25 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15132

Sang Pelapor pun Geregetan

Surabaya-Jakarta Bersaing dalam Kasus Sontekan Massal

Surabaya dan Jakarta bersaing dalam kasus sontekan massal Ujian Nasional (UN) SD Mei lalu. Jika Surabaya sudah dijatuhkan sanksi kepada guru dan kepala sekolah yang terlibat contekan massal, di Jakarta investigasi baru berjalan.

Kemunculan kasus sontekan massal dalam pelaksanaan UN SD belum terhenti. Di Provinsi DKI Jakarta, kasus sontekan massal mencapai babak baru setelah pemerintah memulai investigasi. Kasus sontekan massal di ibu kota, dilaporkan wali siswa SDN 06 Petang Pesanggrahan, Jakarta Selatan.

Pelapor munculnya sontekan massal adalah Winda Lubis. Dia adalah ibu dari Muhammad Abrary Pulungan, siswa kelas VI SDN 06 Petang Pesanggrahan. Winda sejatinya sudah cukup lama melapor sontekan massal. Dia sudah melapor mulai dari tingkat sekolah, komite sekolah, Dinas Pendidikan DKI Jakarta. Tetapi, semuanya mental.
Bahkan, saat melapor ke Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), ibu tiga anak itu mendapat jawaban yang kurang mengenakan. Pihak Kemendiknas menyatakan tidak membuka pos pengaduan UN tingkat SD. Mereka hanya membuka pengaduan terkait kecurangan UN tingkat SMP dan SMA.

Winda menjelaskan, dirinya geregetan karena usahanya melapor tidak mendapakan perhatian. Padahal, Winda ingin mendapatkan pengakuan dari pemerintah jika laporan dari anaknya bahwa telah disuruh guru kelas untuk membagi-bagikan jawaban benar. “Ini perlu supaya anak tidak merasa bersalah setelah mengungkap kejujuran,” ucap Winda.
Akhirnya, Winda melapor kasus sontekan massal ini ke Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA). Didampingi Ketua Komnas PA Arist Merdeka Sirait, keluarga Abrary kemarin (16/6) ngluruk kantor Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

Di kantor Pemprov DKI Jakarta, Abrary dan keluarga ditemui oleh Asisten Kesejahteraan Masyarakat Sekdaprov DKI Jakarta Mara Oloan Siregar dan Waka Dinas Pendidikan (Dispendik) DKI Jakarta Agus Suradika. Dalam pertemuan tertutup tersebut, Winda memaparkan lengkap kronologi sontekan massal yang terjadi di sekolah anaknya itu. Hasilnya, Pemprov DKI Jakarta membentuk tim investigasi untuk membuktikan sontekan massal itu. Pemaparan Winda hampir sama dengan penjelasananya saat melapor ke Komnas PA. Diantaranya adalah, oknum guru di SDN 06 Petang Pesanggrahan mengumpulkan siswa-siswa pandai dua hari menjelang pelaksanaan UN.

Dalam pertemuan tersebut, guru menginstruksikan para siswa membantu memberikan jawaban ke temannya. Celakanya, pihak guru membuat pernyataan tertulis supaya para siswa tidak membocorkan hasil pertemuan tersebut kepada siapapun. Walaupun kepada orangtua sekalipun. Siswa yang membocorkan bakal dijatuhi hukuman berat dan tidak lulus UN.

Di saat pertemuan berlangsung, Abrary sengaja ditaruh luar ruangan. Alasannya, supaya dia tidak menyimak perdebatan yang membahas sontekan massal. Di luar ruangan, bocah belasan tahun itu terlihat tenang. Sesekali, dia bercanda dengan wartawan yang menunggu rampungnya rapat.

Abrary mengatakan, dirinya merupakan salah satu dari siswa yang dipanggil sang guru untuk dikondisikan bagi-bagi jawaban. Pasalnya, hasil try out pra UN, Abrary berada di posisi dua teratas. “Intinya kami disuruh membantu teman saat ujian,” papar anak yang menempuh pendidikan anak usia dini (PAUD) di Amerika itu.
Saat ujian berlansung, bocah berambut cepak itu kaget melihat kertas-kertas berisi kunci jawaban berseliweran.  “Saya tidak ikut menyalin jawaban ke kertas,” paparnya.

