27 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15018

Bupati Nias Dituntut 8 Tahun Penjara

MEDAN- Setelah menjalani persidangan lebih dari dua bulan, akhirnya mantan Bupati Nias Binahati Benedictus Baeha, dituntut 8 tahun penjara, denda Rp250 juta subsidair enam bulan kurungan, serta membayar uang pengganti kerugian negara  Rp2.6 miliar subsider tiga tahun kurungan.

Tuntutan tersebut langsung dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Suwarji SH, dihadapan Majelis Hakim Suhartanto SH, dalam sidang lanjutan di Pengadilan Tipikor Medan, Rabu (14/7).

“Terdakwa Binahati Benedictus Baeha terbukti bersalah melanggar pasal Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 UU RI No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi sebagaimana diubah No 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI No 31 tahun 1999 tentang pemberantasan korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam dakwaan primair,” tegas Suwarji dalam tuntutannya.

Dihadapan terdakwa dan majelis hakim, jaksa penuntut umum, menyatakan Binahati terbukti bersalah, telah menyalahgunakan jabatannya dengan melakukan tindak pidana koorupsi bantuan bencana alam tsunami Nias sebesar Rp9,4 miliar lebih.

“Dari dana bantuan Rp9,4 miliar  ini, saudara terdakwa, dengan sengaja mengambil uang Rp500 juta dari Baziduhu Ziliwu untuk menyogok seorang KPK gadungan sebesar Rp1,9 miliar, untuk menutupi dugaan korupsinya,” ungkap Suwarji.

Dalam tuntutannya, jaksa juga menuntut mejalis hakim untuk menyita harta benda milik terdakwa, dan dilelang sebagai uang pengganti. Barang bukti yang disita dari terdakwa, berupa uang Rp20 juta yang disita dari THT Simatupang dan Rp50 juta dari Budi Atmadi Adiputro.

“Selain itu, uang Rp100 juta dari Sehati Halawa, Rp10 juta dari Tatang Chaidar dan Rp30 juta dari Marselinus Ingati Nazara, juga harus disita,” tuntut jaksa.

Jaksa juga mengatakan, barang yang dirampas dari terdakwa, disita untuk negara berupa surat keputusan Menteri Dalam Negeri No 131.12-233 tahun 2006 tentang pengesahan pengangkatan Bupati Nias Propinsi Sumatera Utara tanggal 2 Mei 2006. Surat pernyataan pelantikan Bupati Nias Nomor 447/R0 otda/2006 tanggal 19 Mei 2006.

Terdakwa mantam bupati Nias ini, ketika mendengarkan tuntutan JPU, hanya terdiam dan tertunduk lesu di kursi pesakitan.

Setelah membacakan tuntutan, majelis hakim Suhartanto, memberikan kesempatan pada terdakwa dan penasehat hukumnya untuk memberikan nota pembelaan pada 22 Juli 2011.
Usai persidangan, terdakwa tidak mau memberikan komentar atas tuntutan yang diberikan JPU. (rud)

Mortir di Gudang Botot Meledak

1 Tewas, 4 Luka-luka

KISARAN- Sebuah mortir di gudang barang bekas (botot) UD Rizki di Dusun V, Desa Binjai Serbangan, Kecamatan Air Joman, Kabupaten Asahan meledak, Rabu (13/7). Akibatnya, 1 orang tewas dan 4 orang menderita luka-luka. Korban tewas bernama Paino (38), pemilik gudang barang bekas. Korban tewas dalam perjalanan menuju rumah sakit di Kota Medan.

Informasi yang dihimpun, ledakan di gudang milik Paino (37) itu bermula ketika salah satu pekerja melakukan pengelasan pada mortir. Pengelasan mortir sepanjang 120 sentimeter itu dimaksudkan untuk memisahkan bagian hulu dan badan. Dentuman keras terdengar pada pukul 10.30 WIB.

Serpihan mortir mengenai para pekerja, dan menjebol dinding gudang maupun atap seng.
Lima orang yang berada di sekitar lokasi menderita luka-luka. Mereka yakni Paino, Syahruli (35), Marsudi (32), Ansyari Siagian (30) dan Fahri (18).

Para korban kemudian dibawa ke dua rumah sakit yang berada di Kota Kisaran. Paino dirawat di RSUD Abdul Manan Simatupang, Jalan Sisingamangaraja Kisaran. Sedangkan empat korban lainnya dirawat di RSU Wira Husada.

