29 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15209

Tak Tahu Dana Talangan

JAKARTA- Menpora Andi Mallarangeng menepati janjinya untuk datang memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kemarin (31/5), mantan juru bicara kepresidenan itu diperiksa selama tiga jam terkait kasus suap proyek pembangungan wisma atlet Sea Games 2011 Palembang yang menyeret anak buahnya Sesmenpora Wafid Muharam sebagai tersangka.

Andi datang sekitar pukul 9.30 WIB menggunakan mobil dinasnya Toyota Crown Royal dengan plat nomor RI 45. Begitu datang dia langsung masuk ke gedung KPK untuk menemui para penyidik tanpa banyak bicara. Sekitar pukul 13.00 WIB, Andi keluar dari gedung KPK.

“Saya sudah memberikan keterangan panjang lebar kepada penyidik KPK,” kata Andi saat ditemui seusai menjalani pemeriksaan. Dia menerangkan bahwa dalam pemeriksaan kemarin, posisinya sebagai saksi kasus suap proyek Wisma Atlet.

Dia enggan menyebutkan berapa pertanyaan yang diajukan oleh penyidik. “Ada beberapa pertanyaan (yang diajukan penyidik),” ucapnya. Yang jelas lanjutnya, pertanyaan yang diajukan kepadanya adalah pertanyaan seputar jabatan dan tanggung jawabnya sebagai seorang menpora.

Lebih detail  Andi menerangkan, dirinya memberikan penjelasan kepada penyidik tentang penggunaan anggaran pembangunan wisma atlet. Sebab, pembangunan wisma atlet inilah yang menjadi perkara saat ini.
Dia hanya tersenyum saat ditanya apakah dirinya diperiksa terkait penggunaan dana talangan yang digunakan dalam pembangunan wisma atlet. Seperti yang diketahui, mantan sesmenpora yang kini sudah ditetapkan sebagai tersangka Wafid Muharam selalu menyampaikan bahwa uang Rp3,2 miliar yang diperoleh dari PT Duta Graha Indah adalah dana talangan. Bahkan dalam beberapa kesempatan Wafid mengaku selalu melaporkan penggunaan dana talangan saat rapat bersama Andi.

Tapi, kakak kandung Choel Mallarangeng itu langsung menepis pengakuan Sesmenpora Wafid bahwa dirinya beberapa kali dilapori tentang penggunaan dana talangan dan memberikan persetujuan terkait penggunaan dana talangan. “Saya tidak pernah dilapori,” kilah  Selain itu, Andi juga mengatakan bahwa Kemenpora selama ini tidak pernah mengeluarkan kebijakan untuk menggunakan dana talangan dalam proyek-proyek di Kemenpora.(kuh/jpnn)

Nunun Terendus KPK di Thailand

JAKARTA- Upaya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memburu Nunun Nurbaeti, tersangka kasus suap cek perjalanan pemenangan Deputi  Gubernur Senior BI Miranda Goeltom membuahkan hasil. Sebab, tim KPK yang khusus diberangkatkan ke Thailand berhasil menemui istri mantan Wakapolri Adang Daradjatun itu.

“Tim sudah berhasil menemui Nunun,” kata seorang sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) kemarin (31/6). Dia mengatakan tim KPK itu menemui Nunun di sebuah kota di Thailand. Meski berhasil menemui Nunun, tim tersebut tidak bisa membawa pulang Nunun. Hambatannya, lantaran Nunun sudah tidak lagi memiliki paspor. “Jadi dia tidak bisa dibawa pulang,” ucapnya.

Kini pihak berwenang tengah memproses pembuatan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) sebagai perangkat pemulangan Nunun ke Indonesia. Sumber tersebut juga tidak bisa memastikan kapan sosialita papan atas itu bisa tiba di Indonesia.

Sementara itu juru bicara KPK Johan Budi membantah kabar penangkapan Nunun di Thailand. “Itu tidak benar,” katanya di Gedung KPK kemarin.

