25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15193

Penumpang KA Melonjak 100 Persen

MEDAN- Menghadapi libur panjang cuti bersama Kenaikan Isa Almasih, PT Kereta Api Indonesia Divre I Sumut-Aceh, menambah tiga unit gerbong untuk mengangkut penumpang jurusan Medan-Tanjunbalai dan Medan-Rantauprapat. Menurut Humas PT KAI Divre I Sumut-Aceh, Irwan, ketiga gerbong KA yang ditambah tersebut masing-masing, satu gerbong kelas eksekutif dan dua gerbong bisnis.

“Walaupun ada penambahan tiga unit gerbong dan satu unit lokomotif, namun PT KAI tidak menaikan tarif tiket,” kata Irwan kepada wartawan, Jumat (3/6). Irwan juga mengatakan, penambahan gerbong ini, lain dari hari biasanya. Mengingat liburan panjang kali ini bertepatan di akhir pekan, sehingga diperkirakan lonjakan penumpang akan tinggi.
“Penambahan gerbong ini dipicu membludaknya penumpang yang menggunakan jasa kereta api di Medan. Sementara untuk masalah tiket, kita tidak ada menaikan harga tiket. Harga tiket masih normal, sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” tegas Irwan.

Irwan juga mengatakan biasanya mereka mengangkut penumpang sebanyak 4.000 orang. Karena cuti bersama ini, mengalami lonjakan calon penumpang mencapai 100 persen menjadi 8.000 orang.
“ Jumlah ini untuk angkutan seluruh Divre di Sumut. Arus calon penumpang diperkirakan akan membludak lagi pada Hari Minggu. Mengingat Hari Minggu itulah puncak arus balik,” ungkap Irwan.(rud)

Dua Minggu Buron, Penikam Supir Angkot Dibekuk

MEDAN- Heri alias Grandmax (30), warga Jalan Merica Raya, Simalingkar, dibekuk petugas di rumahnya, Jumat (3/6) siang. Heri dibekuk karena menusuk temannya sesama supir Jemmy W (45), warga Simalingkar B, dengan pisau hingga tewas di Pangkalan KPUM 10, Jalan H Anif, Percut Sei Tuan, Kamis (19/5) lalu.

Jemmy tewas setelah mendapatkan perawatan intensif selama empat hari di RS Pirngadi karena mengalami luka tusuk sebanyak 12 liang di bagian perut dan dada.

Heri mengaku nekat menikam temannya itu karena kesal. Pasalnya, sebelumnya mereka terlibat pertengkaran di pangkalan angkot KPUM 10 Simalingkar.

“Saya kesal lalu saya ambil pisau yang kebetulan ada di dalam angkot. Lalu saya tusuk perut dan dadanya saat dia turun dari angkot miliknya di Pangkalan KPUM 10 Jalan H Anif depan galon,” katanya saat digiring petugas ke mobil untuk mengambil barang bukti pisau yang digunakannya untuk menikam Jemmy di Berastagi.

Kapolsekta Percut Seituan, Kompol Maringan Simanjuntak SH membenarkan pengakuan tersangka. “Mereka mulai bertengkar dari Simalingkar dan saat tiba di Pangkalan KPUM 10 Jalan H Anif, tiba-tiba tersangka menusuk korban sebanyak 12 liang di dada dan perut,” jelas Kompol Maringan Simanjutak.

Maringan menambahakan, tersangka masih diperiksa secara intensif. “Tersangka dikenakan Pasal 351 subsider Pasal 338 KUHP dengan ancaman hukuman minimal 12 tahun penjara. Tersangka masih diperiksa intensif guna mengambil barang bukti pisau yang digunakannya,” terang Maringan Simanjuntak.(jon)

PT Inalum Milik Sumut

10 Pemda dan Pemprov Bentuk Konsorsium

JAKARTA-Selangkah lagi, PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) benar-benar menjadi milik Sumatera Utara (Sumut). Meski tidak sepenuhnya, pemerintah pusat telah memberikan lampu hijau bagi 10 kabupaten/kota dan Pemprov Sumut untuk ikut terlibat mengelola PT Inalum pasca 2013. Hanya saja, pemerintah pusat belum menyebutkan berapa saham Inalum yang akan diberikan ke pemda.

Menteri Perindustrian MS Hidayat, selaku ketua tim negosiasi yang dibentuk pemerintah RI, hanya memberikan saran agar 10 kabupaten/kota dan Pem prov Sumut membentuk konsorsium perusahaan daerah. Saran MS Hidayat itu disampaikan kepada 10 bupati/walikota yang daerahnya berada di sekitar Danau Toba, dalam pertemuan 11 Mei 2011.

Bupati Samosir yang juga Juru Bicara 10 bupati/wali kota, Mangindar Simbolon, kepada Sumut Pos menjelaskan, pada pertemuan tersebut keinginan pemda agar ikut mendapatkan 58 saham yang dulunya dikuasai konsorsium perusahaan Jepang, mendapat respon positif dari MS Hidayat.

Hanya saja, memang belum disebutkan jumlah saham yang akan diberikan ke pemda.

“Bapak menteri perindustrian mengarahkan agar melalui satu forum saja, yaitu dalam bentuk konsorsium perusahaan daerah,” ujar Mangindar kemarin. Hasil pertemuan itu juga dilaporkan kepada plt Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho, melalui surat tertanggal 18 Mei 2011.

