26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14920

Tak Diberi Uang, Anak Bunuh Ibu

MEDAN-Hanya gara-gara tidak diberi uang, seorang anak membunuh ibu kandung dengan menggunakan alu (alat tumbukan daun ubi) di dapur rumahnya, di Jalan Pasar IX Gang Buntu Desa Bandar Khalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Serdang. Peristiwa memilukan ini terjadi Selasa (2/8) pagi, sekitar pukul 09.00 WIB.

Berdasarkan keterangan Rosmiana (60), korban pada saat itu sedang memasak di dapur. Tidak lama kemudian, pelaku Hotdin Sipayung (28) menghampirinya dengan meminta sejumlah uang kepada korban.

Entah alasan apa, korban tidak mau memenuhi permintaan anak keempat dari enam bersaudara untuk meminta sejumlah uang. Mendengar hal itu, pelaku naik pitam, emosi dan memaki ibunya. Pertengkaran pun tak terhindarkan. Karena sudah gelap mata, pelaku mengayunkan alu ke kepala korban.

Akibat pukulan itu, korban jatuh tak berdaya di lantai dapur dengan kepala mengeluarkan darah. Selanjutnya pelaku yang melihat ibu kandungnya tak berdaya bersimbah darah, langsung melarikan diri. Tak lama berselang, Risma (18) anak bungsu korban, berteriak histeris dan meminta tolong kepada warga sekitar.

Warga sekitar yang mendengar teriakan itu langsung mengerumuni rumah korban dan melaporkan kejadian ini ke Polsek Percut Sei Tuan. Suci (34) tetangga korban menceritakan peristiwa itu terjadi, ia pertama kali mengetahui kejadian ini pada saat mendengar teriakan anak bungsu korban, Risma “Saat itu saya lagi mencuci, tiba-tiba mendengar suara anaknya yang perempuan berteriak meminta tolong” ujarnya.

Dijelaskan, saat ditanyai penyebab tewasnya ibunya, kepada Suci, anak korban menjelaskan kejadian memilukan ini ditengarai oleh ulah Hotdin, yang yang tak lain adalah anak kandungnya. “Udah ada stresnya pelaku itu, kesehariannya pengangguran, maka tak heran kalau ia berbuat seperti itu” ujarnya.

Hal ini membuat perhatian ratusan warga sekitar. Terlihat keluarga korban dan putrinya menangis histeris akibat kejadian ini. Untuk kepentingan visum, jasad korban dibawa ke Rumah Sakit dr. Pirngadi Medan sekitar pukul 11.30 WIB.

Sementara, jajaran Polsek Percut Sei Tuan sudah mengamankan pelaku Hotdin Sipayung dari tempat persembunyiannya di Jalan Pasar VII Bandar Kalipah, Kecamatan Percut Sei Tuan Deli Serdang, Selasa (2/8) Petang sekitar Pukul 19.00 WIB.  “Iya, pelaku sudah kita amankan, lagi dalam penyelidikan. Saksi-saki masih dimintai keterangan sampai tetangga korban akan kita mintai keterangannya.” Ujar Kapolsek Percut Sei Tuan, Kompol Maringan Simanjuntak.

Rinda, tetangga korban yang pertama kali mengetahui peristiwa itu setelah mendengar terlebih dahulu adanya keributan dari dalam kediaman rumah keluarga Sipayung. “Awalnya kami takutlah soal Hoddin masih memengan kayu. Kemudian kabur dari pintu belakang rumah,” kata Rinda.

Setelah Hoddin yang merupakan anak keempat dari lima bersudara melarikan diri, baru warga berani masuk ke dalam rumah untuk menyelamatkan Rosmiana Br Sidahuruk yang terkapar di dapur (depan pintu kamar mandi) dengan kondisi berlumur darah.

Warga lainnya Erni, yang juga tetangga korban, mengkisahkan bahwa Hoddin kerap membuat kegaduhan di rumahnya. Terutama bila orang tuanya tidak memberikan uang untuk membeli rokok.
“Pelaku sering seperti itu, ibunya jualan di depan rumah. Sedangkan bapaknya supir, jadi ibunya ajalah yang dijadikannya sasaran kalau gilanya kambuh (ngamuk). Tetapi bila ditanyakan ada apa, nangboru itu cuma bilang biasalah. Nggak ada apa-apa,” bilang Erni dengan dialek bataknya yang khas.(mag-7/jon/btr)

Perampok Bank CIMB Divonis 44 Tahun Penjara

MEDAN-PN Medan memvonis 44 tahun penjara terdakwa pelaku perampokan Bank CIMB dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, Selasa (2/8). Mereka disidang terpisah dan divonis lebih ringan dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU).