Personel Brimob segera turun ke lokasi kejadian. Satu unit mortir yang belum meledak selanjutnya diamankan dari lokasi kejadian. Wakil Kepala Sub Detasemen 3-B Brimob Tanjung Balai, Ipda I Wayan Danu Wijaya menyatakan sejumlah langkah telah mereka lakukan untuk mengamankan lokasi kejadian.

Sejumlah barang bukti, seperti serpihan dari ledakan mortir sudah dikumpulkan bersama beberapa barang bukti lainnya. Pasca ledakan tersebut, Brimob juga menyisir di sekitar lokasi untuk memastikan tidak ada bahan peledak lainnya di lokasi kejadian. “Ada satu mortir yang tidak meledak. Selanjutnya kita amankan dan diboyong ke markas,” kata Wayan Danu Wijaya. (ing/sus/van/smg)

Polisi Buru Pemilik Rumah

Terkait Temuan 4 Pucuk Senpi dan Puluhan Amunisi

BINJAI- Temuan empat pucuk senjata api (Senpi) dan puluhan amunisi aktif, di sebuah kolam di belakang rumah Syaipul Bandit alias Wak Do (41), warga Gang Reben, Kelurahan Timbang Langkat, Binjai Timur, belum juga diketahui siapa pemiliknya.

Hingga Rabu (13/7) kemarin, petugas Polresta Binjai, terus melacak keberadaan Syaiful Bandit selaku pemilik rumah. Namun usaha pencarian Syaiful, belum berhasil ditemukan.  Pencarian terhadap Syaiful Bandit, dilakukan petugas kepolisian sejak Selasa (12/7) malam, sekitar pukul 23.00 WIB.

Petugas mendapat informasi, Syaiful Bandit masih bersembunyi di sekitar tempat tinggalnya. Hal ini sesuai penuturan warga sekitar, yang masih melihat Syaiful berlalu lalang di perkampungan tersebut.
Selain menyeser kawasan tempat tinggal Syaiful, petugas juga melakukan pencarian di lahan perkebunan PTPN 2 Sei Semayang, yang tak jauh dari lokasi penemuan senpi itu. Pun begitu, pencarian Selasa kemarin, belum membuahkan hasil.

Menurut Tarmiji, warga setempat, mengaku, Syaiful Bandit saat ini sudah berada di Labuhan Batu. “Kalau saya tidak salah, dia (Syaiful-red) suda berada di Labuhan Batu. Disana, dia bekerja sebagai pembuat kusen,” ungkap Tarmiji.

Tarimi juga menjelaskan, Syaiful memang sudah lama tidak terlihat di rumahnya itu. Namun sesekali, Syaiful terlihat melintas di areal rumahnya. “Semenjak istrinya meninggal dunia, dia sudah jarang di rumahnya itu. Sementara, anaknya ditempatkan di rumah ayahnya di asrma korem. Mungkin, dia pulang ke Binjai hanya untuk melihat anaknya,” tambahTarmiji.

Menurut warga setempat, Syaiful Bandit memiliki ciri-ciri fisik seperti, berbadan gempal, mata besar dan rambut pendek keriting. Kapolres Binjai AKBP Rina Sari Ginting, ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya mengatakan, pihaknya belum dapat menjelaskan siapa pemilik senpi dan amunisi tersebut. Saat ini pihaknya masih berupaya mencari keberadaan Syaiful Bandit, guna dimintai keterangan.
Terpisah, Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro ketika ditanya apakah ada kaitan dengan jaringan teroris?. Wisjnu mengku, tergantung penyelidikan. (dan/ari)

Daging Masih Melimpah

Soal stok daging tampaknya tidak begitu bermasalah. Ya, menyusul survei Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebutkan populasi ternak di dalam negeri ternyata masih melimpah. Menurut data sementara Sensus Ternak 2011 yang dimulai sejak awal Juni 2011 dan diklaim telah rampung 93%-94%, jumlah populasi sapi potong di seluruh Indonesia ternyata mencapai 14 juta ekor, sapi perah 400.000 ekor, dan kerbau 1,1 juta ekor.

“Indonesia ternyata memiliki potensi populasi ternak yang sangat besar. Ini harus bisa dimanfaatkan optimal,” kata Kepala BPS Rusman Heriawan kepada wartawan Jumat (24/6) lalu.