Melihat banyaknya contekan saat itu, Abrary sempat melapor ke pengawas. Sayang, dia malah dimusuhi teman-temannya sekelas. Bentuk permusuhan itu adalah, dia dikucilkan dan sempat disoraki. (wan/jpnn)

Ada Simulasi Menyontek

Alif, siswa kelas VI SDN Gadel 2, Surabaya, Jawa Timur, tetap pada sikapnya semula bahwa memang ada aksi contek massal yang sangat sistematis di sekolahnya saat Ujian Nasional (UN), yang dikomandoi gurunya. Anak dari Siami itu bahkan menceritakan, sehari sebelum UN digelar 10-12 Mei 2011, diadakan simulasi menyontek.

“Waktu satu hari sebelum ujian  diadakan simulasi mencontek,” kata Alif saat telekonfrens dari Universitas Airlangga Surabaya dengan aktivis di Aula gedung Mahkamah Konstitusi, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (16/6).

Alif mengaku mendapat arahan teknis contek-mencontek pada saat ujian nasional yang digelar 10-12 Mei lalu. “Nanti, kertas itu ditulis dengan kode-kode. Misalnya, angka 001 itu untuk jawaban A. Nanti, kode itu dilihatkan teman di belakang. Biar yang belakang tahu,” kata Alif, menirukan lagi arahan dari gurunya. Alif didampingi ibunya, Siami.
Alif sendiri kini sudah mengaku tenang tidak seperti kejadian awal-awal. Alif, tetap memegang prinsip yang diajarkan sang ibu. “Hidup itu harus jujur dan percaya,” kata Alif mengutip pesan sang ibu.(kyd/jpnn)

Kronologi Sontek Massal di SDN 06 Petang Pesanggarahan Jakarta Selatan

  • Dua hari sebelum UN, siswa yang berprestasi di kumpulkan menjadi beberapa kelompok oleh guru. Indikator prestasi dari hasil tryout dan nilai rapor yang masuk sepuluh besar.
  • Dalam pertemuan itu, guru membuat sebuah deklarasi dan kesepakatan tertulis instruksi membagikan jawaban kepada siswa yang tidak berprestasi. Aksi ini disebut juga diketahui kepala sekolah.
  • Dalam deklarasi itu, seluruh siswa dilarang memberitahukan pengondisian sontekan massal kepada siapapun. Termasuk wali siswa. Hukuman bagi yang melanggar, bisa tidak lulus dan mendapatkan sanksi berat.
  • Saat ujian berlangsung, sontekan berseliweran melalui kertas dan SMS. Saat itu, para siswa bebas membawa HP saat ujian berlangsung.
  • Abrary, salah satu siswa yang dipanggil mengadu ke ibunya, Winda Lubis, jika dirinya mendapatkan ancaman dari teman-temannya. Ancaman itu muncul karena dirinya tidak mau memberikan sontekan kepada teman-temannya.
    Winda langsung mengkonfirmasi ke pihak sekolah. Tapi, sekolah menyangkalnya.
  • Winda juga sempat merekam proses ujian menggunakan handycam untuk memastikan anaknya tidak terlibat aksi sontekan massal.
  • Setelah merekam, Winda sudah mendapatkan permintaan maaf dari seorang guru yang mengakui adanya kecurangan saat UN.
  • Guru tersebut sebagai eksekutor pengondisian sontekan massal. Mendapatkan keterangan itu, Winda kembali lapor ke dinas pendidikan Jakarta Selatan. Tapi, dia malah disuruh tutup mulut.
    16 Mei Winda mengadu ke Komnas PA.
  • Komnas PA berupaya memediasi mempertemukan Winda dengan guru, kepala sekolah, dan kepala dinas pendidikan Jakarta Selatan. Tapi, hanya Winda yang datang.
  • 16 Juni akhirnya Winda bisa bertemu dengan aparat Pemprof DKI Jakarta dengan mediasi Komnas PA. Hasilnya, Pemprof DKI menerjunkan tim investigasi menyelediki kasus sontekan massal.

Sumber: Diolah dari laporan ke Komnas PA.

Budayakan Membaca Al-Quran

TEBING TINGGI-  Warga Kelurahan Rambung, Kota Tebing Tinggi memperingati Isra Miraj 1432 Hijriah di Lapangan Kolam Renang, Jalan Imam Bonjol, Kota Tebing Tinggi Kamis (16/6) sekira pukul 15.00 WIB. Ustad H  Bambang Irawan SAg diundang sebagai penceramah.

Dalam ceramahnya, Bambang Irawan menyampaikan pentingnya memilih pemimpin yang amanah. Artinya amanah yang diembannya merupakan tanggungjawab kepada warga masyarakatnya sekaligus kepada Allah SWT.
Dalam Al-Quran dan Hadis sudah jelas diatur bagaimana seharusnya memilih dan menjadi seorang pemimpin. “Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan (amanat), lalu Ibrahim melaksanakannya dengan baik,” Al-Baqarah (2): 124.

