26 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15248

Gardu Induk PLN Binjai Disegel Warga

BINJAI- Gardu induk PLN di Jalan MT Haryono, Lingkungan III, Kelurahan Jati Karya, Kecamatan Binjai Utara, disegel warga, Selasa (24/5).

Penyegelan dilakukan menyusul banyaknya rumah warga yang rusak akibat pembangunan Gardu Induk tersebut.Dalam aksinya, puluhan warga mendatangi gardu dan langsung mengunci pagar gardu PLN dengan gembok dan rantai yang sudah disiapkan.

Menurut pimpinan aksi, Rizal, mengatakan, pihak PLN sudah berulang kali berajanji akan memberikan konpensasi terhadap rumah warga yang rusak akibat pembangunan gardu, namun sampai sekarang, konpensasi yang dijanjikan belum juga teralisasi.

“Sebenarnya kami tidak meminta banyak, asal diberikan konpensasi sesuai dengan kerusakan rumah atau kerugian yang dialami warga, kami akan mempersilahan kembali pembangunan gardu dilanjutkan,” kata Rizal disambut yel-yel warga.

Lebih jauh dijeaskanya, selama pembangunan gardu induk itu berlangsung, sedikitnya 26 unit rumah warga mengalami keretakan tembok. Selain itu, warga juga sangat khawatir dengan jarak gardu yang sangat dekat dengan rumah warga.

“Kami sudah berulang kali mengadakan pertemuan, mulai dari bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2011. Namun, belum ada keputusan yang disepakati,” tambah izal.

Dalam setiap pertemuan, sambungnya, ada tim independen dari USU untuk mengecek seberapa parah kerusakan dan kerugian warga, tetapi kami hanya diberikan simbol seperti A1 sampai A3 dan B1 sampai B2 dan C. “Apa artinya, kami juga tidak tahu, dan sejauh ini kami belum tahu seberapa besar kami peroleh konpensasi dari PLN ini,” jelasnya.
Selain merusak rumah warga, pembangunan gardu induk PLN juga tidak memiliki izin dari pemerintah setempat. Tapi, pembangunan gardu masih tetap berjalan.

Humas PLN Sumut Ridwan, yang turun ke lokasi kepada wartawan koran ini mengakui, kalau Izin Menderikan Bangunan (IMB) gardu induk ini belum ada. “Iya, memang izinya belum ada, kalau kita rentet lagi kesana, ceritanya bakal panjang,” kata Ridwan.

Dijelaskan Ridwan, saat mengurus izin, pihaknya terkendala dengan masyarakat yang menolak berdirinya gardu induk ini. “Upaya pengurusan sudah kita lakukan, tetapi warga tidak berkenan. Makanya, izin bangunan belum bisa dikeluarkan,” jelasnya.

Sekarang ini, sambung Ridwan, bukan persoalan izin yang menjadi persoalan, tetapi bagaimana pihak PLN dan warga dapat berdamai dan dengan sendirinya pembangunan gardu ini kembali berjalan.
“Kita harapkan warga bersabar. Sebab, konpensasi yang diminta akan kita bayarkan. Tetapi, semua itu memiliki proses, dimana kita akan meminta tim dari Pemko Binjai dalam hal ini Dinas Pekerjaan Umum (PU), untuk melihat keruskan rumah warga. Selanjutnya, berapa besaran anggaran yang dikeluarkan, akan kita layangkan ke Pusat, sebab uangnya berasal dari sana,” tandas Ridwan.(dan)

Agus Fajar Harkam Dikalungi Bunga

RAYA- Kedatangan Kapolres Simalungun yang baru, AKBP M Agus Fajar Harkam SIk, disambut seluruh jajaran Mapolres Simalungun, Selasa (24/5). Acara itu ditandai dengan pengalungan bunga dan mak-korasi boras tenger (menaburkan beras) kepada M Agus Fajar Harkam.

AKBP M Agus Fajar Harkam bersama ibu, tiba di Mapolres Simalungun, sekira pukul 12.00 WIB. Kedatangan Kapolres Simalungun itu tampak disambut hangat seluruh jajaran yang dipimpin Pelaksana Harian Wakapolres Simalungun, Kompol Ramli Sirait. Acara penyembutan berlangsung singkat namun penuh hikmad.

