk menetapkan siapa yang berhak menjadi juara perlombaan busana Muslim baik kategori putra maupun putri,” ungkapnya.(adl)

Disbudpar Kesulitan Tindak Hiburan Malam

MEDAN- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Medan mengaku kesulitan menindak tempat hiburan malam yang menjadi fasilitas hotel. Pasalnya, tim gabungan yang terdiri dari Disbudpar, Polisi, Koramil dan Satpol PP sulit membedakan mana pengunjung dari luar hotel dan tamu hotel.

“Untuk penertiban tempat hiburan yang  menjadi fasilitas hotel, kita sulit untuk menindaknya, karena tak bisa membedakan mana tamu hotel dan mana pengunjung dari luar. Takutnya nanti salah kaprah,” kata Kadisbudpar Kota Medan Busral Manan, Jumat (19/8) siang.

Namun begitu, dia menegaskan, akan tetap melakukan pengawasan terhadap pengunjung atau tamu dari luar hotel yang sering mangkal di sana. “Kalau yang sperti itu akan kita awasi dan akan dilakukan penertiban,” janjinya seraya menambahkan, akan terus melakukan peninjaun terhadap tempat hiburan yang dijadikan fasilitas hotel.

Selain itu, Busral menjelaskan, kalau untuk fasilitas hotel berdasarkan surat edaran Walikota Medan No.503/14505 tanggal 19 Juli 2011, waktu pelaksanaanya dibatasi hingga pukul 02.00 WIB. “Bila melanggar akan kita beri sanksi. Untuk itu akan kita tinjau. Apakah tempat hiburan tersebut bukanya lewat dari jam 02.00 WIB,” bebernya.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Komis C DPRD Medan Jumadi mengatakan, kalau Disbudpar Medan jangan melakukan pendataan atau menggertak para pemilik tempat hiburan saja. Selain itu, Disbudpar juga jangan pilih kasih dalam melakukan penertiban yang melanggar peraturan di Kota Medan. “Kami akan pantau terus sampai di mana penertiban yang dilakukan Disbudpar. Jangan sampai ada tempat hiburan maupun fasilitas hotel yang buka selama Bulan Ramadan,” pintanya.(adl)

Cinta tak Direstui, Pacar Dibawa Kabur

Beginilah bila sudah dimabuk cinta, dunia seakan milik berdua. Meski tak mendapat restu dari orangtua, Mulia (24), yang sehari-hari bekerja sebagai supir angkutan umum, nekat membawa kabur pacarnya Asri (16), ke Pekanbaru, Riau. Akibatnya, lelaki warga Jalan Pasar VIIn Komplek Perumahan Cendana Asri, Kecamatan Percut Sei Tuan ini harus meringkuk di sel Mapolresta Medan.

Menurut pengakuan Mulia saat diinterogasi di Mapolresta Medan, ia melarikan anak di bawah umur ini karena dia sangat mencintai Asri. Namun sayang, cintanya itu tak mendapat restu dari orangtua Asri. Lantas dia pun berniat untuk membawa kabur pacarnya itu agar bisa hidup bersama membina rumah tangga.

Niatnya membawa kabur gadis warga Jalan Makmur, Gang Kenanga VI, Desa Sambi Rejo Timur, Percut Sei Tuan ini semakin besar setelah dia mendapat pekerjaan di Pekanbaru. Karena sudah termakan cinta, Asri pun dengan cepat mengamini ajakan sang pacar.

Dengan meninggalkan sepucuk surat kepada ibunya, Asri pergi menuju Pekanbaru bersama Mulia. “Maafkan aku Mak, aku sudah buat susah terus dua tahun ini. Jangan salahkan Bang Mulia, ini kemauanku,” tulis Asri dalam suratnya.

Setelah tiba di Pekanbaru, mereka menyewakan kamar kost. Namun, Mulia mengaku belum sempat meniduri Asri di kamar itu. Dua minggu hidup bersama, tiba-tiba Mulia berubah pikiran dan meminta Asri untuk pulang ke Medan. Mulia beralasan, kasihan melihat keluarga Asri yang selalu mencari dirinya. Meski kecewa, Asri menuruti permintaan pacarnya itu.

Setibanya di Medan, keluarga Asri berang dan langsung membuat pengaduan ke Polresta Medan. Untuk memancing agar Mulia kembali ke Medan, mereka meminta Asri untuk menghubungi Mulia dengan alasan untuk mencabut perkara di Polresta Medan. Tanpa curiga, Mulia pun kembali ke Medan.

