28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 15187

Bicara Itu Gampang, Menulis Tunggu Dulu

Oleh: Ramadhan Batubara

Ada yang terhenyak begitu mengetahui banyak siswa SMP dan SMA tak lulus Ujian Nasional (UN) karena gagal di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Sepertinya hal itu sangat lucu, pasalnya Bahasa Indonesia kan digunakan setiap hari. Bicara dengan Bahasa Indonesia kan gampang?

Nah, ini dia yang kurang dipahami. Ya, sudah pahamkah kita dengan bahasa yang kita gunakan setiap hari itu? Maksudnya, apakah yang kita gunakan setiap hari itu adalah Bahasa Indonesia yang benar?

Pertanyaan di atas tentunya memancing pertanyaan lain; Bahasa Indonesia yang benar itu seperti apa? Bukankah inti dari bahasa sebagai alat komunikasi adalah sebuah pengertian. Dengan kata lain, ketika kita menggunakan Bahasa Indonesia dan lawan bicara kita mengerti, maka kita sudah menggunakan bahasa tersebut dengan benar.

Sayangnya, hal soal bahasa tidak sesederhana itu. Sadar atau tidak sadar, ada dua varian Bahasa Indonesia yang berkembang. Bahasa cakapan dan bahasa ilmiah. Nah, bahasa cakapan adalah bahasa yang sehari-hari kita pakai. Varian ini pun ternyata tak sesederhana yang kita bayangkan. Pasalnya, dalam varian ini unsur latar belakang —sosial budaya— sangat berpengaruh, contohnya soal dialek. Bahasa Indonesia yang digunakan di wilayah Medan tentunya berbeda dengan yang berada di Papua. Selain soal irama, kata serapan dari bahasa daerah, pola bebrbahasa juga tidak sama. Misalnya dialek Medan, bahasa di wilayah ini cenderung mengarah pada penekanan. Contoh nyata perhatikan percakapan seorang ibu dengan anaknya berikut ini.

“Lena, cepat kau ambilkan minyak makan itu!” perintah sang ibu.

Lena yang sedang menyapu langsung menjawab, “Mamak suruh aku nyapu tapi….”
Ada yang aneh dengan percakapan di atas? Bagi orang Medan percakapan itu adalah hal yang wajar, tapi coba perhatikan polanya. Menurut Bahasa Indonesia yang benar, kata sambung ‘tapi’ letaknya tidak berada di akhir kalimat kan? Nah, ini dia pengaruh dari penekanan yang dimaksud di atas tadi. Selain itu, dari percakapan di atas juga tertangkap pengaruh penekanan yang lebih lokal. Contohnya pada kata  ‘minyak makan’. Sadarkah orang Medan kalau kata itu tidak dimengerti di belahan lain Indonesia? Tersinggungkah orang Medan ketika orang di Pulau Jawa sana mengerutkan dahi begitu mendengar kata ‘minyak makan’ itu. Ayolah, orang di Pulau Jawa tentunya tak habis pikir jika ada ‘minyak makan’; minyak kok dimakan atau kok ada minyak untuk makan. Bagi mereka, untuk maksud dari ‘minyak makan’ adalah minyak sayur. Nah, orang Medan tentunya akan tertawa; minyak kok dari sayur, minyak itu kan dari kelapa?

Varian bahasa kedua adalah bahasa ilmiah. Maksudnya, varian ini adalah bahasa yang digunakan untuk kepentingan ilmiah. Dia berbanding terbalik dengan bahasa cakapan yang cenderung bebas ke mana suka; jika kedua belah pihak mengerti, maka bahasa itu sudah sukses. Bahasa ini malah terikat dengan tatanan yang telah ditetapkan. Ikatan yang tegas terkait pola kalimat, pembentukan kata, dan segala hal lain yang memang telah disempurnakan. Maka, yang terjawab adalah bahasa itu menjadi kaku dan tidak lentur; jauh berbeda dengan apa yang sering digunakan sehari-hari. Untuk varian ini dapat dilihat pada karya ilmiah semacam makalah, skripsi, tesis, pidato resmi, dan sebagainya.

Masalahnya, dalam bahasa yang disempurnakan ini ternyata tidak begitu sempurna juga. Ada kebijakan yang kurang konsisten. Misalnya soal rumus KPST. Maksudnya, kata dasar yang hurup pertamanya K, P, S, dan T akan luluh ketika mendapat imbuhan ‘me-kan’. Contohnya kata ‘Kabar’, maka dia akan menjadi ‘mengabarkan’ atau ‘Puas’ menjadi ‘memuaskan’, dan sebagainya. Tidak konsisten ketika ada kata ‘Konsumsi’, apakah dia jadi ‘mengonsumsi’? Nah, untuk kata terakhir ini ada sedikit perdebatan di antara ahli bahasa. Satu pihak mengatakan kata itu menjadi ‘mengonsumsi’, tapi dipihak lain berubah menjadi ‘mengkonsumsi’. Alasannya, ‘Konsumsi’ merupakan kata serapan. Jadi, teorinya, rumus KPST itu tidak berlaku pada kata serapan. dari perdebatan ini saja muncul lagi perdebatan lainnya, yakni kata dalam Bahasa Indonesia mana yang tidak serapan? Buikankah Bahsa Indonesia berasal sedikitnya dari sembilan bahasa asing (Arab, Sansekerta, Belanda, Inggris, Perancis, China, Spanyol, Inggris, POrtugis) ditambah dengan bahasa daerah? Fiuh!

Disaat masih kurang tegasnya Bahasa Indonesia yang baik dan benar, bahasa ilmiah inilah yang dipakai untuk jawaban dan soal dalam UN. Bisa bayangkan kerutan dahi siswa yang mengikuti ujian Bahasa Indonesia sementara dalam kehidupan sehari-hari mereka sangat jarang menggunakan bahasa itu? Hm, mungkin karena itulah Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh hanya bisa bercanda begitu mendapati kenyataan ini. “Kayaknya siswa ini baru pulang dari luar negeri,” katanya beberapa hari lalu di media massa.