Namun Johan mengakui, kini KPK telah menurunkan tim ke Thailand untuk melacak keberadaan Nunun di negera berjuluk Negeri Gajah Putih itu. Tapi tim tersebut hingga kini belum bertemu dengan Nunun.
Lanjut Johan, tim kini sedang berkoordinasi dengan pihak kejaksaan Thailand untuk mengetahui posisi Nunun. Selain itu, tim KPK juga akan menerangkan sejelas-jelasnya tentang perkara yang menimpa Nunun. “Tentu saja, tim itu didampingi KBRI di Thailand,” imbuhnya.(rdl/kuh)

Seret Politisi Golkar

SMS Kaleng Nazaruddin

JAKARTA- Politisi Partai Golongan Karya (Golkar) Indra Jaya Piliang kemarin (31/5) diperiksa tiga penyidik Mabes Polri. Pemeriksaan selama satu jam tersebut dilakukan karena Indra mengaku mendapat pesan singkat dari nomor Singapura. Pesan tersebut yang belakangan membuat murka Presiden SBY karena dianggap memfitnah dirinya.
“Pemeriksaan hanya untuk mengambil data di handphone saya,” kata Indra saat dihubungi kemarin petang.
Menurut Indra, sekitar pukul 14.00 WIB, dirinya mendapat telepon dari AKBP Silvester Simamora, seorang penyidik dari Mabes Polri. Simamora mengklarifikasi pernyataan di akun twitter bahwa dirinya menerima pesan singkat dari nomor telepon seluler Singapura. “Pak Simamora mengajak bertemu dan saya iyakan,” kata Indra.

Sejam kemudian, Simamora datang bersama dua penyidik lain, yakni Briptu Aditya Chandra dan Briptu Bambang Haryanto Siregar. Indra menerima ketiganya di kantor Indonesian Institute di Jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
“Saya bilang kalau saya baca sms itu sekitar pukul 05.30 pagi, hari Sabtu (28/5),” ujarnya. Jika dilihat di data HP  Nokia E7 miliknya, sms itu diterima pukul 00.14 WIB.

“Di handphone saya tertera diterima tanggal 26 Mei, itu kesalahan pengaturan, karena seharusnya Sabtu,” jelasnya.

Tidak banyak yang ditanyakan Sylvester kepada Indra. Ia mengaku hanya menjalankan tugas menyelidiki kasus penyebaran sms yang diduga dilakukan Nazaruddin. Sylvester juga meminta kesedian Indra jika sewaktu-waktu dimintai keterangan.
Setelah data sms gelap itu kemudian dipindah ke laptop yang dibawa para penyidik, Indra kemudian diminta menandatangani surat pernyataan penerimaan barang bukti.  “Sebenarnya bukan cuma saya yang menerima sms itu, banyak teman-teman saya yang juga menerima,” terangnya.

Usai menerima sms tersebut, Indra mengaku langsung berkicau lewat akun twitter. Pesan itu juga ia kirim pada seorang wartawan. “Cuma dia saja yang saya kirim. Dan wartawan itu balik mengkonfirmasi setelah isu itu meledak di media online,” ujarnya.

Pesan singkat bernomor Singapura yang dikirim orang yang mengaku Bendahara Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin tersebut berisi tudingan pada sejumlah elit Demokrat, Ketua Dewan Pembina, Soesilo Bambang Yudhoyono.

Selain dituding membuat pesan gelap, kemarin juga muncul pranala blog berisi testimoni Muhammad Nazaruddin.  Blog beralamat http://nazaruddin78.blogspot.c om tersebut dibuat Mei 2011.

Profil pemilik blog hanya sekadarnya, karena pembuatnya tampaknya fokus pada badan blog yang berisi testimoni berjudul Bertepuk Tanganlah Partai Lain. Blog tersebut diposting pada Senin (30/5).

Dalam postingan tersebut, Nazaruddin menegaskan bahwa kasus-kasus yang menimpanya adalah skenario untuk memojokkannya. Berupa-rupa kasus yang dikomentarinya, antara lain pemerkosaan SPG di Bandung, bisnis batu-bara, kasus suap Sesmenpora, hingga pengembalian uang suap oleh sekjen Mahkamah Konstitusi.
Nazaruddin sendiri belum menjawab apakah dirinyalah pemilik blog. Ketika nomor telepon selularnya dihubungi, bekas Bendahara Umum Partai Demokrat ini tak bersedia mengangkat. Pesan singkat yang dikirimkan juga belum dibalas hingga berita ini diturunkan. (bay/dyn/jpnn)

ONH Naik Jadi Rp34,6 Juta

JAKARTA- Kementerian Agama (Kemenag) memaparkan perhitungan sementara biaya perjalanan ibadah haji (BPIH) musim haji 2011, di Komisi VIII DPR tadi malam (31/5). Setelah dipaparkan, BPIH tahun ini naik dibandingkan tahun lalu.