Dijelaskan Mangindar, pada pertemuan 11 Mei itu, MS Hidayat juga merespon usulan Forum Lake Toba Regional Management (LTRM), dimana pemkab yang berada di bagian hulu daerah aliran sungai (DAS) Toba-Asahan untuk memperoleh iuran jasa air dari PLTA Asahan I dan PLTA Asahan III. Tindak lanjut usulan itu, kementrian perindustrian saat ini sedang menyusun skema pengaturan iuran jasa air dimaksud.

Lewat pertemuan langsung dengan MS Hidayat itu, diperoleh penegasan dan kepastian bahwa pemerintah pusat, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, berkomitmen mengelola sendiri Inalum pasca 2013. Meskipun, pihak Jepang tetap punya keinginan kuat memperpanjang Master Agreement dengan Indonesia, tapi dipastikan kontrak diputus. Mengenai tata cara pengambialihan Inalum oleh pemerintah RI dalam bentuk proposal, termasuk bussiness plan, masih sedang digodok oleh kementrian dan lembaga terkait di pusat.

Seperti diberitakan Sumut Pos kemarin (2/6), pemerintah sudah membentuk kelompok kerja (pokja) penyiapan pengakhiran Master Agreement yang tugasnya mempersiapkan pemutusan kontrak dengan perusahaan Jepang Nippon Asahan Alumunium (NAA). Pokja ini terdiri dari tim pengarah dan tim pelaksana.

Tim pengarah tugasnya memberikan arahan kepada tim pelaksana tentang kebijakan pemutusan kontrak, baik dari aspek politis, ekonomi, hukum, teknis, bisnis dan keuangan. Sedang tim pelaksana tugasnya menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan untuk putus kontrak dan melakukan kajian yang berkaitan dengan hal ini.

Ada lagi tim subteknis, yang antara lain tugasnya merumuskan mekanisme penyelesaian hak dan kewajiban masing-masing pihak, penentuan nilai kompensasi, penyerahan hak kepemilikan PLTA dan pabrik peleburan ke pemerintah RI, pembayaran kompensasi, penyerahan karyawan PLTA dan pabrik peleburan, dan lain-lain.

Tim yang dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 39/M-IND/PER/3/2011 ini, juga terbagi lagi menjadi sub tim teknis pengembangan PT Inalum pasca 2013. Sub tim teknis ini antara lain tugasnya melakukan kajian untuk peningkatakn kapasitas produksi, peningkatan diversifikasi ke arah produk hilir yang punya nilai tambah lebih tinggi, pengembangan teknologi, pengembangan usaha, dan lain-lain.

Tim pengarah diketuai Dirjen Kerjasama Industri Internasional Kementrian Perindustrian Agus Tjahayana Wirakusumah, sekretarisnya adalah sekjen kementrian perindustrian. Anggotanya Plt Gubsu Gatot Pujo Nugroho dan sejumlah pejabat eselon I kementrian terkait. Sebanyak 10 bupati/walikota yang ada di sekitar danau Toba juga masuk sebagai anggota. Yakni Taput, Tobasa, Samosir, Humbahas, Simalungun, Karo, dan Dairi. Sedang tiga kabupaten/kota di bagian hilir Danau Toba yakni Asahan, Batubara, dan Kota Tanjung Balai. (sam)

Wakil Sumut Andalkan Pengalaman

Miss Universe dan Miss Indonesia Titip Pesan

Perhelatan malam puncak Miss Indonesia 2011 akan digelar di Central Park Jakarta, Jumat (3/6) malam. Menghadapi detik-detik menegangkan, Alexandria Mills menitipkan pesan untuk Miss Indonesia terpilih yang akan mewakili Indonesia di ajang Miss World 2011.

”Benar-benar pilih mana talenta yang mau ditonjolkan. Anda harus benar-benar membuka mata. Bangun persahabatan dan pergaulan di sana karena Anda akan bertemu ratusan perwakilan dari seluruh dunia. Saya tidak akan menyebutkan secara rinci apa yang harus dipersiapkan, karena saya yakin bahwa setiap orang itu unik dan berbeda,” tutur Alexandria pada konferensi pers Miss Indonesia 2011 di Grand Hyatt Jakarta, Kamis (3/6).
Miss Indonesia 2010, Asyifa Latif turut memberikan wejangan.

“Persiapan menjadi diri sendiri, apa yang bisa merepresentasikan Indonesia ke dunia. Kuatkan apa yang bisa ditonjolkan, apakah talenta, sport, dan sebagainya. Talent apapun, tonjolkan. Saya yakin, ke depan akan semakin banyak bakat yang muncul,” katanya pada kesempatan yang sama.
Bagaimana peluang wakil Sumatera Utaran Liza Lestari Ginting?

Hasil voting sementara yang dilansir situs resmi Miss Indonesia, wakil Sumatera Utara tak masuk dalam lima besar. Peserta yang masuk 5 besar Astrid Ellena IY asal Jawa Timur dengan 19.468 suara, Nadya Siddiqa asal Banten dengan 13.545 suara, Amanda Roberta Z asal Papua Barat dengan 3.202 suara, Nita Sofiani asal Jawa Barat dengan 1.883 suara serta Ingrid Beatrix S asal Maluku dengan 1.162.