Menurut Bambang Irawan kepemimpinan adalah amanah, titipan Allah SWT, bukan sesuatu yang diminta apalagi dikejar dan diperebutkan. Sebab kepemimpinan melahirkan kekuasaan dan wewenang yang gunanya semata-mata untuk memudahkan dalam menjalankan tanggung jawab.
Selain itu Bambang Irawan juga mengingatkan agar umat Islam senantiasa membudayakan membaca Al-Quran selepas magrib di masjid. “Kedepan gerakan-gerakan moral untuk membudayakan membaca Al- Quran selepas Mswagrib perlu dikembangkan. Sebab gerakan ini dapat menambah keimanan dan ketaqwaan seseorang kepada Allah,” jelas Bambang.
Seperti firman Allah, kalau suatu kaum penduduk negerinya beriman kepada-Ku, niscaya Aku akan limpahkan rezeki kepadanya. Simbol-simbol kepemimpinan yang amanahlah yang dibutuhkan saat ini  guna mewujudkan ahklak yang mulia.(mag-3)

Atas Nama Pengabdian

dr Kartika Yusuf

Tubuh mungil tak menghentikan langkah dr Kartika Yusuf (30) untuk mewujudkan impian dan keinginan besarnya. Dan, dia berhasil membuktinya saat menyelesaikan studi di Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara (UISU) yang untuk beberapa lama sempat terabaikan.

Ya, keberadaannya di acara wisuda di JW Marriot Hotel Medan, Rabu (15/6) pun menghadirkan kebahagiaan yang tak terperi bagi sang ibu, Hj Kadariah dan beberapa anggota keluarga yang hadir. Ekspresi yang melengkapi semua anugerah dalam balutan kebaya hijau yang dikenakan. “Sekalipun terlambat, saya tetap harus menyelesaikan pendidikan. Karena ini utang saya untuk melanjutkan jalan almarhum ayah yang juga seorang dokter. Lagi pula menjadi model ada batas usia tapi pendidikan akan tetap bermanfaat,” tegas dr Kartika Yusuf.

Menjadi seorang dokter hanya satu keberhasilan dari perjuangan yang dilakukan Tice, sapaan akrab dr Kartika Yusuf, dengan kekurangan yang dimilikinya. Sejak kecil, putri keempat dari pasangan dr H Muhammad Jusuf Wibisono SpBP (alm) dan Hj Kadariah ini tergolong manja.

Namun, hal itu tidak berlaku untuk semangat yang dimiliki. Dikawal disiplin tinggi dari sang ayah, Tice menggali semua potensi di bidang entertainment khususnya modelling; meskipun hal itu baru dilakoni dengan serius saat dirinya beranjak dewasa. Tepatnya 2004 saat ditawari untuk mengisi acara di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta. Hanya bermodal restu sang ibu, pelahap sambal ikan ini berangkat mengadu peruntungannya di ibukota. Sikap profesional yang diperlihatkan membuat tawaran demi tawaran datang menyapa. Selain mengisi acara, menjadi figuran di sinetron religius di beberapa stasiun televisi swasta, hingga peluncuran produk otomotif dengan kontrak mencapai Rp8 juta per pemotretan yang dilakoni. Jumlah yang cukup besar untuk dirinya yang termasuk kategori pemula. Rute Jakarta-Medan pun dijalani seorang diri.

“Mulai terpikir saat melihat teman sudah ambil spesialis atau sudah punya jabatan di instansi pemerintahan. Saya pun kembali ke Medan untuk mengejar ketertinggalan. Apalagi sudah mulai jenuh juga dengan jadwal syuting sampai jam tiga dini hari dan jam delapan kita mulai lagi,” kenangnya.

Pemilik mata syahdu ini juga tak gampang menyerah. Dirinya meninggalkan Fakultas Pertanian USU yang dimasuki 1999 untuk masuk di FK UISU 2000 silam. Perginya ayah tercinta yang mengidap kelainan sumsum tulang belakang setahun kemudian lantas dijadikan motivasi untuk mengejar ketertinggalan studi. Tak ragu pula dirinya melepas kemewahan dunia hiburan untuk sebuah pengabdian; menjadi seorang dokter.

