24 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15147

Oknum Aparat Tembak Warga

LANGKAT- Tosa Surbakti (35) warga Dusun Pahlawan, Kecamatan Batang Serangan, Langkat, ditembak oknum aparat yang ditugaskan di Afdeling I Kebun Batang Serangan, Minggu (12/6) siang.

Keterangan diperoleh Sumut Pos di Mapolres Langkat, Senin (13/6), Tosa tertembak dibagian kaki kanan dan harus dilarikan ke RS Tembakau Deli, Medan. Korban ditembak saat mengangkut tandan buah segar (TBS) di areal perkebunan Batang Serangan. Sebelum kejadian, oknum aparat sedang melakukan patroli di lokasi Afdeling I. Lalu, petugas melihat sebuah mobil bernomor polisi BK 7778 ZX dikendarai Tosa sedang membawa buah sawit.

Saat dihadang petugas, Tosa langsung tancap gas dan mencoba melarikan diri. Aksi itu hampir menabrak beberapa petugas patroli yang mencoba menghadang laju mobilnya.
Meski sudah diberikan tembakan peringatan sebanyak 3 kali, namun pelaku masih nekat melarikan diri. Alhasil, petugas langsung mengarahkan tembakan kearah samping kanan mobil, hingga mengenai kakinya.

Setelah berhasil melumpuhkan Tosa, petugas langsung membawanya ke RS Tembakau Deli untuk mendapat perawatan insentif. Dari dalam mobil Tosa, petugas mengamankan satu unit mobil pick up dan 420 kg tandan buah segar diduga hasil curian.

Kapolres Langkat AKBP Mardiyono SIK saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa dimaksud. saat ini pihaknya tidak berani mengomentari persoalan tersebut, Sebab kasusnya masih ditangani Poldasu. “Informasinya tadi malam masih dirawat di Rumah Sakit, secepatnya akan saya cek,” kata Kapolres.(mag-1)

Hadiahi Dora Beasiswa

Menteri Agama Suryadharma Ali secara khusus mendatangi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, Minggu (12/6). Tujuannya, menjenguk gadis penderita penyakit keringat darah, Dora Indriyati Trimurni (25).

Ketua Umum PPP itu tiba sekitar pukul 15.15 WIB, dengan menggunakan baju batik cokelat lengan panjang. Suryadharma merasa prihatin dengan penderitaan yang dialami Dora. Penyakit itu tak kunjung membaik. Suryadharma kagum pada perjuangannya untuk sembuh.

“Ini perlu menjadi pelajaran bagi kita semua, dengan tetap menjaga kehormatan sebagai perempuan. Karenanya saya beri perhatian ke dia akan dicarikan beasiswa agar dapat meringankan kesusahannya,” ujar Suryadharma.
Beasiswa itu akan diberikan termasuk untuk adik-adiknya. (net/jpnn)

Mahasiswa Tewas dalam Kamar

TANGERANG- Seorang mahasiswi UPN Veteran Jakarta bernama Yuyun Wahyuni (23) ditemukan tewas di kamar rumahnya di Bambu Apus, Tangerang Selatan. Korban ditemukan di kamar rumahnya di Jalan Lele RT 2 RW 5, Kelurahan Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Tangsel. Ketika ditemukan, posisi Yuyun tertelungkup dan ada luka di bagian kepalanya.

Yuyun Wahyuni (23) Mahasiswi Universitas Pembangunan Nasional (UPN) semester akhir jurusan Tekhnik Informasi, sebelum meninggal sempat menulis status ‘bosan’ di jejaring sosial facebook (FB).

“Sejak semalam Yuyun sudah bertingkah aneh dan gelisah. Dia juga sempat bicara sama saya semalam, kalau esok pagi dia tidak mau kuliah,” ujar bibi Yuyun, Aniyati kepada Rakyat Merdeka Online (grup Sumut Pos).

Aniyati saat ditemui terlihat syok dengan meninggalnya Yuyun. Aniyati tak menyangka tubuh kepoakan yang dicintainya itu ditemukan terbujur kaku disalah satu kamar di rumah milik Aniyati di jalan Lele Raya, 03/05, Bambu Apus, Pamulang, Tangerang Selatan.

Ditemani saudaranya, Aniyati mengungkap keganjilan lain yang dilakukan Yuyun sehari sebelum meninggal (Senin, 13/6). Yuyun, katanya, sejak semalam mengurung diri di dalam kamarnya dan di tangan kanannya selalu menggenggam telepon pribadinya.

