26 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 14864

Setiap Pagi Nanyang Didemo

MEDAN- Aksi warga menyegel sekolah Nanyang di Jalan Sriwijaya terus berlangsung. Mereka mengaku tidak akan menghentikan aksinya sebelum sekolah tesebut ditutup.

“Kami akan terus melakukan aksi dan tak tahu sampai kapan akan berhenti. Hal ini kami lakukan agar seluruh aktivitas di sekolah tersebut terganggu,” kata seorang warga saat ditemui di sela-sela aksi.

Mereka juga sengaja melakukan aksi pada pagi hari, di saat orangtua siswa mengantar anak-anaknya ke sekolah. “Kami menyegel sekolah ini dan menempeli keliping koran serta memutar lagu kebangsaan dan suara serene,” ucapnya lagi.
Menurut warga, pemilik sekolah Nanyang sudah sangat keterlaluan dan tidak lagi mempedulikan warga sekitar. “Lihatlah, janjinya mereka akan membongkar bangunan yang bermasalah, ini malah terus membangun. Memang ada pekerja yang sedang membongkar tangga, tapi bongkarnya juga tidak sepenuh hati. Hanya mengetuk-ngetuk saja,” bebernya.

Sementara Ketua Komisi D DPRD Kota Medan Parlaungan Simangunsong menjelaskan, kalau bangunan Nanyang distanvaskan dengan pengawasan dari Dinas TRTB sampai ada perbaikan atas bangunan yang menyalah dan perdamaian antara warga sekitar dengan yayasan sekolah Nanyang.

Dikatakan Parlaungan, permasalahan sekolah Nanyang bukan lagi masalah izin dari bangunan tesebut.
Tetapi karena sosialisasi antara pembangunan Nayang terhadap masyarakat yang kurang perduli. “Jadi ini bukan masalah izin bangunan yang menyalah lagi, karena sosialisasi efek dari bangunan tersebut yang tak perduli dengan warga sekitar. Jadi, dengan ini perdamian ang harus ditempuh antara warga dengan yayasan Nanyang,” ujarnya. (adl)

Pembawa Sabu-sabu Dalam Dubur Diupah 500 Ringgit

MEDAN- Azhar yang tertangkap tangan membawa sabu-sabu seberat 107 gram dari Malaysia oleh petugas Bea Cukai Bandara Polonia Medan, diketahui merupakan kurir dengan bayaran sebesar 500 Ringgit Malaysia atau sebesar Rp1.5 juta. Rencananya, barang haram tersebut akan diserahkan ke pemiliknya, Andi yang berdomisili di Kabupaten Pidie, Aceh.

“Saat ini, kita tengah melakukan pengembangan. Kita masih mencocokkan alamat Azhar dengan pemiliknya yakni, Andi di Pidie. Andi ini usianya tidak jauh berbeda dari Azhar,” ungkap Kasat Idik II Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut AKBP Andi Rian, Rabu (20/7).

Dijelaskannya, berdasarkan pengakuan tersangka Azhar, dirinya diminta oleh Andi saat di Malaysia untuk membawa barang haram tersebut hingga ke Pidie. Setelah di Pidie nantinya, barulah Azhar menyerahkannya ke Andi. “Mereka dari Malaysia dan berencana bertemu di Pidie. Namun, tidak dalam satu penerbangan,” bebernya.(ari)

AKP Oktavianus Segera Diperiksa

MEDAN- Polda Sumut menegaskan akan memproses Kanit Reskrim Polsekta Medan Labuhan AKP Oktavianus terkait kasus perbuatan tidak menyenangkan yang dialami wartawan Sumut Pos Nopan Hidayat, beberapa hari lalu. Hal ini diungkapkan Kasubid Pengelola Informasi dan Data Humas Poldasu AKBP MP Nainggolan, Selasa (19/7).

“Semua laporan yang diterima akan segera ditindaklanjuti hingga persoalan itu selesai. Tidak ada persoalan yang tidak ditangani atau diabaikan,” tegasnya. Ditambahkannya, mengenai pendalaman kasus, dalam persoalan ini prosesnya adalah kepolisian akan memintai keterangan saksi, mengumpulkan barang bukti dan sebagainya.  Ketika semuanya telah lengkap, maka kepolisian akan segera memanggil dan memeriksa pelaku atau tersangka. Kemudian, baru bisa ditentukan sanksi yang akan diberikan kepada pelaku atau tersangka itu.

