25 C
Medan
Monday, December 29, 2025
Home Blog Page 15278

PSMS Memainkan Drama Satu Babak yang Absurd

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan Balai Pustaka cetakan ketiga 1990 silam, arti kata absurd ada dua yakni: tidak masuk akal dan mustahil. Inti dari catatan ini adalah absurditas itu sendiri yang rupa-rupanya tengah dimainkan oleh PSMS Medan.

Kenapa kata absurd sampai jadi pilihan? Ternyata dalam banyak hal tentang sepak bola, drama demi drama yang absurd kerap menggeliat. Hal serupa juga tak sungkan hinggap di PSMS. Lakon terakhir di babak delapan besar kontra Persiba Bantul kemarin menyisakan perbincangan absurd yang tak bisa dijelaskan via akal sehat.

Ada beberapa hal absurd yang sampai ke telinga saya hingga saat ini. Pertama hasil pertandingan itu sendiri yang benar-benar tragis bin dramatis. Unggul 3-0 di babak pertama rupanya tak jadi jaminan PSMS akan benar-benar unggul hingga laga usai. Sebenarnya PSMS hanya butuh satu gol saja untuk melangkah ke babak semi final-karena di saat bersamaan partai lain antara Mitra Kukar kontra PSAP Sigli dimenangi tuan rumah. Kalau PSMS menang maka klub berjuluk Ayam Kinantan itu akan mendampingi Mitra Kukar melenggang ke babak selanjutnya.

Tapi apa daya, drama absurd yang tak terbantahkan keabsahannya terlakoni dengan tragis. Di sisa laga 45 menit babak kedua, Persiba bangkit hanya dengan satu pencetak gol: Fortune Udo yang sukses cetak tiga angka sekaligus dan memaksa laga berkesudahan imbang 3-3. Ironis.

Laga itu menjadi drama absurd yang lantas melegenda. Banyak orang di Medan tak bisa menerima hasil itu. Sejumlah kalangan baik menengah atas maupun menengah bawah mengutuk PSMS sambil menggerutu dan emosi.
Belum lagi hilang kenangan pedih itu, drama satu babak terkait absurditas itu kembali muncul. Isu suap mendominasi atas pra duga yang selama ini terpendam. Lewat satu corong di tubuh PSMS sendiri, ada upaya suap yang dilancarkan manajemen Persiba Bantul agar PSMS mengalah.

Indikasinya ada dua pemain saja yang tak kuasa tak menerima suap itu. Tapi tak ada bukti valid karena lagi-lagi drama dalam sepak bola itu adalah absurd. Liga sekelas English Primer League pun sempat dibombardir dengan isu suap. Pertengahan November 1993, laga antara Liverpool versus Newcastle menjadi laga yang membuat kiper Liverpool saat itu, Bruce Grobbelaar menjadi bulan-bulanan media. Bruce dituding terima suap dari pihak Newcastle. Apa sebab? Tentu karena Liverpool secara mengejutkan kandas 3-0 oleh klub yang saat itu baru promosi: Newcastle. Padahal di empat laga sebelumnya Liverpool tak pernah kalah. Namun Liverpudian melupakan laga itu sebagai bagian dari drama absurd yang sudah sering terjadi. Tapi apa yang terjadi kemudian membangkitkan amarah seiisi kota Liverpool.

Setahun kemudian, tepatnya 9 November 1994, mereka dihentakkan oleh sebuah artikel kontroversial yang dimuat harian The Sun. Koran kuning asal Inggris tersebut menulis bahwa kiper andalan Liverpool, Bruce Grobbelaar, terlibat skandal pengaturan skor. Demi uang 40 ribu pounds, Grobbelaar sengaja membiarkan gawangnya dibobol striker Newcastle Andy Cole yang mengakibatkan Liverpool kalah 0-3.

Saat Liverpool ditahan imbang MU 3-3 pada Januari 1994, pria asal Zimbabwe itu juga dituding menerima suap sebesar 125 ribu pounds. Tapi akhirnya kasus itu tak pernah terbukti meskipun sempat disidangkan di pengadilan tinggi hingga tujuh tahun lamanya.

Lalu bagaimana dengan isu suap yang kini tengah dimainkan PSMS, akankah ada bukti yang siap dipaparkan di persidangan? Atau hanya akan menjadi bagian dari absurditas drama dalam sepak bola yang tengah dimainkan susah payah oleh PSMS itu sendiri? Hanya sejarahlah yang mampu mencatatnya. (*)

Polisi Nyaru, Jurtul Ditangkap

LABUHAN- Komitmen polisi untuk memberantas judi terus ditunjukkan, Kamis (19/5) dua orang juru tulis secara terpisah diamankan polisi beserta barang buktinya. Pola penangkapan yang dilakukan beragam, ada yang langsung digerebek adapula dengan cara menyaru sebagai pembeli togel.

