27 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 15074

Sihar Bangkrut

Pro Titan dan Medan Chief Terancam Pailit

MEDAN- Kelompok usaha yang dijalankan pengusaha muda Sihar Sitorus termasuk dua klub sepak bola profesional di kota ini, Pro Titan dan Medan Chief dalam bahaya. Dua bulan belakangan pekerja di dua sektor usaha ini merintih menuntut pembayaran gaji.

Kabar tersiar mulai dari telatnya dua bulan gaji tepatnya Mei dan Juni. Tak hanya para pemain profesional, pelatih, pengurus klub juga belum menerima gaji.

Sumber internal di dua klub itu membeberkan, bahwa hingga kini tidak ada penjelasan soal kapan gaji akan dibayar. Kontrak pemain sendiri ada yang akan berakhir hingga Agustus dan ada yang hingga Oktober 2011.

“Kami masih berbaik sangka meski sudah dua bulan belum terima gaji. Memang kami sudah panik dan bingung ada masalah apa. Bos besar kemaren sempat janji bakalan melunasi sebelum kompetisi selesai. Ya itu herannya, memang anak-anak Pro Titan dan Medan Chiefs beserta karyawannya belum gajian semua,” ujar sumber yang enggan dicantumkan namanya itu kemarin.

Meski terancam tidak gajian, namun pekerja di dua klub itu tampaknya enggan ribut dengan persoalan ini karena masih memandang Sihar Sitorus sebagai sosok bertanggung jawab.

“Tapi kalau tidak ada penjelasan seperti ini kami jadi khawatir juga. Ada baiknya dirapatkan dan dijelaskan apa yang terjadi,” lanjut sumber tadi. “Biasanya Bos Sihar selalu menghargai kerja keras kami,” tambahnya.

Masih menurut sumber tadi, konon soal keuangan yang macat lantaran ada oknum-oknum yang memanfaatkan Sihar.  “Memang kami sering dengar kalau ada pihak yang cuma bisa memanfaatkan bos, kan kasihan bos kalau begitu. Mudah-mudahan gaji bisa keluar. Soalnya mau dekat puasa dan lebaran ini. Liga juga belum tahu kapan dan ada lagi atau enggak. Hancurlah kami kalau sempat enggak keluar gaji berbulan-bulan ini,” beber sumber tadi mulai panik.

Ada juga kabar bahwa para pemain tidak diberi salinan kontrak.  “Kami saat masuk klub memang tandatangan kontrak, namun kami minta kopiannya untuk pegangan, namun enggak dikasih. Ada saja alasannya, yang katanya belum diteken bos Sihar, masih di Jakartalah. Inilah habis musim, tak ada kami pegang draft kontrak,” tutur sumber lain.
Lebih ironis kabar dari Medan Chiefs. Klub yang berlaga di Liga Primer Indonesia itu kabarnya tidak akan membayar sisa gaji pemain lantaran kompetisi LPI dipastikan tidak akan berputar lagi.
Lalu apa komentar sang big boss? Dihubungi awak koran ini kemarin, Sihar menjawab singkat bahwa persoalan keterlambatan gaji adalah karena masalah ketiadaan uang. “Tidak ada uang,” tulis Sihar menjawab pesan singkat awak koran ini. “Itu masalah internal kan?,” lanjutnya masih via pesan singkat.

Lalu bagaimana nasib para pekerja yang berhak menerima hasil keringatnya selama ini? Menjawab itu, Sihar kembali mengirim pesan “ Tergantung kantong. Bisa bayar penuh, rasionalisasi atau tidak terbayar,” katanya.
Meski begitu, iktikad baik masih dijunjung tinggi oleh Sihar. “Tentu kami akan berupaya melunasinya,” pungkasnya. (ful)

Menghadapi Musuh Besar No 4 dan No 5

Ceo PLN Dahlan Iskan terus berkomunikasi dengan seluruh karyawannya yang berjumlah 40.000 orang itu melalui CEO’s Note. Inilah yang terbaru:

Saya melakukan live chatting lagi 27 Juni lalu. Kali ini khusus dengan seluruh manajer cabang PLN se-Indonesia Barat. Hari masih sangat pagi, apalagi untuk daerah seperti Aceh dan Medan: pukul 07.30. Topik utama chatting hari itu adalah mengenai musuh terbaru PLN, yakni ‘Musuh Besar No 4’.

Saya mengawali chatting dengan satu pertanyaan yang jawabnya dilombakan. Sepuluh penjawab benar yang paling cepat akan mendapat sertifikat. Dalam waktu sekejap banyak manajer cabang yang sudah meng-up-load jawaban. Pertanyaannya memang sederhana: apakah musuh baru PLN yang kita sebut sebagai musuh besar nomor 4 itu?
Alhamdulillah, sebagian besar manajer cabang sudah tahu jawabnya: musuh besar No 4 PLN adalah gangguan penyulang. Hanya tiga manajer cabang yang salah. Lomba ini sebenarnya kurang fair. Manajer cabang yang akses internetnya lebih baik cenderung bisa lebih cepat meng-up-load jawaban. Sedangkan cabang yang internetnya payah akan tertinggal.