Terdakwa Marwan alias Wak Genk divonis 12 tahun (sebelum tuntutan 15 tahun). Kemudian M Khoir alias Butong divonis 9 tahun (tuntutan 9 tahun).
Sedangkan Jumirin yang dituduh menyembunyikan teroris divonis 7 tahun penjara (sebelumnya dituntut 10 tahun). Mereka tidak mengajukan banding.

Di ruangan terpisah keempat terdakwa yakni Nibras, Khairul Ghazali, Pamriyanto dan Pautan membacakan pledoi. Dalam pembacaan vonisnya, Ketua Majelis Hakim M Noor SH menyatakan terdakwa Jumirin terbukti membantu menyembunyikan pelaku perampokan bank Cimb Niaga Medan. Atas dasar tersebut majelis hakim memvonis Jumiran 7 tahun.

Lalu Muhammad Choir alias Butong, terdakwa penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, divonis 9 tahun penjara karena terbukti melakukan penyerangan dan terbukti melakukan perbuatan tindak pidana terorisme.

Sidang yang dipimpin Ketua Majelis Hakim Lebanus Sinurat SH dalam pembacaan vonisnya menerangkan, perbuatan yang dilakukan terdakwa bersama teman-temannya.(rud)

Rumah Nazaruddin Digeledah KPK

Komputer dan Satpam Dibawa

JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tampaknya mulai kesal dengan “nyanyian” M Nazaruddin yang tidak disertai bukti. Apalagi, ocehan tersangka kasus wisma atlet sea games 2011 itu juga menyinggung internal KPK. Tidak mau polemik terus berlanjut, kemarin (2/8) KPK menggeledah rumah mantan bendahara umum Partai Demokrat itu.

Rumah yang dituju oleh empat mobil KPK itu adalah rumah mewah di Jalan Pejaten Barat nomor 7 Jakarta Selatan. Penyidik KPK yang terdiri sekitar 12 orang itu sampai di rumah Nazaruddin pukul 11.00. Mereka ditemani Brimob dari Datasemen Gegana Mabes Polri Bripka Ifoel dan seorang anggota pertahanan sipil (hansip) setempat M Ali.

Begitu sampai, Bripka Ifoel meminta satpam rumah membuka pagar hunian yang dominan berwarna putih itu. Setelah semua masuk, dia langsung menutup pintu dan memasang gembok kembali. Tidak satupun awak media yang diizinkan masuk. “Ini tertutup,” ujar Ifoel singkat.

Setelah itu, keempat mobil tersebut diparkir di halaman rumah. Tiga mobil kelas multi purpose vehicle (MPV) tersebut diletakkan tepat di depan pintu masuk. Sementara satu mobil dengan plat nomor B 1901 UFR diletakkan di samping halaman yang juga jadi lapangan basket mini.

Kurang lebih sekitar 3 jam 30 menit penyidik melakukan penggeledahan. Pantauan Jawa Pos (grup Sumut Pos), penyidik membopong sebuah kardus berwarna cokelat. Kardus tersebut lantas dimasukkan ke dalam mobil bernopol B 1145 SKA. Sekitar pukul 14.40 seluruh rombongan mulai meninggalkan rumah tersebut.

Kali pertama yang keluar adalah M Ali. Dia mengaku dilibatkan dalam penggeledahan itu sebagai saksi. Selama pemeriksaan, dia menjelaskan jika instansi pimpinan Busyro Muqaddas itu menyisir semua isi ruangan rumah yang memiliki luas sekitar 35 x 50 meter itu. “Semuanya mereka periksa,” ujarnya.  Sekitar lima menit kemudian, seluruh rombongan KPK baru meninggalkan rumah.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan penggeledahan tersebut untuk melengkapi keperluan penyidikan. Tetapi, Johan enggan menerangkan lebih rinci apakah penggeledahan tersebut untuk keperluan kasus wisma atlet yang sudah menyeret Nazaruddin sebagai tersangka atau untuk keperluan mencari rekaman pertemuan antara Wakil Ketua KPK Chandra M Hamzah dan Nazaruddin. Dia juga menambahkan oknum satpam rumah juga dibawa untuk diperiksa di gedung KPK Jakarta.(dim/kuh/jpnn)

Penyelundupan Gula Asal India

Dua Pegawai Bea Cukai Belum Ditahan

MEDAN- Dua pegawai Bea Cukai Belawan, yang telah ditetapkan sebagai tersangka penyelundupan gula dari India, hingga saat ini belum juga ditahan Poldasu.
Dua pegawai Bea Cukai Belawan yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Poldasu yakni, Ospaldo dan Syahrial, bertugas bagian penindakan dan penyidikan (P2) Bea Cukai Belawan.

