26 C
Medan
Sunday, December 28, 2025
Home Blog Page 15084

Langgar Kode Etik, 3 Polisi Gagal Dilantik

MEDAN- Tiga personel polisi di jajaran Poldasu gagal dilantik karena masalah kode etik. Ketiga personel polisi tersebut berasal dari Polres Tobasa dan Sekolah Polisi Negara (SPN) Sampali.

“Pelantikan hari ini (kemarin) terlambat, bukan salah saya. Tapi karena masalah lain yaitu tiga polisi ditunda kenaikan pangkatnya, karena menjalani sidang kode etik tanggal 28 Juni 2011 ini,” ungkap Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, saat memberikan pengarahan usai melantik 1.540 personel polisi yang naik pangkat di Aula Kamtibmas Mapoldasu, Kamis (30/6).

Dijelaskannya, karena persoalan itu makanya pelantikan yang seyogianya digelar pukul 14.00 WIB akhirnya baru dimulai pukul 14.30 WIB. Lebih lanjut jenderal bintang dua ini menjelaskan, bagi para pimpinan di jajaran Poldasu untuk tidak ragu, ketika ada anggotanya yang melakukan kesalahan dan tidak bisa dinaikkan pangkat serta sebaliknya. Tapi, ketika memang personel itu berprestasi dan layak maka layaklah dia untuk dinaikkan pangkat.
“Pimpinan jangan ragu untuk menindak anak buahnya. Kalau memang salah, katakan salah dan jelaskan dimana salahnya. Jangan seperti mengapik di ketiak harimau. Dari pada ditanya-tanya bawahan, makanya diusulkan naik pangkat,” tegasnya.

Dijabarkannya, kenaikan pangkat terhadap personel polisi tersebut bukan merupakan hak pribadi bagi para polisi, melainkan karena prestasi yang telah diraihnya. Sesaat sebelum Wisjnu Amat Sastro naik ke lantai II Mapoldasu menuju ruang kerjanya, Wisjnu sempat menuturkan, persoalan yang dihadapi oleh ketiga personel polisi yang gagal naik pangkat tersebut, salah satunya karena masalah perselingkuhan.

Saat memberikan pengarahan, Wisjnu sempat berang dengan salah satu personel polisi dari Polisi Perairan (Polair) yang mendapat kenaikan pangkat. Keberangan itu dikarenakan, baret yang digunakan anggotanya itu kucel.(ari)

Ibu Beranak 4 Gantung Diri

MEDAN LABUHAN-Salmi (50), warga Tangkahan, Medan Labuhan ditemukan tewas gantung diri dengan menggunakan tali nilon di WC rumah keponakannya Sudiarti (49), di Jalan Rawe III, Lorong Rubino, Tangkahan, Medan Labuhan, Kamis (30/6) sekitar pukul 14.30 WIB.

Aksi nekat yang dilakukan ibu beranak 4 itu diduga karena penyakit yang dideritanya bertahun-tahun tak kunjung sembuh. Jenazah Salmi pertama kali ditemukan keponakannya, Sudiarti. Salmi yang baru seminggu menginap di rumah keponakannya itu ditemukan telah gantung di ruang WC dengan menggunakan tali nilon dengan posisi kaki cecah ke tanah dan kepala menengada ke arah belakang lehernya.(ril/smg)

Tiga Kapal Nelayan Dirompak

BELAWAN- Tiga kapal nelayan masing-masing milik Gudang SBU dan Gudang JHL Belawan menjadi korban perompakan penjahat di Perairan Selat Malaka, Kamis (30/6) dini hari. Awak kapal juga disandera para perompak. Informasi yang diperoleh, para perompak dilengkapi dengan senjata api meminta kepada pemilik kapal untuk menebus kapal.

Ketua HNSI Kota Medan, Zulfahri Siagian meminta kepada polisi agar bisa lebih meningkatkan patroli agar keamanan nelayan di laut agar lebih terjamin. “Perompakan terhadap sudah sering terjadi namun sangat disayangkan kepada instansi terkait yang kurang melakukan pengawasan terhadap keselamatan para nelayan sehingga kejadian seperti ini terulang lagi,” ujarnya. (mag-11)

SPBU-Pertamina Main Mata

BBM Bersubsidi Langka, Diduga Dijual ke Pengusaha

MEDAN-Langkanya bahan bakar bersubsidi, khususnya solar, di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di berbagai daerah di Sumut diduga sarat permainan antara oknum di Pertamina dan pemilik SPBU nakal. Keduanya pihak ditengarai terlibat jaringan mafia penjual BBM bersubsidi ke pengusaha, memanfaatkan disparitas harga.
Hasil penelusuran wartawan koran ini dalam beberapa hari terakhir menunjukkan indikasi permainan para mafia tersebut. Seperti yang terjadi di SPBU Nomor 14.205.1139 di Kecamatan Firdaus, di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum). Di stasiun BBM di Km 58 itu, ribuan liter BBM jenis solar bersubsidi dijual kepada pengusaha tiap harinya.
Beruntung, polisi berhasil mengamankan ratusan derigen di lokasi SPBU. Polisi juga mengamankan sebuah truk BK 9169 YM untuk mengangkut puluhan derigen tersebut. Rencananya, BBM solar dalam derigen berbagai ukuran itu akan dijual kepada sejumlah pengusaha di Sergai.

Modus penyelewengan solar bersubsidi seperti ini dibenarkan pemilik salah satu SPBU di Kota Tebing Tinggi. Pria yang namanya minta dirahasiakan mengatakan, kelangkaan solar karena ada permainan pengusaha baik pabrik maupun transportasi dengan SPBU. Salah satu dampaknya, pasokan solar di SPBU-nya berkurang. Biasanya dalam sepekan truk tangki pengangkut solar empat kali masuk, sekarang dibatasi cuma dua kali masuk. Dan itu berlaku bagi seluruh SPBU di Sumut.