Pertanyaan berikutnya adalah: bagaimana cara mengalahkan musuh besar No 4 tersebut?
Para manajer cabang kembali berebut masuk ke arena chatting. Jawaban mereka juga bagus-bagus. Berarti teman-teman di lapangan benar-benar sudah tahu bagaimana mengatasi banyaknya gangguan penyulang. Di antara yang bagus itu ada yang terbagus. Yakni, dari Manajer Cabang Rengat, Riau, Agustian. Jawaban Agustian ini lebih terasa sebagai jawaban seorang manajer. Bukan seperti jawaban seorang siswa yang lagi ujiann
Bukan pula seperti jawaban seorang birokrat yang lagi menyusun program. Pun tidak seperti jawaban seorang yang hobinya berceramah atau memberi nasihat.

Jawaban seorang manajer tidak boleh normatif atau abstrak. Jenis jawaban itulah yang akan membedakan mana seorang manajer dan mana seorang birokrat atau juru ceramah. Seorang penceramah tidak pernah dituntut mempertanggungjawabkan hasil dari ucapannya. Sedangkan seorang manajer, bukan saja dituntut hasilnya, tapi juga harus bisa mengemukakan “bagaimana cara mewujudkannya” dan “kapan mewujudkannya”. Karena itu, seorang yang berjiwa manajer tidak akan pernah mengucapkan kata “segera”, “sebentar lagi”, “dalam waktu cepat”, “dengan cara sebaik-baiknya”, “dengan hasil yang maksimal” atau kata-kata abstrak lain.

Lihatlah jawaban Rengat mengenai “bagaimana cara mengatasi banyaknya gangguan penyulang”:

  1. Menyusun ren-ja per kelompok JTM, gardu, JTR, SR, APP.
  2. Menetapkan target gangguan nihil untuk per unit 1 penyulang.
  3. Menetapkan program har&ops dist sebagai kontrak kerja masing-masing SDM. Atau dimasukkan dalam MUK dengan pekerjaan, antara lain, inspeksi JTM, pengukuran beban trafo, pemeriksaan SR dan APP.
  4. Menetapkan Jumat peduli yang melibatkan seluruh staf dan mitra.
  5. Gangguan turun Jan 2, Feb 0, Maret 0, April 1, Mei 1, Juni 0.

Angka-angka tersebut tentu menggembirakan karena di masa lalu satu penyulang bisa mengalami gangguan sampai 50 kali!

Semangat untuk menekan gangguan terasa begitu besar di seluruh Indonesia. Bahkan, Manajer Cabang Bogor Adi Priyanto, misalnya, sampai menangis gara-gara satu dari ratusan trafonya terganggu pada April lalu. Padahal, sudah tiga bulan berturut-turut dia berhasil membuat tanpa gangguan trafo sama sekali. Yang membuat dia menangis adalah “trafo itu terkena petir hanya seminggu sebelum rencana memasang antipetir di gardu tersebut”.?

Dari live chatting yang diikuti 43 manajer cabang seperti itu saya yakin teman-teman di lapangan akan mampu memenangi peperangan ini dalam waktu tiga bulan; Juli-Agustus-September 2011. Tiga bulan ke depan seluruh kekuatan, energi, dan persenjataan kita kerahkan untuk menundukkan musuh besar kita No 4 itu.

Keyakinan untuk memenangi pertempuran itu lebih tinggi lagi mengingat 1,5 tahun terakhir teman-teman PLN se-Indonesia sudah berhasil mengalahkan musuh-musuh besar No 1, No 2, dan No 3. Kalau tiga musuh besar itu saja sudah berhasil dilumpuhkan, adakah alasan untuk tidak bisa mengalahkan musuh nomor 4 ini?

Di antara tiga musuh besar yang sudah dimenangi itu, yang terbesar sudah tentu musuh No 1, yakni krisis listrik. PLN berhasil mengatasi krisis listrik hanya dalam waktu enam bulan (Januari-Juni 2010). Dalam waktu sesingkat itu kekurangan listrik di seluruh Indonesia tercukupi. Padahal, krisis listrik itu begitu gawat sehingga pemadaman bergilir yang parah terjadi di seluruh Indonesia. Mulai Sabang sampai Merauke.

Memang kalau ada mati lampu seperti yang terjadi sekarang ini, sebagian orang masih mengira bahwa listrik belum cukup. Setiap mati lampu dikira karena terjadi pemadaman bergilir. Kesan ini begitu kuat di masyarakat mengingat di masa lalu memang latar belakangnya seperti itu. Padahal, penyebab mati lampu sekarang ini sudah sangat berbeda. Karena itulah, target berikutnya adalah mengatasi penyebab mati lampu seperti itu.

Musuh besar No 2 yang juga sudah dapat diatasi adalah panjangnya daftar tunggu: 2,5 juta orang. Antrean untuk mendapatkan listrik begitu besar dan masa tunggu itu begitu lama. Ada yang antre listrik sejak lima atau tujuh tahun lalu. Daftar tunggu itu bisa diselesaikan melalui dua kali gerakan. Yakni, gerakan sehari sejuta sambungan (Grass) tahun lalu dan Grass ke-2 pada 17 Juni lalu.

