26 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 14974

Sorrento Resto, Gedung Palladium Plaza

Medan terkenal dengan wisata kuliner. Ini dibuktikan dengan banyaknya jenis makanan nusantara, maupun barat yang disajikan.

Di antara resto yang menawarkan sajian ala barat adalah Sorrento Resto yang beralamat di Gedung Palladium Plaza Jalan Kapten Maulana Lubis Medan.

Di Sorrento Resto ada makanan yang disebut chicken parmigiana. Makan ini menjadi favorit pengunjung. Makanan ini terdiri dari daging ayam goreng yang garing digabung dengan spageti dan keju.
Daging ayam juga dilumuri dengan saus napolitan yang terbuat dari tomat.

“Saos napolitan ini asli kita impor. Ini kan makanan Italia,” ujar Lina Shi pemilik Sorrento Resto. Makanan ini, juga dicampur dengan tepung panis, sehingga menimbulkan cita rasa yang gurih.
Cita rasa yang diberikan chicken parmigiana adalah perpaduan antara asam dan asin. “Cita rasa asam didapat dari saos tomat, sedangkan rasa asin dari tepung keju,” ujar Lina. Selain enak, makanan ini juga sehat karena dapat menetralisir asam lambung, juga karena bahan makanan yang digunakan asli tanpa bahan pengawet. “Kita menggunakan vetsin untuk makanan kita,” ucap Lina.

Anda mungkin sering mencoba makanan yang sehat dan bening ini dan biasanya makanan ini sering dimakan dengan rasa daging atau ayam. Ya, makanan sehat dan bening ini biasa kita sebut sop.

Nah, pernahkah Anda mencoba sup selain daging atau ayam?  Di Sorrento Resto Anda akan merasakan sop ikan salmon. Dan dipastikan, makanan bening ini sangat bermanfaat untuk dikonsumsi. (mag-9)

Sop Daging Salmon
Ada lagi menu yang menjadi andalan. Makanan ini adalah sop salmon. Menu ini sangat bagus untuk dikonsumsi untuk nutrisi otak.

Lina Pemilik Sorrento Resto mengatakan, air sop yang digunakan merupakan kaldu dari tulang ikan salmon.
Bahkan dalam perebusan untuk sop, tulang ikan salmon langsung direbus, dan hal ini yang membuat air sop kental. Selain itu aroma yang dikeluarkan sop ini juga asli dari tulang salmon.

Sementara itu, penampilan sop ini seperti layaknya sop oriental, dimana sop terlihat lebih kental dan mengundang selera. “Sop ini asli, tidak mengandung vetsin dan sangat bagus untuk perkembangan nutrisi otak,” ujar Lina. (mag-9)

La Celeste Lebih Difavoritkan

BUENOS AIRES-Meski kearp terjadi kejutan di ajang Copa Amerika 2011, dengan tumbangnya tim-tim raksasa seperti Brasil dan tuan rumah Argentina, namun tim yang telah 14 kali menjuarai Copa Amerika tetap dijagokan untuk memenangi partai final menghadai Paraguay, dini hari nanti.

Uruguay melangkah ke partai final dengan optimisme yang membubung tinggi untuk mencetak sejarah baru di Copa America. La Celeste bertekad melampaui Argentina yang juga mengemas 14 trofi.
Menilik performa sepanjang 43 tahun Copa America digelar, Uruguay jauh lebih difavoritkan dan berpeluang lebih besar merebut gelar juara. La Celeste terakhir kali merebut trofi turnamen empat tahunan itu saat menjadi tuan rumah pada tahun 1995, mengandaskan Brasil dalam babak adu penalti.

Memang, bukan hal mudah bagi tim yang mengubur mimpi tuan rumah Argentina ini untuk mengulang sukses. Sebab Paraguay pun punya tekad yang sama untuk menjuarai edisi kali ini. La Celeste berharap Diego Martin Forlan Coraso atau Diego Forlan bisa bersinar di final.

Sejauh ini penyerang berusia 32 tahun itu belum mencetak satu gol pun dalam lima laga yang dimainkan. Striker yang telah tampil 78 kali bersama timnas dengan koleksi 29 gol itu bertekad buka puasa gol menghadapi Paraguay.
”Saya tidak akan menjadi gila tanpa mencetak gol. Percayalah waktu itu akan datang,” katanya dikutip Danbury News Times.