Meskipun demikian, orangtua Liza, Adil Ginting dan ibunya, Rosdewi Nasution, yakin anaknya bisa meraih yang terbaik. “Liza memang memiliki keinginan yang kuat untuk menang. Karena dia juga memang memiliki basic dan pengalaman tentang model sejak SMP dengan disekolahkan di sekolah model Andika Production,” terangnya.
Untuk mendukung si sulung dari tiga bersaudara ini, kedua orangtuanya mengajak semua anggota keluarga dan famili untuk mengirimkan SMS sebanyak-banyaknya. “Di sana (Jakarta, Red) Liza juga sudah memiliki massa, walau hanya teman-temannya di Medan yang saat ini berdomisili di Jakarta dan empat orang sepupu, kita tetap optimis Liza bisa menang,” sambung Rosdewi.

Rosdewi mengaku sedih dan terharu mengetahui anak perempuan satu-satunya ini bisa mencapai keinginannya. “Namun, selama di sana kita baru berhubungan lewat telepon dua kali, yang pertama selama satu jam, yang kedua hanya 15 menit,” jelasnya.

Sang ibu juga menceritakan, saat seleksi di Medan, ia bertarung dengan sedikitnya 300-an orang untuk bisa masuk tahap final di Jakarta. “Dan ia mendapatkan konfirmasi dari RCTI untuk mengikuti partai final melalui email. Ya kita berharap yang terbaik baginya, kalau menang yang senang kan bukan hanya kami, tapi semua masyarakat Sumut,” kata Rosdewi.

Rosdewi juga berpesan kepada Liza, agar jangan mau kalah dengan lawan-lawan yang lain. “Kalau dia bisa kenapa kita tidak, sama-sama makan nasi kan? Liza juga jangan lupa selalu berdoa, salat dan banyak membaca pengetahuan tentang Sumut, dan satu lagi, jangan lupa banyak makan,” ujarnya.

Rosdewi juga sedikit marah kepada pemerintah Sumut dan Medan. Pasalnya, sepengetahuan Rosdewi, selama Sumut mengikuti even Miss Indonesia ini tak pernah menang. “Tahu kenapa? Karena pemerintah sedikit pun tak perduli dan tak mau perduli. Padahal, dengan wakil Sumut menang di Miss Indonesia, tentunya pariwisata Sumut juga akan terangkat dan dari segi yang lain. Jadi harus sepenuhnya didukung biar kita bisa menang,” katanya. (saz/net/jpnn)

KPK Tangkap Hakim Penerima Suap Rp250 Juta

JAKARTA-Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali menangkap seorang perangkat peradilan yang terlibat penyuapan. Rabu (1/6) malam lembaga yang dipimpin Busyro Muqoddas itu membekuk Syarifudin, seorang Hakim Pengawas Kepailitan PN Jakpus yang baru saja menerima suap dari Puguh Wirawan yang merupakan kurator PT Skycamping Indonesia (SCI).

“KPK menangkap hakim itu (Syarifudin) di rumahnya daerah Sunter,” kata Ketua KPK Busyro kepada para wartawan pagi kemarin (2/6). Lebih lanjut juru bicara KPK Johan Budi menerangkan bahwa tempat penangkapan adalah di Jalan Sunter Agung Tengah 5 C/26.Penangkapan tersebut terjadi sekitar pukul 22.55. Dari tangan Syarifudin, KPK menyita uang yang diduga hasil penyuapan sebesar Rp 250 juta. Uang tersebut tersimpan di tiga buah amplop yang diletakkan di dalam tas kertas.

Lebih lanjut Johan menerangkan bahwa sebelum ditangkap Syarifudin baru saja menerima uang tersebut dari Puguh Wirawan. Puguh diketahui seorang kurator PT SCI. Puguh ditangkap tim KPK setelah meninggalkan rumah Syarifudin dengan menggunakan mobil Pajero B 16 PGH. “Setelah ada kejar-kejaran sedikit kami berhasil menangkapnya di kawasan Pancoran,” imbuhnya.

Sebenarnya, lanjut Johan, tim KPK sudah memantau pergerakan keduanya sejak beberapa hari lalu. Ternyata setelah saat digeledah di dalam rumah, penyidik menemukan uang dengan berbagai mata uang asing diluar uang suap tersebut.  Rinciannya, USD 84.228, SGD 284.900, 20 ribu Yen dan KHR 12.600 (mata uang Kamboja) dan Rp 141.353 juta.

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan Jawa Pos mata uang asing tersebut ditemukan saat tim penyidik menggeledah lemari pakaian di dalam kamar. Sebagian besar uang tersebut di simpan di saku-saku salah satu milik Syarifudin. “Semuanya kami sita untuk kepentingan penyidikan. Termasuk mobil Pajero putih milik PW,” kata Johan.
Setelah diperiksa secara maraton, kemarin sekitar pukul 14.00 KPK menetapkan keduanya sebagai tersangka. Menurut Johan, pihaknya langsung melakukan penahanan. “S (Syarifudin) kami tahan di Rutan Kelas I Cipinang dan PW (Puguh Wirawan) kami titipkan di Rutan Polda Metro Jaya,” ucapnya.

Hingga kini, kasus penyuapan itu diduga terkait dengan proses penjualan aset pemailitan PT SCI. Memang berdasarkan putusan kasasi MA, PT SCI dinyatakan pailit. Nah untuk itulah, PT SCI ingin menjual asetnya. “Asetnya ada dua, semuanya berupa tanah di Bekasi. Sebesar Rp 16 miliar dan 19 miliar,” katanya.