“Sama seperti laporan pada umumnya, ketika nantinya semua sudah lengkap maka tersangkanya akan dipanggil dan diperiksa. Dari hasil itu baru bisa diketahui, sanksi seperti apa yang akan diberikan. Intinya, kasus ini akan terus berjalan dan diproses,” tandasnya.

Dalam kasus ini diketahui, wartawan Sumut Pos, Nopan Hidayat yang mendapat perlakuan tidak menyenangkan oleh Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan AKP Oktavianus telah mengadukan masalah itu ke Propam Polda Sumut, Kamis (14/7) pekan lalu.

Kasus tersebut bermula, ketika Nopan hendak mengkonfirmasi terkait penangkapan terhadap para pelaku penggelapan kosmetik di wilayah hokum Polsek Medan Labuhan. Namun, sang Kanit enggan dan seolah menutup-nutupi agar penangkapan itu tidak usah diberitakan. Tapi karena Nopan tetap bersikukuh untuk memberitakan itu, membuat AKP Oktavianus tidak senang dan menepukkan tangannya ke kepala Nopan Hidayat dan mengeluarkan kata-kata bernada tantangan kepada Nopan untuk melaporkan hal itu ke kepolisian khususnya ke Bid Propam. Karena tindakan dan tantangan itu lah akhirnya Nopan Hidayat melaporkannya ke Propam Polda Sumut.(ari)

Tak Perlu Marah, Kualanamu Kelar 2012

Direktur Bandara Dephub RI Jamin Pembangunan Tepat Waktu

JAKARTA-Pernyataan mantan Wakil Presiden (Wapres) Jusuf Kalla terkait proses pembangunan Bandara Kualanamu, mendapat tanggapan pejabat Departemen Perhubungan (Dephub). Direktur Bandara Dephub, Bambang Cahyono mengatakan, tanpa ada yang marah pun, pembangunan bandara pengganti Polonia itu jalan terus dan sudah sesuai schedule.

”Tak perlu ada yang marah. Saya pastikan bahwa target akan terkejar. Hingga saat ini masih on schedule,” ujar Bambang Cahyono kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (19/7).

Seperti diberitakan, saat pidato di acara pelantikan pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Sumut, Senin (18/7) di Medan Club, Jusuf Kalla (JK) mengatakan, “Penyelesaian Bandara Kuala Namu bisa cepat selesai bila banyak pihak yang marah.”

JK juga menceritakan, ketika menjabat sebagai Wapres sudah tiga kali mendatangi bandara tersebut. Kehadirannya itu setiap enam bulan sekali. “Jadi kalau saya hitung, saya baru tiga kali marah bandara sudah berdiri seperti itu,” katanya sembari tersenyum disambut tawa para undangan.

Bambang Cahyono menjelaskan, saat ini proses pembangunan sudah memasuki minggu ke-182. Dari data yang ada, dari 11 paket pekerjaan di sektor publik, tujuh paket pekerjaan diantaranya sudah mencapai 100 persen atau mendekati angka itu.

Paket pekerjaan yang sudah mencapai 100 persen antara lain, pekerjaan bangunan umum, bangunan penunjang, bangunan operasional. Bangunan penunjang seperti control tower, operational building, general workshop, fire station, emergency building, sub station building, ATC Radar, transmitter station, receiver station, power house, ad bandara, dan general aviation. Pekerjaan bangunan umum seperti bangunan pemerintahan, bangunan ad bandaran
bangunan perumahan, mushala, dan balai pengobatan.

Sedangkan untuk pekerjaan elektrik mekanik, sudah mencapai 90 persen. Pekerjaan navigasi udara sudah 63 persen, dan pekerjaan runway baru mencapai 8,9 persen. “Untuk sektor publik yang dibiayai APBN pekerjaan sudah mencapai 82,4 persen. Selalu ada kemajuan, tidak terlambat, masih on schedulu,” terangnya.

Diakui, pekerjaan  pembangunan runway tergolong paling lambat karena sempat ada masalah pasokan material berupa pasir untuk pemadatan runway (landasan pacu). “Tapi sekarang masalah itu sudah beres, sudah dibicarakan dengan bupati,” ujar Bambang.

Dia mengaku setiap saat selalu memantau data perkembangan pekerjaan. “Data selalu ada di meja saya. Jadi, setiap saya bicara, selalu menggunakan data. Saya monitor terus perkembangannya,” ucapnya.

