28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 15168

Sumut Harus Bersih dari Judi

Suara Masyarakat dan Pakar Hukum

Indikasi keterlibatan 22 perwira di jajaran Polres Binjai dalam praktik pembekingan judi toto gelap membuat prihatin masyarakat dan pakar hukum dan akademisi di Medan. Untuk itu, Kapoldasu diminta segera menindak tegas anggotanya yang terlibat pembekingan perjudian. Komintmen dan ketegasan Kapolda ini sangat dibutuhkann
masyarakat Sumatera Utara yang makin resah atas maraknya aksi judi berbagai bentuk di provinsi ini.
“Kapoldasu harus bertindak tegas demi menegakkan komitmennya membersihkan Sumut dari perjudian,” tegas warga kota Medan, Indrayani Nasution SH di Jalan Amal Medan, kemarin.

Warga lainnya, Pengakuan P br Pardede (50), meminta polisi berlaku adil dan bekerja sesuai tugas dan porsinya. “Dalam memberantas segala bentuk kejahatan dan tindak kriminal, polisi harus tegas. Tapi ingat, polisi jangan ikut terlibat seperti yang terjadi di Binjai,” kata warga Pasar Merah itu.

Hal senada diungkapkan S Damanik (45). “Di Binjai polisinya justru membackingi judi togel. Berarti sudah tidak sesuai lagi dengan semboyan mereka ‘Kami siap melaya Anda’. Dimana harkat dan martabat polisi sekarang?” ujarnya.

Tindak kejahatan di wilayah hukum Sumatera Utara semakin hari menunjukkan peningkatan hingga ke tingkat yang kritis. Pakar hukum Sumut Prof Runtung Sitepu melihat hal ini terkait lemahnya kinerja polisi dalam mengungkap kasus-kasus penting seperti perampokan besar, maraknya perjudian dan lainnya.  Dekan Fakultas Hukum USU ini mengharapkan Poldasu lebih serius menangani berbagai permasalahan yang menjadi tugas pokok kepolisian. “Kepolisian harus mampu menciptakan rasa aman dan nyaman dalam ruang lingkup hukum dan ketatanegaraan. Mereka juga harus lebih tanggap dan serius menghadapi pengaduan dan pelaporan dari masyarakat,” ujarnya.

Dekan Fakultas Hukum UMSU Farid Wajdi melihat, tiga bulan terakhir masyarakat memang merasakan ada suasana yang tak nyaman terkait keamanan dan penyakit sosial. “Masyarakat menilai pihak kepolisian tak konsisten. Poldasu seperti tak memiliki pola jelas menindaklanjuti masalah keamanan, keselamatan dan penyakit sosial seperti perjudian di masyarakat,” terangnya.

Seperti judi, lanjutnya, polisi malah memberikan kesan basa-basi tanpa komitmen serius untuk menindaknya. “Peluru polisi berasal dari jerih payah, keringat dan darah masyarakat melalui pembayaran pajak. Akan sangat ironis, jika akhirnya polisi tak membela atau keberpihakan pihak kepolisian tak tepat sasaran atau tak mendukung masayrakat,” tegas Farid.

Ia juga mengatakan, masyarakat Sumut merindukan sosok Sutanto yang dengan prestasinya memberantas judi hingga ke akar. “Dulu ada pola yang tegas seperti adanya tim pemburu preman. Memang terlihat sangar dan mengerikan, namun, hal ini memang benar-benar memberikan rasa aman bagi masyarakat. Seperti tersedianya nomor telepon yang bisa dihubungi dan langsung menindaklanjuti keluhan masyarakat yang melakukan pengaduan dan pelaporan,” kata Farid.

Di bidang sosialisasi, polisi juga terkesan tak memiliki keberpihakan yang jelas kepada masyarakat. Intinya, sambung Farid, harus ada evaluasi di pihak kepolisian. “Harusnya dikembangkan pola dari masyarakat oleh masyarakat untuk masyarakat. Dengan begitu, kinerja kepolisian akan lebih fokus dan serius,” ujarnya.

Sedangkan Dekan Fakultas Hukum UISU Medan, Dr Dra Hj Layli Washliaty SH MHum prihatin dengan banyaknya kasus polisi yang terlibat masalah akhir-akhir ini. Belum lagi selesai kasus polisi menembak Cleaning Service Bank BRI, sudah tambah lagi kasus judi yang melibatkan 20 orang oknum periwa polisi di Binjai.
“Kalau polisi sudah tidak bisa dipercayai lagi, siapa yang bisa dipercayai. Kapolda Sumut harus tegas menindak anggotanya jika terlibat dalam tindak criminal,” cetus wanita yang akrab disapa Umi ini.

Umi khawatir jika hal-hal seperi ini tidak segera diselesaikan, akan menjadi preseden buruk. Kepercayaan masyarakat kepada kepolisian akan luntur. “Sudah pasti masyarakat tidak sulit percaya kepada polisi jika polisinya saja ikut terlibat. Apalagi yang terlibat justru perwiranya,” ungkapnya.(rud/saz/jon)

KPK Tunjuk Dokter Periksa Syamsul

Ketergantungan Mesin Pernafasan

JAKARTA-Majelis hakim pengadilan tipikor tidak mau begitu saja mengeluarkan izin pengobatan Gubernur Sumut nonaktif Syamsul Arifin ke RS Gleneagles, Singapura. Ini lantaran Jaksa Penuntut Umum (JPU) dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih meminta waktu agar ada keterangan dari dokter lain (second opinion) yang ditunjuk JPU mengenai kondisi Syamsul.