Memang, masih ada beberapa daftar tunggu yang tercecer. Tapi, itu tidak sampai menyebabkan gagalnya program ini. Salah satu contoh terjadi di Belitung. Seseorang yang sudah antre listrik tidak mendapat sambungan di saat Grass kedua. Dia mengirim SMS dan menanyakan mengapa tidak mendapat sambungan. Ternyata terjadi salah pengertian. Sewaktu petugas PLN melakukan survei ke rumah tersebut, rumah dalam keadaan terkunci. Tidak ada penghuninya. Petugas PLN yang mencoba mengintip dalamnya rumah itu melihat sudah ada bola lampu yang menyala. Petugas PLN pun mengira rumah tersebut sudah berlistrik.

Ketika pengalaman petugas itu diceritakan kepada pemilik rumah, barulah jelas persoalannya: lampu yang menyala tersebut bukan langsung dari PLN.
Saya yakin kejadian serupa masih ada di beberapa daerah. Tapi, kejadian seperti itu tidak menyebabkan batalnya pernyataan kemenangan atas musuh besar No 2.
Musuh besar No 3, yakni banyaknya gangguan trafo, juga sudah dikalahkan. Gangguan trafo yang tahun lalu di setiap cabang bisa mencapai 50 kali sebulan (berarti di cabang tersebut mati lampu 50 kali sebulan) sudah tinggal satu digit. Banyak juga cabang yang sudah bisa mencapai gangguan nol! Yang lebih membanggakan, para manajer cabang ini terlihat lebih akrab bergaul dengan trafo. Setiap ke daerah saya selalu menanyakan di cabang tersebut memiliki berapa ratus trafo, berapa gangguan, dan apakah sudah punya trafo cadangan. Saya bangga bahwa manajer cabang umumnya hafal berapa trafo yang harus dia kontrol dan berapa tingkat gangguannya. Pernah saya marah kepada seorang kepala cabang yang tidak hafal berapa ratus trafo yang harus dia gauli. Akhirnya saya minta maaf karena ternyata dia baru sebulan di situ.

Saya memang gelisah dengan banyaknya gangguan trafo ini. Begitu banyaknya mati lampu akibat trafo rusak ini. Sampai-sampai saya kemudian menetapkan ganguan trafo adalah musuh besar kita nomor 3. Ketika akhirnya para manajer cabang bisa mengalahkan musuh No 3 itu, rasanya seperti tidak masuk akal. Banyak pertanyaan kepada diri mereka sendiri: kok bisa ya? Tak terbayangkan gangguan trafo yang begitu besar bisa diatasi.

Kini musuh kita di lapangan tinggal satu: musuh besar No 4, gangguan penyulang. Masih begitu banyak mati lampu akibat gangguan penyulang. Penyebabnya begitu beragam. Tapi, tidak ada kata menyerah. Gangguan penyulang tidak bisa dibiarkan. Masih ada penyulang yang gangguannya mencapai 15 kali sebulan. Ini berarti setiap dua hari sekali terjadi mati lampu akibat gangguan penyulang. Saya yakin dalam tiga bulan ke depan teman-teman manajer cabang juga bisa mengalahkan gangguan penyulang ini.

Kita memang masih memiliki beberapa musuh besar lain. Khusus musuh ‘yang sangat khusus’ ini menjadi tugas para direksi untuk mengalahkannya. Ini bukan musuhnya para prajurit yang gagah berani di lapangan. Ini musuhnya para jenderal di pusat kekuasaan PLN. Musuh yang ini harus dikalahkan dengan cara yang sangat khusus pula.
Musuh jenis apakah gerangan itu? Musuh dalam selimutkah? Silumankah? Harimau yang ganaskah? Belut yang licinkah? Saya tegaskan di sini, musuh itu bernama BBM. Bahan bakar minyak!

BBM-lah yang menyebabkan PLN borosnya luar biasa. BBM-lah yang kalau bisa diberantas membuat PLN menghemat 15 triliun rupiah setiap tahun.

Kalau tiga jenis musuh yang pertama itu kita kalahkan dan musuh No 4 pasti akan dikalahkan oleh teman-teman di lapangan, musuh dalam selimut itu pun pasti dikalahkan oleh jajaran direksi!?

Dengan sudah selesainya krisis listrik, dengan tuntasnya daftar tunggu, dengan sudah minimnya gangguan trafo, dua musuh berikutnya ini kita bagi dua: teman-teman di lapangan mengalahkan musuh No 4 dan teman-teman direksi mengalahkan musuh besar No 5!

