26 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 15073

Kami Terus Berjuang

Sengketa tanah di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Medan Polonia, hingga kini belum juga membuahkan penyelesaian. Pihak TNI AU mengklaim, area tersebut merupakan milik TNI AU. Sementara, warga Sari Rejo juga mengaku tanah tersebut adalah milik mereka. Dan hal itu bukan tanpa bukti. Warga memiliki alas hak, yang menandakan itu milik mereka, yakni adanya putusan Mahkamah Agung (MA) yang memenangkan warga.
Bagaimana kelanjutan persoalan tersebut? Berikut petikan wawancara wartawan Harian Sumut Pos Ari Sisworo dengan Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) dengan Riwayat Pakpahan, Minggu (3/7).

Bagaimana perkembangan penyelesaian sengketa tanah Sari Rejo?
Sampai saat ini, belum ada perkembangan yang signifikan, terlebih lagi perkembangan yang bisa menenangkan warga. Pemko Medan yang menjadi tumpuan, juga seolah tidak serius memperjuangkan persoalan ini. Kami masyarakat sudah sangat letih, berjuang ke sana ke mari. Bukan hanya berjuang di Medan, kami juga telah berjuang ke pusat. Jadi, mau kemana lagi kami mengadu. Sudah ada putusan Mahkamah Agung (MA) yang menguatkan, namun itu juga tidak mempan sampai sekarang. Malah seolah tak dianggap.

Kenapa seperti itu?
Buktinya saja, sejauh ini keputusan MA itu tidak pernah digubris oleh pihak-pihak yang bersangkutan. Parahnya lagi, apa yang dijanji-janjikan Wali Kota Medan Rahudman Harahap yang katanya akan memperjuangkan kami, sampai sekarang juga tidak terbukti. Katanya ada Memorandum Of Understanding (MoU) dengan TNI AU, tapi itu juga tidak jelas. Entah apa isinya, entah kemana arahnya, masyarakat juga tidak tahu. Semuanya hanya sekadar cakap-cakap saja.

Jadi, langkah apa yang akan diambil lagi?
Dalam jangka waktu dekat, kami akan berupaya menemui Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho. Kami meminta, Pemprovsu juga bisa turun tangan, turut ambil bagian dalam penyelesaian persoalan ini. Semuanya telah ditempuh. Dari meminta bantuan terhadap wakil rakyat di DPRD Medan sampai DPRD Sumut, Anggota DPD RI telah dilakukan, bertemu Wali Kota Medan Rahudman Harahap juga sudah. Bahkan kami juga telah pernah bertemu dengan Gubsu nonaktif Syamsul Arifin ketika masih aktif. Bukan itu saja, kami juga telah pernah bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Hampir semuanya sudah kami tempuh. Kami tidak menuntut banyak, kami hanya meminta sertifikat terhadap tanah kami ini. Agar kami lebih tenang menjalani hidup. Memang, untuk mendapatkan sertifikat itu juga tidak mudah, dan perlu proses. Tapi, kami sudah terlalu lama menjalani perjuangan ini. Kami sudah ada di tanah ini sebelum TNI AU datang ke sini. Kami sudah sejak Tahun 1948. Sementara itu, TNI AU baru tiba beberapa tahun ke depannya.

Bagaimana dengan rencana turun ke jalan?
Sepertinya memang itu jalan satu-satunya yang harus dilakukan. Kami juga memang sudah pernah berunjuk rasa. Tapi, dengan perkembangan penyelesaian masalah ini yang terus-terusan stagnan, mau tidak mau itu menjadi solusi terakhir. Kami akan merapatkannya dengan semua pengurus lingkungan dan kelurahan mengenai rencana ini, kapan akan dilaksanakan. Kami akan buat demo besar-besaran. Karena di Indonesia ini, semua permasalah tanah baru akan selesai jika sudah ada darah yang mengalir.(*)

Dipukuli hingga Bonyok

Hanya gara-gara senggolan saat mengangkut pupuk dari truk, Pilianus Laia (24) warga Blok 4 Griya Martubung, Kelurahan Besar, Medan Labuhan, dipukuli abang beradik, Tiori (30) dan Tapauge (26) hingga  bonyok.

