28 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 15189

Mengurung Diri di Penjara

Syarifuddin Umar memilih mengurung diri di dalam sel tahanannya. Diduga hakim yang dikenal galak itu masih dalam kondisi syok setelah ditangkap dan dijebloskan ke penjara Cipinang Kamis (2/6) malam kemarin.
“Namanya bekas hakim, mendadak ditahan, wajar kaget,” kata Kepala Pengamanan Rutan Cipinang, Ponika Afandi. Menurutnya, sejak digiring Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Rutan Cipinang, Syarifuddin memilih tidak berbaur dengan tahanan lainnya.

“Dia belum mau berbaur dengan warga tahanan lain, dia kelihatan bingung lihat lingkungan barunya,” ucap Ponika.
Terlepas dari kasus yang menimpa Syarifuddin, dia juga dikenal sebagai orang baik. “Orangnya baik, suka menyapa. Kadang sering belanja di warung saya ini,” ujar Bagarai, tetangga sebelah rumah Syarifudin di Jalan Agung Tengah 5 Blok I/1, Sunter Agung, Tanjung Priuk, Jakarta Utara.

Senada dengan Bagarai, hal yang sama diungkap Supriyadi, satpam komplek perumahan tempat tinggal Syarifuddin. Supriyadi mengatakan Syarifuddin selalu membuka kaca mobilnya saat melewati pos penjagaan. “Sering buka kaca mobil, nyapa aja. Apa kabar, Selamat Pagi begitu,” kata Supriyadi. Tak jarang Syarifudin memberikan uang rokok kepada para satpam penjaga kompleks ini. “Lumayan mas, kalau lagi lebaran juga ngasih THR,” ucap Supriyadi. Karena sifat baik dan ramah itulah, tetangga merasa kaget dengan penangkapan Syarifudin kemarin malam. Warga tak menyangka orang sebaik itu bisa terjerat kasus korupsi. Kini Rumah Syarifudin kosong. (net/jpnn) (net/jpnn)

Memori PK Rampung, Antasari Tunggu Momen

JAKARTA- Terpidana 18 tahun kasus pembunuhan berencana Antasari Azhar sudah merampungkan memori Peninjauan Kembali (PK). Namun, memori  tersebut ternyata belum diajukan ke Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan agar diserahkan ke Mahkamah Agung (MA) untuk diproses.

“Pak Antasari belum mau menyerahkan (memori PK). Beliau sedang berkhidmat memikirkan apa yang sedang terjadi. Beliau menunggu momen yang tepat,” kata pengacara Antasari, Maqdir Ismail, di Jakarta kemarin (3/6).

Maqdir mengakui, berkas memori PK sejatinya sudah siap. Paling tidak ada lima alat bukti baru alias novum yang sudah dimasukkan. Yakni, pesan singkat berisi ancaman terhadap Nasrudin yang tidak pernah ditunjukkan dalam sidang, uang Rp500 juta yang tidak pernah diajukan ke sidang, perbedaan senjata api yang digunakan mengeksekusi dan peluru yang menembus kepala korban, dan baju Nasrudin saat penembakan yang hingga kini tidak jelas keberadaannya.
Maqdir mengatakan, Antasari masih menunggu waktu yang tepat untuk mengajukan PK. Namun, Maqdir buru-buru menegaskan bahwa tidak ada alasan politis tidak segera mengajukan memori itu. PK merupakan jalan terakhir untuk membebaskan mantan ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu. Karena itu, pihaknya tidak mau gegabah lantas tergesa-gesa mengajukannya.

“Ini hanya masalah kenyamanan. Pak Antasari masih merasa belum nyaman mengajukannya sekarang. Yang jelas, kami tidak akan melakukan lobi-lobi politik atau jalur-jalur di luar hukum untuk menyelesaikannya meski kasus ini kental politis,” pungkasnya.(aga/jpnn)

Cari Sisa Proyektil

ACEH- Pasca teror sekelompok orang tak dikenal (OTK) terhadap Bupati Bener Meriah Ir H Tagore Abubakar, bersama supirnya, Gempar, hingga saat ini masih dalam tahap penyelidikan. Bahkan, bekas projektil peluru yang diduga masih bersarang di mobil pribadi Tagore itu juga belum ditemui aparat penyidik.
Kasat Reskrim Bener Meriah Iptu Hartana SSos mengatakan, saat ini polisi masih mencari sisa projektil di mobil.
Sementara itu, saat Rakyat Aceh (grup Sumut Pos) ingin mengkonfirmasi kepada Tagore di rumah pribadinya,  kawasan Komplek Non Perumnas Takengon, tidak berhasil. Penjaga rumah menyebutkan, Tagore sedang dimintai keterangan tim penyidik.