Muhammad Nuh tampaknya tak bisa berkata-kata lagi. Pasalnya, data berbicara, untuk tingkat pesereta UN SMP/MTD, nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,49. Nilai maksimum yang diraih siswa 9,90, sedangkan nilai terendah 0,80. Sementara bahasa Inggris dan IPA masing-masing bernilai minimum 0,9 dan 1,0. “Dibandingkan mata pelajaran lain, nilai rata-rata Bahasa Indonesia termasuk yang paling rendah,” tambah Nuh pula.

Dan, tidak itu saja, sebelumnya untuk tingkat SMA/MA, ada 1.786 siswa diganjar ketidaklulusan UN 2011, akibat mata pelajaran Bahasa Indonesia kurang dari 4. Jumlah itu merupakan yang terbanyak kedua setelah Matematika.
Lalu, siapa yang mau disalahkan? Entahlah. Yang jelas, setiap tahunnya lahir ribuan sarjana sastra Indonesia. Kemanakah mereka? Tidak itu saja, Bahasa Indonesia pun menjadi mata kuliah wajib di nyaris semua jurusan yang ada di perguruan tinggi; baik universitas, institut, sekolah tinggi, dan akademi. Dan, bukankah negara ini memiliki Balai Bahasa di setiap provinsinya?

Tapi, sudahlah, soal bahasa yang digunakan dengan bahasa yang diilmukan memang sering menjadi masalah. Bukan hanya di Indonesia, di Inggris dan Amerika pun nyaris sama. Lihat saja di film-film, ketika menyebutkan nama, pasti lawan bicaranya bertanya, “Ejaannya seperti apa?” Dari kasus ini kan menggambarkan kalau tulisan dan ucapan masih juga bermasalah di sana.

Tak perlu jauh-jauh, liriklah surat kabar. Lucunya, mereka yang bekerja sebagai pekerja teks saja masih terus mengulang kesalahan; dalam berita masih dapat dilihat bagaimana ‘bahasa ibu’ mempengaruhi kalimat mereka. Selain itu, bahasa koran juga menjadi unik, dia menjadi sesuatu yang khas; berada di antara bahasa cakapan dengan ilmiah. Karena itu, ada yang mengatakan kalau bahasa koran atau media pada umumnya (media cetak dan elektronika) adalah perusak Bahasa Indonesia. Tapi, sekali lagi sudahlah, toh, saya juga bukan ahli bahasa.(*)
3 Jun 2011

HTAC Layani Warga Medan Kurang Mampu

Dalam rangka peduli kasih untuk melayani masyarakat yang membutuhkan pertolongan, Holy Trinity Anglican Church (HTAC) di Medan menggelar konselin kesehatan gigi dan pengobatan secara gratis di gereja di Jalan Nyak Makam Medan, Kamis, 26 Mei hingga Sabtu, 28 Mei lalu. Kegiataan ini diikuti 100 pasien yang berasal dari masyarakat multi etnis dan lintas agama di Kota Medan dan sekitarnya. para pasien dilayani tim dokter dari Singapura dipimpin drg Jonathan Yu Hei dan dari Medan yakni drg Suwitha Subramaniam, dibantu jemaat dan tim pelayanan HTAC di Medan.

Pdt Moses Alegesan MA sebagai gembala Holy Trinity Anglican Church mengatakan kegiataan sosial ini merupakan bentuk kepedulian HTAC pada masyarakat yang kurang mampu. “Biasanya masyarakat kurang mampu tidak begitu peduli kesehatan giginya, karena alasan ekonomi. Jadi diharapkan pelayanan kesehatan tersebut bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” ujarnya.

Sebelumnya dalam rangka paskah Holy Trinity Anglican Church di Medan telah juga menggelar peduli kasih bekerjasama dengan sponsor dan tim kesehatan dan rumah sakit di kota Medan. Dalam kegiataan tersebut berhasil mengoperasi tangan seorang mantan tawanan perang bernama Tambi Raja di Rumah Sakit Asia Colombia Jalan Listrik Medan dan mengoperasi gondok Merry dan usus turun Jaya Wiren masing-masing di Rumah Sakit Methodist Medan. Love Medan Indian Syukur pada Tuhan

Penggunaan nama ‘Kampung Madras’ untuk menggantikan ‘Kampung Keling’ akhir-akhir ini yang semakin tersosialisasi dengan baik di tengah-tengah warga kota Medan mendapat sambutan yang hangat dari masyarakat etnis Tamil yang tergabung dalam Love Medan Indian. Ketua Umum Forum Kerukunan Masyarakat Tamil Indonesia Sumatera Utara, Pastor Moses Alegesan MA, mengucapkan syukur atas kemurahan Tuhan dalam menggerakkan Pemko Medan dan pihak-pihak yang telah berpartisipasi.

“Ini sebuah mukjizat buat kami. Masyarakat Tamil di Kota Medan bersyukur untuk hal itu. Dengan perubahan nama tersebut berarti tidak ada lagi diskriminasi dalam kehidupan bermasyarakat di kota Medan. Kami juga mengucap syukur pada semua pihak yang telah ikut membantu memperjuangkan nama Kampung Madras itu,” ujar Gembala Holy Trinity Anglikan Church di gerejanya yang berada di Jalan Nyak Makam Medan.
Love Medan Indian adalah persatuan waga Tamil dari berbagai lintas agama di Kota Medan. Love Medan indian berharap pemerintah melengkapi rasa syukur tersebut dengan membuat gapura ucapan Selamat Datang di Kampung Madras. Sementara sosialisasi yang dilakukan oleh Pemko Medan dengan membuat papan ucapan selamat datang di Kampung Madras mendapat sambutan hangat dari warga India Tamil di Medan. (rahel sukatendel)

Sempat Dapat Ancaman Bunuh

Simoncelli Terdepan di Barcelona

CATALUNYA – Marco Simoncelli mematahkan Dominasi Casey Stoner di sesi persiapan menuju balapan MotoGP Catalunya, Barcelona. Ia mengalahkan rider Australia itu pada menit terakhir kualifikasi untuk merebut pole position yang akan digelar hari Minggu, (5/6).