Uruguay beruntung memiliki Luis Suarez dan Alvaro Pereira. Dua nama inilah yang membawa Uruguay melaju ke final. Hingga kini Suarez masih menghuni puncak klasemen dengan koleksi tiga gol, sedangkan Pereira dengan dua gol. Suarez yang akan menjadi tulang punggung tim, tak jemawa menghadapi laga final nanti.

”Laga nanti yang paling sulit bagi kami. Namun kami akan terus mencari celah. Ini sebuah permainan tentang menyerang dan beruntung hal itu yang kami lakukan selama ini.,” kata bomber Liverpool tersebut.
Uruguay difavoritkan sebagai juara Copa America 2011. Apalagi catatan pertemuan kedua tim ini masih berpihak kepada tim juara dunia dua kali tersebut. Dari tujuh kali pertemuan, Diego Lugano dkk menang lima kali, sedangkan sisanya dimiliki Paraguay. (bbs/jpnn)

Pelatih Harus Update Skill

Pelatih sepak bola berkelas, harusnya terus mengupdate kemampuannya. Termasuk lisensi, sebagai patokan. Agar hal itu tertata, Pencab PSSI Deli Serdang bakal menggelar pelatihan atau kursus pelatih, 23 hingga 29 Juli 2011 di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubuk Pakam.

Sekretaris PSSI Deliserdang, Toursilo, mengatakan, pelatihan ini untuk meningkatkan kualitas dan standarisasi kepelatihan di daerah. Terlebih dengan fakta hampir 80 pelatih di Deli Serdang belum memiliki sertifikat lisensi kepelatihan.

“Kami sudah melakukan pendataan dan mendapati 80 persen lebih pelatih belum punya sertifikat. Dari pelatihan ini, diharapkan paradigma pelatih akan pentingnya sertifkat kepelatihan bisa berubah,” ujarnya, Senin (18/7).
Di bawah naungan PSSI Deli Serdang saat ini terdapat 53 klub dan 63 sekolah sepak bola.  “Pelatihan ini untuk sertifikasi license D, kami berharap pelatih mau mengupdate diri,” timpalnya.  “Kualitas pelatih di Deli Serdang mumpuni, namun mungkin pemahaman soal sertifikat pelatih itu yang kurang. Faktor informasi dan dana yang lumayan untuk ikut pelatihan selama ini menjadi kendala. Kita juga berharap dari pelatihan ini, pembelajaran atau pelatihan sepak bola di daerah ini bisa seragam,”jelasnya.

Toursilo bilang, pelatihan pelatih ini akan dilaksanakan selama dua termin. Termin pertama dilaksanakan 23-29 Juli dan termin kedua usai lebaran. “Untuk termin pertama ini kita hanya batasi hingga 40 peserta, dengan kualifikasi usia minimal 25 tahun dan maksimal 45 tahun. Kami berharap klub dan SSB bisa mengirimkan wakilnya untuk mengikuti pelatihan ini. Kami menanti pendaftaran hingga 22 Juli” ungkapnya.
“Kita sudah surati semua klub dan sedang berjalan saat ini. Kami juga sudah minta ijin dengan PSSI Pusat dan sudah disetujui dan untuk sudah ditunjuk sebagai intruktur adalah Juheri Lubis, beliau instruktur nasional yang ada di Sumut,” tukasnya.

Toursilo mengatakan PSSI Deli Serdang berusaha membantu  meringankan beban biaya
untuk ikut pelatihan. Untuk pelatih yang di bawah naungan PSSI Deli Serdang hanya  dikenakan biaya Rp300 ribu. “Tapi untuk umum dikenakan Rp1 juta,” pungkasnya. (ful)

Dari Busana Tunik Hingga Stream Hy

Busana Muslim Menyambut Ramadan

Tak terasa bulan Ramadan akan segera tiba. Pastinya hal-hal yang berkaitan
dengan Ramadan akan segera banyak diminati masyarakat kita.

Untuk contoh kecil yang akan banyak peminatnya adalah busana muslim atau busana Ramadan. Tiap tahunnya trend busana Ramadan semakin lama mengarah ke perkembangan yang sangat baik. Apalagi desain yang saat ini diperlihatkan adalah suatu desain yang tidak terkesan kaku apalagi kuno, tetapi tetap menampilkan sisi sopan dari sebuah busana muslim serba tertutup.

Perkembangan busana muslim yang berkembang dengan cepatnya ini tak luput atas peran serta kreatifitas para desainer yang banyak turut campur dalam membuat karya rancangan yang berujung pada hasil karya busana Ramadan yang cukup beragam.