Kita berlomba mana yang menang lebih dulu!(*)

Cukup Ronde Keenam

David Haye vs Vladimir

HAMBURG-Pecinta olahraga tinju dunia akan kembali melihat pertarungan bergengsi nan mematikan saat juara WBO, IBF, dan IBO, Vladimir Klitschko melawan juara dunia versi WBA, David Haye untuk memperebutkan gelar juara sejati. Namun pertarungan yang digelar di Imtech-Arena, Altona, Hamburg Jerman, Minggu (3/7) pagi WIB itu tidak hanya sekadar memperebutkan gelar juara sejati, tapi juga gengsi di antara kedua petinju.

Terakhir, gelar juara sejati disandang petinju asal Inggris, Lennox Lewis saat ia sanggup meraih empat sabuk juara, yakni WBA, IBC, IBF, dan IBO pada 1999 silam. Namun pertemuan Vladimir dan Haye, jelas bukan hanya pertaruhan gelar juara sejati. Terlebih keduanya sudah saling menaruh dendam dan kebencian sebelum bertarung di atas ring.

Haye yang adalah sang penantang, bahkan telah melontarkan ejekan kepada Vladimir, pasca wabah e-coli yang melanda sebagaian wilayah Jerman dan menewaskan 48 warganya. “Wabah e-coli di Jerman lebih berbahaya ketimbang Vladimir. So, apa pun yang akan dilakukannya di atas ring besok, saya sudah menyiapkan pertahanan terbaik untuk menghalanginya,” ungkap Haye yang telah mengantongi rekor 25-1 (23 KO), seperti yang dikutip secondsout.

Petinju asal Inggris itu bahkan harus membawa dua van yang berisi sayuran dari Inggris untuk mengantisipasi wabah yang menyerang pertanian organik di Jerman tersebut. Vladimir yang adalah sang juara bertahan lantas membalas pernyataan itu dengan santai. “Saya akan datang sebagai seorang dokter yang akan menyembuhkan sifat dan tabiat buruk Haye. Tidak lewat obat atau konsultasi, tapi lewat pukulan terkeras yang akan ia terima,” timpalnya.
Haye yang dikenal memiliki pukulan keras juga optimis mumukul KO Vladimir. “Saya pikir, saya akan memukulnya jatuh pada ronde enam,” kata Haye saat timbang badan.

“Saya akan sangat terkejut jika dia bisa bertahan lebih lama dari itu. Saya tidak bisa membiarkan dia mendikte laga dengan jabnya,” lanjut Haye, seperti dikutip The Sun.

“Saat saya melihat mata Wladimir, saya melihat seseorang yang lapar, siap dan yakin bisa menang. Dia akan keluar lebih keras dari biasanya, tapi itu berarti dia akan jatuh lebih cepat,” tegas Haye optimis.
Sekitar 1.000 pendukung Inggris menghadiri timbang badan dan mereka pun membuat suasana yang luar biasa. Haye pun ingin memaksimalkan dukungan tersebut. “Saya merasa sangat luar biasa. Saya pikir, Klitschko tidak pernah merasakan tekanan seperti ini. Biasanya dia keluar, orang-orang akan mendukungnya. Tapi kali ini dia akan mendapatkan sorakan dan cemoohan,” tuturnya.

Haye menegaskan dirinya akan tetap pensiun pada 13 Oktober mendatang, karena itu dia ingin mencoba juara WBC, Vitali Klitschko, sebelum gantung sarung tinju. Tetapi sebelum itu, dia harus memukul jatuh Vladimir terlebih dahulu.

Sementara petinju asal Ukraina yang selama ini berbasis di Jerman itu memilih tenang menghadapi gempuran kata-kata dari Haye. Petinju yang mengantongi rekor 55-3 (49 KO) dan telah mempertahankan gelarnya selama 11 tahun terakhir, membuatnya sangat fokus pada tarung yang akan menentukan karirnya itu.

Vladimir yang akan mengandalkan jab atau straight serta hook yang terkenal sangat keras akan berusaha mengatasi perlawanan Haye yang memiliki postur tubuh lebih pendek 10 centimeter. Sedangkan Haye yang akan bertarung sebagai ‘puncher’, kemungkinan bakal memaksimalkan kecepatan untuk sesering mungkin memasukkan pukulan dengan mengarah ke tubuh dan kepala Vladimir.

Dalam timbang badan, Vladimir Klitschko, tercatat jauh lebih berat dibandingkan lawannya, David Haye. Klitschko memiliki berat badan 110 kilogram. Sementara Haye mencapai berat badan 96,5 kilogram. (rtr/bbs/net/jpnn)

Ultah dapat Mobil Cadilac

Nikita Willy mendapat kado istimewa di ulang tahunnya yang ke-17, yang biasa disebut sweet seventeen.
Di hari bahagianya, teman-teman pemain sinetron Putri yang Ditukar ini datang tanpa memberi kabarn
terlebih dahulu. Nikita juga mendapat sebuah mobil mewah dari sang ibunda dan cincin dari kekasihnya, Bara Tampubolon, putra bekas pengacara keluarga Cendana Juan Felix Tampubolon.

Mobil mewah yang dimaksud adalah mobil Cadilac berwarna silver. Harga mobil tersebut ditaksir mencapai Rp2,5 miliar. Menurut Ibunda Nikita, Yora, hadiah tersebut merupakan hasil kerja keras Nikita selama bekarir di dunia hiburan.

