26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15249

Saksi Bela Terdakwa, Disiksa Supaya Mengaku

Sidang Lanjutan Perampokan Bank CIMB Niaga

MEDAN-Sidang lanjutan perkara perampokan Bank CIMB Niaga Jalan Aksara Medan dan penyerangan Mapolsekta Hamparan Perak, kembali digelar di Pengadilan Negeri Medan, Selasa (24/5).

Sidang menghadirkan terdakwa Marwan alias Nanong alias Wak Geng  dengan saksi Gito alias Usman. Di hadapan Ketua Majelis Hakim, Erwin Mangatas Malau SH dan Jaksa Penuntut Umum, Iwan Ginting dan kuasa hukum, Bambang, Gito membela terdakwa. Dia mengatakan, kalau BAP dirinya dan terdakwa Wak Geng direkayasa berdasarkan tekanan ancaman pembunuhan.

“Kami dipaksa, kebetulan saat dilakukan pemeriksaan saya dan terdakwa berdampingan, sehingga saya mengetahui bagaimana proses pemeriksaan terhadap terdakwa,” bebernya.

Saksi juga mengatakan, mereka dipaksa dan disiksa yang luar biasa, waktu diperiksa dilakukan ancaman-ancaman dengan pistol dan ancaman akan dibunuh oleh seorang jur periksa.

“Sehingga apa yang ada dalam pemeriksaan itu berdasarkan hasil dari tekanan-tekanan,” ucap saksi.
Dalam keterangannya, Gito mengaku, mengenal Wak Geng pertama kali saat diajak Beben buka puasa bersama di rumah Wak Geng sekitar bulan Agustus 2010. Gito mengaku, kalau Wak Geng pernah cerita kalau Wak Geng terlibat dalam perampokan Bank CIMB Niaga yang bertugas menjaga pintu.

Hal yang sangat mencengangkan dalam persidangan itu, saksi Gito sendiri tidak mengetahui kenapa ia ditangkap. Dalam pengakuannya, dia tidak turut dalam perampokan tersebut, sementara dalam keterangan BAP polisi tertulis Gito mengakui terlibat dan menerima uang hasil perampokan. Sedangkan dalam persidangan, Gito mengakui kalau dia dipaksa oleh penyidik untuk mengakui itu semua dengan menyiksanya di dalam mobil dengan tangan digari dan dipukuli untuk mengaku kalau dia terlibat dalam perampokan CIMB Niaga.

Dalam persidangan itu, saksi Gito hanya mengakui kalau ia pernah ikut latihan militer di Gunung Jantung, Aceh selam 3 minggu, bersama Ustad Mustaqim, Komarudin dan 30 teman yang lainya.

Sementara itu, Kuasa Hukum Wak Geng, Bambang Santoso melihat ketidakprofesionalan petugas kepolisian dalam menjalankan tugas. “Pemeriksaan klien saya itu oleh penyidik kepolisian tidak fair. Terlihat dari bentuk pemeriksaan terhadap terdakwa dan saksi yang disiksa, diancam untuk memanipulasi BAP,” kata Bambang.

Dikatakan Bambang, saat kliennya ditangkap mereka kena tembak setelah ditembak dibawa ke mobil polisi kemudian mengalami penyiksaan seperti cekikan dan dipijak.

“Saksi dan terdakwa ditangkap secara bersamaan. Mereka tahu betul penyiksaan itu, termasuk dikasi BAP yang sudah diberikan keterangan,” beber Bambang. Bambang juga mengatakan para terdakwa memberikan keterangan dibawah ancaman, dan tekanan terhadap terdakwa.

“Hasil BAP yang ada itu dari keterangan hasil penyiksaan sehingga BAP itu dibantah oleh saksi, karena semua berdasarkan hasil rekayasa dan tekanan,” ungkap Santoso.

Bambang Santoso berharap pengadilan yang dipimpin ketua majelis hakim menilai yang benar dengan meletakan porsi yang sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam persidangan.(rud)

Baru Satu Tahanan yang ‘Naik ke Bulan’

Tiga Hari Kamar Biologis Polresta Medan Diresmikan

MEDAN- Sejak kamar biologis di Rumah Tahanan Mapolresta Medan diresmikan oleh Kapolda Sumut, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro, Sabtu (21/5) lalu, baru satu tahanan yang menggunakannya untuk ‘naik ke bulan’ bersama pasangannya. Itupun, mereka masih malu-malu.