Majelis hakim yang dipimpin Tjokorda Rae Suamba menyetujui permintaan JPU. Hari ini (8/6), JPU harus sudah menyerahkan laporan keterangan dokter second opinion itu ke majelis hakim perkara dugaan korupsi APBD Langkat itu.
Dalam persidangan kemarin (7/6), dokter penanggung jawab peratawan Syamsul di RS Jantung Harapan Kita, dr Antono Sutandar, dimintai keterangan di persidangan.

Dalam penjelasannya, Antono mengatakan bahwa tim dokter sudah berupaya maksimal menangani Syamsul, antara lain dengan pemasangan alat pacu jantung dan membuka pembuluh darahnya.

Namun malah semakin memburuk hingga saat ini. Maka kita rekomendasikan pengobatan selanjutnya ke luar negeri,” ujar dr Antono.Tjokorda bertanya, apa tidak bisa dirawat di RS yang ada di Indonesia? Antono menjelaskan, saat ini Syamsul punya ketergantungan dengan mesin pernafasan. Tim dokter tidak berani melepas mesin tersebut. Padahal, lanjutnya, pemasangan mesin pernafasan ini punya resiko tinggi terjadi infeksi. “Kita khawatir komplikasinya makin banyak,” terang dokter berkulit bersih itu.

Dia menjelaskan, sebagai RS rujukan penyakit jantung terbesar di dalam negeri, RS Jantung Harapan Kita melalui tim medisnya sudah berupaya maksimal. Dia mengatakan, RS di Singapura dikenal sebagai RS terbaik di Asia Tenggara.
“Kalau ke Penang bagaimana?” tanya Tjokorda. “Pengalaman saya, lebih baik ke Singapura,” jawab Antono. Sebagai dokter, dia mengaku bisa memahami keinginan pihak keluarga Syamsul yang juga minta Syamsul dipindah ke RS di Singapura. “Kalau sudah ke Singapura, pihak keluarga tentunya merasa telah melakukan yang terbaik,” sambungnya. Dia mengaku tidak kenal secara pribadi dengan Syamsul.

Berkali-kali, Antono mengatakan, kondisi Syamsul sudah mengkhawatirkan. “Saat ini kondisi penderita sudah sangat kritis. Memang terjadi komplikasi,” terangnya.
Anggota JPU, Muhibuddin bertanya mengenai kondisi terakhir Syamsul. Dijelaskan lagi oleh Antono, hingga Selasa (7/6) pagi, Syamsul masih menggunakan mesin pernafasan. “Masih gagal jantung dan cairan di sekitar paru-paru masih banyak,” terangnya.

Ditambahkan, pada Senin (6/6), tekanan darah Syamsul sempat melonjak dan jantung memburuk. Dia juga menjelaskan, Syamsul juga ada persoalan di ginjalnya. Hanya saja, lanjutnya, yang terpenting saat ini untuk segera diatasi adalah masalah nafas dan jantungnya.

Muhibuddin dari JPU juga bertanya, apa mungkin dengan kondisi seperti itu Syamsul diboyong ke Singapura. Antono menjelaskan, saat ini sudah ada perusahaan yang punya spesialisasi mengurus pemindahan pasien yang sudah dalam kondisi gawat. Segala peralatan di ruang gawat darurat, bisa dipindah di dalam pesawat.
Pertanyaan lain diajukan ketua JPU, Chaterina Girsang. Jaksa perempuan itu bertanya, apakah peralatan medis di RS Gleneagles lebih baik dibanding di RS Jantung Harapan Kita? Antono menjawab, sebenarnya dari segi peralatan sama saja. “Namun, saya sebagai dokter punya keterbatasan. Mungkin ada dokter yang lebih ahli dan lebih kompeten,” ujarnya.

Chaterina belum puas. “Apa bisa dokter yang lebih kompeten didatangkan saja?” tanya Catherina. Antono mengatakan, rata-rata dokter Singapura tak mau memberikan pendapat dengan datang ke Indonesia.
Setelah keterangan dr Antono dianggap cukup, Chaterina memohon kepada hakim agar diberi kesempatan minta pendapat dokter lain, yang rencananya dokter dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Hakim mengabulkan, dengan syarat dilakukan cepat.

“Cepat loh, ini soal nyawa orang. Silakan saudara lakukan dan segera laporkan ke majelis hakim, sehingga hakim bisa segera memutuskan ditolak atau dikabulkan (permohonan izin berobat ke Singapura, Red),” ujar Tjokorda. Dia minta JPU sudah menyerahkan laporan keterangan dokter pembanding itu pada hari ini (8/5), yang bisa diserahkan di luar persidangan.

Anggota kuasa hukum Syamsul, Samsul Huda, keberatan dengan usulan JPU. “Kita tak bisa gambling dengan waktu yang mulia,” cetus Huda menginterupsi. Namun, Tjokorda tetap pada pendiriannya.

Tjokorda sudah memberikan sinyal izin ke Singapura bakal dikabulkan. Tjokorda sudah meminta agar tim kuasa hukum menyiapkan jaminan orang dan jaminan uang, jika nanti Syamsul jadi ke Singapura. “Siapkan saja jaminan orang dari pihak keluarga dan jaminan sejumlah uang. Uang tak akan hilang,” ujar Tjokorda. Hanya saja, tak disebutkan berapa jumlah uang jaminan yang harus disediakan.