Bambang menjanjikan, usai lebaran nanti pekerjaan akan lebih dikebut lagi. Dikatakan, progres pembangunan bandara Kualanamu baru saja dilaporkan dan dibahas di Kantor Wapres. “Terakhir, beberapa hari lalu di Wapres, tak ada masalah. Target optimis, Nopember 2012,” ujar Bambang.
Namun, dia mengakui, ada persoalan lain yang akan mengganggu, yakni akses jalan masuk ke Kualanamu. “Ada tanah yang masih dalam proses pembebasan,” katanya.

Kekurangan Pasir

Sementara itu, terhentinya pasokan pasir mengakibatkan terhentinya pembangunan runway Bandara Kuala Namu. Padahal pembangunan runway membutuhkan material quaris (pasir sungai) sekira 1, 500 000 meter kubik.
Pantau awak Sumut Pos, Selasa (19/7), dilokasi Pembangunan Bandara Kualanamu di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu, dua unit alat berat buldoser yang sedang berkerja mengeser material pasir. Namun, puluhan truk yang biasanya mengangkut material pasir terlihat parkir di sebelah selatan lokasi bandara. Kondisi truk pengangkut pasir “ngangurnya” ini telah berlangsung hampir sebulan.

Areal runway yang baru tertimbun material pasir sungai masih sekira 700 meter. Kondisinya telah dipadatkan mengunakan alat berat “geleder”. Di lokasi yang sama sebagian pekerja yang dipekerjakan terlihat duduk-duduk ditenda yang sengajak dipasang menanti material pasir yang diangkut truk.
“Inilah bang, sudah hampir tiga pekan kami menunggu pasokan pasir,” bilang pekerja penimbunan runway yang mengaku bernama Marwan.

Terpisah, Pejabat SPM Satker Departemen Perhubungan Udara Sigit Widodo, menjelaskan perkerjan penimbunan runway memasuki tahap ke 2. Tahap pertama telah berlangsung tahun 2009 silam dengan mengunakan pasir laut yang diambil dari pantai Pantai Labu.

Untuk tahap ke 2 membutuhkan waktu sekira 22 bulan. Awal pekerjanya awal bulan Januari tahun 2011, diperkirakan selesai November tahun 2012. “Sesuai jadwal tahun 2013 Bandara siap dioperasikan,” bilangnya.

Dilanjutkanya, setiap pelaksana pekerjan pembangunan baik proses penimbunan sesuai dengan prinsip efesiensi biaya, mutu dan waktu (BMW). Biaya penimbunan runway saat ini sekitar Rp400 miliar yang bersumber dari APBN.
Pelaksana penimbunan runway PT Waskita Yasa, mengalami kendala ketersedian pasokan material. Pasalnya beberapa lokasi tambang pasir belum memiliki izin galian C dari Pemkab Deli Serdang.

Selain itu Pemkab Deli Serdang menghentikan kegiatan penambangan galian C tanpa izin. “Pekerjan dihentikan sambil menunggu kontraktur mengurus izin galian C,” bilangnya.

Sedangkan Wakil Bupati Deli Serdang Zainuddin Mars menyatakan, Pemkab Deli Serdang sedang berkoordinasi dengan pihak PT Waskita Yasa membicarakan serta mencari solusi mengatasi terhentinya pasokan pasir.
“Tentunya solusi yang ditempu harus taat aturan serta udang-undang yang ada. Permohonan sudah diajukan, tetapikan perlu diproses dengan mekanisme yang ada,” jelasnya.

Kepala Satuan Kerja Departemen Perhubungan Udara, Darfin Sinaga ketika dijumpai Sumut Pos, di sekretarian Pemkab Deli Serdang seusai rapat beberapa waktu lalu, terkesan menutup diri dan buru-buru meninggalkan lokasi rapat.”mantap-mantap,”ucapnya sebari mengacungkan jempol kanannya.

Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga mengingatkan, semakin menipisnya waktu penyelesaian Bandara Kualanamu yang ditarget pada 2012 mendatang DPRD Sumut merasa perlu membentuk Tim Pansus. Hal tersebut ternyata sudah diparipurnakan sejak dua bulan lalu. “Tinggal menunggu antrean pengukuhan saja. Karena banyak tim pansus untuk permasalahan lain yang sebelumnya juga sudah diparipurnakan terlebih dulu, namun, belum dikukuhkan,” ungkap Chaidir, Selasa (19/7).