Kasat Tahanan dan Barang Bukti (Tahti) Mapolresta Medan, Iptu PM Simanjuntak saat ditemui diruang tahanan mengatakan, sejak diresmikan baru satu tahanan yang menggunakannnya. ”Nah, lihat ini daftar bukunya kan baru satu kan. Tapi jangan ditulis namanya ya,” ujar PM Simanjuntak.

Dikatakannya, pihaknya telah memberitahukan kepada seluruh tahanan baik laki-laki maupun wanita bahwa kamar biologis sebagai tempat untuk menyalurkan hasrat seksual bersama pasangannya.

Meskipun demikian, katanya, para tahanan maupun pengunjung masih enggan dan masih malu-malu menggunakannya. Pasalnya, kamar penyaluran hasrat itu pintunya tepat di ruang tunggu yang banyak dikerumuni para pengunjung. Akibatnya, para tahanan mengintip dari selnya saat temannya mendapat jengukan dari keluarga maupun kerabatnya.

”Ya, mereka masih malu-malu mungkin karena masih baru tapi kalau sudah lama nanti mungkin akan terbiasa,” katanya.

Dijelaskannya, kamar biologis berukuran 2×4 meter itu hanya diperuntukkan bagi para tahanan yang telah menikan secara resmi.

”Kita kasih kesempatan untuk bercengkerama dengan pasangannya hanya kepada mereka yang telah menikah secara resmi. Kalau tidak ya tidak kita kasih,” jelasnya.

Di kamar tersebut dilengkapi fasilitas sebuah tempat tidur dan dua bantal berwarna hijau, sebuah televisi dan AC, dilengkapi ruang kamar mandi berukuran 2×2 meter yang dilengkapi sebuah shower shampo dan sabun mandi untuk para tahanan yang menyalurkan hasrat seksualnya bersama pasanganya. (mag-8)

Dua Bom Meledak di Mako Brimob

Grand Antares Diteror Bom

MEDAN- Lagi-lagi teror bom menghebohkan warga Medan. Kali ini, Hotel Grand Antares di Jalan Sisingamangaraja Medan diteror bom melalui pesan singkat oleh orang tak dikenal, Selasa (24/5) pagi pukul 08.00 WIBn
Akibat ancaman bom tersebut, seluruh karyawan dan pengunjung Hotel Antares panik dan berhamburan keluar hotel untuk menyelamatkan diri.

Manajer Hotel Grand Antares, Jafar Gultom yang mendapat laporan dari petugas operator telepon hotel segera memerintahkan seluruh sekuriti dan karyawan kebersihan melakukan penyisiran di seluruh areal hotel.
“Kami sudah menghubungi Polsek terdekat untuk penyelidikan. Tapi tak perlu panggil Jihandak, karena kami anggap itu hanya kerjaan orang iseng saja,” ujar Jafar.

Dijelaskan Jafar, awalnya ancaman bom tersebut diterima operator hotel sekira pukul 08.00 WIB melalui SMS. “Bunyinya, ‘awas adan bom di basemen hotel’. Jadi operator yang langsung melaporkan ke saya,” ucap Jafar lagi.
Kapolsek Medan Kota, Kompol Sandy Sinurat yang ditemui di lokasi mengatakan, pihaknya juga bersama pegawai hotel telah melakukan pemeriksaan. “Hanya kerjaan orang iseng. Tapi bagaimana pun ini akan kami tindaklanjuti dengan melakukan penyelidikan melalui nomor telepon yang masuk ke operator hotel,” cetus Sandi.

Sementara, Kapolresta Medan Kombes Pol Tagam Sinaga menegaskan, kejadian tersebut bukan teror bom tapi teror SMS. “Itu bukan ancaman bom. Tapi teror melalui SMS, dan saat ini kita sedang melacak nomor yang melakukan teror itu, “ ungkap Tagam melalui telepon selulernya.

Dikatakan Tagam, meski teror melalui pesan singkat, hal tersebut membuat kepanikan penghuni dan karyawan hotel dan juga masyarakat sekitar. “Hal ini merupakan tindak pidana. Nomor pengirim SMS itu masih kita lacak,” bebernya.