Usai bersalaman dengan seluruh personel di jajaran Mapolres Simalungun, AKBP M Agus Fajar Harkam langsung menuju ruang kerjanya. Sementara ibu Kapolres, setelah melihat ruang kerja Kapolres, selanjutnya mengunjungi ruang Bhayangkari Mapolres Simalungun. Sekitar pukul 13.00 WIB, AKBP M Agus Fajar Harkam pun kemudian melakukan kunjungan ke ruang kerja seluruh jajaran Mapolres Simalungun.(mag-1/smg)

Longsor Nagori Purba, Akses Jalan Mulai Lancar

SIMALUNGUN- Nagori Purba Horisan dan Nagori Purba Pasir yang kemarin sempat terisolir, karena badan jalan yang tertimpa material longsor dari perbukitan sejak kemarin pagi (24/5) sudah bebas dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat.

Camat Haranggaol Horisan Ir Ruslan Sitepu mengatakan, aparat kecamatan yang dibantu dengan beberapa unsur Muspika, dan unsur dari Bina Marga Simalungun serta staf dari Badan Penanggulangan bencana Simalungun bekerja keras untuk membersihkan badan.

“Saya  bersyukur usaha dan kerja keras yang saya upayakan sejak Senin pagi membuahkan hasil, dan sekarang jalan itu sudah bisa dilalui,” katanya.

Di tempat terpisah Kabag Kesra Pemkab Simalungun Deborah br Hutasoit menyebutkan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2011 tentang pemberian bantuan, untuk ganti rugi kepada warga akibat  longsor disesuaikan dengan kondisi. “Kalau bangunan fisik itu rusak ringan diganti Rp500 ribu, rusak sedang Rp1 juta, rusak berat diganti Rp1,5 juta,” jelasnya.

Disebutkan dia, prosedur untuk mendapatkan bantuan ini antara lain, camat membuat laporan kepada bupati cq Dinas Sosial. Selanjutnya Dinas Sosial memverifikasi laporan dan membuatkan nota dinas kepada bupati untuk mohon bantuan.(ral/smg)

Adik Anton Medan Demo DPRD dan Polres

TEBING TINGGI – Setelah bersabar selama empat tahun, laporan Herly Sopiah Susanti alias Sofi (46) warga Jalan Bakti, Kelurahan Satria, Kota Tebing Tinggi tidak kunjung ditangapi Polres Tebing Tinggi.
Kesal dengan Polres Tebing Tinggi, Sofi mendatangi Polres Tebing Tinggi, Selasa (24/5), meminta kasusnya itu diungkap kembali.

Bermodalkan sepeda motor dengan berbagai tulisan sebagai bentuk protes kepada Polres Tebing Tinggi, Sofi langsung mendatangi Mapolres di Jalan Pahlawan dengan membawa poster ditemani anak dan menantunya. Didepan Mapolres Tebing Tinggi, Sofi menggelar orasi kecaman kepada polisi Tebing Tinggi atas lambatnya penyelesaian kasus dialaminya tersebut.

Kedatangan Sofi disambut Kasubag Humas Polres Tebing Tinggi AKP Ngemat Surbakti. Dalam orasinya, adik Anton Medan ini meminta Polres Tebing Tinggi menangkap dan memeriksa pelaku berinisial JL dan oknum polisi LS yang diduga bekerjasama dengan tersangka lainnya. “Pengaduan saya sudah 4 tahun silam, tapi mengapa sampai saat ini persoalannya tidak kunjung selesai ?,” tanya Sofi.

Sofi menceritakan, kasus pencurian yang terjadi di rumahnya, melibatkan 5 orang tersangka, termasuk adiknya sendiri. Saat itu, kawanan ini mengambil barang berharga miliknya, seperti, televisi berwarna, mesin fax e-mail, alat-alat kebugaran dan 7 buah surat sertifikat hak tanah/rumah yang nilainya cukup besar.
Kasubag Humas Polres Tebing Tinggi AKP Ngemat Surbakti mengatakan, kasusnya sudah ditindaklanjuti, namun belum lengkap (P21). “Berkasnya sudah dikirim ke jaksa, namun belum lengkap karena masih P18 dan P19,” katanya.(mag-3)

Anggota DPRD Asahan Diadukan ke Polisi

KISARAN- Anggota DPRD Asahan T Johnson diadukan ke Mapolres Asahan, terkait pengerusakan mobil Toyota X-Trail BK 1776 AV milik Agus Salim Simatupang (38) warga Jalan Paria Lingkungan V, Kelurahan Siumbutumbut, Kisaran, Kabupaten Asahan.

