26 C
Medan
Tuesday, December 30, 2025
Home Blog Page 14882

Menasehati, Sepupu Dikelewang

SIMALUNGUN- Tidak terima dinasehati, Niksen Malau alias Mesem (28) warga Jalan Mawar, Nagori Pamatang Simalungun, Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun, nekat menganiaya sepupunya, Antoni Sinaga (37) warga Kampung Baru, Kecamatan Purba, Kamis (14/7) sekira pukul 19.30 WIB.

Informasi yang dihimpun METRO (grup Sumut Pos), kejadian itu bermula saat korban berkunjung ke rumah Amang Borunya, Asli Malau (34) yang merupakan ayah pelaku. Begitu sampai, korban bercerita-cerita dengan Asli malau, termasuk dengan Mesem. Melihat kondisi perekonomian Amang boru dan Namborunya terbilang kurang mapan, korban memberikan nasehat kepada pelaku, karena menganggap pelaku masih keluarganya.

Tidak berapa lama berbincang-bicang, pelaku yang tidak terima dinasehati, langsung menuju kamar tidurnya dan mengambil sebilah kelewang panjang, dan tiba-tiba menghujamkannya ke kepala korban hingga mengalami luka robek selebar 15 centimeter. (mag-1/smg)

Bengkel Terbakar, 3 Luka, 6 Sepeda Motor Hangus

LUBUK PAKAM- Akibat kompor tambal ban meledak, satu unit bangunan usaha bengkel sepeda motor, Razali (38) di Jalan Galang Lingkungan III, Kelurahan Cemara, Lubuk Pakam, terbakar, Jumat (15/7) pukul 18.20 WIB.

Meski tak ada korban jiwa dalam kebakaran itu, tapi 3 penghuni rumah mengalami luka bakar dan 6 unit sepeda motor yang sedang diperbaiki dan sejumlah spare part di bengkel itu ludes terbakar.

Adapun penghuni rumah yang mengalami luka bakar, Razali (38) pemilik rumah, Ani (52) kakak Razali dan keponakannya, Anto (25). Ketiganya dirawat di RSU Sari Mutiara Lubuk Pakam.  Ke 6 unit sepedamotor yang terbakar, Yamaha Mio BK 2261 LH, Vega R BK 5146 MY, Supra X BK 2781 MC, Suzuki Shogun, Honda Supra tanpa plat dan Honda GL 100 BK 2051 ME. Keenamnya merupakan sepeda motor warga yang sedang diperbaiki di bengkel tersebut.

Disebutkan, sebelum kejadian, pemilik bengkel sedang menambal ban sepeda motor Yamaha Mio BK 2261 LH. ketika menambal ban itu, kompor yang digunakan meledak, hingga menganguskan rumah dan seluruh isinya.(btr)

Ditipu, Puluhan PNS Lapor Polisi

TEBING TINGGI-  Merasa ditipu oleh Leader TVI Express, sejenis perusahaan Multi Level Marketing (MLM) yang berkantor di Jalan Waringin II, Komplek Perumahan Bagelen, Kota Tebing Tinggi, puluhan Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Kota Tebing Tinggi mengadu ke Polres Tebing Tinggi, Jumat (15/7) sekira pukul 16.30 WIB.

Permasalahan ini timbul sejak mereka bergabung di MLM TVI Express Januari lalu. Saat bergabung, mereka diiming-imingi akan mendapat Rp100 juta, bila behasil merekrut 8 member (orang, Red). Setiap member diharuskan membayar Rp2,6 juta, sehingga total uang yang harus dikumpulkan masing-masing member Rp20,8 juta.

Setelah uang itu terkumpul dan diserahkan ke leader TVI Express, uang Rp100 juta yang dijanjikan tak kunjung diserahkan pihak TVI. Sehingga mereka melaporkan kasus ini ke Polres Tebing Tinggi.
Hamidah, warga Jalan Damar Laut, Kelurahan Bagelen, Kota Tebing Tinggi, PNS di Dinkes Tebing mengatakan, pengaduan mereka bukan untuk TVI Express-nya, melainkan untuk leader TVI Express, yang berjanji mencairkan dana member Rp100 juta. Tapi janji itu tak kunjung dipenuhi.