Polisi sudah memeriksa tiga orang diperiksa. “Tiga orang telah kami mintai keterangan. Termasuk paman dan bibinya yang saat itu tengah di luar rumah kami periksa,” ujar Kapolsek Pamulang, Kompol Zulkiefli Muridu, Senin (13/6).(rm/dam/jpnn)

KPK Tambah Dua Bukti Baru

Terkait Cek Pelawat Nunun

JAKARTA- Nunun Nurbaeti Daradjatun tampaknya harus mengakhiri permainan petak umpetnya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sebab, instansi tersebut terus menumpuk bukti yang membutuhkan pertanganggungjawaban istri mantan Wakil Kepala Polri Adang Daradjatun itu. Yang terbaru, KPK mengaku memiliki dua bukti untuk memperkuat status tersangkanya.

Juru Bicara KPK Johan Budi mengatakan, bukti tambahan tersebut sudah tersimpan rapi dalam gedung KPK. Bukti tersebut didapat melalui berbagai pemeriksaan yang dilakukan timnya. Namun, dia enggan membeberkan data tersebut. “Yang pasti, ada dua bukti baru,” ujarnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, dua bukti tersebut diyakininya bakal memperkuat status Nunun sebagai tersangka. Bisa jadi, dengan dua bukti baru tersebut, Nunun tidak akan lolos dari jerat hukum. “Tidak mungkin kami berani menetapkan tersangka tanpa bukti kuat,” imbuhnya.  Seperti yang diberitakan, Nunun sudah ditetapkan sebagai tersangka sejak Februari lalu. Namun, hingga kini yang bersangkutan belum menunjukkan batang hidungnya di Indonesia lantaran disebut-sebut berada di luar negeri. “Apa saja buktinya? Nanti akan dibuktikan semuanya di pengadilan,” terangnya.

Rangkaian bukti tersebut tentu menambah panjang daftar kesalahan Nunun. Sebelumnya, dia dinyatakan memiliki peran vital dalam penyebaran puluhan lembar cek pelawat bernilai Rp24 miliar kepada 30 anggota DPR periode 1999-2004. Cek tersebut diberikan paska pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 yang dimenangi Miranda Goeltom. Bukti baru tersebut juga menjadi senjata utama KPK untuk memperpanjang nama yang sudah ditetapkan menjadi tersangka. (dim/jpnn)

Tolak Diperiksa Penyidik KPK

Jakarta – Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Syarifuddin menolak menjalani pemeriksaan penyidik KPK kali ini. Alasannya, salah satu penyidik yang memeriksa dirasakan tidak adil.
“Saya menghentikan pemeriksaan karena ada gangguan yang sifatnya sangat memojokkan saya,” kata tersangka kasus suap kasus kepailitan PT Sky Camping Indonesia ini di Gedung KPK, Senin (13/6).

Syarifuddin menjelaskan, salah satu penyidik dinilai memihak kepada seorang kurator. Padahal kurator itu pernah diusulkan supaya diganti oleh Syarifuddin.

Dalam kesempatan ini, Syarifuddin juga kembali membantah uang asing yang ditemukan penyidik KPK berkaitan dengan perkaranya. Ia memastikan, semuanya bakal terungkap di pengadilan.
“Saya akan buktikan. Saya punya hak untuk itu, makanya ikutilah persidangan,” tandasnya.

Syarifudin ditahan di Rutan Cipinang. KPK telah resmi menetapkan Syarifuddin dan kurator Puguh Wirawan sebagai tersangka dugaan suap dalam proses kepailitan perusahaan garmen, PT SCI. Dari tangan Syarifuddin, KPK menyita uang Rp250 juta dan mata uang asing bernilai miliaran rupiah. Syarifuddin ditangkap di rumah dinasnya di Sunter, Rabu (1/6/) malam.(net/jpnn)

Poldasu Periksa Dua Saksi

Dugaan Korupsi di Polmed

MEDAN- Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dit Reskrimsus) Polda Sumut terus mendalami dugaan korupsi proyek pengadaan alat peraga laboratorium teknik elektro Politeknik Negeri Medan (Polmed) senilai Rp4,5 miliar lebih. Hingga kemarin, dua panitia proyek telah diperiksa Poldasu.

“Ada dua orang yang kita periksa. Ini pemeriksaan lanjutan dan mungkin akan ada yang lainnya diperiksa juga,” ujar Kabid Humas Poldasu AKBP Raden Heru Prakoso melalui Kasubdit III Tipikor Ditreskrimsus Polda Sumut AKB Verdy Kalele, Minggu (13/6).