Setelah tiba di Medan, bukannya mencabut perkara, Mulia malah diserahkan ke Polresta Medan. Akibatnya, ia harus melewatkan lebaran tahun ini di Polresta Medan.(ala)

JPU Dilaporkan ke Kejagung

MEDAN- Syarifah Hasanah, warga Jalan Gatot Subroto No 177, Kelurahan Sei Sekambing B, Kecamatan Medan Sunggal, melaporkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) MM SH dan hakim Pengadilan Negeri (PN) Medan ke Jaksa Agung RI di Jakarta. Selain itu, mereka juga dilaporkan ke Menteri Hukum dan HAM RI di Jakarta, Kejati Sumut, Kapolda Sumut dan Kejari Medan.

Laporan ditujukan karena adanya dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan jaksa Kejari Medan, selaku JPU yang menangani perkara Syarifah selaku saksi korban, terkait tindak pidana korupsi berupa perbuatan pemerasan.

“Saya menduga ada upaya JPU Kejari Medan untuk melepaskan panitera Eddy Suhairi, selaku terdakwa dalam perkara yang saya alami. Dimana, JPU diduga ‘mengutak-atik’ dakwaan yang tidak sesuai, bahkan melenceng dengan keterangan yang saya buat di penyidik Polda Sumut,” kata Syarifah, Jumat (19/8).

Menurutnya, perbedaan itu adalah di dalam dakwaan menegaskan, terdakwa Eddy Suhairi ditemui oleh dirinya di Kantor PN Medan, dan menanyakan apakah anaknya bisa dibantu. Namun terdakwa belum bisa memastikan apakah anaknya yang terlibat kasus narkoba, Said Ikhsan, dapat dibantu atau tidak.

Itu sengaja diubah atau ditambahi JPU, karena sesuai hasil perbandingan antara dakwaan JPU dan BAP Polisi, keterangan itu tidak ada dan bertolak belakang. Justru sebaliknya, dalam BAP Polisi disebutkan terdakwa menemui saya. Dan, atas dasar itu pula saya membuat laporan,” ujarnya.(rud)

Sahur Bersama Ketua Fraksi PAN Medan, Ahmad Arief

Terbiasa Puasa Senin-Kamis

Puasa bagi Ahmad Arief dan keluarganya menjadi wadah untuk mempersiapkan diri menjalani tugas keseharian. Sedangkan menjadi anggota dewan, sama halnya dengan upaya meningkatkan ketaqwaan serta iman.

Nuansa biru mewarnai dinding rumah Ahmad Arief di rumah pribadinya di Jalan Amaliun nomor 91, Keluarahan Kota Matsum IV, Kecamatan Medan Arean
Di teras terlihat rumah mobil kijang kapsul warna hitam dengan nomor polisi BK 1052 L dan bunga-bunga kecil dalam pot tersusun rapi dipinggiran pagar yang selalu terkunci.

“Kita duduk di dalam saja yuk, sambil menunggu santapan sahur yang sedang dipersiapkan,” kata Ketua Fraksi PAN Medan itu.
Hidangan teh manis hangat di gelas kecil menemani pembicaraan subuh dengan topik perjalanan Ahmad Arief menjadi angota Dewan.

Lulusan sarjana ekonomi manajemen, dirinya sempat bekerja di PT Bimantara di Jakarta. Ia kemudian menjadi Kepala Stasiun RCTI di Medan pada tahun 1993.Setalah pecah reformasi di tahun 1998, Ahmad Arief bergabung dengan Fraksi PAN, partai yang membesarkan namanya.

“Sewaktu muda saya aktif sebagai di berbagai organisasi pelajar Muhammadiyah. Awalnya saya belum tertarik menjadi anggota dewan, padahal saya salah satu dari delapan inisiator (pendiri) Partai Amanat Nasional di Sumut dan saya juga sebagai sekretaris tim verifikasi sebagai penentu anggota dewan di Sumut,” cetusnya.

Setelah lama berbincang, Zulmawaty, istrinya Ahmad Arief menghampiri dan mengajak bergabung ke ruang makan. Di sana sudah menunggu tiga anak Ahmad Arief-Zulmawaty yakni Jihan Fadilah, M Miftah Maarif dan M Furqon Maarif.