Samsul Huda langsung menyatakan siap. Dia menyebutkan, untuk jaminan orang adalah putri Syamsul, Beby Ardiana.

Di pengujung sidang, Muhibuddin dari JPU, sempat menanyakan bagaimana soal pengawalan jika Syamsul jadi ke Singapura. Hal ini ditanyakan, menurut Muhib, lantaran petugas pengawalan dari KPK terbatas.
Tjokorda menjawab, hal-hal teknis itu nantinya juga akan dituangkan dalam surat penetapan yang akan dikeluarkan hakim. Tidak dijelaskan kapan surat penetapan dikeluarkan. Tjokorda hanya mengatakan, penetapan pembantaran Syamsul masih berlaku hingga 12 Juni 2011. “Setelah itu nanti ada keputusan lagi,” ujarnya.

Kepada wartawan usai sidang, Muhibuddin menjelaskan, JPU tidak ada maksud untuk menghalang-halangi upaya pengobatan Syamsul. Second opinion dilakukan, lanjut jaksa KPK asal Aceh itu, justru untuk menghindari kemungkinan opini buruk terhadap hakim.

Jika izin langsung disetujui, katanya, hakim bisa dianggap memberikan perlakuan khusus kepada Syamsul. “Jangan sampai muncul opini keputusan hakim merupakan dispensasi,” ujarnya.
Muhibuddin mengatakan, pihaknya Selasa (7/6) sore langsung akan menghubungi dokter dari RSCM untuk memeriksa Syamsul.

Sementara, anggota kuasa hukum Syamsul, Abdul Hakim Siagian, menjelaskan, pada Senin (6/6) malam sebenarnya juga sudah ada tim dari KPK yang datang ke RS Jantung Harapan Kita. Tim ini melakukan cross check terhadap keterangan tertulis tim dokter yang sudah disampaikan di persidangan Senin (6/6) pagi, dibandingkan dengan kondisi Syamsul yang sebenarnya.

Seperti diberitakan, terdakwa kasus korupsi APBD Langkat 2000-2010, Syamsul Arifin kini terbaring dalam kondisi kritis di RS Harapan Kita akibat ginjalnya yang mengalami pendarahan. Pihak keluarga melalui tim penasihat hukum mengajukan surat permohonan izin agar Syamsul dibolehkan berobat ke Singapura. Persidangan kasus Syamsul baru akan memasuki agenda pemeriksaan terdakwa. (sam)

Wanita Vietnam Bawa Sabu 1 Kg di Tas Tangan Palsu

Medan-Wanita asal Vietnam bernama Nguyen Thi Tuyet Trinh (49), dibekuk oleh petugas Bea Cukai Polonia di Bandara Polonia Medan, Selasa (7/6) pagi 08.30 WIB karena kedapatan membawa sabu-sabu  seberat 1 kg lebih. Namun, ketika wartawan butuh informasi itu, petugas Bea Cukai yang bertugas sempat tak mau menjawab. “Besok pagi saja semuanya dan tolong diberikan nomor kontak masing-masing media biar kita hubungi untuk pers rilisnya,” kata petugas yang bernama Bobby Patigor Tampubolon kepada semua wartawan sambil berlalu.

Tak pelak, jawaban Bobby itu tak memuaskan wartawan. Masalahnya, untuk meminta keterangan langsung pada Nguyen Thi Tuyet Trinh adalah tidak mungkin. Pasalnya, perempuan ini tidak bisa Bahasa Indonesia dan Inggris. Akhirnya wartawan terus mengejar Bobby.

Dari keterangan Bobby yang sedikit, baru diketahui kalau Nguyen Thi Tuyet Trinh dibekuk petugas saat membawa sabu di dalam tas tangan palsu sebanyak dua paket sabu dengan berat 1 kg lebih. Bobby yang juga Kepala Seksi AP II Polonia Medan juga mengatakan kalau Nguyen Thi Tuyet Trinh dibawa ke Polda Sumut untuk pemeriksaan lanjutan. “Memang benar ada kita amankan satu orang perempuan warga negara Vietnam dan saat ini diperiksa Polda Sumut. Untuk lebih lanjutnya, besok pagi saja,” ucap Bobby lagi.

Wartawan pun meninggalkan Kantor Bea Cukai Polonia Medan dengan rasa kecewa dan kesal. Petugas Polda Sumut pun berlalu pergi meninggalkan Kantor Bea Cukai Polonia Medan. “Apa-apaan ini, pihak Bea dan Cukai Polonia tidak berani memberikan keterangan kepada kawan-kawan media,” ujar salah seorang wartawan.

Tak habis akal, Sumut Pos pun menghubugi Kasudit Idik II Dit Narkoba Polda Sumut AKBP Andy Ryan Djajadi Sik. Dari sini didapat keterangan kalau tersangka Nguyen Thi Tuyet Trinh sedang dalam penyelidikan. “Ya benar, ada dilimpahkan kepada kita. Sekarang tersangka masih diperiksa di Polda,” ungkap Andy Ryan melalui telepon selulernya, Selasa (7/6).

Ditambahkannya, penelusuran tersebut untuk mengetahui asal sabu-sabu seberat 1,061 kg tersebut. “Termasuk juga menelusuri dugaan tersangka merupakan jaringan narkoba internasional,” ucap Andy Ryan. Dijelaskan Andy Ryan, petugas masih kesulitan dalam melakukan pemeriksaan terhadap tersangka. Pasalnya, tersangka tidak mengerti bahasa Inggris. “Tersangka hanya bisa berbahasa Vietnam. Kalau tidak ada halangan, mungkin penerjemahnya tiba di Medan besok. Karena pennerjemahnya kita datangkan dari Jakarta, “ jelas Andy Ryan.