Diduga, peran kurator Puguh adalah melobi agar Syarifudin sebagai Hakim Pengawas Niaga di PN Jakpus bisa memutus agar aset perusahaan yang dipailitkan itu bisa di non budel-kan. Selain itu, Syarifudin meminta agar dua aset tersebut bisa dijual terpisah. Nah, untuk memuluskan keinginannya, Puguh pun menyuapnya dengan uang Rp 250 juta.

Ditanya apakah ada pihak lain yang diduga terlibat, dengan diplomatis, Johan mengaku masih menelusurinya. “Ya seperti biasa, kami pasti akan mendalami apa ada pihak lain yang terlibat,” katanya.

Selain itu, KPK juga akan menelusuri apakah mata uang asing yang ditemukan terpisah itu terkait dengan kasus kepailitan PT SCI atau terkait kasus penyuapan lainnya. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa itu adalah uang Syarifudin yang didapatkan dengan cara yang sah.

Sekitar pukul 18.40 kedua tersangka digelandang keluar dari gedung KPK untuk dititipkan ke rutan yang telah ditentukan. Syarifudin sepertinya tidak bisa menutupi rasa malunya. Wajahnya tampak tegang.

Pria yang mengenakan kaos berkerah abu-abu ini terus menutupi wajahnya menggunakan bungkusan plastik yang ada ditangannya dari jepretan dan sorot kamera para wartawan. Syarifudin pun bungkam.

Puguh yang keluar tak lama kemudian raut wajahnya sedikiy lebih tenang. Namun sama seperti Syarifudin, Puguh juga tidak mengeluarkan komentar apapun kepada wartawan terkait penangkapannya.

Nama hakim Syarifudin mulai dianggap bermasalah ketika dia membuat putusan yang mengejutkan terhadap terdakwa korupsi Gubernur Bengkulu Agusrin Najamuddin Rabu (25/5) lalu. Syarifudin merupakan ketua majelis hakim kasus tersebut.

Agusrin dituntut hukuman 4,5 tahun karena didakwa membuat rekening di luar rekening resmi kas daerah. Di dalam rekening baru itulah diduga duit dibagi-bagikan ke sejumlah pimpinan DPRD dan Agusrin sendiri.
Jaksa penuntut umum (JPU) sudah menghadirkan sejumlah alat bukti. Bahkan salah seorang saksi mengatakan bahwa dirinya diperintah membuat dokumen pembukaan rekening anyar. Anehnya, Syarifudin tak bergeming. Dia memutus Agusrin bebas murni. JPU pun akhirnya kasasi.

Saat memutuskan mengajukan kasasi itu, Kejagung sudah curiga bahwa Syarifuddin tidak menerapkan hukum sebagaimana mestinya. Selain itu, Kejagung menduga ada penyalahgunaan wewenang yang dilakukan hakim. Tapi, korps Adhyaksa itu tidak menyebutnya. “Itulah alasan kami ajukan kasasi,” tegas Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Noor Rachmat.

Penangkapan Syarifudin oleh KPK mengejutkan sejumlah pihak yang pernah berinteraksi dengan dia di PN Jakarta Pusat. Sebab, hakim berambut tipis itu dikenal jauh dari profil hakim bermasalah. Kecuali putusan terhadap Agusrin, putusan Syarifudin lainnya cenderung tidak mencurigakan. Bahkan dia dianggap hakim yang berintegritas ketika membebaskan Chairul Saleh, seorang pemulung, yang dijebak polisi membawa ganja.

Dia juga sangat tegas menegakkan tata tertib persidangan. Semua pengunjung sidang harus tertib dan tidak boleh ribut. Bahkan melihat pengunjung yang memainkan ponsel di dalam ruang sidang, dia tak segan menegur hingga mengusir ke luar ruangan.

PN Jakarta Pusat menyatakan belum akan mengambil sikap terkait kasus suap siap memberikan pembelaan hukum bagi yang bersangkutan. Namun, mereka menyatakan siap memberikan pembelaan hukum bagi yang bersangkutan.
“Penyikapan akan kami tentukan setelah kami laporkan kepada Ketua PN Pusat. Dia berhak mendapatkan pembelaan hukum.

Tentu nanti akan kami bicarakan dengan beliau,”urai Humas PN Jakarta Pusat Suwidya, ketika dihubungi, kemarin (2/5).Suwidya memaparkan, pihaknya mengetahui perihal penangkapan Hakim Syarifudin dari media. Hingga saat ini, pihaknya tidak bisa menghubungi hakim pengawasan di Pengadilan Niaga, PN Jakarta Pusat tersebut. “Sudah coba hubungi S, tapi belum bisa. Tapi kita sudah memberikan kabar kepada keluarga dan pihak keluarga shocked mendengar itu,”paparnya.

Terkait kasus pailit PT SCI yang ditangani hakim Syarifudin, Suwidya menyatakan bahwa yang bersangkutan merupakan hakim tunggal dalam perkara tersebut. Sebab, Syarifudin merupakan hakim pengawas untuk perkara kepailitan. “Tidak ada hakim anggota. Pengawas untuk perkara kepailitan ini beliau sendiri, jadi dia yang memutus (perkara) sendiri,”tambahnya.

Meski begitu, menurut dia, dalam kesehariannya, Syarifudin merupakan pribadi yang baik. Dia juga dikenal memiliki kontrol diri yang baik serta mampu mengambil keputusan dengan baik. “Karena itu, beliau sering dipercaya pimpinan untuk menangani perkara,”imbuh dia.