Di atas meja terhidang telur dadar, ikan selar goreng sambal dan udang sambal serta nasi putih dengan minuman air putih. Semuanya masih hangat. “Silakan disantap menu yang apadanya ini Bang,” kata Zulmawaty yang sehari-hari bekerja sebagi reletionship manager di sebuah bank plat merah ini.
Ahmad Arief yang mengenakan baju koko berwarna biru dengan lobe putih langsung melahap makanan yang tersedia. “Ayo tambah, jangan malu-malu,” cetus Arief.

Setelah menyantap hidangan sahur, tim kembali lagi ke ruang tamu bersama Ahmad Arief untuk melanjutkan perbincangan sambil menunggu masuknya waktu imsyak dan Salat Subuh. “Saya dan istri sudah terbiasa puasa Senin- Kamis. Dan saya pun lebih senang berbuka puasa di rumah dari pada diluar, kecuali ada hal-hal yang penting,” ungkapnya.

Berpuasa bagi Ahmad Arif dan keluarga juga menjadi bagian mendisiplinkan diri dan mensyukuri apa yang sudah diberikan oleh pencipta. Sedangkan terpilih menjadi anggota dewan di periode ke II dan Ketua PAN Medan merupakan bahagian dari evaluasi diri. “Tahun 2004 saya tertarik mejadi anggota dewan karena tugas dewan merupakan bahagian dari evaluasi diri dan meningkatkan ketaqwaan serta iman,” pintanya.

Selain sibuk menjadi angota dewan, di bulan Ramadan, Ahmad Arif juga sibuk dengan kegiatan PAN Fair 2011 yang memantau ke cabang-cabang yang memiliki posko buka puas gratis. “Kalau di rumah PAN kota Medan, kita menggelar buka puasa gratis untuk 300 orang. Tidak lupa kita juga melakukan buka puasa bersama dengan rutin di lima Dapem dan memberikan santunan kepada anak yatim serta pembahagian sembako,” katanya.

PAN Fair yang dilaksanakan dari awal hingga akhir Ramadan, juga diisi tausyiah sebelum buka puasa bersama. “Dengan pelaksanaan PAN Fair kita melakukan konsolidasi menyelesaikan musyawarah-musyawarah cabang untuk pemilihan ketua baru di DPC (Kecamatan),” jelasnya.
Karenakan waktu imsak sudah dekat, sebelum tim dan Ahmad Arief melaksanakan Salat Subuh berjamaah di musala belakang rumahnya.

Di akhir pembicaraan, Ahmad Arief berharap seluruh kader untuk lebih fokus beribadah dan bersilaturahmi. “Karena dengan konsolidasi yang dilakukan kekader partai dan simpatisan serta mantan pengurus itu merupakan ajang silaturahmi,” harapnya seraya menambahkan kalau dirinya lebih suka melaksnakan salat berjamaah dengan masyarakat di sekitar tempat tinggalnya secara berjamaah bersama keluarganya.(*)

Tiga Remaja Palestina Kuliah di FK UISU

MEDAN- Tiga remaja Palestina korban perang akan mengecap pendidikan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) Al Munawarrah secara gratis. Kuliahnya ketiga warga negara Palestina tersebut di UISU berkat kerjasama yang dimediasi MER-C (Medical Emergency Rescue-Committee).

Hal itu diungkapkan Rektor UISU Prof H Zulkarnain Lubis dalam pertemuan antara yayasan dan rektorat UISU dengan Ketua Tim Relawan MER-C Indonesia, dr Joserizal Jurnalis Sp OT di gedung Kampus Fakultas Kedokteran UISU Jalan SM Raja Medan, Jumat (19/8) pagi.

Zulkarnain mengungkapkan, sebelumnya negara Palestina meminta agar warganya bisa kuliah di Fakultas Pertanian dan Fakultas Kedokteran UISU.

“Kita melihat, hanya Fakultas Kedokteran yang cocok dan siap ditawarkan kepada Palestina untuk mendapatkan pendidikan gratis. Hal itu pun berdasarkan latar belakang kebutuhan Rumah Sakit Indonesia di Bayt Lahiya, Gaza Utara, Palestina, yang kekurangan tenaga medis dalam merawat korban perang,” sebutnya.(uma)

Pejabat Jangan Berpikir Balik Modal

MEDAN- Pejabat publik yang diangkat sebaiknya tak berpikir tentang upaya balik modal (break even point) mengembalikan modal kampanye. Karena bila pejabat publik masih berpikir demikian maka masyarakat tetap menjadi korban.