“Itu juga uang dari Niki kok. Ya nggak apa-apa untuk seorang Niki, karena selama ini ia sudah kerja keras dan patuh sama orangtua,” ujar Yora.

Nikita mengaku surprised, khususnya dengan kado mewah yang diberikan sang ibunda. Artis termahal Indonesia saat ini tak menyangka jika keinginannya yang berawal dari iseng dikabulkan.
“Seneng banget, emang udah ditanya-tanyain sih mau kado apa, ya aku jawab aja, ‘mobil dong’. Eh, beneran dikasih kado mobil,” aku Nikita.

Nikita juga mengaku sangat happy karena sang kekasih memberinya hadiah cincin dan gelang. (rm/jpnn)

Manajer Hotel Royal Perintis Tewas Ditikam

Pelakunya Abang Kandung Sendiri

MEDAN-Bona Hendra Sinaga terpaksa harus mendekam dalam tahanan. Pasalnya, pria berusia 36 tahun itu tega menikam adik kandungnya sendiri Jackson Sinaga (32) hinggga tewas di ruang tamu rumahnya di Jalan Denai Gang Srikandi, Sabtu (2/7) sekira pukul 05.00 WIB.

Keterangan yang dihimpun di lokasi kejadian, sebelum kejadian putra sulung Jackson Sinaga bernama Moreno (3) demam. Menjelang dinihari, Moreno keluar dari kamar tidur. Sedangkan ayahnya Jackson Sinaga masih tidur di dalam kamar bersama istrinya Br Sarait.  Menjelang subuh Br Sirait terbangun. Melihat anaknya
sudah tidak ada di dalam kamar, lantas Br Sirait membangunkan Jackson dan menyuruhnya melihat anaknya Moreno yang berada di ruang tamu. Jackson keluar dari kamar untuk melihat anaknya yang terbaring di lantai. Jackson kemudian membentangkan ambal di lantai sekaligus menemani anaknya yang demam.

Tiba-tiba tersangka Bona Hendra Sinaga yang juga tinggal bersama dengan adiknya Jackson itu keluar dari kamar belakang dan mendatangi adiknya bersama anaknya dengan membawa pisau roti, dan langsung menikam adiknya yang lagi tiduran tepat mengenai dadanya. Karena terkena tikaman korban terbangun dan berteriak sembari mengatakan,”Kenapa dirinya ditikam?”

Mendengar teriakan itu istrinya terbangun dan keluar kamar. Istrinya terkejut dan minta tolong. Tersangka pun membuka pintu lantas melarikan diri.

Sebelum kabur tersangka sempat mengatakan, “Saya sudah membunuh adik saya. Sudah mati dia, sudah mati dia.”
Warga yang mendengar suara gaduh pun langsung terbangun dan mendatangi rumah Jackson. Korban kemudian diboyong ke Rumah Sakit dr Pirngadi Medan dengan menggunakan mobil tetangganya. Tapi, nyawa korban tak tertolong dan tewas sebelum sempat mendapat perawatan. Tak berselang lama, polisi pun tiba di lokasi kejadian dan memburu tersangka. Tersangka Bona akhirnya berhasil ditangkap di rumah pamannya di Jalan Sena Medan.

Keterangan tetangga korban, Hj Nur Salam (65), tersangka selama ini memang mengalami gangguan jiwa (stres).” Dia (Bona) mengalami stres setelah ibunya meninggal dunia akibat tabrakan beberapa bulan yang lalu,” kata Nur Salam.
Menurut Nur Salam, setahunya korban memang belum berumah tangga dan tinggal di rumah korban. Tersangka juga tidak selesai kuliah. “Pelaku pernah kuliah di Universitas Nommensen. Dia tidak mempunyai pekerjaan tetap. Terkadang bekerja sebagai buruh bangunan dan mengecat rumah tetangga,” tutur Nur Salam.

Berdasarkan keterangan di rumah duka, korban bekerja di Hotel Royal Perintis Jalan Perintis Kemerdekaan Medan dan menjabat sebagai Resident Manajer. Hal itu dibenarkan oleh Asrul, Asisten Resident Manager Hotel Royal Perintis. Menurutnya, korban dikenal sangat dekat dengan bawahannya.

“Korban sudah 4 tahun bekerja di Hotel Royal Perintis. Dia (Jackson) perhatian dengan anggotanya dan sering memperjuangkan hak anggotanya,” ujar Asrul. Menurut Asrul, korban sering curhat dengannya soal abangnya yang sering kumat dan sering mengoceh.

Jackson meninggalkan seorang istri Br Sirait dan dua orang anak laki-laki yakni Moreno 3 tahun dan Timi 2 tahun 6 bulan. Istri korban tak kuasa menahan tangis saat jenazah suaminya tiba di rumah duka. Hingga tadi malam pihak keluarga belum mau memberikan keterangan kepada wartawan dengan alasan mereka masih berduka.