Belum lagi atas peran serta dari public figur atau artis kita yang mengenakan busana muslim yang secara otomatis memberikan suatu referensi pada masyarakat dalam memilih model busana Ramadan yang pantas untuk dipakai pada tahun 2011 ini.  Salah satu acuan tren busana muslim biasanya dikeluarkan produk Shafira dan produk Rabbani, khususnya busana muslim untuk wanita. Untuk produk Shafira kali ini mengeluarkan trend desain Tunik. Tunik, adalah pakaian untuk atasan. Model baju ini berciri khas longgar dan menutupi bahu, dada dan pinggang.

Biasanya pakaian Tunik ini memiliki panjang sampain pinggul dan lutut. Pakaian ini memiliki motif untuk segala usia, sehingga setiap usia dapat mengenakannya. “Tunik hanya memiliki satu model tapi motifnya berbeda-beda. Trend busana muslim dari produk kita kali ini dengan Tunik untuk semua usia,” ujar Zulkarnain, Supervisor Shafira di Jalan Iskandar Muda Medan.

Menurutnya, Tunik biasanya terbuat dari kaos, satin dan juga sejenis sutera. Karena itu, Tunik dapat dipakai untuk bebagai suasana. “Banyak kelebihan model Tunik, menggunakannya tergantung motif untuk menentukan suasana saat mengenakannya,” lanjut Zulkarnain.

Tunik memiliki berbagai kelebihan, seperti menyamarkan bentuk tubuh, lebih mudah memadu padankannya dan modelnya yang semi sehingga dapat digunakan untuk suasana santai maupun formal. “Satu lagi kelebihan Tunik, yakni dapat dipadupadankan dengan jeans. Bergaya muda sekali. Pakaian ini juga cocok dipadupadankan dengan celana bahan,” kata Zulkarnain.

Tidak hanya itu, trend busana muslim  Ramadadan dari Shafira juga mengeluarkan model untuk kawula muda. “Shafira selalu mengikuti trend dan mode yang modren,” pungkasnya.

Bagaimana dengan trend yang dibawa dari produk Rabbani? Nah, kali ini Rabbani bermain pada produk kerudung yang difungsikan sebagai jilbab untuk menyambut Ramadan. Rabbani menggeluarkan jilbab yang sangat mudah untuk dikenakan. “Kita menawarkan jilbab yang modis,” ujar Arif, Supervisor Rabbani di Jalan Sisingamangaraja Medan.
Kata Arif, trend jilbab terbaru dari Rabbani disasarkan untuk remaja putri, yakni jilbab Stream Hy. Jilbab ini terdiri dari 20 warna yang memiliki bentuk unik, dimana bagian depan dan belakang kerudung berbentuk segitiga.
Untuk jilbab tersebut, lanjutnya, dapat dipadupadankan dengan anak jilbab yang memiliki berbagai aneka warna, model dan corak yang terbuat dari berbagai aneka bahan. Anak jilbab juga dapat digunakan dengan selendang untuk menambah kesan modis pada pemakaian jilbab.

Tak hanya itu, juga ada  kerudung Alphard Ion yang juga difungsikan sebagai jilbab. Model menggunakannya tinggal sorong dan memiliki tali ikat pada bagian depan. “Corak dan warnanya banyak. Kesan yang menggunakannya lebih casual,” ujarnya. (mag-9)

Jadi Smart Woman yang Tahu Posisinya

Pemikiran konservatif memposisikan smart woman sebagai perempuan yang memiliki nilai akademis tinggi, memiliki standar IQ di atas rata-rata orang normal, dan definisi lain yang mempersempit makna tersebut.

Padahal, smart woman pada masa kini adalah wanita yang bisa menempatkan dirinya dimanapun ia berperan. Ketika berada di kantor, smart woman adalah wanita yang bisa menjadi karyawan yang berkualitas, namun ketika di rumah ia menjadi istri sekaligus ibu bagi anak-anaknya.

“Smart woman adalah wanita yang memiliki hati seorang ibu, namun memiliki pemikiran selogis pemikiran pria,” ujar Jami Lydia Rahardjo, penulis buku Smart Woman di Jakarta baru-baru ini.

Menurut Jami, smart woman adalah hal yang kompleks dimana wanita harus bisa melakukan perannya dengan seimbang. Sebagai seorang wanita lajang misalnya, smart woman adalah wanita yang bisa menentukan tujuan hidupnya, tahu apa yang menjadi passion-nya. “Ia bisa menjadi independent happy single, sehingga ketika menikah juga bisa tetap happy,” ujar Jami.