Sebelumnya, Sabtu (4/6) rekannya di Honda itu tampak akan memenangi babak penentuan posisi start, mengingat Stoner selalu menjadi yang tercepat di tiga sesi latihan bebas atau free practice.
Akan tetapi, pada lap terakhirnya Simoncelli mampu menyodok catatan waktu yang dibuat Stoner. Pembalap Italia dari tim San Carlo Gresini Honda itu melejit lebih cepat dengan satu menit 42,413 detik, atau unggul hanya 0,016 detik dari Stoner. Stoner harus puas start di urutan kedua pada balapan hari Minggu besok, persis di dekat Jorge Lorenzo yang menduduki tempat ketiga.

Pertarungan Stoner-Lorenzo akan sangat menarik mengingat keduanya adalah pembalap teratas di klasemen sementara. Stoner, walaupun sudah memenangi dua seri, masih terpaut 12 poin dari Lorenzo, yang baru menang satu kali tapi lebih konsisten naik podium.

Rekan Lorenzo di tim Yamaha, Ben Spies, mengekor di posisi keempat, diikuti Andrea Dovizioso dan Cal Crutchlow. Si legendaris Valentino Rossi hanya berada di tempat ketujuh di depan rekan Ducati-nya, Nicky Hayden.
Insiden menarik terjadi pada Karel Abraham. Ia sempat terjatuh di lap pertama, mengalami cedera pergelangan tangan, tapi 20 menit kemudian keluar lagi dari garasi timnya dan kembali beraksi.

Sebelum digelarnya balapan ada tindakan yang dihadapi Simoncelli. Pembalap berambut kribo itu mendapat perlakuan tidak menyenangkan di sela-sela persiapannya tampil di MotoGP Catalunya. Ia mengaku menerima pesan berisikan ancaman pembunuhan.

Surat ancaman tersebut dikirimkan seorang tidak dikenal yang ditujukan untuk Simoncelli. Usut punya usut, ternyata sosok misterius penebar teror tersebut adalah fans Dani Pedrosa yang masih tidak terima pembalap andalannya tersebut terjatuh akibat bersenggolan dengan Simoncelli di GP Le Mans, beberapa waktu lalu.
Dalam suratnya, sosok misterius ini mengancam akan membunuh Simoncelli yang menurutnya menjadi biang keladi atas absennya Pedrosa di Catalunya. Akibat insiden kecelakaan tersebut, Pedrosa mengalami cedera patah tulang selangka kanan yang memaksanya absen di depan publiknya sendiri.

Simoncelli sendiri menanggapi serius ancaman ini. Tidak ingin terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, pembalap berjuluk Super Sic ini akan mendapat kawalan khusus dari pihak berwajib selama mempersiapkan diri balapan. “Ini tidak menyenangkan, datang ke sini dengan pengawal untuk bisa ikut balapan karena diancam bunuh,” katanya.(net/jpnn)

Kelelahan Jadi Alasan Blanc

MINSK – Hanya satu angka yang mampu dibawa pulang timnas Prancis dari lawatannya ke Dinamo Stadium, Minsk. Tim berjuluk Les Bleus itu ditahan imbang 1-1 (1-1) oleh tuan rumah Belarusia pada laga kualifikasi Euro 2012, kemarin dini hari.

Kegagalan membawa pulang tiga angka itu memang tidak membuat posisi Prancis tergusur dari puncak klasemen. Mereka masih berada di posisi teratas grup D dengan 13 poin dari enam laga. Prancis unggul empat angka atas Belarusia yang menjadi pesaing terdekatnya.

Meski begitu, tactician Prancis Laurent Blanc kecewa berat dengan hasil itu. Menurut dia, kalau menang, Prancis bisa lebih cepat memastikan tiket ke Euro 2012. Tanpa harus menunggu empat pertandingan sisa di grup D berakhir.
Yang lebih mengesalkan adalah karena Belarusia adalah tim yang mengalahkan mereka pada laga pertama grup D. Prancis kalah 0-1 ketika bertarung di Stade de France pada 3 September tahun lalu. Itu artinya, Les Bleus gagal balas dendam.

“Mereka mengambil empat poin dari kami dalam dua pertandingan dan itu sangat banyak. Sebab, mereka bukanlah tim yang lebih baik daripada kami. Kami datang untuk merebut tiga poin dan kami gagal,” keluh Laurent Blanc, pelatih Prancis.

Nah, kegagalan merebut tiga angka itu membuat Belarusia berpeluang memperpendek gap angka menjadi satu poin pada 7 Juni nanti karena hanya akan berhadapan dengan tim lemah Luksemburg. Kebetulan, Prancis sedang melakoni laga uji coba melawan Ukraina.

Alasan utama kegagalan Prancis itu menurut Blanc adalah kelelahan. “Itu laga yang menjemukan, terutama pada babak pertama. Kami tidak fresh dan menurut saya kami bahkan tidak pantas untuk menang pada laga itu,” lanjut Blanc.

Melawan Belarusia, Blanc menurunkan sejumlah pemain andalannya seperti Eric Abidal, Florent Malouda, Samir Nasri, Franck Ribery, dan Karim Benzema. Sayang, performa mereka kurang menawan menghadapi Belarusia.
Bahkan, Abidal mencetak gol bunuh diri pada menit ke-22 ketika menghalau sepakan bebas Tomifey Kalachev. Beruntung, hanya berselang dua menit, Malouda mampu menyamakan skor. “Tim ini kehilangan energi,” jelas Blanc.
Sementara itu, pada laga lain di grup D, Rumania secara mengejutkan membantai Bosnia-Herzegovina dengan skor telak 3-0 (2-0).  (ham/jpnn)

Kisruh PSSI Semakin Buat Cemas

JAKARTA- Kisruh di tubuh PSSI rupanya menimbulkan kekhawatiran bagi Inasoc. Sebagai pihak pelaksana, mereka cemas jika nantinya multieven olahraga tertinggi di Asia Tenggara tersebut minim penonton kalau sepak bola Indonesia benar-benar diskorsing FIFA (Federasi Sepak Bola Internasional).

Inasoc mengakui jika sepak bola masih merupakan cabor (cabang olahraga) yang mampu meningkatkan gengsi sebuah multieven. Karena itu, mereka mengharapkan agar kongres PSSI nantinya berjalan dengan lancar.
“Sekarang memang sudah pasti tak dihukum. Itu juga sesuai dengan harapan kami. Tapi kami harapkan memang nantinya kongres mulus,” harap Ade Lukman, kepala bidang marketing Inasoc.
Dia menambahkan, saat ini, pihaknya memang tengah dilanda kecemasan mengenai penonton di SEA Games nanti. Mereka benar-benar khawatir jika nantinya penonton di SEA Games minim.