Ketika ditanya langkah yang akan diambil selanjutnya, Verdi belum bisa menjabarkannya, dengan alasan proses penyidikan masih berlanjut. “Dengan diperiksanya dua panitia tersebut, menambah daftar panjang saksi. Sebelumnya Tipikor Ditreskrimsus sudah memeriksa lima orang saksi,” ucapnyan

Meski demikian, lanjut Verdi, pihaknya tetap terus memproses hingga tuntas kasus pengadaan alat peraga laboratorium dan bengkel Teknik Elektro Polmed tersebut dianggarkan Rp4,5 miliar berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2010 tersebut.

Tindaklanjut pendalaman penyidikan tersebut juga berdasarkan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Provinsi Sumut menyatakan, proyek ini mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp2,1 miliar. “Kasus ini sudah dalam tahap sidik dan menjadi target kita untuk dituntaskan,” tegas Verdy.(adl)

Sumber E Coli tak Diketahui, Korban Bertambah

BERLIN- Korban tewas akibat wabah bakteri E Coli di Jerman dan beberapa negara Eropa terus bertambah menjadi 35 orang.

Seperti dilansir stasiun berita CNN, Senin (13/6). Berdasarkan laporan dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) serta Pusat Pencegahan dan Kontrol Penyakit Eropa (ECDC), tiga kematian terbaru terjadi di Jerman dan satu  di Swedia.

Menurut ECDC, jumlah korban terinfeksi E Coli menjadi 3.256 orang, diantaranya 812 masuk dalam golongan kritis. Seluruh korban, terkecuali lima orang diantaranya sedang bepergian atau tinggal di Jerman selama masa inkubasi. Mereka bepergian selama empat hari sehingga terpapar.
Pihak berwenang mengindikasikan infeksi kemungkinan besar berasal dari makanan, terutama kecambah dan sayur mayur lain produksi Niedersachsen, Jerman. ECDC memerintahkan agar produk yang dihasilkan daerah itu ditarik dari pasaran.

“Masih belum jelas apakah bakteri menyebar lewat karyawan yang masuk ke dalam pabrik, ataukah terkontaminasi sejak masih  menjadi tunas,” ungkap Menteri Pertanian Jerman di Niedersachsen, Minggu waktu setempat.

Kasus infeksi  E Coli mencuat ke permukaan beberapa pekan yang lalu setelah 17 orang mendadak sakit setelah menyantap makanan di satu restoran di Jerman. (bbs/jpnn)

Buruh dan Polisi Cina Bentrok

BEIJING- Ribuan buruh atau pekerja migran di Cina bentrok dengan polisi di kota Guangzhou, Cina selatan. Para buruh itu marah sambil membakar mobil-mobil dan menghancurkan gedung-gedung pemerintah, Minggu (12/6) malam di dekat kota yang menjadi pusat manufaktur Cina.
Bentrokan itu bermula dari unjuk rasa yang dipicu atas tuduhan perlakuan semena-mena yang diterima seorang pekerja migran yang sedang hamil dari petugas penjaga keamanan.

Para saksi mata mengatakan, wanita hamil itu terjatuh, sedangkan beberapa orang lainnya mengatakan didorong setelah bertengkar dengan petugas keamanan yang meminta wanita tersebut memindahkan kiosnya dari depan sebuah supermarket.

“Amukan itu muncul sesaat setelah berita insiden itu menyebar ke para pekerja migran yang lain di sebagian provinsi Sichuan,” kata wartawan BBC Michael Bristow di Beijing. Polisi dilempari batu bata dan botol-botol, jendela dipecahkan dan kendaraan polisi dijungkirbalikkan, tulis berbagai laporan. Sedikitnya 25 orang ditangkap.

Kota Zengcheng yang berdekatan dengan Guangzhou adalah pusat pabrik pakaian dan sejumlah pabrik tekstil. Banyak karyawan adalah pekerja migran.

“Kasus ini hanya bentrokan biasa antara pedagang kaki lima dan petugas keamanan pemerintahan daerah, tetapi digunakan sejumlah orang yang memang ingin menciptakan keributan,” kata walikota Zengcheng, Ye Niuping seperti dikutip koran Cina Daily.

Bristow menambahkan, selain bentrokan itu, para migran juga mengeluhkan terkait korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan. Bahkan, unjuk rasa itu begitu meluas dan insiden-insiden seperti ini terjadi di seluruh Cina setiap minggu. (bbc/bbs/jpnn)

Rahudman: Pening Aku…

Tunggakan Retribusi Merdeka Walk

MEDAN- Pemerintah Kota Medan belum juga mengambil sikap tegas terkait tunggakan retribusi Merdeka Walk yang belum dibayarkan PT Orange Indonesia Mandiri (OIM), selaku pengelola.