“Kita permasalahkan leadernya, bukan TVI Expressnya. Leadernya membuat janji palsu, ternyata saat kami tagih janjinya, leader itu malah menantang,” kata Hamidah.
Leader TVI Express Kota Tebing Tinggi Arnita Zahara, ketika ditemui dikantornya membantah semua tuduhan member anggotanya yang mengadu ke Mapolres Tebing Tinggi.

Dikatakannya, setiap anggota member akan mendapat bonus pencairan Rp100 juta, apabila mampu merangkul delapan orang dengan menyetor langsung ke TVI Express Rp20,8 juta. Apabila itu sudah didapat, maka dia berhak mendapatkannya. “Sudah ada yang mendapat Rp100 juta (US 10,000) dari TVI Express. Tapi mereka (PNS) ini, belum bisa mendapatkan itu karena mereka tidak bekerja merekurt orang,” ucap Arnita.(mag-3)

Pasangan Tunanetra Menikah

SERGAI- Pasangan tunanetra M Payan Tambunan (32) warga Jalan Sempul Kelurahan Sei Putih Barat, Medan Petisah dan Sri Harningsih (30) warga Dusun IV, Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, melangsungkan pernikahan, Jumat (15/7).

Akad nikah pasangan ini dilaksanakan di Kantor Urusan Agama (KUA) Sei Rampah di Jalan Negara Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah. Bertindak sebagai wali nikah mempelai wanita, Bambang Sugiarto (58), abang kandungnya dengan dibimbing Kepala KUA Sei Rampah Makmur MA.

Payan Tambunan, putra ke 4 dari pasangan Alm Burhanuddin dan Tioren Br Hutabarat (75), usai akad nikah menuturkan, hubungannya dengan Sri Harningsih terjalin sejak dua tahun lalu, sewaktu mereka menjadi siswa binaan Panti Tunanetra Baladewa di Pemko Tebing Tinggi.

“Hubungan kami semakin dekat ketika sama- sama belajar keterampilan memijat. Setelah bekerja di klinik pijat Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia  (ITMI) Sumatra Utara, uangnya kami kumpulkan untuk melangsungkan pernikahan,” terangnya. (mag-15)

Posisi Wakil akan Diangkat dari PNS

Pilgub Diwacanakan Tidak Langsung

Pemilihan gubernur (Pilgub) yang dilaksanakan secara langsung tampaknya akan diubah lagi. Kasarnya, rakyat tidak lagi bisa memilih orang nomor satu di tingkat provinsi itu secara langsung, melainkan melalui DPRD. Menariknya, untuk bupati dan wali kota, dipilih secara langsung.

Ya, Dirjen Otonomi Daerah (Otda) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Djohermansyah Djohan menjelaskan, Pemilihan Kepala Daerah yang selama ini dipilih secara langsung terancam kembali ke DPRD. Wacana draft RUU Pilkada sudah disiapkan Kemendagri yang selanjutnya akan dibahas di DPR RI. “Dalam Draft RUU itu juga disiapkan terkait Pilkada tunggal dan wakilnya PNS,” katanya pada acara Coffe Morning di Kantor Gubsu Jalan Diponegoro Medan, Jumat (15/7) lalu.

Ia juga mengungkapkan, pemilihan gubernur yang tadinya dipilih langsung, diusulkan kembali dipilih DPRD. Sementara itu, bupati dan wali kota diusulkan untuk dipilih secara langsung. “Draf sudah jadi, diharapkan dikirim ke DPR. Yang paling serius adalah soal perubahan sistem pemilihan. Pilgub diusulkan tidak secara langsung, tapi dipilih DPRD. Sedangkan bupati/wali kota dipilih langsung,” tutur Djohan.

Menurutnya, sistem seperti itu diusulkan pemerintah karena selama ini titik berat otonomi daerah masih di level kabupaten atau kota. “Dengan demikian, pemimpin kabupaten atau kota, yakni wali kota/bupati, harus mendapat legitimilasi lebih dengan dipilih langsung oleh rakyat. Empiris pun, pengaruh otonomi tidak pernah di level provinsi. Titik beratnya di kabupaten/kota,” ujar Djohan lagi.