Perhitungan sementara, direct cost atau biaya yang dibebankan langsung ke jamaah dalam BPIH 2011 dipatok sebesar USD 3.847. Kemenag menggunakan asumsi APBN bahwa USD 1 setara dengan Rp 9.000. Jadi, jika dikonversi ke rupiah, perhitungan sementara BPIH 2011 setara dengan Rp 34.623.000.

Sementara, BPIH 2010 ditetapkan sebesar USD 3.342. Saat itu, Kemenag menggunakan asumsi APBN USD 1 setara dengan Rp 9.300. Nah, saat dirupiahkan, BPIH 2010 senilai Rp 31.080.600. Jika dibandingkan, usulan BPIH 2011 lebih besar Rp 3.542.400 atau USD 505.

Ada beberapa pos pengeluaran yang membengkak. Seperti tiket pesawat pergi-pulang, biaya pemondokan, dan general service yang diberikan pemerintah Arab Saudi.

Ketua Komisi VIII Abdul Kadir Karding menjelaskan, DPR tetap berharap BPIH tahun ini turun dibanding tahun lalu. Minimal sama atau tidak naik. ‘Apalagi nilai rupiah terus menguat ke dolar (USD,red),’ ujar Karding.

Selain meminta ongkos naik haji tidak naik, Karding juga berharap layanan kepada jamaah lebih baik. Misalkan, semakin mendekatkan maktab jemaah dengan masjidil haram. Selanjutnya, layanan jamaah saat menjalankan wukuf di padang arafah juga didongkrak. Terakhir, Karding mengharapkan segera dibentuk panja BPIH segera dibentuk. Sehingga BPIH tahun ini bisa diputuskan. ‘Semakin cepat diputuskan, menguntungkan jamaah,’ jelasnya.

Menanggapi permintaan itu, Menag  SDA sepakat jika prinsip BPIH tahun ini tidak naik. “Perhitungan ini masih sangat sementara,” katanya. Cara menekan peningkatan BPIH dengan optimalisasi tabungan setoran awal BPIH senilai Rp 1 triliun lebih. Tabungan ini, digunakan untuk mensubsidi direct cost.(wan/jpnn)

Presiden Harus Turun Tangan

JAKARTA- FIFA akhirnya merilis keterangan resmi soal PSSI yang diberikan kesempatan terakhir untuk menggelar kongres paling lambat 30 Juni mendatang. Itu disampaikan Sepp Blatter dalam press conference di markas FIFA tengah malam kemarin.

Pada kesempatan itu Blatter  hanya memberikan keterangan singkat mengenai persepakbolaan Indonesia. Menurut Blatter, keputusan itu dalah hasil dari hasil sidang Exco FIFA yang dihadiri 23 dari 25 anggotanya.
Soal Indonesia, kandidat tunggal Presiden FIFA dalam kongres hari ini tersebut hanya memberikan penjelasan dalam satu kalimat saja.

“Kami memberi kesempatan kepada Indonesia untuk menggelar Kongres lagi sampai 30 Juni.  Indonesia otomatis akan dijatuhi sanksi jika gagal menyelenggarakan kongres sampai 30 Juni,” kata Sepp Blatter. Sikap FIFA tentang Indonesia itu juga terpampang dengan jelas dalam situs FIFA.

Di situs FIFA juga kembali ditegaskan jika empat nama yang sebelumnya sudah diputuskan dilarang untuk dicalonkan sebagai Ketum, Waktum, dan anggota Exco PSSI periode 2011-2015, yiatu Nurdin Halid, Nirwan Bakrie, George Toisutta, Arifin Panigoro tetap tidak boleh maju. Pada 1 Juli FIFA akan langsung menjatuhkan sanksi jika instruksi FIFA tidak ditaati.

Tapi ternyata, kesempatan kedua yang diberikan FIFA itu sepertinya hanya dipandang sebelah mata oleh pendukung George Toisutta-Arifin Panigoro. Dalam press conference yang digelar di salah satu mall di Jakarta kemarin sore, Saleh Mukadar, salah satu anggota tim sukses George-Arifin mengatakan Sepp Blatter berkomentar seperti itu karena dia menerima masukan dari Thierry Renegass (Direktur Pengembangan dan Keanggotaan FIFA) yang selama ini dituding banyak berpihak kepada status quo.

