26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15111

Diet dengan Baju Safari

Fahri Hamzah

Penampilan politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah belakangan cukup berbeda. Busana yang ia pakai biasanya santai, kini kerap menggunakan setelan baju safari. Ada apa?

Tampilan baju safari Fahri Hamzah kembali digunakan saat rapat Tim Pengawas (Timwas) Century yang mengundang KPK dan Kejaksaan Agung Rabu (14/6). Saat melintasi kerumunan para wartawan, ada salah satu jurnalis yang berujar “Wah, bajunya sudah seperti menteri nih. Ada apa Bang,” sapa salah satu jurnalis itu kepada Fahri Hamzah. Mendengar pertanyaan tersebut, Fahri melirik baju yang ia kenakan. “Saya pakai baju ini supaya badan saya tersiksa,” katanya beralasan.

Cara Fahri berbusana bisa juga disebut tips diet sederhana tapi lumayan bisa ditiru untuk memerangi berat badan.(net/jpnn)

Bayi 3 Bulan Diculik

SIANTAR- Hanya sekejap Santi (21), warga Tiga Rasa, Kecamatan Dolok Pardamean, Kabupaten Simalungun, mengecap kebahagian memiliki momongan. Dua bulan setelah dilahirkan, tepatnya 23 Maret 2011, si bayi langsung diculik adik iparnya.

Santi yang ditemui di Mapolresta Siantar hendak membuat pengaduan, Selasa (21/6) mengatakan, peristiwa itu terjadi Jumat (3/6) lalu.

Ketahuan anaknya diculik adik ipar, karena ingin meminta uang tebusan Rp20 juta. Kalau uang tebusan tidak dibayar, iparnya berinisial K br S (26), warga Simantin III, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun, mengancam akan menjual bayi tersebut.

Kata Santi, saat pelaku membawa bayi yang sudah dinamai Tasya ini, mengaku atas permintaan mertuanya yang sedang sakit.

“Pelaku menelepon saya, meminta Tasya dibawa ke rumah mertua yang sedang sakit. Lalu saya tidak keberatan, karena tidak ada merasa curiga kepada pelaku, terlebih dia ipar saya. Bayi itupun saya serahkan kepadanya di Eks Terminal Sukadame tepatnya di loket Nitra,” ujarnya.

Sehari setelah Tasya diserahkan, Santi merasa gelisah dengan kondisi putrinya. Dia pun menelepon pelaku menanyakan kabar Tasya. Waktu itu pelaku menjawab, Tasya dalam keadaan sehat walau sedikit rewel. Tapi kabar itu sudah membuat Santi tenang.

Seminggu kemudian, Santi mulai menaruh curiga dengan pelaku. Karena selulernya yang dihubungi, tidak pernah aktif. Tak berapa lama, Santi ditelepon pelaku meminta uang Rp20 juta sebagai tebusan Tasya.

“Saat pelaku menelepon saya, dia bilang, tidak akan mengembalikan Tasya kalau tidak membayar uang tebusan Rp20 juta. Kalau Tasya mau pulang, sekarang uang Rp20 juta harus disediakan,” ujar Santi menirukan ancaman pelaku.
Masih kata wanita berkulit hitam manis ini, Minggu (19/6) lalu, dia sempat bertemu dengan pelaku di Jalan Gereja simpang IV, Pematangsiantar. Ketika ditanya keberadaan Tasya, pelaku langsung melarikan diri.

“Saya sempat bertemu dengan pelaku, dia bilang baru pulang dari Jakarta. Dia tidak mau komentar tentang Tasya dan langsung melarikan diri,” kesalnya.

Ketika hendak membuat laporan ke Mapolresta Siantar, Santi diarahkan petugas Sentral Pelayanan Kepolisian (SPK) Siantar, untuk melengkapi data pengaduannya berupa surat keterangan bidan.

Karena pengaduannya belum lengkap, Santi kembali pulang ke rumahnya untuk melengkapi data pengaduannya. Sampai malam tadi, Santi belum juga membuat laporan pengaduan ke Mapolresta Siantar. (osi/smg)

Urus Akte Lahir Rp150 Ribu

081396588xxx

Saya mengurus akte lahir anak saya melalui kepling kami di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung diminta biaya Rp150.000 yang sedihnya sudah dibayar semahal itu, sudah mau 2 bulan akte lahir belum siap mohon perhatian pihak berwenang terima kasih.

