24 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15110

Ekonom: Kualanamu tak Ada Masalah Lagi

MEDAN-Progres pembangunan Bandara Kualanamu di Kecamatan Baringin dan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang, mendapat apresiasi dari pengamat ekonomi Sumut Jhon Tafbu Ritonga. Menurutnya, dilihat dengan pemikiran yang jernih, pengerjaan proyek pada prinsipnya sudah tak ada lagi masalah.

“Dana untuk pembebasan lahan sudah dianggarkan pemerintah pusat sejak 2007 lalu melalui APBN. Sedangkan proyek penimbunan pasir untuk runway juga sudah ada. Arah proyeksi juga sudah jelas sektor-sektornya. Demikian juga orang-orang yang diproyeksikan menjalankan tugasnya masing-masing,” ungkap Jhon Tafbu, Selasa (21/6).

Dekan Fakultas Ekonomi USU ini menjelaskan, kendala yang dihadapi saat ini adalah proses eksekusi pembebasan lahan yang dinilainya sengaja atau tak sengaja memperlambat proyek tersebut. “Dana yang tersedia sudah ada kenapa belum dipakai juga. Berarti kan instansi-instansi terkait belum bisa memaksimalkan kerja mereka. Walau hingga saat ini proyek penimbunan pasir untuk runway sudah mencapai 85 persen dan pembangunan Bandara sudah mencapai 65 persen,” katanya.

Jhon Tafbu juga menuturkan, baik pemerintah pusat, sektoral dan departemen diharapkan meminta kepada Presiden agar mengetok palu untuk memastikan dan menggerakkan percepatan pengerjaan proyek tersebut. “Jika memang ada oknum-oknum yang melakukan kesalahan, sebaiknya hal tersebut jangan menjadi alasan terhambatnya proses penyelesaian pembangunan Bandara Kualanamu ini. Kejaksaan dan KPK juga harusnya terus memantau. Jadi, biarkan berjalan terus, jika pada akhirnya memang ada kesalahan pihak yang berwajib (Kejaksaan dan KPK, Red) bisa menghitungnya dan memberlakukan sanksi,” tegasnya.

Namun, menurutnya, yang menghambat pelaksanaan proyek ini sebenarnya juga bisa dituntut merugikan negara. “Karena, dengan menunda-nunda proyek ini hingga berlarut-larut tentunya bisa menimbulkan minimum inflasi negara hingga tujuh persen. Jadi pada tahun berikutnya pemerintah harus menambah lagi anggaran yang sudah ada,” tutur Jhon Tafbu.

Mengenai akan datangnya investor dari Korea ke Sumut pada 27 Juni ini, tentunya akan sangat senang jika kepada mereka dijelaskan masalah yang ada saat ini. “Semuanya sudah ada, tinggal pengerjaannya. Tentunya mereka akan sangat senang menerima proyek tersebut dengan keuntungan yang sudah mereka hitung tentunya,” katanya.

Wakil Ketua DPRD Sumut Sigit Pramono menjelaskan, proses penyelesaian proyek Bandara Kualanamu hingga saat ini patut diacungi jempol. “Kita salut terhadap pemerintah pusat dan daerah yang secara serius menangani hal ini,” jelasnya.

Kader Fraksi PKS ini juga mengatakan, untuk itu, pemerintah daerah harus menyelesaikannya infrastruktur dan lain-lain secepatnya. “Mesti dikebut penyelesaiannya. Namun, kita juga harus memperhatikan jangan sampai ada masalah yang terjadi,” tuturnya.

Mengenai investor asal Korea yang akan datang dalam waktu dekat ini, Sigit mengutarakan, pemerintah pusat dan daerah harus membuktikan hal ini bukan hanya isapan jempol semata. “Kalau hanya MoU saja, dari dulu susah banyak investor yang datang, tapi cuma untuk MoU. Jadi kita harapkan ini jangan hanya ‘pepesan kosong.’ Pemprovsu juga harus menjalankan proyek secara konkrit, karena sudah lama kita menunggu realisasinya. Bukan sekadar pembicaraan saja,” kata Sigit.

Urus Pasir, Dephub Lobi Bupati

JAKARTA-Departemen Perhubungan (Dephub) sudah menerima laporan dari SPM Satker Perhubungan Udara terkait persoalan pasokan pasir yang digunakan untuk menimbun runway bandara Kualanamu. Dephub telah mengirim tim yang punya tugas khusus melobi bupati Deliserdang agar tidak menyetop penambangan pasir dimaksud.

