27 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 15079

Urus Kasasi PT OI, Imas Terima Rp200 Juta

Hakim Ad Hoc PHI PN Bandung Ditahan KPK

JAKARTA- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan hakim Imas Dianasari sebagai tersangka penerima suap. KPK benar-benar memanfaatkan batas maksimal 1 x 24 jam untuk memeriksa Imas dan kemudian menahannya di Rutan Pondok Bambu.
“Untuk kepentingan penyidikan yang bersangkutan ditahan selama 20 hari ke depan,” tutur Kabag Pemberitaan dan Informasi KPK, Priharsa Nugraha, Jumat (1/7).

Imas keluar dari kantor KPK sekitar pukul 19.15 WIB. Dia dijemput dengan menggunakan mobil tahanan yang mengantarnya ke Rutan Pondok Bambu. Beberapa saat sebelum Imas, Odi Juanda (OJ) pegawai PT Osamba Indonesia (OI) yang dijadikan tersangka penyuap dalam kasus ini juga ditahan oleh KPK. Dia dibawa ke Rutan Cipinang.

Sebelumnya, kedua orang tersebut dijadikan tersangka dalam kasus dugaan menerima dan memberikan sesuatu terkait putusan perkara dan pengurusan kasus di MA agar putusan kasasi menolak gugatan serikat pekerja dalam penanganan kasus hubungan industrial. Kasus tersebut terkait pemutusan hubungan kerja akibat mogok kerja tidak sah yang dilakukan oleh PT OI.
Kepada Imas, KPK menjeratnya dengan pasal 12 huruf c dan atau pasal 6 ayat 2 dan atau pasal 15 dan atau pasal 11. Sedangkan kepada OJ disangkakan pasal 6 ayat 1 huruf a dan atau pasal 15 dan atau pasal 13.

Sebelumnya, KPK mengamankan uang sebesar Rp200 juta dan sebuah mobil Toyota Avanza berwarna hitam saat penangkapan Hakim Imas di Bandung, Jawa Barat. Imas dan Odi diamankan di Restoran La Ponyo di kawasan Cinunu, Jawa Barat. Imas diduga menjanjikan lobi untuk memenangkan pekara PT OI di tingkat kasasi. “Perkara itu sudah naik kasasi, telah diajukan kasasi di MA.

Dan ID ini sebenarnya diduga ada janji akan menyelesaikan perkara tersebut. Dengan pengertian lain akan memenangkan perkara tersebut di kasasi,” terang Wakil Ketua KPK M Jasin dalam konferensi pers di kantornya. Imas dan Odi sudah diintai oleh tim dari KPK sejak Rabu (29/6). “Diintai beberapa waktu sebelum tangkap tangan. Satu hari sebelumnya,” ujar Jasin membenarkan.

Berdasarkan penelusuran, penangkapan tersebut sempat membuat geger para pengunjung di Restoran La Ponyo, Cinunu, Bandung. Keduanya tanpa waktu lama dibawa ke mobil KPK dan langsung dibawa ke Gedung KPK di Jakarta.(fjp/jpnn)

Yingluck Berharap Cinta, Abhisit Serang Thaksin

Jelang Pemilu Thailand

BANGKOK- Calon Perdana Menteri (PM) Thailand, Yingluck Shinawatra (43) mengharap cinta masyarakat Thailand. Sedangkan calon PM Thailand lainnya, Abhisit Vejjajiva dari partai Demokrat menyebar kebencian kepada Thaksin dengan menyebut tolak racu Thaksin.

Kepada pendukungnya, Yingluck mengharapkan cinta masyarakat kepadanya sama seperti cinta masyarakat untuk Thaksin yang merupakan kakak kandungnya. “Saya tak tahu seberapa besar cinta kalian kepada Thaksin. Tetapi, bisakah Anda semua membagi cinta itu kepada saya, adik bungsunya?” ujar Yingluck.

Di dunia politik Thailand, figur Yingluck terbilang pendatang baru dalam peta politik Thailand. Banyak kalangan menyebut Yingluck tak lebih sekadar kloning sekaligus representasi Thaksin, kakaknya, yang saat ini mengasingkan diri di Dubai, Uni Emirat Arab.

Bahkan, penilaian itu tak pernah dibantah, termasuk oleh Yingluck. Bahkan, Yingluck mengaku sama dan sebangun dengan kakaknya, baik dalam konteks bisnis maupun visi politik. Bahkan, kakak kandungnya mantan PM Thailand Thaksin Shinawatra (61) itu sangat mendukung Yingluck untuk maju menjadi PM Thailand diusung Partai Puea Thai.

Semasa memerintah, Thaksin sangat populer dengan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat pinggiran. Seperti program Pinjaman Desa berupa alokasi dana senilai 1 miliar baht yang bisa dimanfaatkan untuk pinjaman perorangan. Skema pinjaman individual ke 75.000 desa se-Thailand ketika itu disebut sebagai program kredit mikro tercepat implementasinya sedunia.

Thaksin diduga masih memegang kendali sepenuhnya atas partai politik baru itu. Apalagi, Yingluck berada dalam posisi teratas tokoh Partai Puea Thai yang menjadi kandidat PM Thailand.