“SPBU kami sekarang dalam sebulannya hanya dipasok 144 ton solar dari Pertamina, sementara dulunya 188 ton per bulan,” jelasnya.

Menurutnya, spekulan atau agen pengusaha yang bermain biasanya terlebih dahulu melobi pihak pemilik SPBU. Nah, setelah terjadi kesepakatan, pengelola SPBU melobi supir tangki yang selalu membawa BBM dari depo Pertamina ke SPBU. Untuk mengelabui masyarakat, mobil tangki yang biasanya memuat 18 ton menurunkan BBM di SPBU sebanyak 10 ton saja. Sedangkan 8 ton akan dijual pengelola SPBU ke pengusaha.

“Ciri-ciri pengelola SPBU yang melakukan kegiatan tersebut, biasanya mobil tangki pembawa solar sengaja datang malam hari, saat sepi. Biasanya lampu listrik SPBU akan dipadamkan supaya jangan terpantau. Bahkan biasanya sang supir diberi uang untuk membawa minyak tersebut menuju pabrik. Rata-rata supir tangki menerima Rp400.000 sekali membawa dari pihak pengelola SPBU,” jelas sumber itu.

Untuk permainan pengusaha dengan pembelian menggunakan derigen dengan cara datang pada malam hari menggunakan truk pengangkutan seperti colt disel yang di dalamnya telah disusun derigen kosong. Lampu SPBU akan dimatikan semua dan hanya di bagian depan yang menyala, langsung pekerja SPBU mengisi derigen tersebut.
“Biasanya pihak pengelola  akan mendapat rata-rata Rp2.000 per derigen, model permainan ini sengaja dilakukan malam hari menjelang pagi sekitar pukul 03.00 WIB,” kata sumber itu.

Sementara permainan di tingkat Pertamina Region I Sumut dengan pihak pengelola SPBU adalah dengan pekerja yang membukakan kran saat mengisi tangki mobil. Menurut sumber pihak SPBU akan membayar Rp300.000 per mobil tangki dengan muatan 18 ton. Hal tersebut untuk melebihkan kadar susut dalam perjalanan.
“Untuk mendapatkan jatah terlebih dahulu pihak Pertamina bagian kran pengisiaan rata-rata diminta Rp300.000 per mobil tangki,” jelasnya.

Madus yang sama juga terjadi di daerah Medan Utara. Tapi, di kawasan ini BBM ditimbun dulu di gudang sebelum dijual ke pengusaha pabrik. Gudang-gudang penimbunan itu ada di Jalan Pelabuhan Raya Kelurahan Belawan Dua, Jalan Platina 1 sebelum pintu masuk pintu tol Belmera Medan Deli, Jalan Kapten Rahmad Buddin, Jalan Andan Sari kawasan lahan perkebunan PTPN II Kelurahan Terjun, kawasan Siombak Jalan Nippon Kelurahan Paya Pasir Medan Marelan, Jalan KL Yos Sudarso Martubung dan di samping Kelurahan Besar Kecamatan Medan Labuhan.
Modus yang dilakukan para pelaku adalah mendirikan gudang untuk melakukan aktivitas penimbunan. Hampir rata-rata gudang tersebut hanya berdindingkan tepas untuk mengelabui petugas.

Seorang sumber yang namanya tidak mau dikorankan mengatakan, setiap harinya mulai dari pagi hingga malam, puluhan mobil tangki secara bergantian masuk ke dalam gudang. Setelah sebagian muatannya dikeluarkan mobil tangki tersebut keluar lagi. Lebih lanjut sumber itu mengatakan, umumnnya jumlah minyak yang dikeluarkan dari setiap mobil tangki seperampat drum. Seluruh minyak tersebut ditampung dan setelah cukup dikirim ke pabrik untuk dijual.

Sumber itu menjelaskan diduga aksi penimbunan minyak tersebut berjalan mulus karena mendapat dukungan dari sejumlah oknum aparat dan supir mobil tangki itu sendiri. “Para supir tangki akan mendapatkan uang tambahan,” jelasnya.

Seorang karyawan SPBU yang namanya minta tak ditulis mengatakan kelangkahan BBM juga disebabkan karena penyaluran minyak oleh Pertamina tidak lancar.

“Mobil tangki Pertamina sering datang terlambat untuk mengantarkan pasokan minyak sehingga SPBU sering kehabisan stok,” ujarnya.

Menurutnya, selain penyaluran yang tidak lancar kelangkaan BBM juga karena banyak pengusaha  yang membeli minyak di setiap SPBU. Mereka membeli minyak dengan menggunakan jerigen bahkan ada juga yang sampai mengakutnya dengan mobil dan becak.

“Banyak juga yang mengambil minyak dengan jerigen, kalau tidak dikasih mereka mempunyai surat keterangan sebagai pengecer. Jadi kita serba salah juga kalau tidak memberikan,”jelasnya.
Belum lagi, truk-truk yang melintas yang melakukan pengisian hingga penuh.