Kasat Reskrim Polresta Medan AKP M Yoris Marzuki mengaku tersangka telah diamankan bersama barang bukti satu pisau dan diserahkan ke Mapolsekta Medan Area karena lokasi kejadian berada di wilayah hukum Polsekta Medan Area. “Polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap tersangka,” kata Yoris. (rud/mag-7)

Bukan Masalah Peringkat

WIMBLEDON tahun ini berarti amat istimewa bagi Novak Djokovic. Petenis Serbia itu untuk kali pertama menjejak partai puncak. Tapi, yang lebih istimewa lagi, dia memastikan duduk di posisi teratas peringkat ATP (Asosiasi Tenis Putra) untuk kali perdana.

Djokovic dipastikan menggeser posisi Rafael Nadal begitu memastikan tiket ke final. Nadal, yang berstatus sebagai unggulan teratas sekaligus juara bertahan, adalah lawan yang dihadapi Djokovic di partai puncak. Hasil final tak akan mengubah kepastian pergeseran peringkat tersebut.

Nadal menegaskan, dia tak akan terganggu dengan perubahan peringkat yang dimilikinya itu. Fokusnya sepenuhnya mengarah pada final. Dia berusaha meraih gelar ketiganya di grand slam lapangan rumput itu.  Petenis Spanyol itu sudah meraih gelar d Wimbledon pada 2008 dan 2010. Final tahun ini adalah final kelimanya di turnamen tersebut. Sementara, Djokovic menjalani debut final di Wimbledon.

“Saya katakan tahun lalu ketika masih di peringkat ketiga atau keempat, bahwa menjadi petenis nomor satu bukanlah tujuan besar bagi saya,” beber Nadal seperti dikutip AFP.

“Tujuan besar saya adalah adalah tetap kompetitif dan sehat. Hari ini saya kehilangan posisi nomor satu. Tapi, saya sangat bahagia dengan yang saya lakukan sejauh ini,” tambah petenis kidal itu.
Nadal lolos ke final usai mengandaskan jagoan tuan rumah Andy Murray. Dia menang dalam empat set 5-7, 6-2, 6-2, 6-4.

Nadal juga punya modal bagus dalam rekor pertemuannya melawan Djokovic. Dari 27 kali pertemuan, Nadal unggul 16-11. Meski demikian, Djokovic juga bisa menepuk dada. Dalam empat pertemuan di musim 2011, dia selalu memecundangi Nadal. Semuanya tercipta di final turnamen berkategori Masters Series.

Hal lain yang menjadi perhatian Nadal adalah rekor gemilang Djokovic di musim 2011. Djokovic baru kalah sekali dari 48 pertandingan. Bahkan, dua dari empat kekalahan Nadal dari Djokovic terjadi di lapangan tanah liat yang menjadi favorit Nadal.

“Tahun ini, kami sudah bertemu di beberapa final. Jelas, meski kali ini terjadi di permukaan lapangan yang berbeda, saya yakin bisa menang lagi melawan dia,” sesumbar Djokovic.

Dalam final ini, Djokovc merasa dirinya berada dalam posisi underdog. Dengan mentalitas nothing to lose, dia bisa berharap bermain lepas untuk mengejutkan Nadal yang untuk kali pertama berkesempatan mempertahankan gelar di Wimbledon.

“Dia (Nadal) bermain bagus di lapangan rumput. Dia masih punya banyak kepercayaan diri dan tahu caranya untuk memenangkan gelar Wimbledon. Saya nothing to lose, dan tak mau dia mengontrol permainan,” kata Djokovic. (ady/diq/jpnn)

Pra PON Sumut Jumpa Jambi

MEDAN-Tim sepak bola Pra PON Sumut yang menempati posisi runner up grup I Wilayah Sumbagut babak Pra PON akan berhadapan dengan tim Pra PON Jambi yang tampil sebagai juara grup II.
Jambi menjadi juara grup II setelah pada pertandingan terakhir yang berlangsung kemarin (1/7) menang telak 5-1 atas Sumatera Selatan.

Selain Jambi, dari grup 2 juga lolos Bengkulu yang menjadi runner up setelah menaklukkan Bangka Belitung 3-1. Kedua tim lolos dengan mengantongi delapan poin, namun Jambi unggul selisih gol dari Bengkulu. Di putaran II, Bengkulu harus berhadapan dengan juara grup I, yakni Sumatera Barat.

Menanggapi soal kekuatan calon lawannya itu, pelatih tim Pra PON Sumut Rudi Saari mengatakan siapapun lawan yang akan dihadapi, dirinya optimis anak asuhnya mampu meraih kemenangan.

“Selama ini banyak yang memprediksi jika Sumsel merupakan tim favorit dari Wilayah Sumbagsel, namun ternyata justru tim ini menjadi bulan-bulanan semua tim. Herannya, mereka juga kalah telak dari Jambi. Jadi, meski optimis kita harus tetap mewaspadai Jambi,” bilang Rudi Saari.