Pernyataan itu disampaikan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) H Luthfi Hasan Ishaaq MA, Kamis (18/8) dalam pidato kebangsaan yang disampaikannya dalam silaturahim dengan para tokoh masyarakat, alim ulama dan pimpinan media di Tiara Convention Hall Medan.

Dalam acara yang bertemakan “Mengisi Kemerdekaan dengan Semangat Ramadan,” Luthfi Hasan mengungkapkan, untuk memperbaiki sistem pemerintahan saat ini, perlu dirunut dari proses perekrutan pejabat publik maupun pejabat politik. Karena yang masih banyak terjadi di tengah perkembangan situasi pemerintahan sekarang, untuk dapat terpilih menjadi calon anggota dewan saja, dibutuhkan dana yang tidak sedikit.

“Alhamdulillah, di PKS tidak terjadi hal-hal yang demikian. Sejak berdiri tahun 1998, kita terus mengalami pertumbuhan yang biasa kami sebut dengan kepercayaan masyarakat,” ujar Luthfi Hasan di hadapan 400-an hadirin yang hadir, sembari menunggu waktu berbuka puasa bersama.

Dia mengingatkan, siapapun yang diorbitkan sebagai pejabat publik, adalah cerminan dari situasi dan kondisi masyarakat saat ini. Sebaiknya masyarakat mengenal tentang tanggung jawab pejabat publik, terkhusus dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan publik.

“Jika ada sekian ribu pejabat dan sekian ribu pula memikirkan Break Even Point, maka tidak ada yang mampu secara utuh memikirkan pembangunan bangsa. Lebih parah lagi, jika suasana seperti ini terus berkesinambungan,” sebutnya.(ril)

Bentrok di Selambo, 1 Rumah Dirusak

MEDAN- Bentrokan antar warga di Jalan Selambo, Desa Selambo Toba, Kecamatan Percut Sei Tuan, terus berlanjut. Kemarin, ratusan warga dengan senjata tajam, seperti parang, pedang, samurai balok, cangkul, arit dan benda lainnya kembali terlibat bentrokan dengan warga lainnya. Akibatnya, satu rumah rusak karena menjadi sasar keganasan warga penggarap, Jumat (19/8) sore.

Perusakan rumah milik Syamsul Sianturi tersebut menurut warga, merupakan bentuk balas dendam mereka terhadap aksi teror dan penodongan yang dilakukan pihak pengembang yang mengaku bermarga Sianturi pada Kamis (18/8) lalu. “Sebab, lahan kami diserobot, bahkan tanaman kami dihancurkan dengan traktor. Si Syamsul Sinturi itu mencoba mencaplok lahan kami. Kami sering dincamnya, jika tidak maka tanaman kami akan terus dirusak,” ujar Lestiana Boru Silalahi warga Desa Pasar Empat, Percut Sei Tuan, yang ikut dalam aksi tersebut.

Kemarahan masyarakat juga bertambah, karena pada pagi harinya, rumah seorang warga disantroni yang dipimpin langsung oleh Syamsul Sianturi. Mengendarai 3 mobil dan 5 sepeda motor, puluhan orang tersebut mendobrak rumah Franky. “Aku sebelumnya curiga ada banyak mobil di depan rumah. Waktu kulihat banyak orang, aku langsung ambil anakku yang berusia 3 bulan dan kabur dari pintu belakang,” ujar Franky.

Sial bagi beberapa rekannya yang saat itu sedang nongkrong di rumah Franky. Empat warga tersebut langsung dikepung dan di bawah todongan pistol diancam untuk tidak mengganggu lagi. “Yang bawa pistol mengaku namanya Syamsul menodong dan mengancam kami untuk tidak lagi melakukan perlawanan. Yang lainnya sempat kena tendang kelompok itu,” ungkap Saleh, rekan Franky.

Pantauan  Sumut Pos di lokasi bentrokkan, puluhan warga yang merasa kesal tersebut akhir mencoba masuk ke rumah tersebut untuk mencari Syamsul Sianturi. Namun, karena yang bersangkutan tidak berada di tempat, akhirnya massa menghancurkan kaca, pintu dan jendela rumah tersebut. Puluhan personel kepolisian dari Polsresta Medan dan jajarannya, yang telah turun ke lokasi kejadian langsung berusaha mengamankan situasi dan hingga akhirnya petugas pun melepaskan tembakan peringatan ke udara guna mencegah aksi massa yang anarkis tersebut. Dua pekerja yang tengah berada di dalam rumah nyaris di hajar massa. Warga yang menggunakan senjata tajam, sempat berupaya menghalangi petugas kepolisian saat akan mengevakuasi dua pekerja dari dalam rumah.