Mengenai putusan FIFA tentang tidak adanya sanksi kepada Indonesia menurut pendukung George – Arifin sebenarnya karena sidang Exco FIFA memang tidak mengagendakannya. Itu karena memang tidak ada pelanggaran yang dilakukan peserta pada kongres 20 Mei lalu.  Anggota Komisi X Dedi  Miing Gumelar meminta Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) turun tangan untuk meredam pihak-pihak yang berkepentingan.(kuh/jpnn)
“Kami di Komisi X sudah merekomendasikan pemerintah untuk segera menuntaskan masalah ini,”katanya. (kuh/jpnn)

Heroin dalam Anus

JAKARTA- Aparat Bea dan Cukai Bandara Soekarno-Hatta lagi-lagi berhasil menggagalkan upaya penyelundupan narkoba. Kali ini, seorang perempuan berkewarganegaraan Malaysia ditangkap setelah terbukti membawa heroin. Modus yang digunakan pelaku terbilang unik, yakni menyimpannya dalam anus.

Pelaku berinisial FBS (26), dan ditangkap Sabtu (28/5) saat baru saja tiba pukul 20.00 WIB dengan pesawat Air Asia dari Kuala Lumpur, Malaysia. Kecurigaan petugas berawal saat dilakukan pemeriksaan terhadap barang bawaan perempuan cantik tersebut.

Benar saja, setelah diperiksa secara seksama, petugas mendapati 51 butir bubuk berwarna coklat yang dibungkus seperti kapsul di dalam lipatan celana pendek serta diikat dan dimasukkan ke dalam tas tangan.
“Untuk mengelabui petugas, tersangka sengaja datang pada Sabtu dan di malam hari. Sebab, saat itu akan ada pertandingan sepakbola Barcelona-MU,” ucap Maman Sulaeman, Plh Kepala Bea Cukai, Selasa (31/5).

Dikatakannya, setelah menemukan 51 butir kapsul itu, pihaknya langsung mengidentifikasinya dengan Narcotest, dan hasilnya positif sebagai heroin. Lalu dilakukan pengembangan ke hotel di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.  Saat di hotel itu, FBS merasa kesakitan di bagian duburnya. Saat itulah diketahui terdapat 20 butir kapsul ukuran sepanjang ruas jari di anusnya. (net/jpnn)

Hamil, Jadi Lembut

Rieke Dyah Pitaloka

BELAKANGAN ini penampilan Rieke Dyah Pitaloka. Anggota Komisi IX berjuluk Singa Senayan ini lebih banyak mengapresiasi mitra kerjanya. Dia juga begitu kalem dan membuat rekan-rekan sefraksinya merasa kehilangan. Ada apa?

“Gue lagi bunting nih,” kata Rieke di Kompleks Parlemen, Selasa (31/2), sambil tersenyum.

Rieke Dyah Pitaloka, tengah hamil anak keduanya. Bisa jadi, karena bawaan jabang bayi itulah, pemeran Oneng dalam komedi situasi Bajaj Bajuri ini menjadi kehilangan kegarangan. Rieke lebih banyak mengapresiasi program kerja, ketimbang mencercanya dengan pertanyaan-pertanyaan kritis.

Ketua Komisi IX dari FPDIP yang juga sahabat Rieke, Ribka Tjiptaning sempat menyindir Rieke. “Tidak seperti biasanya Ibu Rieke ini senang mengapresiasi,” katanya.(net/jpnn)

102 Orang Positif HIV/AIDS di Siantar

SIANTAR- Sebanyak 102 orang di Pematang Siantar, positif terjangkit HIV/AIDS. 99 orang di tahun 2010 dan 3 orang tahun 2011.

Staf Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kota Siantar, kepada Metro Siantar (group Sumut Pos), Selasa (31/5), menyebutkan, jumlah penderita HIV/AIDS berdasarkan data 2010 sebanyak 99 orang. Data ini mereka peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Siantar dimana  penderita ini  memeriksakan diri ke RSUD Djasamen Saragih. “Dalam bulan Mei 2011 ini, hasil pemeriksaan di Klinik VCT  RSUD Djasamen Saragih, tiga orang lagi dinyatakan positif HIV dari tujuh orang yang diperiksa,” katanya.