External Relation Pertamina Region I Sumbagut, Fitri Erika, mengakui adanya permainan pengusaha SPBU. Menurutnya, ada 14 SPBU tak lagi mendapatkan pasokan BBM dari Pertamina karena melanggar aturan seperti yang diinstruksikan pemerintah. Seperti memberikan BBM bersubsidi jatah usaha-usaha kecil, nelayan dan pelayanan-pelayanan publik kepada kepada pengusaha pemilik pabrik besar.
“Jadi usaha-usaha atau masyarakat dengan taraf ekonomi menengah ke atas tak boleh memakai BBM bersubsidi. Hal ini tentunya sudah menjadi perhatian serius bagi kita. Kita juga telah melakukan pengawasan ketat terkait hal ini. Kita juga sudah memberikan imbauan keras kepada seluruh SPBU untuk tak lagi mengisi jerigen. Kita juga sudah mengawasi adanya pengisian BBM berulang-ulang oleh mobil dan pengisian BBM dengan mobil tangki besar. Mengenai hal ini kita akan mempertanyakan kegunaan BBM tersebut,” ujarnya.

Selain itu, pihaknya juga telah mengimbau industri atau kapal kargo berbendera asing atau rute luar negeri, untuk membeli BBM non subsidi. “Kita juga mengajak masyarakat untuk hemat BBM bersubsidi dengan membeli Pertamax dengan promo hadiah,” kata Erika.

Lebih lanjut Erika mengatakan, pihaknya juga mengajak masyarakat untuk melaporkan jika menemukan kecurigaan adanya penyalahgunakan BBM bersubsidi di saluran informasi dengan nomor telepon 500000.

Adapun ke-14 SPBU yang diberikan sanksi penghentian suplai tersebut yakni dengan nomor 14.201.121 Medan, 14.202.149 Medan Johor, 14.203.163 Lubuk Pakam Deli Serdang, 14.203.1138 Hamparan Perak Deli Serdang, 14.207.182 Langkat, 14.211.237 Karo, 14.211.241 Karo, 14.212.261 Simalungun, 14.212.252 Sei Rengas Asahan, 14.213.264 Asahan, 14.214.246 Labuhan Batu, 14.214.230 Labuhan Batu, 14.214.280 Labuhan Batu, 14.225.311 Sibuluan Sibolga.

Dia mengatakan, sebenarnya tak ada kelangkaan BBM. Menurutnya Pertamina sudah memasok BBM sesuai kuota bahkan berlebih.

“Ngga ada lagi kelangkaan, bahkan kita sudah menyalurkan BBM over kuota di Sumut. Hingga 31 Mei 2011 lalu untuk premium sudah over tujuh persen sedangkan solar lima persen,” ungkapnya.

Erika juga memaparkan, over kuota penyaluran BBM yang tertinggi di Sumut ada di Tebing Tinggi yang mencapai premium 19 persen dan solar 17 persen. Di bawahnya yakni Sibolga dengan premium 17 persen dan solar 16 persen.
“Nah, kemungkinan yang dimaksudkan langka ini karena adanya stop distribusi ke 14 SPBU dari 302 SPBU di Sumut. Kalau di daerah 14 SPBU tersebut tentunya BBM tak ada lagi, dan akan berlangsung seperti itu hingga ke-14 SPBU tersebut mampu memenuhi persyaratan untuk dapat beroperasi kembali,” katanya.

Polisi: Belum Ada Laporan

Sebenarnya dugaan permainan Pertamina dan pengusaha SPBU yang menjual BBM ke pengusaha sudah nyaring terdengar. Namun, polisi tetap tak berhasil membongkarnya. Polisi hanya menangkap pekerja di lapangan tak pernah berhasil menangkap pengusahanya. Alasan polisi belum menerima laporan.

Kasat Reskrim Polres Tebing Tinggi, AKP Lili Astono SiK ketika dikonfirmasi menyatakan begitu pasokan BBM menghilang dipasaran, polisi telah melakukan penyelidikan terhadap spekulan yang coba-coba bermain.
“Kita telah memantau dan melakukan penyelidikan kepada oknum-oknum yang memanfaatkan kesempatan ini, diakuinya pihak polisi belum menerima laporan atapun hasil penyelidikan bahwa ada pengusaha yang membeli solar banyak untuk ditimbun,” tegas Lili.

Kasat Reskrim Polres Serdang Bedagai, AKP TML Tobing juga mengaku belum ditemukan adanya penimbunan oleh oknum pengusaha SPBU. Tapi, katanya, SPBU yang menjual eceran melalui derigen sudah diambil tindakan. “Tindakan yang dilakukan hanya teguran, karena mengganggu konsumen kendaraan,” terangnya.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Hamam mengaku, menurut data kasus yang ditangani Polres Pelabuhan Belawan untuk tahun ini ada 10 kasus. Kasus yang ditangani itu, sambungnya, umumnya menyelewengkan BBM subsidi kepada pengusaha industri.

“Oknum-oknum itu sudah kami tindak tegas,”tandasnya.

Kapolres Tanah Karo AKBP Drs Ig Agung Prasetyoko menjelaskan, dari hasil penyelidikan polisi belum ditemukan adanya pengusaha SPBU yang menjual BBM ke pengusaha indistri. Meskipun demikian, katanya, polisi akan terus melakukan penyelidikan serta pantauan di lapangan. Dia juga meminta segenap lapisan masyarakat  agar saling  menjaga dan memonitoring perjalanan BBM. “Apabila melihat atau menemukan penyelewengan segera melapor kepada polisi terdekat,” katanya. (uma/mag-3/mag-11)

Modus Penyelewengan BBM Bersubsidi

  1. Pengusaha/pemilik pabrik melobi pengelola SPBU.
  2. Setelah terjadi kesepakatan, pengelola SPBU melobi mobil tangki untuk mengurangi pasokan ke tangki SPBU.
  3. Mobil tangki bermuatan 18 ton akan menurunkan 10 ton solarBBM di SPBU. Sedangkan 8 ton lainnya dijual ke pengusaha.
  4. Supir tangki yang membawa minyak menuju pabrik rata-rata menerima fee Rp400.000.
  5. Pengusaha langsung mebeli solar bersubsidi dengan cara datang pada malam hari menggunakan truk pengangkutan seperti colt disel bermuatan derigen kosong.
  6. Ada juga pengusaha SPBU menimbun solar bersubsidi di gudang sebelum dijual ke pengusaha pabrik. Umumnya gudang tersebut berdinding tepas untuk mengelabui petugas.