Pemilu Thailand digelar untuk memperebutkan 500 kursi parlemen majelis rendah (DPR). Dari 42 parpol yang mendaftar, hanya 7 yang memenuhi syarat, yaitu memenangi kursi parlemen pada pemilu tahun 2007. Dari total 500 kursi parlemen yang diperebutkan itu, sebanyak 375 kursi mewakili konstituen di 76 provinsi. Sebagai ibu kota negara, Bangkok memperoleh alokasi kuota sebanyak 33 kursi di parlemen. Sisa 125 kursi akan ditentukan perolehannya dari hasil perolehan suara pemilu, Minggu besok.

Partai Demokrat sebagai pesaing terkuat Puea Thai mengusung PM  Abhisit Vejjajiva. Secara terang-terangan, Abhisit menyerang Thaksin dengan mengajak para calon menyingkirkan racun Thaksin.

Abhisit menuduh isu rekonsiliasi yang dibawa Puea Thai hanyalah kedok untuk menyamarkan rencana mereka menempatkan Thaksin kembali ke pusaran politik Thailand.

”Rekonsiliasi digunakan sebagai kedok untuk mendapat amnesti bagi Thaksin. Itu tidak benar. Ini tidak fair bagi rakyat Thailand, menempatkan kepentingan Thaksin di atas kepentingan rakyat atau negara,” ujar Abhisit menjelang pemilu 3 Juli mendatang. (bbc/afp/ap/bbs/jpnn)

Karnaval di HUT 421 Kota Medan

Kendaraan Antik Jadi Pemersatu

MEDAN-Usia Kota Medan yang sudah mencapai 421 tahun memang bukan usia yang muda. Bukan berarti Medan tidak bisa ‘bergaya’. Sepertinya inilah salah satu semangat komunitas pecinta kendaraan klasik di Kota Medan dalam karnaval kendaraan antik. Kendaraan tua tetapi tetap indah berjalan di antara gedung-gedung tua bersejarah di Kota Medan. Sementara warga Medan antusias menyaksikannya.

Karnaval yang dirangkai dengan Pagelaran Seni dan Budaya Tradisional tersebut dilepas Wali Kota Medan Rahudman Harahap, didampingi Kepala Dinas Pariwisata Medan, Busral Manan dan jajaran pemko lainnya, di Jalan Pulau Pinang di titik nol Kota Medan, Jumat (1/7) kemarin.

Kendati hujan mengguyur deras di lokasi start dan finish di kawasan Lapangan Merdeka tersebut, tidak mengurangi semangat warga kota dan peserta karnaval. Ratusan sepeda, sepeda motor dan mobil klasik yang ikut karnaval bertahan melanjutkan program pemerintah kota tersebut.
“Inilah bukti semangat kebersamaan warga kota ini masih cukup besar dan itu mereka perlihatkan saat merayakan ulang tahun kotanya ini, walau hujan sekali pun,” ungkap Rahudman, sesaat sebelum pelepasan karnaval.

Menurut Busral, pihaknya menggelar karnaval tersebut untuk memberikan hiburan bagi warga kota dan memeriahkan peringatan hari jadi Kota Medan. “Kita menjadikan ajang ini sebagai ajang kebersamaan dan kegembiraan seganap lapisan masyarakat kota. Makanya mulai dari sepeda onthel sampai kendaraan klasih beroda empat kita ajak memeriahkan acara ini,” tuturnya.

Sementara menurut Sinergy Management, yang dipimpin Aziza Fazira, selaku pelaksana acara, menegaskan kegembiraan masyarakat kota dalam karnaval tersebut, menjadi salah satu tujuan acara tersebut. Apalagi pelaksaanya bertepatan dengan hari libur anak sekolah.

“Setidaknya akan muncul semangat dan kepedulian anak-anak kota Medan terhadap kotanya. Sehingga akan muncul pula semangat untuk menjaga citra kotanya dari hal-al negatif. Itu yang menjadi harapan pemerintah kota,” ujarnya.

Sementara beberapa warga yang hadir dan bahkan ikut dalam karnaval, mengharapkan agar acara sperti ini dilakukan stiap tahun. Bahkan kalau perlu gaungnya ditingkatkan. “Kalau bisa kita malah punya sebuah acara karnaval yang besar layaknya kota-kota besar lain di Indonesia yang sudah memiliki kalender even karnaval akbar,” ungakp Agung, salah seorang peserta karnaval. (adl/ila)

Peluang Luhut Terbuka

Pokja Soal Dana Rp6 T dan Keinginan Kelola PT Inalum

JAKARTA-Keinginan Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Panjaitan melalui perusahaannya PT Toba Sejahtera (TS) untuk ikut mengelola PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum), disambut baik kelompok kerja (pokja) pengambilalihan Inalum.

Meski demikian, pokja yang bertugas menyiapkan pemutusan kontrak dengan perusahaan Jepang Nippon Asahan Alumunium (NAA) ini menyatakan belum menerima permintaan resmi dari PT TS.
Dengan dana yang sudah disiapkan konsorsium bank yang digandeng, apakah ada kemungkinan PT TS mengambilalih saham milik NAA? “Kalau swasta mau ikut, itu nanti dia masuk ke dalam IPO sebagai mitra strategis,” terang Ketua Otorita Asahan, Effendi Sirait, dalam kapasitasnya sebagai sekretaris Tim Pelaksana Pokja, kepada Sumut Pos di Jakarta, kemarin (1/7).