Kader Golkar ini juga menyatakan, DPRD Sumut menargetkan, pada Ramadan ini Tim Pansus Kualanamu bisa bekerja sesuai tupoksinya. “Karena permasalahan ini termasuk hal yang diprioritaskan. Jadi harapannya, secepatnya tim ini bisa bekerja,” katanya lagi.

Chaidir mengutarakan, sudah seharusnya proyek urgen sekelas Bandara Internasional Kualanamu memiliki orang yang punya perhatian khusus untuk itu. “Saat ini kita butuh sosok JK (Jusuf Kalla), jika beberapa kali saja lagi dia datang memantau proyek itu, maka saya yakin progresnya akan semakin cepat selesai. Saat itu, JK melakukan pantauan setiap enam bulan sekali, dan memang harus seperti itu. Jadi, proyek Bandara Internasional Kualanamu ini membutuhkan pemantau secara berkala seperti yang dilakukan JK,” terang Chaidir.

Masalah yang timbul saat ini menurut Chaidir, Indonesia tak memiliki individu seperti sosok JK. “Seharusnya yang melakukan pantauan ini adalah Wapres Budiono. Beliau harus siap ‘marah-marah’ agar Bandara Internasional Kualanamu ini cepat selesai. Marah maksudnya melakukan evaluasi, dan pengecekan secara berkala dan intensif,” ujarnya. (Wakil Ketua DPRD Sumut Chaidir Ritonga mengingatkan, semakin menipisnya waktu penyelesaian Bandara Kualanamu yang ditarget pada 2012 mendatang DPRD Sumut merasa perlu membentuk Tim Pansus. Hal tersebut ternyata sudah diparipurnakan sejak dua bulan lalu. “Tinggal menunggu antrean pengukuhan saja. Karena banyak tim pansus untuk permasalahan lain yang sebelumnya juga sudah diparipurnakan terlebih dulu, namun, belum dikukuhkan,” ungkap Chaidir, Selasa (19/7).

Kader Golkar ini juga menyatakan, DPRD Sumut menargetkan, pada Ramadan ini Tim Pansus Kualanamu bisa bekerja sesuai tupoksinya. “Karena permasalahan ini termasuk hal yang diprioritaskan. Jadi harapannya, secepatnya tim ini bisa bekerja,” katanya lagi.

Chaidir mengutarakan, sudah seharusnya proyek urgen sekelas Bandara Internasional Kualanamu memiliki orang yang punya perhatian khusus untuk itu. “Saat ini kita butuh sosok JK (Jusuf Kalla), jika beberapa kali saja lagi dia datang memantau proyek itu, maka saya yakin progresnya akan semakin cepat selesai. Saat itu, JK melakukan pantauan setiap enam bulan sekali, dan memang harus seperti itu. Jadi, proyek Bandara Internasional Kualanamu ini membutuhkan pemantau secara berkala seperti yang dilakukan JK,” terang Chaidir.

Masalah yang timbul saat ini menurut Chaidir, Indonesia tak memiliki individu seperti sosok JK. “Seharusnya yang melakukan pantauan ini adalah Wapres Budiono. Beliau harus siap ‘marah-marah’ agar Bandara Internasional Kualanamu ini cepat selesai. Marah maksudnya melakukan evaluasi, dan pengecekan secara berkala dan intensif,” ujarnya. (saz/btr/saz)

Usulan Nama Sekda Masih di Wapres

MEDAN-Status Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumut yang masih pelaksana tugas (Plt) masih menggantung. Nama-nama calon Sekda yang diusulkan Gubernur Nonaktif, Syamsul Arifin, dan tiga nama yang diajukan Plt Gubsu, Gatot Pujo Nugroho masih Tim Penilai Akhir (TPA) yang diketuai Wakil Presiden Boediono.

Wakil Ketua DPRD Sumut, Kamaluddin Harahap, mengungkapkan hal itu. Informasinya diperoleh secara tidak sengaja ketika Kamaluddin bertemu Mendagri Gamawan Fauzi di Lounge Bandara Soekarno Hatta di Cengkareng, saat Gamawan akan ke Sumbar.

“Ia menjelaskan, masing-masing ketiga nama dari Syamsul dan Plt Gubsu sudah diajukan langsung ke TPA. Jika nantinya terpilih dari usulan Plt Gubsu, dan TPA meminta dilakukan fit and proper test, baru kita lakukan hal itu. Karena ketiga nama dari Plt Gubsu yang diajukan Kemendagri ke TPA saat itu belum dilakukan fit and proper test,” jelasnya.