Padahal, selain juara umum, Inasoc mengharapkan agar Indonesia mampu menjadi tuan rumah yang sukses. Indikasi sukses tersebut tentunya bisa dilihat dari kemeriahan di venue pertandingan.
“Biasanya di multieven olahraga, yang diingat adalah siapa manusia tercepat dan siapa yang mampu menjadi juara di sepak bola,” jelas Ade.  Selain masalah di PSSI, sebenarnya Inasoc juga bermasalah dengan kinerja mereka sendiri, terutama masalah promosi. Hingga kini, banyak pihak yang menyatakan bahwa promosi yang dilakukan Inasoc kurang gencar. “Kami memang harus bekerja ekstrakeras demi menyukseskan SEA Games nanti,” tegas Ade. (ru/jpnn)

Anak Lelaki dan Meliana

Cerpen:  Cikie Wahab

Seorang anak laki-laki menghampiri Meliana tiba-tiba dan menumpahkan gelas berwarna merah dari tangannya. Ia menatap jauh ke dalam mata guru matematika itu dan berlari setelah semua air tampak menggenang
di lantai. Meliana terpaku dan gemetar memandangi puluhan ekor kecebong yang ikut tergenang di kedua pandangannya.

Ingin sekali ia memanggil anak lelaki itu kembali, namun Meliana ragu dan juga tidak tahu tentang tujuan anak itu. Yang ia ingat, anak itu punya tahi lalat di pelipis sama seperti ibunya. Anak itu berseragam merah putih seperti muridnya yang lain.  Di lorong rumah sakit itu, Meliana merasa rindu pada sesuatu yang tidak ia tahu.
“Oh sayangku. Kau tidak ke sekolah hari ini?” perempuan tua yang duduk di atas kasur itu tersenyum dan merentangkan tangan saat Meliana masuk ke ruangan. Meliana menggeleng dan mengambil posisi di tepi jendela.
“Izin sebentar saja. Ibu sudah baikan? Dokter bilang Ibu sudah bisa pulang sekarang.”
“Pulang? Kau membawaku pulang?”

Meliana menggeleng lagi. “Pulang ke panti, Bu. Aku sibuk sekali. Selain mengajar aku juga mengurus yayasan. Jika Ibu ikut denganku Ibu akan bosan dan bertingkah aneh lagi seperti dulu.”
“Ibu ingin bersamamu.” Perempuan tua itu ikut memandang jauh keluar jendela.
“Mengertilah Bu. Jika aku tidak bekerja, kita tidak bisa makan enak, juga untuk biaya Ibu!”
Perempuan tua itu tak menjawab, hanya memandangi tas kecil di hadapannya. Beberapa menit kemudian ia mengikuti langkah Meliana turun menuju parkiran. Dengan sigap supir membuka pintu dan melanjutkan perjalanan ke tempat yang dituju.

Meliana hanya memandangi ibunya saat turun dari mobil, ia sempatkan pula menyalami ibu panti sebelum menitipkan kembali orang tuanya itu. Meliana tak melihat ketika perempuan tua itu benar-benar mengeluarkan air mata hingga membasahi ubin lantai. Meliana pergi dan tak menoleh lagi.
Sore harinya, saat langit mulai berwarna keemasan, Meliana singgah di supermarket terdekat, ia mencari roti dan selai untuk sarapan esok. Saat membawa keranjang itulah ia menabrak seseorang, seorang anak kecil yang tengah berjongkok di depan salah satu rak makanan. Anak itu hampir saja menjatuhkan kotak-kotak makanan. Anak itupun berbalik dan memandangi wajah Meliana.

“Kau!!” Meliana melihat anak yang sama, yang membawa gelas merah berisi anak katak. “Kau ini?! Apa yang kau lakukan disini?!” Meliana menahan lengan anak itu yang hendak berlari. “Kau masih memakai seragam sekolah! Mana orang tuamu??” Meliana sempat melongok ke dalam gelas merahnya.
“Ini punyaku, Kak. Aku tidak mencuri!”
“Aku tak menuduhmu. Tapi menanyakan kenapa kau di sini dengan kecebong-kecebong itu. Kau waras tidak?!”
“Aku ingin merawatnya. Lepaskan!”
“Bohong. Kau menumpahkannya dengan sengaja tadi pagi.”
“Karena kecebong itu ingin Kakak yang merawatnya.”

“Hah!! Apa?!” Meliana melepaskan tangan anak itu hingga kemudian ia berlari kencang keluar pintu. Meliana merasa mual tiba-tiba dan kecebong-kecebong itu berenang dalam perutnya.
Meliana muntah seketika ketika tiba di pintu rumah. Buru-buru ia menghirup aroma terapi dan mengambil posisi yang nyaman untuk mengurangi rasa mualnya. Pintu berderit dan seorang lelaki keluar dari dalam kamar.
“Aku dengar kau muntah. Kau sakit, Lian?”
“Tidak Bram. Kau tidak bekerja?”

“Ini sudah senja. Aku tidak bekerja sepertimu.”
“Ah, aku lelah. Kalau kau ingin makan, kau beli saja. Aku hanya membeli roti.”
“Ibu bagaimana?”

Meliana menatap sekilas laki-laki itu, lalu dengan santai ia berkata, “Kau menantunya, jika kau mau menemui dia, kau bisa menjenguknya di panti.” Meliana bangkit dan masuk ke dalam kamar dengan menghempaskan pintu.
***

Meliana menampung kecebong hitam dalam baskom besar. Ia menangguknya sore hari, dan meletakkannya di pintu belakang rumah. Bram memandanginya dengan pertanyaan, tapi meliana tak menjawab dan tampak baik-baik saja. Beberapa hari ini ia menyiapkan makanan Bram pagi-pagi sekali, lalu memberi makan kecebong-kecebong hitam itu, kemudian ia mandi dan melanjutkan rutinitasnya ke sekolah dan yayasan. Meliana kerap melamun dalam ruangannya dan memanggil-manggil anak lelaki yang ia kira anak pembawa kecebong itu.
Ia akan mengumpulkan lagi kecebong sore harinya, saat hujan turun dan air di parit melimpah, juga kolam Pak Dollah di seberang jalan. Meliana memesan baskom besar. Ia jadi sering izin dari pertemuan orang tua di yayasan dan berlama-lama berendam dalam kamar mandi.