Informasi dihimpun di Mapolsekta Medan Labuhan, kemarin (3/7), Pilianus Laia dipukuli tersangka abang beradik saat menuruni pupuk di Gudang BGR, Jalan Titi Pahlawan, Kelurahan Rengas Pulaun Medan Marelan. Akibatnya, buruh bongkar muat ini mengalami luka pada bagian mulutnya langsung melaporkan kejadian itu ke Polsek Medan Labuhan.
Dalam laporannya ke polisi, korban menceritakan, peritiwa itu terjadi ketika mobil truk pupuk datang dari Pelabuhan Belawan mau melakukan bongkar muat di Gudang BGR. Bersama rekannya yang lain sesama buruh mereka membongkar pupuk-pupuk itu untuk dimuat ke dalam gudang.

Ketika Pilianus mau mengangkut pupuk tersebut kakinya bersenggolan dengan kaki Tiori, akibatnya terjadi perselisihan antara mereka, kemudian Tiori langsung memukul Pilianus, keributan itu pun terjadi.

Melihat keributan itu, Tapauge langsung membantu abangnya dengan memukuli Pilianus hingga bibirnya jentor. Akhirnya, keributan itu berakhir selesai setelah para buruh lainnya melerai keributan antara mereka. Selanjutnya, Pilianus melaporkan perbuatan abang beradik itu ke Polsek Medan Labuhan. (smg)

Rahudman Tanyakan Sari Rejo ke Kasau

MEDAN- Wali Kota Medan Rahudman Harahap berjanji akan mempertanyakan masalah penyelesaian sengketa tanah Sari Rejo kepada Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marskal TNI Imam Sufaat yang berkunjung ke Medan, Minggu (3/6) siang. Menurut Rahudman, dia akan melakukan pembicaraan dengan Kasau guna mencari solusi sengketa tanah seluas 260 hektar yang telah ditempati masyarakat Sari Rejo sejak 1948.

“Kedatangan Kasau akan kita manfaatkan untuk membicarakan penyelesaian sengketa tanah Sari Rejo. Saya juga akan menjemputnya ke ruang VIPn Bandara Polonia,” kata Rahudman Harahap saat ditemui wartawan koran ini di rumah dinasnya, Minggu (3/7) pagi. Menurutnya, Pemko Medan telah menyusun draf nota kesepahaman (MoU) dengan TNI AU untuk menyelesaikan lahan sengketa tanah Sari Rejo.

Sementara, Sekda Kota Medan Syaiful Bahri yang dikonfirmasi wartawan koran ini membenarkan kalau kedatangan Kasau ke Medan untuk menyelesaikan sengeketa tanah Sari Rejo. Namun, Sayiful enggan berkomentar banyak, karena takut bersalahan saat memberi keterangan.

“Kunjungan Kasau sekalian menyelesaikan sengeketa tanah Sari Rejo, itu pun saya tidak tahu banyak. Saya nggak berani banyak cakap, nanti besalahan pula,” kata Syiful yang saat itu didampingi istrinya di rumah Dinas Wali Kota Medan.

Menanggapi kedatangan Kasau ke Medan terkait penyelesaian sengekata tanah Sari Rejo, Ketua Komisi A DPRD Kota Medan Ilhamsyah mengaku terkejut, karena tidak diberitahu. “Ah, Kasau berkunjung ke Medan? Kok tidak tahu saya ya?” katanya ketika dihubungi via ponselnya.

Ilhamsyah berharap, kunjungan Kasau ke Medan dapat memberi angin segar kepada warga Sari Rejo. Dia meminta kepada Pemko Medan dan TNI AU untuk secepatnya memberitahukan isi kesepakatan yang dibuat kepada masyarakat Sari Rejo dan Komisi A DPRD Medan.

Menurutnya, komisi A yang sudah sering melakukan rapat dengar pendapat dengan warga Sari Rejo sangat menginginkan msyarakat tersebut tenang dan aman. Sedangkan untuk Pemko Medan diminta untuk berpihak kepada masyarakat untuk meperjuangkannya. “Untuk Pemko, kita minta untuk berpihak kepada masyarakat agar mereka tenang dan aman,” bebernya.(adl)

Hari ini, TRTB Panggil Pemilik Nanyang

MEDAN- Bangunan Nanyang International School di Jalan Sriwijaya, Medan Baru, masih berdiri kokoh. Bahkan menurut warga sekitar, bangunan tersebut masih tetap melanjutkan pembangunan tanpa mengindahkan perintah bongkar yang dikeluarkan Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan (TRTB) Kota Medan. Karenanya, Dinas TRTB akan memanggil pemilik sekolah Nanyang dan pengembang yang mengerjakan pembangunan gedung tersebut guna menanyakan, mengapa pembangunan masih tetap berlanjut.