Terkait kiper Jambi yang sesungguhnya kiper tim Pra PON Sumut  Edy Syahputra Daulay, mantan pelatih PSMS yang dua kali sukses mempersembahkan Piala Emas Bang Yos (PEBY) itu menyatakan bahwa urusan itu diserahkan sepenuhnya kepada pengurus.

“Yang saya dengar pengurus tetap ngotot untuk melakukan protes jika si Daulay (Edi Syahputra Daulay, Red) tetap dimainkan Jambi. Ini bisa dimaklumi karena sebelumnya si Daulay selain bermain di ajang Porwil, namanya juga sudah terdaftar di KONI Sumut,” bilang Rudi.

Rencananya, dari empat tim yang akan berlaga pada putaran kedua babak Pra PON Wilayah Sumatera akan mengambil tiga tim guna menggenapi empat tim perwakilan dari Pula Sumatera pada PON XVIII. Satu tim yang sudah dipastikan lolos adalah Riau karena bertindak sebagai tuan rumah. (jun)

Yogi Triyono Raih Medali Emas

JAKARTA-Pelari nomor 3000 meter halang rintang asal Sumatera Utara (Sumut) Yogi Triyono akhirnya berhasil menyumbangkan medali emas bagi tim atletik Sumut, setelah pada lomba yang berlangsung kemarin (2/7) menjadi yang tercepat di nomor spesialisnya itu.

Bagi Sumut, medali emas yang diraih Yogi itu merupakan yang kedua, setelah sebelumnya Nyai Agitha Prima meraih medali emas di nomor 5000 meter putri.

Seusai lomba Yogi Triyono mengatakan bahwa apa yang diraihnya ini merupakan ajang penebusan sebab pada pelaksanaan Porwil yang berlangsung di Batam, beberapa waktu lalu dirinya tidak tampil.

“Medali ini saya persembahkan untuk masyarakat Sumut, utamanya kepada Plt Gubsu Gatot Pujonugroho, Ketua KONI Bapak Gus Irawan Pasaribu serta Ketua PASI Sumut Bapak HM Yahya,” ungkap Yogi.

Menangapi hasil yang diraih Yogi Triyono, Ketua KONI Sumut Gus Irawan Pasaribu berharap agar prestasi itu dapat menggugah atlet lainnya untuk melakukan hal yang sama.

Selanjutnya Gus Irawan menyampaikan apresiasinya atas perstasi yang diraih tim atletik Sumut dan berharap agar prestasi itu menjadi momentum kebangkitan menuju gelaran pekan olahraga nasional (PON) XVIII yang berlangsung di Riau 2012 mendatang.

Namun sebelum melangkah ke sana Gus menghimbau agar PASI Sumut terlebih dahulu melakukan evaluasi sehingga terhadi peningkatan prestasi yang signifikan dimasa mendatang.

“Apalagi saya dengar beberapa atlet akan melakukan try out dan berlatih di Malaysia. Nah, saya berharap try out dan latihan di Malaysia membuahkan hasil yang maksimal,” harap Gus.

Sementara itu Ketua PASI Sumut Drs HM Yahya didampingi Sekum Irwan Pulungan SSos mengatakan bahwa pada Kejurnas kali ini para atlet yang berlomba di nomor jarak menengah dan jarak jauh mengalami peningkatan catatan waktu yang signifikan.

“Semoga ini dapat dipertahankan, bahkan kalau mungkin ditingkatkan lagi di masa mendatang,” harap Yahya.
Hingga berakhirnnya Kejurnas Atletik, kemarin (2/7) tim atletik Sumut meraih dua emas, enam perak dan dua perunggu.

Dua medali emas bagi Sumut diraih Nyai Agitha Prima (5000 meter putri) dan Yogi Triyono (3000 meter putra halang rintang). Sedangkan enam medali perak diraih Dimas Sumantri (Lempar Cakram Putra), M Ridwan (Lontar Martil), Edi Haryanto Harahap (800 M Putra), Zulkarnaen Purba (110 M Gawang Putra), Mary yusuf Gulo (5000 M Putra) dan Yogi Triyono (1500 M Putra).

Medali perunggu diraih atlet lontar martil putra atas nama Zulham Effendi dan Husni Zamzami di nomor tolak peluru.

Dengan hasil tersebut maka tim atletik Sumut meloloskan sembilan atlet pada pekan olahraga nasional (PON) XVIII mendatang. Kesembilan atlet itu akan bertanding di 15 nomor lomba.
Kesembilan atlet yang dimaksud adalah Yogi Triyono (1500 M dan 3000 M Putra), Edi Haryanto Harahap (800 M/1500 M Halang Rintang),

Nyai Agitha Prima (3000 M / 5000 M), Dimas Arief Syumantri (Lempar Cakram/Tolak Peluru),  Zulkarnaen Purba (110 M Gawang/400 Gawang), Mary Yusuf gulo (5000 M/10.000 N), Arjun Sarumpaet (10.000 M), M Ridwan dan Zulham Effendi (Lontar Martil) serta Husni Zamzami Hasibuan (Tolak Peluru). (jun)

Markus Meriahkan Seleksi Tunas Garuda

MEDAN-Juri Tunas Garuda yang juga mantan pemain Timnas, Rully Nere, mengatakan sejauh ini seleksi di hari pertama, dia melihat anak-anak Sumut punya talenta yang baik. Meski di tiap daerah, memiliki ciri khas tersendiri. Sumut, lanjutnya punya tipikal keras, dan itu sepertinya sudah terbentuk.