Dijelaskan Effendi, hingga kemarin belum ada proposal dari pihak swasta, termasuk dari perusahaan milik Luhut itu, yang masuk ke Pokja. “Belum ada proposal, itu hanya pemikiran-pemikiran saja,” ujarnya. Hanya saja, “Semua kemungkinan terbuka.” Hingga kemarin, pokja masih berkutat melakukan kajian terhadap sejumlah opsi model pengelolaan Inalum pasca 2013 mendatang, termasuk siapa saja yang akan dilibatkan.

“Sampai sekarang masih dalam tahap mengakhiri Master Agreement. Untuk selanjutnya nanti bagaimana, itu masih dilakukan pengkajian oleh Pokja,” terang Effendi Sirait.

Pernyataan Effendi menanggapi keinginan Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan, yang melalui  PT Toba Sejahtera yang telah menyiapkan US$ 700 juta atau setara Rp5,95 triliun (kurs Rp8.500 per US$) untuk mengakuisisi 58,88 persen saham PT Inalum. Hanya saja, keinginan akuisisi mayoritas saham yang selama ini dikuasasi NAA itu nantinya akan dilakukan bersama-sama Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota yang ada di sekitar Danau Toba.
Luhut menjelaskan, dana sebesar itu akan dikucurkan oleh dua bank, yakni Deutsche Bank dan BNP Paribas. Komitmen pendanaan dari dua bank itu sudah dalam bentuk pernyataan tertulis.
Effendi menjelaskan, Pokja belum sampai pada kesimpulan model pengelolaan Inalum pasca 2013.

Juga belum ada keputusan apakah nantinya akan melibatkan swasta atau tidak. Sejumlah opsi masih adalah kajian Pokja terkait siapa yang akan dijadikan mitra strategis atau mitra utama pengelolaan Inalum ke depan. Opsi-opsi itu antara lain dengan pelepasan saham perdana (IPO/Initial Public Offering), dibatasi khusus dalam negeri, pihak luar negeri diberi kesempatan, melibatkan pemda, dan atau melibatkan swasta.

Kok luar negeri masih diberi peluang? Bukankah sudah komit 100 persen saham bakal diambilalih pemerintah RI? “Semua opsi masih dikaji, tergantung mana yang paling menguntungkan,” jawab Effendi.

Mengenai kemungkinan keterlibatan perusahaan swasta, juga sedang dibahas apa saja persyaratannya. Juga apa saja persyaratan jika pemda ikut terlibat pengelolaan. “Termasuk bagaimana syarat untuk pemda ini, apa sama dengan syarat untuk swasta, semua masih dikaji,” bebernya.

Bagaimana dengan model konsorsium seperti yang ditawarkan Luhut Panjaitan, dimana dana disiapkan konsorsium bank dan Pemprov dan 10 pemkab/kota tidak perlu lagi mengeluarkan dana, alias mendapatkan golden share? Meski hasil kajian Pokja belum keluar, Effendi memberi sinyal tidak setuju dengan model pengelolaan seperti itu. Menurutnya, pemda tidak bisa mendapatkan golden share.

“Kalau pemda mau masuk, maka harus menyediakan dana untuk membeli saham share itu. Gak ada golden share, yang ada bisa memiliki saham dengan menyediakan dana,” terangnya.

Hitung-hitungan dari aspek keuangan juga terus dikaji Pokja, termasuk misalnya jika go publik. Pemerintah, lewat Pokja, merasa masih punya waktu yang panjang untuk melakukan kajian dan hitung-hitungan. Alasannya, tenggat waktu untuk secara resmi melakukan konsultasi dengan konsorsium perusahaan Jepang, adalah pada Nopember 2012. Konsultasi pemerintah RI dengan Jelang tetap harus dilakukan, karena sudah tertuang di Master Agreement.
“Tapi tentunya pada 2012 sudah ada kajian-kajian. Cukuplah waktu kita. Sabar saja lah,” pungkas Effendi.

Belum Bersikap
Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, enggan mengomentari keinginan Luhut B Panjaitan melalui PT TS untuk berkerja sama dengan pemprov dan 10 kabupaten/kota dalam pengelolaan PT Inalum.
“Nanti saja itu ya,” jawabnya singkat saat ditemui di acara Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara di Mapoldasu, kemarin.

Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun yang juga dikonfirmasi mengenai keinginan Luhut Panjaitan tersebut, juga tak memiliki sikap jelas. “Belum ada laporan, nanti kalau ngomong salah. Kita tunggu laporan dari Pansus Inalum yang sekarang lagi di lapangan. Nanti kalau sudah pulang, baru kita bisa ngomong” ungkap Saleh Bangun.

Sementara itu, pengamat ekonomi dari Universitas Sumatera Utara (USU) Ami Dilham SE MSi berharap pengelolaan Inalum oleh pihak swasta tidak akan memberikan hasil signifikan bagi masyarakat. “Kalau memang swasta lagi yang akan mengelola, lebih baik yang dari Jepang saja, tidak usah dari swasta lainnya,” ungkapnya.

Secara rasional, Pembantu Dekan (PD) 3 Fakultas Ekonomi USU ini melihat, bila pengelolaan Inalum dilakukan pihak swasta Indonesia (PT TS) maupun konsorsium Jepang pasti hanya berpikiran komersialitas.

