25 C
Medan
Saturday, December 27, 2025
Home Blog Page 15302

Radiasi Tinggi, Robot Ditugasi Jadi Operator

Melihat Deteksi Radio Aktif PLTN Fukushima

Deteksi tingkat radioaktif di sekitar PLTN Fukushima kini lebih mudah dengan menggunakan robot. Senin (18/4) robot yang membantu pekerjaan perusahaan operator Tepco tersebut, mendeteksi adanya radiasi tinggi dan tetap membahayakan bagi pekerja untuk masuk ke bangunan reaktor.

Seperti dilansir AP, untuk kali pertama sejak sebulan lebih krisis nuklir akibat gempa terjadi, sebuah robot dimasukkan ke dalam bangunan reaktor untuk menghitung tingkat radiasi di dalam PLTN. Hasilnya, terdeteksi tingkat radiasi yang dinilai masih membahayakan lingkungan.

Badan pengawas nuklir Jepang menyatakan, radiasi di reaktor 1 dan 3 di PLTN Fukushima Daiichi sama dengan prediksi Tepco. Data tersebut tidak mengubah skenario dalam peta jalan menuju stabilisasi PLTN yang direncanakan memakan waktu 6-9 bulan.

Meningkatnya frustasi masyrakat atas lambannya respon dalam penanganan bencana tsunami, gempa bumi, dan krisis nuklir, parlemen Jepang, secara keras, memperingatkan pemerintah dan perusahaan operator PLTN, Tepco. “Anda harus menundukkan kepala dan meminta maaf. Jelas sekali bahwa anda tidak mempunyai kepemimpinan,” teriak seorang anggota parlemen oposisi dari Partai Demokratik Liberal Masashi Waki kepada Naoto Kan.

“Saya sungguh-sungguh memohon maaf atas semua yang telah terjadi,” ujar Kan, menekankan bahwa pemerintah sudah melakukan yang terbaik untuk mengatasi dampak bencana tersebut.

Presiden TEPCO, Masataka Shimizu, yang baru saja pulih dari sakit terlihat tenang saat sejumlah anggota dewan mengecam dan mencomooh hasil kerjanya selama lebih dari sebulan.

Sejak terjadi ledakan di PLTN Daiichi, para pekerja sama sekali belum masuk ke dalam dua reaktor yang mengalami kerusakan pada sistem pendinginnya itu. Ledakan hidrogen di kedua bangunan tersebut menghancurkan atapnya dan mengotorinya dengan serpihan radioaktif.

Robot yang dijuluki Packbot tersebut dimasukkan ke dua bangunan reaktor yang rusak Minggu (17/4) untuk memperoleh data temperatur, tekanan, dan tingkat radioaktif. Hidehiko Nishiyama dari Badan Keamanan Nuklir dan Industri Jepang menyatakan, lebih banyak data masih harus dikumpulkan dan tingkat radioaktif dikurangi sebelum para pekerja diperbolehkan masuk ke dalam reaktor.

“Kondisi saat ini masih dalam tingkat membahayakan bagi para pekerja untuk masuk (ke dalam bangunan reaktor yang rusak),” terang Nishiyama.

Meski demikian otoritas nuklir memastikan bahwa tingkat radioaktif tersebut tidak akan mengganggu rencana penutupan PLTN dalam waktu 6-9 bulan ke depan, seperti rencana awal. Justru, informasi terbaru itu akan banyak membantu Tepco memikirkan jalan keluar untuk menyesuaikan dengan rencana tersebut.