“Saya sudah kirim tim ke Medan untuk bicara dengan bupati. Besok (hari ini, Red) mungkin sudah bisa selesai,” ujar Direktur Bandara Dephub, Bambang Cahyono, kepada koran ini di Jakarta, kemarin (21/6).

Kok baru kirim tim, padahal soal macetnya pasokan pasir sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu? Bambang menyebutkan, pihaknya mengambil langkah pengiriman tim setelah Satker sudah tidak sanggup menyelesaikan masalah ini. “Kalau Satker tak sanggup, kirim surat ke pusat, maka kita kirim tim untuk membantu,” terangnya.

Bagaimana jika tim lobi tetap tidak berhasil? Bambang mengancam akan melaporkan masalah ini ke Wapres Boediono dan Unit Kerja Presiden Bidang Pengendalian dan Pengawasan Pembangunan (UKP4). “Kalau tetap tidak selesai, kita bawa ke setwapres dan UKP4,” tegasnya.

Bambang menjelaskan, masalah penambangan pasir itu muncul lantaran ada perubahan kebijakan dari bupati Deliserdang. Sebelumnya, katanya, izin penambangan pasir cukup dikelurkan oleh camat. “Ada perubahan policy (kebijakan), sekarang harus diurus ke bupati. Ini yang jadi persoalan,” paparnya.

Dia berharap agar semua pihak mendukung proyek pembangunan bandara Kualanamu, sebagai proyek nasional. “Ini bukan proyek pemda. Kita mohon pengertian pemda. Kalau dulu sudah ada persetujuan, ya harus terus didukung dong. Kalau tidak, kita repot,” ujarnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, penyelesaian pembangunan Bandara Kualanamu yang berlokasi di Kecamatan Pantailabu dan Beringin kembali terancam molor. Penyebab keterlambatan itu karena ketiadan pasokan pasir untuk penimbunan runway.

Pejabat SPM Satker Perhubungan Udara Sigit Widodo sebelumnya menjelaskan, sesuai jadwal, mestinya saat ini pekerjan penimbunan runway 85 persen. Tetapi karena tidak ada pasokan pasir menjadi 81 persen. “Ada ketertinggalan 4 persen,” bilangnya.

PT Waskita Yasa sebagai kontraktor pembangunan runway Bandara Kualanamu membutuhkan pasir sekitar 1,5 juta meter kubik untuk kegiatan penimbunan. Sementara kegiatan penimbunan terhenti karena Pemkab Deliserdang mendesak pihak PT Waskita Yasa agar tidak menerima pasir yang berasal dari wilayah Kabupaten Deliserdang dengan alasan tidak ada satupun kegiatan tambang pasir yang memiliki izin.(saz/sam)

Selamatkan Darsem, Pemerintah Siapkan Rp4,7 M

Butuh Rp1,424 T Bebaskan 303 TKI Terancam Mati

JAKARTA-Reaksi keras masyarakat Indonesia atas terjadinya hukum pancung yang diterima Ruyati Binti Satubi (54) di Arab Saudi akhirnya memaksa pemerintah memberikan perlindungan bagi WNI di luar negeri. Pemerintah dan DPR sepakat untuk melindungi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) lainnya yang kini terancam hukuman mati. Seperti kesepakatan membayar uang diyat Rp4,7 miliar untuk membebaskan Darsem dari hukuman pancung di Arab Saudi. Biaya ganti rugi tersebut dikeluarkan dari APBN.

“Kemenlu dan Kemenakertrans mengupayakan uang ganti rugi untuk keluarga majikan Darsem Rp4,7 miliarn
Dana itu telah disepakai DPR dan Kemenlu. Insya Allah kita akan melakukan perlindungan itu. Selain dana APBN tidak menutup kemungkinan pengumpulan uang itu dilakukan dengan jalan lain,” jelas Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar di Jakarta, Selasa (21/6).

Seperti telah diberitakan, sepanjang 1999-2011 ada 303 WNI di luar negeri terancam hukuman mati (Sumut Pos, 20/6). Pemerintah tentu harus berlaku adil bagi setiap warga negara. Bila kondisi yang sama seperti Darsem diberlakukan kepada 302 TKI tervonis hukuman mati di luar negeri, berarti pemerintah membutuhkan dana Rp1,424 triliun.

Untuk meminimalisir hal itu, pemerintah Indonesia kian aktif melakukan pendekatan kepada pemerintah Arab Saudi, salah satu negara tujuan pengiriman TKI. Saat ini, pemerintah Arab Saudi sudah menyetujui untuk mempercepat pembahasan MoU akhir Juni 2011 ini. Masing-masing pihak akan membentuk tim kerja persiapan MoU, untuk kemudian membentuk pula joint working group (tim kerja gabungan) mewakili kedua negara.