Ya, perhatian yang total tadi pun berbuah hasil. Tidak hanya berhasil menyelesaikan studi yang sempat terbengkalai, pemilik tinggi 165 centimeter dan berat 50 kilogram ini bersamaan meraih kelulusan pada Ujian Kompetensi Dokter Indonesia (UKDI) yang diikuti beberapa waktu lalu di Jakarta. Dengan demikian Tice malah melampaui teman yang tiga tahun lebih dulu wisuda darinya tapi belum lulus pada UKDI yang mutlak untuk melaksanakan tugas dan kewajiban seorang dokter. “Sebenarnya bukan cerita materi tapi lebih kepada kepuasan batin selain bisa bermanfaat,” tekadnya. (jul)

Tak Buta dengan Materi

Lahir dengan fisik yang bisa dikatakan sempurna tak membuat dr Kartika Yusuf lupa dengan tanggung jawab. Kemewahan yang didapat tidak membutakan dirinya dengan kenyataan.

“Bahwa masa depan seseorang berada di tangannya, bukan di tangan orangtua. Orangtua hanya bisa mendukung keinginan kita sebagai anak. Tinggal bagaimana kita memanfaatkan yang ada,” ucap Tice.
Dengan penghasilan sebagai bagian dari dunia hiburan di tanah air, Tice tetap kukuh pada prinsipnya melihat arti pergaulan. Daripada larut dalam gaya hidup gemerlap seperti kebanyakan teman seprofesi, dirinya lebih suka membuat persiapan untuk masa depan yang lebih baik.

Penghasilan yang didapat lalu dikumpulkan agar bisa hidup dengan mandiri. Itu dibuktikan dengan membeli rumah di seputaran Jalan Stella Raya Medan. Semua itu diakuinya tidak lepas dari disiplin yang diterapkan kedua orangtua untuk mengajarkan makna kebebasan. Bagaimana sebagai anak dirinya juga merasa perlu berpikir dengan perhitungan yang pas untuk membiasakan bersyukur dengan apa yang ada. “Kalau dulu, jangankan keluar malam, terima telepon saja susah. Tapi, sekarang ini justru kebebasan itu justru membuat anak tidak takut menyalahkan orantuanya,” ketus Tice.

Dengan keberhasilan inilah dirinya membalas semua pengorbanan dan kasih sayang yang didapat selama ini. Baik kepada sang ibu yang menyajikan sambal ikan kesukaannya. Dan, terkhusus untuk almarhum ayah dengan disiplinnya dan sang adik almarhum Hendro Yusuf, teman berbagi sepeninggalan ayah tercinta. (jul)

Berani Nekat demi Kebahagiaan

Pengalaman yang didapat menjadi kekuatan baru bagi Tive. Bahwa keinginan menolong orang yang membutuhkan mampu mengusir ketakutan pada darah maupun aktivitas medis lainnya.

Keinginan berbagi kebahagiaan membuat dirinya nekad melanggar kebijakan rumah sakit yang diterapkan selama melaksanakan koas. Walaupun di satu sisi aturan tadi dibuat dengan alasan yang tepat pula. “Memang hal itu bisa menimbulkan kecemburuan di antara pasien. Tapi perasaan saya bergejolak waktu itu. Jadi saya cari cara untuk bisa membantu,” aku dr Kartika Yusuf.

Ceritanya, untuk membantu anak seorang penarik becak saat koas di Kota Binjai yang terkena demam berdarah 2008, Tice mengedukasi kedua orangtua bagaimana memberi makan dengan makanan yang dibutuhkan. Begitu juga saat menjalani koas di Kota Medan 2010 dirinya terpanggil membantu proses transfusi darah terhadap seorang anak yang terdiagnosa terserang kanker mata.

Semua itu lantas melupakan keraguannya dengan darah yang dilihat saat mendampingi sang ayah yang seorang spesialis bedah plastik sedang beraksi. “Ada kepuasan yang saya rasakan saat itu. Sulit menjelaskannya tapi membuat saya lebih siap untuk menjalani peran sebagai seorang dokter. Sekalipun harus ditempatkan di mana dan dalam keadaan apa saja,” ucap Tice dengan semangat yang terpancar dari wajah cantiknya. (jul)

Disanksi Seumur Hidup

TERKAIT skandal pengaturan skor Calciopoli yang terjadi di sepakbola Italia pada tahun 2006, Mantan Direktur Eksekutif Juventus Luciano Moggi beserta dua rekannya dijatuhi sanksi berat atas keterlibatan mereka dalam kasus itu.
Mereka mendapat sanksi larangan terlibat dalam dunia sepakbola seumur hidup oleh Federasi Sepakbola Italia (FIGC).
Keputusan itu diumumkan komisi disiplin FIGC, Kamis (16/6) waktu WIB.