“Untuk sementara, dua oknum petugas Bea Cukai Belawan yang telah kita tetapkan tersangka, terkait penyelundupan gula asal India sebanyak 1.625 ton memang belum kita tahan. Ini hanya sebagai pintu masuk untuk mengungkap tersangka lainnya yang bertanggungjawab,” ujar Dir Reskrimsus Poldasu Kombes Pol Sadono Budi Nugroho kepada wartawan, Selasa (2/8).

Dijelaskannya, keterlibatan kedua tersangka adalah untuk memalsukan surat berupa berita acara penyegelan dan pembukaan segel, sehingga 250 ton gula sudah sempat dijual oleh perusahaan importir, PPI. Lanjutnya, tindakan mereka diketahui setelah dilakukan verifikasi dan keterangan Sucopindo Cabang Medan. Kedua oknum petugas Bea Cukai Belawan itu belum dilakukan penahanan karena masih perlu pendalaman.(ari)

Tak Pas di Politik, Pilih Jadi Guru Ngaji

Marzuki Alie

Ketua DPR Marzuki Alie lebih memilih menyalahkan bakatnya yang buruk daripada lidahnya yang tidak bertulang. Banyak melontarkan pernyataan kontroversial ternyata mendorong Marzuki untuk berkaca, introspeksi diri.

Setelah muncul banyak kecaman kepadanya karena melontarkan gagasan pembubaran Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Marzuki mengakui ia tidak berbakat terjun ke dunia politik.Itulah mengapa, kiprahnya di dunia politik akan ia akhiri di 2014. Setelah tugasnya sebaga ketua DPR rampung, Marzuki berencana pulang ke kampungnya di Palembang, Sumatera Selatan.

“Keliatannya karakter saya tidak cocok jadi politisi. Kayanya 2014 saya mau istirahat, pulang kampung, mau ngajar jadi guru ngaji saja,” ujar Marzuki kepada wartawan, di Gedung DPR, Senayan, Senin (1/8).(net/jpnn)

Pembunuhan Briptu Eriek, Polda Jatim Turunkan Tim

Pelaku dan Motif Masih Gelap

BANGKALAN- Kasus pembunuhan terhadap Briptu Eriek Setyo Widodo (26), anggota Polsek Sukolilo, Bangkalan, Senin lalu (1/8) mendapat perhatian serius Polda Jatim. Kemarin polda menurunkan tim dari laboratorium forensik (labfor) ke tempat kejadian perkara (TKP).
Kapolda Jatim Irjen Pol Hadiatmoko juga datang langsung ke Bangkalan untuk memantau penyelidikan. Hanya, hingga kemarin (2/7), polisi belum mengungkap pelaku yang berjumlah tiga orang dan motif di balik pembunuhan sadis tersebut.

Sekitar pukul 08.00 tim Labfor Polda Jatim melakukan identifikasi di TKP, tepatnya di Jalan Raya Petapan, Kecamatan Labang, sekitar 6 km dari Bangkalan arah Jembatan Suramadu. Tim menemukan bercak darah korban di sekitar lokasi dan serpihan kaca lampu sepeda motor.
Satu jam lebih tim labfor menyisir lokasi. Kemudian, mereka melanjutkan indentifikasi di Gunung Gigir, Desa Gigir, Kecamatan Blega, tempat ditemukan mayat korban. TKP itu berjarak sekitar 30 kilometer arah timur Kota Bangkalan.

Sekitar pukul 10.30 Kapolda tiba di pos Petapan. Dia tak lama berada di sana, lalu meluncur ke Mapolres Bangkalan. Di mapolres Hadiatmoko berkoordinasi dengan Kapolres Bangkalan AKBP Kasero Manggolo terkait penyelidikan kasus tewasnya Briptu Eriek itu.