Sebelumnya, anggota DPRD Sumut sudah menjadwalkan pertemuan dengan Wapres Budiono, Selasa (19/7) lalu. Namun, hal tersebut tak terealisasi karena Wapres ternyata belum memiliki waktu. “Kita sudah rapatkan dengan Bamus dan jadwalnya hari ini (19/7) kita bertemu dengan Wapres, tapi ternyata beliau belum memiliki waktu. Kita berharap Wapres selaku ketua Tim Penilai Akhir (TPA) dapat memahami Sumut, karena penetapan Sekda Defenitif ini sangat penting,” ujar Kamaluddin, kemarin.

Menurutnya lagi, pembahasan APBD 2012 sesuai dengan Permendagri No 22 Tahun 2011 pembahasan KUA PPAS dilakukan selambat-lambatnya sudah dimulai pada Juni 2011. “Tentunya itu akan menjadi kendala pada tahun anggaran berikutnya. Banyak juga tupoksi Sekda yang akhirnya menjadi tak maksimal. Sementara Plt Sekda saat ini hanya bisa mengatakan ‘Tunggu yang definitif saja’ katanya. Ini bukti kita tak bisa berbuat apa-apa,” ungkap Kamaluddin.
Kamaluddin juga mengaku bingung terhadap kinerja TPA. Karena sebelumnya ada proses yang sudah ditetapkan oleh TPA dari profesi lain. Yakni penetapan pensiun beberapa instansi lain yang diajukan pada 2010 lalu. “Dan baru ditetapkan pada Mei 2011 ini. Padahal pengajuan pendefenitifan Sekda Provsu ini juga dalam rentang waktu itu, kenapa tak sekalian ditetapkan?” ujarnya.

Menurutnya lagi, apakah karena adanya usulan baru dari Plt Gubsu menyebabkan semakin lamanya prosedur itu dijalankan? Kamaluddin pun berpendapat dan menegaskan pernyataannya tersebut. (saz)

12 Terdakwa Rampok CIMB Dituntut 149 Tahun Penjara

JPU Gunakan Pasal Terorisme

MEDAN-Setelah tertunda selama beberapa minggu, akhirnya 12 terdakwa perampokan Bank CIMB Niaga dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak dituntut masing 10-15 tahun dengan total 149 tahun penjara di PN Medan, Selasa (19/7).

Tim JPU dalam persidangan menyebutkan, para terdakwa terbukti bersalah karena terlibat dan turut serta dalam perampokan Bank CIMB Niaga Aksara Agustus 2010 silam, penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, dan sejumlah tindak kekerasan lainnya dengan menggunakan senjata api. Aksi para terdakwa ini juga dianggap menyebarkan teror kepadan masyarakat.

Rata-rata terdakwa pun dijerat pasal 15 junto pasal 6 Perpu (peraturan pemerintah pengganti UU) Nomor 1 Tahun 2002 tentang tindak pidana terorisme.

Marwan alias Wakgeng dituntut 15 tahun penjara, Abdul Gani 15 tahun, Pautan 15 tahun, Khairul Banin alias Beben 15 tahun, Pamriyanto 15 tahun, Muhammad Khoir 12 tahun, Jaja Miharza 12 tahun, Nibras 10 tahun, Agus Sunyoto 10 tahun, Jumirin 10 tahun, Anton Sujarwo 10 tahun dan Suryadi 10 tahun penjara.

Pengacara para terdakwa mangatakan bahwa tuntutan Jaksa itu mengada-ada. Tim Pembela Muslim (TPM) yang menjadi penasehat hukum dari ke-12 terdakwa mengatakan bahwa tuntutan hanya berpatokan dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) bukan dari fakta-fakta yang timbul saat persidangan. “Kalau memang BAP aja yang dilihat, ngapai ada persidangan,” tegas satu Mahmud Irsyad Lubis SH di PN Medan.

Menurut Irsyad fakta persidang yang diabaikan JPU adalah keterangan sejumlah saksi termasuk saksi ahli yang menyebut perbuatan terdakwa adalah teror bukan termasuk dalam terorisme. “Jaksa sepertinya gak paham apa itu teror dan apa itu terorisme. Kalau terorisme itu adanya motivasi ideologi atau politik.Tapi selama persidangan itukan tidak terbukti. Dan tetap saja para terdakwa ini dituntut dengan pasal terorisme. Kalau tuntuan 15 tahun penjara untuk pelaku krimal pembunuhan itu memang tidak salah, tapi bukan berarti terorisme kan,” tegas Mahmud.