Bram akhirnya tidak bisa menahan diri untuk segera membuang kecebong itu. Malamnya, ia mendobrak pintu kamar mandi dengan kuat, mendapati Meliana tengah mengapung bersama kecebong-kecebong itu. Bram kaget dan menarik paksa tubuh Meliana yang telanjang.

“Apa yang kau perbuat? Kau gila!!” Bram meraih handuk dan menutup tubuh Meliana.
Meliana diam, namun saat Bram menumpahkan keccebong dalam baskom besar itu Meliana tiba-tiba histeris. “Mereka anak-anakku, Bram!”
“Sadarlah, Lian! Kita belum punya anak!”

“Ibu…ibu… aku ingin menjadi ibu, Bram. Huhu. Aku benci ibuku!!”
Bram memeluk Meliana erat. Bram paham dan selalu memahami istrinya itu. Yang Bram takutkan penyakit ibu bisa pindah ke dalam diri Meliana. Mereka sama tapi Meliana tak mau mengalah dan menganggap ibunya penyebab segala kesedihannya. Bram terus memeluk Meliana hingga Meliana terlelap dan Bram membuang semua kecebong itu dalam selokan.

***
“Ibu sakit lagi? Kau saja yang menjenguknya.” Meliana menggerutu di depan cermin.
“Beliau ingin kau yang datang, Lian. Kau tahu kan perasaan ibumu itu bagaimana? Kau tidak berubah!”
“Tidak! Dia yang menyumpahiku agar tak punya anak sampai sekarang! Dia gila!! Kau tahu, Bram. Dia membuat semuanya kacau.”
“Astaghfirullah. Kau ini!! Itu tidak benar.”

“Sudahlah! Kau saja yang lihat ibu, aku sibuk. Ada acara di yayasan.”
“Lian…” Bram memandangi punggung istrinya.
Meliana sendiri tiba-tiba menangis di jok belakang. Ia ingat tentang belasan tahun silam, tentang ayahnya yang pergi begitu saja hingga membuat ia terlunta karena ibunya pun gila. Ia sempat luntang-lantung tak tentu arah. Meliana sadar, betapa ia tak pernah peduli pada ibunya. Yang ia yakini hanya darah ayahnya yang berpetualang itu mengalir dalam dirinya, membuat ia tak pernah lama memeluk sang ibu yang diketemukannya beberapa tahun kemudian.
Meliana tersentak. Supir berhenti mendadak.
“Maaf Nyonya. Ada anak kecil di depan sana!”

“Kau menabraknya?!” Meliana menatap keluar lalu turun ke badan jalan dan mendapati anak kecil itu sesenggukan. Meliana kaget saat wajah anak lelaki kecil itu memandangnya.
“Kau?! Kau lagi!! Kau ini siapa?” Meliana menguncang lengan anak itu. “Kau selalu menghantuiku! Kau ingin membuatku gila, hah!!”

Anak kecil itu menangis. Meliana lalu mengutip satu persatu kecebong hitam yang mulai berkaki. Kecebong itu ia taruh dalam gelas kecil di samping anak lelaki. Meliana gugup, telepon dari Bram terus berdering.
“Aku ingin ke rumah sakit, Kak. Ibuku sakit.”

“Ibu? Siapa ibumu? Ibumu pasti gila! Apa kau memata-mataiku?!”
“Tidak, ibuku tidak gila. Aku tinggal di panti! Aku punya rumah bersama ibu.”
Meliana buru-buru menarik tangan anak lelaki itu dan membawanya ke rumah sakit yang sama dengan rumah sakit ibunya. Meliana masuk ke salah satu ruangan yang di tunjuk anak itu. Ia gemetar saat Bram tampak berdiri di ruang itu juga. Anak lelaki itu memeluk ibunya segera sambil memberikan kecebong itu ke arahnya.
“Ibu,” desisnya sambil menangis mengetahui ada darah ibunya yang tetap mengalir ke dalam dirinya, juga anak lelaki itu. Darah dari seseorang yang ia anggap gila.***

Cikie Wahab,
bergiat di Sekolah Menulis Paragraf. Cerpen dan sajaknya dimuat di banyak media, menggemari desain. Tinggal di Pekanbaru.

Empat Kapolsek Nikmati Setoran Judi

MEDAN- Tim Khusus Kepolisian berhasil menangkap tiga anggota bandar judi toto gelap (togel), Selasa (31/5) sore. Dari ketiga tersangka polisi menyita uang puluhan juta rupiah serta puluhan amplop berisi uang bertuliskan nama-nama perwira polisi.

Para tersangka yang bertugas sebagai tukang rekap, pengumpul rekap dan pembagi duit ini, diamankan dari rumah Ac, di Brahrang, Binjai. Ac adalah kaki tangan An bandar besar togel di Binjai. Keduanya saat ini masih buron.
“Kami terkejut, setelah ketiganya diamankan, mereka menyebut keterlibatan sejumlah oknum perwira di Polsek dan di jajaran Polres Binjai,” cetus seorang sumber yang bertugas di Mapolres Binjai.

Uang, amplop bertulis nama-nama perwira serta listing nama-nama perwira penerima setoran itu ditemukan di jok sepeda motor milik salah satu tersangka yang diparkir di rumah Ac. “Amplop itu paling sedikit berisi uang Rp500 ribu sampai dengan Rp2 juta. Kemungkinan besar, amplop yang berisi uang itu, akan segera disetorkan kepada perwira yang namanya sudah dituliskan,” pungkasnya.

Sumber ini juga menerangkan, job perwira yang namanya tertulis di amplop tersebut, mulai dari 4 Kapolsek dan Kanit di jajaran Polres Binjai dan Polsek-polsek di Polres Binjai. “Yang jelas, hampir rata-rata perwira di Polres dan Polsek tertulis namanya di amplop tersebut,” ujar sumber ini.