“Bapak dan Gempar (supir, Red) sedang di dalam, bersama polisi untuk dimintai keterangan,” kata sumber Rakyat Aceh. Amatan di lokasi, pintu rumah ditutup rapat, hanya orang tertentu saja yang diizikan masuk kedalam rumah.(ron/jpnn)

Tewas Kesetrum

MEDAN- Yusriani ikut kesetrum saat menyelamatkan keponakannya, Dian Syaputra yang sebelumnya disengat arus listrik. Kejadian itu berlangsung tadi malam, Jumat (3/6) sekira pukul 19.00 WIB di rumahnya Jalan Jemadi Gang Kelapa II, Kelurahan Pulo Brayan Darat, Kecamatan Medan Timur.

Awal mulanya, Dian Syaputra yang baru pulang main futsal ingin mandi. Lalu pakaianya disangkutkan di jemuran. Dia tidak ingat ada kabel listrik telanjang yang menyentuh jemuran itu. Spontan tubuh Dian kesetrum.
Yusriani yang  melihat kejadian itu langsung menolong Dian. Namun, pertolongan Yusriani tidak membuahkan hasil. Malah dirinya juga kesetrum arus listrik dan tewas dalam perjalan menuju rumah sakit.(adl)

Valensia, Vincensia dan Keysia

Bayi Kembar Tiga Lahir di Vita Insani

SIANTAR- Perasaan pasangan suami istri Irwan Pardede (41) dan Doris br Simanjuntak (34) sedikit lega. Bayi kembar tiga yang sudah ditunggu kelahirannya berhasil keluar dari rahim ibunya dengan selamat,  Rabu (1/6)
Dengan kelahiran ketiga bayi mungil ini pula, Irwan mempunyai 5 orang anak, 3 perempuan dan 2 laki-laki. Warga Jalan Parapat, Kelurahan Nagahuta Timur, Siantar Marimbun ini mengaku, senang atas kelahiran bayi kembar tiga tersebut.

“Anakku sebelumnya 2 perempuan, Florensia (5) dan Anastasia (3). Selama ini aku memang pingin anak laki-laki. Syukurnya, lahir anak kembar 3, dua diantaranya laki-laki,” kata Irwan.

“Ketiganya kami beri nama Valensia, Vincensia dan Keysia. Khusus  perempuan bernama Keysia Fitri. Nama ini khusus untuk rasa terima kasih kami kepada dokter yang  memberikan pelayanan dan menangani kehamilan saya,” kata Doris.

Ditambahkannya, selama proses kehamilan, ia tidak melihat gelagat aneh ataupun pertanda apapun dari istrinya. Hanya saja, ngidam Doris br Simanjuntak memang terbilang parah. Bahkan tidak pernah makan sekalipun.
“Tak ada tanda-tanda apapun, cuma waktu itu ngidamnya yang parah. Istri ku sampai di opname di RS Vita Insani dan diberi infus akibat tidak mau makan apapun. Sejak hamilnya 4 bulan, kami sudah tahu bayinya kembar 3. ini dilihat dari hasil USG di praktik dokter Fitri spesialis kandungan,” tambah Irwan.

Begitu mendengar keterangan dokter dan menyaksikan sendiri di layar USG 4 dimensi, Irwan dan istrinya menjadi kaget.

“Awalnya kami terkejut, tapi dibalik rasa kaget itu kami sangat bersyukur masih diberi tuhan rezeki dengan 3 anak sekaligus. Apalagi dokter mengatakan kalau dua dari 3 bayi adalah laki laki. Itukan sesuai keinginanku,” tukasnya.
Sementara Doris masih terbaring di tempat tidur kamar 354 lantai 3 RS Vita Insani tempatnya dirawat. Kepada Metro Siantar, dia mengaku lega.

“Saya sudah lega anak kami lahir dengan selamat, walau dengan cara operasi. Kami berterima kasih kepada dokter yang sudah cekatan menangani saya dan bayi saya. Semua ini kami syukuri. Bayi saya utuh dan tidak ada cacat apapun,” katanya.

