25.1 C
Medan
Saturday, June 15, 2024

Meski Bareng-bareng, Saya Seperti Orang Kaya

Nikahkan 4.541 Pasangan, Pecahkan Rekor Dunia

Pernikahan massal lintas agama menghadirkan wajah Indonesia dengan latar belakang dari berbagai suku. Gedung Istora Senayan jadi saksi pemecahan rekor dunia. Bagaimana kisah mereka?

Asmar (59) dan Marsiyem (59) tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat wartawan mengkrubutinya. Dia baru saja menyelesaikan proses pernikahannya “yang kedua” di Istora Senayan. Disebut demikian karena buku nikah mereka dari pernikahan 1968 ludes terbakar. Saat rumahnya di Jembatan Besi, Jakarta Barat dilahap si jago merah 1997 lalu.
Kegembiraan lain yang membuat salah satu pasangan tertua dipernikahan massal itu terus tersenyum adalah masalah pakaian. Sebab, selama 43 tahun menikah, baru kali ini mereka menggunakan pakaian pengantin. Pagi itu, dia memakai setelan beskap hitam lengkap dengan blangkon. Sedangkan Marsiyem memakai kebaya putih.

Kakek 7 anak itu juga berkelakar, pernikahannya kemarin serasa menjadi orang kaya. Bagaimana tidak, selain berada di gedung, juga ada banyak undangan. Hiburan dari artis seperti Tangga dan Sheila On 7 juga ikut menyemarakkan pernikahannya. “Meski bareng-bareng, saya seperti orang kaya,” katanya lantas tersenyum.

Itulah sepenggal kisah kebahagiaan di pernikahan massal 4.541 pasangan di Istora Senayan kemarin. Pasangan sebanyak itu di kumpulkan Yayasan Pondok Kasih bersama salah satu televisi lokal Jakarta. Sejak Februari, tim tersebut mengobok-obok Jakarta untuk mencari pasangan yang menikah tetapi belum memiliki surat nikah.
Dalam acara tersebut, tidak semua dinikahkan ditempat. Pernikahan sudah dilakukan di masing-masing wilayah. Kemarin hanya ada 10 pasangan yang dinikahkan sebagai simbolis. Seluruh peserta menggunakan pakaian adat darimana mereka berasal. Dari jumlah pasangan keluarga pra sejahtera tersebut, terdapat peserta termuda yakni 16 tahun dan tertua 86 tahun.

Karena jargon acara yang juga untuk memeriahkan HUT DKI Jakarta itu pernikahan lintas agama, maka tim mencari pasangan dari seluruh agama yang ada di Indonesia. Mereka juga menghadirkan keseluruhan wajah Indonesia karena latar belakang peserta dari berbagai suku. Itu tercermin dari kostum pernikahan yang mereka gunakan.

Pendiri Yayasan Pondok Kasih Hana Ananda menyebut itulah keanekaragaman Indonesia yang sebenarnya. Dia berharap kebahagiaan antara agama, suku dan etnis yang ada di gedung Istora Senayan bisa menular keluar. “Semoga Indonesia bisa damai. Kehidupan yang harmonis seperti inilah yang kita harapkan,” ujarnya.

Dia mengklaim bahwa pernikahan massal lintas agama itu adalah yang kali pertama dilakukan dan terbesar di Indonesia. Pesan lain yang dia usung adalah kepedulian. Melalui acara itu, dia ingin agar kepedulian terhadap sesama khususnya antara warga berkecukupan dan kekurangan bisa terjalin.

Banyaknya jumlah pasangan yang dinikahkan berbuah manis pada panitia. Sebab, acara yang dilangsungkan sejak pukul 11.00 tersebut mendapat perhatian Royal World Record, sebuah lembaga pencatat rekor dari Inggris. Kemarin, Guardian Royal World Record yakni Ron Muller memberikan penghargaan itu.

Selain kuantitas peserta, Ron juga terkesan dengan kerukunan antar-agama dan etnis dalam sebuah perayaan pernikahan. Bahkan, dia merasa melihat Indonesia mini di resepsi pernikahan massal tersebut. “Ini yang terbesar di dunia. Sangat bagus Indonesia dengan multiagama bisa rukun seperti ini,” ucapnya.

Plakat tersebut lantas diberikan kepada Ketua DPD Irman Gusman selaku perwakilan penyelenggara acara tersebut. Tulisan dalam plakat tersebut adalah pengakuan bahwa Royal World Record menyatakan acara kemarin sebagai rekor dunia. “Nilai dalam acara ini sesuai dengan dasar Pancasila mengenai kerukunan dan keragaman. Ini bisa memberi inspirasi,” terangnya. (dim/jpnn)

Nikahkan 4.541 Pasangan, Pecahkan Rekor Dunia

Pernikahan massal lintas agama menghadirkan wajah Indonesia dengan latar belakang dari berbagai suku. Gedung Istora Senayan jadi saksi pemecahan rekor dunia. Bagaimana kisah mereka?