Untuk pemilihan wakil gubernur dalam draf RUU Pilkada tersebut, Djohan menerangkan, pemerintah mengusulkan agar wakil gubernur dipilih oleh gubernur yang terpilih, atau tak lagi sepaket dengan gubernur. “Hal ini dilakukan untuk menghindari konflik yang terjadi di beberapa daerah terkait ketidakharmonisan kepala daerah dengan wakilnya,” katanya.

Sudah banyak contoh, sambungnya, dengan belajar dari peristiwa tersebut, Kemendagri membuat wacana atau Draft RUU Pilkada 2014. “Kita harapkan draft ini secepatnya disiapkan agar 2014 bisa berlaku,” jelasnya.

Dalam hal ini Kemendagri juga akan mengusulkan penghapusan jabatan wakil kepala daerah bagi daerah yang luas wilayah serta berpenduduk kecil. Sebaliknya jika lebih luas dapat diusulkan lebih dari dua orang.

Djohan menjelaskan posisi wakil kepala daerah akan disesuaikan dengan luas wilayah serta jumlah penduduk suatu daerah. Hal ini bagian dari revisi UU No 32 Tahun 2004 yang akan diajukan ke DPR RI Agustus mendatang. “Tidak semua daerah punya wakil. Untuk daerah kecil wilayah dan penduduknya cukup satu yakni kepala daerah saja. Kalau sangat besar bisa lebih dari dua  wakilnya,” katanya.

Kebijakan tersebut bagian dari wacana penghapusan pemilihan gubernur, bupati dan wali kota yang satu paket dengan wakilnya. Sebab dalam UUD 1945 hanya jabatan presiden dan wakilnya yang dipilih dalam satu paket. Berbeda dengan jabatan di tingkat daerah.

“Untuk posisi wakil akan diangkat dari PNS yang memenuhi kriteria dan persyaratan tertentu. Usulan dan rekomendasinya akan diajukan oleh kepala daerah yang terpilih ke Kemendagri untuk dilakukan penilaian serta penetapannya. Minimal seperti sudah eselon II dan punya pengalaman yang mencukupi,” terangnya.

Sebab, selama kepala daerah dipilih dalam satu paket, sejak Pilkada 2005 hanya sembilan persen yang kemudian bertahan untuk bersama-sama maju di periode kedua. Sedangkan sisanya 91 persen pecah kongsi atau bercerai memilih jalur bersaing dalam pilkada berikutnya.

Sementara itu, pengamat kebijakan publik dari Universitas Sumatera Utara, Dadang Darmawan, menilai jika pengangkatan wakil dari PNS yang diusulkan oleh kepala daerah tersebut untuk kepentingan efektifitas penyelenggaraan pemerintahan di daerah maka cukup positif untuk diterapkan.

Hal itu sama dengan sistem pemerintahan daerah di era sebelumnya yang mengenal istilah pembantu gubernur. Jadi bisa dipilih lebih dari satu orang untuk mengkoordinir daerah-daerah yang luas jangkauannya. “Selama ini untuk kepentingan efektifitas pemerintahan ya baik. Selama bukan dalam kepentingan politik,” ujar dosen Administrasi Negara FISIP USU itu.

Namun ditegaskannya, jika usulan tersebut muncul atas dasar konflik antara kepala daerah dan wakilnya tentu sudah salah kaprah. Sebab konflik itu terjadi karena pasangan calon yang diusung bukan satu paket yang utuh. Tapi bagian dari paket kelompok kepentingan partai dan kelompok tertentu yang berbeda-beda sehingga memiliki kepentingan yang berbeda pula dalam pemerintahan.

Dadang juga mengingatkan jangan sampai sistem yang diusulkan tersebut semakin mendekatkan birokrasi ke politik praktis. Sebab selama kepemimpinan Mendagri Gamawan Fauzi birokrasi sudah terlalu dekat dengan kepentingan politik.

Hal itu terlihat dari beberapa penjabat kepala daerah yang harusnya bertugas menyukseskan pilkada justru ikut bertarung mencalonkan diri dengan mengundurkan diri sesaat menjelang pemilihan. (saz)

Padukan Kerjasama Tripartit

Hari Ini, Pelantikan Rektor ITM Prof Dr Ilmi Abdullah MSc di Hotel Madani

Institut Teknologi Medan (ITM) merupakan lembaga pendidikan tinggi di Sumut yang berdiri sejak tahun 1964. Sebagai lembaga pendidikan Tinggi yang cukup berpengalaman, ITM terus berbenah diri di dalam menghadapi persaingan global baik dalam merekrut mahasiswa maupun menghasilkan alumni.