“Ide kerjasama itu bukan ide yang bagus. Apa pun ceritanya, kita harus berjuang agar Inalum dikelola secara keseluruhan oleh Indonesia, dan Sumut harus berjuang sekuat tenaga untuk bisa mendapatkan 60 persen saham yang ada. Karena ini untuk kemajuan Sumut, dan Indonesia umumnya,” tuntasnya.(sam/ari)

Dua Supir Jadi Tersangka

Tragedi Bus ALS di Aek Latong

MEDAN-Penyelidikan kecelakaan bus Antar Lintas Sumatera (ALS) nomor pintu 90 di telaga di Aek Latong,Kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan (Tapsel) dan menewaskan 19 penumpangnya, Minggu (26/6) lalu terus dilakukan.

Setelah sepekan berlalu, polisi menetapkan dua tersangka, Unggul dan Rahmat. Keduanya adalah supir 1 dan supir 2 bus tujuan Medan-Bengkulu tersebut. Karena keduanya melarikan diri, polisi memasukkan keduanya ke daftar pencarian orang (DPO).

“Keduanya masih diburu di wilayah Sumut dan Riau,” kata Kepala Bidang (Kabid) Humas Poldasu Komisaris Besar (Kombes) Pol Raden Heru Prakoso di Ruang Humas Mapoldasu, kemarin (1/7).
Dijelaskannya, kedua supir akan dijerat dengan pasal 359 KUH Pidana, tentang kelalaian yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain/meninggal dunia.

Sedangkan dua kernet bus, Rizal (25) penduduk Kota Nopan Kabupaten Madina dan Hamzah Lubis (23) warga Muara Siponggi Kota Nopan Kabupaten Madina, telah diperiksa sebagai saksi oleh penyidik Polres Tapsel.

Polisi juga sudah meminta keterangan Kepala Cabang (Kacab) Loket ALS Padang Sidempuan dan Medan. Hasil keterangan dari dua Kacab Loket ALS menyebutkan, sesuai laporan bahwa jumlah penumpang 44 orang. Namun di lapangan jumlah penumpang 65 orang. “Artinya, supir masih mengangkut atau menerima penumpang di perjalanan,” kata Heru Prakoso.

Dalam penyelidikan kasus ini, telah dibentuk tim khusus gabungan Polisi, Dinas Perhubungan soal kelayakan bus dan pihak PU sekaitan kondisi jalan.

Sedangkan 10 ahli waris korban bus naas tersebut telah menerima dana santunan Rp25 juta per korban, dari Jasa Raharja Cabang Sumut. Santunan diberikan secara simbolis di Aula Martabe, Lantai II Kantor Gubernur Sumatera Utara (Gubsu), Jalan Diponegoro Medan, kemarin. Penyerahan dana santunan tersebut diserahkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Gatot Pujo Nugroho.

Sebagai kepala daerah, Gatot menegaskan bahwa dirinyalah yang bertanggung jawab dalam kecelakaan tersebut. Karena itu, dia menginstruksikan semua pihak, khususnya pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) agar terus membenahi pelayanan kepada masyarakat.

“Saya berharap keluarga yang ditinggalkan tetap tabah dan semoga diberikan yang lebih baik oleh sang pencipta,” kata Gatot, dalam sambutannya.

Melalui UPT Kementerian PU, Gatot telah mengusulkan pelaksanaan perbaikan jalan segera di Aek Latong, mengingat jalur tersebut masih menjadi salah satu jalur utama via darat yang menghubungkan Sumut dengan Sumatera Barat dan Riau.

“Saya mengajak seluruh pimpinan SKPD merenung diri dan belajar dari kasus ini. Jangan lagi ada korban jiwa yang disebabkan kondisi jalan rusak. Kepada Jasa Raharja, saya berharap dalam melaksanakan program CSR agar senantiasa berkoordinasi dengan Pemprovsu, kami ingin CSR tersebut diprioritaskan bagi perbaikan infrastruktur, khususnya jalan lintas,” tambahnya.

Kacab Jasa Raharja Cabang Sumut, Sukono, mengatakan pemberian santunan tersebut merupakan kewajiban Rasa Raharja atas premi yang dibayarkan oleh PO ALS. “Santunan ini merupakan hak bagi ahli waris dan kami harap ahli waris tetap tabah menerima ujian ini,” katanya.

Adapun 10 penerima santunan tersebut yakni, ahli waris dari korban Dahniar; ahli waris dari korban Desi Indiani, Yuni Cipiani, Reni dan Dimas (satu keluarga); ahli waris dari Rohana, ahli waris dari korban Kumala Sari, ahli waris dari korban Husni Amalia dan ahli waris dari kortban Trisna Wati.

“Untuk ahli waris dari korban Desi dan Poppi Mustika yang berdomisili di Bengkulu serta ahli waris dari korban Dedi yang berdomisili di Padang-Sumatera Barat, santunannya akan diberikan PT Jasaraharja di tempat domisili mereka,” pungkasnya.(ari/ila)

Telepon Gatot tak Diangkat Bos Pertamina

Kelangkaan BBM Bersubsidi

MEDAN- Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), belum mengambil sikap dan tindakan terhadap masalah kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di sejumlah daerah di Sumatera Utara (Sumut) yang terjadi dalam rentang waktu beberapa hari kebelakang inin
Pernyataan tersebut diungkapkan Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho yang dikonfirmasi Sumut Pos terkait hal itu, usai menghadiri acara Hari Ulang Tahun (HUT) Bhayangkara di Mapoldasu, Jumat (1/7).