Di Polsek Labuhan Deli, seorang juru tulis (jurtul) kupon Toto Gelap (Togel), Roy Sinambela (25) warga Komplek TKBM Blok G Kelurahan Sei Mati, Medan Labuhan diamankan Polsek Labuhan Deli dari satu warung di dekat tempatnya tinggalnya.

Roy ditangkap saat sedang menulis dan menjual kupon putih jenis togel, Kamis (19/5). Pada penangkapan itu, polisi juga mengamankan satu Unit Handphone Nokia yang berisi angka togel, uang tunai sebesar Rp 29 ribu, satu buah buku tafsir mimpi dan 2 lembar kertas yang berisi angka-angka tebakan togel.

Terpisah, Polres Pelabuhan Belawan mengamankan satu orang tersangka juru tulis judi jenis togel saat polisi menyaru sebagai pembeli togel di Mabar Hilir Kecamatan Medan Deli. Satu tersangka yang diamankan yakni P Simbolon (58) warga Jalan keluarga Gang Langgar Tanjung Mulia.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Hamam membenarkan penangkapan tersebut. “Tersangka masih kami tahan di Polres untuk pengembangan lebih lanjut,” ujarnya. (mag-11)

Air PDAM Tirtanadi Mati

085270350xxx

Assalamualaikum Yth Manager PDAM Tirtanadi di Medan, air di sebagian rumah Kelurahan Pahlawan Jalan Pahlawan Medan sudah seminggu lebih mati kami warga sudah berkali-kali menanyakan hal tersebut bertelepon maupun datang langsung ke PAM JalanTirto Simpang HM Yamin tetapi hanya dijawab kami usahai melalui surat ini, kami mohon kepada pihak PAM berhentilah hanya berusaha dan mulailah berpikir dalam bekerja untuk rakyat kami juga bayar air kok Pak, nggak gratisan. Terimakasih kepada Sumut Pos.

081376936xxx

PDAM Tirtanadi nggak ada xxxx ya? Air di daerah Jalan Pahlawan/simpang HM Yamin sudah seminggu lebih tak jalan-jalan. Kepada pihak PDAM Tirtanadi Jalan Tirto/HM Yamin No 1 mohon tidak menggantung telepon. Anda di bayar pakai uang rakyat, jadi jangan sembunyi-sembunyi. Kerja pakai otaklah buat tindakan pasti jangan bengong nggak tau tindakan apa yang mesti diambil. Terimakasih Sumut Pos jaya terus.

Kami Turun Langsung

Terimakasih laporannya, kami dari kantor pusat meminta kepada kantor cabang untuk mengecek langsung ke wilayah yang dilaporkan di Jalan Pahlawan.  Untuk distribusi air, sampai saat ini sebenarnya tidak ada masalah. Apabila ditemukan adanya ketidak lancaran distribusi air. Kemungkinan ada kendala teknis. Adanya itulah, kami akan langsung mengeceknya di lokasi tersebut.

Selanjutnya, terkait adanya oknum pegawai PDAM Tirtanadi yang membuat kecewa, kami akan kroscek dan konfirmasi langsung ke kantor Cabang di Tuasan. Supaya hal ini tak terulang lagi.

Zaman Karya Mendrofa
Humas PDAM Tirtanadi

Perbaiki Komunikasi Perusahaan

Pada kesempatan ini, perlu kita ketahui bersama sebenarnya kondisi PDAM Tirtanadi memang sedang kekurangan saranan dan prasaran untuk pendistribusian air.

Dengan kondisi tersebut, sudah seharusnya pola komunikasi PDAM Tirtanadi diperbaiki, khususnya untuk complaint handling. Sebab, selama ini komunikasi perusahaan dengan pelanggan agak kurang memuaskan, seperti complaint handling lebih banyak fungsinya menunggu saja, tapi tak pernah melibatkan mencari apa yang menjadi kesalahan pelanggan.

Untuk itu, saya hanya memberikan saran sebaiknya PDAM Tirtanadi memperbaiki komunikasi khususnya segera merespon atas komplain agar masyarakat tidak mengalihkan laporannya ke pihak lain.

Farid Wajdi
Direktur LAPK

Satu Angka Menuju Juara

LILLE – Lille di ambang gelar juara juara Ligue 1 musim ini. Seiring kemenangan 1-0 atas Sochaux di Stade Metropole kemarin dini hari WIB (19/5), Lille hanya butuh satu angka lagi untuk mengunci gelar ketiganya di Ligue 1 setelah musim 1945-1946 dan 1953-1954.