HARAPAN ini disampaikan Prof Dr Ilmi Abdullah MSc di ruang kerjanya, Kamis (14/7) menjelang pelantikannya sebagai Rektor ITM di Hotel Madani Jalan SM Raja Medan, Sabtu (16/7) hari ini.
Pelantikan ini akan dilaksanakan Ketua Yayasan Pendidikan & Sosial Dwiwarna disaksikan Plt Gubsu H Gatot Pujo Nugroho ST, Koordinator Kopertis Sumut/NAD Prof Ir Nawawiy Lubis MPhil PhD, dosen, pegawai dan mahasiswa ITM serta undangan lainnya.

Guru Besar ITM ini mengatakan, pelantikan Rektor ITM dapat menjadi wadah silaturahmi antara pimpinan perguruan tinggi di Sumut dengan pemerintah dan industri. ‘’Memulai karir sebagai rektor, saya ingin mewujudkan tripartit yang bersinergis antara dunia pendidikan, pemerintah dan dunia usaha. Dalam waktu dekat, kita akan jalin kerjasama dengan PT Aneka Tambang di Jakarta dan industri lain,’’ katanya.

Pada era abad 21, menurut Ilmi, ITM harus dapat mampu menghadapi persaingan globalisasi, baik di tingkat regional namun tingkat nasional. Sebagai titik awal, ITM akan mempersiapkan diri melalui peningkatan atmosfir akademik dan atmosfir tata pamong.

‘’Visi saya sebagai rektor yakni mewujudkan ITM menjadi institusi yang terkemuka dan berwibawa secara bersama dengan civitas akademika dan staf pendukung. Adapun misi yang dikembangkan antara lain peningkatan atmosfir akademik serta peningkatan mutu dan nilai akreditasi pada jurusan,’’ katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya akan meningkatkan hubungan komunikasi di seluruh unit pelayanan pendidikan, peningkatan hubungan kerjasama dan komunikasi dengan lembaga pengelola, peningkatan hubungan kerjasama dengan stakesholder dan lembaga pendidikan lainnya.

Ilmi berharap semua civitas akademika ITM mau berdoa untuk kemajuan ITM melalui berbagai program yang dilaksanakan. Tokoh pendidikan Sumut ini juga memiliki program jangka panjang untuk  meningkatkan kesejahteraan dosen dan pegawai ITM.  ‘’Saya ingin meningkatkan akreditasi setiap jurusan yang akan meningkatkan kualitas proses pembelajaran, laboratorium, penelitian dan pengabdian. Kita harapkan Tridarma Perguruan Tinggi dapat berjalan dengan bagus,’’ terangnya.

Ia juga yakin sebagai lembaga pendidikan pengembangan teknologi di Sumut akan mampu menghasilkan teknologi yang dapat diterapkan di masyarakat. ‘’Kita telah mengirim sembilan dosen kuliah S3 di USU, UKI, UGM dan Malaysia. Kita juga tengah merintis produk wind energy (energi angin) yang dapat terpacak kincir angin di ITM. Demikian pula dengan teknologi pengolahan sampah yang bisa diolah menjadi energi,’’ jelasnya.

Dalam era kepemimpinannya, Ilmi berharap adanya peningkatan dukungan dari pemerintah dan lembaga terkait lainnya yang sudah berjalan dengan baik. ‘’Kita sudah mendapatkan hibah dari Dirjen Dikti Kemendiknas dan pemerintah daerah yang bersumber dari APBN/APBD,’’ jelasnya.

Di sisi lain, Ilmi mengatakan pihaknya akan memberi dukungan terhadap peningkatan Angka Partisipasi Kasar (APK) lulusan SLTA yang masuk ke perguruan tinggi dari 18 persen menjadi 25 persen sebagai prasyarat mewujudkan Indonesia sebagai negara maju.  ‘’Kita beri dukungan untuk peningkatan APK tersebut,’’ katanya. (*/sih)

Ilmi Ikuti Jejak Mertua

KEBERADAAN ITM sebagai lembaga pendidikan tinggi yang dikelola Yayasan Pendidikan & Sosial Dwiwarna mulai didirikan pada tahun 1960. Yayasan pengelola tenaga pendidikan dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi ini didirikan dihadapan notaris dengan akte nomor 21. Badan pendiri yayasan terdiri Drs Abdul Manaf Mohd Syah, Drs H Masri, Drs H Syamsuddin Djamin, Hj Nurimah Lubis dan Dra Hj Yusna Yusuf.