“Senin (4/7), pemilik sekolah Nanyang akan kita panggil ke kantor Dinas TRTB untuk kita minta keterangannya, mengapa pembangunan tetap berlanjut?” kata Kadis TRTB Kota Medan Syampurno Pohan yang ditemui di rumah Dinas Wali Kota Medan, Minggu (3/7) pagi.

Jika pemilik Nanyang tak hadir, lanjut Syampurno, maka pihaknya akan melakukan pemanggilan kedua pada keesokan harinya, Selasa (5/7). Dijelaskannya, bila dari pertemuan dengan pihak Nanyang tidak menghasilkan solusi dan mereka bertahan, maka Dinas TRTB Kota Medan akan menurunkan kembali tim terpadu guna membongkar bangunan bermasalah tersebut.

“Akan kita tanya kepada pemilik Nanyang, apa mau dia? Bila masih membandel, kita lakukan pembongkaran lagi,” katanya lagi.

Menyikapi pemanggilan terhadap pemilik sekolah Nanyang oleh Dinas TRTB, Ketua Komisi D DPRD Kota Medan Parlaungan Simangunsong mengatakan, pihaknya akan mempertanyakan hasil pemanggilan pemilik Nanyang tersebut kepada Dinas TRTB. “Kita juga akan melakukan pemanggilan terhadap Dinas TRTB, kita akan mempertanyakan hasil pertemuan mereka dengan pihak Nanyang. Selain itu, untuk izin bangunan yang menyalahi KSB bagaimana? Apakah harus dibongkar?,” kata Parlaungan.

Selain itu, dia juga mengungkapkan, Komisi D akan melakukan rapat gabungan guna memanggil Dinas Pendidikan, Dinas Perhubungan dan Dinas TRTB untuk mempertanyakan perizinan sekolah tersebut. “Kalau untuk Dinas Pendidikan, kita akan lakukan pemanggilan terkait izin sekolah Nanyang, sedangkan Dinas Perhubungan, kita panggil untuk mempertanyakan kondisi lalulintas di Jalan Sriwijaya dan Jalan Abdullah Lubis dengan adanya sekolah tersebut,” ujar Parlaungan.(adl)

BAP Penembakan Awie Kembali P19

MEDAN- Untuk kedua kalinya, Berkas Acara Pemeriksaan (BAP) yang diajukan Kepolisian Resort Kota (Polresta) Medan terkait kasus penembakan pasangan suami-istri toke ikan, Suwito alias Awie dan Dora masih P19.

Dikembalikannya BAP untuk kedua kalinya ke penyidik Reserse Kriminal Polresta Medan oleh Jaksa, dengan tersangka Sun Anh dan Ang Ho adalah pada Kamis (30/6) lalu. Hingga saat ini, penyidik masih melengkapi beberapa keterangan dalam berkas yang diminta pihak Jaksa.

“Sekarang penyidik Reskrim masih melengkapi beberapa keterangan yang diminta oleh Jaksa,” ujar Kasat Reskrim Polresta Medan AKP Moch Yoris Marzuki saat dihubungi wartawan via selular, Minggu (3/7). Dikatakannyan
kekurangan dalam BAP tersebut yakni, terdapatnya beberapa item keterangan yang masih harus dilengkapi penyidik Unit Jahtanras.  “Sementara belum ada perkembangan, petugas masih menunggu tersangka lain yang kabur ke luar negeri diamankan oleh pihak Interpol,” ungkapnya.

Sementara itu, Kanit Ranmor Polresta Medan AKP Ronald F Sipayung menjelaskan, beberapa item yang harus dilengkapi yakni, keterangan beberapa saksi, bukti rekaman CCTV di Hotel JW Marriot, saat empat orang eksekutor dan Sun Anh sempat melakukan pertemuan. “Masih menambahkan keterangan beberapa saksi, dan pihak Jaksa meminta bukti rekaman CCTV,” ujarnya singkat.