“Tim ini tugasnya mendetilkan poin-poin yang perlu dimasukkan ke dalam naskah MoU,” kata Muhaimin.
Untuk memperkuat pembelaan hukum bagi TKI, Muhaimin mengatakan pemerintah juga berencana memperbanyak tim pengacara. Sehingga, lanjut Muhaimin, para TKI yang mengalami berbagai persoalan di luar negeri dapat cepat ditangani.

“Upaya pendampingan akan dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius dan dilaksanakan secara terus menerus, bahkan sampai detik-detik terakhir,” jelasnya.

Selain memperbanyak pengacara, pemerintah juga membuat pembelaan untuk menyelesaikan persoalan TKI yang mengalami tuntutan kriminal dengan cara diplomasi, termasuk merayu dan melakukan negoisasi kepada keluarga atau majikan TKI untuk mengganti diyat (ganti rugi).

“Langkah diplomasi sudah kita lakukan melalui kunjungan berkali-berkali ke Saudi Arabia bersama dengan Kemlu,Kementerian Hukum dan Ham, BNP2TKI dan intansi terkai. Tidak kurang ratusan pembebasan dilakukan. Ini terus diharapkan agar pemerintah Saudi memiliki komitmen yang sama,” kata pria yang akrab disapa Cak Imin ini.
Dengan berbagai persoalan yang dihadapi TKI, Muhaimin mengingatkan agar masyarakat berhitung dan berpikir untuk bekerja ke luar negeri. “Ke depan tidak boleh lagi asal berangkat, tetapi harus benar-benar siap mental, siap ketrampilan, pengetahuan dan kesehatan TKI. Untuk itu, pengetatan moratorium terus menerus kita lakukan. Dan hendaknya hal itu menjadi komitmen nasional,” imbuhnya.

Di sisi lain, rasa simpati terhadap Ruyati Binti Satubi masih terus mengalir. Tidak ketinggalan, ratusan siswa-siswi Madrasah Tsanawiyah (MTs) Miftahussalam, melaksanakan tahlilan dan memanjatkan doa untuk Ruyati di sekolah mereka di Jalan Darussalam Medan, kemarin.

Dilakukan secara sederhana di ruang sekolah, tahlilan dan doa yang dipimpin guru Pendidikan Agama Windi Khaldun, berlansung khidmat dan diwarnai isak tangis para siswa dan guru.
Kepala Sekolah MTs Miftahussalam Cut Ruhama mengatakan, tahlilan sengaja digelar pihak sekolah untuk mendoakan Ruyati sebagai sesama muslim juga untuk menumbuhkan rasa kepedulian di diri anak didik. “Supaya para siswa kita yang kini bisa peduli atas yang dialami orang,” tukas Cut Ruhama.

Ustad Windi Khaldun yang memimpin doa mengatakan, dalam hukum Islam ada ditentukan hukuman khisas yakni balasan untuk menghukum mati kepada mereka yang bersalah. “Namun seharusnya ada pertimbangan lainnya, kenapa Ruyati nekat melakukan itu. Karena setahu kita, majikan di Arab Saudi itu memang terkenal suka melakukan kekerasan kepada pembantunya. Ini yang tak terang diketahui masyarakat,” ungkap Khaldun yang pernah menetap di Arab Saudi dalam proses belajar.

Dia juga menyesalkan pemerintah yang kurang berusaha mengupayakan keringanan hukum Ruyati.
Sementara itu Anggraeni Putri (13) siswi MTs Miftahussalam mengaku ikut merasa kepedihan dan kesedihan keluarga yang ditinggalkan Almarhumah Ruyati.

“Dia itu seorang ibu yang seperti saya tonton di televisi dan saya baca di koran menjadi tulang punggung keluarganya. Dia itu nekat melakukan karena terpaksa dan melawan akibat terus disiksa majikannya,” ungkapnya dengan nada sedih.

Tahlilan juga dilakukan Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Sumatera Utara. Tahlilan digelar di Sekretariat DPW PPP Sumut di Jalan Raden Saleh No 11 Medan, Senin (20/6) usai maghrib. Tahlil dihadiri pengurus harian DPW PPP Sumatera Utara dan Pimpinan DPC PPP Kota Medan.