Bahkan, Ketua Umum Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan data sementara sensus ternak tersebut menunjukkan Indonesia mampu berswasembada daging dan secara bertahap dapat mengurangi ketergantungan impor daging dan sapi bakalan. “Data sementara ini pasti akan mengejutkan Australia bahwa peternak kecil sapi di tempat kita memiliki potensi menghasilkan ternak dalam jumlah besar. Karena itu, kita tidak perlu khawatir atas langkah bahkan ancaman Australia,” katanya.

Dengan mengacu pada cetak biru (blue print) swasembada pangan 2014, ujarnya, jika populasi sapi potong telah mencapai 14 juta ekor, impor sapi dan daging harus berkurang signifikan. “Jika populasi sudah mencapai 14,3 juta ekor, Indonesia sudah bisa dikatakan berswasembada dagaing karena 90% kebutuhan sudah terpenuhi. Kalau pun ada impor, jumlahnya tak lebih dari 46.000 ton. Jangan seperti tahun lalu di mana impor mencapai 120.000 ton daging,” ujarnya.

Menurut dia, populasi sapi potong sebanyak 14 juta ekor itu setara dengan 430.000 ton daging segar. Adapun, untuk konsumsi daging pada tahun ini diprediksi berkisar 400.000-430.000 ton. Meski begitu, tak semua jenis daging dapat dipenuhi di dalam negeri.

Dengan asumsi satu ekor sapi setara dengan 160 kg dan konsumsi daging sapi nasional sekitar 1,76 kg per kapita per tahun serta jumlah penduduk sebesar 240 juta jiwa, maka kebutuhan sapi potong hanya sekitar 2,3 juta ekor.
“Pada tahun ini, semestinya pemerintah harus berpegang pada proyeksi bahwa setidaknya impor paling besar mencapai 10% atau hanya setara dengan 43.000 ton dari total konsumsi,” ujarnya.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, konsumsi daging sapi nasional per tahun berkisar 450.000 ton. Namun, pemerintah mematok impor daging sapi pada tahun ini mencapai 72.000 ton atau lebih tinggi 67,44% dibandingkan dengan masukan PPSKI yang hanya merekomendasikan impor 43.000 ton. Selain itu, impor sapi bakalan dipatok sekitar 600.000 ekor. Kuota impor sapi bakalan ini juga dinilai terlalu besar.  (bbs)

Kenaikan Harga Itu Biasa

Antisipasi Ramadan dan Lebaran, Stok Daging Sapi Ditambah

Menjelang Ramadan, pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Sumut) dipastikan akan menambah stok sapi sebanyak 59.442 ton sapi. Stok ini disediakan untuk memenuhi kebutuhan daging sapi Sumut menjelang Bulan Puasa dan Lebaran.

Kabar ini diketahui pada acara Pemasaran Ternak Sapi di Sumut yang diselenggarakan di Kantor BI Medan, Rabu, (13/7). “Sesuai dengan permintaan masyarakat, sapi yang distok untuk lebaran dan puasa kita tambah 10 persen,” ujar Kepala Dinas Pertanian dan Kelautan Medan, Wahid.

Wahid menjelaskan, stok sapi untuk Kota Medan disediakan sekitar 2000 ekor sapi . Biasanya, Medan membutuhkan sekira 1600 saja. “Dari data ini, berarti stok Medan untuk lebaran aman, jadi jangan takut. Kalau ada kenaikan harga itu biasa, namanya juga lebaran,” ujar Wahid.

Sementara itu, untuk stok sapi secara nasional dalam menghadapi Ramadan dan Lebaran juga masih aman. Pasalnya, masih adanya stok daging sapi dari Australia sisa sebelumnya.”Jangan takut karena masih ada stok dari yang kemarin. Selama 3 bulan yang lalu, sapi Australia yang kemari masih kita budidayakan,”ujar Direktur Budidaya Ternak Ruminansia Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Pertanian RI, Riwantoro.

Keamanan stok daging sapi ini juga ditunjang dengan kebijakan Australia yang menghentikan embargo impor sapi ke Indonesia.”Saya sudah dengar tentang kebijakan ini beberapa hari yang lalu, dan rencananya Oktober impor daging dari Australia sudah masuk ke Indonesia,” lanjut Riwantoro.