Saat dikonfirmasi, Kapolda tidak banyak memberikan penjelasan. Dia hanya mengatakan, jajarannya akan terus melakukan penyelidikan seoptimal mungkin untuk mengungkap motif dan pelaku pembunuhan tersebut. “Mudah-mudahan kasus ini cepat terungkap, siapa pelakunya dan kira-kira motifnya apa,” ujarnya.

Sementara berdasar hasil otopsi awal RS Syamrabu, Bangkalan, kematian Eriek disebabkan luka tembak. “Luka tembak di punggung, proyektilnya bersarang di dada. Tidak sampai tembus,” kata Sugianto, petugas kamar mayat.

Heru, staf di kamar mayat, menambahkan bahwa luka di kepala korban disebabkan pukulan benda tumpul. “Bukan luka tembak. Hanya luka. Diperkirakan luka pukulan benda tumpul. Proyektilnya tidak diambil di sini (RS Syamrabu, Red), tapi dibawa ke polda (RS Bhayangkara Surabaya, Red) untuk otopsinya,” jelasnya. “Saat (mayat) sampai di sini sekitar pukul 18.30, cuma ada seragam dinasnya. Setahu saya, pistolnya tidak ada ,” imbuh Heru.(c6/c2/jpnn)

Dirampok Kawanan Bersenpi

BELAWAN- A Kang (41) warga Simpang Kantor Kecamatan Medan Labuhan, dirawmpok kawanan bersenpi saat pulang kerja di Jalan Raya Pelabuhan, tepatnya didepan Sawita Kecamatan Medan Belawan, Selasa (2/8).  Akibatnya, pria keturunan Tionghoa ini kehilangan dua unit handphone dan uang Rp3 juta.

Menurut informasi yang diterima waratwan Sumut Pos menyebutkan, kejadian tersebut bermula saat A Kang pulang kerja dari Gabion Belawan mengendarai sepeda motor. Saat melintasi kawasan Jalan Raya Pelabuhan Belawan, dua oran perampok mengendarai sepeda motor Yamaha Mio langsung menghadangnya dan menodongkan pistol ke arahnya.

Dalam kondisi ketakutan, A Kang langsung menghentikan laju sepeda motornya dan memberikan dua unit handphone dan uang Rp3 juta kepada pelaku. Selanjutnya, kedua pelaku langsung kabur ke arah Medan. Atas kejadian yang dialaminya, A Kang membuat laporan ke Polsek Belawan. (mag-11)

Hindari Perluasan, Pembangunan di Kecamatan Ditingkatkan

LUBUK PAKAM- Wakil Ketua DPRD Kabupaten Deliserdang Ruben Tarigan, Selasa (2/8), memberi gambaran bahwa gebrakan yang dilakukan Bupati Deliserdang Amri Tambunan melalui Program Gerakan Deliserdang Membangun (GDSM) dinilai memupuskan  “impian” Pemko Medan untuk memperluas wilayah hingga ke Kecamatan Percut Sei Tuan, Kecamatan Sunggal, Kecamatan Hamparan Perak dan Kecamatan Labuhan Deli.

Ruben Tarigan memberikan gambaran, GDSM yang diprakarsai Bupati tersebut, saat ini sangat berdampak positif terhadap pertumbuhan dan perkembangan sosial ekonomi di Kabupaten Deliserdang, khusunya di Kecamatan itu.

“Gerakan tersebut sungguh besar manfaatnya terhadap masyarakat di Kecamatan Percut Sei Tuan secara khusus dan masyarakat Deliserdang secara umum. Masyarakat di wilayah tersebut sudah sangat merasakan arti pembangunan. Jadi dengan semakin giatnya pembangunan melalui GDSM di wilayah tersebut, akan semakin memperkecil kemungkinan wilayah tersebut masuk dalam wacana perluasan Kota Medan,” ucap kader PDI-P tersebut.

Dinas Pekerjaan Umum (PU) Deliserdang yang dikomandoi Ir Faisal serta jajarannya seperti Kabid Peningkatan Jalan dan Jembatan Ir Khairum Rizal MAP dan Kepala Seksi (Kasi) Peningkatan Jalan Ismail ST, merupakan instansi yang sangat memberikan perhatian terhadap program GDSM melalui salah satu program kerja yakni Program Pembangunan Jalan dan Jembantan Kegiatan Pembangunan Jalan APBD Kabupaten Deliserdang Tahun 2011, salah satu wilayah yang mendapat alokasi dana adalah Kecamatan Percut Sei Tuan.