Wakil Ketua DPW PPP Sumatera Utara, Dtm Abul Hasan Maturidi dan Aswan Jaya mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan rasa prihatin PPP Sumut atas wafatnya Ruyati.

“Para TKI itu adalah penghasil devisa bagi bangsa dan negara,” ujar Hasan Maturidi dan Aswan Jaya.(cha/jpnn/mag-7)

Anti Makan Nasi

Joanna Alexandra

Badan melar saat mengandung atau sesudah melahirkan menjadi hal lumrah bagi mayoritas perempuan. Namun, hal itu akan menjadi masalah jika perempuan tersebut berprofesi sebagai artis yang dituntut memiliki tubuh
sempurna.

Aktris cantik Joanna Alexandra tengah berupaya memenuhi tuntutan tersebut. Setelah melahirkan buah hati kedua, perempuan 24 tahun itu pun ketat menjaga pola makan.

“Aku nggak makan nasi. Jadi, cuma makan lauk sama sayur aja,” ujarnya ketika ditemui dalam acara premiere Ada Apa Dengan Pocong di XXI Planet Hollywood, Jakarta, Senin malam (20/6).

Agar kondisi fisik tetap prima, perempuan yang akrab disapa Jo itu berusaha makan sampai kenyang meski tanpa nasi. Selain itu, dia berdiet dengan cara tidak makan lebih dari pukul 20.00. Hal tersebut dilakukan setelah melihat timeline Twitter milik temannya.

“Aku diet nggak pakai dokter, nggak pakai obat juga. Tapi, pas aku baca Twitter temen, dia bilang di atas jam delapan malem nggak makan,” ungkap perempuan yang anak pertamanya berumur 3,5 tahun dan anak kedua 11 bulan tersebut.
Upaya itu pun terbukti berhasil. Selama empat bulan Jo berhasil menurunkan lagi 11 kilogram. “Jadi, berat badanku yang dulu 60 kilogram sekarang udah 49 kilogram. Tapi, memang tetep nggak sekerempeng dulu, waktu belum hamil,” katanya.(ken/c5/ayi/jpnn)

Hampir Diculik ketika Ungkap Aparat yang Jadi Beking

Gara-gara Tekuni Film Dokumenter, Iwan Setiawan Kenyang Kena Teror

Bagi sebagian orang, film dokumenter mungkin dianggap tak menarik untuk ditonton, apalagi ditekuni. Tapi, hal itu tak berlaku bagi Iwan Setiawan. Dia bahkan mendirikan komunitas. Gara-gara menekuni hal yang disukai itu, nyawanya nyaris terancam.

RIDLWAN H, Jakarta

Perawakannya tak begitu tinggi. Tapi, sorot di balik kacamata minusnya tajam. Bicaranya juga lugas, khas arek Jawa Timur-an. “Membuat dokumenter, terutama yang bau-bau investigasi, itu modalnya nyali,” kata Iwan Setiawan, penggagas komunitas Salam Dokumenter Mania saat ditemui tadi malam (21/6) di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.

Iwan berkaus dan bercelana jins dengan sandal gunung. Di tas bodypack-nya ada dua peralatan yang wajib dibawa ke mana-mana. Yakni, handycam dan laptop. “Orang dokumenter ya wajib bawa handycam. Sebab, momen ada setiap saat,” ujar pria 41 tahun tersebut.

Dia mencontohkan salah seorang anggota komunitas film dokumenter Mohammad Addiartha Putra Kusuma. Siswa Sekolah Menengah Atas Kolese Kanisius, Jakarta, itu selalu membawa handycam setiap jalan ke mana saja.
Suatu waktu, dia tersentil melihat temannya yang benci musik jazz gusar membaca iklan Java Jazz di koran. Jadilah film superpendek bertajuk Made with Jazz yang menjadi film terbaik dalam lomba film SMA di Festival Film Institut Kesenian Jakarta tahun lalu.

“Kebanyakan orang komunitas dokumenter adalah orang-orang yang gelisah dengan lingkungannya dan mencurahkan dalam bentuk audio visual,” ujar bapak dua anak tersebut.

Dia mengutip definisi film dokumenter dari ilmuwan Inggris, Frank Beaver, yang menulis Dictionary of Film Terms. “Sederhananya, sebuah film nonfiksi,” katanya.