Tetapi kebijakan Australia tersebut tidak disambut gembira oleh para peternak sapi, karena hal ini akan membuat harga daging sapi murah. “Beberapa bulan yang lalu, peternak senang karena harga sapi lokal mahal. Tetapi bulan oktober mendatang harga sapi lokal pasti murah,” ujar Bambang salah satu peternak dari Langkat.

Menyinggung tentang swasembada sapi yang ditargetkan pada 2014, Bambang pesimis masalah ini akan terjadi. “Saat ini saja, masalah berbagai kebijakan dikeluarkan, tetapi semuanya tumpang tindih,” ujar Bambang.

Sementara Riwantoro juga menjelaskan, walau nantinya sudah swasembada, tetapi impor daging sapi juga akan tetap diberlakukan.”Karena beberapa restoran masih meminta daging sapi impor,”lanjut Riwantoro.

Sebelumnya, harga daging sapi di Medan mengalami kenaikan secara bertahap hingga menjelang Ramadan pada akhir Juli ini dengan perkiraan harga menembus Rp70.000 per kilogram.

Pedagang sapi di Medan, Slamet mengatakan, saat ini harga sudah naik menjadi Rp65.000 per kilogram dari sebelumnya Rp63.000 per kilogram. Kenaikan sudah mulai terjadi sejak ada penghentian impor sapi dari Australia pada pertengahan Juni lalu dan ini masih akan terus naik hingga dua minggu sebelum Ramadan. “Kenaikan masih akan terus terjadi sampai jelang puasa nanti,” katanya di Medan, Senin (4/7).

Dikatakannya, besaran kenaikan akan terjadi secara bertahap sebesar Rp5.000 per kilogram. Kenaikan itu sudah disepakati sesama pedagang di beberapa pasar tradisional di Medan. “Kesepakatan tak tertulis antar sesama pedagang disebutkan akan ada kenaikan Rp5.000 per kilogram,” ujar penyuplai daging sapi di beberapa pasar tradisional di Medan antara Pasar Sukaramai, Pusat Pasar dan lainnya.

Mengenai permintaan sapi terjadi peningkatan empat kali lipat mulai sebelum Ramadan dari saat ini sebesar 1200 ekor per bulan. Seluruhnya disuplai ke pasar-pasar tradisional di Medan untuk memenuhi kebutuhan sapi di kota ini. “Saat biasa, permintaan dari pasar-pasar mencapai 1.200 ekor per bulan. Jelang Ramadhan terjadi kenaikan sampai empat kali lipat,” ucapnya. (mag-9)

Sidak PNS di Pemko Medan

Bangun Kedisiplinan

Sidak atau inspeksi mendadak cenderung menimbulkan kabar yang mengejutkan. Pun yang dihadapi Pemerintah Kota (Pemko) Medan di bawah komando Rahudman Harahap.

Ceritanya, setelah melakukan sidak di beberapa kecamatan hingga pasar yang ada di Medan, Wali Kota Medan dan wakilnya pulang kandang. Ya, sidak PNS yang berada di Sekretariat Pemerintah Kota Medan pun dilakukan, Selasa (12/7). Hasilnya, Wakil Wali Kota Medan Dzulmi Eldin yang didampingi Kepala BKD Parluhutan Hasibuan dan Plt Asisten Adminitrasi Umum Cheko Wahda SH, mendapati beberapa PNS yang kurang disiplin. Terutama soal kesadaran para PNS di sekretariat Pemko Medan dalam menggunakan papan nama serta atribut lambang Korpri.

Padahal, penggunakan papan nama dan atribut lambang Korpri ini telah jauh sebelumnya diingatkan oleh Wali Kota Medan Rahudman Harahap. Menariknya, ketidakdisiplinan ini ditunjukkan pula oleh sejumlah Kasubag/Kasi. “Kenapa Anda tidak memasangkan papan nama dan lambang Korpri? Ini kan merupakan status Anda sebagai PNS. Bagaimana Anda mengarahkan kepada bawahan sedangkan Anda sendiri tidak menggunakannya,” tegur Dzulmi Eldin kepada seorang Kasubag.

Dzulmi Eldin mengatakan sidak ini merupakan rutinitas seperti yang ditekankan oleh wali kota agar PNS tetap disiplin. Dan ,disiplin itu jangan hanya di permukaan saja. “Pak Wali Kota selalu mengingatkan kita untuk disiplin, kita lihat para pegawai di sini ada yang bekerja dan ada yang melakukan tugas luar,” tambah Eldin.