Sebagai kenangan dan rasa terima kasih atas pelayanan dokter yang menangani kehamilannya, Doris br Simanjuntak mengaku, akan memberikan nama dokter Fitri pada nama belakang bayi perempuannya.
“Ketiganya akan kami beri nama Valensia, Vincensia dan Keysia. Khusus yang perempuan bernama Keysia Fitri. Nama ini khusus untuk rasa terima kasih kami kepada dokter yang sudah memberikan pelayanan dan menangani kehamilan saya,” katanya.

Ketiga bayi lahir dengan berat 21 Kg dan panjang 40 Cm. Untuk bayi pertama berjenis kelamin laki-laki, bayi kedua seberat 22 Kg dengan panjang 41 Cm dan bayi ke tiga mempunyai berat 19,50 Kg dengan panjang 41 Cm.(hez/smg)

Truk Muatan Kelontong Seruduk Rumah Warga

SERGAI- Truk Mitsubishi Fuso BK 8070 SC menyeruduk rumah warga di Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Kilometer 42-43 Medan-Tebing Tinggi, tepatnya di Dusun III,Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai, Jumat(3/6).

Menurut informasi dikumpulkan Sumut Pos, musibah tersebut berawal dari truk fuso yang dikemudikan Marihot Situmorang (37) warga Desa Muara Lawe Bulan, Kecamatan Babusalam, Kabupaten Aceh Tenggara, dari Tebing Tinggi menuju Medan, ditabrak mobil tangki BK 9082 ML bermuatan CPO dari arah berlawanan.
Akibat tabrakan itu, truk fuso oleng dan menyeruduk rumah Dedy (42).

Selain merusak rumah, satu unit mobil L-300 milik Dedy ringsek dan empat penumpang truk juga mengalami cidera di sekujur tubuh dan harus dilarikan ke RSU Trianda, Perbaungan.

Keempat korban masing-masing, Donal Ricardo Limbong (27) supir tangki, warga Jalan Seksama Gang Pasti, Kelurahan Binjai, Kecamatan Medan Denai. Marihot Situmorang (37) supir truk, warga Desa Muara Lawe Bulan, Kecamatan Babusalam, Kabupaten Aceh Tenggara, Erik Silaban (30) kernet truk warga Desa Pardamaian, Kecamatan Sidikalang dan Elly Roy Siregar (30) kernet mobil tangki, warga Kota Sidikalang. (mag-15)

Poldasu Jemput Paksa Warga di LBH Medan

Pasca Bentrok di Barak PT Sorik Mas Mining Madina

MEDAN- Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Poldasu) menjemput paksa dua warga yang disangkakan sebagai provokator terjadinya aksi penyerangan, pengrusakan dan pembakaran di barak PT Sorik Mas Mining (SM) Madina dari tempat persembunyiannya di Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan, Jalan Hindu Medan, Jumat (3/6).
Penjemputan paksa tersebut dipimpin Kasubbid II Dit Reskrim Polda Sumut Kompol Andri Kurniawan. Kedua warga yang diamankan pihak kepolisian yakni Safrudin, Kepala Desa Huta Godang Muda, Kecamatan Siabu, Madina dan Amdani Lubis, warga yang sama.  Sementara Sholat (17) korban penembakan, dibawa ke Komnas HAM untuk dilakukan upaya hukum atas peristiwa yang dialaminya.
Diketahui, keduanya berada di Kantor LBH Medan, dalam rangka meminta perlindungan hukum atas penembakan dan pengerusakan di barak PT SM, Madina, 29 Mei lalu.

Direktur LBH Medan Nuriyono kepada wartawan mengatakan, penjemputan itu dilakukan setelah adanya desakan dari Dir Reskrim Polda Sumut Kombes Pol Agus Adrianto yang bersikeras akan melakukan penangkapan terhadap kedua warga tersebut.

“Dari tadi malam kita koordinasi dengan Pak Agus yang hari ini mengiginkan keduanya segera diamankan ke Polda dan menjalani pemeriksaan. Keduanya dituduh pasal 160. Klien kita disangkakan sebagai provokator,” ujar Nuriyono. Sedangkan Kordinator Kontras Sumut Muchrizal Syaputra, merasa heran dengan penetapan warga menjadi tersangka, termasuk Sholat.