Sumber: Pengusaha SPBU dan Hasil Investigasi Sumut Pos

9 Juli, Daftar Ulang di USU

Pengumuman SNMPTN, Unimed Sisakan 39 Kursi Kosong

MEDAN-Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sudah di umumkan sejak Rabu (29/6) pukul 19.00. Namun, bukan berarti siswa yang sudah dinyatakan lulus SNMPTN bisa berleha-leha.

Sebab, mereka masih harus menjalani serangkaian agenda penting lainnya. Salah satunya, proses daftar ulang.
Bagi 3.234 calon mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) yang lulus ujian SNMPTN diminta melapor pada tanggal yang ditetapkan panitia lokal. “Kepada peserta yang telah diterima di USU diwajibkan melakukan pelaporan pada 9 Juli 2011,” terang Rektor USU Prof Syahril Pasaribu melalui Pembantu Rektor II Prof Armansyah Ginting, Rabu (29/6).

Pelaporan dipusatkan di Gelanggang Mahasiswa USU. Untuk Kelompok Eksakta dimulai pukul 08.30 WIB hingga 09.30 WIB sedangkan untuk Kelompok Non Eksakta 13.00 WIB hingga 14.00 WIB.Sedangkan persyaratan untuk melapor, peserta harus datang sendiri, tak boleh diwakilkan. Berpakaian rapi dengan syarat membawa kartu SNMPTN Jalur Ujian Tulis Asli, Ijazah asli/SKHU (Surat Keterangan Hasil Ujian) yang diterbitkan oleh sekolah asal dan dilengkapi pas photo 3X4.

Sementara itu, di Universitas Negeri Medan (Unimed) menyisakan 39 bangku kosong dari jumlah kuota sesuai keputusan Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) yakni berjumlah 2.944 mahasiswa baru.

“Untuk sisa kuota ini nantinya akan kita masukkan ke dalam program reguler dan non reguler, melalui seleksi lokal masuk perguruan tinggi negeri (SLMPTN) yag terbagi dalam 31 program studi,” jelas Rektor Unimed Prof Dr Ibnu Hajar MSi dalam di gedung Biro Rektor Unimed, kemarin.

Seleksi itu sendiri dibuka 30 Juni sampai 8 Juli dari pagi hingga pukul 12.00 WIB, dan pendaftaran online akan berakhir pada 9 Juli hingga pukul 16.00 WIB.

Secara nasional, SNMPTN diumumkan sejak pukul 19.00, kemarin. Peserta yang lulus belum tentu akan diterima langsung di universitas penyelenggara SNMPTN. Calon mahasiswa harus mendaftar ulang sesuai jadwal yang ditentukan masing-masing universitas. “Harus diperhatikan betul jadwalnya. Jangan sampai terlambat karena fatal akibatnya,” ujar ketua Panitia Pelaksana SNMPTN 2011 H Herry Suhardiyanto.

Ketua Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI) Musliar Kasim membenarkan hal itu. Daftar ulang tidak diatur serentak layaknya SNMPTN. Setiap universitas memiliki kebijakan tersendiri terkait proses daftar ulang dan besaran uang pendaftaran. “Termasuk besaran cicilan daftar ulang,” katanya.

Karena kembali ke kebijakan masing-masing universitas itulah menurut Musliar calon peserta harus jeli. Jangan sampai terpengaruh teman yang tidak daftar satu universitas mengenai jadwal daftar ulang. “Sering-sering cari informasi. Termasuk membuka website universitas untuk mendapat jadwal pasti,” imbuhnya.

Vitalnya daftar ulang bukan tanpa bukti. Musliar yang juga rektor Universitas Adalas (Unand) Padang Sumatera Barat itu menyebut angka peserta lolos SNMPTN yang tidak melanjutkan ke proses daftar ulang cukup tinggi. Biasanya, jumlah tersebut mencapai 15 persen. “Termasuk di Unand,” paparnya.

Kalau Musliar menyebut potensi siswa yang tidak mendaftar ulang mencapai 15 persen, berarti dari 118.233 siswa yang lulus, sebesar 17.734 siswa tidak daftar. Kenapa bisa sebesar itu? Dia menyebut ada banyak faktor. Yang paling besar adalah pindah prodi karena saat mendaftar siswa mengisi beberapa prodi.

Disamping itu, fanatisme terhadap satu prodi tertentu juga bisa membuat siswa mundur. Kalau dia tidak merasa sreg dengan prodi yang lolos di SNMPTN, biasanya calon mahasiswa akan mundur dan tidak daftar ulang. “Kalau tidak, biasanya mereka tetap daftar ulang tetapi tahun depan ikut tes lagi,” jelasnya.
Bagaimana yang tidak lulus SNMPTN tetapi tetap ingin masuk universitas favoritnya? Ketua Panitia Seleksi H Herry Suhardiyanto kembali menjelaskan bisa melalui jalur mandiri. Namun, untuk itu siswa juga harus pintar-pintar mencari informasi. “Jadwalnya berbeda-beda tidak serempak,” ucapnya.

Saat ini, beberapa universitas juga sudah mulai memasang pengumuman jalur mandiri tersebut. Unand misalnya, jalur mandiri dibuka mulai 1-8 Juli dan ujian dilaksanakan 11 Juli. Di Unpad prosesi mulai 5 Mei-12 Juli dengan pengumuman 17 juli.