Selain itu juga Eldin juga meminta pada PNS agar mempersiapkan kelengkapan-kelengkapan diri seperti papan nama serta atribut lambang Korpri. Kesadaran ini harus dari luar dan dalam diri PNS sendiri, jangan dilihat dulu atau mendapat teguran baru bisa disiplin.

Sidak ini diawali dari Bagian Umum, Kantor Diklat, Bagian Humas, Bagian ADM Perekonomian, Bagian Keuangan, Badan Lingkungan Hidup, Inspektorat, Bagian Tapem, Bagian Hukum, Bappeda, Agama dan Pendidikan, Bagian Organisasi hingga ke Bagian Administrasi Kemasyarakatan dan ruang Dewan Kota serta Staf Ahli Walikota. (adl)

Pemilik Mobil Rental Dirampok

Disabet dan Disekap Kemudian Dibuang

MEDAN LABUHAN- Syamsir Ritonga (37), warga Jalan Letda Sujono, Gang Cempaka, Medan Tembung mendatangi Mapolsekta Medan Labuhan dalam keadaan berlumuran darah untuk membuat laporan pengaduan, Rabu (13/7) sore. Syamsir mengaku, dia baru saja habis dirampok oleh tiga pria dan dibuang di kawasan perkebunan tebu Pasar 9, Desa Manunggal, Kecamatan Labuhan Deli.

Menurut Syamsir, kejadian tersebut berawal saat Syamsir yang merupakan pemilik rental mobil pick up L 300 menyewakan mobilnya kepada pelaku. Pelaku mengaku menyewa mobil tersebut untuk mengambil ikan di Gabion Belawan. Setelah kesepakatan harga sewa Rp180.000, Syamsir pun membawa mobilnya dengan pelaku.

Saat itu mereka melintasi jalan tol kemudian keluar dari pintu tol KIM, Mabar menuju ke Belawan. Namun, sebelum sampai tujuan, tepatnya di Simpang Seruwei, Keluarahan Pekan Labuhan, Medan Labuhan, pria yang baru dikenalnya tersebut meminta untuk masuk ke arah Seruwei.
Permintaan pria itu dipenuhi Syamsir. Saat masuk ke lokasi, tiba-tiba saja dua kawan pelaku yang sudah menunggu memberhentikan mobil tersebut ikut menumpang. Selanjutnya, mereka melanjutkan perjalanan.

Salah seorang pelaku mengeluarkan sebilah parang langsung mengarahkan ke leher Syamsir sambil menyuruh untuk memberhentikan mobilnya. Namun, Syamsir melakukan perlawanan sehingga pelaku langsung mengayunkan parang ke dagu Syamsir hingga berdarah. Kemudian, mobil Syamsir diberhentikan pelaku dan memukulinya hingga tidak berdaya.

Dalam kondisi tidak berdaya, pelaku mengikat dan menutup mata Syamsir dengan kain dan membuangnya ke perkebunan tebu. Saat dibuang diperkebunan tersebut, tidak lama berselang ada seorang pekerja kebun yang sedang melintas melihat Syamsir dan langsung membawanya ke Mapolsekta Medan Labuhan untuk membuat laporan. Setelah membuat laporan, Syamsir pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawataan intensif.

“Pelaku menyewa mobil saya untuk mengambil ikan di Gabion namun sampai di daerah Seruwei saya diancam dengan parang, saya yang melawan langsung disabet dengan parang,”ujarnya. (mag-11)

Penadah Diamankan, Penjambret Babak Belur

Posko Korban Penjambretan Dibuka

MEDAN- Pasca terbongkarnya sindikat kejahatan jalanan yang beroperasi di sejumlah ruas jalan di Kota Medan, Sat Reskrim Polresta Medan membuka Posko Pencurian Berat (Curat) bagi para korban penjambretan, Rabu (13/7). Menurut pantauan wartawan koran ini, hingga kemarin, sudah puluhan orang yang melaporkan kasus penjambretan yang dialaminya di posko tersebut.

Selain melaporkan kasus penjambretan yang mereka alami, para korban juga diminta untuk melihat dan mengenali barang-barang bukti yang berhasil disita dari para tersangka. Seperti Erinawati (27), seorang korban penjambretan mengaku, sudah dua kali dia menjadi  korban penjambretan di lokasi yang sama yakni di Jalan Wahidin Medan, tak jauh dari rumahnya.