Sebelum menjadi ITM, kampus ini sempat dikenal dengan nama Akademi Teknik Medan pada tahun 1960 dengan tiga jurusan yaitu Teknik Sipil, Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Pada tahun 1963, lembaga ini berubah menjadi Institut Teknologi Sumatera (ITS) dengan menambah jurusan yakni Teknologi Mekanisasi Pertanian dan Teknologi Perusahaan.

Demikian dikatakan Kepala Humas ITM yang juga Kepala Biro Administrasi Umum (Badum) ITM HM Vivahmi Manafsyah SH MSi di ruang kerjanya, Kamis (14/7). Pada tanggal 21 Agustus 1976, lanjut Vivahmi, ITS berubah nama menjadi Sekolah Tinggi Teknik Medan (STTM).

Namun sejalan dengan penyesuaian kebijakan pemerintah di bidang pendidikan pada masa STTM, Teknologi Mekanisasi Pertanian Pertanian dan Teknologi Perusahaan dilebur yang melahirkan Teknologi Industri.

‘’Selanjutnya pada tanggal 4 Mei 1987, STTM dikembangkan menjadi Institut Teknologi Medan. Disini ada FakultasTeknik Sipil dan Perencanaan dengan jurusan Teknik Sipil, Teknik Arsitektur, Teknik Perencanaan Wilayah & Kota. Ada juga Fakultas Teknologi Industri dengan jurusan Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Kimia dan Teknik Informatika. Satu fakultas lain yakni Fakultas Teknologi Mineral dengan jurusan Teknik Pertambangan dan Teknik Geologi,’’ jelasnya.

Dalam pengabdiannya, lanjut Vivahmi, ITM kini telah menghasilkan lebih 9.867 alumni yang saat ini memiliki 4.985 mahasiswa yang tengah menimba ilmu di bangku perkuliahan. ‘’Tujuh nama tercatat sebagai pimpinan ITS hingga akhirnya berganti nama menjadi ITM. Mereka adalah Prof Ani Abbas Manopo SH (1965-1968), Drs Syahbuddin Harahap (1968-1972), Ir Hafni Noor MSc (1972-1975), Ir Syamsir Abdul Muin (1972-1992), Ir H Syahrum Razali MS (1992-2003), Ir H Zulkifli Muchtar MSi dan Ir Mahrizal Masri MT (2007-2011),’’ imbuhnya.

Vivahmi menambahkan, Prof Dr Ilmi Abdullah MSc merupakan rektor kedelapan yang memimpin ITM. Tak cuma itu, Rektor ITM periode 2011-2015 ini melanjutkan kepemimpinan mantan Rektor ITM periode (1972-1992) yakni Ir Syamsir Abdul Muin. ‘’Pak Ilmi merupakan menantu Pak Ir Syamsir Abdul Muin yang pernah menjadi rektor pada era tahun 70-an hingga 90-an,’’ kata Vivahmi. (*/sih)

Akhir Juli, MoU Diteken Wali Kota

Sengketa TanahSari Rejo

MEDAN- Akhir Juli mendatang, Wali Kota Medan akan menandatangani MoU terkait sengketa tanah Sari Rejo dengan TNI AU di Jakarta. Hal ini disampaikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap di Balai Kota Medan, Jumat (15/7) siang.

“Saya berharap, akhir bulan ini MoU tersebut akan ditandatangani,” kata Rahudman. Dijelaskanya, isi MoU tersebut di antaranya untuk memberikan peluang sebesar-besarnya kepada warga Sari Rejo untuk mendapatkan hak hukumnya.

“Masyarakat jangan lagi dituduh-tuduh, apalagi dengan lahan yang 50 hektar itu. Saya berharap MoU tersebut akan segera ditandatangani,” katanya.