Herry menambahkan, jalur mandiri itu bisa menjadi penting sebab data sebelumnya, terdapat peserta kelompok IPA maupun IPS yang tidak lulus ujian tulis meski nilainya di kisaran 80-90. Dia menjelaskan, banyak calon mahasiswa pintar yang tidak lulus ujian tulis karena tidak cerdas memilih prodi. “Karena ada kecenderungan memilih prodi-prodi yang sedang tren atau populer,” kata rektor IPB itu.

Terkait prodi, Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas) Djoko Santoso menyayangkan sampai adanya salah memilih prodi. Fanatisme terhadap satu prodi itu menurutnya justru bisa menjerumuskan calon mahasiswa. “Tidak ada prodi yang tidak berguna,” jelasnya.

Oleh sebab itu, dia berhara pada ujian mandiri nanti dan SNMPTN berikutnya tidak ada lagi yang menganaktirikan satu prodi tertentu. Baginya, prodi muncul karena memang dibutuhkan bagi lapangan kerja. Ujung-ujungnya, dia meminta kepada beberapa piha untuk mempopulerkan semua prodi. “Termasuk sekolah dan media,” tandasnya.
Untuk pelaksanaan seleksi mandiri tersebut, dia mengaku sudah pasrah terhadap setiap universitas. Artinya, tidak akan ada lagi pengawasan berlebihan kepada pelaksanaan ujian. Dia cukup yakin jika perguruan tinggi bisa melakukan ujian dengan baik, jujur dan lancar. “Masa saya tidak percaya kepada perguruan tinggi,” urainya. (saz/uma/dim/jpnn)

Sukses, Diikuti 3 Ribuan Anak

Sunat Massal Sumut Pos

MEDAN-Lebih dari 3 ribu anak laki-laki akhirnya dikhitan massal yang tersebar di 30 lokasi di kota Medan, Rabu (29/6). Pelaksanaan khitanan massal yang bertepatan perayaan Isra’ Mi’raj Rasulullah Muhammad SAW yang jatuh pada 27 Rajab 1432 Hijriyah ini berlangsung sukses dan meriah.

Di lokasi utama khitanan massal yangd igelar Sumut Pos beserta sejumlah organisasi keagamaan dan kemasyarakatan berlangsung di Masjid Taqwa Jalan Pertiwi, Kecamatan Medan Tembung. Sebanyak 100 anak terdaftar sebagai peserta. Tetapi karena tingginya peminta, panitia menerima tambahan 20 anak yang mendaftar di hari Hn
Jumlah itu pun terpaksa dibatasi dengan mempertimbangkan jumlah tenaga medis yang memberikan tenaganya dengan sukarela.

“Tetapi itu semua tidak masalah. Panitia akan melayaninya bila kebutuhan obat masih cukup,” ujar Haryono, penangung jawab khitanan massal di Masjid Taqwa Jalan Pertiwi.

Dari 60 tim medis dari Fakultas Kedokteran UISU, terdiri dari 10 Dokter dan 50 lagi coas serta mahasiwa yang bertugas sebagai asisten dokter. “Kami sudah sering, dan menjadi agenda setahun dua kali. Jadi  sudah terbiasa menghadapi anak-anak, namanya juga anak-anak harus dihadapi dengan baik. Selain itu, praktek ini sudah dipelajari dalam pelajaran dikampus kuliah dan sekarang tinggal aplikasinya saja, “ kata dr Efriandi penanggung jawab tim medis.

Proses khitan pun dimulai. Air mendidih yang dipanaskan di kompor sudah disiapkan untuk membersihkan perlatan medis sambil menunggu anak-anak dipanggil panitia untuk masuk ke ruangan.

Anak-anak berbaris di halaman. Awalnya, 10 anak yang sudah mendaftar ulang masuk secara satu persatu ditemani orangtuanya. Setelah mendapat pengarahan dari dokter, anak-anak dibaringkan di meja yang sudah dilapisi karpet.
Khitanan Masal pun dimulai, seorang anak yang bernama Irwansyah menjerit meminta tolong saat disuntik obat bius lokal. “Mak…” jeritnya sambil memegang tangan orangtuanya. Tim medis menghiburnya sambil menyebut sakit akibat suntikan itu hanya seperti digigit semut.

Tidak hanya Irwansayah yang menjerit, Sulaiman ikut-ikutan meminta tolong kepada orangtuanya. Suasana di dua ruangan yang dipakai untuk khitanan massal menjadi gaduh dengan suara jeritan anak-anak yang bermacam-macam jeritan dicampur tangis. “Tolong…, Udah bang sakit… sakit…,” suara jeritan bersahutan.

Padahal, banyak anak-anak tersebut menjerit ketika dokter belum lagi melakukan tindakan apa-apa. “Sakit?” Tanya dokter sambil menempelkan gunting tumpul. “Sakiiitt…,” jawab seorang anak. “Padahal kan belum diapa-apain,” canda dokter yang disambut tawa orangtua peserta sunat.

Suasana menjadi ceria kembali dengan canda tawa dokter bersama orangtua yang mejaganya.
Dokter, juga tidak sembarangan melakukan khitanan terhadap anak tersebut. Bila dalam pemeriksaan ada ditemukan sedang yang sakit, pihak dokter tidak mengizinkannya untuk khitanan. “Maaf ya bu…. Anak ibu sedang sakit cacar air. Jadi belum bisa kita melakukan khitanan,” ungklap dokter itu.

Ketua Pimpinan Wilayah Muhamaddiyah Sumut, Hasmani, yang datang ke lokasi bersama rombongan menyatakan dukungan penuh dengan terlaksananya acara tersebut. “Ini ibadah sosial, ke depan kita akan melaksanakan acara ini agar semakin sukses. Insya Allah,” katanya di sela-sela acara.