“Banyak pemain bagus saya lihat, terutama anak-anak yang berasal dari kebun-kebun, seperti dari Binjai,” ujarnya kepada wartawan di Medan, Sabtu siang (2/7).

Namun, dia menegaskan sangat berharap dari seleksi di Sumut ini, akan ada seorang kiper yang bisa terpilih di empat besar sebagai wakil daerah Medan. Sebab, menurutnya, dia telah menemukan dua kiper dari seleksi di daerah lain dan hanya butuh satu kiper lagi. Dan sosok kiper tangguh tersebut, diharapkannya bisa datang dari Sumut.
Dia mengingatkan prestasi masa lalu, bahwa Sumut memiliki talenta baik di bawah mistar gawang. Sumut acap kali menyumbangkan pemain-pemain terbaiknya di posisi kiper. “Kita perlu melihat flashback, sebab di Sumut ini dari dulu punya kiper yang bagus, sebut saja nama-nama Ronny Paslah, Jamaluddin Hutauruk, Donny Latuperissa, Bona Tobing bahkan yang membela timnas, sekarang, Markus Horison,” ungkapnya.

Rully Nere mengungkapkan dalam seleksi ini, tim juri total ada sembilan orang, selain dirinya dan Jules Onana, ada tujuh juri lainnya yang independen dan merupakan dari fakultas olahraga di Bandung. Menilai 1.600 peserta memang tidak mudah tampaknya, namun saat seleksi tidak terlalu sulit dijalankan. Dia bilang ada enam items yang dinilai saat seleksi selama dua hari, yakni athletic agility, lari 25 meter, passing (3 bola di kanan dan kiri dengan target), curve skill (bagaimana cara melindungi bola), shooting dan ball agility (dribbling zigzag). Sedangkan seleksi terakhir akan dilakukan dengan menilai games, lima lawan lima pemain.

Sementara itu, Barnas Kamora, Ketua Panitia, menambahkan hingga penutupan pendaftaraan sudah ada 1600 peserta. Yang mendaftar untuk seleksi di Stadion Baharoeddin Siregar, Lubukpakam, Deliserdang, ada juga yang datang dari Pekanbaru dan sejumlah daerah di sekitar Sumut.

“Besarnya animo masyarakat di Sumut ini menunjukkan bahwa provinsi ini merupakan gudang anak-anak berbakat dalam persepakbolaan dan punya sejarah panjang persepakbolan nasional,” ucapnya.
Barnas bilang dari 1600 hari ini akan diseleksi menjadi 500 peserta. Dari jumlah itu, besok akan diseleksi menjadi 11 pemain dan diseleksi lagi menjadi empat terbaik yang dibawa ke Jakarta ke Soccer School Indonesia (SSI) dan kemudian dari sembilan kota dengan empat anak tiap daerah total ada 36 orang akan diseleksi lagi menjadi 18 orang yang dibawa ke Arsenal.

“Rangkaian acara di Sumut, juga diramaikan dengan kedatangan Markus Haris Maulana, kiper Timnas Indonesia. Kita akan melakukan talkshow dengan anak-anak dan memberikan motivasi. Acara ini dilaksanakan di Stadion Baharoeddin Siregar pukul 12.00 WIB,” pungkasnya. (mag-7/omi)

Alfred Riedl Kembali Panggil Boaz

JAKARTA-Pelatih tim nasional Indonesia Alfred Riedl akhirnya mengumumkan nama-nama pemain yang akan memperkuat timnas senior di Pra-Piala Dunia 2014 dan timnas U-23 di Piala AFF U-23.
Alfred Riedl akhirnya memasukkan nama Boaz Salossa dalam skuad timnas senior. Riedl menilai Boaz layak diberikan kesempatan kedua karena telah menampilkan performa fantastis di liga domestik sehingga mendapatkan dua gelar pribadi sekaligus yaitu pemain terbaik Superliga dan top skor Superliga.

“Boaz bermain bagus selama musim lalu dan ia layak mendapat kesempatan kedua. Saat Persipura bermain di Jakarta ia juga sempat menghampiri saya. Itu tanda-tanda yang bagus. Tapi, jika ia kembali tidak datang, maka akan kami coret,” ujar Riedl dalam jumpa pers.

Tetapi Riedl tidak memberikan kesempatan kepada Titus Bonai. Menurutnya, Tibo telah diberikan banyak kesempatan, namun dia selalu berbuat ulah. “Di timnas Pra-Olimpiade lalu, ia mabuk di Hongkong, dan mabuk lagi di Jakarta. Setelah itu, ia kabur dari tempat latihan. Ia sudah mendapat banyak kesempatan,” tegas Riedl.(bbs/jpnn)