Gol tunggal Gervinho pada menit ke-53 membuat Lille unggul enam angka (72-66) dari saingan terdekatnya sekaligus juara bertahan, Olympique Marseille. Dengan Ligue 1 hanya menyisakan dua laga, Lille bakal menahbiskan juara dengan cukup bermain seri saat melawat ke Paris Saint-Germain (PSG) akhir pekan nanti (21/5).

PSG adalah tim yang dikalahkan Lille 1-0 di final Piala Prancis pekan lalu (14/5). Jika sukses menyandingkan Piala Prancis dengan Ligue 1, maka Les Dogues – sebutan Lille – akan menyamai prestasi pada 1945-1946. “Kami sangat-sangat dekat (juara Ligue 1, Red),” ungkap Rio Mavuba, kapten Lille, kepada Canal Plus.

“Kecuali terjadi bencana, kami seharusnya juara. Segalanya belum berakhir, tapi jujur, situasinya sangat bagus untuk kami,” tambahnya.

Tapi, entraineur (pelatih) Lille Rudi Garcia mengingatkan timnya agar tidak kehilangan konsentrasi di sisa laga.
Garcia juga mengingatkan memori musim lalu. “Di akhir musim lalu, kami 93 persen menuju juara, tapi itu hanya terdengar bagus di telinga dan tidak pernah menjadi kenyataan. Selama secara matematis belum ada garansi (juara), Anda belum boleh lepas kendali,” warning-nya.

Garcia merujuk anak asuhnya yang dibuat kerepotan meladeni permainan Sochaux kemarin. Fisik pemain Lille memang terkuras setelah bertarung habis-habisan di final Piala Prancis. “Saya angkat topi dengan perjuangan anak-anak. Sangat berat bermain hanya empat hari setelah tampil di final yang melelahkan,” jelas pelatih 47 tahun itu.

Sementara itu, dalam laga lainnya kemarin, PSG menyerah 0-1 dari tuan rumah Girondins Bordeaux di Stade Chaban-Delmas. Gol penalti Cheikh Diabate pada menit kelima menyebabkan PSG tetap tertahan di peringkat keempat dengan selisih dua angka (58-60) dari peringkat ketiga Olympique Lyon. Hanya tiga besar yang berhak lolos ke Liga Champions musim depan. (dns/bas/jpnn)

Turnamen Futsal Nurul Hadina Digelar

MEDAN- Sebanyak 24 tim futsal yang berasal dari tingkat sekolah dasar dan SMP tampil dalam Turnamen Futsal Pekan Olahraga yang Diselenggarakan Yayasan Nurul Hadina di Lapangan Futsal MTS/SMP Plus Nurul Hadina, Jalan Pertahanan Kompleks Perumdam, Kamis (19/5).

Ke 24 tim futsal yang tampil tersebut terdiri dari 17 tim futsal tingkat SMP dan 7 tim futsal tingkat SD. “ Ke-24 tim yang tampil tersebut, umumnya berasal dari sekolah asal Medan dan Deli Serdang,” ujar Ketua Panitia  Ahmad Thohir Hasibuan SPd.Dijelaskan Thohir, tujuan dilaksanakan turnamen tersebut untuk meningkatkan bakat siswa dalam berolahraga futsal yang sedang berkembang saat ini. Selain itu juga untuk menjalin silaturahmi antara sesama sekolah yang ada di Sumatera Utara dan kota Medan.

Sementara itu, Kadisporasu Ristanto  SH MPN mengatakan bahwa diharapkan dengan turneman tersebut dapat terlahir atlet futsal yang andal yang akan mengharumkan nama Sumatera Utara. “Untuk terlahirnya atlet tersebut, tentunya harus dilakukan suatu seleksi yang matang dan berkompeten,” ujar Tanto.

Lebih lanjut, Ristanto berharap kiranya atlet yang tampil dalam turnamen tersebut dapat menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. (omi)

Melukis Hidup tanpa Jari

Sayang Bangun

Tubuh tanpa dua lengan ternyata tidak menghalangi Sayang Bangun untuk menciptakan karya seni rupa kelas internasional. Dengan keterbatasan fisik, karyanya mampu menembus pasar dunia. Bahkan, dari karyanya itu, dia mampu membawa ketiga anaknya menikmati ilmu dari universitas terkemuka.

Kisah dimulai pada 10 Oktober 1952. Seorang bayi laki-laki lahir di Desa Batusanggehen, Sibolangit, Deli
Serdang. Bayi itu tak seperti bayi pada umumnya. Ia lahir tanpa kedua lengan. Bayi itu terus tumbuh menjadi remaja. Ia sekolah di sekolah umum, bukan di sekolah berkebutuhan khusus. Ia habiskan masa sekolah dasarnya di desa kelahirannya. Tentu, tak ada yang menduga, puluhan tahun kemudian bayi tanpa dua lengan itu menjadi pelukis besar. Ya, Sayang Bangun namanya.