Di bagian lain, Komisi Yudisial (KY) mendesak Mahkamah Agung (MA) untuk segera memberhentikan Hakim Syarifuddin, begitu proses hukum berjalan. Menurut Juru Bicara KY Asep Fajar, hal tersebut diatur dalam pasal 15 PP 26 Tahun 1991.

“Di situ sudah diatur tentang Tata cara pemberhentian dengan hormat, pemberhentian tidak dengan hormat, dan pemberhentian sementara, yang sampai sekarang masih berlaku begitu. Melihat proses hukum akan segera berjalan, yang bersangkutan harus secepatnya diberhentikan sementara,”tegasnya kemarin.

Di samping itu, lanjut Asep, KY juga menyesalkan tindakan yang dilakukan Hakim Syarifudin. Sebab, dugaan penerimaan suap tersebut terjadi saat banyak pihak tengah mengupayakan untuk memperbaiki kinerja dan citra dunia peradilan. Karena itu, melalui kejadian tercela tersebut, MA harus menjadikan hal tersebut sebagai momentum untuk melakukan pembenahan organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan lebih optimal.
Tidak hanya KY yang menyesalkan tindakan tercela oleh Hakim Pengawasan Pengadilan Niaga tersebut, Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD juga menyayangkan hal tersebut. “Ini adalah sisi negatif, karena ternyata masih ada hakim yang nakal,”ujar Mahfud ketika ditemui usai audiensi dengan Ketua PP Muhammadiyah Din Syamsuddin di Kantor PP Muhammadiyah, kemarin.
Mahfud pun mengapresiasi kesigapan KPK dalam melakukan penangkapan atas Hakim Syarifudin. “Yah bagus kalau KPK bisa menangkap hakim nakal. Berarti KPK lebih galak lagi. Penegakan hukum jalan kalau gitu,”katanya. (kuh/aga/ken/jpnn)

Bupati Bener Meriah Diberondong OTK

ACEH-Aksi teror mengunakan senjata api kembali terjadi di wilayah Aceh. Kali ini menimpa mobil Bupati Bener Meriah, Ir H Tagore Abubakar. Mobil yang ditumpangi bupati bersama sopirnya, Gempar, diberondong orang tak dikenal (OTK) dari jarak berlawanan yang mengendarai Toyota Avanza hitam di kawasan jembatan totor besi Uning Bersah, Kecamatan Bukit, Bener Meriah pukul 21.30 WIB, kemarin malam (1/6).

Akibat penembakan, kaca depan sebelah kiri mobil bupati pecah serta sisi kiri bamper depan mobil ditembus dua peluru. Tidak ada korban jiwa dalam insinden tersebut. Tagore dan sopirnya selamat meski Gempar terkena serpihan amunisi yang menembus kaca mobil. Setelah mengumbar empat peluru, pelaku teror langsung tancap gas ke arah jalan Tritit–Bireuen.

Tagore Abubakar kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos) menceritakan kronologis kejadian. Pukul 21.20 WIB, dirinya bersama supir, Gempar, pulang dari rumah pribadinya, di kawasan Komplek Non Perumnas, Takengon menuju rumah dinas di Pendopo Bener Meriah, menggunakan mobil jenis Honda CR-V, Nopol BL 1 YA, warna silver.
Di tengah perjalanan, Tagore sempat melihat dua unit mobil Avanza berwarna hitam berhenti di sisi kiri jalan, “Saat (mobil kami) belok melintasi jembatan, kami langsung diberondong,” sebut Tagore di rumah dinasnya Kamis pagi (2/6).

Meski demikian, Tagore tidak panik. Apalagi dia sering diancam terror. Tagore sempat mengatakan kepada supirnya agar tetap tenang. “Ancaman sering, tapi selama dua bulan terakhir tidak ada, bentuknya macam-macam,” terang Putra Gayo asal kampung Bintang Takengon ini.

Tagore menduga, ancaman ini terkait keinginannya kembali maju dalam pemilihan bupati Bener Meriah periode berikutnya. Hanya dia agak takjub, ternyata Tuhan masih melindunginya. Menurutnya, melihat proses penembakan, wajar bila dia dan sopirnya terkena peluru. “Kalau dihitung-hitung anak-anak yang belajar menggunakan senjata pun pasti kena. Alhamdulillah  saya selamat karena kebesaran Allah,” cetus Tagore bersyukur.

Pasca kejadian itu, terlihan puluhan personel polisi dan TNI AD, berjaga ketat di Pendopo Bupati Bener Meriah. Di hadapan Kapolres Bener Meriah, AKBP Hari Apriyono, Danyon 114 SM, Letkol Inf Muhammad Hasan dan unsur Muspida, Tagore menyampaikan kepada pemerintah pusat melalui media masa bahwa kondisi Aceh yang selama ini telah dijaga dengan rapi, ada oknum yang ingin memperkeruhnya.

Hingga kemarin, petugas Polres Bener Meriah masih melakukan penyisiran di lokasi TKP untuk mencari selongsong peluru yang digunakan pelaku. Sedangkan mobil milik Bupati diamankan sementara di Mapolres Bener Meriah, guna penyelidikan lebih lanjut.