Lalu smart woman sebagai seorang istri adalah wanita yang bisa menjadi penolong bagi suaminya. Bisa memberikan layanan dan perawatan yang maksimal. Sebagai ibu, smart woman mampu menjadi role model bagi anak-anaknya, yakni menjadi family coach yang mendidik anak-anak sejak dini mengenai nilai-nilai moral dan spiritual.
Smart woman dalam keluarga juga merupakan wanita yang bisa menjadi teman yang baik bagi anak-anak maupun suami. Sebagai ibu, perempuan harus bisa memberikan teladan bagi anak-anaknya.

Dalam karier, seorang perempuan harus bisa menempatkan diri sehingga berguna bagi perusahaan tempatnya bekerja. “Karyawan itu ibarat puzzle, jadilah the right woman in the right place agar kita bisa menjadi karyawan yang bisa menyatu dengan perusahaan seperti potongan puzzle yang melengkapi sebuah puzzle utuh,” jelas Jami.
Dalam kehidupan sehari-hari, smart woman juga harus bisa menampilkan kecantikan dari dalam. Menurut Jami, kecantikan dari dalam diri seorang wanita akan terpancar apabila wanita memiliki hati yang penuh syukur, hati yang penuh kedamaian, dan hati yang ikhlas memberi. “Jangan memikirkan apa yang tidak kita punyai, tapi pikirkan apa yang telah kita miliki dan apa yang bisa kita bagi bagi orang lain,” tutupnya. (net/jpnn)

Sempat Kehilangan Semangat Hidup

DR Hj Yustini Amnah Lubis, MHum

Pahit dan manis kehidupan sudah dirasakan DR Hj Yustini Amnah Lubis, MHum, Ketua PGRI Sumut. Bahkan ia sempat kehilangan semangat hidupnya saat ditinggal suami tercinta, H M Dahlan AH (politikus dari PPP)untuk selama-lamanya.

Meski tertatih-tatih membangun semangat hidupnya kembali, tapi Dosen Pengajar Bahasa Inggris di UMSU ini akhirnya mampu melewati semua itu dan bangkit kembali menata hidupnya.

“Hidup merupakan pelajaran. Dan pelajaran yang paling penting dibagi adalah pengalaman dan berguna bagi orang lain,” kata DR Hj Yustini Amnah Lubis, Dosen Pengajar Bahasa Inggris di UMSU dan Ketua PGRI Sumut untuk periode 2009-2014.

Dalam hidupnya, tidak semua berjalan mulus. Terutama ketika selama 33 tahun membina rumah tangga dengan sang suami (sebelum meninggal), mereka tidak juga dikaruniani anak. “Itulah hidup, semua itu rahasia Tuhan. Kenyataannya Tuhan tidak memberikan kami keturunan,” ujarnya mengenang.

Baginya, sang suami yang telah meninggal pada 2004 silam telah membuka pikirannya, bahwa anak bukan suatu tujuan dalam rumah tangga. Rumah tangga adalah mencari kenyamanan dan teman yang dapat berbagi. “Sebagai wanita, saya tentu merindukan kehadiran buah hati. Padahal kata dokter kami berdua sehat wal afiat. Tetapi cara berfikir suami membuka fikiran saya bahwa segala sesuatu dalam hidup harus dinikmati dan diterima dengan ikhlas,” ujarnya.
Hal ini jugalah yang membuatnya ikhlas ketika ditinggal suami selama-lamanya karena sakit jantung koroner yang telah diidapnya selama 15 tahun. “Awalnya saya berfikir, saya pasti sakit-sakitan karena ditinggal suami. Alhamdulilah Tuhan masih memberikan kesehatan untuk saya meski duka saya sangat mendalam ditinggal suami,” ujarnya.
Pengalaman ini yang membuat dirinya tidak pernah menyesali apa yang terjadi padanya. “Saya tidak pernah mengeluh pada Tuhan dengan takdir yang diberikan Nya pada saya. Saya hanya ikhlas dan bersyukur serta intropeksi diri saja,” bilangnya.
Sejak tahun 1977 yang lalu, wanita kelahiran Perbaungan 1948 ini telah menjadi pendidik. Bahkan ia sempat ngikuti pertukaran guru di Australia selama 1 semester (6 Bulan) pada tahun 1996 yang lalu.