Laporkan Namanya
Terimakasih informasinya, kami akan tindak lanjuti laporan warga. Tapi, kami mohon sebutkan nama yang meminta uang tersebut. Selanjutnya kami sampaikan kepada warga untuk mengurus sendiri terkait akte kelahiran. Karena mengurus akte kelahiran ada di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil.

Hendra Asmilan
Camat Medan Tembung

Kantor KPUD Didemo, 2 Warga Tertembak

Simulasi Kerusuhan Jelang Pilkada Tebing Tinggi

TEBING TINGGI- Ratusan massa melakukan aksi unjukrasa ke kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Tebing Tinggi, menolak hasil pemungutan suara ulang. Dalam aksi tersebut, dua warga ditembak petugas keamanan.
Peristiwa ini terjadi dalam simulasi antisipasi menjelang Pilkada pemungutan suara ulang Tebing Tinggi, 28 Juni 2011 didepan Kantor Wali Kota Tebing Tinggi, Selasa (21/6).

Dalam simulasi itu, aksi massa berlangsung brutal. ratusan massa melempari petugas keamanan yang menghadang mereka masuk ke kantor KPUD Tebing Tinggi.

Beruntung, aksi massa dapat dibubarkan setelah tim gabungan Polres Tebing Tinggi dan Brimob Detasmen B Kota Tebing Tinggi dibantu Dalmas, menghalau pengunjukrasa.

Kapolres Tebing Tinggi AKBP Robert Haryanto Watratan mengatakan, kegiatan simulasi ini, sebagai penanganan antisipasi dalam menghadapi pilkada pemungutan suara ulang 28 Juni 2011 mendatang.

“Dalam simulasi ini, petugas terpaksa membubarkan massa dengan menembakan tembakan peringatan. Karena massa kian bringas, petugas menembak dua pendemo hingga terkapar dan korban dilarikan ke rumah sakit terdekat,” kata Robert.

Dikatakannya, kejadian seperti simulasi ini tidak terjadi. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi massa salah satu pasangan yang tidak puas dengan hasil penghitungan suara nantinya.

“Kita menurunkan 481 personil gabungan Polres Tebing Tinggi dan Satuan Brimob Detasment B Tebing Tinggi, sedangkan pendemo kita turunkan dari petugas Linmas Pemko Tebing Tinggi,” jelasnya.
Kaden Brimob Detasmen B Kota Tebing Tinggi Kompol Suryo mengatakan, simulasi ini merupakan bagian pengamanan yang akan diberikan petugas saat pilkada berlangsung.(mag-3)

Dilengkapi Sarana Pembelajaran Multimedia

Politeknik Negeri Media Kreatif  (PoliMedia)

Saat ini kampus yang beralamat di Jalan Guru Sinumbah Medan Helvetia ini, juga dilengkapi sarana pembelajaran multimedia, yang didukung fasilitas hotspot. Tak hanya itu, ada juga fasilitas laboratorium, digital printing, pre-press, screen printing, dan fasilitas pendudung belajar lainnya.

Sementara itu, untuk penerapan sistem semester PoliMedia PSDD membagi dalam tiga tahapan sesuai program studi yang diambilnya.  “Pada semester I dan II, mahasiswa mendapat teori dan latihan dasar cetak serta orientasi industri, sedangkan semester III dan IV mahasiswa mendapat latihan-latihan cetak warna dan digital, manajemen cetak dan magang industri,” ungkap Nasrudin SHMAP Penanggung Jawab PoliMedia PSDD.

Kemudian sambung dia, di akhir semester V dan VI mahasiswa mendapat latihan percetakan dan kewirausahaan, pemasaran cetak, praktik industri dan membuat proyek akhir. Dengan menguasai seluruh teori maka mahasiswa akan lebih mudah terserap dalam dunia kerja.

Nasrudin menuturkan PoliMedia PSDD Medan yang merupakan pengembangan dari Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia) Jakarta ini juga menerapkan sistem pembelajaran yang  dirancang dengan melibatkan partisipasi aktif mahasiswa.

Bahkan untuk menambah wawasan, lanjut Nasruddin, PoliMedia PSSD sengaja mendatangkan pembicara dari kalangan praktisi industri percetakan baik buku, majalah, surat kabar maupun pelaku usaha cetak mandiri dalam setiap even yang digelar.