Begitulah, seandainya saja ada yang lebih memperhatikan, bukan suatu yang tak wajar jika Sayang menjadi pelukis di kemudian hari. Pasalnya, bakat dan minat yang dimiliki Sayang telah tampak sejak dia duduk di sekolah dasar. Begitu banyak coretan yang telah dia hasilkan. Namun, coretan itu bukan di kanvas dan kertas, dia lebih memilih dinding. “Setelah belajar setiap hari saya sering mencuri kapur tulis dari sekolah, terus kapur tersebut saya torehkan dinding gubuk dekat rumah,” aku Sayang Bangun belum lama ini.

Kegigihannya untuk mengolah diri tersebut menjadikannya seorang anak kecil yang kreatif dan andal di bidang lukis-melukis. Barulah ketika dia duduk dibangku kelas VIII SMP pada tahun 1974, dia mulai beralih menggambar di media lain yakni kertas dan kanvas. Peralihan media itu membuat dia semakin giat belajar. Hasilnya, pada tahun 1976, untuk pertama kali lukisannya terjual. Tidak mengecewakan, Rp15 ribu pun masuk kantong.

Ya, Sayang Bangun terus berkembang dari masa ke masa meski tetap tanpa tangan. Kini lukisannya dibandrol Rp10 juta hingga Rp100 juta. Pelanggannya pun tidak sebatas Kota Medan, Sumatera Utara, atau Indonesia. Tercatat negara-negara Eropa, Jepang, dan lainnya menjadi penikmat karyanya yang memang cenderung menggambarkan keindahan budaya Indonesia.

Sayang Bangun merupakan pensiun Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang bertugas di Kantor Pemerintahan Kabupaten Deli Serdang, Sementara sang istri, S Sisilia Tarigan, adalah PNS yang bertugas di Dinas Sosial Medan. Dari hasil kerjanya sebagai PNS dan tentunya dari lukisan, Sayang Bangun mampu menyekolahkan ketiga anak sampai jenjang Strata 1 (S1); dua di Universitas Gadjah Mada dan satu lagi di Universitas Sumatera Utara. Menariknya, tidak hanya andal melukis, Sayang Bangun pun bersikap persis dengan manusia normal lainnya seperti mengendari mobilnya dan pergi ke sejumlah negara tanpa ditemani sang istri.

Bapak ketiga anak ini menjadi sosok yang menginspirasi banyak orang untuk berbuat lebih dalam kehidupan. Dengan keterbatasan dia terus berusaha, baik secara akademis maupun tidak. Buktinya Sayang juga pernah mengecam bangku kuliah di Fakultas Seni Rupa Universitas Medan (Unimed) tetapi tidak sampai diwisuda. Kemudian dia mendapatkan beasiswa di sebuah akademi seni yang ada di Kota Venesia, Italia, selama delapan bulan. Nah, setelah itu, dia juga membina sejumlah orang cacat sebagai seniman yang terlibat di seni vokal, seni musik, seni rupa khusus patung dan sebagainya.

Pada tahun 1990 silam, Sayang Bangun pun diakui sebagai anggota Assosiation of Mouth and Foot Painting Artists (AMFP), organisasi yang mewadahi pelukis cacat dunia yang berdudukan di Swiss. Keberadaannya juga sebagai anggota AMFP melambungkan namanya sebagai jagoan lukis di Tanah Air. “Hidup adalah kehormatan dan kehormatan dicapai dengan perjuangan. Tetapi, pernahkah Anda membayangkan kalau kita melukis dengan tidak menggunakan jari tangan yang sempurna? Melukis dengan jari yang sempurna pun, belum tentu hasil lukisannya akan bagus,” ujar Sayang Bangun.

Sayang, Sayang Bangun belum juga memiliki galeri pribadi untuk memamerkan karyanya. Sempat dia dijanjikan oleh pemerintah yang akan membangun sebuah galeri di tanah miliknya di yang berada di Jalan Bunga Sedap Malam Padang Bulan Medan ukuran tanah 10 X 3 meter. Sekali lagi sayang, hal itu belum juga terwujud.
Bukannya putus asa, Sayang Bangun malah tambah giat bekerja di ruang pribadi milikinya yang hanya seluas 5 X 4 meter. Ya, meski bersempit-sempitan dengan seniman cacat binaannya.
“Begitulah Bapak, tidak pernah mengeluh. “Contohnya, jangan pernah rumah itu kotor atau berserak, dia akan langsung membersihkannya,” ucap sang istri SSisilia Tarigan. (mag-7)

Komitmen Telkomsel Melayani 100 Juta Pelanggan

Telkomsel kembali menegaskan komitmen untuk tetap memberikan pelayanan terbaik kepada lebih dari 100 juta pelanggan diseluruh Indonesia. Hal ini kembali ditegaskan Telkomsel paska berhasil menorehkan sejarah memiliki 100 juta pelanggan pada 26 April 2011 yang menjadikan Telkomsel sebagai operator selular ke-7 di dunia yang dipercaya oleh 100 juta pelanggan di satu negara.