Irsyad juga menilai bahwa sejumlah terdakwa tidak terbukti keterlibatannya dalam perampokan CIMB Niaga Aksara maupun penyerangan Polsek Hamparan Perak “Yang terlibat dalam perampokan CIMB Niaga dan penyerangan Polsek Hamparan Perak itu hanya Wak Geng, Pautan dan Abdul Gani. Kalau yang lainnya itu kan tidak terbukti.Mereka hanya dikait-kaitkan karena mengenal ketiga orang tersebut,” katanya.

Salah seorang terdakwa, Pamriyanto usai persidangan juga mengaku dirinya sama sekali tidak terlibat dalam kasus perampokan maupun penyerangan Polsek Hamparan Perak.

“Saya difitnah, saya tidak pernah melakukan perbuatan perampokan maupun penyerangan polsek,” katanya menuju ruang tahanan di PN Medan.

Atas tuntutan tim jaksa penuntut umum, TPM akan mengajukan pledoi pada persidangan selanjutnya.
Persidangan yang berlangsung sekitar empat jam ini, mendapat pengawalan ketat aparat Polresta Medan dan Brimob Polda Sumatera Utara. (rud)

Masyarakat Diimbau Lapor ke KPK

Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan Alkes Rp38 M

MEDAN-Masyarakat diimbau, agar melaporkan kasus dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (alkes) senilai Rp38 miliar di Universitas Sumatera Utara, ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

“Sudahlah, jangan berharap lagi pada Kejatisu, untuk mengungkap kasus dugaan korupsi di USU. Sedangkan 4 profesor yang diperiksa Kejatisu, hingga saat ini tidak jelas juga hasil pemeriksaannya,” tegas Direktur LBH Medan Nuriyono SH, Selasa (19/7) di Jalan Hindu Medan.

Nuriyono juga mengimbau masyarakat untuk melaporkan perkara korupsi alkes USU ke KPK.

“Banyaknya kasus korupsi yang ditangani Kejatisu, tidak sampai peradilan. Buktinya kasus korupsi alkes USU yang sudah memeriksa 4 profesor sebagai saksi, hingga saat ini tidak jelas penyelidikannya,” tegas Nuriyono.
Nuriyono berharap KPK segera turun untuk mengungkap alkes USU.

Kasi Pidsus Kejatisu Jufri Nasution SH, yang menyelidiki kasus dugaan korupsi alkes di USU ini, saat dihubungi mengaku sedang menjalani pelatihan dan pendidikan (diklat) di Jakarta selama 2 bulan. “Saya sedang diklat di Jakarta selama 2 bulan,” jawab Jufri Nasution SH menutup komunikasi.(rud)

Pria Aceh Simpan Sabu dalam Kondom di Dubur

MEDAN-Petugas Bea dan Cukai Bandara Polonia Medan, membekuk kurir sabu, Azhar (27), warga Banda Aceh, yang diduga membawa sabu 107 gram dari Malaysia, Selasa (19/7) siang. Sabu seberat 107 gram tersebut di masukkan dalam kondom yang disimpan di dubur.Warga Banda Aceh ini dibekuk petugas Bandara Polonia Medan saat tiba dari Malaysia dan turun dengan menggunakan pesawat Air Asia QZ 8005 tujuan Kuala Lumpur-Medan. Kepala Seksi (P2) Penindakkan dan Penyidikan Bea Cukai Bandara Polonia Medan, Bobby Patigor Tampubolon kepada Sumut Pos saat dihubungi mengaku, pelaku dibekuk saat tiba dari Malaysia di Terminal Kedatangan Internasional yang menaiki pesawat Air Asia QZ 8005, Selasa (19/7) siang. Pihaknya melihat gerak-gerik yang mencurigakan dari Azhar dan dilakukan pemeriksaan badan diruangan tertutup.

“Saat kita melihat gerak-gerik yang mencurigakan dari Azhar, lalu Azhar kita lakukan pemeriksaan badan  dan kita melihat ada sesuatu yang dari dubur (anus) Azhar. Selanjutnya Azhar kita berikan makan dan minum. Tidak lama kemudian Azhar buang besar dan mengeluarkan bungkusan kondom yang berisi sabu dengan berat 107 gram,” ucapnya.