Sementara itu, Selasa petang, personel Polsekta Medan berhasil mengamankan mantan sekuriti Hotel Grand Antares berinisial R, tersangka pengirim SMS teror bom tersebut di Kisaran, Kabupaten Asahan. Tertangkapnya tersangka R ini setelah polisi berhasil melacak signal HP tersangka.

Sementara itu, dua bom berkekuatan rendah meledak di markas Brimobdasu Jalan KH Wahid Hasyim. Personel Penjinak Bahan Peledak (Jihandak) berhasil mengantisipasi dua bom tersebut dengan meledakkannya ke tabung.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Pasalnya, personel Jihandak sedang berlatih simulasi penanganan bom saat apel kesiapan Brimob yang dihadiri Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro dan seluruh pejabat Poldasu.

Wisjnu dalam arahannya mengatakan, apel kesiapan ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana Satuan Brimob mempersiapkan personel, operasional, sarana dan prasarana untuk mendukung tugasnya.

Menurut Wisjnu, tantangan Polri termasuk Brimob semakin berat. Dimana, fenomena saat ini menunjukkan terjadinya berbagai gangguan Kamtibmas seperti aksi kekerasan kriminal dan konflik horizontal yang melibatkan kelompok masyarakat dalam jumlah besar sehingga bisa mengganggu keamanan dalam negeri.
Belum lagi aksi terorisme yang dilakukan dengan pengeboman, pembunuhan maupun perampokan bersenjata.(adl)

Supir Dipaksa Turunkan Muatan

Pembajakan Truk Pengangkut CPO Marak di Tol Belmera

MEDAN- Supir pengangkut Crude Palm Oil (CPO) mengaku resah dengan pembajakan yang kerap terjadi di wilayah Belawan. Pasalnya, pembajak tidak segan-segan menganiaya jika para sopir tidak menurunkan sebagian muatan CPO yang mereka bawa ke lokasi penampungan para pembajak.

Dengan mengganasanya aksi pembajakan tersebut, sebahagaian supir takut melintas di Jalan Tol Belmerah yang kerap dijadikan lokasi pembajakan. Sementara, polisi yang sudah mendapatkan laporan dari sebagian supir yang merasa resah belum mampu menangkap para pelaku.

Apalagi, disebut-sebut oknum aparat berada di belakang para pembajak itu. Seperti yang terjadi di jalan Tol Belmera kawasan simpang Kawasan Industri Medan (KIM) 2 Mabar, Kamis (12/5) dinihari pukul 00:30 WIB. Enam orang tak dikenal (OTK) menggunakan senjata api membajak mobil tanki pengangkut CPO dengan nomor polisi BK 9115 BE.
Akibatnya, korban Ropature Situmorang (35), warga Lingkungan IX, Gang Mandiri Simpang Dobi, Kelurahan Titi Papan, mengalami kerugian satu tanki berisi 31 ton CPO seharga Rp310 juta, uang tunai Rp1,9 juta dan surat berharga lainnya. Dalam laporannya di Polsekta Medan Labuhan, korban mengatakan, mobil tanki berangkat dari Sosa. Saat melintas di tempat kejadian, mobil jenis Avanza (nomor plat tidak diketahui) menghentikan laju mobil tanki tersebut. Sejumlah pelaku mengaku dari PT Tangki Mas memerintahkan korban memperlihatkan dokumen CPO yang dibawanya. Setelah itu menyuruh korban menjumpai seseorang yang disebut ‘bos’ di dalam mobil Avanza tersebut.

Tanpa menaruh curiga, korban datang hendak memberikan fotokopi dokumen yang diminta pelaku. Namun, begitu korban mendekati mobil, langsung ditodong senjata api dan dipaksa masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil korban diikat dan mulutnya ditutup lakban. Korban sempat dibawa keliling-keliling dan diturunkan di kawasan Amplas sekira pukul 05.00 WIB. Selanjutnya korban mengadu ke Polisi Jalan Raya (PJR) tol Amplas, dan diarahkan membuat laporan ke Polsekta Medan Labuhan.

Peristiwa serupa juga terjadi pada Senin (23/5) dinihari lalu di kawasan yang sama. Tetapi truk tanki berisi CPO itu berhasil lolos ketika hendak dihentikan para pembajak.

Saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (24/5) supir yang tak ingin disebut namanya itu mengatakan, jika CPO yang dibawanya itu dibajak. Supir truk dirugikan karena harus mengganti CPO yang dirampok tersebut.
Kabid Humas Poldasu AKBP Heru Prakoso saat dikonfirmasi, mengakui enam tersangka pelaku perampokan truk tanki CPO belum tertangkap. “Sampai saat ini masih dalam penyelidikan,” ujar Heru. Dijelaskannya, pihaknya telah memerintahkan satuan wilayah untuk melaksanakan patroli di jam-jam rawan. (adl)

Pangdam Minta Pers Transparan

MEDAN- Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) I/BB Mayjen TNI Leo Siegers meminta media massa lebih transparan menyebutkan nama, satuan dan pangkat oknum TNI yang diduga terlibat kasus kriminal. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah kerja Asintel melacak dan menindak oknum tersebut.

Hal ini diungkapkan Pangdam I/BB Mayjen TNI Leo Siegers dalam pertemuan dengan seluruh wartawan, pimpinan media cetak dan elektronik se Kota Medan, para perwira di jajaran Kodam I/BB juga organisasi wartawan seperti PWI, AJI, IJTI, SPS serta ulama di Makodam I/BB, Jalan Medan-Binjai Km 10,5, Selasa (24/5).

“Dengan pertemuan ini, kita berusaha memperkecil jarak dan luang antara Kodam dan insan pers. Kita juga mengimbau kalau ada pelanggran penganiayan, judi, narkoba, yang melibatkan anggota TNI jajaran Kodam I/BB, kita minta media lebih transparan, untuk menyebutkan nama, satuan dan pangkatnya, hal ini agar Asintel tidak setengah mati mencari,” ujar Leo.

Dia juga mengungkapkan, Kodam I/BB memahami betul peran dan fungsi serta tugas pokok pers. Karenanya, lanjut Leo, Kodam tidak akan bisa berkembang tanda adanya peran pers. “Tanpa kerjasama yang baik, tanpa diekspos media massa, apa yang dilakukan Kodam akan sia-sia. Tapi kalau diekspos, masyarakat yang di pelosok daerah pun akan dapat mengetahui apa yang telah dilakukan Kodam I/BB,” tegas Leo Siegers lagi.

Dalam kesempatan itu, Pangdam juga mengucapkan terima kasih kepada alim ulama dan insan pers, karena telah sama-sama melindungi masyarakat, menjaga wilayah kedaulatan dan kondusifitas.

Sementara itu, Ketua Ketua SPS Zaki Abdullah, di hadapan Pangdam dan seluruh perwira jajaran Kodam I/BB mengatakan, insan pers akan terus berusaha memperbaiki diri, dengan memenuhi standarisasi profesi wartawan.(rud)

Kejatisu Pelajari Kasus Master Plan Kota Medan

MEDAN- Berita Acara Pidana (BAP) kasus dugaan korupsi pembuatan master plan Kota Medan, hingga kini belum juga P21. Saat ini Kejatisu masih mempelajari kelayakan BAP tersebut, apakah memungkinkan untuk dilanjutkan atau dikembalikan lagi ke polisi.

“BAP nya belum P21. Memang kemarin penyidik Kepolisian mengirimkan pada kita (Kejatisu, Red), namun BAP tersebut kita kembalikan lagi,” kata Aspidsus Kejatisu Eribindo Saragih kepada wartawan, Selasa (24/5).
Dijelaskan Erbindo, pihaknya masih akan mempelajari dugaan penyimpangan anggaran pembuatan master plan Kota Medan 2016 yang anggarannya bersumber dari APBD Kota Medan 2006.

Saat ditanya, apakah Kejatisu akan menahan tersangka dalam kasus ini jika berkas kasus dugaan korupsi pembuatan master plan ini sudah P21, Erbindo mengatakan, penahanan tersangka itu bisa saja dilakukan.
“Bisa saja tersangka itu ditahan. Tapi kalau negara masih membutuhkan tenaganya, penahanan itu bisa saja ditangguhkan,” ujar Erbindo lagi.