Film dokumenter biasanya di-shoot di sebuah lokasi nyata, tidak menggunakan aktor, dan temanya terfokus pada subjek-subjek seperti sejarah ilmu pengetahuan, sosial, atau lingkungan. Tujuan dasarnya adalah memberikan pencerahan, informasi, pendidikan, melakukan persuasi, dan memberikan wawasan tentang dunia yang kita tinggali.
Sebelum terjun total dalam dunia film dokumenter, dia pernah menjadi jurnalis. Hampir delapan tahun di Tempo, Iwan lantas menggawangi program SIGI SCTV yang berfokus pada investigasi kasus-kasus yang tak terungkap ke publik.

Saat itu, alumnus TV journalist workshop Ohio State University 2008 tersebut benar-benar harus bertarung face to face dengan pihak-pihak yang merasa aibnya dia ungkap. “Di Tanah Bumbu, saya menginvestigasi aktivitas pertambangan ilegal yang dibekingi aparat, tepatnya anaknya aparat,” ungkapnya.

Ketika menginvestigasi, Iwan menyewa perahu untuk menelusuri sungai di Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, itu. “Panjangnya sekitar 2,5 kilometer, ada 220 titik tambang batu bara,” katanya.
Setelah hasil investigasinya ditayangkan, berbagai ancaman mulai muncul. “Mulai santet sampai diajak ketemu di Jakarta,” ujarnya.

Alumnus Sekolah Tinggi Filsafat Driyakarya tersebut juga pernah hampir diculik saat menginvestigasi pembalakan liar di Sorong, Papua. “Di sana juga ada beking aparatnya,” katanya lantas meminta nama institusi itu tidak ditulis.
Iwan yang juga pernah mengikuti Investigative Journalism Training di Murdoch University, Perth, Australia, 2002 tersebut lantas menekuni film dokumenter secara serius sejak ikut workshop pada 2006.

Beberapa prestasi diraih. Di antaranya, Best Feature Documentary on Indonesia Documentary Film Festival 2009 dengan titel At Stake! Film itu juga pernah diputar di Berlin Film Festival 2008. Iwan juga menjadi line producer untuk film Heaven for Insanity yang diputar dalam Festival Film Rotterdam, Belanda, 2009.

Selain itu, dia memenangi Script Development Competition, Jakarta International Film Festival 2006. Lalu, ikut South East Asia Press Alliance (SEAPA) Fellowship di Laos dan Vietnam, 2006.

Bersama tiga temannya, Swastika, Kristianto Nugroho, dan Muhammad Ihsan, Iwan mendirikan Salam Dokma. Salam berasal dari singkatan Sabtu Malam. Sebab, anggota komunitas tersebut awalnya berkumpul setiap Sabtu malam Minggu. Dokma adalah singkatan dokumenter mania.

Kini, pertemuan diubah setiap Minggu, diisi dengan diskusi dan memutar film. Lokasinya di Newseum Caf ›kawasan Jalan Veteran, Jakarta Pusat.

“Tujuan kami, ingin memberikan alternatif tontonan untuk masyarakat dengan film dokumenter. Yang datang beragam, mulai pelajar SMA sampai sutradara film yang sukses di festival internasional,” ungkapnya.
Di antara ratusan simpatisan yang datang, yang benar-benar hidup dari film dokumenter memang hanya belasan. “Kami ingin hidup dari film dokumenter. Sampai sekarang masih jarang orang yang mendedikasikan dan benar-benar hidup dari dokumenter,” tegasnya.

Menurut Iwan, menekuni film dokumenter seperti bertanam pohon jati. “Hasilnya tidak bisa dipetik tiap bulan, tapi mungkin lima atau enam tahun lagi,” tuturnya.
Film dokumenter akan semakin dicari saat langka. Misalnya, film tentang pembuat keris kawakan yang sangat terkenal. Saat ini film tersebut belum tentu dijual. “Tapi, kalau sang empu itu sudah wafat, filmnya jadi langka,” ujarnya.

Iwan sekarang mengembangkan sebuah perpustakaan audio visual di Yayasan Amerta di Bogor. Selain itu, dia sibuk membuat web. “Siapa pun yang ingin lihat dan up load film dokumenternya bisa gratis,” katanya.
Dia mengaku terinspirasi komunitas serupa di Austria. “Saya baru saja pulang dari sana. Di Austria, khusus untuk film dokumenter saja ada 250 production house,” ungkapnya.

Proyek lain yang sedang dipikirkan dalam-dalam adalah tawaran membuat film dokumenter semi-investigasi di sebuah kabupaten di Jawa Timur. Dia menyebut sebuah tempat. “Lokasinya jangan ditulis dulu. Ini rumit karena ada unsur koneksi antara korporasi dan pejabat setempat,” tegasnya. (kuh/c5/kum/jpnn)

Pesawat Rusia Jatuh, 44 Tewas

MOSKOW – Insiden tragis kembali terjadi di dunia penerbangan. Kali ini sebuah pesawat Rusia, Tupolev Tu-134, jatuh di Republik Karelia, Senin malam  waktu setempat atau Selasa dini hari WIB. Kecelakaan itu menewaskan 44 orang. Selain itu, delapan luka berat.