Diketahui, Polresta Medan sampai saat ini masih mengejar tujuh orang pelaku termasuk empat eksekutor penembak A Wie dan Dora Halim.(ari)

Wadah Band Indie untuk Berkreasi

Spirit of Youth di Pitu Cafe

Suasana penuh sesak terlihat di Pitu Café di Jalan Pinang Baris, Sunggal, Sabtu (2/7) malam. Kawula muda berkumpul menyaksikan gelaran musik Spirit of Youth yang menampilkan band indie Kota Medan dengan bermacam aliran musik.

ANDRI GINTING, Medan

Pengunjung yang mamadati Pitu Cafe seakan terbius dengan penampilan band-band indie tersebut. Semua ikut bernyanyi dan berteriak mengikuti irama musik yang dimainkan setiap personel band.

Selain itu, aksi menegangkan juga ditunjukkan seorang penonton yang diangkat oleh penonton lainnya sambil melompat-lompat dan terus bernyanyi mengikuti irama. Suasana semakin semarak karena hampir semua band yang tampil beraliran keras. Salah satunya band yang menarik perhatian pengunjung adalah, Everyday’s Weekend. Band yang bergenre Pop Punk (Esay Core) tersebut mampu membius pengunjung yang hadir dan menambah ramai suasana malam itu.

Selain itu Band Not Xmprewel dan Band PMP, juga tidak kalah serunya dengan band Everyday’s Weekend. Teriakan penonton diikuiti nyanyian pun terdengar memenuhi ruangan Pitu Café.

“Kami sangat senang dengan adanya acara Spirit of Youth ini, karena kami dapat menuangkan kretifitas kami di sini, dan tidak dipungut biaya. Kami berharap lebih banyak kegiatan musik yang mendukung band indie Kota Medan, sehingga band-band Kota Medan dapat berkembang,” ujar Ian, vokalis Band Everyday’s Weekend.

Acara yang menjadi agenda bulanan bagi Pitu Café tersebut, merupakan ajang bagi pemusik muda Kota Medan untuk menuangkan kratifitas mereka dalam bermusik dan  tidak ada batasan aliran musik di sini, semua bebas menuangkan kratifitas mereka. Dan bukan hanya itu, setiap band yang ingin tampil dalam acara tersebut tidak dipungut biaya atau gratis.

“Kami sangat mendukung kegiatan yang positif. Seperti bermusik. Semua alat band dan sound system serta tempat kami sediakan gratis, yang penting ada wadah untuk band-band indie Kota Medan untuk berkreasi. Yang penting tidak ada kerusuhan, kami akan selalu mendukung,” ujar pemilik Pitu Café.

Irpan, seorang penggagas Spirit of Youth mengatakan, kegiatan ini merupakan bentuk dukungan mereka terhadap kretifitas anak Medan dalam bermusik. “Sebenarnya band-band Kota Medan tidak kalah dengan band yang ada di Ibukota sana. Hanya saja, di Medan sangat jarang orang yang mendukung musik, kebanyakan hanya menjadi penikmat saja,” ujar Irpan.

Selain sebagai wadah menuangkan kratifitas dalam bermusik, Spirit Of Youth juga sebagai ajang menajalin pertemanan antara setiap anak band. Di sini setiap anak band berbaur menjadi satu dan saling mendukung satu dengan lainnya untuk music di Kota Medan.

Dengan adanya acara Spirit Of Youth, setiap band indie yang ada di Kota Medan tidak perlu khawatir lagi akan tidak adanya wadah mereka menuangkan kreatifitas mereka dalam bermusik. Spirit Of Youth yang menjadi agenda Pitu Café tersebut digelar pada minggu pertama di setiap bulannya dan merupakan ajang bagi band indie Kota Medan untuk menunjukkan kreatifitas mereka bermusik.(*)

Budayakan Bersepeda

MEDAN- Ada yang berbeda pada pelaksanaan Car Free Day yang digelar Minggu (3/7) kemarin. Selain suasananya lebih meriah, panitia juga menggelar fun bike keliling Kota Medan dengan start dari Jalan Sudirman, tepatnya di depan rumah dinas wali kota, kemudian menuju Jalan Kejaksaan, Letjen S Parman, Glugur, Gatot Subroto, Iskandar Muda, Patimura, Monginsidi, Imam Bonjol dan kembali ke rumah dinas Wali Kota Medan.