Dari informasi yang didapat Sumut Pos, Nguyen Thi Tuyet Trinh tiba di Medan dengan Pesawat Air Asia QZ 8051 seat 26A dari Kuala Lumpur dengan Pasport Nomor B4658224. Nguyen Thi Tuyet Trinh dibekuk bersama dua paket dengan masing-masing bungkus I berisi sabu 531 gram dan bungkus II berisi 530 gram dengan total lebih dari 1 kg, yang disembunyikan di dalam tas tangan palsu itu. Menariknya, menurut Andy Ryan, dari hasil identifikasi sementara yang mereka lakukan, ditemukan bahwa tersangka sudah tujuh kali ke Indonesia. “Dia sudah empat kali ke Medan dan tiga kali ke Solo. Itu kita ketahui dari catatan yang ada di paspor tersangka. Tidak tertutup kemungkinan, dalam perjalanan sebelumnya tersangka juga membawa sabu,” pungkas Andi Ryan. (jon/adl/ila)

Kajari Ngaku Gaji dan Prasarana Minim

Penanganan Kasus Korupsi Deliserdang

LUBUK PAKAM-Terbitnya surat nomor B-6678/N.222/Dek.3/11/2010 dan ditandatanggani Plt Kepala kejaksaan Negeri Lubuk Pakam, T Adlansyah Putra SH yang menyebutkan adanya penghentian pemeriksaan dugaan korupsi di Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Pemkab Deli Serdang, dinilai Kajari Lubuk Pakam Pathor Rahman, SH tidak sempurna.

Demikian disampaikan Pathor Rahman saat digelarnya rapat dengar pendapat di komisi A DPRD Deliserdang, Selasa (7/6).

Rapat tersebut dibuka Ketua Komisi A DPRD Deliserdang, Benhur Silitongga dan dihadiri Ketua DPRD Deliserdang Fatmawati Takrim serta anggota Komisi A lainnya. Benhur Silitonga mempertanyakan, sejauh mana kinerja Kejari Lubuk Pakam dalam menyelesaikan 10 kasus dugaan korupsi di Pemkab Deliserdang, yang dikemukakan para pengunjuk rasa baru-baru ini. Diantaranya, dugaan penyelewengan dana DAK Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga, dugaan korupsi anggaran Dinas Infokom Deliserdang, dugaan korupsi rehab gedung DPRD Deliserdang serta 7 kasus korupsi lainnya.

Selain itu, Dewan juga meminta penjelasan atas beredarnya surat “mohon petunjuk” yang dikeluarkan oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Lubuk Pakam kepada Dinas Dikpora Deliserdang, yang dinilai tidak layak dan mengundang berbagai polemik di tengah-tengah masyarakat.

Dicecar pertanyaan tersebut, Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Lubuk Pakam Pathor Rahman SH, menjelaskan bahwa semua kasus yang dikemukakan para pengunjuk rasa merupakan kasus lama yang masih diproses pengumpulan datanya, untuk dilanjutkan ke persidangan.

Namun, Pathor Rahman tidak dapat menjelaskan sudah sejauh mana pelaksanaan proses pengumpulan data tersebut. “Saya kurang paham, tolong tanyakan kepada Kasintel,” elaknya ketika ditanyai terus.

Bahkan orang nomor satu dijajaranan Kejaksaan Lubuk Pakam itu mengalihkan pembicaran dengan alasan kekurangan sarana dan prasarana menjadi alasan Kejari Lubuk Pakam tidak mampu menjaring seluruh perbuatan pelanggaran hukum, baik pidana umum apalagi pidana khusus (korupsi).

“Kalau polisi bisalah, setiap kecamatan ada personelnya. Nah, kami yang hanya memiliki personil terbatas arus mengcover 22 Kecamatan, tidak sesuai dengan honor yang kami terima. Yah, kalau  bisa melalui Dewan ini gaji kami bisa diperjuangkan kenaikannya, “bilang Pathor Rahman.

Selanjutnya Pathor Rahman adanya surat “mohon petunjuk” yang dibeberkan Dinas Dikpora Deliserdang, dinilai kurang sempurna tetapi kurang resmi dikeluarkan instansi yang dipimpinnya. Namun, kala itu Kejari Lubuk Pakam masih dipimpin oleh penanggungjawab pelaksana tugas T. Adlansyah, SH. Sedangkan, Pathor masih menjalani pendidikan selama 6 bulan.

Namun, Pathor mengelak isi surat tersebut bukan redaksi Kejari. Melainkan, sekedar pengantar legalitas formal kepada Dinas Dikpora Deliserdang atas temuan BPKP. Lebih lanjut, Pathor menjabarkan surat itu sebenarnya memiliki lanjutan redaksi.

“Apabila dikemudian hari ada bukti baru, maka akan ditindaklanjuti,” katanya. Tulisan tersebut tidak tertera, karena kurangnya anggaran Alat Tulis dan Kantor (ATK).