Waka Polresta Medan AKBP Pranyoto yang saat itu berada di lokasi bentrokkan bersama puluhan petugas lainnya berusaha menghalau warga. Pranyoto bahkan mengancam akan menembak jika ada warga yang melakukan perlawanan.

“Biarkan truk lewat, yang menghadang kami tembak,” ujar Pranyoto dengan nada tegas.  Untuk mengantisipasi bentrokan susulan, puluhan petugas kepolsiian dengan senjata laras panjang dan satu unit kendaraan taktis (rantis) disiagakan di lokasi kejadian. (mag-7)

Jalan Datuk Kabu Jadi Danau

08126508xxx
Kepada Yth Pak Wali Kota Medan, Rahudman Harahap. Kami warga Jalan Datuk Kabu/Pasar III Kelurahan Denai,  Medan Denai sangat resah dan seperti tinggal di dalam danau, karena kondisi jalan dan parit kami sering banjir. Sejak dua tahun lalu dilakukannya pembetonan parit, warga menjadi langgananan banjir setiap kali ada hujan.

Banjir itu setinggi 40-50 cm di jalanan, bahkan terkadang lebih tinggi lagi dan masuk ke rumah-rumah warga. Akibat banjir itu, jalan cendrung rusak. Warga sudah berulang kali melakukan penimbunan terhadap sejumlah jalan. Hanya saja, kejadiannya tanah timbun dan pasirnya tak bisa lama menutupi lubang di jalan tersebut yang sudah sangat sering memakan korban. Warga juga sudah melaporkannya ke Kelurahan Denai, Medan Denai dan Desa Tembung, tapi hingga kini tak ada tanggapannya.

Kami Tinjau
Terima kasih informasinya, wilayah tersebut merupakan kawasan perbatasan antara Kota Medan dengan Deli Serdang. Sehingga, pembangunannya membutuhkan koordinasi antar daerah. Kami akan memfasilitasinya dan segera mengkoordinasikan ke Deli Serdang dan Provinsi.

Selanjutnya, kami akan turunkan tim kami ke lokasi tersebut untuk meninjau tentang kondisi jalannya. Setelah itu akan dievaluasi dengan kemampaun anggaran maupun aturan yang ada, karena pembangunan wilayah perbatasan ada aturan khususnya harus berkoordinasi dengan provinsi.

Ir Syaiful Bahri Lubis
Sekda Medan

——-

Pembangunan Harus Merata
Wilayah perbatasan sebenarnya bukan menjadi alasan diperlambatnya pembangunan sebuah wilayah, melainkan pembangunan harus merata di seluruh wilayah di Kota Medan. mendengarkan laporan di wilayah Datuk Kabu kerusakannya sangat parah, sebaiknya Wali Kota Medan melalui tim anggarannya segera memasukkannya dalam belanja, karena nantinya bisa dimasukkan dalam APBD 2012.

Terkait wilayah itu bagian dari jalannya provinsi, sebenarnya bisa digunakan anggarannya dengan pendekatan anggaran Bantuan Daerah Bawahan (BDB) ataupun langsung berkoordinasi dengan Dinas Bina Marga Provinsi untuk kondisi jalan tersebut.

Ikrimah Hamidy
Wakil Ketua DPRD Medan

Tertibkan Peternakan Babi

085658061xxx
Kepada yang terhormat Pemkab Deli Serdang,tolong tertibkan peternakan babi di Desa Serdang, Kecamatan Beringin. Karena peternakan babi itu telah mencemari lingkungan dan peternak sering membiarkan babi-babi tersebut berkeliaran dipinggir jalan.

Kami Koordinasikan
Terima kasih pertanyaannya, sebaiknya warga berkoordinasi dengan forum pimpinan di tingkat kecamatan setempat. Dengan adanya penyampaian itu, camat bisa meninjau langsung peternakan yang disebutkan apakah memiliki izin atau tidak. Jika benar tak memiliki izin, maka sebaiknya segera mungkin untuk ditertibkan. Selain itu, kami juga akan berkoordinasi dengan camat setempat mengenai laporan vbias SMS ini.

Umar Sitorus, Kabid Humas Dinas Infokom Deli Serdang