Menjadi pengajar adalah pilihannya karena sejak kecil dirinya sudah terlibat secara tidak langsung dengan dunia pendidikan ini, “Ayah saya seorang guru, makanya saya juga ingin menjadi seorang guru. Mungkin juga karena saya seorang perempuan, kodratnya untuk mendidik,” ujar anak kedelapan dari delapan bersaudara ini.

Bagi, menjadi tenaga pendidik adalah nikmat anugrah yang diamanahkan Tuhan kepadanya. Makanya, wanita yang suka berorganisasi ini memiliki visi untuk dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendidikan. “Pendidikan kita tidak balance. Pendidikan kita hanya memberikan pengetahuan atau dengan kata lain, sistem transfer. Pendidikan kita tidak didukung dengan praktik, pelatihan dan penelitian,” bilangnya.

Kesukaanya akan berorganisasi mengantar wanita ini menjadi Ketua Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Sumut. “Saya diberi suami yang juga suka berorganisasi, hal ini membuat saya lebih mudah untuk berbicara tentang apa saja ke suami saat itu,” bilangnya.

Yustini menyadari, kegemarannya berorganisasi membuatnya lebih terbuka dalam berfikir. “Saya sangat menyukai dunia yang saya geluti, mulai dari mengajar dan berorganisasi, bekerja akan membuat kita berguna untuk orang lain, dan organisasi dapat menjadi penyalur pemikiran kita,” katanya.

Selain itu, bekerja baginya untuk melupakan segala hal yang sedih dalam hidup. Karena itu, menjadi wanita karir adalah pilihannya sehingga ia sangat menikmatinya. “Bekerja membuat saya masih semangat hingga saat ini. Mengabdi menjadi tenaga didik adalah pilihan hidup saya. Saya hanya bisa berharap, kelak nanti anak-didik saya bisa menjadi orang yang berguna dan bisa mengabdikan dirinya untuk bangsa ini,” pungkasnya.  (mag-9)

Ini Dunia Nyata, Bukan Negeri Dongeng

Oleh: Ramadhan Batubara

Lalu, sang petani itu tersenyum. Rasa kejut karena sang ikan bicara langsung sirna ketika sesosok putri muncul dihadapan. Janji terbentuk, ada kepantangan yang tak bisa dilanggar agar senyum tadi tak menjadi kecut.

Singkat kata, petani dan putri itu menikah. Asal usul disimpan rapat jika tidak, bisa kualat. Setelah beberapa lama mereka menikah, akhirnya  kebahagiaan Petani dan istrinya bertambah, karena istri petani melahirkan seorang bayi laki-laki; tumbuh menjadi anak yang sangat tampan dan kuat. Menariknya, ada kebiasaan yang membuat heran semua orang. Anak tersebut selalu merasa lapar, dan tidak pernah merasa kenyang. Semua jatah makanan dilahapnya tanpa sisa.

Dan, kisah ini menuju konflik. Pada adegan sang anak mengantarkan makanan ke si petani,  dongeng ini menyentuh isi kepala. Semua makanan yang seharusnya untuk ayahnya dilahap habis, dan setelah itu dia tertidur di sebuah gubuk. Si petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Karena tidak tahan menahan lapar, maka ia langsung pulang ke rumah. Di tengah perjalanan pulang, dia melihat anaknya sedang tidur di gubuk.
Amarah tak bisa ditahan. Keluarlah kalimat yang wajib ditahan. “Tidak tahu diuntung! Tak tahu diri! Dasar anak ikan!”
Seketika, sang istri yang jelmaan ikan menghilang berikut dengan sang anak. Dari bekas jejak kaki mereka menyembur air yang sangat deras. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan, akhirnya membentuk sebuah danau; yang akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Senyum petani pun menjadi kecut.

Terus terang saya kutip dongeng asal muasal Danau Toba ini terkait dengan Hari Anak yang jatuh pada 23 Juli. Pasalnya, dari dongeng atau cerita rakyat lainnya begitu banyak kebijakan (kebijakan, dalam arti kata ini belum mengalami pelebaran makna). Ya, kearifan yang muncul dari cerita masa lalu itu adalah sesuatu yang tak bisa dibantah. Sayang, hal ini kini semakin menghilang. Ayolah, berapa persen orangtua di negeri ini yang masih mendongengkan anaknya sebelum tidur? Di mana letak buku dongeng di toko buku yang bangga memajang buku cerita anak impor yang sejatinya kurang pas dengan budaya negeri ini? Ukh, ramalan si Belalang makin kalah dengan kemampuan sihir mahadahsyat milik Harry Potter kan? Ya, air di baskom tentunya sulit menandingi tongkat sihir kan?