Selain itu, Wali Kota Medan Rahudman Harahap, Kapoldasu dan sejumlah kepala SKPD sejajaran Pemko Medan turut berpartisipasi pada fun bike ini. Menurut Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Medan Ir Eddy Utama, kegiatan car free day kali ini sengaja di buat lebih meriah dari biasanya, karena masih dalam suasana HUT ke-421 Kota Medan.
“Pelaksanaan car free day ini juga untuk memeriahkan HUT Kota Medan. Kita buat lebih meriah dengan adanya fun bike keliling Kota Medan diikuti seluruh masyarakat Medan akan malalui rute yang dibuat panitia. Selain itu, kita juga akan membagikan hadiah kepada peserta yang beruntung saat lucky draw,” ujar Eddy Utama yang ditemui di lokasi acara.
Dikatakan Eddy, fun bike pada car free day yang diikuti sekitar 2.000 warga Medan ini bertujuan untuk membudayakan masyarakat Kota Medan agar menggunakan sepeda. Hal ini dimaksudkan untuk mengurangi kemacaetan di jalanan dan mengurangi polusi udara akibat kendaraan bermotor, serta menyehatkan tubuh.

“Kita meminta masyarakat Kota Medan agar semakin meningkatkan kesadarannya bersepeda di jalanan. Dengan membudayakan bersepeda, selain untuk kesehatan manusianya juga sangat berperan terhadap sekeliling lingkungan kita, terutama makhluk hidup lainnya,” kata Eddy yang baru tiga minggu menjabat Kepala BLH Medan.(adl)

Wali Kota: Persiapan Sudah Oke

Pemko Medan akan Gelar Ramadan Fair dan Pasar Murah

MEDAN- Seperti tahun-tahun sebelumnya, memasuki bulan suci Ramadan 1432 Hijriyah, Pemko Medan kembali menggelar Ramadan Fair dan pasar murah. Hingga kini, kedua kegiatan tersebut sedang dalam proses persiapan dan bakal di gelar sebelum memasuki bulan Ramadan.

“Untuk pelaksanaan Ramadan Fair dan pasar murah sedang dalam proses. Jadi, persiapannya sudah oke,” kata Wali Kota Medan Rahudman Harahap di rumah dinasnya, Minggu (3/7). Dijelaskannya, khusus pelaksanaan Ramadan Fair akan diisi dengan berbagai kegiatan yang sarat nilai religi. Sedangkan untuk prosesnya, Pemko Medan sedang melakukan tender.

“Ramdhan Fair harus ditender, karena menyangkut penggunaan anggaran. Kalau untuk penjelasan teknisnya, langsung saja meminta kepada kadisnya masing-masing. Ramadan Fair ke Kadisbudpar dan pasar murah ke Kadisperindag Kota Medan,” kata Rahudman sembari menunjuk kepada SKPD yang sedang berjalan di belakangnya.
Lebih lanjut Rahudman mengungkapkan, pasar murah dimaksudkan untuk membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan menjelang lebaran. Pasar Murah ini akan dilaksanakan di 134 titik di Kota Medan yang direncanakan akan dilaksanakan mulai 25 Juli 2011 mendatang.

Sementara itu, menyikapi pelaksanaan Ramadan Fair, Kadisbudpar Kota Medan Bursal Manan mengungkapkan, untuk pelaksanaan tender berlaku untuk umum dan sesuai dengan bidangnya masing-asing.
“Untuk lokasi pelaksanaan Ramadan Fair ada dua, pertama di Masjid Raya Medan dan kedua di Kecamatan Medan Deli,” jelasnya sambil berlalu.