Menurut data yang diberikan Dinas PU, di kecamatan tersebut ada 8 desa yang jalannya mendapat peningkatan perbaikan ruas jalan yaitu di Desa Lau Dendang,Desa Kolam, Desa Percut Sei Tuan, Desa Tanjungrejo, Desa Tanjung Selamat, Desa Bandar Khalifah,Desa Cinta Damai dan Desa Amplas.

Warga Desa Cinta Damai sangat berterimakasih dengan program GDSM yang telah menyentuh wilayah domisili mereka.”Kami sudah lama menunggu adanya perbaikan ruas jalan disini. Kami berterimakasih dengan Bupati yang telah memperhatikan desa kami ini,” kata P Sinaga warga Jalan Cinta Damai.(btr)

Ditipu Pengacara, Rp10 Juta Lewong

Mantan Ajudan Istri Bupati Sergai 

LUBUK PAKAM-Jamilah (27) mantan ajudan istri Bupati Serdang Bedagai (Sergai) ditipu oknum pengacara berinisial AL (27) warga Gang Sawoh Desa Melati, Kecamatan Perbaungan, Sergai, Senin (1/8).

Keterangan diperoleh, Selasa (2/8) menyebutkan, aksi penipuan berlangsung dengan cara memasukkan seorang warga menjadi tenaga honorer di Satpol PP Pemkab Sergai dengan imbalan Rp10,5 juta.
Saat itu, AL mengaku bisa memasukkan abang korban menjadi tenaga honorer Satpol PP Pemkab Sergai.

Setelah disepakati, Jamilah warga Desa Pasar V Kebun Kelapa Kecamatan Beringin, Deli Serdang, memberikan uang sebagai jasa sebesar Rp10,5 juta secara bertahap dengan perjanjian, abang korban dapat bekerja di Satpol PP paling lambat, Desember 2010.

Setelah ditunggu, janji tersebut tidak kunjung terealisasi, malah AL terkesan menghindar. Kesal dengan tindakan tersangka, korban selanjutnya membuat pengaduan ke Polres Deli Serdang, Juni 2011. Setelah diketahui keberadaan AL, tim buser Sat Reskirm Polres Deli Serdang, langsung melakukan penangkapan. Kepada petugas, AL mengakui perbutannya dan menyatakan akan mengembalikan sejumlah uang korban.

Kasat Reskrim Polres Deli Serdang AKP Anggoro Wicaksono membenarkan telah mengamankan tersangka AL dengan tuduhan melakukan penipuan dan penggelapan. Kini tersamgka telah diamankan dan menjalani pemeriksaan. (btr)

Sekretaris Bappeda Kehilangan Rp8,5 Juta

TEBING TINGGI- Marimbun Marpaung (41) sekretaris Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Tebing Tinggi, harus kehilangan Rp8,5 juta didalam bagasi sepeda motor Supra X 125 BK 5384 NW yang diparkir di depan kantornya, Selasa (2/8) sekira pukul 14.00 WIB.
Pengakuan Marimbun, dirinya mengambil uang gaji ke Bank Sumut di Jalan Sutomo, Kota Tebing Tinggi sebesar Rp3,5 juta. Sementara didalam dompetnya terdapat Rp5 juta yang disimpan di bagasi sepeda motornya.

“Saya merasa curiga, ada orang mengikuti dengan menggunakan sepeda motor Astrea grand, berpawakan seperti orang tionghoa, rambut jigrak dan berbadan tegap,” kata Marimbun.(mag-3)
Dijelaskannya, kejadian itu begitu cepat, begitu dia masuk ke dalam kantor Bappeda di Jalan Delima, Kota Tebing Tinggi, untuk menandatangankan surat, sekitar sepuluh menit Marimbun melihat tempat duduk sepeda motornya sudah terbuka.

“Sewaktu dilihat, semua uang di dalam dompet dan uang gaji yang baru diambil dari bank Sumut rai,” katanya.
Mendapati hal tersebut, dia langsung mengadu ke Polres Tebing Tinggi. Tak lama, petugas kepolisian datang melakukan olah tempat kejadian perkara.

Menurut petugas, pelaku sengaja mengikuti korban sejak dari bank. Begitu mengetahui korban meletakkan uangnya di dalam bagasi, pelaku langsung melancarkan aksinya.Saat ini, petugas masih menyelidiki pelaku pencurian tersebut.(mag-3)