“Saya dijambret saat pulang kerja sekitar pukul 19.00 WIB. Tadi pagi saya baca koran bahwa sindikat penjambret sudah diamankan pihak Polresta Medan. Makanya saya datang kemari untuk melihat barang-barang saya yang dijambret,” ujarnya.

Sementara Kasat Reskrim Polresta Medan AKP M Yoris Marzuki saat dijumpai di ruang kerjanya mengatakan, untuk seluruh korban penjambretan agar segera membuat laporan ke Mapolresta Medan dan melihat barang bukti yang diamankan.

Yoris juga mengimbau kepada seluruh warga Kota Medan yang melihat atau menjadi korban kejahatan jalanan maupun tindakkan kriminal lainnya dapat segera menghumbungi Satreskrim Polresta Medan melalui nomor ponsel 0821 6244 4418. Disebutkan Yoris, terkait sindikat penjambretan ini, Polresta Medan berhasil mengungkap laporan warga korban penjambretan sebanyak 83 kasus dan mengamankan penadah, hasil sindikat penjambretan ini.

Penadah tersebut diketahui bernama Roben Phanardi (24). Dia diamankan dari kounter handphone Happy Selular di Jalan Asia Raya Blok M Nomor 6 Medan, yang merupakan tempat usahanya. Semantara Roben sudah menampung 41 unit HP berbagai jenis dari hasil sindikat tersebut.

Lebih lanjut Yoris juga mengungkapkan, sejumlah jalan protokol di Kota Medan mejadi lokasi empuk bagi pelaku kejahatan jalanan atau penjambretan. Menurutnya, ada lima kecamatan yang menjadi lokasi operasi kejahatan jalan yakni Medan Baru, Medan Area, Medan Barat, Medan Timur dan Medan Kota.

Secara terpisah, Nursairi Simatupang Pengamat Kriminologi dan Hukum Pidana Umum Fakultas Hukum UMSU mengatakan, kejahatan jalan berupa penjambretan ini merupakan fenoma tindakkan kriminal yang terjadi di tengah masyarakat saat ini. Apalagi, pelaku saat diamankan polisi mengaku melakukan penjambretan karena desakkan ekonomi.

“Kita pun berterima kasih terhadap kinerja kepolisian di jajaran Polresta Medan yang berhasil mengamankan sindikat kejahatan jalanan, yang merupakan keseluruhan pelakunya masih usia remaja. Dari kasus ini, saya amati dengan tindakkan yang dilakukan pelaku ini sudah menjadi pekerjaan tetap bagi mereka. Polisi harus bisa mengungkap semua termasuk di balik sindikat kejahatan jalanan ini. Saya yakin, ada oknum intlektual di dalamnya. Apalagi, pelakunya ada yang masih aktif sekolah,” ungkapnya.

Kemudian, Nursairi mengungkapkan, sindikat yang berhasil dibongkar ini merupakan bukti tingginya tingkat kejahatan jalanan di Kota Medan. Polisi harus kembali kerja ekstra mengungkap semua kejahatan jalan sehingga memberikan keamanan bagi warga pengguna jalan yang rawan kejahatan jalan.

Sementara, seorang penjambret babak belur dimassa saat berusaha melarikan, Rabu (13/7. Sementara rekannya, walau tak mengalami hal serupa tapi berhasil dibekuk petugas tak jauh dari tempat temannya dihajar warga.

Korban Juliani (43) seorang guru di SD Gang Merdeka, Jalan Brigjen Katamso, mengatakan, pejambretan itu terjadi di depan Istana Maimoon. Tiba-tiba tas anaknya disambar pelaku. Kontan sang anak menjerit dan mengundang perhatian warga.

Beberapa pengendara sepeda motor yang melihat kejadian ini mengejar hingga di persimpangan jalan. Macatnya persimpangan membuat para tersangka ini menjadi terjepit dan panik. Seorang pengendara lainnya yang mengetahui kedua tersangka segera menendang motornya. Salah seorang terjatuh dan diamukan massa.