Sedangkan Kadisperindag Kota Medan Syahrizal Arif mengatakan, untuk pelaksanaan Pasar Murah, pihaknya sedang melakukan kordinasi dengan pihak kecamatan dan kelurahan untuk menentukan titik-titik pasar murah. Bahkan menurutnya, ada beberapa kecamatan dan kelurahan yang sudah melaporkan titik-titik yang akan dijadikan lokasi pasar murah. “Pelaksanaan pasar murah direncanakan pada 25 Juli 2011 di 134 titik di Kota Medan,” kata Syahrizal.(adl)

Wanita Hamil Korban Jambret Akhirnya Tewas

MEDAN-Setelah menjalani perawatan selama lebih kurang delapan hari di ruang ICU RSUD dr Pirngadi Medan, Darajatun Sri Wahyuni (30), wanita hamil delapan bulan  korban penjambretan, akhirnya meninggal dunia, Minggu (3/7) pagi pukul 07.30 WIB.

Menurut keterangan Dewi, kakak kandung korban, seluruh keluarga tidak percaya dengan kejadian yang telah menimpa anak ketujuh dari sepuluh bersaudara itu. Pasalnya tidak ada yang menyangka jika Minggu (26/6) siang lalu menjadi petaka yang mengerikan bagi mereka.

“Padahal siang itu, dia berbelanja sayuran untuk menyiapkan makanan untuk bekal perjalanan ke Padang, sekaligus berbelanja baju untuk anak yang dikandungnya. Namun siapa sangka kalau akhirnya dia pergi untuk selamanya,” ujar Dewi di rumah duka, Jalan Pertempuran, Kelurahan Sidorame Timur, Medan Perjuangan.

Hal senada disampaikan abang kandung korban, Hardiman. Menurutnya, tidak ada satu keluarga yang menyangka akan ditinggal selamanya oleh korban. Sementara mengenai janin yang di kandung korban, sang buah hati berhasil selamat setelah menjalani operasi sesar.

Kini menurut Hardiman, anak perempuan korban dalam kondisi sehat dan akan dirawat keluarga. “Kita belum memikirkan siapa namanya, karena waktu itu belum tau apakah perempuan atau laki-laki yang lahir,” katanya.
Sementara mengenai kejadian ini, sebutnya, sudah dilaporkan ke Polresta Medan dan masih dalam proses. “Laporannya sudah ada di Polresta, tapi mereka belum tahu kalau adik saya sudah meninggal,” ujarnya. Atas kejadian itu, keluarga berharap agar petugas mengusut tuntas atas tragedi yang telah merenggut nyawa adik mereka itu.  Sebelumnya, Darajatun Sri Wahyuni merupakan korban jambret yang dilakukan dua pengendara sepeda motor Mio yang tidak diketahui identitasnya, Minggu (26/6) lalu.

Seorang pelaku merampas tas sandang korban yang sedang menumpang becak bermotor sehabis belanja yang mengakibatkan korban terjatuh ke badan jalan dan mengalami pendarahan pada bagian kepala. Akibat kejadian itu korban kritis dan tak sadarkan diri hingga menghembuskan nafas terakhirnya. (uma)

Warga Jalan Jati Resah Diteror OTK

MEDAN- Terkait eksekusi yang dilakukan Pengadilan Negeri (PN) Medan, terhadap 7 hektar lebih lahan tanah di Jalan Jati Kecamatan Medan Timur pada Senin (27/6) lalu, warga yang memiliki tanah dan rumah resah dengan aksi teror yang diduga dilakukan oknum preman.

“Setelah eksekusi yang dilakukan pengadilan pada Senin (27/6) lalu, kami sangat resah. Pasalnya, setelah eksekusi tersebut banyak preman yang mendatangi rumah kami dan mau mengusir kami,” kata Mulia, seorang pemilik rumah kepada Posmetro Medan (grup Sumut Pos), kemarin (3/7).

Kata Mulia, dirinya menempati rumah di Jalan  Jati tersebut telah memiliki sertifikat tanah serta memiliki Izin Mendirikan Bangunan (IMB). “Kami tetap bertahan di sini karena kami memiliki surat yang sah yaitu sertifikat dari BPN dan memiliki IMB untuk mendirikan bangunan,” ungkapnya.

Atas kejadian eksekusi para warga jalan Jati meminta kepada pemerintah harus tanggap melihat persoalan warganya. “Karena waktu kami membuat sertifikat, pemerintah seperti lurah dan camat mengetahuinya. Begitu juga saat kami mengajukan izin IMB mereka lebih tahu lagi,” paparnya.(sal/smg)