“Kami akan melaporkan kejadian ini ke Propam Mabes Polri, terkait tindakan personel yang berjaga di PT SM, karena kami menilai, ada keganjilan dalam penanganan kasus dan penetapan tersangka,” ucap Muchrizal.
Kabid Humas Poldasu AKBP Raden Heru Prakoso membantah kalau petugas Reskrim Poldasu melakukan penjemputan paksa terhadap dua warga yang berada di LBH Medan.

“Tidak dijemput paksa, tetapi pihak LBH Medan menyerahkannya ke Reskrim Poldasu,” sebut Heru.
Dikatakan Heru, penyelidikan terhadap kasus kerusuhan di PT SM, terbukti kalau keduanya ikut terlibat dalam pengrusakan dan pembakaran.

“Dari hasil penyelidikan kita,keduanya ditetapkan sebagai tersangka dalam pengrusakan dan pembakaran PT SM. Selain itu, Polres Madinah juga sudah mengamankan lima tersangka lainnya,” ungkap Heru.
Lanjut Heru, berdasarkan penyelidikan kepolisian, pihaknya sudah menetapkan tujuh orang tersangka, diantaranya, AL dan S sudah diamankan dari LBH Medan. Kemudian dari Polres Madina, ML (31), APL (26), AHL (23), NAN (43) dan SL (50) kelimanya warga Hutagodang Lama.

“Mereka terlibat dalam pengrusakan dan pembakaran. Ketujuhnya kita jerat dengan pasal 160, 187 dan 170 KUHPidana,” ancam Heru.

Kemudian, saat disinggung terkait Prapid dari LBH Medan, Heru mempersilahkan LBH Medan untuk mengambil langkah hukum terkait persoalan dimaksud.
“Silahkan saja, itu kan hak setiap manusia. Jadi jika pihak korban ingin memprapidkan Poldasu, silahkan saja,” tandas Heru.(adl/rud)

Replanting PTPN 3 Langgar UU

SERGAI- Proses replanting (Peremajaan, Red) tanaman rambung ,  seluas 150 hektar di Afdeling VII, Perkebunan PTPN 3 Silau Dunia di Dusun VI Pondok Roti, Desa Bandar Negeri, Kabupaten Serdang Bedagai, yang masih dalam tahap pembersihan lahan, menyalahi aturan.

Menurut Kasi Bimbingan Usaha dan Perizinan Dinas Perkebunan dan Kehutanan Pemkab Sergai CK Panggabean SP, saat melihat langsung pembersihan, Jumat (3/6) mengatakan, pembersihan disertai pembakaran tunggul pohon menyalahi Undang-Undang Nomor 18 tahun 2004 tentang perkebunan. “Kita melihat, ada 15 titik api (spot) dari puluhan tumpukan kayu rambung yang dibakar oleh pihak perkebunan. Jelas ini  melanggar peraturan perundang-undangan,” kata CK Panggabean.(mag-15)

Bermutu atau Curang?

Lima Kabupaten/Kota Bukan Unggulan Lulus 100 Persen

Pada pengumuman Ujian Nasional (UN) yang diselenggarakan Kantor Disdik Sumut Jalan Cik Ditiro Medan, pada Jumat (3/6), terdapat lima kabupaten/kota yang pesertanya lulus 100 persen. Yakni Kota Tanjung Balai, Kabupaten Dairi, Kabupaten Toba Samosir, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Nias Barat.

J    ika dicermati lebih dalam, dominan dari lima kabupaten/kota tersebut merupakan daerah-daerah terpencil atau daerah dengan tingkat pendidikan yang tidak lebih baik dari kabupaten/kota lain di Sumut.

Namun, apa yang menyebabkan kabupaten/kota tersebut mampu berprestasi dengan meluluskan semua peserta UN tingkat SMP Sederajatnya 100 persen? Dengan hal tersebut boleh saja ada pendapat yang mengatakan terjadi kecurangan di sana. Atau mungkin yang lebih baik lagi, sepertinya siswa di sana masih belum terkontaminasi dengan berbagai kebudayaan luar yang merusak kemampuan mereka dalam belajar.

Menurut Ketua Dewan Pendidikan Medan Mutsyuhito Solin, kedua dugaan tersebut tak bisa dengan serta-merta digunakan untuk mengindikasikan kelulusan 100 persen lima kabupaten/kota tadi. “Saya rasa pengawasan UN untuk tahun ini sudah sangat baik jika dibandingkan dengan tahun lalu. Karena terindikasi pada tahun lalu terdapat kecurangan pada UN yang dilakukan oleh pengawas, baik pengawas di ruang ujian hingga pengawasan di penggandaan soal UN,” jelasnya, Jumat (3/6).