Diketahui, kasus dugaan korupsi pembuatan master plan Kota Medan 2016 yang bersumber dari APBD Kota Medan 2006 ini melibatkan mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Medan Harmes Jhoni. Dalam pembuatan master plan Kota Medan tersebut, ditemukan indikasi kerugian negara. (rud)

BLH dan Distanla Uji Kualitas Air

MEDAN- Menyikapi matinya ratusan ikan kerapu dan hilangnya 12 jenis ikan di perairan Belawan, Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Medan dan Dinas Pertanian dan Kelautan (Distanla) Kota Medan bekerjasama menguji kualitas air serta penyebab matinya ikan-ikan tersebut. Menurut Kepala Bidang Pencemaran dan Perusakan Lingkungan BLH Kota Medan, Zulfachmi Ichsan, pencemaran air di perairan Belawan merupakan kejadiannya kasus per kasus.
“Bila sekarang ini ditemukan ratusan ikan mati akibat limbah pabrik. Sebenarnya bukan hanya karena limbah, melainkan adanya persoalan kualitas air, tepatnya di muara dekat perairan Belawan. Dari dulu juga sudah ada kejadian yang sama. Ikan-ikan itu mati biasanya diakibatkan perubahan iklim di muara saja,” katanya kepada wartawan koran ini saat ditemui di ruang Komisi B DPRD Medan, Selasa (24/5).

Zulfachmi membeberkan, pencemaran air di wilayah Medan bagian utara memang tanggungjawab pihaknya, namun persoalan sungai ini tidak terlepas dari kerjasama lintas instansi seperti BLH Pemprovsu.

Terpisah, Kepala Distanla Kota Medan Ir Wahid MSi mengatakan, pengujian terhadap ikan-ikan yang mati sudah dilakukan. Sejauh ini, hasil laboratorium belum bisa didapatkan lantaran petugas masih berada di lapangan. “Jadi tunggu dulu hasil ujinya, karena hasil uji itu yang memastikan pencemaran,” sebutnya.

Terkait hilangnya 12 jenis ikan di perairan Belawan, dia menyatakan ikan-ikan tersebut sebenarnya masih ada, hanya saja sekarang relatif sulit didapatkan di perairan Belawan. Hal itu sebenarnya biasa ketika adanya pencemaran air. Ikan-ikan tersebut mencari tempat yang lebih aman lagi. “Bukan sama sekali tidak ada, sekarang masih ada Cuma jumlahnya relatif terbatas,” sanggahnya.

Ketua Forum Taruna Nelayan (FTNI), Rusli Abdul Somad, menyebutkan 12 jenis ikan yang menghilang di perairan Belawan yakni ikan sembilang, lundu, bedukang, grapu malas, gabus pasir, duri kuning, ketang, senohong, duri putih, ikan lontok, gulama, belanak. Serta kepah tidak terlihat lagi.

“Sampai saat 12 jenis ikan tersebut sudah tidak ada lagi, padahal dulu sangat banyak,” ucapnya. (ril)

Kerjasama ke Semua Pihak

MENINGKATKAN kerjasama dengan semua pihak, merupakan salah satu upaya Akpar Negeri Medan untuk meningkatkan kwalitas.

“Bentuk kerjasama dan bantuan itu sendiri memiliki berbagai ragam seperti  beasiswa untuk tenaga pengajar, bantuan fasilitas dan peralatan penyediaan tempat kerja nyata, fasilitas konvensi serta bentuk kerja sama dengan berbagai media lainnya,” ungkap Plt Dirut Akademi Pariwisata Medan  Drs Bahagia Tondang SHMAp.

Bahkan menurutnya, beberapa negara asing seperti Inggris, Jepang, Malaysia, Perancis, Thailand, Belanda dan Australia, juga pernah mengadakan kerjasama sekaligus memberikan bantuan terhadap, Akpar Medan.
Bentuk bantuan dan kerjasama, menurut Bahagia Tondang, turut hadir dari berbagai instansi dan departemen pemerintahan, swasta, hingga usaha jasa perhotelan dan perjalanan dalam dan luar negeri. Sehingga sangat memudahkan para tamatan yang telah mengenyam pendidikan di Akpar Negeri Medan untuk menentukan masa depannya sesuai bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik.

“Sekitar  90 persen tamatan Akpar Negeri Medan telah terserap di berbagai instansi baik di pemerintahan maupun swasta,  serta berbagai jasa perhotelan dan perjalanan dalam dan luar negeri sesuai bidang yang mereka tekuni,” ungkapnya.(uma)

Berbenah Menuju Politeknik Pariwisata

Akademi Pariwisata Negeri Medan

MEDAN- Akademi  Pariwisata (Akpar) Negeri Medan terus berbenah menuju kampus yang siap untuk menempah alumni siap pakai di bidang perhotelan.  Kampus ini bernaung di bawah Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia berdiri 29 Oktober 1991 dan diresmikan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi yang pada saat itu dijabat Soesilo Sudarman.