Agus Salim Simatupang, kepada wartawan, Sabtu ( 21/5) mengatakan, peristiwa itu terjadi pada Rabu (18/5) dini hari sekira pukul 01.00 WIB. Malam itu, dirinya dihubungi rekannya Alay untuk datang ke rumahnya di  Komplek Perumahan Mutiara Indah, Kisaran.

Dijelaskan Agus, sewaktu tiba di rumah Alay, dia tidak melihat Johnson, tapi setelah beberapa saat di rumah Alay  tiba-tiba terdengar suara dari luar rumah yang menyuruh Alay dan dirinya keluar.Tapi isteri Alay melarang keluar rumah karena takut terjadi perkelahian.

Dari dalam rumah, Agus melihat Johnson dan dua kawannya  kap mesin mobil X-Trail Agus digores dengan benda tajam oleh Johnson. Selain menggores tutup mesin, badan mobil  juga tak luput dari tangan jahil anggota DPRD tersebut.Agus  pun melaporkan Johnson ke Polres Asahan, sesuai surat laporan Nomor STPL/497/V/2011/ASH. (ing/van/smg)

Ketua Panwaslu Karo Ditangkap Saat Berjudi

KARO- Ketua Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Kabupaten Karo Nggeluh Sembiring (45) ditangkap personel Satreskrim Polres Karo, saat berjudi bersama dua rekannya, Selasa (24/4) dinihari dkira pukul 01.00 WIB.
Keterangan yang berhasil dihimpun wartawan koran ini di Mapolres karo menyebutkan, Nggeluh Sembiring ditangkap saat  bermain judi jenis joker Peak di jalan Mesjid, Kelurahan Lau Cimba Kabanjahe bersama dua temannya Hendrik Situmorang (51) dan Mbantu Tarigan (37).

Selain mengamankan ketiga pelaku, petugas juga mengamankan barang bukti  berupa uang tunai Rp87 ribu, 32 lembar kartu joker dan satu buah toples  plastik diduga digunakan sebagai tempat uang (ceker,Red).
Bahkan dalam  penggerebekan dini hari kemarin, polisi juga menemukan satu perangkat bong yang biasa digunakan sebagai peralatan bantu mengkonsumsi sabu-sabu. Untuk sementara, ketiganya terancam pasal 303 sub 303 bis,” tandas  Kasubag Humas Polres Karo Sayuti melalui telepon selularnya.(wan)

Dikepung Jalan Rusak

Warga Kabupaten Langkat Resah

Jalan bisa dikatakan sebagai urat nadi perekonomian di daerah. Lalu, bagaimana jika fasilitas terbiarkan dan cenderung tak dipedulikan, sementara roda ekonomi harus tetap berputar. Masihkah pemerintah berbicara soal kesejahteraan dengan keadaan semacam itu?

Masalah ini terlihat jelas di Kabupaten Langkat. Dalam amatan Sumut Pos,  sejumlah kawasan di Langkat masih banyak mengalami kerusakan badan jalan dan harus segera diperbaiki. Seperti di Jalan Ampi, Kelurahan Stabat Baru Kecamatan Stabat terlihat memperihatinkan. Di jalan sepanjang 600 meter itu, terdapat lubang-lubang besar yang menganga. Sedangkan, nasib serupa juga dialami penduduk Dusun IV, Desa Pantai Gemi Kecamatan Stabat, Langkat. Jalan sepanjang dua kilometer itu juga terlihat masih banyak lubang besar yang dapat mengancam keselamatan pengguna jalan. Apalagi saat malam, di lokasi itu tidak ada lampu penerangan jalan. Meski hanya mengalami luka ringan, sudah banyak warga sekitar yang terperosok masuk ke dalam lubang besar tersebut.

Beruntung, warga sekitar secara sukarela sering memperingati pengguna jalan agar berhati-hati melintas di lokasi itu dengan cara meletakkan batang pohon pisang. Namun, tidak dapat bertahan lama. “Kita berharap agar pemerintah dapat segera memperbaiki badan jalan yang sudah rusak, sebelum ada jatuh korban jiwa, “ kata Ridwan, salah seorang warga setempat.