Tapi sudahlah, kembali ke dongeng Danau Toba, kalau ditarik benang merahnya ke zaman kini, petani yang tidak bisa memegang janji adalah karakter yang begitu sering muncul dalam kehidupan. Padahal, sebagai petani yang sebatang kara, yang tidak memiliki istri, dan pemegang duka cerita telah tertolong oleh kehadiran putri ikan itu. Akhirnya, senyum mengembang ia gadaikan. Perhatikanlah sekeliling, bukankah kisah semacam itu begitu banyak di zaman sekarang?

Sederhananya begini, karakter petani tadi adalah karakter orang yang cenderung seperti kacang lupa kulitnya. Ya, dia lupa pada sesuatu yang telah membuatnya menjadi ‘orang’. Teringat itu, saya pribadi terketuk dengan kisah Nazarudin sang mantan bendahara umum Partai Demokrat. Ayolah, siapa yang kenal Nazarudin sebelumnya; dia hanyalah lelaki muda yang berasal dari Simalungun, sebuah kawasan yang begitu jauh dari ibukota negara. Nah, setelah menjadi ‘orang’ dia malah berulah, menjadi sebuah duri yang menancap partai. Tapi, muncul pula pertanyaan, siapakah Nazarudin itu? Maksudnya, diakah sang petani? Putri ikan? Atau malah, anak ikan? Pasalnya, si Nazarudin ini sejatinya bisa kita padankan dengan tiga karakter yang ada pada dongeng Danau Toba tadi.

Baiklah, anggaplah dia sebagai petani. Maka, sebagai anak Simalungun yang sebelumnya tidak dikenal, seharusnya dia bersyukur bisa merasakan kemewahan ibukota. Tentunya, untuk mencapai itu, ada semacam janji atau deal-deal yang memang harus dia pegang. Bak petani, Nazarudin malah menuhankan amarah ketika ‘nasi’ yang diantarkan padanya tak sampai. Hingga, dia pun bernyanyi. Maka, tunggulah akan ada ‘Danau Toba’ yang akan tercipta bukan?
Sebagai putri ikan, Nazarudin bisa dikatakan sebagai penolong Partai Demokrat. Di sini berarti Partai Demokrat menjadi petani. Nah, sebagai penolong, tentunya dia marah ketika Partai Demokrat tak menepati sebuah ‘janji’. Maka, dia pun bernyanyi. Dan, siap menyemburkan ‘air’ yang kemudian menjadi ‘Danau Toba’. Lalu, bagaimana jika Nazarudin sebagai anak ikan?

Hm, ini sedikit menarik karena sebagai anak ikan, Nazarudin adalah bentukan dari kesepakatan petani dan putri ikan. Maka, bisa dikatakan petani dan putri ikan adalah pengejawantahan elite politik yag bernaung di Partai Demokrat dan mungkin juga partai lain, juga pemegang kekuasaan. Sebagai anak yang memiliki lapar tak berkesudahan, tentunya Nazarudin pantang melihat makanan kan? Jadi, ketika sang putri ikan menyuruhnya mengantarkan makanan, fiuh, dia tidak bisa menahan diri. Dia tentunya sekadar menuntaskan rasa lapar. Sejatinya dia tidak tahu dengan janji atau deal-deal yang telah tercipta antara petani dan putri ikan. Tidak ada pendidikan yang diberikan orangtuanya terkait batasan agar janji tetap menjadi janji. Maka, ketika dia menghilang akibat palanggaran yang dilakukannya, tentunya dia menjadi korban. Dia pun bernyanyi. Dan, dari kepergiannya menyembur ‘air’ lalu membanjir hingga menjadi ‘Danau Toba’.  He he he….

Begitulah, dongeng maupun cerita rakyat secara umum memang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Para pencipta di zaman dulu seakan telah meramalkan segala sesuatu di masa depan. Maka, tidak berlebihan jika orang pintar cenderung memandang ke masa lalu untuk mengambil langkah ke depan. Padahal, sekilas banyak orang memandang dongeng atau cerita rakyat sekadar cerita sebelum tidur saja. Fiuh. Lucunya, sisi otak saya yang lain malah menganggap petani, putri ikan, dan anak ikan sebagai pahlawan. Ya, bagaimana tidak, seandainya tak ada mereka, bukankah Danau Toba tak ada? Lalu, apa yang harus dibanggakan Sumatera Utara? Bukankah Danau Toba telah mengangkat nama provinsi ini hingga ke tingkat dunia? Ah… terserahlah.(*)
23 Juli 2011