Selanjutnya Pathor Rahman mengungkapkan uang jalan perjalan dinasnya Rp 6 juta per tahun. Malah bila dibandingkan dengan anggaran KPK, dana operasional Kejaksaan Negeri Lubuk pakam jauh sekali bandingnya.
Tetapi Surat Kejaksa Agung No R-1103/D/Dek.4/08/2010 tanggal 13 Angustus 2010, penyelidikan terhadap pengelolaan dan pertanggung jawaban dana alokasi khusus (DAK) bidang pendidikan tahnun 2007 tersebut dihentikan.

Di lain sisi maraknya aksi unjuk rasa berbagai aliansi kemasyarakat di Kabupaten Deliserdang belakangan ini, yang menuntut pengusutan dugaan korupsi di tubuh Pemerintah Kabupaten Deliserdang, membuat DPRD Deliserdang gerah, hingga harus memanggil aparat hukum yang dianggap paling bertanggungjawab. (btr)

Wartawan Sumut Pos Juara II

Lomba Karya Tulis HUT Ke 63 Pemprovsu

MEDAN-Wartawan Sumut Pos, Chairil Huda, berhasil keluar sebagai juara kedua dalam lomba karya tulis dan foto wartawan dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-63 Pempropsu. Penyerahan hadiah terhadap para jawara karya tulis dan foto tersebut, diserahkan langsung oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho, di Gedung PWI Sumut, di Medan, Selasa (7/6).

Juara kedua itu disabet lantaran karya tulis berjudul Multietnis jadi Ikon Sumut Tetap Satu terbit Jumat 29 April 2011.

Tulisan dihalaman 5 Sumut Pos mengisyaratkan Sumut tak mesti dimekarkan, karena luas wilayah yang sebagian besar untuk perkebunan menjadikan Sumut harus dipertahankan tetap satu propinsi.

Bila dipertahankan, tulisan itu memposisikan Sumut menjadi lirikan banyak investor baik lokal maupun asing. Karena keberagaam etnis serta keamanannya yang masih tetap terwujud. Hal lainnya, sebenarnya tulisan itu mengingatkan Pempropsu harus menyabet pajak perkebunan, selama ini cendrung ke pusat dan pembagiannya sangat kecil. Dengan konsep otonomi daerah, pajak perkebunan sebenarnya bisa diambil penuh.
Bukan itu saja, masih banyak pihak yang menyatakan pemekaran cendrung gagal. Dari ratusan pemekaran yang terwujud, hanya 5 persen saja yang dinyatakan berhasil, sedangkan 95 persen lainnya masih memberatkan wilayah induknya.

Sejumlah isyarat itulah, penulis menyatakan pemekaran bukan solusi yang tepat untuk dilahirkan demi pemerataan pembangunan. Melainkan, penguatan aturan untuk mendapatkan pajak perkebunan serta mempertahankan multietnis yang bisa melahirkan pariwisata yang unik serta lokasi wisata pendidikan khususnya antropologi sosial.
Dalam pidatonya, Plt Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho ST mengharapkan media dalam menyajikan pemberitaan diiringi dengan semangat membangkitkan optimesme pembacanya. Hal ini, katanya, untuk memotivasi pemerintah dan masyarakat untuk berperan aktif dengan optimis dalam pembangunan ke depan.
“Saat ini, kalau kita menyimak pemberitaan baik di media cetak maupun elektronik lebih mengedepankan pesimisme, padahal masih banyak sisi positif lainnya yang bisa membangkitkan optimism pembaca,” kata Gatot.

Gatot mengungkapkan sesuai dengan teori alam, jika ada siang maka ada malam, jika ada kanan maka ada kiri. Hal ini, kata Gatot, menggambarkan selalu ada dua sisi dalam suatu kejadian yang bisa memberikan efek yang berbeda pula. Dalam konteks pemberitaan, dirinya yakin masih ada sisi positif yakni keberhasilan yang dicapai pemerintah, selain sisi negative yang belum terlaksanan dengan baik.

“Silahkan memberikan pemberitaan terkait hal-hal yang perlu dikoreksi sesuai dengan kondisi dan fakta di lapangan. Hal ini tentu akan menjadi referensi bagi kami di jajaran pemerintah untuk menyiapkan langkah dan solusi penanganan dari suatu permasalahan. Namun, saya juga berharap ada publikasi terkait keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapai dengan kerja keras,” ungkapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Gatot juga mengingatkan pentingnya kelengkapan fasilitas bagi pelaku media dalam menunjang setiap kinerja yang dilakukan. Hal ini, katanya, seiring dengan tuntutan kemajuan teknologi informasi yang tentunya sangat dibutuhkan sekarang ini. “Fasilitasi itu seperti kelengkapan wifi atau hal penunjang lainnya. Yakinlah ke depan hal inilah yang akan sangat menentukan kualitas sebuah penerbitan, khususnya dalam kecepatan penyajian informasi,” katanya.

Adapun pemenang-pemenang tersebut antara lain, Untuk kategori lomba karya tulis Juara I diraih wartawan Medan Bisnis Mulyadi Hutahaean dengan judul karya tulis Mari Bersama Membangun untuk Rakyat. Juara II diraih wartawan Sumut Pos Chairil Huda dengan judul Multietnis Jadi Ikon Sumut Tetap Satu, Juara III diraih Budiman Pardede dari Harian Bersama. Sementara itu juara harapan I dan II masing-masing diraih Partono Budi (Medan Ekspress) dan Zainul Abdi Nst (Medan Bisnis).