VP Area Sumatera – Mirza Budiwan mengatakan, “Telkomsel menjadi operator selular yang paling siap dan memiliki fondasi paling kuat untuk melangkah di era beyond telecommunications, selain itu operator selular yang mampu melayani 100 juta pelanggan merupakan operator yang sudah bisa mentransformasi 100 juta pelanggan menjadi pengguna. Dalam hal ini, apa yang disediakan operator bukan lagi layanan dasar, tetapi layanan-layanan baru yang telah dikustomisasi sesuai kebutuhan masing-masing pelanggan sehingga bersifat lebih personal”.

Upaya transformasi dilakukan demi mewujudkan komitmen Telkomsel untuk mengedepankan peningkatan pelayanan kepada pelanggan, terutama dalam menghadirkan high value customer experience dalam memanfaatkan layanan mobile lifestyle Telkomsel.

Telkomsel akan melakukan peningkatan kapasitas dan kualitas jaringan broadband, skema collaboration and partnership dengan para mitra kerja, sistem support yang handal (sistem penagihan, sistem data base pelanggan, dan lain-lain), serta pengembangan layanan mobile broadband dan new business (mobile wallet, musik, konten, dan mobile advertising).

Produk dan layanan Telkomsel sangat menarik minat masyarakat karena selain tarifnya kompetitif, jaringannya juga dapat diandalkan. Aspirasi masyarakat terhadap layanan telekomunikasi selular sudah bergeser, tidak semata mencari tarif rendah tetapi lebih mencari layanan yang menawarkan kekuatan, kestabilan serta keluasan jangkauan jaringan.

Saat ini pelanggan Telkomsel Area Sumatera tercatat lebih dari 31 juta pelanggan, dan 11,4 juta pelanggan merupakan pelanggan Telkomsel Regional Sumbagut (Sumut dan NAD) dilayani oleh lebih dari 4000 base transceiver station (BTS), termasuk lebih dari 530 Node B (BTS 3G).  Jumlah ini merupakan bagian dari 10.000 BTS dan 1.500 Node B yang tersebar di Area Sumatera yang tersebar dari Aceh hingga Lampung, dan merupakan bagian dari 38.000 BTS, dan 8.000 Node B secara Nasional.

Untuk meningkatkan pelayanan bagi pelanggan, Telkomsel menggelar lebih dari 110 ribu titik pelayanan pelanggan yang tersebar di Regional Sumbagut , seperti GraPARI, GeraiHALO, KiosHALO, hingga outlet dealer, dan m-Kios. Yang merupakan bagian lebih dari 1 Juta titik layanan secara nasional.

Telkomsel juga menjalankan amanat program universal services obligation (USO) yang dipercayakan pemerintah dan Telkomsel telah berhasil membuat lebih dari 25 ribu desa terpencil di seluruh Indonesia menjadi desa berdering. Dalam dunia pendidikan Telkomsel memberi dukungan program pendidikan berbasis ICT untuk guru dan siswa.

Lupakan ISL

Persiba vs PSMS

SAMARINDA-Punggawa Ayam Kinantan harus melupakan tiket lolos ke Indonesia Super League (ISL) musim depan. Pasalnya, jatah ke semifinal yang sudah di depan mata melayang begitu saja. Padahal, Affan Lubis dkk sudah unggul 3-0 di babak pertama, saat melawan Persiba Bantul di pertandingan hidup mati di Stadion Segiri Samarinda, Rabu (18/5) petang. Tapi, Persiba Bantul berhasil menyamakan kedudukan menjadi 3-3 dan hanya menjadi juru kunci di Grup B. Asisten Manajer PSMS Medan, Benny Tomasoa mengatakan tim lawan lebih pantas lolos ke babak semifinal ketimbang PSMS Medan.

Diakuinya, PSMS bisa menerima hasil imbang yang didapat timnya pada pertandingan tersebut. Kegagalan mempertahankan keungggulan lebih disebabkan oleh kelengahan yang dibuat oleh para pemain. Dan itu adalah hukuman yang pantas diterima.

“Kami akui, Bantul tampil lebih baik, lebih ngotot di pertandingan ini. Bantul lebih pantas lolos dari PSMS Medan,” pungkasnya.