Voli Yes, Polwan Oke

Sheila Maulidina

LUBUK PAKAM-Sebagai anggota tim bola voli remaja, Sheila Maulidina (16) terpaksa merelahkan waktu bermainnya ditukar dengan berlatih bola voli. Sepekan tiga kali jadwal latihan yang digelutinya di klub bola voli TVRI Medan. “Kalau mau berhasil harus kerja keras dan berusaha,” tutur siswa kelas III SMA Negeri 15 Medan itu, saat ditemui di sela-sela kejuaran provinsi bola voli junior PLN Sumut Cup-I tahun 2011 Se-Sumatera Utara yang digelar di GOR Baharuddin Siregar.

Bagi keluarga Sheila olahraga bola voli sudah tidak asing lagi. Pasalnya orang tuanya Sudantyo Muliadi pernah memperkuat tim bola voly PT Pusri Sumut. Sebelum didaftarkan menjadi anggota klub bola voli TVRI Medan, Sheila Maulidina bersama saudara kembarnya Sheili Maulidini dilatih dasar-dasar bermain voli dipekerangan rumahnya di Jalan Puskemas I Komplek Grand Amalia Medan Sunggal.

Setelah memahami dasar dasar bermain voli, Sheila Maulidina didaftarkan ke klub bola voli TVRI Medan pada usia 13 tahun. Klub yang ditanggani pelatih kepala Sugianto Asta mengemblengnya selama empat tahun.

Agar mematangkan kemampuanya diolahraga bola voli, Sheila Maulidina dipercayai memperkuat tim PBVSI kota Medan remaja putri. Semenjak masuk PBVSI berbagai kejuaran diikuti remaja yang memiliki cita-cita menjadi Polwan, dan  bermain voli sampai tua. ”Itulah cita-cita saya,” katanya. (btr)

Tanjung Balai Kandaskan Tapsel

Kejuaraan Provinsi Bola Voli Junior “PLN Sumut Cup-I”

LUBUK PAKAM- Tim bola voli putra Tanjung Balai terlalu tangguh bagi Tapanuli Selatan (Tapsel). Kejuaraan PBVSI tingkat junior “PLN Sumut Cup-I tahun 2011 se-Sumatera Utara ini, Tanjung Balai menang dengan skor 3-1 (25-12, 25-20, 18-25, 25-19) digelar GOR Baharuddin Siregar, Kamis (21/7) sekira pukul 17.00 wib.

Sejak awal tim Tanjung Balai sudah melakukan serangan bertubi-tubi. Smash tajam yang dilakukan pemain Tanjung Balai tak mampu dibendung tim Tapsel.

Waliardi kapten tim Tanjung Balai yang mendapat arahan dari pelatih Irwan Siujinto mampu menerapkan intruksi yang diberikan. Hasilnya tim Tanjung Balai menang pada set pertama dengan poin (25-21).
Set kedua keberuntungan kembali berpihak ke tim Tanjung Balai dan mengalahkan tim Tapsel dengan poin (25-20).

Dua kemenangan yang diperoleh Tanjung Balai tidak menyurutkan serangan Waliardi dkk. Smash tajam yang menusuk jantung pertahanan tidak mampu diblok Tapsel.

Namun Tapsel tidak menyerah begitu saja. Pelatih Tapsel Ardi Siswanto menginstruksikan anak didiknya agar berkonsentrasi menghadapi permainan lawan.  Hasilnya terlihat pada set ketiga, Tapsel mencuri poin dan unggul (18-25) dengan mengalahkan tim Tanjung Balai.

Berbekal kemenangan diset ketiga, Tanjung Balai tidak mau memperlama kemenangan buat timnya.  Waliardi dkk kembali menyusun serangan balasan dengan mengandalkan pukulan-pukulan keras yang langsung menusuk jantung pertahanan lawan.

Akibatnya  tim Tapsel yang dimotori kapten Zulharil, terpaksa jatuh bangun untuk menyelamatkan wilayah  dari serangan tim Tanjung Balai. Hasilnya tim Tanjung Balai menuai poin (25-19) atas kekalahan tim Tapsel.

Pertandingan sebelumnya, Kamis (22/7) sekitar pukul 20.00 wib tim Putra Medan versus Labuhan Batu juga berakhir dengan skor 3-1 (22-25, 25-23, 25-15,25-23). Kemudian pertandingan selanjutnya, Jumat (23/7),  tim Putri Medan kalahkan Labuhan Batu  skor 3-0 (25-18, 25-17, 25-21).
Tim putri Tanjung Balai tahkluk dari tim Pematang Siantar dengan skor 0-3 (15-25, 18-25, 14-25). Demikian halnya tim putri Deli Serdang tundukkan tim Asahan dengan skor 3-0 (16-25, 15-25, 14-25).