Seiring berjalannya waktu dan berkembangnya tingkat pendidikan, 12 Februari 1997, BPLP Medan berubah status menjadi Akademi Pariwisata (Akpar) Medan sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan Menparpostel yang pada waktu itu dijabat Joop Ave.

Plt Direktur Akademi Pariwisata Medan, Drs Bahagia Tondang SHMAp, saat ditemui di ruang kerjanya mengatakan, sejak 2001, Akpar Negeri Medan telah memiliki gedung sendiri yang beralamat di Jalan Rumah Sakit Haji No 12 Medan, yang sebelumnya pernah menempati kampus  ex  APDN  Medan milik Pemprovsu. Berbagai perbaikan dan pengembangan terus dilakukan Akpar Medan, sesuai misi pemerintah dalam memajukan bidang pariwisata khususnya di Sumatera Utara.

Selain membenahi sarana dan prasarana kampus, Akpar Medan juga tengah gencar menambah program keilmuan. “Dengan memiliki gedung sendiri, lebih memudahkan kita dalam memprioritaskan pengembangan baik sarana dan prasarana serta program pendidikan yang diberikan. Sebelumnya kita hanya memiliki enam program Diploma III, pada tahun ini (2011) kita telah memiliki sebuah program Diploma 4 baru, yakni program Administrasi Perhotelan yang diharapkan terus berkembang pada tahun berikutnya,” ujarnya.

Sementara itu, visi kampus menjadikan Akpar sebagai pusat pendidikan pariwisata yang unggul tahun 2014, rencananya Akpar Medan juga akan meningkatkan program keilmuan ke jenjang yang lebih tinggi yakni S-1, dengan merencanakan merubah Akademi menjadi sebuah Politeknik Pariwisata Medan .
Keinginan sesuai  dengan mutu pendidikan serta staf pendidik seperti  instruktur dan dosen yang dimiliki.

yang professional sesuai bidang yang dimilikinya.

“Hingga saat ini seluruh dosen pengajar sudah sesuai standar yakni tamatan S-2, bahkan beberapa dosen tengah menyiapkan program S-3 sesuai bidang keilmuwan yang dimilikinya,” terang Bahagia Tondang.
Untuk minat para peserta didik yang ingin menempah ilmu di kampus tersebut, Bahagia Tondang mengaku antusias yang ditunjukkan para peserta didik cukup tinggi.

Terbukti hampir setiap tahun 600 lebih jumlah calon mahasiswa yang mendaftar di kampus tersebut. Hanya saja sesuai kebutuhan dan ketersediaan sarana dan prasarana, Akpar Medan memberikan berbagai testing dan seleksi untuk  membatasi tingginya jumlah minat peserta didik yang ingin bergabung di kampus tersebut.
Diantara uji yang diberikan Akpar tersebut, selain teori mata pelajaran umum dan pariwisata, menurut Bahagia, wawancara dengan Bahasa Inggris juga dilakukan sebagai penentu layak tidaknya calon pendaftar untuk bisa bergabung.(uma)

Mayat Hanyut Bikin Heboh

LABUHAN-Warga Lingkungan VIII Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, dihebohkan dengan penemuan mayat, M Ridwan (22), warga Jalan Banten Gang Pendidikan, Pasar IV Labuhan Deli. Mayat tersebut ditemukan di aliran Sungai Deli di kawasan Medan Labuhan, Selasa (24/5), sekitar 15.30 WIB.

Seorang petani yang menemukan mayat, Syahrul (58) mengatakan, saat itu dia ingin mengambil air di sungai dan melihat sesosok mayat. Dia kemudian memberitahukannya kepada warga lainnya.

Selanjutnya, warga mengangkat mayat tersebut. Tak lama berselang, petugas Polsekta Medan Labuhan turun ke lokasi dan membawanya ke RSU Pirngadi. ‘’Saat saya temukan mayat dalam keadaan mengapung, ditemukan memakai celana biru dan baju berwarna hitam dengan keadaan sudah menggembung di bagian wajah berdarah,’’ ujarnya.

Menurut seorang teman korban, Heru Permana (21), korban hanyut saat mandi bersama teman-temannya di Sungai Deli, Senin (23/5).  ‘’Saya menariknya namun korban tak terselamatkan,’’ kenangnya. (mag-11)