Selain Moggi, dua orang lain yang dijatuhi sanksi yang sama adalah Antonio Giraudo, mantan anggota direksi Juventus dan Innocenzo Mazzini, mantan ofisial dari FIGC.

Sebelumnya, ketiga orang ini juga sudah mendapat sanksi larangan terlibat dalam sepakbola untuk lima tahun.
Di kasus kriminal lainnya, Moggi juga berhadapan dengan urusan pengadilan di Naples atas dakwaan terlibat dalam organisasi kriminal khusus pada penipuan di bidang olahraga. Ada pun Giraudo sudah menjalani hukuman tiga tahun penjara di Naples untuk kasus ini. (net/jpnn)

Skandal Judi

MILAN-Sepak bola Italia memang tidak pernah jauh dari skandal. Lima tahun lalu skandal Calciopoli merebak yang melibatkan mantan Direktur Eksekutif Juventus Luciano Moggi, kini Italia kembali diguncang oleh skandal pengaturan skor dan judi yang disebut Scommessopoli.

Belum juga publik lupa akan skandal Calciopoli yang membuat sepak bola Italia terpuruk, telah ada skandal baru yang mewarnai sepak bola Italia. Itu dimulai dengan ditangkapnya Giuseppe Signori beserta 16 tersangka lain dengan tuduhan pengaturan skor, 1 Juni 2011 lalu.

Setelah itu, bola liar skandal itu terus menggelinding. Mulanya yang dicurigai hanyalah klub-klub di kasta bawah, ternyata belakangan sejumlah klub Serie A Liga Italia pun mulai dipantau. Sementara baru dua laga yang diinvestigasi.

Itu adalah pertandingan antara Inter Milan versus Lecce, 20 Maret lalu di Giuseppe Meazza, dan Brescia kontra Bologna di Mario Rigamonti pada 2 April lalu. Selain itu adalah beberapa laga lain yang dicurigai juga terjadi pengaturan skor.

Berbeda dengan Calciopoli di mana para petinggi klub yang terlibat mempengaruhi wasit agar memberikan keuntungan kepada mereka dengan berbagai cara. Kali ini, skandalnya lebih mirip pada skandal Totonero yang terjadi pada 1980.

Ketika itu, sejumlah pemain dari lima klub Serie A, yakni AC Milan, Lazio, Perugia, Bologna, dan Avellino (Serie A), serta dua klub Serie B Taranto dan Palermo, terlibat pengaturan skor untuk kepentingan perjudian pada beberapa laga.

Salah satu tokoh penting yang terlibat dalam skandal Totonero adalah Paulo Rossi. Dia akhirnya dijatuhi dengan hukuman tiga tahun larangan aktif di sepak bola, tapi akhirnya direduksi menjadi dua tahun dan berkesempatan membela Italia di Piala Dunia 1982, di mana mereka jadi juara.

Hanya, situasinya berbeda dengan saat ini. Sebab, sekarang perjudian di sepak bola sudah dilegalkan, dengan aturan-aturan tertentu. Namun, yang menjadi masalah adalah keberadaan kelompok tertentu yang disinyalir jadi pengatur sejumlah pertandingan.

Berdasarkan kabar yang dilansir ANSA, skandal itu mulai ditelusuri sejak November tahun lalu. Kepolisian Cremona melakukan penyelidikan yang meliputi 10 lokasi berbeda. Semuanya dimulai dari investigasi laga Serie C antara Cremonese melawan Paganese.

Menurut Roberto Di Martino, jaksa wilayah Cremona, ada kecurigaan minuman para pemain Cremonese diberi obat tidur sebelum bertanding. “Itu awalnya. Kemudian kami terus mengembangkan penyelidikan,” ungkap Di Martino.
Ternyata, hasilnya mengejutkan. Berdasarkan pengembangan penyelidikan, diketahui bahwa terdapat sejumlah pertandingan yang mencurigakan. Disinyalir, sejumlah pertandingan itu telah diatur oleh mafia judi dari Bologna.
Yang mengejutkan, bukan hanya melibatkan klub di level bawah saja. Sejumlah klub papan atas Serie A juga dikaitkan. AS Roma dan Fiorentina juga disebut-sebut terlibat di dalamnya. Meski buru-buru langsung dibantah petinggi klub. (ham/jpnn)

Singa Muda Kritis

Ukraina vs Inggris

HERNING – Peluang Inggris melaju ke babak empat besar Euro U-21 semakin berat.  Setelah ditahan imbang Spanyol 1-1 pada laga pembuka grup B, kemarin dini hari The Young Three Lions (Tiga Singa Muda), julukan skuad muda Inggris kembali gagal meraih hasil maksimal. Inggris yang ditangani Stuart Pearce hanya mampu bermain imbang tanpa gol lawan Ukraina saat bentrok di Stadion Herning

Alhasil, Inggris pun harus menang pada laga terakhir lawan Republik Ceko Minggu lusa (19/6).  Pasalnya, Ceko yang kemarin kalah 0-2 dari Spanyol, hanya butuh hasil seri untuk melaju ke semifinal.  Ceko saat ini sudah mengantongi tiga poin, sementara Inggris baru mengoleksi dua poin.