Disebutkannya, bagi warga yang ingin memeriksakan diri untuk mengetahui apakah sudah tertular HIV/AIDS, bisa dilakukan di klinik VCT (Voluntary Conceling Testing) RSUD Djasamen Saragih Kota Siantar. Pemeriksaan bisa dilakukan  sekali dalam tiga bulan.

Disebutkannya, gejala HIV sendiri tidak bisa dilihat secara kasat mata, hanya bisa diketahui berdasarkan hasil pemeriksaan di klinik VCT. Sesudah tiga bulan pasca melakukan hubungan suami istri atau suntik atau sarana lain, baru diketahui gejala.

Ditambahkan Gusti, dalam rangka penanggulangan HIV/AIDS ini, juga telah dilakukan program pemberian jarum suntik steril bagi pengguna narkoba secara gratis. Program ini dipusatkan di Puskesmas Karo, Jalan Pane dan mulai dijalankan sejak April 2011 lalu. (ral/smg)

Korban Pingsan

Penembakan Warga di Barak PT Sorik Mas Mining Madina

MEDAN- Sholat br Batubara (20) warga Desa Godang Kecamatan Siabu, Kabupaten Mandailing Natal, korban penembakkan di Barak PT Sorik Mas Mining (SM), jatuh pingsan, di Bitrah Indonesia, Jalan Bahagia By Pass, Medan Kota, Selasa (31/5).

Anaknya Hasanuddin Batubara itu, mengalami penurunan fisik saat melakukan temu pers di Bitrah Indonesia. Di saat berjalannya temu pers, dia tiba-tiba pingsan dan langsung dibopong ke kamar belakang Bitrah Indonesia.
Sebelum pingsan, Sholat sempat memberikan keterangan kepada wartawan, agar kasus penembakkan yang dialaminya diusut tuntas.

“Saya minta agar kasus penembakkan itu diusut tuntas. Kedatangan kami ke Barak PT Sorik Mas Mining agar perusahaan itu ditutup, namun belum sampai didepan perusahaan, kami justru dihadang dan diserang petugas. Saya tidak tahu dari mana asal usul peluru itu, tiba-tiba saja sudah mengenai lengan kiri saya,” katanya.
Tambahnya, petugas juga bertindak arogan kepada warga. “Mereka (Petugas, Red) itu juga tidak segan-segan menjambak dan menarik rambut warga yang kebanyakan wanita. Kedatangan saya bersama orang tua dan perangkat desa, meminta agar kasus ini diusut tuntas dan pelakunya diberi hukuman yang setimpal,” tambahnya.

Sementara Hasanuddin Batubara, ayah korban kepada wartawan, menceritakan, saat itu, dia bersama dengan warga lain,  masih berada di bawah, sementara kaum wanita berada di atas dan mendengar suara tembakan.
Setelah terdengar suara tembakan itu, ternyata anak perempuannya yang terkena tembakan petugas.
“Warga yang kebanyakan wanita itu dihadang polisi sekitar 500 meter sebelum mencapai perusahaan. Tiba-tiba terdengar suara tembakkan dan setelah saya cek ternyata anak saya terkena temabakan di lengan kirinya dan kami larikan ke rumah sakit,” bebernya.

Hasanuddin Batubara menambahkan, dia meminta kasus yang dialami putrinya diusut tuntas.
“Kami meminta agar kasus ini sgera diusut tuntas. Ini sudah jelas pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM),” tukasnya.
Ahmad Suheri Matondang, perangkat Desa Huta Godang Muda dan Syafuddin Lubis, Sekretaris Desa, juga menuturkan, dia  tidak tahu pasti berapa jumlah personel kepolisian. Namun mereka mengahadang warga dan menembak warga.

“Petugas kepolisian menghadang mereka dan menembak warga. Ada juga petugas yang menjambak dan menyeret warga,” ungkap Ahmad Suheri dan Syafuddin Lubis yang ikut mendampingi korban.

Tidak hanya itu, korban penembakkan petugas ini, juga didampingi Muhammad Nuh, Koordinator OKR (Organisasi Konservasi Mandailing Natal) dari Mandailing Natal dengan membawa barang bukti proyektil peluru milik petugas, baju korban, tas ransel dan perban yang berdarah.  Diungkapkan Nuh, warga tidak pernah dan tidak ada menyandera Kapolsekta Siabu.