Sementara Juara I lomba foto diraih Andi S Rambe (Bisnis Indonesia), Juara II Rahmad Suryadi (Seputar Indonesia) dan Juara III diraih Ferdy Siregar (Analisa). Sementara Juara Harapan I dan II masing-masing diraih Ariandi (Medan Bisnis) dan Dedy Sinuhaji (Tribun Medan).(ari)

Kuliah di Kampus Obama

Artis dan penyanyi Cinta Laura akhirnya benar-benar akan meninggalkan Indonesia. Demi meraih cita-citanya, dua bulan lagi Cinta akan berangkat ke Amerika Serikat untuk kuliah. Rencananya dia akan mengambil jurusan Psikologi di Universitas Columbia.

“Aku di sana akan mengambil dua jurusan kuliah, psikologi dan hukum. Di psikologi aku suka mempelajari tentang orang kalau hukum aku ingin menjadi ahli hukum,” kata Cinta saat ditemui di Novotel, Mangga Dua, Jakarta Utara, kemarin.

Cinta mengaku tak berat meninggalkan dunia entertainment tanah air. Toh setiap tahun, ia berencana akan mengunjungi Indonesia.

“Kalau dunia entertainment sih cuma sekadar hobi aja. Berhubung aku masih remaja dan usianya juga masih muda, jadi masih ada waktu untuk meniti karier setelah lulus kuliah nanti,” cetus artis muda yang beken karena logat Inggrisnya yang kocak.

Persisnya, Cinta berangkat ke New York, AS pada 6 Agustus 2011. Ia akan menuntut ilmu di tempat Presiden AS Barack Obama pernah berkuliah. Bagi Laura, hal ini juga menjadi kebanggaan tersendiri.
“Seleksinya sangat ketat. Tidak semua orang bisa masuk, makanya itu menjadi kebanggaan buat aku,” cetusnya bangga.

Artis kelahiran 17 Agustus 1993 ini mengaku sedang mempersiapkan diri untuk hidup mandiri di negara orang.
“Karena aku tinggal di situ, akan ada perkenalan pastinya, tempat tinggal dan lain-lain. Aku nggak takut, nggak tinggal sama papa mama, sudah waktunya aku mandiri,” kata Cinta.

Bintang sinetron Cinderella ini akan menetap di asrama dan berada AS selama empat tahun. Meski akan jauh dari dunia entertainment, Cinta berniat untuk mengharumkan nama Indonesia di bidang yang lain.
“Jangan khawatir, kalau sudah S1 di sana saya bisa membawa nama harum Indonesia. Ingin bergabung di PBB, bisa kerja di World Bank atau lainnya. Pendidikan nomor satu, penting banget punya knowledge yang bagus,” ungkapnya dengan gaya bicaranya yang khas. (bcg/jpnn)

Berpenampilan Pria karena Enam Kali Hampir Diperkosa

Penyakit Aneh Dora; Keluar Darah di Kepala ketika Berpikir Keras

Gadis bernama Dora Indiyanti Trimurni ini berpenyakit aneh. Setiap berpikir keras, darah mengalir dari pori-pori kepalanya. Kadang-kadang, darah juga keluar dari mulut, telinga, dan hidungnya.

HIJRAH S.-HARI BUSROH, Padang

Perjalanan hidup perempuan 25 tahun itu juga sarat tragedi. Di sela-sela kuliah, dia harus bekerja sebagai tukang ojek demi membiayai sekolah adiknya.

Karena kondisinya yang kian parah, sejak 23 Mei lalu, Dora dirawat di RSUP M. Djamil, Padang, Sumatera Barat. Jika tidak ada aral melintang, hari ini dia akan dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta
Dora harus dirujuk karena tim dokter di RSUP M. Djamil menyerah.

Menurut dr Irza Wahid SpPD, salah seorang dokter yang menangani Dora, pasien harus dirujuk ke Jakarta karena peralatan medis di RSUP M. Djamil terbatas. Hingga kini, tim dokter di rumah sakit itu belum bisa mengidentifikasi penyebab kelainan yang dialami gadis berpenampilan pria dengan kepala hampir gundul itu.

Berdasar diagnosis sementara, ada dua kemungkinan penyakit yang diderita Dora. Yakni, trombopati (gangguan pada fungsi trombosit, Red) dan kelainan auto imun (kelainan daya tahan tubuh). Namun, untuk memastikan itu tim medis harus memeriksakan darah Dora ke Jakarta lantaran tidak tersedianya alat yang memadai di RSUP M. Djamil.
“Ini penyakit langka. Setahu saya, belum pernah terjadi di RS M. Djamil. Ini juga diakui dokter senior yang tergabung dalam tim penanganan penyakit Dora. Kalau darah keluar di hidung, mulut, itu sudah banyak. Namun, kalau darah keluar dari pori-pori kepala, ini yang aneh,”  kata Irza.

Lebih lanjut, menurut Irza, untuk memeriksakan darah Dora ke Jakarta juga bukan hal yang mudah. Sebab, dalam empat jam, sampel darah harus sampai di laboratorium. Kalau tidak, darah itu akan membeku dan tidak bisa diperiksa lagi. “Sekarang masalahnya, bisa tidak sampel darahnya sampai di Jakarta untuk diperiksa dalam waktu empat jam?” katanya. Itu adalah salah satu alasan mengapa Dora harus dirujuk ke Jakarta.