Sementaraa itu, rekannya (juga belum teriidenitifikasi namanya) berhasil melarikan diri ke Jalan Mayjen Suprapto. Namun tak lama kemudian, tersangka ini pun berhasil dibekuk petugas Polsek Medan Kota.(mag-7/jon/min/smg)

Penertiban PKL Jangan Tebang Pilih

Penertiban Pedagang Kaki Lima (PKL) di seputaran Jalan AH Nasution dan beberapa ruas jalan lainnya di Kota Medan pada Selasa (12/7) lalu sempat diwarnai kericuhan. Hal itu disebabkan karena adanya tindakan tebang pilih yang dilakukan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Medan Mengapa hal itu bisa terjadi?. Berikut petikan wawancara wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo dengan Wakil Ketua DPRD Medan Sabar Syamsurya Sitepu, Rabu (13/7).

Mengapa penertiban yang dilakukan Satpol PP Kota Medan itu terkesan tebang pilih?
Dengan kenyataan yang terjadi itu, bisa saja diduga ada sesuatu hal yang negatif melatarbelakangi penertiban itu. Bisa saja diduga adanya semacam “kerjasama” antara pedagang-pedagang yang tidak ditertibkan itu dengan pihak Satpol PP. Jadi wajar, jika pedagang itu berontak. Karena ada yang seolah dilindungi, dan ada yang tidak dilindungi.

Jadi, apa yang mesti dilakukan agar indikasi “kerjasama” itu tidak terjadi lagi?
Segala sesuatunya harus transparan. Kalau memang tidak ada apa-apanya, mana mungkin penertiban itu tebang pilih. Kalau memang mau ditertibkan, harus ditertibkan semua. Jangan seperti itu. Katanya lagi, yang tidak ditertibkan itu ada semacam retribusi. Ini harus jelas, retribusi apa dan siapa yang mengutipnya?

Apa imbas dari itu semua?
Hubungannya secara langsung adalah pada kinerja Pemko Medan. Artinya, dengan hal-hal yang semestinya tidak terjadi ini, citra Kota Medan akan semakin menurun. Kita ketahui, dalam laporan pertanggungjawaban Pemko Medan pada Paripurna beberapa waktu lalu, pelayanan publik bagi masyarakat masih belum memuaskan. Jangan sampai hal ini semakin memperburuk. Kita selalu ingin Pemko Medan memberikan yang terbaik bagi masyarakatnya. Ini demi penataan Kota Medan ke depan, yang digadang-gadang oleh Wali Kota Medan. Saat ini, dalam upaya penataan Kota Medan, kinerja yang ada sudah menunjukkan hasil.

Apa sikap yang harus diambil Wali Kota Medan?
Dalam hal ini, sebenarnya Wali Kota Medan sudah sangat proaktif dalam upaya penataan Kota Medan. Sayangnya, selalu ada saja oknum-oknum yang memanfaatkan situasi dan kondisi sehingga membuat suasana tidak kondusif. Saya pikir, Wali Kota Medan harus lebih cermat lagi menyikapi kebijakan-kebijakan yang ada. Dalam artian, ketika ada ditemukan oknum-oknum yang tidak patuh harus diberi peringatan dan sanksi yang tegas.(*)

Batal Dibawa ke Rumah Sakit

Pada Selasa (12/7) siang, sekira pukul 02.30 WIB, kawasan Jalan Gatot Subroto tepatnya Simpang Barat mendadak jadi ramai. Pasalnya, seorang pria ditemukan terkapar setelah disambar mobil.
Selidik punya selidik, ternyata pria yang terkapar itu bernama Didi Prihandoho (30), warga Jalan Kenangan

Kecamatan Medan Maimun. Menurut warga sekitar, Didi yang mengendarai sepeda motor Vario BK 2525 UH disambar mobil.
“Tadi dia dan mobil yang menyambarnya sama-sama kencang. Saat disambar, dia ngerem mendadak dan kemudian terbanting,” jelas warga yang mengaku melihat kejadian itu.

Selanjutnya, beberapa warga yang prihatin dengan kondisi Didi, lalu membawanya ke tepi. Berselang beberapa menit, personel Polantas Polresta Medan tiba di lokasi. Lantas, Didi dengan kondisi mulut berdarah, luka lecet pada lengan hendak dibawa ke rumah sakit terdekat.

Namun saat akan diangkat ke atas becak bermotor, Didi sadarkan diri dan dia pun urung dibawa ke rumah sakit. Warga memberi pertolongan pertama dan memberinya segelas air putih.(eza/smg)