“Saat kami ditempatkan di grup ini, kami sadar bahwa kami akan menghadapi tiga tim hebat,” cetus Pearce kepada AFP.

“Kami akan menghadapi Ceko.  Kami harus menang untuk melaju ke semifinal.  Nasib Inggris ditentukan kami sendiri,” ujarnya.

Soal laga melawan Ukraina, Pearce menolak anggapan kalau timnya tak punya kemampuan mencetak gol.
Buktinya, Daniel Sturride sempat mendapat peluang matang di akhir babak pertama.  Sayang, tendangan pemain Chelsea yang dipinjamkan ke Bolton Wanderers itu masih membentur mistar. “Kami memiliki beberapa peluang. Tapi, kami memang kurang beruntung,” timpal Pearce.

Sementara itu, meski sudah memastikan lolos ke semifinal, Spanyol tetap memburu kemenangan pada laga terakhir grup B lawan Ukraina.  Pasalnya, jika Ceko bisa mengalahkan Inggris di laga terakhir, skuad Matador Muda bisa tergusur dari puncak klasemen.

Posisi puncak klasemen memang harus dipertahankan Spanyol.  Itu jika mereka tak ingin berjumpa jawara grup A di semifinal, yang kemungkinan ditempati oleh Swiss.  Spanyol sendiri memastikan lolos setelah menaklukkan Ceko 2-0 (1-0).  Dua gol Spanyol diborong Adrian pada menit ke-27 dan 47. (bas/jpnn)

Tetap Puas Bermain Imbang

MONTEVIDEO – Pertarungan sengit berlangsung pada first leg final Copa Libertadores antara klub Uruguay Penarol versus raksasa Brazil Santos, kemarin (15/6). Sayang, laga di Estadio Centenario tersebut berakhir imbang tanpa gol.
Bagi Santos, hasil itu memberikan mereka sedikit keuntungan. Meski di final Copa Libertadores, aturan ketunggulan gol tandang tidak digunakan, tapi dengan bermain di kandangnya, Pacaembu, Sao Paulo, membuat Santos lebih diuntungkan.

Ya, baik Santos maupun Penarol membutuhkan kemenangan pada second leg final, 22 Juni nanti, untuk menjadi juara. “Secara logis, kami harusnya bisa membuat perbedaan. Tapi, peluang kami masih ada,” kata Sebastian Sosa, kiper Penarol, seperti dikutip AP.

Dukungan sekitar 50 ribu pendukung fanatiknya di Estadio Centenario belum mampu membawa Penarol merebut kemenangan. Namun, mereka mampu mengimbangi permainan Santos yang lebih difavoritkan memenangkan laga itu.

Lapangan agak basah karena hujan yang turun sebelum pertandingan, itu membuat permainan kedua tim sempat berlangsung cukup keras. Pada pertengahan babak pertama, dua peluang emas Santos melalui Alex Sandro mampu ditepis kiper Sosa.
Penarol punya punya peluang jelang jeda turun minum. Sundulan Guillermo Rodriquez mengarah tepat ke gawang, tapi masih bisa dihalau kiper Santos Rafael.

Para pendukung Penarol, termasuk Diego Forlan, yang menonton langsung di Estadio Centenario, sempat bersorak pada menit ke-86. Ketika itu temdangan chip Diego Martin Alonso menjebol gawang Santos. Sayang, kemudian dinyatakan offside.

Protes sempat disampaikan pelatih penarol Diego Aguirre dan melalui tayangan ulang di televisi diketahui bahwa keputusan offside itu sudah tepat. Peluang Penarol untuk unggul pada first leg terbuang, dan mereka harus berusaha keras agar bisa mengamankan gelar keenam di Copa Libertadores.

“Hasil ini cukup adil. Penarol bermain bagus dan memiliki sejumlah peluang gol. Saya harap kami bisa mencetak gol ketika bermain di Brazil ,” kata Alejandro Martinuccio, striker Penarol.