Menyikapi itu, anggota Komisi A DPRD Kota Medan Burhanuddin Napitupulu meminta wali kota melibatkan masyarakat dalam penandatanganan MoU tersebut. “Kesepekatan belum ada dengan masyarakat, jadi wali kota jangan mendahului, karena itu menyangkut hak-hak masyarakat,” cetusnya.

Dikatakannya, wali kota seharusnya bertemu dulu dengan masyarakat untuk bermusyawarah bersama guna membahas terkait isi MoU yang dibuat dengan TNI AU. “Walikota jangan menandatangani MoU tersebut sebelum ada kesepekatan dengan masyarakat. Karena isinya bisa saja sudah disepekati oleh pihak-pihak terkait, “ katanya lagi.

Kemudian, lanjut Burhanudin, isi dalam MoU tersebut merupakan hak-hak dari rakyat, alas hak kepemilikan tanah yang berhubungan dengan BPN dan Pemko yang dimiliki masyarakat. “Sekitar 500 hektare diklaim milik TNI AU dikuasi sebagai miliknya. Padahal, 260 hektare tanah langsung dikuasi masyarakat berdasarkan bukti kepemilikan surat keterangan tanah. Dengan akte ganti rugi yang dikeluarkan camat,” ungkapnya.(adl)

Nissan Juke Sporty

Nissan dengan gaya sporty hadir di Kota Medan. Mobil berjuluk Juke yang irit bahan bakar itu dipamerkan setelah acara launching di Merdeka Walk mulai 15-16 Juli.

“Kehadiran kita di Kota Medan sebenarnya telah beberapa minggu yang lalu, hanya saja untuk launchingnya baru Jumat (15/7),” ujar Area managern PT Nissan Motor Distributor Indonesia, Rizky Filman Putra.

Selain launching bentuk atau display dari Nissan Juke, juga diadakan test drive bagi para pengunjung untuk mencoba kenyamanan Nissan Juke. Kenyamanan mobil yang diperuntukkan untuk anak muda yang dinamis dan sporty ini menggunakan sistem pengereman ABS dan EBD. Mobil ini juga dilengkapi dengan 2 airbag yang terletak di bangku depan mobil.
“Target kita untuk mobil yang sporty ini 6.000 unit terjual per tahunnya,” lanjut Rizky.

Selian kenyamanan, mobil paduan antara SUV dan sporty ini juga terkenal dengan iritnya.
“Keiritan mobil ini telah terbukti dalam liga irit, dimana Nissan Juke berada pada posisi 2 dalam liga irit,” ucap Rizky. Mobil ini juga dilengkapi dengan teknologi terbaru, seperti mesin yang menggunakan teknologi Ecomode, Normal Mode dan Sport Mode.

Tak heran bila mobil yang harganya berkisar Rp250 jutaan hingga Rp260 jutaan ini mulai banyak diminati para pembeli. “Untuk Medan saja hingga saat ini sudah ada sekitar 300 permintaan mobil yang masih indent, dan akan segera kita keluarkan sebelum lebaran,” ujar Branch Manager PT Wahan Trans Lestari Medan, Ariston Sinuraya. (mag-9)

Perluasan Kota Medan Deli Serdang Belum Rela

MEDAN- Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Zulkarnain mengklaim, Pemkab Deli Serdang telah merelakan untuk melepas sebagian wilayahnya yang berbatasan dengan wilayah Kota Medan, sejak beberapa waktu lalu. Namun, Pemkab Deli Serdang terkesan belum rela untuk menyerahkan sebagian wilayahnya untuk perluasan wilayah Kota Medan.
Karenanya, Pemko Medan berharap agar Pemprovsu bisa memfasilitasi rencana perluasan wilayah tersebut, karena hal ini menyangkut masalah lintas daerah.

“Memang kita berharap sangat besar, rencana ini bisa difasilitasi Pemprovsu, kerena inikan menyangkut masalah lintas daerah. Kita juga harus lebih memfokuskan program pokok lintas batas bersama Kabupaten Deli Serdang dan Pemko Binjai,” kata Kepala Bappeda Kota Medan Zulkarnain, Jumat (15/7).