Ditambahkannya, selanjutnya barang bukti dibawa ke Laboratorium Bea Cukai Belawan untuk pemeriksaan dan setelah dilakukan pemeriksaan ternyata positif. “Azhar sendiri sudah diserahkan ke pihak Polda Sumut, Selasa (19/7) sekitar pukul 18.00 WIB sore tadi. Kita tidak lakukan temu pers atau paparan agar penyelidikan petugas kepolisian tidak terganggu serta pelaku-pelaku lainnya bisa diungkap. Sejauh ini hanya satu pelaku yang kita amankan dan serahkan ke pihak kepolisian yaitu Azhar sendiri,” cetus Bobby Patigor Tampubolon.

Setelah penangkapan itu, tersangka langsung digelandang ke Mapolda Sumut untuk keperluan pemeriksaan dan pengembangan kasus. Dir Narkoba Polda Sumut Kombes Pol Andjar Dewanto yang dikonfirmasi Sumut Pos  mengaku, belum mengetahui hal tersebut.

“Mas, saya lagi rapat di Kuala Lumpur Malaysia dengan polisi Malaysia. Silakan info tadi mas konfirmasi dengan Wadir Narkoba,” jawabnya.

Kepala Satuan (Kasat) Idik II Direktorat Reserse Narkoba Polda Sumut AKBP Andi Rian membenarkan hal itu. Dikatakannya, pihaknya telah menerima tersangka dan BB sabu-sabu seberat 107 gram tersebut dari Bea Cukai Bandara Polonia Medan.

Saat ini, pihaknya tengah melakukan pemeriksaan terhadap tersangka Azhar untuk dilakukannya pengembangan. Selain itu, pihaknya juga masih memastikan jika barang yang disembunyikannya didalam dubur tersebut sabu-sabu. “Iya benar, ada kita terima. Sekarang masih proses uji laboratorium,” ungkapnya.(jon/ari)

Garap Album di Bulan Suci

Julia Perez

Menjelang Ramadan, sejumlah artis ibu kota mulai berbenah diri. Meski dikenal kerap tampil seksi, Julia Perez tak ingin ketinggalan dalam menyambut datangnya bulan suci tersebut. Artis yang akrab disapa Jupe itu sibuk berbelanja busana muslim.

“Aku mulai beli baju muslim, mempersiapkan diri dengan hal seperti itu. Sebenarnya, mempertebal iman kan harus setiap hari, tetapi ya pas bulan suci ini lebih dipertebal,” ujar Jupe ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Timur kemarin (19/7).  Selain sibuk berbelanja saya diundang, ya nggak apa-apa. Kami menghormati yang mengundang,” paparnya.

Soal gaya pacaran bersama kekasihnya, Gaston Castano, saat puasa, Jupe menyatakan akan membatasi. Dia berjanji tidak akan berpegangan tangan dengan Gaston selama bulan puasa. “Kalau bulan puasa, kita nggak pegangan tangan,” ujarnya.
Terkait perbedaan keyakinan antara dirinya dan sang kekasih, artis 31 tahun itu mengatakan, Gaston telah berupaya menyesuaikan diri dengannya. Menurut dia, Gaston terkadang ikut berpuasa.

“Kalau sahur dia telepon, buka puasa juga. Biarin dia beradaptasi. Dia menyesuaikan. Dia ikut puasa, sahur telepon, buka juga. Biarin dia beradaptasi seperti apa, tetapi aku nggak maksain karena itu perkara sensitif,” tegasnya.
Ketika ditanya soal proyek bukunya yang berjudul Sex, Eat, Love, Jupe mengatakan tidak akan merampungkan buku tersebut. Alasannya, sang kekasih cemburu membaca kisah asmara dirinya dan sang mantan suami, Damian Perez. “Inspirasinya muncul habis aku nonton film Julia Roberts, Eat, Pray, Love. Tetapi, kayaknya nggak jadi diedarkan. Di situ, selain cerita aku sama Gaston, ada soal mantan (suami) juga. Di situ kan aku ceritain detail masa-masa pacaran aku kayak bagaimana. Eh, ternyata Gaston cemburu,” urainya.

Padahal, proyek penulisan buku tersebut sudah 80 persen. Tetapi, Jupe memilih mengorbankan karyanya tersebut ketimbang kehilangan sang kekasih. “Biarin deh, aku nggak mau gara-gara buku, aku kehilangan cinta,” imbuh dia. (ken/c6/ayi/jpnn)

Meski Bareng-bareng, Saya Seperti Orang Kaya

Nikahkan 4.541 Pasangan, Pecahkan Rekor Dunia

Pernikahan massal lintas agama menghadirkan wajah Indonesia dengan latar belakang dari berbagai suku. Gedung Istora Senayan jadi saksi pemecahan rekor dunia. Bagaimana kisah mereka?