Asmar (59) dan Marsiyem (59) tidak bisa menyembunyikan senyumnya saat wartawan mengkrubutinya. Dia baru saja menyelesaikan proses pernikahannya “yang kedua” di Istora Senayan. Disebut demikian karena buku nikah mereka dari pernikahan 1968 ludes terbakar. Saat rumahnya di Jembatan Besi, Jakarta Barat dilahap si jago merah 1997 lalu.
Kegembiraan lain yang membuat salah satu pasangan tertua dipernikahan massal itu terus tersenyum adalah masalah pakaian. Sebab, selama 43 tahun menikah, baru kali ini mereka menggunakan pakaian pengantin. Pagi itu, dia memakai setelan beskap hitam lengkap dengan blangkon. Sedangkan Marsiyem memakai kebaya putih.

Kakek 7 anak itu juga berkelakar, pernikahannya kemarin serasa menjadi orang kaya. Bagaimana tidak, selain berada di gedung, juga ada banyak undangan. Hiburan dari artis seperti Tangga dan Sheila On 7 juga ikut menyemarakkan pernikahannya. “Meski bareng-bareng, saya seperti orang kaya,” katanya lantas tersenyum.

Itulah sepenggal kisah kebahagiaan di pernikahan massal 4.541 pasangan di Istora Senayan kemarin. Pasangan sebanyak itu di kumpulkan Yayasan Pondok Kasih bersama salah satu televisi lokal Jakarta. Sejak Februari, tim tersebut mengobok-obok Jakarta untuk mencari pasangan yang menikah tetapi belum memiliki surat nikah.
Dalam acara tersebut, tidak semua dinikahkan ditempat. Pernikahan sudah dilakukan di masing-masing wilayah. Kemarin hanya ada 10 pasangan yang dinikahkan sebagai simbolis. Seluruh peserta menggunakan pakaian adat darimana mereka berasal. Dari jumlah pasangan keluarga pra sejahtera tersebut, terdapat peserta termuda yakni 16 tahun dan tertua 86 tahun.

Karena jargon acara yang juga untuk memeriahkan HUT DKI Jakarta itu pernikahan lintas agama, maka tim mencari pasangan dari seluruh agama yang ada di Indonesia. Mereka juga menghadirkan keseluruhan wajah Indonesia karena latar belakang peserta dari berbagai suku. Itu tercermin dari kostum pernikahan yang mereka gunakan.

Pendiri Yayasan Pondok Kasih Hana Ananda menyebut itulah keanekaragaman Indonesia yang sebenarnya. Dia berharap kebahagiaan antara agama, suku dan etnis yang ada di gedung Istora Senayan bisa menular keluar. “Semoga Indonesia bisa damai. Kehidupan yang harmonis seperti inilah yang kita harapkan,” ujarnya.

Dia mengklaim bahwa pernikahan massal lintas agama itu adalah yang kali pertama dilakukan dan terbesar di Indonesia. Pesan lain yang dia usung adalah kepedulian. Melalui acara itu, dia ingin agar kepedulian terhadap sesama khususnya antara warga berkecukupan dan kekurangan bisa terjalin.

Banyaknya jumlah pasangan yang dinikahkan berbuah manis pada panitia. Sebab, acara yang dilangsungkan sejak pukul 11.00 tersebut mendapat perhatian Royal World Record, sebuah lembaga pencatat rekor dari Inggris. Kemarin, Guardian Royal World Record yakni Ron Muller memberikan penghargaan itu.

Selain kuantitas peserta, Ron juga terkesan dengan kerukunan antar-agama dan etnis dalam sebuah perayaan pernikahan. Bahkan, dia merasa melihat Indonesia mini di resepsi pernikahan massal tersebut. “Ini yang terbesar di dunia. Sangat bagus Indonesia dengan multiagama bisa rukun seperti ini,” ucapnya.

Plakat tersebut lantas diberikan kepada Ketua DPD Irman Gusman selaku perwakilan penyelenggara acara tersebut. Tulisan dalam plakat tersebut adalah pengakuan bahwa Royal World Record menyatakan acara kemarin sebagai rekor dunia. “Nilai dalam acara ini sesuai dengan dasar Pancasila mengenai kerukunan dan keragaman. Ini bisa memberi inspirasi,” terangnya. (dim/jpnn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/