“Saya belum bisa berkomentar, karena tadi malam saya telepon pihak Pertamina tidak diangkat. Nanti kalau saya sudah tahu detil tentang masalah itu saya akan bersikap,” ungkap mantan Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKS Sumut ini.

Sementara itu, segenap anggota DPRD Sumut berniat akan memanggil pihak Pertamina untuk menjelaskan, latar belakang terjadinya kelangkaan BBM tersebut.
“Akan kita undang Pertamina, untuk menjelaskan persoalan ini,” ungkap Ketua DPRD Sumut Saleh Bangun yang ditemui Sumut Pos di tempat yang sama.

Menurutnya, faktor utama terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi khususnya solar, karena memang pendistribusian BBM dari Pertamina yang belum baik.

Sementara itu, tersiar kabar Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) nomor 14.201.147 di Jalan Tri Tura Medan melakukan penimbunan solar bersubsidi. Dan isu tersebut dicium oleh Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Parlindungan Purba, dan dirinya langsung melakukan kunjungan ke SPBU tersebut.
“Saya mendengar kabar itu dari empat hari lalu. Makanya kita cek ke sini. Dan tadi, sesudah kita cek memang BBM jenis solar dan premium di sini kosong. Di bak penyimpanan BBM saat diperiksa, hanya ada sekitar 500 liter saja. Dan dari kunjungan ini, ternyata tidak ditemukan indikasi penimbunan,” ungkapnya di SPBU tersebut.

Dijelaskannya, sejauh ini, dirinya mendengar sejumlah keluhan terkait kelangkaan BBM di daerah semisal, di Tapanuli Utara, Simalungun, Binjai, Nias serta di Medan sendiri. Maka dari itu, diharapkan Pertamina segera mengatasi persoalan. Terlebih lagi akan memberikan dampak buruk pada perekonomian di Sumut, khususnya pada perkembangan perekonomian transportasi.
“Jangan sampai di SPBU ada penjualan pada pusat-pusat indsutri. Inilah yang nantinya masalah menjadi berlarut. Karena masalah ini akan mengganggu stabilitas perekonomian,” tegasnya.

Kelangkaan solar bersubsidi akibat kehabisan stok juga terjadi di sejumlah SPBU di Kota Tanjungbalai. Seperti di SPBU Jalan Arteri, Jalan Jenderal Sudirman Km 7 Sijambi serta Jalan Sudirman. Begitu juga di sejumlah SPBU di Kota Kisaran seperti SPBU di Jalinsum Medan-Rantauprapat persisnya di depan SPBU simpang Sri Mersing, di SPBU Sidomulyo Pulo Bandring, SPBU Jalan Gatot Subroto Sentang, SPBU Jalan HOS Cokroaminoto Kisaran, SPBU di Jalan Madong Lubis dan SPBU Jalan Lintas Kisaran-Sei Renggas.

Begitu juga di Labuhan Batu Utara seperti di SPBU 14214234 di Jalan Jendral Sudirman Aek Kanopan. SPBU Tolan Kampung Rakyat, SPBU Blok Songo Kotapinang, SPBU Kampung Beringin, SPBU Asam Jawa, SPBU Pinang Awan dan SPBU Cikampak Torgamba. Di Tebing Tinggi tercatat ada enam SPBU yakni SPBU Jalan KL Yos Sudarso, Jalan SM Raja, Jalan Prof HM Yamin, Jalan Soekarno Hatta dan Jalan Ir H Juanda. Di Srdang Bedagai di SPBU 14.205.1130 di Desa Kota Galuh, SPBU 14.205.156 di Desa Pasar Bengkel, SPBU14.206 275 di Desa Sei Buluh, SPBU Firdaus, Sei Rampah serta Sei Bamban.

Sementara itu Kapolres Tebing Tinggi AKBP Robert Haryanto Watratan
saat ditanya tentang SPBU No 14201136 di Jalan Ir H Juanda yang diduga menjual solar ke pihak pengusaha menggunakan jerigen, Robert mengaku akan menindaknya.

“Polisi dengan segera akan melakukan penyidikan ke SPBU tersebut, kita akan turunkan anggota untuk mengawasi masuk dan keluarnya BBM dari SPBU tersebut. Apabila ditemukan dugaan penyelewengan akan ditindak,” tegas Robert Haryanto Watratan.


Humas Pertamina UPMs 1 Medan, Erika, mengaku pihaknya telah melakukan penyaluran BBM ke setiap SPBU baik di Medan dan SPBU-SPBU di Sumut telah sesuai prosedur dan kuota yang ditetapkan. Bahkan, saat ini penyaluran BBM jenis solar dan bensin telah over kuota.