Sedangkan di lokasi di SMP Muhammadiyah Tegal Sari Mandala, 60 mengikuti gelaran khitan massal. Dengan sabar menanti acara tersebut dimulai. Mereka tetap ceria meski acara sempat tertunda satu jam dari jadwal semula dan baru dimulai pukul 09.00 WIB.

Ketua Panitia local, Erwin Muslim, membuka acara dilanjutkan sambutan Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tegal Sari Mandala Ismeth Syah, kemudian dilanjutkan oleh tokoh masyarakat N Rangkuti.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Tegal Sari Ismeth Syah menyatakan, seharusnya peserta khitanan massal sebanyak 130 peserta. Namun karena banyak titik khitan massal, peserta berpindah ke lokasi terdekat dari rumah mereka.

Setelah itu, khitanan massal dimulai. Beberapa peserta yang pertama dikhitan adalah Rizky Maulana. Anak berusia 9 tahun ini didampingi ibunya Nurani (39). Rizky terus-menerus membaca ayat-ayat suci Alqur’an. Surat al Fatihah, Al Ikhlas terus-terusan berkumandang dari bibir mungilnya.

Lain halnya dengan Rasyid Ridho. Anak kelas 1 SMP berusia 13 tahun yang didampingi sang kakek N Rangkuti terus mengerang. Bukan karena kesakitan, melainkan karena ketakutan terhadap jarum suntik.
“Aduh, aduh…sakit,” ungkap Rasyid Ridho saat jarum suntik mulai disuntikan kepada Rasyid. Melihat itu, sang kakek berupaya untuk menenangkannya.

Sedangkan  Anggi Hasonangan Daulay (14) yang juga dikhitan, tampak tenang. “Ini anak kami ketiga dari tiga bersaudara,” kata ayah Anggi, Abdul Kadir Daulay (53) didampingi ibunya Nurmawani Hasibuan (42) kepada Sumut Pos.

Suara tangisan pun pecah di lokasi khitan massal lainnya di Jalan Sekata No 55 Sei Agul Kecamatan Medan Barat.
Junaidi (9), anak Hamdani (43), Ketua Panitia Khitan Massal di lokasi tersebut menangis sejadi-jadinya. Namun, Hamdani sabar memberi semangat kepada putranya.

Mengenai penyelenggaraan khitan massal di lokasi tersebut, Hamdani menjelaskan, gelaran itu diikuti 30 anak. Dokter yang bertugas pada khitan massal tersebut berasal dari Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (FK USU) sebanyak 15 orang.

“Seharusnya 60 orang peserta, tapi ya itu karena banyak titiknya jadi peserta yang telah mendaftar akhirnya khitan di lokasi lainnya,” terangnya.(adl/ari)

Bakal Serap Banyak Putra Daerah

Nasionalisasi PT Inalum 2013

JAKARTA-Pengelolaan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) pasca 2013 yang akan melibatkan pemda, bukan saja akan menambah pundi-pundi pendapatan Pemprov Sumut dan 10 kabupaten/kota yang ada di sekitar Danau Toba. Perusahaan level internasional itu juga dipastikan akan bermanfaat langsung bagi putra-putri daerah.

Anggota Komisi VI DPR Nasril Bahar meyakini, bakal makin banyak lagi putra daerah yang terserap menjadi tenaga kerja level ahli (skill) di perusahaan yang selama ini dikendalikan konsorsium perusahaan Jepang itu.

Politisi asal PAN itu menjelaskan, ada tiga level tenaga kerja, yakni buruh kasar, tenaga ahli, dan level manajerial. Selama ini, tatkala mayoritas saham Inalum dikuasai Jepang, sudah banyak putra daerah asal Sumatera (tak sebatas Sumut), yang bekerja di level ahli di perusahaan Inalum.

“Ketika nanti 100 persen saham dikuasai pemerintah dan pemda dilibatkan, yang dikelola BUMN dan BUMD, maka otomatis akan banyak lagi putra daerah yang bekerja di Inalum,” terang Nasril kepada koran ini di Jakarta, kemarin (29/6).

Dia juga yakin, pasca 2013 nanti tidak ada lagi tenaga kerja asing yang bekerja di Inalum. Alasannya, sudah terjadi alih penguasaan teknologi, dari tenaga kerja asing, ke tenaga kerja lokal. “Putra bangsa kita sendiri sudah bisa menguasai teknologi yang ada di Inalum,” terangnya.

Terkait berapa porsi tenaga kerja putra Sumut dibanding dengan putra non Sumut, kata Nasril, hal itu sepenuhnya tergantung pembicaraan antara pusat dengan pemda. Yang pasti, untuk tingkat manajerial, baik Pemprov maupun 10 Pemkab/Pemko jika memang nantinya mendapat porsi saham, akan menempatkan orang-orangnya di Inalum.
“Jadi tak perlu khawatir. Putra daerah pasti terserap, tanpa harus melupakan bahwa ini NKRI. Akan lebih mudah dibicarakan jika 100 persen saham sudah dikuasai pemerintah. Tinggal nanti bagaimana sharing sahamnya dengan pemda,” paparnya.

Dia menjelaskan, ketentuan mengenai penyerapan tenaga lokal itu sudah diatur di UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal.

Seperti diketahui, keterlibatan pemda dalam pengelolaan Inalum sudah dijanjikan para petinggi di Jakarta. Pemprov dan 10 bupati/wali kota pun dilibatkan menjadi anggota tim pengambialihan Inalum.