Kerusakan badan jalan juga masih terjadi dijalur Langkat-Karo di Desa Simpang, Kecamatan Sei Bingai, Langkat. Padahal, jalan itu sering dipakai pengguna jalan sebagai jalur lintas yang menghubungkan antara Kabupaten Langkat dengan Kabupaten Tanah Karo. Meskipun sudah ditimbun dengan pasir dan batu, kondisi jalan itu hingga kini masih tidak layak pakai. Sebab, masih banyak lubang dan belum diaspal. “ Meskipun sudah berulang kali diajukan ke pemerintah agar diperbaiki, namun sampai sekarang masih belum ada tanda-tanda akan diaspal,” ujar Ilham, salah seorang warga setempat.

Nasib malang juga dialami penduduk yang tinggal di Desa Karang Gading dan Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Langkat. Pasalnya, selama kurang lebih 30 tahun penduduk setempat harus rela menghirup debu jalan sepanjang 10 kilo yang hingga kini masih belum diaspal. Padahal, jalan itu merupakan lintas bagi penduduk setempat yang mayoritas sebagai petani untuk mengangkut hasil produksi pertanian mereka keluar daerah. Sebab, jalan itu dapat terhubung sampai ke Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. “Sudah berpuluh tahun kami hidup dengan menghirup debu jalan yang tidak diaspal, “ ujar Ismail salah seorang warga setempat.

Jalan menuju lokasi wisata Kampung Bali di Desa Pertumbukan, Kecamatan Stabat juga terlihat sudah rusak parah. Padahal, jalan sepanjang 100 meter itu adalah akses pintu masuk beberapa desa di Kecamatan Wampu Langkat menuju Kecamatan Stabat Langkat. Sama persis dengan jalan sepanjang 4 kilometer yang berada di Desa Selotong, Kecamatan Secanggang, Langkat, hingga kini masih rusak dan belum diperbaiki. Berkali-kali warga meminta agar jalan rusak segera diperbaiki. Namun, pihak Pemkab Langkat sepertinya setengah hati menindak lanjuti persoalan tersebut. Demikian pula terlihat di jalan yang berada di Desa Stabat Lama, Kecamatan Wampu, Langkat. Setahun diperbaiki, kini kondisi jalan itu sudah rusak dan berlubang. Hal ini ditengarai disebabkan maraknya galian C di kawasan tersebut. “ Setiap hari ratusan truk galian C dan truck yang mengangkut kayu melintasi jalan ini, makanya jalan jadi rusak seperti ini, padahal baru setahun yang lalu diperbaiki, “ kata Ali, salah seorang warga setempat. (mag-1)

Katanya, Tahun Ini Diaspal

Kondisi jalan penghubung antardua kecamatan yang berada di Kampung Nangka, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat, Langkat tak jauh berbeda dengan jalan rusak lainnya. Padahal, jalan sepanjang dua kilometer itu adalah satu-satunya jalur bagi warga di Desa Kepala Sungai II, KecamatanSecanggang, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat dan Desa Karang Anyar Kecamatan Secanggang.

Menjelang musim kemarau jalanan dipenuhi debu tebal dan kalau tiba musim hujan jalanan menjadi becek dan sulit untuk dilintasi. Akibatnya, kalau tidak hati-hati melintas di lokasi itu, dapat menimbulkan kecelakaan lalu lintas bagi pengendara sepeda motor. Setelah enam tahun menghirup debu jalanan, warga sekitar akhirnya mendapat kabar gembira. Tahun 2011 ini rencananya jalan rusak itu akan segera diperbaiki.

Penduduk setempat sudah enam tahun merasakan kondisi jalan yang rusak parah tersebut. Kondisi jalan yang berlubang sangat membahayakan pengguna jalan. Meskipun, sudah sering diajukan agar secepatnya diperbaiki. Namun, hingga kini pihak Pemkab Langkat belum pernah sekalipun menindak lanjuti persoalan jalan rusak tersebut. “Kita sudah sering mengajukan kepada PemkabLangkat agar jalan ini secepatnya diperbaiki, tapi kenyataannya sampai sekarang masih belum juga diperbaiki. Terkahir kita sudah ajukan melalui Musrenbang 2010 dan menurut informasi katanya dapat teralisasi 2011 ini, “ kata Aminullah, Kades Ara Condong, Kecamatan Stabat kepada Sumut Pos, Minggu (22/5) siang di rumah kediamannya.

Sekedar diketahui kalau jalan itu merupakan tapal batas antara dua Kecamatan di Langkat. Sebab, letak jalan itu berada ditengah-tengah antara Dusun V, Desa Ara Condong, Kecamatan Stabat dengan Dusun satu, Desa Kepala Sungai Kecamatan Secanggang, Langkat. Oleh penduduk setempat, kedua Dusun itu dikenal dengan sebutan Kampung Nangka.