“Untuk solar dan bensin di beberapa daerah sebenarnya telah over kuota. Hanya saja, dalam penyaluran di SPBU-SPBU tersebut berdasarkan penjadwalan yang ada. Misalnya di Medan, ada 88 SPBU dan semuanya telah ada jadwal-jadwalnya sendiri. Dan pada Jumat besok (hari ini, Red), akan ditambah pasokannya,” terangnya.(ari/mag-3/mag-15/wan/smg)

North Sumatra Jazz Festival 2011

Idang Rasjidi dkk Tampil Sempurna

Lima grup jazz nasional yang tampil di pergelaran pertama North Sumatra Jazz Festival (NSJF) 2011 benar-benar ‘menggetarkan’ sanubari penggemar musik jazz di Kota Medan. Mengambil tempat di Convention Centre  Hotel Danau Toba Interantional, Medan, tadi malam, penikmat jazz larut dalam suasana yang meriah hingga akhir.

Diawali band tuan rumah, Ethno Big Band, Progressif Jazz Band, kehangatan mulai terasa. Suasana kian semarak ketika pemusik jazz nasional naik ke panggung. Seperti Sruti Respati dan teman-teman, Ligro kemudian Band yang sudah tidak asing lagi bagi penggemar musik jazz, KSP Band feat Idang Rasjidi.

KSP Band tampil sebagai bintang tadi malam. Setelah sukses merilis album ketiga mereka yang berjudul Hasrat Cinta di penghujung 2010 lalu, KSP yang diperkuat 12 personel dengan tiga vokalis,  Kiki Satrio, Marthin Saba dan Uchy Amyrtha feat Idang Rasjidi menggetarkan panggung NSJF lewat unjuk kepiawaian dan pengalaman bermusik jazz yang sempurna.

Dengan aliran musik pop jazz dan R&B selain dengan kekuatan beberapa vokalisnya, band asal Bandung ini menghentak lewat lagu Mencintainya. Dilanjutkan dengan Hasrat dan Cita, Aku, Oh Lala, Al Night Long dan Klasik Diskon.

“Kita kembali menyapa penggemar walau sempat sempat bongkar pasang personel, akhirnya kembali eksis di ranah hiburan tanah air. Bahkan lahirnya album Hasrat Cinta merupakan kematangan bermusik personel KSP,” ujar Lucky Soeryo, sang Keyboardis.

Tak lupa, penampilan Idang Rasjidi bersama KSP Band membawakan lagu Let’s Save The World, memberi warna dan nilai plus acara NSJF mampu menghibur dengan sempurna lewat kemampuan serba-bisa dan komplit. Yang diakhiri dengan lagu penutup ayang berjudul ada-adanya.

Sedangkan Ligro yang banyak menunjukkan instrumental dalam bermain musik jazz, diperkuat dengan Gusti Hendy yang merupakan drummer Gigi dan gitaris Agam Hamzah serta basis Adi Darmawan. Dengan kekuatan musik, kelompok ini mampu menggoyang penonton dan mendapat sebagai bukti kedahsyatan mereka musisi yang sudah go international.

Dengan permainnya yang full-energy, Gusti mengubah suasana yang dingin menjadi hangat saat solo drumnya dibarengi betotan bas Adi yang diisi petikan guitar Agam. Membawakan lagu berjudul Brikel, Radio Aktif dan Orgil Grup Band Trio ini menghipnotis penonton dengan tampilan bedanya membawa benda-benda yang dapat memberikan suara. “Apa saja bisa menjadi suara, dengan suasana dingin ini akan kita rubah mernjadi hangat,” kata Adi yang memakai kostum biksu.

Sementara, Sruti Respati bersama teman-teman dapat dengan memuaskan hati dan telinga penonton tampil . Diisi dengan para penyanyi dan pesinden yang belakangan sering tampil diberbagai program musik, didukung musisi kawakan, seperti Denny Chasmala, Bintang Indrianto, Saat Syah dan yang lainnya yang memiliki keunikan vokal dan kecantikannya dapat membawa tujuh lagu.

Sedangkan dengan bintang Jazz Medan sebagai tuan rumah, Ethno Big Band dan Progressif Jazz Band masing-masing membawakan dua lagu untuk menghibur penonton.

“NSJF dapat menjawab penasaran masyarakat Medan dengan pesta musik jazz yang berkonsep matang, menghibur, mengasyikkan dan menggembirakan warga Medan,” ujar  Erucakra Mahameru, Direktur Penyelenggara NSJF 2011 di sela-sela acara.(adl)

Uli Auliani, Gemar yang Menantang

Di balik penampilannya yang feminim, Uli Auliani ternyata menggemari olahraga menantang. Diving (menyelam) dan hiking (mendaki gunung) menjadi dua diantaranya.

“Aku senang sesuatu yang menantang. Olahraga aku pun, olahraga ekstrim. Kalau dilihat, aku memang feminim. Tapi sebenarnya aku tomboy,” katanya saat ditemui di Bistro Boulevard, Menteng, Jakarta Pusat Aktris yang beradu akting dengan Mario Lawalata dalam film Skandal itu kerap menyalurkan hobinya di sela syuting. Bahkan saat membintangi Pulau Hantu 2, dia bisa melakoni adegan yang sesuai dengan hobinya menikmati keindahan bawah laut.

“Waktu syuting Pulau Hantu 2, ada adegan diving-nya. Senang banget, syuting sambil menyalurkan hobi. Tapi aku yang biasanya bebas menyelam, pas syuting film itu aku harus sadar kamera,” tutur perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 20 November 1985 itu.