Bahkan, Wali Kota Medan Rahudman Harahap ketika ditanya soal masalah Merdeka Walk, mengaku pusing Seperti kemarin (13/6), di sela-sela peresmian Jembatan Bailley Sari Rejo di Kelurahan Sari Rejo, Kecamatan Polonia Medan, Rahudman mengaku pusing karena ditanya terus-menerus soal Merdeka Walk ini. Bahkan, sebelum menjawab pertanyaan itu, Rahudman sempat berdiri di samping mobil dinasnya Toyota Camry BK 1 D seolah berpikir, sementara pintu mobil dinasnya sudah terbuka.

“Pening aku, kau tanya itu-itu terus. Nanti saja kita ketemu di kantor, nanti kita bicarakan,” jawabnya sembari menutup pintu mobil dinasnya.

Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Umum Sekretariat Daerah (Setda) Kota Medan Muslim Harahap yang juga ditemui di lokasi yang sama, malah mencoba menghindari wartawan koran ini. Saat ditanya realisasi dari ucapannya beberapa waktu lalu soal Merdeka Walk, Muslim hanya tersenyum dan menghindar.

“Belum ada pembicaraan, nantilah itu,” katanya sembari berupaya menghindar. Padahal sebelumnya, Muslim menyatakan akan menutup Merdeka Walk jika manajemen Merdeka Walk tak membayar tunggakan retribusi. Pernyataan tegas tersebut disampaikannya kepada wartawan koran ini di Balai Kota Medan pada Selasa (7/6) lalu.

Kemudian, Muslim juga pernah menyatakan akan menutup area parkir Merdeka Walk, sebagai shock therapy agar tunggakan retribusi tersebut segera dibayarkan. Pernyataan Muslim tersebut disampaikannya ketika ditemui wartawan Sumut Pos di sela-sela acara pembukaan turnamen sepakbola liga instansi di lingkungan Pemko Medan, di Stadion Teladan Medan, Rabu (8/6) lalu.

Namun saat ditanyakan kembali terkait rencana tersebut, Muslim kembali menghindar. “Nggak lah, nanti lah itu,” tuturnya.(ari)

Polisi Malaysia Tangkap Anggota JI Asal Medan

KUALA LUMPUR- Dicurigai menjadi sel Jamaah Islamiyah (JI) di Asia Tenggara, Agus Salim (34) warga Medan, ditangkap polisi Malaysia. Demikian disampaikan Fungsi Penerangan KBRI Kuala Lumpur, Suryana Sastradiredja, Senin (13/6).

“Polisi Malaysia menangkap seorang warga negara Indonesia (WNI) yang dicurigai menjadi sel teroris di Asia Tenggara, minggu lalu,” kata Suryana.

Dari data kepolisian Malaysia, Agus Salim pernah ditahan, Maret 2009 karena dituduh ikut menyembunyikan Mas Slamet Kastari, anggota teroris yang lari dari penjara Singapura dan ditangkap kembali di Johor, Malayisa. Ketika itu, Agus Salim hanya ditahan 1 bulan 2 minggu di bawah ISA, kemudian dideportasi ke Indonesia.

Agus Salim teridentifikasi masuk ke Malaysia kembali menggunakan nama Abdul Halim sejak November 2010. Untuk mengelabui petugas, Agus datang ke Malaysia via Bangkok kemudian masuk melalui perbatasan Thailand-Bukit kayu Hitam, Perlis, dengan jalur darat. Setelah melalui beberapa proses persidangan keimigrasian, pihak berwenang Malaysia berencana segera mengekstradisi Agus Salim ke Indonesia.

Kepala kepolisian Malaysia, Inspektur Jenderal Ismail Omar mengatakan WNI yang bernama Agus Salim (34) ditangkap di restoran tempat kerjanya di Johor Baru, Senin (6/6).

Omar menyebutkan, Agus Salim telah berganti nama menjadi Abdul Haris Syuhadi, saat ini telah menjadi warga negara Malaysia. “Kami sudah serahkan Agus ke pihak keimigrasian, karena diduga melakukan pelanggaran imigrasi,” katanya.

Media Malaysia menyebut Agus Salim sebagai “agen” Jemaah Islamiyah untuk membantu anggota JI di negara itu. Hingga kini belum jelas apakah penangkapan Agus Salim terkait dengan penangkapan Abdul Haris Syuhadi, terduga teror asal Indonesia.  (bbs/jpnn)