“Kegiatan ini semakin mendekatkan pemahaman akademis yang diberikan oleh dosen dengan pengalaman percetakan baik di ranah industri maupun perdagangan,” ungkapnya.
Sementara itu, untuk prospek karir lulusan program Diploma III Teknik Grafika, selain dapat bekerja di perusahaan percetakan, penerbitan, tekstil, dan film juga bisa diberdayakan di televisi, periklanan, supplier mesin, bahan grafika, dan tenaga terampil lainnya. Sehingga dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswanya, seluruh lulusan PoliMedia PSSD akan lebih mudah terserap di berbagai lembaga desaigner grafis baik nasional maupun internasional. (uma)

Kantor Bupati Langkat Didemo

LANGKAT- Seratusan massa tergabung dalam aliansi masyarakat anti korupsi (AMAK) Kabupaten Langkat, menggeruduk kantor bupati, DPRD dan Kejari, menuntut terwujudnya pemerintahan yang bersih dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), Selasa (21/6).

Massa sempat berorasi diluar kantor bupati, sebelum dibenarkan memasuki kesekretariatan Pemkab Langkat, persisnya ruang rapat sekretaris daerah (Sekda).

Setelah beberapa menit berorasi, sepuluh perwakilan sebagai juru bicara diantaranya Wan Daud Baihaqi, Khalis dan Syahril Effendi diterima Sekda Langkat Surya Djahisa, beserta ajaran SKPD.

”Ada beberapa poin kita kedepankan dalam momen ini, tentang kejelasan uang Rp64 M pengembalian mantan Bupati Langkat Syamsul Arifin, penyaluran beras miskin, serta alokasi dana desa,” sebut Wan Daud.

Selain itu, persoalan menarik lainnya dikemukakan perwakilan massa AMAK, tentang kebocoran Penghasilan Asli Daerah (PAD) disebabkan pengurusan izin prinsif diduga kebanyakan masuk kantong pribadi pejabat terkait. Demikian pula dengan transparansi penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) 2009-2010 dan terkait setoran rekanan kontraktor ke dinas-dinas sebesar 16,5%.

Sekdakab Langkat Surya Djahisa mengatakan, Pemkab Lang kat sangat konsen terhadap pem benahan infrastruktur jalan, namun terbatasnya anggaran tidak memungkinkan seluruh jalan dibenahi.(ndi)

Kasus PT SM, Legislatif tak Berhak Ikut Campur

MEDAN- Permintaan penangguhan penahanan tersangka pengerusakan barak PT Sorikmas Maining (SM) Madina, dinilai mencenderai proses penegakkan hukum. Hal ini disampaikan Ali Leonardi SH MH, Selasa (21/6).

Menurutnya, permintaan penangguhan itu terlalu berlebihan. Sebab, lembaga legislatif tidak memiliki wewenang untuk mencampuri proses hukum yang sedang berlangsung.

“Bila ada permintaan penangguhan penahanan, maka yang berhak adalah pihak keluarga yang bersangkutan,” katanya.
Sebab, sambung Ali, dalam tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) lembaga legislatif tidak memiliki wewenang untuk mencampuri proses hukum yang sedang berlangsung.

Untuk itu, pria berkacamata itu menandaskan agar kasus itu diserahkan sepenuhnya kepada pihak penyidik untuk diproses.

“Kita jangan terlalu berlebihan dalam menyikapi suatu masalah. Kita harus sadar akan wewenang dan tugas kita sendiri. Lagipula penyidik di kepolisian telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Jadi kita serahkan saja kasus itu kepada proses hukum yang sedang berlangsung. Kita hanya bisa mengawasi dan mengawal proses tersebut,” ujar Ali. (rud)

Rumah Janda Tua Terbakar

TEBING TINGGI- Tukiem (70) warga Jalan Pulau Belitung, Lingkungan V, Kelurahan Persiakan, Kota Tebing Tinggi, tak kuasa menahan tangis dan jatuh pingsan setelah mengetahui rumahnya ludes dilalap sijago merah, Selasa (21/6) sekira pukul 15.00 WIB.

Ketika ditemui, janda tua ini, tak sanggup berbicara. Dia terus menangisi puing-puing rumahnya yang rata dengan tanah.

Suyoto (37) anak Tukiem mengatakan, saat kejadian, mereka tidak di rumah.

“Nggak tahu kejadiaanya gimana, kami dapat kabar dari tetangga. Semua barang ludes terbakar,” ujarnya.
Menurut Heri Sujoko, tetangga korban mengatakan, saat kejadian, dia sedang duduk-duduk dibelakang rumahnya. Tengah asyik duduk, terlihat asap tebal dari rumah korban.