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Langkat, M Syahrul S Sos saat dikonfimasi terkait persoalan jalan tersebut membenarkan kalau pihaknya sudah mengusulkan anggaran APBD 2011 untuk perbaikan infrastruktur sejumlah jalan rusak tersebut. Hasilnya, usulan anggaran perbaikan beberapa jalan sudah disetujui dan akan segera teralisasi 2011 ini, termasuk perbaikan jalan rusak di Kampung Nangka.

“ Insyallah, tahun ini jalan di Kampung Nangka segera diperbaiki dan diaspal, sebab jalan itu terletak di daerah strategis yang sering dilintasi oleh warga sekitar yang mayoritas bekerja sebagai petani untuk menjual hasil pertaniannya keluar daerah, “ ujarnya. (mag-1)

Kualat Sama Orangtua

Sudah dilarang orangtuanya untuk tidak nonton balap, namun Fahri (18), warga Jalan Tangguk Bongkar III No 22, Medan Denai, tak mengindahkannya. Akibatnya, dia mengalami kecelakaan menabrak lubang saat hendak menyalip truk yang ada di depannya.

Karena kecelakaan yang dialaminya itu, Fahri mengalami luka di bagian belakang kepala, ubun-ubun, dahi, serta tangan kanannya retak. Kini dia diopname di RSU Pirngadi Medan.

Menurut cerita Fahri, pada Senin (16/5) lalu, dia hendak menonton balap di daerah Lubuk Pakam. Mengetahui anaknya hendak menonton balap, Nur (54), melarang Fahri. Namun, Fahri tetap ngotot ingin nonton balap dan mengabaikan nasihat ibunya tersebut.

Dia pun pergi dengan mengendarai sepeda motor Supra X 125 warna hitam. Dengan kecepatan tinggi, dia menuju Kota Lubuk Pakam. Namun di tengah jalan, dia hendak menyalip truk yang ada di depannya. Namun, tiba-tiba truk tersebut berhenti dan dia berusaha menghindari truk tersebut. Naas baginya, ternyata di depannya ada lubang yang cukup lebar dan dalam, sehingga ia terjatuh dari sepeda motornya dengan posisi kepala terbentur aspal. Bahkan, Fahri terguling sampai tubuhnya terbentur truk tersebut.

“Sudah sering dia saya larang nonton balap, tapi memang anak jaman sekarang susah dilarang, jadi begilah akibatnya, mau bagaimana lagi,” keluh Nur.(mag-7)

Dishub Gagal Bina Supir Angkot

Banyaknya supir angkot yang masih ugal-ugalan di jalan raya membuktikan Dinas Perhubungan Kota Medan gagal memberikan pembinaan kepada mereka. Hal ini dikatakan Ketua Keluarga Besar Sopir dan Pemilik Kendaraan (Kesper) Sumatera Utara (Sumut), Israel Situmeang kepadan wartawan Sumut Pos Bagus Syahputra, Selasa (24/5). Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, apa yang membuat supir angkot ugal-ugalan di jalan?
Menurut saya, karena para supir harus mengejar setoran. Selain itu, karena tidak jelasnya rambu-rambu lalulintas di kota ini. Kalau dibilang supir sembarang berhenti menurunkan dan menaikkan penumpang, tidak tertib berlalulintas, itu wajar. Karena di Kota Medan ini tidak ada lagi halte bus tempat naik dan turunnya penumpang. Halte sekarang sudah berubah fungsi menjadi tempat berjualan pedagang kaki lima.

Lantas, siapa yang bertanggung jawab membina para supir angkot ini agar tidak ugal-ugalan?
Jelas Dinas Perhubungan Kota Medan. Harusnya, para supir diberikan pembinaan agar para supir mentaati peraturan lalulintas dan mengenal rambu-rambu lalulintas. Jika sudah dilakukan pembinaan, namun supir tetap ugal-ugalan, Dinas Perhubungan dan Satlantas bisa langsung menindak tegas supir angkot yang ugal-ugalan tersebut.

Menurut Anda bagaimana kondisi transpotasi umum saat ini?
Di Kota Medan, armada pengangkutan umumnya sangat semrawut. Jika kita bandingkan dengan di Padang, Sumatera Barat, angkutan umumnya sangat nyaman bagi penumpang. Jalan raya dilengkapi fasilitas lalulintas yang memadai, ruas jalan yang lebar, pembinaan terhadap supir oleh pemerintah juga terlaksana dengan baik. Maka, saya rasa perlulah Kota Medan mencontoh Kota Padang.