“Kami telah memperkirakan tingginya tingkat radiasi di dalam bangunan reaktor,” Menteri Sekretaris Kabinet Yukio Edano. “Bahkan saya sudah memperkirakan tingginya tingkat radioaktif di sekitar lokasi. Saya yakin TEPCO dan ahli lainnya telah memikirkannya saat menyusun peta jalan penyelesaian krisis nuklir Fukushima tersebut,” terangnya.
Pejabat Tepco Takeshi Makigami mengatakan, Packbot harus mampu membukakan jalan bagi para pekerja untuk kembali masuk ke dalam bangunan. “Kemampuan robot sangat terbatas. Jadi akhirnya, manusia juga yang harus masuk ke dalam bangunan (reaktor),” terang Makigami. (cak/jpnn)

Densus Kejar Instruktur Syarif

JAKARTA-Tim pemburu Detasemen Khusus 88 Mabes Polri mengejar instruktur perakitan bom yang digunakan Muhammad Syarif. Bentuk, bahan dan rangkaian yang ditemukan di Masjid Ad Dzikro mengarah pada jejak ilmu mendiang Dr Azahari Husein.

“Kita tahu murid-muridnya masih ada. Bisa saja, salah satu dari mereka yang (mengajari) ke Syarif,” ujar Wakabareskrim, Irjen Mathius Salempang usai jumpa pers di Mabes Polri, kemarin (18/4). Bom Syarif berjenis low exsplosive dengan diberi tambahan paku, mur dan baut.

Dalam penggeledahan di rumah mertua Syarif di Majalengka, Densus 88 menemukan sisa alumunium, saklar, dan rangkaian elektronik. “Di masjid Polresta Cirebon juga ditemukan alumunium, sulfur, potassium nitrat,” katanya.
Mathius belum bisa memastikan kelompok mana yang berada di balik aksi Syarif. “Sementara ini masih lokal. Dia kan aktif di lokal Cirebon,” kata mantan Kapolda Kaltim itu.

Motif utama Syarif juga masih samar. “Apakah karena balas dendam atau memang ini martir dalam sebuah operasi teror. Itu kita dalami,” kata mantan ketua tim independen kasus Gayus Tambunan ini.

Syarif pernah menjadi DPO Polres Cirebon dalam kasus pengrusakan Alfamart. Dalam aksi pengrusakan itu, Syarif beraksi atas nama remaja masjid. Sebanyak 11 remaja masjid terlibat dalam aksi itu, dan enam di antaranya sudah dinyatakan bersalah dalam persidangan, sedangkan lima lainnya DPO.

Secara terpisah, sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebut, Densus mengejar teman-teman terdekat Syarif ke Majalengka dan Ciamis. “Nama-namanya sudah di kami,” katanya.

Dari rangkaian dan bahan yang digunakan, kelompok ini diduga juga pernah melakukan serangan bom pipa ke 25 Maret 2011 ke Puspitek. Bom yang dilempar itu hanya meledak di gorong-gorong dan tidak ada korban jiwa. (rdl/aga/jpnn)

Medan Plaza Diteror Bom

MEDAN- Pengunjung pusat perbelanjaan Medan Plaza di Jalan Iskandar Muda Medan Baru, mendadak panik akibat ada bungusan yang dikira bom. Kepanikan terjadi setelah salah seorang menemukan bungkusan kotak kardus tanpa ada pemiliknya di depan plaza.

Orang yang menemukan bungkusan tersebut memberi tahukan kepada petugas keamanan. Petugas kemanan kemudian melapor ke polisi. Bungkusan tersebut kemudian diamankan petugas kepolisian untuk diperiksa. Andre, seorang pengunjung mengatakan, begitu ada teror bom pengunjung langsung pulang.

“Sekarang sudah sepi, tadi ada ditemukan bungkusan kotak katanya berisikan bom, jadi pengunjung panik dan langsung pulang,”katanya. Seorang petugas parkir di Medan Plaza mengatakan, kotak kardus sudah diamankan oleh petugas kepolisian dari Brimob. (sal/mag-8/smg)

Dua Polisi Selingkuh akan Ditindak Tegas

MEDAN- Terkait menjelang vonis persidangan dua oknum kepolisian yang diadukan berbuat selingkuh, Aiptu Dw dan Briptu Ye yang digelar di Pengadilan Negeri (PN) Medan, Rabu (20/4) mendatang, Poldasu tinggal menunggu hasil putusan pengadilan.