Kapolsek Padang Hulu AKP K Nadeak mengatakan, penyebab kebakaran diduga akibat konsleting arus pendek listrik.  (mag-3)

Terapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi

Menindaklanjuti imbauan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) saat membuka Pekan Produk Budaya Indonesia (PPBI) mengenai arti pentingnya industri yang berbasis kreativitas, melatarbelakangi berdirinya Politeknik Negeri Media Kreatif (PoliMedia). Mengingat industri kreatif sejauh ini dinilai mampu menyokong pembangunan di Indonesia dengan cukup besar yaitu mencapai 6,7 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
PoliMedia Program Studi Diluar Domisili (PDDS) Medan ini lahir sebagai bentuk dukungan terhadap pertumbuhan industri kreatif yang sangat pesat khususnya di Kota Medan.

Penanggung Jawab PoliMedia PSSD Medan, Nasrudin mengatakan, sebagai institusi pendidikan, PoliMedia PSDD merupakan kampus yang memiliki peran penting dalam menyediakan pendidikan di bidang industri kreatif nasional. Pasalnya PoliMedia PSSD menggunakan kurikulum berbasis kompetensi produksi dan kewirausahaan dengan sistem pembelajaran Student Centered Learning yakni menggunakan komposisi teori 40 persen dan praktik 60 persen.
“Hal ini kita lakukan untuk menjadikan lulusan PoliMedia PSSD sebagai tenaga ahli tingkat madya yang mampu berkreasi, berinovasi dan berwirausaha di bidang industri kreatif sesuai program yang dipilih,” sebutnya.

Hingga saat ini PoliMedia PSSD memiliki dua Program Studi berjenjang Ahlimadya yakni Desain Grafis dan Teknik Grafika. Desain grafis sendiri adalah bidang keilmuan yang mempelajari tentang kreasi seni dan desain dalam industri teknologi grafis yang dipresentasikan dalam bentuk dua dimensi maupun tiga dimensi sebagai media komunikasi.
Sedangkan Teknik Grafika mempelajari bidang keahlian teknik cetak yang diakui secara kualifikasi nasional sesuai dengan standar mutu. “Mahasiswa akan mempelajari semua aspek desain yang ada pada buku, majalah, surat kabar, dan berbagai bentuk media publikasi lainnya,” sebut Nasrudin.

Sementara untuk bisa bergabung di kampus tersebut, berbagai seleksi harus dijalani calon mahasiswa untuk bisa bergabung. wSelain dituntut untuk menjalani Ujian Masuk Perguruan Negeri (UMPN), calon mahasiswa juga harus berusia maksimal 22 tahun. “Hal ini dilakukan untuk menjaring calon mahasiswa yang berkualitas sekaligus membatasi jumlah peserta didik sesuai kebutuhan yakni 32 mahasiswa untuk setiap program studinya,” pungkas Nasrudin. (uma)

Berankas BRI Pinangsori Ditemukan di Jurang

TAPTENG- Berankas BRI Unit Pinangsori, Tapteng, yang dicuri Selasa (31/5) lalu, ditemukan warga di jurang kecil ditepi Jalinsum Sibolga-Tarutung Km 6 (sebelum Batu Lubang,Red), Bonan Dolok, Sitahuis, Tapteng, Senin (20/6) sore.
“Berankas ditemukan warga yang kebetulan melintas dari jalan tersebut. Kemudian dilaporkan ke petugas Pos Aek Raisan, Sitahuis, Tapteng. Berankasnya sekarang sudah kita amankan di Mapolres. Setelah kita konfirmasi, berankas itu benar milik Bank BRI Pinangsori yang dibawa kawanan pencuri bulan lalu,” terang Kapolres Tapteng AKBP Dicky Patrianegara kepada METRO (grup Sumut Pos), Selasa (21/6).

Ditemukannya berankas tersebut, lanjut Dicky, menjadi bukti petunjuk baru untuk mengungkap kasus pencurian tersebut. Untuk itu, Dicky meminta kepada masyarakat memberikan informasi kepada petugas terkait penemuan berankas tersebut.

“Seperti misalnya bila ada yang pernah melihat ada mobil yang parkir di sekitaran lokasi penemuan. Itu sangat membantu kita,” pinta Dicky meyakini berankas dibuang ke jurang untuk menghilangkan jejak.
Saat ditemukan, berankas seberat 1 ton tersebut berada di kedalaman sekitar 5 meter di dasar jurang yang dialiri sungai kecil. Berankas diangkat menggunakan mobil derek. Setelah dilakukan pemeriksaan, berankas tersebut sudah kosong.(mora/muh/smg)