Belum diketahui pasti penyebab kecelakaan . Tapi, seperti dilansir Reuters, petugas setempat melaporkan, pesawat itu terganggu kondisi cuaca buruk di langit Rusia. Tentang kronologi peristiwa itu, otoritas penerbangan negeri beruang merah itu menggelar investigasi khusus.

Pesawat tersebut mencoba mendarat darurat di jalan tol sekitar satu kilometer dari Bandara Besovets, Petrozavodsk, di wilayah Karelia, Rusia utara. Tapi, pesawat itu bertolak dari Bandara Domodedovo, Moskow, jatuh dan terbakar.
“Pada 20 Juni, pesawat Tu-134 mengalami hard landing. Kontak hilang dengan pilot pada pukul 23.40. Orang-orang yang selamat telah dikirim ke Rumah Sakit Petrozavodsk,” demikian pernyataan kementerian darurat setempat seperti dikutip AFP kemarin. Kecelakaan terjadi saat acara Paris Air Show yang rencananya dihadiri PM Rusia, Vladimir Putin.

“Menurut informasi terbaru, 52 orang berada di pesawat. 44 tewas dan 8 luka-luka,” kata Juru Bicara Kementerian Darurat, Irina Andianova kepada kantor berita RIA Novosti. Menurut sumber-sumber penerbangan Rusia, selain cuaca buruk di daerah tersebut, penyebab kecelakaan diduga kesalahan manusia. Media-media Rusia melaporkan, pesawat tersebut tampaknya gagal mencapai landasan pacu dan terpaksa mendarat darurat di jalan tol. Tapi tak bisa mendarat secara mulus, pesawat terbakar.

Pesawat langsung meledak di jalan sekitar 0,6 mil (1 km) dari landasan pacu Bandara Besovets, 430 mil barat laut Moskow. Pesawat milik RusAir berpenumpang 43 orang dengan sembilan kru itu terbang dari Domodedovo, Moskow, menuju Petrozavodsk. RusAir menolak berkomentar. Sebagian besar Penumpang berasal dari Rusia dan Swedia.

Sesaat setelah insiden, petugas penyelamat melihat mayat-mayat berserakan di jalanan. Delapan orang selamat dalam musibah itu.  Tapi, mereka menderita luka-luka serius dan dirawat di RS Petrozavodsk. Di antaranya ada seorang pramugari yang ditemukan masih hidup.

Terpisah, pesawat latih militer Korea Selatan (Korsel) jatuh, Selasa (21/6) . Akibatnya seorang instruktur dan siswa tewas.  Pesawat Ilyushin II-103 buatan Rusia itu yang digunakan angkatan udara Korsel. (c2/iro/bbs/jpnn)

Pelancong Cari Negara Sumber Pariwisata

Warga Cina Suka Melancong

BEIJING- Meningkatnya kemakmuran Cina terlihat dari jumlah wisatawan Cina yang melancong ke luar Cina. Sejak 2010 lalu ada perbandingan satu dari 17 pelancong dunia merupakan orang Cina.

Seperti dilaporkan Asia Calling, pada 2000 lalu, satu dari 70 wisatawan di dunia internasional adalah dari Cina. Sepuluh tahun kemudian, 2010 lalu, perbandingan itu berubah satu dari 17 pelancong dunia merupakan orang Cina.
Artinya,  kurang dari 1,5 persen jumlah pelancong Cina dari seluruh jumlah pelancong dunia, meningkat menjadi hampir 6 persen. Dalam nominal, angka itu adalah dari 12 juta menjadi lebih dari 50 juta.

Ini jelas pemasukan devisa bagi negara yang tahu cara memikat orang Cina datang ke tempat pelancongan negara itu.
Rebecca Valli, wartawan Asia Calling, belum lama ini mengamati dan mewawancarai turis Cina di pusat perbelanjaan Milan, Italia.

Mengapa Milan? Inilah satu kota tujuan wisata terfavorit turis Cina. Milan, tepatnya Via Montenapoleone, dari tempat itulah mode busana dunia diciptakan. Di Via Montenapoleone itu Rebecca melaporkan berbagai tokoh mewah dan ruang-ruang elegan dipenuhi turis Cina.