“Benar atau tidak, kita tunggu hasilnya,” kata Pjs Kabid Humas Poldasu, Kombes Pol Heri Subiansauri kepada wartawan. Menurutnya, apabila, vonis dalam persidangan nantinya, setiap yang melakukan kesalahan akan diberatkan hukuman ditambah sepertiga dari vonis di pengadilan umum.

Tapi, katanya, sebelum ada putusan, kepolisian tidak bisa mengambil tindakan. Namun, bila hasil putusan memberatkan oknum kepolisian, kepolisian dapat mengajukan pemberhentian secara tidak hormat (PTDH) sesuai vonis hakim sebagai petunjuk merusak citra kepolisian. (azw)

Tuntutan Ramli Lubis Ditunda Terus

MEDAN-Sidang tuntutan kasus  dugaan korupsi ruislag Kebun Binatang Medan (KBM), Senin (18/4),  kembali ditunda untuk keempat kalinya dengan alasan yang sama yakni berkas tuntutan belum siap.

“Majelis hakim, saya mohon  bapak jaksa segera menyiapkan tuntutannya,” kata terdakwa, Ramli Lubis saat majelis hakim diketuai Sugiyanto memberikan kesempatan kepadanya menanggapi penundaan itu. Permohonan ini, kata Ramli, tidak ada maksud tujuan apa-apa, hanya saja agar azas peradilan cepat biaya ringan sebagaimana ketentuan KUHAP terpenuhi.

“Hanya itu maksud saya pak, sebab ini sudah kali keempat  ditunda,” kata Ramli seraya menambahkan, penundaan ini diharapkan merupakan yang terakhir.(rud)

Bertemu Ratu Narkoba

Anggota DPR RI, Martin Hutabarat.

Masa reses menjadi waktu yang tepat bagi anggota DPR menyerap aspirasi publik. Selama sebulan anggota DPR bertemu konstituen baik di daerah pemilihan maupun terkait bidang tugasnya.

Anggota Komisi Hukum DPR Martin Hutabarat mengaku dirinya telah melakukan kunjungan kerja ke Lembaga Pemasyarakatan (LP) Grobogan, Denpasar, Bali . “Kemarin saya habis kunjungan ke LP Grobogan, Bali,” katanya di Gedung DPR, Jakarta , Jumat (15/4).

Dia menyebutkan, saat kunjungan kerja ke LP Grobogan, bersama rombongan Wakil Ketua Komisi Hukum Fahri Hamzah dan Eva Kusuma Sundari, menyempatkan menengok terpidana kasus narkoba asal Australia Schapelle Leigh Corby alias Corby.  Politikus Partai Gerindra ini menuturkan, wajah ratu narkoba itu tak sepenuhnya ia lihat. (net/bbs/jpnn)

Rumah Mertua Digeledah

Penggeledahan di rumah mertua Syarif menemukan barang-barang berupa kawat timah untuk solder, lilitan kabel di paku, baterai HP modifikasi terpasang kabel, on-off, baterai 9 volt 3 buah, MP3, remote MP3, remote bel rumah, rangkaian elektronik.

HP (Handphone) merk Smart, memory stic merek Sony, sembilan buah pipa aluminium berbagai ukuran di antaranya diameter 18 mm, panjang 139 cm dan pipa aluminium diameter 10 mm panjang 98 cm, gerinda, soldier, gergaji, kawat, sangkur, 3 buah tang.

Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Anton Bachrul Alam menjelaskan, jenazah Syarif akan diserahkan kepada keluarga secepatnya. “Sebab, identifikasi telah cukup dan dinyatakan selesai,” katanya.

Hasil cek sidik jari dengan pembanding SIM Syarif dan dna kedua orangtua cocok. Selain itu ada 11 tanda fisik Syarif yang cocok dengan jenazah. “Proses penguburannya akan diselenggarakan keluarga,” katanya.