Pertandingan lainnya, tim putra Langkat harus mengakui keunggulan tim Asahan. Asahan menang dengan skor 0-3 (20-25, 20-25,23-25) dan tim putra Tapsel kalah melawan Tanjung Balai dengan skor 1-3 (21-25, 20-25, 25-18, 19-25). (btr)

Perbakin Sumut Gelar Safari Wisata Buru 2011

MEDAN-Kapoldasu Irjen Pol Drs Wisjnu Amat Sastro SH secara resmi membuka Kejuaraan Daerah (Kejurda) Safari Wisata Buru 2011 di ruang Tri Brata Lantai IV Mapoldasu, Kamis (21/7) siang. Peresmian ditandai dengan penyerahan senjata berburu oleh Kapoldasu kepada peserta berburu.

Pembukaan yang dihadiri oleh Penasehat Perbakin Sumut H Anif dan pejabat utama Poldasu tersebut juga dilanjuti dengan pelepasan peserta di halaman Mapoldasu menuju lokasi berburu yang akan berlangsung di kawasan hutan kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas, dan Padang Lawas Utara.

Kapolda sendiri mengungkapkan rasa simpati dan bangganya dengan pelaksanaan Safari Wisata Buru ini. Menurutnya, event olahraga ini mewujudkan rasa peduli antar sesame karena bertujuan untuk meringankan beban petani. Safari Wisata Buru sendiri memang merupakan agenda tetap Pengprov Persatuan Olahraga Menembak dan Berburu Indonesia (Perbakin) Sumut yang tujuannya selain untuk mengasah dan meningkatkan prestasi berburu, juga untuk membasmi hama babi hutan.

“Even berburu sangat besar manfaatnya bagi para petani yang kerap mengalami kerugian karena lahan pertaniannya diserang babi hutan. Saya berharap, even seperti ini dilakukan juga oleh pengurus olahraga lainnya,” terang Kapolda saat memberi pengarahan kepada para peserta buru.

“ Para peserta harus benar-benar memahami, mempedomani, dan melaksanakan etika berburu. Saya berharap, even seperti ini dapat lebih sering digelar. Hasil yang bagus tentunya akan memberi manfaat kepada para petani,” tambah Kapolda.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Pengprov Perbakin Sumut Musa Idhishah mengatakan, Safari Wisata Buru tahun ini mendapat sambutan antusias yang  terbukti dengan jumlah peserta yang membludak sebanyak 58 atlet yang berasal dari klub Anugerah, Minas, Pecinta Alam, Hunter, Cakrawala Labuhan Batu, Rajawali, Pengcab Perbakin Langkat, Simalungun, dan Labuhanbatu.
Selain itu, pria yang akrab disapa Doddi itu pun mengungkapkan, pada gelaran kali ini pihaknya merangkai kegiatan bhakti sosial dan membagikan 500 paket sembako.

Kegiatan ini juga digelar dalam rangka memeriahkan HUT ke-65 Bhayangkara, yang akan memperebutkan tropi bergilir Kapoldasu. Ia juga menegaskan, setelah di Tapsel, Palas, dan Paluta, Safari Wisata Buru masih akan digelar jelang akhir tahun di kawasan hutan Madina. Doddi juga menjelaskan, pada even kali ini ada tiga petembak muda yang ikut ambil bagian, yakni masing-masing Firman, Rino, dan Rolan. Ketiganya diharapkan akan menjadi generasi penerus para atlet buru Sumatera Utara.

“Even kali ini cukup istimewa karena juga dihadiri tiga petembak senior dari DKI Jakarta. Mereka ikut dalam kelompok eksibisi, jadi tidak ikut bertanding. Hanya saja, mereka ingin meninjau lokasi buru di Sumatera Utara,” ungkap Doddy lagi.

Selain memperebutkan piala bergilir Kapoldasu, gelaran Safari Wisata Buru yang  berlangsung sejak 21 hingga 25 Juli ini menyediakan hadiah utama satu unit sepedamotor Yamaha Mio. Pertandingan sendiri akan dibagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok perorangan dengan penilaian berdasarkan jumlah beratnya dan beregu dinilai berdasarkan jumlah banyaknya. (jun)