Sementara hasil yang direngkuh Laskar Sultan Agung itu dinilai luar biasa, karena di babak pertama anak asuh Sajuri Shahid sudah tertinggal 0-3. Selain itu 3 peluang Persiba Bantul juga gagal bersarang di gawang PSMS. Bahkan, 2 peluang itu sempat mengenai tiang gawang. Persiba Bantul juga seolah tak akan bisa mengejar ketertinggalan menyusul gol Gaston Castano (14’), Donny F Siregar (35’), dan Rinaldo (42’).

Namun, di babak kedua semuanya berubah. Fortune Udo menjadi pahlawan Persiba Bantul, dengan hattricknya di menit ke-53’, 75’, dan 83’. Hasil imbang 3-3 itu sudah cukup bagi Persiba Bantul ke semifinal, karena di saat yang bersamaan Mitra Kukar unggul 1-0 atas PSAP Sigli.

Lolosnya Persiba Bantul ke lolos semifinal di sambut gembira oleh pemain dan offisial tim. Termasuk Paser Bumi, suporter Persiba Bantul yang sengaja hadir mendukung timnya di Babak 8 Besar.

“Permainan tim mengalami peningkatan. Beberapa kesalahan yang dilakukan pada pertandingan melawan Mitra Kukar dan PSAP coba dikurangi. Salah satunya adalah penyelesaian peluang akhir. Tertinggal 3 gol, anak-anak tetap bermain sabar. Dan ketika Fortune mencetak gol pertama, kami sudah yakin tim ini akan membuat gol-gol berikutnya,” kata Asisten Manajer Bidang Teknik Persiba Bantul, Briyanto.

“Kami ke semifinal juga menjadi akhir dari anggapan bahwa kami hanya menjadi spesialis Babak 8 Besar,” imbuh pria berkaca mata itu. (er/obi/jpnn)

15 Dugaan Korupsi Disdik Medan Diungkap

Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan Demo Kajatisu

MEDAN-Puluhan massa mengatasnamakan Aliansi Masyarakat Peduli Pembaharuan (AMPP) mendatangi Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) di Jalan AH Nasution Medan, Rabu (18/5). Membawa berbagai atribut berupa spanduk bertuliskan kecamanan terhadap Kepala Dinas Pendidikan (Kadis Pendidikan) Kota Medan, Hasan Basri (HB).

Untuk menarik perhatian, massa juga membawa serta seperangkat alat-alat musik berupa band. Di halaman depan kantor penegak hukum itu, pengunjuk rasa membawakan lagu-lagu sindiran tentang perilaku korupsi.

Usai membawakan sejumlah lagu, Ketua AMPP Medan, Feri Nofirman Tanjung SSos berorasi. Dengan lantang, Feri Nofirman meminta Kepala Kejatisu, AK Basuni, segera mengusut dugaan korupsi di Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Medan yang diduga melibatkan Hasan Basri selaku kepala dinas.

“Kenaikan anggaran APBN dan APBD dalam bidang pendidikan sebesar 20 persen, Disdik Medan menjadi ajang tempat memperkaya diri sendiri oleh oknum-oknum pejabatnya,” beber Feri Nofirman.

Secara khusus, Feri Nofirman menuding Hasan Basri menyelewengkan anggaran di Disdik Kota Medan yang seharusnya diperuntukan untuk dunia pendidikan.

Feri Nofirman lantas membacakan 15 item dugaan korupsi di lingkungan Disdik Medan dengan nilai lebih dari Rp23,4 miliar sepanjang 2007 hingga 2009.

“Untuk itu kami minta KPK di Jakarta untuk memeriksa Kadis Pendidikan Kota Medan atas dugaan korupsi dalam penggunaan uang negara,” ucap Feri.

Orator itu juga meminta Kejagung RI agar menurunkan timnya untuk melakukan pemeriksaan dugaan korupsi di Disdik Medan, sekaligus memeriksa oknum jaksa-jaksa nakal yang dituding dengan sengaja mengendapkan kasus dugaan korupsi HB.

“Kami minta pada Kajatisu agar tidak janji-janji muluk dalam mengeluarkan statemennya, yang pada akhirnya hanya dongeng belaka,” ujar massa.

Massa kemudian meminta kehadiran Kajatisu AK Basuni untuk berdialog. Kepala Seksi Penerangan dan Hukum (Kasi Penkum), Kejatisu Edi Irsan Tarigan SH, yang menerima massa menegaskan, AK Basuni sedang tidak di tempat.
“Bapak Kajatisu tidak berada di tempat. Namun aspirasi teman-teman akan kita sampaikan pada pimpinan, untuk ditindak lanjuti,” tegas Edi Irsan kepada kelompok massa.

Sebelumnya massa AMPP Kota Medan juga melakukan aksi unjuk rasa di Kejaksaan Negeri Medan Jalan Adinegoro Medan. Massa juga menuntut hal yang serupa, penuntasan kasus dugaan korupsi di Disdik Kota Medan.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan, Raja Nofrizal, mengaku dugaan kasus korupsi Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) mulai tahun 2007 hingga 2009 mencapai Rp8.761.900.000, di Dinas Pendidikan Kota Medan memang sudah lama ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan.