Anton belum bisa memastikan keterkaitan Syarif dengan Abu Bakar Baasyir berdasar pernyataan ayahnya Abdul Ghafur. “Belum sampai kesana. Kita masih selidiki siapa saja teman-temannya. Nanti, sabar,” kata mantan Kapolda Jatim itu.

Di bagian lain, Abu Bakar Ba’asyir membantah keras dugaan Syarif  bagian dari kelompoknya. Dia mengatakan bahwa mengebom polisi bahkan di masjid bukan bagian dari doktrin jihad Islam. “Bagaimanapun, polisi secaraa dhohir beribadah. Mereka tidak boleh diperangi,” katanya sebelum menjalani sidang kasus terorisme di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, kemarin (18/4).

“Saya tidak melihat ada dalil syar’i, yang boleh melakukan itu. Orang sedang salat kok dibom. Rasulullah dulu memang pernah menghancurkan masjid. Tapi ketika tidak ada orang di dalamnya,” katanya.

Ba’asyir menduga Syarif adalah orang yang memiliki kelainan jiwa kemudian disuruh membawa bom. Kalaupun Syarif memiliki kelompok, Ba’asyir menengarai kelompok tersebut dimainkan untuk memperkeruh situasi. Bom di Masjid Polres Cirebon itu menurut Baasyir menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sedang diperingatkan. “Ini adalah bencana karena umat Islam tidak mau mengatur negara dengan hukum Islam. Jadi ada bencana aneh-aneh mulai dari Merapi, bencana ulat, sampai kasus di Kebumen,” katanya.(rdl/aga/jpnn)

Densus Kejar Instruktur Syarif

JAKARTA-Tim pemburu Detasemen Khusus 88 Mabes Polri mengejar instruktur perakitan bom yang digunakan Muhammad Syarif. Bentuk, bahan dan rangkaian yang ditemukan di Masjid Ad Dzikro mengarah pada jejak ilmu mendiang Dr Azahari Husein.

“Kita tahu murid-muridnya masih ada. Bisa saja, salah satu dari mereka yang (mengajari) ke Syarif,” ujar Wakabareskrim, Irjen Mathius Salempang usai jumpa pers di Mabes Polri, kemarin (18/4). Bom Syarif berjenis low exsplosive dengan diberi tambahan paku, mur dan baut.

Dalam penggeledahan di rumah mertua Syarif di Majalengka, Densus 88 menemukan sisa alumunium, saklar, dan rangkaian elektronik. “Di masjid Polresta Cirebon juga ditemukan alumunium, sulfur, potassium nitrat,” katanya.
Mathius belum bisa memastikan kelompok mana yang berada di balik aksi Syarif. “Sementara ini masih lokal. Dia kan aktif di lokal Cirebon,” kata mantan Kapolda Kaltim itu.

Motif utama Syarif juga masih samar. “Apakah karena balas dendam atau memang ini martir dalam sebuah operasi teror. Itu kita dalami,” kata mantan ketua tim independen kasus Gayus Tambunan ini.

Syarif pernah menjadi DPO Polres Cirebon dalam kasus pengrusakan Alfamart. Dalam aksi pengrusakan itu, Syarif beraksi atas nama remaja masjid. Sebanyak 11 remaja masjid terlibat dalam aksi itu, dan enam di antaranya sudah dinyatakan bersalah dalam persidangan, sedangkan lima lainnya DPO.

Secara terpisah, sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) menyebut, Densus mengejar teman-teman terdekat Syarif ke Majalengka dan Ciamis. “Nama-namanya sudah di kami,” katanya.