Tak jarang, Uli mengalami insiden kecil saat melakoni hobinya tersebut. Tubuh mulusnya pun, terpaksa dihiasi bekas luka. “Kulit aku sensitif, jadi gampang luka. Tapi nggak apa-apa. Aku nggak perawatan khusus ke salon, karena aku nggak suka duduk doang terus dimanjain (terapis). Aku orangnya aktif,” terangnya. (ash/jpnn)

Diguyur Hujan Tetap Bergoyang

Puncak HUT Kota Medan ke-421

MEDAN-Puncak perayaan HUT Kota Medan ke-421 digelar di Lapangan Benteng Medan dengan tema Festival Budaya dan Promosi 2011 berlangsung meriah, Kamis (30/6) malam. Meskipun Kota Medan diguyur hujan deras warga Kota Medan tetap berduyun-duyun memadati arena acara. Hiburan dibuka dengan penampilan tari Batak, Riau dan Aceh serta Malaysia sebelum puncak acara pesta kembang api.

Selanjutnya acara pembukaan yang dilakukan Wali Kota Medan, Rahudman Harahap. Rahudman juga melakukan lounching langsung dari TV elektronik membuka logo Visit Year 2012 Kota Medan sebagai Kota Pariwisata. Dilanjutkan dengan letusan kembang api ke udara.

Wali Kota Medan, Rahudman Harahap mengatakan, hujan yang membasahi bumi, khususnya Kota Medan merupakan rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa. “Saya sebagai kepala daerah salut dengan warga Kota Medan yang sangat antusias datang meskipun harus diguyur hujan. Malam ini merupakan puncak perayaan dan pesta kembang api yang dipertontonkan bagi masyarakat Kota Medan,” cetusnya.

Ditambahkan Rahudman, tahun 2012 Medan akan menjadi tahun untuk kunjungan pariwisata dengan tema Medan Year 2012. “Di tahun 2010 Medan menjadi lokasi kunjungan wisata,” katanya.

Panitia Penyelenggara yang juga Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kota Medan, Gusral Manan menyampaikan, hari jadi Kota Medan yang merupakan refleksi kebesaran sejarah Kota Medan tumbuh dari sebuah kampung kecil yang berkembang menjadi Kota Metropolitan baru. Dalam rangka memperingati hari jadi Kota Medan, pemerintah dengan seluruh stake holder dan masyarakat menyelenggarakan berbagai kegiatan sosial seperti bakti sosial kebersihan, kesehatan, olahraga massal, gerakan cinta lingkungan, pagelaran budaya dan hiburan masyarakat.

“Pelaksanaan berbagai kegiatan tersebut mampu mengembangkan komunikasi pembangunan yang dialogis dan tidak membuat jarak di antara seluruh stake holder Kota Medan, “ ujar Gusral.

Sedangkan, Ketua DPRD Kota Medan, Amiruddin mengatakan dalam acara ulang tahun Kota Medan hendaknya bisa membangun hubungan diplomasi dengan daerah dan negara lain.

Setelah acara resmi penonton dihibur dengan penampilan grup band dari Kota Medan Fresh Band sebagai band pembuka. Warga Kota Medan pun ikut bergoyang meskipun hujan terus mengguyur. “Anak Medan tetap ramai walau Medan hujan,” kata sang vokalis Fresh Band.

Kemudian dilanjutkan dengan penampilan Trio Meried yang beranggotakan tiga personil TNI AL dari Marinir. Bukan itu saja ada juga grup musik ibu kota Mahadewi menyanyikan lagu pembukanya berjudul Aku Rela, dilanjutkan Dokter Cinta dan Ayang-ayangku membuat warga Medan bejingkrak dan bergoyang di lapangan yang becek. “Anak Medan suaranya keras tetapi sangat baik hati, “ kata pentolan Mahadewi, Tata dan Putri. (adl)

Ambil Alih Inalum, Luhut Siapkan Rp6 T

Rebut Inalum dari Konsorsium Jepang

JAKARTA-Keinginan Jenderal TNI (Purn) Luhut Panjaitan, untuk terlibat dalam pengelolaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pasca 2013, sudah matang. Melalui perusahaannya, PT Toba Sejahtera, Luhut telah menyiapkan US$ 700 juta atau setara Rp5,95 triliun (kurs Rp8.500 per US$) untuk mengakuisisi 58,88 persen saham PT Inalum. Hanya saja, keinginan akuisisi mayoritas saham yang selama ini dikuasasi NAA itu nantinya akan dilakukan bersama-sama Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota yang ada di sekitar Danau Toba.

Luhut menjelaskan, dana sebesar itu akan dikucurkan oleh dua bank, yakni Deutsche Bank dan BNP Paribas. “Komitmen pendanaan dari dua bank itu sudah dalam bentuk pernyataan tertulis,” ujar Luhut Panjaitan kepada Sumut Pos, kemarin (30/6).

Saat ditanya apakah sudah ada pembicaraan lanjutan dengan pihak pemerintah mengenai keinginan mengakuisisi 58,88 persen saham Inalum itu, pria kelahiran Simargala Kecamatan Silaen, Toba Samosir itu mengatakan, belum ada pembahasan. “Kita tunggu saja bagaimana pemerintah. Posisinya masih seperti usulan semua, bersama dengan Pemprov dan 10 kabupaten/kota, kita ingin 58,88 persan saham itu,” ujar mantan menteri perindustrian itu.