Solin mengatakan, hal-hal mengenai kecurangan UN di berbagai daerah pada tahun ini sudah tereliminir. “Ini disebabkan adanya peningkatan sistem yang signifikan pada UN jadi lebih baik. Hingga hal ini juga mengakibatkan tereliminirnya indikasi-indikasi kecurangan tersebut,” tuturnya.

Sedangkan jika indikasi kelulusan 100 persen ini berdasarkan siswa yang masih belum terkontaminasi dengan berbagai kebudayaan luar yang merusak kemampuan belajar, ia mengatakan, hal tersebut juga sangat kecil mempengaruhi kelulusan siswa. “Yang lebih pas saya kira adalah peserta yang lebih mudah dikontrol atau diawasi. Karena, coba kita lihat peserta di Kabupaten Pakpak Bharat misalnya, pasti jauh lebih sedikit. Nah, dengan begitu peserta relatif lebih bisa dikontrol dengan sangat baik,” kata Solin.

Namun, menurut Solin, tetap sangat sulit mengindikasikan penyebab prestasi yang diraih lima kabupaten/kota tersebut. “Dengan semua indikasi yang kita bicarakan tadi, saya juga sedikit sulit mengungkapkan hal, kenapa baru tahun ini lima kabupaten/kota yang kita anggap tak lebih baik dari kabupaten/kota yang lain tentang mutu pendidikannya di Sumut ini bisa meluluskan 100 persen peserta UN-nya? Kenapa tahun-tahun sebelumnya jauh lebih buruk?” terangnya.

Sementara itu, menanggapi hal menarik lain, seperti Kota Binjai yang meraih nilai mata ujian tertinggi pada UN 2011 ini. Namun, Kota Binjai juga merupakan daerah yang menempati peringkat ketiga di Sumut dengan jumlah peserta UN terbanyak tak lulus yang mencapai 35 orang setelah Kabupaten Deli Serdang 47 orang dan Kota Medan 101 orang.

Menurut Solin, hal tersebut wajar. Di setiap daerah pasti memiliki siswa yang pintar dan siswa yang bodoh. Juga siswa yang sangat pintar juga siswa yang sangat bodoh. “Tugas pendidikanlah untuk bisa mengeliminir hal tersebut. Dan seluruh elemen yang bertanggung jawab atas peningkatan mutu pendidikan di daerah itu,” katanya.

Hal tersebut juga, sambungnya, mengindikasikan tak meratanya pendidikan di daerah itu. “Karena sekolah dengan mutu pendidikan yang baik akan menghasilkan siswa dengan kemampuan yang baik pula, begitu sebaliknya. Tentunya hal tersebut dapat dinilai dari sisi mutu pengajar dan fasilitas yang ada di sekolah itu,” jelas Solin. (saz)

Momok Itu Bernama Bahasa Indonesia

Hasil UN Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS) Tahun Ajaran 2010-2011 kembali menjadi momok bagi peserta. Bagaimana tidak, ada mata pelajaran (mapel) yang menjadi penghambat. Sebuah mapel yang sejatinya tak asing, namun sangat sulit untuk dipahami. Ya, apalagi kalau bukan Bahasa Indonesia.

Setidaknya kenyataan ini diungkapkan Menteri Pendidikan Nasional Mohammad Nuh. Menurut Nuh, secara nasional nilai rata-rata mata pelajaran Bahasa Indonesia 7,49. Nilai maksimum yang diraih siswa 9,90, sedangkan nilai terendah 0,80. Sementara bahasa Inggris dan IPA masing-masing bernilai minimum 0,9 dan 1,0. Nilai akhir mapel ini, lanjut Nuh, memiliki nilai maksimum 9,9, dan rata-rata 7,49. Sementara untuk nilai UN bahasa Indonesia murni, minimum 0,4, dengan rata-rata 7,12. “Kayaknya siswa ini baru pulang dari luar negeri,” canda Nuh.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan Nasional Mansyur Ramly menambahkan, rendahnya nilai pada mata pelajaran itu karena lemahnya kemampuan dalam membaca. Padahal, soal Bahasa Indonesia umumnya diawali dengan soal bacaan. (bbs/jpnn)