Penggerebekan judi togel ini langsung mendapat perhatian Kapoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro. Kapolda langsung meminta nama-nama perwira tersebut agar diantar ke rumah dinasnya. “Berkas ini langsung dikirim ke rumah Kapoldasu, bukan ke Komando Poldasu. Sebab, Kapolda langsung meminta berkas tersebut,” beber sumber itu lagi.

Kapolres Binjai, AKBP Dra Rina Sari Ginting membantah keterlibatan sejumlah perwira di jajarannya dalam operasional togel di Binjai. “Tidak ada itu. Tapi, kalau terbukti terlibat, pasti diambil tindakan,” kata Dra Rina saat dikonfirmasi, Kamis (2/6) siang.

Ketika kembali ditanyakan, adanya pemeriksaan sejumlah perwira di jajaran yang dikomandoinya, Dra Rina tetap menampiknya. “Sampai hari ini, tidak ada pemeriksaan terhadap perwira,” ujar Kapolres membantah.

Siapa sebenarnya tim khusus yang melakukan penggerebekan tersebut? Kanit VC Judi Sila Poldasu, Kompol Saptono, menegaskan penggerebekan yang dilakukan tim khusus tersebut tidak atas sepengetahuan jajaran Poldasu. “Bukan dari Poldasu yang melakukannya. Tapi informasi yang saya dengar yang melakukan penggerebakan tersebut adalah tim khusus dari Polres Binjai, “ ujar Kompol Saptono, Jumat (3/6).

Sedangkan Kabid Humas Poldasu, AKBP Raden Heru Prakoso, menolak memberi keterangan rinci karena terkait keterlibatan pejabat polisi di Polres Binjai itu dengan alasan belum mendapatkan laporan. “ Memang ada penggerebekan di kawasan Binjai yang masuk ke email saya. Tapi saya belum mendapat laporan terkait setoran yang diterima pejabat utama di Polres,” kata Heru.

Dikatakan Heru, Bila memang terbukti ada menerima setoran dari praktik perjudian tersebut, Poldasu akan langsung mengambil tindakan. “Akan saya cek dengan hasil pemeriksaan terhadap tersangka yang diamankan, “ cetusnya.
Saat disinggung terkait barang bukti berkas bertuliskan setoran terhadap pejabat utama Polres Binjai yang sudah diserahkan ke rumah dinas Kapoldasu. Heru malah bertanya. “Dari mana kamu tahu, apakah kamu ada dilokasi saat dilakukan penggerebekan?” tanyanya.

Menurut sumber lain, pembongkaran jaringan penjudi togel yang dilakukan Timsus itu dilakukan berdasarkan informasi dari masyarakat yang diterima langsung oleh Kapolres Binjai AKBP Dra Rina Sari Ginting. “Ibu Kapolres yang membentuk tim khusus karena beliau menerima laporan dari masyarakat,” ujar sumber lain yang ditemui koran ini.
Selama ini, ujar sumber itu, pergerakan dari bandar dan tangan kanan judi togel dan oknum polisi ini, sudah lama diintai sang Kapolres wanita pertama di Sumut ini untuk segera diamankan. Namun, cara main mereka begitu bersih, sehingga polisi susah untuk membekuk Bandar berinisial A dan jaringannya.
“Memang, siapa yang tak kenal dengan bandar togel itu. Setelah menemukan keberadaannya, petugas dari Timsus langsung melakukan penggerebekan di tempat persembunyiannya,” papar sumber tadi.
Hingga saat ini, polisi belum mau mempublikasikan penangkapan tersebut. Itu karena para tersangka masih menjalani pemeriksaan guna mengatahui siapa-siapa saja yang terlibat di dalamnya. “Memang pihak Polres masih menyembunyikan keberadaannya dan belum bisa dipublikasikan,” tambahnya.

Untuk mengetahui lebih jauh terkait penggerebakan tersebut, wartawan koran ini mencoba mencari informasi di lokasi Tepat Kejadian Perkara (TKP). Namun, hingga malam hari, rumah tersebut sangat susah ditemukan. Pasalnya, hampir semua warga yang tinggal di Brahrang, Binjai, enggan memberikan keterangan. Mereka langsung masuk rumah begitu wartawan koran ini bertanya soal penangkapan judi tersebut.

Pantauan Sumut Pos di Polres Binjai, setelah informasi keterlibatan sejumlah perwira di bisnis togel berkembang, suasana di Mapolres Binjai tampak berbeda dari biasanya. Hanya ada dua petugas berjaga di pos depan.
Meski kemarin bertepatan dengan hari libur nasional, kondisi sepi di malam hari tidak biasa terjadi pada saat libur. Beberapa waktu lalu, meski libur petugas tetap berjaga di unitnya masing-masing.

Kendaraan yang biasanya terlihat padat di parkiran Mapolres Binjai, malam itu tampak kosong. Petugas yang berjaga di pos depan Mapolres, enggan mengomentari sepinya suasana malam itu. “Inikan hari libur, lagian Abang sendiri juga sudah tahu jawabannya kenapa Mapolres ini sepi,” ujarnya.(adl/dan/rud)

Mafia Judi di Binjai

Waktu Penggerebekan:
Selasa, 31 Mei 2011 sore

Lokasi:
Brahrang, Binjai

Barang bukti:
Uang puluhan juta, puluhan amplop atas nama perwira polisi dan listing nama-nama perwira penerima setoran.

Tersangka:
Petugas rekap, pengumpul rekap dan pembagi duit setoran (tertangkap), A (bandar/buron), Ac (pemilik rumah/buron)

Nilai setoran:
Rp500 ribu hingga Rp2 juta per minggu per perwira.

Job perwira penerima:
Kanit, Kapolsek dan perwira lainnya di jajaran Polres Binjai.

Wilayah ‘Jajahan’ Mafia Judi

Wilayah                Penguasa

1. Medan                Mafia lokal
2. Binjai                Mafia lokal
3. Kabupaten Labuhanbatu    Mafia Jakarta
4. Kabupaten Simalungun        Mafia Jakarta
5. Kota Belawan            Mafia Jakarta
6. Kabupaten Langkat        Mafia Jakarta

Bandar Judi Jakarta Cengkeram 4 Kabupaten/Kota

Kapolda Sumut Irjen (Pol) Wisjnu Amat Sastro dinilai tidak tegas aksi perjudian di Sumut. Sikap loyo Kapolda ini dianggap sebagai angin segar bagi para bandar judi bermain di daerah ini. Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengaku mendapat informasi, sejumlah bandar judi yang selama ini beroperasi di Jakarta, mulai pindah ke sejumlah wilayah di Sumut. Menurut Neta, fenomena pergerakan bandar judi ke wilayah Sumut ini terjadi sejak adanya pergantian Kapolda Sumut dari Irjen Pol Oegroseno ke Wisjnu Amat Sastro.