Dari kubu Santos, bek Durval juga mengaku puas dengan hasil yang dicapai timnya. “Kami mampu mengatasi tekanan, kami juga tidak kebobolan dan saya harap bisa bermain lebih baik pada second leg di hadapan pendukung kami,” katanya kepada Fox Sports.

Striker andalan Santos Neymar menyakini, mereka akan mampu merebut kemenangan di kandang. “Kami memang menginginkan kepemanangan, tapi seri ini cukup bagus. Sekarang tinggal 90 menit untuk penentuan gelar. Di kandang segalanya akan berbeda,” kata Neymar.Berbeda dengan para pemain Santos, pelatih Muricy Ramalho lebih sibuk mengkritik buruknya lapangan di Estadio Centenario. Akibatnya gaya main Santos yang mengandalkan penguasaal bola dan dribbling tidak mampu berjalan maksimal.

“Lapangannya sangat buruk. Memang stadionnya sangat indah, tapi rumputnya payah. Pemain akhirnya sulit mengembangkan tekniknya. Tidak mudah bermain di sini. Tapi, kami punya peluang merebut kemenangan,” ungkap Ramalho.

Namun, dia menjelaskan bahwa dirinya tidak kecewa dengan hasil yang mereka capai, justru puas. “Penarol adalah tim yang kuat, baik di kandang maupun tandang. Mendapat seri saja sulit, ini hasil bagus buat kami,” lanjut Ramalho. (ham/jpnn)

Loew Pastikan Nasib Ballack

BERLIN – Berakhir sudah karir Michael Ballack di timnas Jerman. Pemain berusia 34 tahun itu harus melupakan ambisinya untuk tetap memegang ban kapten Panser, julukan Jerman. Dia sudah tidak menjadi bagian dari rencana masa depan pelatih Jerman Joachim Loew.

Alasan utama Loew menepikan Ballack karena sekarang Jerman telah disesaki dengan sejumlah talenta muda. “Dalam beberapa bulan terakhir terus bermunculan para pemain muda dengan prospek yang luar biasa,” kata Loew, seperti dikutip Reuters.

Makanya, Loew memutuskan untuk memastikam nasib Ballack agar dia tidak terlalu berharap. “Setelah sekian pembicaraan telepon dengan Michael, sebelum Euro 2012, kami ingin memastikan posisinya,” bilang Loew.
Berdasarkan pembicaraan antara keduanya, Loew menyimpulkan bahwa Ballack bisa menerimanya. Sekarang kesempatan bagi para pemain muda Jerman untuk menunjukkan diri dan mengejar prestasi terbaik yang belum tercapai di era Ballack.

Selama satu dekade terakhir, Ballack merupakan sosok penting di skuad Jerman. Dia membawa Jerman melaju ke final Piala Dunia 2002, meski akhirnya dia tidak bermain di final karena akumulasi dan Jerman kalah dari Brazil.
”Dia telah menandai eranya sebagai seorang kapten yang selalu menjadikan tim menjadi nomor satu,” jelas Loew.
Ballack yang mencatat caps 98 laga dan mencetak 42 gol sejak debutnya bersama Jerman pada 1999 lalu, tidak pernah membela Jerman lagi sejak Maret tahun lalu. Itu terjadi setelah dia mengalami cedera engkel yang memaksanya gagal tampil di Piala Dunia 2010.

Ketika Ballack cedera, posisinya digantikan Sami Khedira yang tampil luar biasa pada Piala Dunia 2010 dan membuatnya diminati Real Madrid. Sekarang Khedira telah menjadi sosok tak tergantikan di lini tengah Jerman dan juga Real.

Selain Khedira, talenta muda di lini tengah Jerman terus bermunculan, seperti Mario Goetze, Toni Kroos, Sebastian Rudy, Sven Bender, dan Christian Gentner. Situasi yang membuat Ballack semakin kesulitan mendapat tempat.
Apalagi, sejak mengalami cedera itu, Ballack juga belum kembali ke performa terbaiknya. Musim lalu, dia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk pemulihan cedera di  Bayer Leverkusen. (ham/jpnn)

 

Berburu Pemain Latin

LONDON- Bukan hanya striker fenomenal Neymar saja yang dipantau Chelsea di klub Brazil Santos. Mereka juga mengincar gelandang serang muda Paulo Henrique Ganso. Namun, klub berjuluk The Blues itu harus bersaing dengan AC Milan.

Ganso tidak tampil pada first leg Copa Libertadores melawan Penarol kemarin. Cedera otot paha kanannya membuatnya harus beristirahat. Ganso bahkan belum tentu bisa bermain ketika Santos melakoni final second leg di Pacaembu, Sao Paulo (22/6).