“Dari tadi malam, personel kami masih melakukan penyisiran di TKP untuk mencari selongsong peluru, yang sejauh ini belum ditemukan, terang Kapolres Bener Meriah AKBP. Hari Apriyono kepada Metro Aceh (grup Sumut Pos) seraya menambahkan jadi kita belum mengetahui jenis senjata apa, yang pasti senjata laras panjang.
Kapolres menduga, aksi OTK itu telah direncanakan untuk menakut-nakuti, bahkan ingin menghilangkan nyawa korban. Kapolres belum bisa memastikan motif teror OTK tersebut..

Kapolres juga mengakui ada upaya memperkeruh suasana perdamaian di Aceh, apalagi Aceh dalam waktu dekat akan mengadakan Pemilihan Kepala daerah (Pilkada). “Peristiwa ini merupakan bukti bahwa di beberapa tempat masih menyimpan dan menggunakan senjata api ilegal,” kata Hari.

Pengguna senjata api itu dapat dikatakan semi professional, telah dapat mengenai sasaran yang dituju. Sebab, menurut Kapolres, bila pengguna senjata amatir, tidak mungkin dapat mengenai mobil karena suasana gelap.

Di Bireuen, pasca mendapat informasi terjadinya penembakan mobil Bupati Bener Meriah yang dilakukan OTK, sejumlah personil Polres Bireuen dikerahkan untuk melakukan penjagaan ketat dan penyisiran di kawasan perbatasan Bireuen–Bener Meriah.

“Setiap mobil yang melintas dilakukan pemeriksa baik kendaraan roda empat dan roda dua, langkah itu dilakukan untuk mengempung pelaku agar tidak melarikan diri ke luar daerah, demikian diungkapkan Kapolres Bireuen AKBP H.R. Dadik Junaedi S.H melalui Kasat Reskrim Iptu Novi Edyanto kepada wartawan Metro Aceh di Bireuen.

Pantauan Koran ini di pendopo Bupati Bener Meriah, dari tadi padi, terlihat ratusan warga berdatangan ke Pendopo Bener Meriah. Mereka ingin memastikan dengan melihat langsung keadaan Bupati Bener Meriah. Tampak juga sejumlah tokoh masyarakat dan pemuda serta seluruh pejabat teras kebupaten setempat. Bahkan sebagian warga rela duduk dilantai, demi kepastian kabar sang pemimpin wilayah Tugu Radio Rimba Raya itu.(ra/smg)

Kondisi Syamsul tak Gawat Lagi

JAKARTA-Mesti tidak jadi dipasang alat pacu jantung permanen (permanen pacmaker/PPM), kondisi kesehatan Gubernur Sumut nonaktif, Syamsul Arifin masih belum pulih benar. Dalam dua tiga hari mendatang, tim dokter masih harus mengevaluasi dampak pemasangan cincin atau ring, alias caterisasi di tubuh mantan bupati Langkat itu.
Lantaran perkembangan penanganan terhadap serangan jantung itu masih dalam pemantuan tim dokter, Syamsul belum bisa dipastikan bisa hadir di persidangan perkara dugaan korupsi APBD Langkat di pengadilan tipikor, Senin (6/6) mendatang. Syamsul sendiri, pasca pemasangan satu ring pada Rabu (1/6), disarankan oleh dokter untuk lebih banyak istirahat. Sejumlah pembesuk juga belum diperkenankan masuk ke ruang rawat VIP itu.

Seorang pembesuk Syamsul, kepada Sumut Pos kemarin menceritakan, secara umum kondisi kesehatan pria tambun yang berstatus sebagai terdakwa itu, relatif membaik. Jika sebelumnya sempat muncul opsi pemasangan alat pacu jantung permanen (permanen pacmaker/PPM) namun akhirnya cuman dipasang cincin atau ring, menunjukkan kondisinya sudah tidak segawat waktu pertama kali serangan jantung muncul, pada Jumat (26/5) malam.
“Apalagi cuman dipasang satu ring saja. Itu mengindikasikan ke arah yang lebih baik. Karena kalau dinilai parah, pasti pasang ringnya lebih dari satu,” terang pembesuk, yang mewanti-wanti namanya tidak ditulis di koran ini.

Sebelumnya, anggota tim kuasa hukum Syamsul, Abdul Hakim Siagian menjelaskan, pasangan cincin ini untuk mengurangi ketergantungan terhadap alat pacu jantung temporer. “Bagaimana hasilnya, apakah memang bisa mengurangi ketergantungan itu, masih harus menunggu evaluasi dalam beberapa hari mendatang,” terang Hakim.
Jika kondisi kesehatan Syamsul belum pulih, maka hakim pengadilan tipikor bakal memperpanjang penetapan pembantaran. Pada persidangan singkat 30 Mei 2011 lalu, sebelum menutup sidang, Ketua Majelis Hakim Tjokorda Rae Suamba menjelaskan, persidangan dengan agenda pemeriksaan terdakwa, yakni Syamsul, tetap dijadwalkan pada Senin, 6 Juni 2011. Hanya saja, kala itu Tjokorda mengatakan, jika hingga tanggal tersebut kondisi kesehatan Syamsul belum membaik, maka pembantaran akan diperpanjang. (sam)

Tinggalkan Damai di Bumi

Yesus Kristus ke Sorga

MEDAN-Perayaan Kebangkitan Yesus Kristus di Kota Medan berlangsung aman dan tak mendapat pengawalan berlebihan dari pihak kepolisian, Kamis (2/6).