Asmar (59) dan Marsiyem (59) tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat wartawan mengkrubutinya. Dia baru saja menyelesaikan proses pernikahannya “yang kedua” di Istora Senayan. Disebut demikian karena buku nikah mereka dari pernikahan 1968 ludes terbakar. Saat rumahnya di Jembatan Besi, Jakarta Barat dilahap si jago merah 1997 lalu.
Kegembiraan lain yang membuat salah satu pasangan tertua dipernikahan massal itu terus tersenyum adalah masalah pakaian. Sebab, selama 43 tahun menikah, baru kali ini mereka menggunakan pakaian pengantin. Pagi itu, dia memakai setelan beskap hitam lengkap dengan blangkon. Sedangkan Marsiyem memakai kebaya putih.

Kakek 7 anak itu juga berkelakar, pernikahannya kemarin serasa menjadi orang kaya. Bagaimana tidak, selain berada di gedung, juga ada banyak undangan. Hiburan dari artis seperti Tangga dan Sheila On 7 juga ikut menyemarakkan pernikahannya. “Meski bareng-bareng, saya seperti orang kaya,” katanya lantas tersenyum.

Itulah sepenggal kisah kebahagiaan di pernikahan massal 4.541 pasangan di Istora Senayan kemarin. Pasangan sebanyak itu di kumpulkan Yayasan Pondok Kasih bersama salah satu televisi lokal Jakarta. Sejak Februari, tim tersebut mengobok-obok Jakarta untuk mencari pasangan yang menikah tetapi belum memiliki surat nikah.
Dalam acara tersebut, tidak semua dinikahkan ditempat. Pernikahan sudah dilakukan di masing-masing wilayah. Kemarin hanya ada 10 pasangan yang dinikahkan sebagai simbolis. Seluruh peserta menggunakan pakaian adat darimana mereka berasal. Dari jumlah pasangan keluarga pra sejahtera tersebut, terdapat peserta termuda yakni 16 tahun dan tertua 86 tahun.

Karena jargon acara yang juga untuk memeriahkan HUT DKI Jakarta itu pernikahan lintas agama, maka tim mencari pasangan dari seluruh agama yang ada di Indonesia. Mereka juga menghadirkan keseluruhan wajah Indonesia karena latar belakang peserta dari berbagai suku. Itu tercermin dari kostum pernikahan yang mereka gunakan.

Pendiri Yayasan Pondok Kasih Hana Ananda menyebut itulah keanekaragaman Indonesia yang sebenarnya. Dia berharap kebahagiaan antara agama, suku dan etnis yang ada di gedung Istora Senayan bisa menular keluar. “Semoga Indonesia bisa damai. Kehidupan yang harmonis seperti inilah yang kita harapkan,” ujarnya.

Dia mengklaim bahwa pernikahan massal lintas agama itu adalah yang kali pertama dilakukan dan terbesar di Indonesia. Pesan lain yang dia usung adalah kepedulian. Melalui acara itu, dia ingin agar kepedulian terhadap sesama khususnya antara warga berkecukupan dan kekurangan bisa terjalin.

Banyaknya jumlah pasangan yang dinikahkan berbuah manis pada panitia. Sebab, acara yang dilangsungkan sejak pukul 11.00 tersebut mendapat perhatian Royal World Record, sebuah lembaga pencatat rekor dari Inggris. Kemarin, Guardian Royal World Record yakni Ron Muller memberikan penghargaan itu.

Selain kuantitas peserta, Ron juga terkesan dengan kerukunan antar-agama dan etnis dalam sebuah perayaan pernikahan. Bahkan, dia merasa melihat Indonesia mini di resepsi pernikahan massal tersebut. “Ini yang terbesar di dunia. Sangat bagus Indonesia dengan multiagama bisa rukun seperti ini,” ucapnya.

Plakat tersebut lantas diberikan kepada Ketua DPD Irman Gusman selaku perwakilan penyelenggara acara tersebut. Tulisan dalam plakat tersebut adalah pengakuan bahwa Royal World Record menyatakan acara kemarin sebagai rekor dunia. “Nilai dalam acara ini sesuai dengan dasar Pancasila mengenai kerukunan dan keragaman. Ini bisa memberi inspirasi,” terangnya. (dim/jpnn)