“Memang ada laporan itu di tahun 2007 lalu. Mungkin sekarang masih di Bagian Intel kami. Tapi nanti kita lihat lagi, karena itu sudah lama. Saya sendiri jadi Kajari masih enam bulan ini,” kata Raja Nofrizal saat ditemui wartawan Sumut Pos di sela-sela acara pembukaan Perkemahan Pramuka se-Kota Medan di Lapangan Cadika, Jalan Karya Wisata, Medan Johor, Sabtu (14/5) lalu.

Raja menegaskan, persoalan itu saat ini sudah ditangani oleh pihak Kejatisu. “Itu sudah pernah diekspos Seksi Penerangan dan Hukum Kejatisu. Mungkin sudah diambil Kejatisu penanganannya,” bebernya.

Rp6 Juta pun Diembat

Kepala Dinas Pendidikan Medan Hasan Basri sedang sakit. Hal itu dikemukakannya saat dikonfirmasi Sumut Pos, untuk mempertanyakan temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI atas dugaan penyelewengan yang dilakukannya pada Tahun Anggaran (TA) 2007-2008 senilai Rp28,5 miliar serta mengenai Ujian Nasional (UN), Senin (16/5).
“Kalau mengenai BPK itu, ke kantor saja lah. Biar saya kasih datanya. Kalau UN nanti saya SMS kan datanya,” katanya menjawab pertanyaan Sumut Pos melalui telepon, Senin (16/5).

Ketika wartawan koran ini mengungkapkan keinginan untuk menemuinya di kantor, Hasan Basri buru-buru mengungkapkan dirinya tengah berada di rumah sakit untuk berobat. “Kalau sekarang saya tidak di kantor. Saya istirahat di rumah sakit,” jawabnya.

Hasan Basri mengaku sakit karena banyak kegiatan yang menyita waktunya. “Bukan karena itu (hasil temuan BPK). Karena banyak kali kegiatan,” bebernya.

Berdasarkan Temuan BPR RI diketahui, Jasa Giro dari Dana Safeguarding Dinas Pendidikan Kota Medan sampai 31 Desember 2008 tidak disetor ke kas negara sebesar Rp6.244.701.

Penjelasan dari temuan BPK RI tersebut yakni, untuk menjamin keberhasilan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS), dalam Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) BOS telah dialokasikan dana safeguarding yaitu dana untuk biaya operasional Tim Manajemen BOS kabupaten/kota yang disalurkan ke rekening masing-masing Tim Manajemen BOS kabupaten/kota untuk menampung dana tersebut, Tim Manajemen BOS Kota Medan telah membuka rekening pada Bank Sumut No.100.02.04.035917-6 dengan nama rekening PKPS BBM DIKNAS KOTA MEDAN.

Dari hasil pemeriksaan atas mutasi tersebut di atas diketahui, bahwa rekening penampungan dana safeguarding tersebut mendapat jasa giro dan dikenakan pajak tahun anggaran (TA) 2007 dengan jasa giro Rp3.163.036 dan pajak 383.910, TA 2008 dengan jasa giro senilai Rp3.081.665 dan pajak Rp915.377.  Jumlah total jasa giro  Rp6.244.701 dan pajak Rp1.299.287.

Pemeriksaan bukti-bukti pertanggungjawaban dana safeguarding menunjukkan bahwa, penerimaan jasa giro atas rekening penampungan dana safeguarding tersebut tidak disetor ke kas negara tetapi masih disimpan di rekening Bank Tim Manajemen BOS Kota Medan.

Dalam rekomendasinya, BPK RI meminta agar Wali Kota Medan memberikan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku kepada Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan dan segera menyetorkan jasa giro ke Kas Negara sebesar Rp6.244.701 dan memerintahkan Manajer BOS melakukan koordinasi dengan pihak Bank Sumut supaya mengenakan pajak atas jasa giro yang diterima.(rud/ari)