“Para turis menghabiskan banyak uang di sini, dan kini termasuk yang berasal dari Cina,” lapor Rebecca.
Selanjutnya, Rebecca menemui seorang turis yang seperti sedang merenungi gedung yang diresmikan pada abad ke-18 itu. Nama sang perenung duduk di bangku panjang di depan gedung itu, Zhu. Dia satu dari belasan turis Cina yang berkerumun.

Zhu bercerita sangat tertarik pada karya budaya dan seni kelas dunia. Ini yang mendorong dirinya ke Italia, dan Milan adalah pilihan utamanya. Bukan sesuatu yang aneh. Di Asia dan Afrika, negara yang mampu mengembangkan orkestra Barat sejauh ini hanya dua: Mesir dan Cina. Dua negara itu mestinya punya penggemar musik orkestra yang membawakan ciptaan “abadi” komponis Eropa: dari Beethoven sampai Mozart, dari Bach sampai Chopin dan Franz Liszt.

Akhirnya Rebecca mendapatkan kisah yang “utuh”. Zhu menghabiskan ribuan yuan di negara Francesco Verdi yang terkenal dengan opeara Aida itu.

“Kamu tahu, ekonomi Cina semakin membaik, dan gaji kami bertambah banyak,” kata Zhu, karyawan Bank Mingsheng di Beijing.

“Kami mampu membeli pakaian merek terkenal mahal, dan di sini harganya 20 sampai 30 persen lebih murah ketimbang di Cina” Lalu Zhu menyebut sejumlah merek, antara lain PRADA, D&G dan lainnya.
Seberapa banyak dunia wisata Indonesia menikmati kemakmuran turis Cina? Data Kementerian Budaya dan Pariwisata, jumlah terbesar, lebih 70 persen wisatawan datang dari Asia.

Lima besar wisatawan asing itu dari Singapura, Malaysia, Jepang, Korea, dan Cina. Namun selisih jumlah wisatawan Singapura dan Cina, jauh hampir 1.200 dan turis Cina mendekati 355.000 orang (data Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata 2008).

Direktur biro perjalanan Peace Travel, Li Xiaofeng menyebutkan wisatawan mandiri semakin bertambah. Orang hanya datang ke travel untuk mendapatkan visa, dan tiket pesawat.

“Menurut saya tren sekarang adalah semakin banyak pelancong independen, sekitar 10 persen jumlah turis independen,” tambah Li, yang memperkirakan lima tahun mendatang jumlah itu akan meningkat sampai 30 persen. (*)

Ultah Ke-29, Pangeran William Tugas Jaga

LONDON – Pangeran William merayakan ulang tahun yang pertama setelah menikah dan menjadi suami Kate Middleton. Selasa (21/6) putra sulung mendiang Putri Diana itu genap berusia 29 tahun. Tetapi, tidak ada pesta meriah atau perayaan khusus untuk memperingati bertambahnya usia pewaris kedua takhta Kerajaan Inggris tersebut. Bahkan, cucu Ratu Elizabeth II dan juga putra Pangeran Charles (Prince of Wales) itu tetap menjalani dinas rutin di Angkatan Udara Kerajaan Inggris atau Royal Air Force (RAF).

“Hari ini (kemarin, Red) beliau tetap menjalani dinas seperti biasa di Lembah RAF, Anglesey,” kata jubir Clarence House keluarga Kerajaan Inggris.

William melangsungkan pernikahan dengan Kate Middleton pada 29 April lalu mendapatkan giliran jaga. Pria bergelar Duke of Cambridge yang menjadi pilot helikopter RAF tersebut harus siaga di pangkalan militer.

Jubir Clarence House menegaskan kerajaan tak menyelenggarakan pesta meriah memperingati hari kelahiran William dalam waktu dekat. Kakak Pangeran Harry itu sibuk mempersiapkan rencana lawatan ke Kanada dan California, bersama istri.   Bukan kali ini saja dia memperingati ulang tahun dengan bekerja. Tahun lalu dia melewatkan hari jadinya di tempat kerja. Padahal tahun-tahun sebelumnya William selalu merayakan dengan pesta. (afp/ap/hep/c6/dwi/jpnn)

Tindak KUPT Medan Johor

081264455xxx

Kepada Yth Bapak Wali Kota dan Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, mohon ditindak tegas Kepala Unit Pelayanan Teknis (KUPT) di setiap kecamatan khususnya Medan Johor meminta Rp200.000 perkepala setiap guru untuk memasukan berkas pencairan sertifikasi guru-guru SD selalu ditindas dari jajaran yang terkait.