“Saya mendapat informasi, banyak bandar judi di Jakarta yang bergeser ke Sumut.

Ada empat daerah yang menjadi lokasi tujuan, yakni Labuhanbatu, Simalungun, Belawan, dan Langkat,” ujar Neta S Pane kepada Sumut Pos, kemarin (3/6).

Dia menjelaskan, setiap terjadi pergantian Kapolda, para bandar judi langsung membaca situasi. Jika Kapolda dianggap lemah menghadapi perjudian, itu peluang yang harus segera dimanfaatkan. “Karena uang judi itu gurih, segar, dan banyak. Para bandar selalu mencari celah peluang. Begitu kapolda dilihat membiarkan, maka mereka langsung masuk,” terangnya.

Neta menduga, para bandar judi Jakarta masuk ke empat lokasi di Sumut itu lantaran masih belum ada pemain besarnya. “Mengapa bandar dari Jakarta itu tak masuk ke Medan dan Binjai? Saya menduga, karena di dua tempat itu sudah ada pemain lokalnya. Jadi, bandar dari Jakarta memilih ke lokasi yang nyaman. Labuhanbatu itu kan daerah perbatasan Riau-Sumut, bukan kota besar tapi dianggap nyaman,” terang Neta.

Masih menurut Neta, para bandar judi Jakarta yang hijrah ke sejumlah daerah di Sumut itu sebenarnya bukan bandar level satu. Saat di Jakarta, mereka ini masih semacam korlap. Namun, lantaran ada peluang di Sumut, mereka berani membawa modal sendiri untuk beroperasi. “Dari korlap, mereka naik level menjadi bandar. Bisa saja dengan modal sendiri, atau dimodali bandar besarnya yang masih beroperasi di Jakarta,” beber Neta.

Menurutnya, satu-satunya faktor yang bisa menekan gerakan bandar judi di Sumut adalah sikap Kapolda yang harus tegas. “Kalau masih dibiarkan, ya bukan tidak mungkin memang ada oknum polisi yang bermain. Kapolda harus menyatakan komitmennya perang terhadap judi. Jika tidak, masyarakat akan punya penilaian tersendiri terhadap Kapolda,” saran Neta.

Kapolda Sumut Irjen (Pol) Wisjnu Amat Sastro, kata Neta, mestinya meneruskan kebijakan para pendahulunya untuk terus memerangi perjudian di Sumut, yang sejak Kapolda Sumut era Soetanto sudah digaungkan. “Dan Kapolri yang sekarang, Jenderal Timur Pradopo, punya komitmen memberantas perjudian. Pak Wisjnu itu termasuk tim sukses Timur saat diuji di DPR. Mestinya sikap Wisjnu sejalan dengan sikap Timur,” kritik Neta.(sam)

Uang Pensiun Rp1,5 Miliar Dibawa Kabur

Perampok Bersenpi Gasak Mobil PT Pos Indonesia Kisaran

SEI BALAI-Aksi perampokan semakin merajalela. Jumat (3/6) siang, giliran PT Pos Indonesia yang menjadi korban. Tiga pegawai  PT  Pos Indonesia Kisaran yang mengendarai mobil Toyota Kijang kapsul bernomor polisi B 7637 PL dirampok 9 orang kawanan perampok di Jalan Lintas Desa Si Ajam

Kecamatan Sei Balai, Batubara. Akibatnya, uang tunai milik PT Pos Indonesia sebesar Rp1,5 miliar yang ada di dalam mobil dibawa kabur kawanan perampok.

Informasi yang dihimpun METRO ASAHAN (grup Sumut Pos), siang itu 3 orang pegawai PT Pos Indonesia masing-masing Daniel, supir dan dua pegawai, Erwan Mulyana dan Bahrum Rangkuti berrangkat dari Kisaran mengantar uang untuk gaji pensiunan PNS yang dibagikan ke setiap unit Kantor Pos di wilayah Asahan dan Batubara.
Saat melintas di Sei Bejangkar dengan tujuan Siajam, mobil warna biru itu dipepet oleh tiga mobil pribadi jenis Toyota Avanza masing-masing dua warna silver dan satu unit warna merah (plat polisi tidak diketahui).

Menurut korban, mobil mereka tiba-tiba didahului mobil Avanza warna silver, kemudian mobil tersebut berhenti dan disusul dua mobil lainnya. “Mereka turun dan menodongkan senjata api (senpi) jenis pistol dan clurit, kemudian kami disekap dengan mulut ditutup dengan memakai  lakban,” kata Daniel.

Selanjutnya kawanan perampok mengambil alih kemudi dan membawa  mereka menuju Lima Puluh. Tepat di areal perkebunan PT Socfindo, kawanan perampok mengambil uang dalam kantongan plastik berjumlah sekitar Rp1,5 miliar. Dalam keadaan mulut ditutup dengan menggunakan lakban, mereka ditinggalkan di dalam mobil yang  terkunci dan kuncinya dibuang ke semak semak oleh kawanan perampok itu. Salah seorang warga bermarga Siringoringo menemukan mereka yang berada di dalam mobil dalam keadaan  tangan terikat dan mulut dibalut dengan lakban. Ketiganya berhasil keluar dari dalam mobil berkat bantuan warga dan langsung menuju Polres Asahan untuk membuat laporan. Pihak Polres Asahan langsung merespon laporan ketiga pegawai tersebut.
Pjs Kasat Reskrim Polres Asahan, AKP Hery Tambunan mengaku, masih melakukan penyelidikan di lokasi kejadian dan sudah menginformasikan ke seluruh jajaran Polres Asahan termasuk Polres yang berdampingan untuk mengidentifikasi 3 unit mobil yang disebutkan korban.