Ketika Padang Ekspres (Jawa Pos Group) mengunjungi Dora Minggu lalu (5/6) di RSUP M. Djamil, kondisinya tidak banyak berubah jika dibandingkan dengan kali pertama dia masuk rumah sakit itu. Wajahnya masih tampak pucat dan dia lebih banyak terbaring di ranjangnya. Selama enam hari dirawat di RSUP M. Djamil (29/5), Dora pernah dibawa ke ICU. Saat itu dia jatuh pingsan saat akan ke kamar kecil.

Sebelum terbaring sakit, perjalanan hidup Dora sarat dengan tragedi. Sehari-harinya perempuan yang akrab disapa Adit itu berpenampilan seperti pria: berkemeja, bercelana pendek, dan rambut hampir plontos.

Selain kuliah semester VI Fakultas Hukum UBH (Universitas Bung Hatta) Padang, dia menjadi tukang ojek mulai malam hingga subuh. Untuk menjaga keamanannya, dia berdandan seperti laki-laki. Pekerjaan itu dia lakoni setiap hari demi membiayai sekolah adik laki-lakinya bernama Doni, siswa SMAN 15 Padang.

Dora kepada Padang Ekspres mengatakan, kisah hidupnya memang lebih banyak sedihnya ketimbang senangnya. “Saat kecil saya sering dipukul dengan kopel oleh bapak ketika dia marah,” katanya. “Karena kesal sering dipukul, saya sering membentur-benturkan kepala saya ke dinding,” imbuhnya.

Ketika sekolah di SMP, Dora mengaku pernah hampir diperkosa. Setamat SMA, dia nekat merantau ke Batam. Di kota itu pun nasib baik belum berpihak kepada Dora. Di kota itu dia juga hampir diperkosa. “Kalau dihitung-hitung, sudah enam kali saya hampir diperkosa. Karena itu, saya mengubah penampilan saya menjadi seorang pria,” paparnya, sambil mengusap air matanya.

Dora mengaku pernah putus asa dengan nasibnya yang tidak pernah bahagia. “Saya hampir saja mati dengan cara melompat jembatan, tapi tak jadi melompat karena dicegah adik saya,” tuturnya.
Penderitaan yang dialami Dora itu mengundang simpati banyak kalangan. Misalnya, pihak yayasan di kampusnya. Perempuan yang tinggal di Kompleks Unand B/III Limau Manis Selatan itu dijanjikan akan dibantu biaya pendidikannya.

“Ya kita lihatlah nanti, apa yang bisa kita bantu. Kalau patut diberi beasiswa, akan diberikan. Kalau Universitas Bung Hatta tidak bisa, pihak Yayasan Universitas Bung Hatta yang akan membebaskan biaya pendidikannya,” kata Ketua Yayasan Universitas Bung Hatta Prof Fahri Ahmad MSc, didampingi Rektor Universitas Bung Hatta Prof Dr Ir Hafrizal Syandri MS, saat membesuk dan memberikan bantuan untuk Dora.

Dora juga mendapat bantuan dari Pemkot Padang. Kabagkesra Setko Padang Al Amin membantu Dora lewat dana badan amil zakat daerah (bazda).

Didampingi Kasubaghumas RSUP M. Djamil Gustavianov, Al Amin menyerahkan bantuan Rp 2 juta untuk Adit. Bazda juga akan menanggung seluruh biaya pengobatan Dora selama di RSUP M. Djamil. Termasuk bantuan biaya pendidikan dan kebutuhan sehari-hari untuk dua adiknya. (jpnn/c4/kum)

Bupati Taput Keracunan Kolak

Dilarikan ke Rumah Sakit Columbia Asia Medan

TAPANULI UTARA- Bupati Tapanuli Utara, Torang Lumbantobing terkapar diduga keracunan makanan, Senin (6/6). Torang dilarikan ke Rumah Sakit Columbia Asia Medan di Jalan Listrik Medan, setelah sebelumnya sempat dirawat di RSUD Tarutung. Torang dibawa menggunakan ambulans menuju Bandara Silangit, kemudian diterbangkan ke Medan.
Direktur RSUD Tarutung, dr Bobby Simanjuntak yang ikut mendampingi bupati mengatakan, kondisi kesehatan bupati saat ini cukup baik. Diperkirakan, bupati akan meninggalkan rumah sakit setelah kondisi kesehatannya pulih.

Menurutnya, bupati mengalami keracunan makanan sehingga butuh cairan yang cukup agar cairan tubuh seimbang.
“Besok (hari ini, Red) sudah bisa pulang, karena bupati hanya sakit ringan. Mungkin sebelumnya makan kolak, tiba-tiba perutnya mules. Tapi kita tunggulah sampai kondisinya pulih. Sebenarnya cukup diberi infus saja,” ujar Bobby ketia dihubungi melalui telepon, Selasa (7/6).

Sebelumnya sempat menjadi bahan perbincangan di masyarakat bahwa kondisi kesehatan bupati memburuk akibat bupati juga menderita penyakit jantung. Karena kondisi kesehatan butuh perawatan intensif sehingga bupati dilarikan ke rumah sakit yang memadai. Namun kabar tersebut dibantah Bobby. Soal pemindahan perawatan dengan merujuk ke RS Columbia Asia Medan cuma pertimbangan kenyamanan.

“Di rumah sakit Tarutung beliau sempat dirawat dan kondisinya membaik. Tapi karena banyak yang jenguk akhirnya bupati terganggu istirahatnya. Yang jenguk cukup banyak, sementara yang diperlukan adalah istirahat untuk mengembalikan kesehatannya. Jadi dipindah. Hanya pertimbangan kenyamanan saja,” katanya.