Dia yakin, rencana pengambilalihan Inalum pasca 2013 tidak akan mengalami langkah mundur, terkait dengan porsi saham yang akan diberikan kepada pemda. Berkaca dari pengelolaan PT Newmont Nusa Tenggara (NTT), tentara yang lama berkarir di Kesatuan Baret Merah Kopassus itu makin yakin bahwa Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota di sekitar Danau Toba pasti mendapat porsi saham.

“Newmont saja pemda bisa mendapatkan saham, apalagi ini Inalum, yang hampir 30 tahun kita tidak mendapatkan apa-apa,” ujarnya.

Dia juga mengingatkan Plt Gubernur Sumut Gatot Pujonugroho agar terus melakukan koordinasi dengan 10 bupati/wali kota terkait. “Beliau (Gatot, Red) cukup paham mengenai masalah ini.
Beliau pasti tidak bisa meninggalkan pemerintah kabupaten/kota. Aspirasi pemda tingkat dua itu memang harus didengar,” ujar Luhut.

Luhut beberapa waktu lalu juga pernah menjelaskan, jika nantinya dana sudah disediakan konsorsium bank, maka Pemprov dan 10 pemkab/kota tidak perlu lagi mengeluarkan dana, alias mendapatkan golden share. Luhut juga sudah membuat perkiraan kasar, jika 58,88 saham itu bisa dikuasasi, maka pemda bisa mendapatkan pemasukan sekitar Rp35 miliar per tahun.

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (IRESS), Marwan Batubara, secara tegas menyatakan penolakannya terhadap usulan keterlibatan PT TS dalam pengelolaan PT Inalum pascahabisnya kontrak dengan Jepang pada 2013 mendatang. Sejumlah alasan dikemukakan mantan Ketua Kaukus Anti Korupsi Dewan Perwakilan Daerah (DPD) itu.

Pertama, kemampuan PT TS diragukan. “Dengan latar belakang dan kemampuan teknis operasional yang dimiliki, kita tidak yakin bahwa TS akan mampu menjalankan fungsinya,” ujar mantan anggota DPD itu dalam seminar bertema “Pengelolaan Saham Inalum: Oleh Negara untuk Rakyat” di gedung DPR, Senayan, Jakarta, 23 Juni 2010 silam.
Alasan kedua, lanjut Marwan, model kerjasama pemda dengan pihak swasta, di banyak daerah sudah terbukti hanya menguntungkan piha swastanya saja, sedang pemda lagi-lagi tidak banyak mendapatkan keuntungan. Dia memberi contoh kasus kerjasama pemda NTB dengan PT Newmont Nusa Tenggara (PT NNT), juga dalam kasus Blok Cepu.
“Kita khawatir, karena pola bagi hasil yang tidak relevan, penguasaan saham oleh TS menimbulkan kerugian besar bagi daerah, seperti banyak terjadi dalam kerjasama daerah dengan sawsta. Kerjasama dengan swasta itu, yang untung besar swasta, pemdanya ditipu,” ujar Marwan.

Inalum merupakan perusahaan pengolahan aluminium yang beroperasi sejak 1982 dengan kapasitas terpasang 225 ribu ton aluminium batangan per tahun. Investasi proyek tersebut sekitar US$ 2 miliar, termasuk pabrik smleter dan pembangkit listrik tenaga air Asahan II.

Pemegang saham Inalum terdiri dari pemerintah RI 41,12 persen dan konsorsium 12 investor Jepang 58,88 persen. Para petinggi di Jakarta sudah memastikan, Master Agreement akan diputus 2013. Diperkirakan dibutuhkan dana US$ 723 juta atau sesuai nilai buku perusahaan, untuk mengambilalih 58,88 saham itu.(sam/jpnn)

Inalum di Tangan PT TS (versi Luhut B Panjaitan)

Perusahaan Pengelola
PT Toba Sejahtera

Kepemilikan Saham
58,88 persen yang dikuasai milik NAA

Dana yang disiapkan
US$ 700 juta atau Rp5,95 triliun (kurs Rp8.500 per US$)

Sumber dana
– Konsorsium bank (Deutsche Bank dan BNP Paribas).

Cara/ Pola usaha

Kerja sama bagi hasil dengan menggandeng Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota di sekitar Danau Toba.
Penawaran PT TS ke Pemprov dan 10 Pemkab/kota
– Pemprov dan 10 pemkab/kota tidak perlu mengeluarkan dana
– Pemprov dan 10 pemkab/kota mendapatkan golden share
– Pemasukan Pemda sekitar Rp35 miliar per tahun.

Keterangan Tambahan
– Belum ada pembahasan lanjutan dengan pihak pemerintah mengenai keinginan mengakuisisi 58,88 persen saham Inalum

Profil Singkat PT Inalum

– Beroperasi            : 1982
– Usaha                : Pengolahan aluminium
– Kapasitas terpasang    : 225 ribu ton aluminium batangan per tahun.
– Investasi proyek        : US$ 2 miliar, termasuk pabrik smelter dan PLTA Asahan II.
– Pemegang saham        :
1. Pemerintah RI/Otorita Pengembangan Proyek Asahan 41,12 persen
2. Pemerintah Jepang dan 12 investor Jepang (NAA) 58,88 persen
– Harga saham milik NAA    : US$ 723 juta
Masa berlaku master agreement Pemerintah Indonesia-NAA:    2013