“Tidak benar warga menyandera kapolsek, justru yang terjadi dilokasi saling serang antar petugas dan warga, karena petugas yang terlebih dahulu memulainya. Ini barang bukti yang kami bawa langsung dari Mandailing Natal, tas ransel, proyektil peluru dengan PIN 005.56, bek nama Kapolsekta Siabu, AKP Syahril Daulay, baju dan perban yang masih berdarah milik korban,” sebut Nuh.

Terkait dengan penembakkan itu, sejumlah elemen masyarakat di Medan, tepatnya di Kantor Bitrah Indonesia, Jalan Bahagia By Pass, meminta kasus penembakkan menimpa warga Mandailing Natal segera diusut tuntas.
Direktur LBH Medan Nuryono SH dan Koordinator Bitra Indonesia Sumut Wahyu mengungkapkan, penembakan terhadap warga, termasuk dalam pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM).

“Kita berharap, pihak Polda Sumut dapat mengedapankan persoalan-persoalan yang menimpa rakyat,” Nuryono dan Wahyu.

Ditambahkan Nuryono, pihaknya juga akan sesegera mungkin melakukan investigasi terkait laporan warga ini. Tidak hanya itu, Nuryono juga meminta Komnas HAM untuk menyelidiki kasus penembakkan ini. “Kita juga meminta kepada Komnas HAM untuk mengusut kasus penembakkan ini. Ini jelas-jelas sudah melanggar HAM sesuai dengan undang-undang yang berlaku,” cetusnya.

Koordinator Walhi Sumut Syahrul mengatakan, pihaknya bersama elemen masyarakat, akan mendampingi kasus ini agar secepatnya diusut tuntas. “Ini sudah jelas pelanggaran HAM dan kita meminta agar segera diusut tuntas,” tegasnya.(jon)

Tergiur CPNS, Bidan Tertipu Rp57 Juta

LANGKAT- Penipuan dengan modus penerimaan CPNS kembali terjadi di Langkat. Kali ini dialami Mardiah (25) warga Dusun Tengah Jentera, Desa Jentera, Kecamatan Wampu, Langkat.
Wanita berprofesi sebagai bidan di RSU Sakinah itu, tertipu Rp57 juta oleh Etika (37) warga Kelurahan Sidomulyo, Kecamatan Stabat, Langkat.

Informasi diperoleh wartawan koran ini, Selasa (31/5), korban diiming-imingi lulus seleksi penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) di lingkungan Pemkab Langkat, pada 31 Maret 2010 lalu.
Awalnya, korban berkenalan dengan Sri Subekti (50) di rumah sakit tempatnya bekerja. Oleh Sri, korban diajak untuk berkenalan dengan Etika yang menurut cerita dapat membantu kelulusan masuk menjadi CPNS formasi 2010 dilingkungan Pemkab Langkat dengan menyerahkan uang Rp70 juta.

Dari Rp70 juta uang yang diminta pelaku, korban hanya sanggup memberi Rp40 juta sebagai syarat masuk  CPNS.  Selain dia, Ahda Sabila (17) adik korban, juga dapat bekerja sebagai tenaga honorer di Dinas Perhubungan Langkat, asal membayar uang Rp17 juta. Jadi korban tertpu Rp57 Juta.

Total uang yang diserahkan oleh korban kepada pelaku Rp57 juta dengan sistem pembayaran bertahap, paling lama 10 hari.

Hingga tiba pengumuman CPNS formasi 2010, korban tidak kunjung diangkat menjadi CPNS. Demikian pula dengan adiknya, yang sampai kini belum bekerja. Sedangkan pelaku saat didatangi korban, selalu mengelak dan terkesan lari dari tanggung jawab.

Menurut Mardiah, dirinya ditemani, ayahnya Abu Rahman, berulang kali mendatangi pelaku dirumahnya untuk meminta uang itu dikembalikan. Namun, terakhir kali dapat kabar, kalau rumah yang dihuni pelaku sudah kosong dan pelaku sudah melarikan diri.

Tak uangnya hilang begitu saja, dia pun melaporkan pelaku ke Mapolres Langkat. “Saya berharap agar pihak kepolisian dapat segera menangani kasus ini sampai tuntas,” pinta Mardiah.
Kasat Reskrim Polres Langkat AKP Aldi Subartono SIK saat dihubungi berjanji, akan menangani kasus ini sampai tuntas. “Ya, laporan pengaduannya sudah kita terima dan secepatnya akan kita panggil dan periksa saksi-saksinya,” kata Aldi.(mag-1)