Meski tak terlihat dalam line up, tapi namanya terus menghiasi media massa. Pemain terbaik Copa do Brasil tahun lalu itu terus dikaitkan dengan kepindahannya ke klub elite Eropa. Bahkan, Milan sudah mengirimkan wakil untuk berbicara dengan Santos.

Tidak tanggung-tanggung, dua petinggi Milan Adriano Galliano dan Ariedo Braida yang langsung turun tangan. Ganso dinilai sebagai sosok yang paling pas untuk mengisi posisi trequartista Milan, yang belum menemukan sosok yang pas setelah ditinggal Kaka.

Selain harus bernegosiasi dengan Santos, klub peminat Ganso juga harus bernegosiasi dengan DIS, agensi yang punya separo hak kepemilikan Ganso. Dibandingan Santos, DIS sudah lebih getol bernegosiasi, termasuk dengan Milan dan Chelsea. Sementara agen Ganso, Sabatini Durante, menyebut Milan menjadi favorit. “Mereka punya kans besar menggaet Ganso. Tapi, bagaimanapun bila kesepakatan belum tercapai, maka pemain akan tetap di Santos hingga Januari nanti,” kata Durante, seperti dikutip Tribalfootball.

Adapun Chelsea lebih fokus kepada Neymar. Meski begitu mereka tetap memasang radar untuk mengetahui perkembangan transfer Ganso di bursa transfer musim panas ini. “Kabarnya begitu, tapi kami belum dapat penawaran resmi,” jelas Durante.

Melihat Chelsea mulai menatap pemain incarannya, Milan semakin gencar melakukan pendekatan. Para pemain Milan asal Brazil juga menjadi andalan untuk merayu Ganso. Kebetulan, Robinho, Alexandre Pato, serta Thiago Silva, satu tim dengan Ganso di timnas Brazil.

Robinho bahkan tanpa ragu mengatakan bahwa inilah saat yang tepat bagi Ganso untuk pergi dari Santos dan menjajal pengalaman baru di sepak bola Eropa. “Saya pikir Ganso dan Neymar sudah siap bermain di level yang berbeda,” kata Robinho, kepada Daily Mail.

Senada dengan Robinho, Silva bahkan meminta kepada Milan supaya segera menggaet Ganso. “Milan tidak boleh berhenti berupaya mendapatkan Ganso. Jangantunggu Desember,” ujar Silva, seperti dikutip Goal. (ham/jpnn)

Santos Tahan Penarol

Santos mampu menahan imbang 0-0 Penarol di Final Copa Libertadores Leg I di Estadio Centenario yang merupakan markas Penarol, Kamis (16/6).

Pertandingan leg kedua kompetisi tertinggi antarklub Amerika Latin itu akan bergulir satu pekan lagi pada Kamis (23/6) WIB, dan giliran Penarol yang bertandang ke markas Santos di Sao Paulo. Bermain di hadapan puluhan ribu pendukungnya, Penarol awalnya mengambil inisiatif menyerang lebih dulu. Namun peluang yang diperoleh Alejandro Martunuccio kerap terbuang sia-sia.

Beberapa menit berselang, Penarol kembali mendapatkan peluang emas. Sayangnya, tendangan Juan Manuel Olivera masih bisa dibendung kiper Rafael.

Setelah mendapat gempuran dari Penarol, permainan Santos perlahan-lahan mulai mengalami perbaikan.
Penetrasi Neymar di kotak penalti membuka peluang pertama Santos. Neymar memberikan umpan matang kepada Alex Sandro, tapi tendangan bek Santos yang ikut membantu serangan ini masih bisa diamankan Sebastian Sosa pada menit ke-20. Sosa kembali melakukan penyelamatan gemilang dari upaya Sandro yang menerima umpan dari Neymar. Selanjutnya serangan Santos juga dimentahkan Sosa.

Di babak kedua, permainan agresif diperagakan Penarol dan Santos. Beberapa menit laga berjalan, Ze Eduardo memberikan harapan kepada Santos untuk unggul lebih dulu. Namun tendangannya masih membentur badan Sosa.
Setelah banyak menghilangkan peluang, publik di Estadio Centenario bersorak kegirangan pada menit ke-85 ketika striker pengganti Diego Martin Alonso merobek jala Rafael. Namun gol itu dianulir wasit, karena ujung tombak Penarol ini terlebih dahulu dalam posisi offside. Skor imbang tanpa gol bertahan hingga laga usai. (net/jpnn)