Saat ditanya, apakah upaya memfokuskan program pokok lintas batas tersebut sebagai bentuk Pemko Medan memberikan pilihan atau opsi pada Pemkab Deli Serdang sebagai untuk upaya perluasan Kota Medan, Zulkarnain membantah. Menurutnya, pihaknya tidak memberikan opsi, namun hubungan lintas daerah itu menyangkut kesejahteraan dan dampak sosial ekonomi masyarakat langsung di perbatasan.

“Bukan memberikan opsi, kita kan tetap mengupayakan agar penataan batas-batas administratif Kota Medan dengan maksimal. Jadi, program-program seperti itukan harus ditingkatkan sesama lintas daerah dan harus juga dikerjakan keduanya secara simultan dan bersinergi,” ucapnya.

Zulkarnain menegaskan, kordinasi dengan Kabupaten Deli Serdang termasuk Pemprovsu juga pernah dilakukan untuk membahas persoalan ini dan perlu dioptimalkan lagi. Saat itu, Pemkab Deli Serdang sudah memberikan respon baik dengan adanya rencana Pemko Medan untuk penataan batas-batas administratif Kota Medan.

“Pemkab Deli Serdang juga meresponnya dengan baik dari kebijakan kita ini. Hanya saja perlu dilakukan kordinasi dan konsultasi lebih intensif lagi agar lebih maksimal dan optimal. Termasuk dengan perencanaan yang sedang kita lakukan untuk membuat Peta Geospasial yang bisa diprosesing jadi peta garis dengan keakurasian peta 3 dimensi sangat akurat melalui teknologi Gheografic Information System (GIS),” cetusnya.

Dia juga menuturkan dari perencanaan tersebut, pihaknya juga tengah berencana mengembangkan sejumlah wilayah yang jika nantinya berhasil dalam proses perluasan wilayah Kota Medan dari wilayah Kabupaten Deli Serdang. Perencanaan tersebut sudah tertuang dalam konsep di RTRW Kota Medan 2011-2030 ke depannya.

Sementara, Pemkab Deli Serdang belum memberikan tanggapan terhadap rencana Pemko Medan untuk perluasan wilayah. Wakil Bupati Deli Serdang Zainuddin Mars, ketika dikonfirmasi seputar rencana Pemko Medan untuk perluasan wilayah menjelaskan, sampai saat ini Pemkab Deli Serdang belum pernah memikirkan serta menanggapi wacana pemekaran Kota Medan tersebut. “Kita belum memikirkanya. Meski saat ini Medan sedang membahas Perda RTRW bukan menjadi masalah,” kata Zainuddin.

Namun, ketika ditanya soal Perda RTRW Deli Serdang yang belum ada, Zainuddin belum bisa menjelaskannya. “Iya sedang dibahas,” kilahnya.

Secara terpisah, Kepala Badan Perencanan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Pemkab Deli Serdang Irman DJ Oemar didampinggi Kepala Dinas PU Ir Faisal menambahkan, sampai saat ini, Pemkab Deli Serdang belum berpikir secara lokal tetapi konsep pembangunan Deli Serdang bersifat nasional.

Soal batas wilayah, Deli Serdang juga tetap bersifat fungsional dan terkadang tidak mementingkan diri sendiri. Semisalnya keberadaan Tempat Pembungan Sampah Akhir (TPA) Kota Medan yang berada di Desa Namo Bintang, Kecamatan Pancurbatu, serta keberadan rencana pembangunan waduk Lau Simeme di Kecamatan Namorambe yang berfungsi sebagai sarana penyuplai air dan pengendali banjir bagi Kota Medan.

Kedua sarana tersebut masih masuk wilayah Kabupaten Deli Serdang yang berfungsi sebagai sarana penyangga. “itu tidak pernah dipersoalkan. Deli Serdang sebagai daerah penyangga utama Kota Medan,” tegasnya.

Berbeda dengan Anggota DPRD DeliSerdang Mikail TP Purba, yang menyarankan agar Pemko Medan hendaknya belajar dari negara Singapura kalau hendak mengembankan wilayahnya. “Timbun saja laut Belawan, seperti negara Singapura memperluas daratannya. bukan mengusik Deli Serdang dengan alasan jalan di sini banyak yang berlobang-lobang kemudian mau diambil ahli dengan alasan perluasan wilayah dan sebagainya,” ketusnya. (adl/btr)