Kabid Humas Polda Sumut, AKBP  Heru Prakoso menyatakan, sejauh ini pihaknya masih mengumpulkan informasi terkait kasus ini. “Penyelidikan masih dilakukan, jenis senjata yang dipergunakan para pelaku juga masih  belum bisa dipastikan,” kata Heru Prakoso. (sus/smg)

101 Siswa Medan tak Lulus

Nilai UN Terbaik Milik Sekolah Swasta

MEDAN-Sebanyak 299 orang atau 0,12 persen dari 244.418 siswa SMP Sederajat di Sumut tak lulus Ujian Nasional (UN) Tahun Pelajaran (TP) 2010/2011.

Kepala Disdik Sumut Syaiful Syafri menjelaskan, untuk Sumut hasil UN tingkat SMP Sederajat tingkat kelulusannya mencapai 99,88 persen dari jumlah siswa 244.418 siswa. “Dengan demikian dapat disimpulkan jumlah siswa SMP Sederajat di Sumut yang lulus UN sebanyak 244.119 orang dan yang tak lulus 299 siswa atau 0,12 persen. Tingkat ketidaklulusan siswa SMP Sederajat di Sumut ini masih di atas persentase nasional yakni 0,55 persen,” terangnya, Jumat (3/6).

Secara rinci ia menjabarkan, hasil UN TP 2010/2011 untuk SMP Sederajat di Sumut yakni, SMP jumlah peserta 194.254 orang yang lulus sebanyak 194.034 atau sebanyak 99,89 persen dan yang tak lulus sebanyak 220 siswa. SMP Terbuka yang diikuti sebanyak 1.039 peserta, siswa yang lulus sebanyak 1.023 atau 98,46 persen dan yang tak lulus 16 siswa. SMP Luar Biasa jumlah peserta sembilan orang dan lulus 100 persen. Sementara untuk MTs, siswa yang lulus sebanyak 49.053 dari 49.116 peserta atau 99,87 persen dan yang tak lulus 63 siswa.

Lebih lanjut Syaiful menjelaskan, untuk tingkat SMP yang memperoleh jumlah rata-rata nilai UN tertinggi dengan rata-rata nilai UN Bahasa Indonesia 8,50, Bahasa Inggris 9,42, Matematika 9,43 dan IPA 8,95 dengan total nilai 36,30 di raih SMP Swasta Karya Agung Binjai.

Rangking kedua diraih SMP Swasta Ostrom Metodist Tebing Tinggi dengan rata-rata nilai UN Bahasa Indonesia 8,69, Bahasa Inggris 9,16 dan Matematika 9,21 serta IPA 9,19 dengan total nilai 36,25.

Rangking ketiga ditempati SMP Swasta Syafiatul Amaliyah Medan dengan rata-rata nilai Bahasa Indonesia 8,83, Bahasa Inggris 9,01, Matematika 9,01 dan IPA 9,17 dengan total nilai 36.02.

Sementara untuk tingkat MTs, rangking pertama diraih MTs Swasta Miftahul Jannah Binjai dengan rata-rata nilai Bahasa Indonesia 9,55 Bahasa Inggris 9,35, matematika 9,20 dan IPA 9,10 dengan jumlah total 37,20.
Rangking kedua diraih MTs Swasta Al Mushlihin Binjai dengan rata-rata nilai Bahasa Indonesia 9,38 bahasa Inggris 9,10,Matematika 9,11 dan IPA 9,32 dengan jumlah total nilai 36,91.

Rangking ketiga diraih MTs Swasta Zending Islam Indonesia Medan dengan rata-rata nilai Bahasa Indonesia 8,98 Bahasa Inggris 9,52, Matematika 9,26 dan IPA 8,98 dengan jumlah total nilai 36,74.

Syaiful menjelaskan, tingginya persentase kelulusan siswa SMP Sederajat di Sumut tak terlepas dari kerjasama antara pemerintah dengan DPRD, PGRI, Dewan Pendidikan, BMPS, PGSI, kepolisian, para guru, siswa dan orangtua serta seluruh masyarakat, baik di provinsi maupun kabupaten/kota.

Peningkatan kelulusan tersebut juga menunjukan upaya Sumut dan kabupaten/kota untuk meningkatkan mutu pendidikan di daerah semakin baik dari sebelumnya. “Kami juga berharap pada TP 2011/2012 peningkatan kelulusan UN di Sumut lebih baik lagi dari yang diraih saat ini. Dan terima kasih kepada seluruh komponen pendidikan yang telah bekerjasama membangun pendidikan,” ujarnya.

Untuk jumlah siswa tak lulus Kota Medan menempati urutan pertama dengan jumlah siswa yang tak lulus mencapai 101 orang. Dengan rincian SMP 89 orang, MTs 10 orang dan SMP Terbuka 2 orang.

Diurutan kedua, Kabupaten Deli Serdang dengan jumlah 47 orang, dengan rincian SMP 38 orang, MTs 8 orang dan SMP Terbuka 1 orang. Dan diurutan ketiga Kota Binjai sendiri yang memiliki jumlah siswa tak lulus mencapai 35 orang, dengan rincian SMP 25 orang dan SMP Terbuka 10 orang.

Sementara itu, menurut Ketua Dewan Pendidikan Medan Mutsyhito Solin mengatakan, nilai-nilai tertinggi UN didominasi oleh sekolah-sekolah swasta merupakan hal yang wajar. “Karena fasilitas yang disediakan lebih baik dari sekolah negeri, baik dari kelengkapan hingga mutunya. Hal ini juga sudah merupakan tradisi, orangtua calon siswa SMP masih memilih sekolah swasta dibanding sekolah negeri, karena SMP swasta memang bagus-bagus dari dulu,” katanya.

Menurut Solin, tak banyak yang membedakan mutu sekolah swasta dan negeri. Diantaranya, proses rekrutmen siswa baru dan fasilitas. “Kalau sistemnya sama. Inilah yang harus dipelajari oleh banyak sekolah negeri. Dengan fasilitas yang baik dan lengkap, tentunya dapat menbghasilkan mutu yang baik. Begitu pula proses rekrutmennya, memang tak bisa dipungkiri untuk tingkat SMP siswa-siswa terbaik masih lebih dominan memilih masuk sekolah swasta daripada negeri,” jelasnya. (saz)