Amatan wartawan koran ini di beberapa gereja seperti Gereja Kristen Protestan Indonesia (GKPI) Padang Bulan, Gereja Batak Karo Protestan Indonesia (GBKP) Padang Bulan, Gereja Harvest Pancur Batu, Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Padang Bulan, HKBP Pendidikan, serta Gereja Katholik St Petrus Jalan Hayam Wuruk, pengamanan berlangsung tidak mencolok. Jemaat merasa senang, ikut kebaktian dengan damai.

Pendeta HKBP Pendidikan Medan, Pendeta L Tampubolon STh dalam penyampaian firman menegaskan, kebangkitan Tuhan Yesus lalu naik ke sorga dan duduk di sebelah kanan Allah Bapa, maka kita umat manusia hendaknya melakukan segala sesuatu sesuai Firman Tuhan.

Pratiwi Margareth br Manalu, jemaat GKPI merasa peringatan kebangkitan Yesus Kristus cukup tenang dan hikmad. Tidak terasakan kecurigaan apapun.

“Aku tidak merasakan apapun disaat aku sampai hingga pulang dari gereja ini, hatiku cukup tenang dan bahagia di hari kebangkitan ini Yesus. Sungguh Baik dia menjauhkan segala mara Bahaya dari umatnya,” ujarnya.
Pratiwi tidak mengetahui adanya pengamanan dari pihak kepolisian. “Sejak masuk ke Gereja tadi pagi, aku tidak melihat polisi berseragam di tempat ini untuk pengamanan. Cuma kalau ada yang ikut kebaktian tidak pakaian dinas, aku tidak tahu,” katanya.

Hal senada juga dikatakan D Br Hutapea (50) Jemaat GKPI Padang Bulan. “Kalau kita percaya itu semua (mara bahaya) pasti dijauhkanya,” ujarnya.(mag-8/jon)

Buah Peluh dan Darah

Warjio PhD

Perjalanan hidup Warjio (37) begitu berliku. Dia meraih sarjana sambil bekerja sebagai tukang becak. Saat mengambil gelar S2 di Malaysia pun dia sampai menjual darah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Menariknya, semua gelar akademis yang diraihnya berpredikat cum laude, termasuk gelar Phd yang didapatnya di Malaysia juga.

Kini, setelah diangkat menjadi staf pengajar di Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) 2005 lalu, Warjio kemudian dipercaya untuk menjabat Sekretaris Program Magister Administrasi Publik di Kampus Pascasarjana Universitas Medan Area (UMA) Jalan Setia Budi Medan sejak 2009.

Demikianlah pria kelahiran Bandar Klippa ini menjalani kehidupan sebagai ilmuwan. Membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk menghadirkan pencerahan di tengah-tengah masyarakat mengenai dinamika perpolitikan di tanah air khususnya perkembangan politik Islam. Berharap lahirnya cendekiawan muda yang dapat membawa kesegaran di tengah carut-marutnya kehidupan bernegara saat ini.

Ditemui di ruang kerjanya, Warjio mengaku sudah memusatkan perhatian pada perkembangan politik partai Islam sejak masuk di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (dulu Fakultas Sastra) Universitas Sumatera Utara 1994 silam. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan penguasaan terhadap studi yang dilakoni. Tak heran bila dirinya lulus dengan predikat cum laude pada 1999.

Konsentrasi terhadap perkembangan politik partai Islam tadi pun dipertahankan saat mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan di Universitas Sains Malaysia. Perbandingan partai politik Masyumi dengan PAS, partai Islam di Malaysia yang menjadi perhatiannya bahkan terpilih sebagai tesis terbaik kala itu. 2005, dirinya kembali lulus dengan kriteria cum laude.

Dinamika partai Islam tadi pun kian diperdalam saat melanjutkan studi doktoralnya di universitas yang sama. Topik Partai Politik Dakwah di Indonesia: Idiologi, Strategi Politik, dan Pencapaian Partai Keadilan Sejahtera (PKS) 1998-2009 yang diangkat tidak hanya mengulangi sukses terdahulu. Di bawah asuhan Prof Sukri Saleh dan DR Zaini DISV USM, suami dari Neni Juli Astuti ST ini tidak hanya lulus dengan kriteria cum laude, tesis tadi pun menarik perhatian dunia dan menjadi pembahasan di Seminar Internasional yang akan dilaksanakan di Kanada dalam waktu dekat ini.

“Belajar hendaklah memiliki konsentrasi di satu bidang. Dengan demikian kita bisa menguasai bidang tersebut secara detail. Sejak kuliah di USU pun saya sudah memilih politik partai Islam sebagai fokus studi saya,” ucapnya kepada Sumut Pos, Sabtu (28/5).

Prinsip itu terus dijalani meski harus melalui ujian dan pergolakan hidup. Berbagai kesulitan yang justru dijadikan cambuk untuk meraih semua mimpinya, ahli di bidang partai politik Islam. Lahir dari keluarga sederhana, Warjio muda harus bermandi keringat mengayuh becak untuk bisa kuliah di Departemen Sejarah Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) USU. Profesi itu dilakoni sejak semester satu hingga semester tiga.

Perjuangan pun kembali dilakoni saat melanjutkan studi pascasarjana ke negeri tetangga. Bermodalkan uang penjualan sepeda motor yang dibagi dua dengan keluarga Rp3 juta, dirinya menyeberang dengan kapal feri dari Belawan. Untuk memenuhi kebutuhan dengan sisa dana 700 ringgit. Ayah dari Haykal Muhammad Raihan (6) dan Alif Alfitra Salam (4) ini selama enam bulan bekerja sebagai waiters atau pencuci piring di kantin kampus yang terletak di Padang Kota Lama, salah satu negara bagian Malaysia.