Selain itu, Dinas Perhubungan pelu mengkaji kembali izin operasional angkot, karena satu trayek angkutan umum di bisa mencapai ratusan armada. Kemudian, jumlah penumpang dan jumlah angkot yang beroperasi juga tidak sebanding. Idealnya, satu trayek itu hanya 40 armada saja, sehingga persaingan untuk mengangkut penumpang tidak terlalu ketat.

Saya juga mengimbau kepada seluruh supir angkot untuk tidak ugal-ugalan dijalanan sehingga tidak mengancam keselamatan penumpang, patuhi peraturan lalu lintas, mengutamakan keselamatan penumpang, kenyamanan penumpang.(*)

Satu per Satu Aset Bisa Lenyap

Sekda: Pemko Siap Bayar Ganti Rugi

MEDAN- Persoalan aset Pemko Medan sudah memasuki tahap kronis. Jika tak segera diselesaikan, satu per satu aset tersebut akan lenyap. Bahkan, karena banyaknya aset Pemko Medan yang tidak bersertifikat menyulitkan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menghitung nilai aset Pemko Medan.
Berdasarkan laporan hasil pemeriksaan BPK RI, Pemko Medan dianggap lemah dari sisi pelaporan keuangan. Hal tersebut karena nilai aset yang dilaporkan tak sesuai dengan kenyataannya. Pasalnya, neraca keuangan tak memiliki keseimbangan dengan nilai aset.

Menyikapi ini, Sekretaris Eksekutif Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA), Elfenda Ananda mengatakan, hal tersebut terjadi karena Pemko Medan belum memprioritaskan pencatatan aset dan sertifikasi setiap aset yang ada. Buktinya, kantor instansi mulai tingkat lurah, gedung sekolah serta beberapa lapangan yang seharusnya memiliki sertifikasi tanah tak juga terselesaikan.

“Harusnya mulai saat ini Pemko Medan bekerja ekstra mencatat asetnya, jangan sampai dibiarkan berlarut begitu saja,” kata Elfenda, Selasa (24/5).

Terpisah, Sekda Kota Medan, Syaiful Bahri tak membantah kalau persoalan aset di Kota Medan memang cukup sulit. Tapi menurutnya, semua persoalan itu bisa dituntaskan jika semua bekerjasama dan masyarakat juga memakluminya.

“Kami pada 2011 ini memprioritaskan pencatatan aset dan diusahakan bisa tuntas. Tidak ada istilah menunda-nunda lagi, semua harus dibereskan,” katanya.

Ketika disinggung mengenai sejumlah gedung sekolah dasar dan kantor lurah yang kebanyakan tak memiliki landasan surat hibah tanah, Syaiful menegaskan, prihal itu sudah dikoordinasikan dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kota Medan untuk mengurus sertifikasi tanah dan kajian aturannya. Sebab, tanah yang dikuasai Pemko Medan itu juga untuk kepentingan banyak masyarakat. “Tentunya sangat tidak etis apabila ada pihak yang mengklaim lagi. Tanah dan gedung tersebut diambil pemerintah untuk kepentingan semua orang,” sebutnya.

Tak hanya itu, dia juga menegaskan, Pemko Medan sampai saat ini tetap mempertahankan tanah yang sudah dikuasai pemerintah. Sebab, tanah yang dikuasai pemerintah ini bukan untuk kepemilikan pribadi, melainkan untuk kepentingan masyarakat banyak.

“Apabila nantinya beberapa tanah yang kami dirikan bangunan ada yang mengklaim, dan kami harus mengganti rugi sesuai putusan pengadilan. Kami siap membayarnya. Karena kami komitmen pertahankan seluruh aset Pemko Medan,” katanya.

Menanggapi komitmen Pemko Medan itu, Wakil Ketua Pansus Aset Pemko Medan, Aripay Tambunan mengatakan, selama ini aset yang dimiliki Pemko Medan sudah sangat rentan. Berdasarkan penguasaan gedung dan tanahnya hanya bersumber dari tanah hibah masyarakat serta tanpa dilandasi surat pelengkap. Posisi tersebutlah yang semakin memposisikan Pemko Medan lemah. “Sekarang saatnya kita lihat komitmen Pemko Medan untuk mempertahankan aset, kami juga akan tetap mengawasi niat Pemko Medan itu,” ujarnya. (ril)