Untuk proses keterlibatan pengelolaan Inalum ini, pemda akan membentuk perusahaan konsorsium. Bupati Samosir Mangindar Simbolon, yang juga juru bicara 10 bupati/walikota dimaksud, menjelaskan, kemungkinan pemda akan menggandeng pihak swasta, yang akan menyokong pendaan penyertaan modal sesuai porsi saham yang akan didapatkan.

Sebelumnya diberitakan, Menteri BUMN Mustafa Abubakar mempersilakan pemda membentuk konsorsium. Meski belum dibahas berapa jatah saham Inalum yang akan diberikan ke pemda, Mustafa memberikan sinyal jatah saham itu pasti ada. “Pemerintah terbuka. Kita ingin tetap ada hubungan yang harmonis antara pusat dengan daerah,” kata Mustafa kepada koran ini beberapa waktu lalu.

Menteri Perindustrian MS Hidayat, selaku ketua tim negosiasi yang dibentuk pemerintah RI, juga sudah menyarankan agar 10 kabupaten/kota dan Pemprov Sumut membentuk konsorsium perusahaan daerah.
Ke-10 kabupaten/kota yang ada di sekitar danau Toba yakni Taput, Tobasa, Samosir, Humbahas, Simalungun, Karo, dan Dairi. Sedang tiga kabupaten/kota di bagian hilir Danau Toba yakni Asahan, Batubara, dan Kota Tanjung Balai. (sam)

Kualitas Sandard tapi Pede

Olla Ramlan

Dunia tarik suara tampaknya menarik minat para aktris dan presenter televisi. Meski bermodal suara pas-pasan, mereka tak ragu terjun dalam belantika musik tanah air.

Termasuk presenter cantik Olla Ramlan. Meski mengakui memiliki suara yang standar, Olla mantap menekuni dunia tarik suara.

Perempuan yang bernama lengkap Febiolla Ramlan itu baru saja merilis single Sakit Hati. Dalam lagu tersebut, dia curhat tentang berakhirnya bahtera rumah tangganya dengan model ganteng Alex Tian. “Enggak apa-apa curhat. Apalagi, hubungan saya dan Alex Tian baik. Saya bahkan kasih tahu dia. Saya tanya lagunya pas atau nggak, dia ketawa,” tutur ibu satu anak itu Selasa (28/6) malam.

Ketika ditanya soal keputusannya menyanyi itu aji mumpung atau tidak, Olla tak mau ambil pusing. Dia akan terus berusaha memperbaiki kualitas vokalnya agar lebih bagus. “Itu hak mereka. Selama kita coba dan bisa, why not? Namanya juga orang berlatih, mungkin suara saya biasa, tetapi ke depan akan bagus. Saya akan terus berusaha belajar lagi,” tegasnya.

Meski begitu, Olla tidak memungkiri bahwa dirinya masih deg-degan setiap manggung secara live. Dia mengaku lebih nyaman berakting maupun membawakan acara. “Nervous sih, namanya juga (lagu) pertama. Apalagi, suaraku biasa-biasa aja. Makanya, aku beberapa kali ikut latihan vokal. Insya Allah yang penting bisa dinikmati,? ucap perempuan yang mengaku sejak lama memiliki hobi menyanyi tersebut.

Ketika ditanya kemungkinan rujuk dengan mantan suaminya, Olla menolak. Dia menyatakan, dirinya dan Alex tetap berhubungan baik demi putra tunggal mereka, Sean Michael Alexander. “Anak saya happy kalau lihat ibu dan bapaknya happy,” pungkasnya. (ken/c8/any/jpnn)

Hari Ini, SBY Lantik Adik Ipar

KSAD Diminta Hormati Proses Hukum

JAKARTA-Panglima Komando Strategi dan Cadangan TNI AD (Pangkostrad) Letjen Pramono Edhi Wibowo hari ini bakal resmi menduduki jabatan baru sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Sejumlah kalangan pun memberikan catatan atas ditunjuknya adik ipar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai pimpinan AD itu.

Ketua Dewan Penasihat Kontras (komisi untuk orang hilang dan korban tindak kekerasan) Usman Hamid mengingatkan, KSAD harus mengikuti jika ada persoalan hukum di tubuh TNI-AD. “Menjadi kewajiban KSAD untuk menghormati proses hukum, seperti kasus pelanggaran HAM,” kata Usman saat dihubungi, kemarin (29/6).
Dia mencontohkan, KSAD perlu terbuka untuk bekerjasama dengan Komnas HAM terkait dengan beberapa kasus pelanggaran HAM yang ditangani Komnas.

Sebelumnya, Kontras sempat memberikan penilaian terhadap para kandidat KSAD dan untuk Pramono tidak terlalu tinggi nilainya. ?Sebenarnya tidak ada (calon) yang ideal? kata Usman. Selain Pramono, ada nama Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan (Dan Kodiklat) Letjen Marciano Norman dan Wakasad Letjen Budiman. Namun kini pilihan sudah jatuh pada Pramono sebagai KSAD. “Itu bagian dari prerogatif presiden,” sambungnya.

Meski memiliki hubungan kekerabatan dengan pemegang kekuasaan, Usman meminta Pramono bisa tetap profesional. Termasuk kemungkinan TNI AD digunakan untuk kepentingan tertentu. “Jangan sampai militer, termasuk kekuatan AD kembali terseret pada pengabdian poltik,” katanya.

SBY akhirnya memilih Pramono sebagai KSAD untuk menggantikan Jenderal George Toisutta yang memasuki masa pensiun. Pihak Istana pun sudah mengonfirmasi penunjukkan itu. Hari ini, adik dari Ani Yudhoyono itu dijadwalkan dilantik SBY di Istana Negara.