Tidak itu saja, biaya yang mendesak membuat dirinya menjadi kelinci percobaan untuk bayaran 400 ringgit. “Istilahnya proyek drakula. Dari Sabtu hingga Minggu kita beberapa kali disedot darahnya. Ya karena kata dokter tidak masalah, saya ikut. Soalnya uang saya sisa 700 ringgit dan uang kuliah saya 1500 ringgit,” kenangnya.

Dalam perjalanan yang penuh perjuangan tadi Warjio yang baru meraih gelar doctoral 2011 ini mendapat pengalaman spiritual. Bahwa berbagai cobaan untuk meraih pendidikan tadi ternyata menyimpan nikmat yang tak terperi. Seperti saat melakukan penelitian di Pulau Kelantan selama empat hari dengan 25 ringgit di saku, dirinya harus tidur di lapangan karena tidak mampu menyewa penginapan. Hingga tekad kuat tadi dilihat oleh pemilik toko buku yang kemudian memberinya penginapan dan semua informasi yang dibutuhkan asal membantu menjaga toko buku miliknya.

Begitu juga saat dirinya menunda rencana membeli mie yang terhidang di depan mata untuk menyumbang pendirian sekolah Islam di Pakistan. Tidak diduga sesampai di kontrakannya yang sederhana, seorang dosen memberi amplop berisi uang yang jumlahnya 10 kali dari uang sumbangan tadi. Doa yang datang dari kerendahan hati pun dijawab melalui tabungan pertamanya yang terpilih sebagai pemenang undian salah satu bank dengan hadiah mobil Toyota Rush. “Mobilnya saya jual untuk beli rumah dan mobil Suzuki Katana yang saya pakai sekarang,” akunya.
Ya, ketekunan dalam mengejar cita-cita dan kerja keras yang tak henti disertai penyerahan diri kepada Sang Khaliq membuat Warjio melalui semua kesulitan untuk keluar sebagai pemenang. (jul)

Awas, Penjahat Bidik Polisi

JAKARTA-Koordinator Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengingatkan jajaran kepolisian untuk meningkatkan kewaspadaannya. Menurut Neta, para penjahat belakangan ini sudah semakin nekad dan sadis, yakni menembak polisi yang berada di sekitar lokasi kejahatan.

“IPW prihatin dengan maraknya aksi penembakan terhadap polisi yang dilakukan tersangka kriminal,” ujar Neta S Pane dalam keterangannya kepada koran ini, Kamis (2/6). Menurut data IPW, di tahun 2011, selama lima bulan saja, sudah delapan polisi yang tertambak. Enam diantaranya ditembak tersangka kejahatan dan dua diduga bunuh diri dengan senjata api.

Selain itu, satu polisi dibacok penjahat hingga luka berat. Dari enam polisi yang diberondong senjata penjahat, kata Neta Pane, lima diantaranya tewas dan satu luka berat.

Disebutkan, penembakan pertama terjadi di Bogor 17 Januari 2011. Korbannya Briptu Marry Amari. Korban terakhir Aipda Sugiantoro, tewas diberondong orang tak dikenal di Bekasi pada 1 Juni 2011.
“Kasus penembakan ini menunjukkan penjahat akhir-akhir ini makin nekad dan sadis. Sementara, polisi terkesan kurang meningkatkan kewaspadaannya. Sikap lengah inilah yang dimanfaatkan para penjahat untuk menghabisi polisi,” ujarnya.

IPW menilai, ada pergesaran yang tajam dari pelaku kriminal belakangan ini. “Yaitu mereka tidak lagi menjadikan harta benda korban sebagai targe utama, melainkan polisi di TKP sebagai sasaran utama,” kata Neta.
Seperti diberitakan, anggota Unit Ranmor Polresta Bekasi Kota Aipda Sugiyantoro tewas tertembak oleh kawanan diduga perampok, Rabu (1/6) di Kampung Jatirangon, Jalan Raya Mes AL RT 04/01, Jatirangon, Jatisampurna, Kota Bekasi. Korban tertembak dibagian pelipis mata hingga tembus ke bagian kepala.

Penembakan itu terjadi setelah korban menggelar patroli bersama enam rekannya yang diantaranya Aiptu Nono, Brigadir Agus Imron, Brigadir Ade Abdulrahman, Brigadir Ali, dan Brigadir M Nuh dengan menggunanakn tiga unit sepeda motor.

Dalam Patrolinya, petugas itu mencurigai sebuah mobil Kijang Inovva warna hitam yang sedang parkir di depan sebuah Toko Sembako bernama Ongko Mulya. Saat itu, korban yang berboncengan dengan Brigadir M Nuh langsung turun dan berusaha menghampiri mobil mencurigakan tersebut.
Tidak tahu apa yang terjadi, tiba-tiba saja suara letusan senjata api terdengar oleh Brigadir M Nuh yang sedang menunggu korban di sebuah gang. Setelah dilihat, ternyata letusan itu suara senjata api dari dalam mobil. Korban Aipda Sugiyantoro pun ambruk seketika. Sedang M Nuh dan empat orang rekannya pun langsung siaga mencari perlindungan dan melakukan perlawanan. (sam)