Kami Teruskan

Terima kasih laporannya, kami sampaikan kepada pelapor untuk membuat laporan tertulis. Selanjutnya, kami juga akan teruskan persoalan ini ke Dinas Pendidikan Kota Medan. Apabila laporannya benar, maka bisa ditindak lanjuti dengan proses peraturan yang berlaku.

Khairul Buchari, Plt Kabag Humas Pemko Medan

8 Kementerian ‘Gelapkan’ Bansos Rp2,4 Triliun

JAKARTA- Forum Indonesia Untuk Transparansi Anggaran (FITRA) mengungkap dugaan penyimpangan anggaran bantuan sosial (bansos) tahun 2010 di delapan kementerian. Nilai totalnya terbilang fantastis, yakni Rp2,435 triliun. Data tersebut diangkat FITRA berdasarkan hasil audit BPK tahun 2011.

“KPK harus segera melakukan penyelidikan,” kata Kordinator Investigasi dan Advokasi FITRA Uchok Sky Khadafi di Jakarta, kemarin (21/6). Dia menjelaskan anggaran bansos adalah transfer uang atau barang yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial terhadap dirinya.

“Dalam laporan BPK disebut sejumlah kementerian yang anggaran bansosnya tidak mengalir atau penyalurannya tidak sesuai peruntukan,” ujar Uchok.

Dugaan penyimpangan paling besar terjadi di Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), yakni mencapai Rp1,49 triliun. Rinciannya adalah penyaluran tidak ada atau tidak lengkap laporan pertanggungjawaban keuangannnya sebesar Rp1,425 triliun, dana tidak disalurkan atau mengendap di pihak ketiga sebesar Rp69,33 miliar, dan penyaluran yang tidak sesuai peruntukan sejumlah Rp 438,67 juta. “Semua ini mengindikasikan terjadinya penyimpangan anggaran yang serius di kementeriannya Pak M Nuh,” tegas Uchok.

Penyimpangan nomor dua terbesar ditemukan di Kementerian Pemuda dan Olah Raga yang dinahkodai Andi Mallarangeng. Dananya mencapai Rp407,8 miliar. “Pantas saja pemuda dan olah raga kita tidak maju-maju dibandingkan negara lain. Soalnya anggaran bansos terjadi penyimpangan dalam penyalurannya,” sindir Uchok.
Berturut -turut penyimpangan dana bansos lain adalah Kementerian Sosial sebesar Rp 236,510 miliar (lainnya lihat grafis-red).

Sementara itu Anggota BAKN (Badan Akuntabilitas Keuangan Negara) Eva Kusuma Sundari mengatakan BAKN sebenarnya sudah menindaklanjuti temuan BPK tersebut. Salah satunya dengan ‘melacak’ indikasi penyimpangan itu dengan mempertanyakannya ke sejumlah daerah.

Saat kunker BAKN ke sejumlah provinsi, seperti Kalimantan Tengah, Bangka Belitung, dan NTB, tegas Eva, indikasi penyimpangan itu memang sangat terasa. “Kami memang menemukannya di lapangan,” ujarnya. Menurut Eva, masa genting aliran dana bansos terjadi menjelang pilkada.(pri/jpnn)

15 Anggota Yonif 134/Tuah Sakti Diperiksa

MEDAN- 15 anggota Batalyon Infanteri (Yonif) 134/Tuah Sakti yang diduga terlibat kasus penganiayaan Prada Agiopan Effendi, dibawa ke Medan, Selasa (21/6). Mereka dibawa ke markas Polisi Militer Daerah Militer (Pomdam) I Bukit Barisan, Jalan Sena Medan untuk diperiksa.

Mereka diberangkatkan dengan pesawat Lion Air JT 971 dari Bandara Hang Nadim, Batam dan tiba di Bandara Polonia, Medan, sekitar pukul 12.20 WIB. Pemeriksaan mulai dilakukan sekitar pukul 13.30 WIB. Pemeriksaan berlangsung tertutup.

Kepala Penerangan Kodam I Bukit Barisan Letkol Halilintar, membenarkan pemeriksaan 15 oknum TNI tersebut. Namun, dia mengaku belum dapat merinci hasil pemeriksaan.

“Saya belum tahu karena masih dalam pemeriksaan,” kata Halilintas. “Kita belum bisa memberikan keterangan, karena yang bersangkutan saat ini masih dalam penanganan Pomdam I/BB,” lanjutnya.(rud)