Dugaan Korupsi

  1. Nilai Rp3 miliar
    Penarikan uang pelicin dana BOS dari setiap Kacabdis sebesar 17 persen pada 2006-2007.
  2. Nilai Rp1 miliar
    Penunjukan percetakan salah satu rekanan Hasan Basri. Hal ini tidak sesuai dengan Permen Disdik No 26 tahun 2005.
  3. Nilai Rp2 miliar
    Pengerjaan soal LJU, UAS tahun ajaran 2004/2005 penggunaan APBD 2004 sebesar Rp4 miliar melanggar Keppres No 80 tahun 2003.
  4. Nilai Rp2 miliar
    Menerima dan memotong uang sebesar 17 persen untuk dana adminitrasi dari kepala sekolah tahun 2005/2006 anggaran BOS.
  5. Nilai Rp2 miliar
    Penyelewengan dana bantuan program Bantuan Terarah untuk siswa putus sekolah TP 2005/2006 yang melibatkan lurah dan camat se kota Medan.
  6. Nilai Rp5 miliar
    Penyelewengan APBD 2009 pembuatan kartu pelajar Rp10 ribu per siswa dan kartu kendali siswa Rp20 ribu persiswa.
  7. Nilai Rp5 miliar
    Pencetakan jargon pendidikan prima dan pengutipan biaya Rp250 ribu per sekolah padahal anggaran tersebut sudah ada dalam APBD Medan.
  8. Nilai Rp2 miliar
  9. Penyelewengan dan BOMM tahun 2009
    Nilai Rp1,4 miliar
  10. Penyelewengan pembangunan gedung kelas internasional SMU Negeri I Medan, dana dialokasikan tumpang tindih.

Dugaan Kebijakan Menyimpang

  1. KKN dalam pengangkatan Kepala Sekolah SD,SMP, dan SMU se kota Medan.
  2. Dugaan penggelapan uang koreksi LJU sebesar Rp2400 per siswa tidak dilakukan dengan semestinya. Dana pendataan sekolah untuk penggandaan naskah ujian sebesar Rp4.200 tanpa tender bersumber APBD Kota Medan 2005/2006 melanggar keppres No 80 tahun 2003 UU No 31 tahun 1999.
  3. Melakukan kecurangan pada UN tahun 2007 di Kota Medan, mendapat respon Mendiknas tahun 2007 yang berisi pembebasan jabatan kepala dinas pendidikan Medan dan kasubdis dalam kasus Air Mata Guru.
  4. Pemalsuan Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU) dari SDN Medan Labuhan ke SDN 45 Helvetia diperuntukan Penerimaan Siswa Baru (PSB) pada SMPN 18 Helvetia tahun 2005.
  5. Pengerjaan pembuatan soal dan lembar jawaban ujian (LJU) untuk SD sekota Medan tahun 2011 melanggar keppres No 80 tahun 2003.
  6. Dana Bantuan Khusus Murid Miskin (BKMM) dana tersebut tidak disalurkan, namun hanya memberikan barang yang tidak sesuai dengan harganya.

Sumber: Aksi AMPP

Jaksa Hanya Pelajari Laporan

Dugaan Korupsi di Pemkab Deli Serdang

LUBUKPAKAM- Hingga saat ini Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) belum juga bergerak mengumpulkan data dan bahan keterangan (pulbaket) atas dugaan korupsi di Pemkab Deli Serdang yang melibatkan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Jaksa terkesan lamban, karena hingga kemarin belum ada tim khusus yang bergerak ke Pemkab Deli Serdang.

Hasil penelusuran wartawan koran ini, belum ada jaksa yang mendatangi SKPD di Pemkab Deli Serdang untuk melakukan pengumpulan data dan bahan keterangan. Alasan jaksa juga klasik masih dalam tahap mempelajari.
“Kita masih mempelajari laporan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM),” tegas Kasi Penerangan Hukum Kejatisu, Edi Irsan Kurniwan Tarigan SH MH, Rabu (18/5).

Menurut Edi Irsan Tarigan, langkah awal yang mereka lakukan menindaklanjuti laporan tersebut. “Kita melakukan penelitian berkas laporan dan minta klarifikasi dari yang dilaporkan,” ucap Edi.

Langkah pengumpulan bahan dan keterangan serta klarifikasi itu untuk melihat kelayakan perkembangan kasus. “Dalam penelusuran tersebut apabila ditemukan bukti yang kuat dan temuan bukti yang cukup beserta saksi yang diperoleh, maka kasusnya bisa naik ke penyidikan,” tegasnya.

Seperti diketahui, dugaan korupsi di SKPD di Kabupaten Deli Serdang meliputi Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, Dinas Cipta Karya dan Pertambangan dan Dinas Perikanan sudah dilaporkan ke Kejatisu. Dalam laporan tersebut, terjadi penyalahgunaan dana sebesar Rp224.718.971.319 pada pekerjaan peningkatan dan pemeliharaan jalan serta jembatan pada APBD tahun 2007 lalu.

Dinas Perhubungan juga diduga ikut terlibat korupsi pada pembangunan dermaga Pantai Labu. Selain itu dugaan korupsi pada proyek di Dinas Cipta Karya dan Pertambangan di antaranya pembuatan drainase di kawasan Kecamatan Patumbak, Percut Sei Tuan, renovasi Kantor Camat Beringin dan Kantor Bapeda Deli Serdang. (rud/btr)