Dari rangkaian dan bahan yang digunakan, kelompok ini diduga juga pernah melakukan serangan bom pipa ke 25 Maret 2011 ke Puspitek. Bom yang dilempar itu hanya meledak di gorong-gorong dan tidak ada korban jiwa. (rdl/aga/jpnn)

Keluarga Awie Terus Dikawal Polisi

MEDAN- Eksekutor dan otak pelaku penembakan yang menewaskan pengusaha kapal dan ikan, Toh Cie Wie alias Koh Wie To alias Awie (34) dan istrinya Dora Halim (30), hingga saat ini belum berhasil ditangkap polisi. Akibatnya, polisi berpakaian preman pun diturunkan untuk mengawal keluarga Awie.

Seorang pria mengaku teman Sarwo, ayah A Wie mengaku, sejak kejadian itu, Sarwo selalu dikawal polisi berpakaian preman. “Badannya besar-besar, aku tahu itu personel Polresta Medan,” ungkapnya.

Menurutnya, wajah Sarwo terlihat lusuh. “Dia (Sarwo) kayak orang kurang tidur, ku rasa stres dia mikirin anaknya. Dulu dia nggak kayak gitu, sekarang beda kali,” tuturnya.

Sarwo juga tak ingin cerita soal pembunuhan terhadap anaknya. Sarwo hanya bercerita tentang hal lain dan menanyakan kabar teman-teman lamanya. “Kalau soal pembunuhan itu nggak ada cerita, aku pun nggak berani tanya. Kasihan dia kayaknya tertekan kali,” beber warga Komplek Cemara Asri itu.

Kapolresta Medan, Kombes Pol Tagam Sinaga mengaku, pengawalan itu dilakukan atas permintaan keluarga. Menurutnya, sebagai polisi, pihaknya harus bersedia memberikan pengawalan terhadap keluarga korban yang merasa keselamatannya terancam.

“Sesuai dengan permintaan keluarga, kita siap melakukan pengawalan. Jangankan keluarga korban, wartawan pun kalau terancam kita siap melakukan pengawalan,” tegasnya.

Tagam mengatakan, salah seorang pelaku yang masuk daftar pencarian orang ketakutan dan diperkirakan akan menyerahkan diri.

“Doakan saja. Tapi kalau tidak menyerahkan diri juga kita akan tambah personel untuk menjemput pelaku itu di sana (Malaysia),” tegas Tagam. Kepoldasu, Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro hanya mengatakan, pembunuhan Awie terus dikejar. “Kita terus melakukan pengejaran,” katanya singkat.(ala/adl/ari/smg)

Cirus Sinaga Senang di Penjara

Jakarta – Tersangka kasus korupsi dan pemalsuan rentut Gayus Tambunan, Cirus Sinaga, sudah ditahan selama dua hari di Bareskrim Mabes Polri. Hingga saat ini, Cirus masih merasa senang selama ditahan.

“Enggak, dia happy kok,” kata kuasa hukum Cirus, Parlindungan Sinaga, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta, Senin (18/4).

Parlindungan mengatakan, pihaknya tidak akan mengajukan penangguhan penahanan. Cirus juga akan menjalani pemeriksaan lanjutan mengenai daftar kekayaannya selama ini.

Hari ini, Cirus juga dijenguk oleh istri, adik dan iparnya. Mereka datang langsung dari Medan.
Sementara itu, Kejaksaan Agung (Kejagung) akan segera menonaktifkan jaksa senior tersebut. Dalam waktu 1 bulan, Jaksa Agung Muda Pengawasan (Jamwas) akan mengusulkan pemberhentian sementara jaksa Cirus kepada Jaksa Agung Basrief Arief.

“Akan segera diusulkan kepada Jaksa Agung agar yang bersangkutan diberhentikan sementara berdasarkan PP 20 Tahun 2008,” tegas Jamwas, Marwan Effendy dalam pesan singkatnya kepada wartawan, Senin (18/4).
PP 20 Tahun 2008 tersebut mengatur tentang Tata Cara Pemberhentian dengan Hormat, Pemberhentian Tidak dengan Hormat, dan Pemberhentian Sementara, serta Hak Jabatan Fungsional Jaksa yang Terkena Pemberhentian. (net/jpnn)