“Bapak Presiden sudah menerima usulan dari Panglima TNI.  Besok (hari ini, Red) akan dilantik di Istana Negara,” kata Mensesneg Sudi Silalahi kemarin. dia menampik jika penunjukkan Pramono sebagai KSAD itu karena memiliki hubungan kekerabatan dengan presiden.

“Pramono dipilih karena prestasi, jenjang karir, dan track record-nya yang bagus,” urai mantan Seskab itu. menurut Sudi, presiden lebih dulu melihat track record dari calon KSAD yang diajukan Panglima TNI sebelum mengambil keputusan. “Saya yang ditugaskan mengecek dan Pramono memenuhi kualifikasi menjadi KSAD,” imbuhnya.
Pramono yang kelahiran Magelang, Jateng, pada 5 Mei 1955, adalah lulusan Akabri 1980.

Dia tercatat pernah dipercaya memegang jabatan Komandan Grup I/Kopassus. Lulusan Sesko TNI 2000 itu juga pernah menjadi ajudan Presiden Megawati Soekarnoputri pada 2001.

Sebelum menduduki jabatan Pangkostrad, Pramono juga sempat memegang posisi penting. Antara lain Danjen Kopasus dan Pangdam III/ Siliwangi. (fal/jpnn)

Kombinasi Seni dan Sains

Jaya Arjuna

Kenyataan pahit yang ada tak menghentikan Jaya Arjuna (58) menyuarakan kepedulian terhadap lingkungan. Hal itu pula yang disuarakan melalui dunia sains dan seni sejak puluhan tahun silam.

Ditemui di kediamannya Jalan Utama No 216 Medan, Jaya Arjuna terlihat bersahaja. Hanya mengenakan kain sarung dan kostum salah satu tim sepak bola ternama. Membalut pemikiran dan visi tidak biasa yang tertangkap dari obrolan santai berteman secangkir teh manis panas yang disajikan.

“Bayangkan untuk satu hektar sawit itu membutuhkan 27 ton pupuk selama pembuahan. Bila sudah tidak berbuah lagi, harus menggunakan racun untuk mematikannya. Sayang pemerintah tidak menyadari ini dan seolah membiarkan. Kalau tidak ditangani bisa hancur tanah di Sumut ini,” ketus dosen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara (USU) ini.

Tidak cuma kritik, kepedulian terhadap lingkungan ditunjukkan saat menjabat Ketua Bidang Pendidikan dan Pelatihan Korps Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Sumatera Utara (Kompas USU). Saat menjadi dosen Jaya Arjuna pun mengusulkan kurikulum lingkungan di Teknik Mesin USU dimana dirinya memberi kuliah Satuan Operasi, Pengolahan Hasil Perkebunan, dan Produksi Bersih. Menindaklanjuti pertemuan akademisi bidang tehnik se-Asia di Australia 1982.

“Sebenarnya sumber pencemaran lingkungan itu, ya, bidang tehnik. Sekalipun yang terbesar tehnik industri dengan kompleksitas polusi yang disebabkan. Padahal ISO18000 itu sudah jelas bagaimana tiga konsep utama industri. Hemat bahan baku, hemat energi, dan tidak menggunakan bahan beracun. Tapi seperti kurikulum tadi yang hanya menjadi kuliah pilihan, kebiasaan buruk itu pun terus berlanjut,” ketusnya.

Hal itu tidak membuat suami dari Dra Hj Masnun Zaini Mpsi ini berhenti. Selain aktif sebagai konsultan Amdal di perkebunan dan belakangan ini aktif di perusahaan konstruktor, bersama unsur dari partai politik, pengusaha, dan perguruan tinggi, mereka melakukan koreksi terhadap program-program pembangunan pemerintah di Pusat Pengkajian Pembangunan Regional (P3R) yang didirikan 1999 lalu.

Seperti pembangunan yang terpusat pada daratan tanpa menyentuh laut sebagai potensi terbesar dari Negara Kelautan. Begitu juga program pembangunan dari Pemerintah Kota Medan yang justru membunuh identitas sebuah bangsa. “Pembangunan tidak harus sama. Kota Medan memiliki 13 mozaik etnik yang berpotensi menjadi kontributor pembangunan. Hanya saja hal ini tidak pernah disentuh kalau tidak mau dibilang dihancurkan,” tegasnya.
Begitu pun perjalanan Jaya Arjuna tidak selalu mulus. Genderang perang yang ditabuh terhadap korupsi pernah menjadi bumerang baginya. Yang berdampak pada terhambatnya keinginan untuk melanjutkan pendidikan doktoral. Bahkan, dirinya sempat menjalani pemeriksaan oleh pihak kepolisian. Meskipun sampai saat berita ini diturunkan, tak ada kepastian akan status dirinya.

Tapi semua itu tidak menjadi jalan buntu baginya. Sains yang menjadi keahlian digabung dengan seni untuk dituangkan dalam dunia kreatif. Menggunakan sound level meter (alat pengukur suara) dari laboratorium, Jaya Arjuna menggelar lomba teriak antikorupsi di halaman DPRD Sumatera Utara 2005 lalu. Even yang pertama sekali digelar di Indonesia.

Penguasaan di bidang tehnik yang digabung dengan seni khususnya sastra menjadikan ayah dari empat anak ini keluar sebagai juara I pada festival budaya 1990 silam lewat cerita pendek berjudul ‘Kapsul’. Cerpen berlatar kejadian tsunami ini kemudian direalisasikan oleh Jepang empat tahun kemudian. Karyanya itu pun mendapat apresiasi dari Korrie Layun Rampan yang menyebut dirinya sebagai Jules Verme, seorang novelis sains-fiksi berkebangsaan Prancis.(jul)