Sementara itu, ajudan bupati juga memberikan kabar kalau kondisi kesehatan bupati sudah membaik. Dari hasil diagnosa dokter di RS Columbia Asia Medan menyebutkan, trombosit bupati sudah normal. Perawatan yang dilakukan dokter saat ini adalah mengembalikan cairan tubuh yang hilang akibat mencret agar tidak lemas. (mag-2/smg)

NATO Bombardir Markas Intelijen Libya

TRIPOLI- Pesawat tempur pakta pertahanan Atlantik (NATO) terus melakukan serangan udara kepada Libya. Serangan kali ini menargetkan markas besar intelijen militer rezim Muammar Kadhafi.

Serangan udara dengan menggunakan pesawat tempur Tornado dan Typhoon milik Angkatan Udara Kerajaan Inggris meng gempur markas besar intelijen militer di Tripoli, ibukota Libya. Namun tidak disebutkan seberapa jauh kerusakan akibat serangan itu maupun ada tidaknya korban.

Tapi, menurut pejabat Kementerian Informasi Libya, pesawat-pesawat tempur NATO membombardir kantor-kantor siaran pemerintah. Namun, pihak NATO mebantah adanya serangan itu.
“Kami tidak menargetkan atau menyerang fasilitas penyiaran Libya,” kata juru bicara misi NATO, Mike Bracken seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (7/6).

Dia mengakui, serangan yang menjadi target yakni markas besar intelijen militer di pusat kota Tripoli. Serangan itulah yang sebenarnya dilakukan untuk melumpuhkan pasukan Kadhafi. Meski Libya terus digempur pesawat-pesawat NATO dan berjatuhan korban jiwa, namun Khadafi bersikeras tak akan mundur. Khadafi bertekad tak akan pernah meninggalkan Libya.

Sementara itu, lembaga Hak Azasi Manusia (HAM) internasional menyebutkan oposisi Libya menahan puluhan warga sipil pendukung Muammar Khadafi. Satu orang tewas akibat disiksa saat penahanan itu.
“Para tahanan berhak mendapatkan haknya, yang paling dikhawatirkan adalah bila mereka tidak diperlakukan dengan layak dan perlakuan tersebut akan menjadi kebiasaan yang membudaya,” ujar seorang peneliti, Sidney Kwiram.

Sejak berlangsungnya demonstrasi yang mengalami eskalasi di pertengahan Februari, oposisi Libya berhasil merebut wilayah dan membentuk pemerintahan di Benghazi. Oposisi juga merebut kota kecil yaitu Misrata.
Pada 28 Mei lalu, oposisi menahan sekira 330 orang. Pihak oposisi tidak menjelaskan berapa banyak warga sipil yang mereka tahan karena bila mereka melihat simpatisan Khadafi, mereka menganggapnya sebagai musuh. Di Benghazi, sekira 118 tahanan adalah warga sipil. (bbs/jpnn)

Tentara Pembelot Tembaki 120 Polisi

BEIRUT- Sebanyak 120 polisi tewas dalam penyerangan kelompok bersenjata di beberapa wilayah di utara Suriah. Kelompok bersenjata membakar gedung-gedung pemerintah dan menjarah bahan peledak di sebuah gudang senjata. Aksi tersebut berlangsung ketika tentara menyerang demonstran selama beberapa hari.

Demikian dilansir CNN, Selasa (7/6). Serangan itu terjadi Senin, (6/6) di kota jisr Al-Shugur dan sekitarnya, kota itu adalah tempat dilancarkannya serangan mematikan oleh tentara beberapa waktu lalu. Penyerangan tiba-tiba oleh kelompok bersenjata menewaskan 120 polisi dan melukai puluhan warga sipil lainnya.

Kelompok bersenjata itu membakar gedung-gedung pemerintah dan menembaki pusat keamanan. Televisi nasional Suriah mengatakan kelompok itu berhasil menjarah lima ton dinamit dari gudang senjata dekat bendungan lembah Al Abyad. Pemerintah Suriah mengatakan tidak akan tinggal diam menghadapi hal itu.

“Negara akan menghadapinya dengan ketegasan dan kekuatan sesuai dengan hukum. Kami tidak akan tinggal diam ketika menyangkut serangan bersenjata,” ujar Menteri Dalam Negeri Mohammed Ibrahim al-Chaar.
Menteri Informasi Suriah, Adnan Mahmoud mengatakan kelompok bersenjata menggunakan senapan serbu tingkat menengah dan bom. Mereka juga menggunakan warga sipil sebagai tameng. “Warga di distrik Idlib merasa ketakutan karena serangannya,” ujarnya.

Hingga kini, belum bisa memastikan kelompok mana yang melakukan penyerangan, tapi tentara pembelot diduga kuat berada di balik serangan mematikan tersebut. Menurut laman AP, terdapat beberapa tentara yang membelot dan berbalik menyerang pemerintah.

“Situasinya saat ini sangat samar, tidak jelas siapa yang melakukan penembakan, namun situasinya sekarang sangat serius dan di luar ken dali,” ujar seorang aktivis yang enggan disebutkan namanya.
Lebih lanjut, aktivis oposisi tak mengetahui siapa yang terlibat dalam serangan itu. Mereka skeptis dengan jumlah korban resmi yang disebut pemerintah. Sebaliknya, mereka menuduh pemerintah sengaja melakukannya demi melancarkan serangan baru. (bbs/jpnn)