25 C
Medan
Wednesday, December 31, 2025
Home Blog Page 15302

Dilarang Nyanyi, Mertua Dicakar

Perselisihan antara mertua dan menantu kerap terjadi. Namun, perselisihan antara Br Siregar dengan mertuanya Warsini (45), mungkin sudah di luar kewajaran Pasalnya, Br Siregar nekat menganiaya mertuanya sendiri di muka umum hanya gara-gara dilarang bernyanyi.

Selama ini, Br Siregar bersama suaminya tinggal di rumah Warsini, di Jalan Pimpinan Gang Sekolah No 3 Medan. Namun, beberapa hari belakangan ini, kakek suaminya atau ayah Warsini (45), yang juga tinggal bersama mereka di rumah tersebut menderita sakit keras.

Malam itu, Br Siregar menyanyikan lagu “Bila Izrail Datang Memanggil” dengan suara keras, sehingga mengganggu ayah Warsini yang sedang sakit. Atas hal tersebut, Warsini mencoba menegur menantunya tersebut, agar jangan bernyanyi dengan suara keras, karena ada yang sakit. Namun, teguran sang mertua membuat Br Siregar yang terkenal garang ini tersinggung. Apalagi, Br Siregar memang sudah lama tak suka melihat mertuanya ini.

Keesokan harinya, Br Siregar menunggu mertuanya yang membeli sarapan dari warung di lapangan bola kaki tak jauh dari rumah mereka. Saat mertuanya melintas di lapangan bola tersebut, Br Siregar langsung menghadang dan langsung menyerang Warsini sembari memukul, menjambak dan mencakar kening mertuanya hingga mengalami luka gores akibat cakaran.

Warga yang menyaksikan kejadian tersebut segera melerai pergumulan antara mertua dan menantu tersebut. Tak senang atas perlakuan menantunya itu, Warsini pun mengadukannya ke Polresta Medan. Untuk melengkapi laporan, Warsini pun mendatangi RSU Pirngadi Medan untuk divisum.(mag-7)

Jibril Tagih Pengakuan AS

Minta Pembekuan Aset Libya Dicabut

TRIPOLI- Kelompok oposisi Libya semakin optimis memenangi perang melawan rezim Muammar Kadhafi. Kepala Biro Eksekutif Dewan Transisi Nasional (NTC) Libya,  Mahmoud Jibril kemarin terbang ke Washington untuk mencari dukungan keungan dan legitimasi diplomasi.

Mahmoud akan bertemu Penasihat Keamanan Nasional Presiden Barack Obama Tom Donilon dan sejumlah pejabat senior lainnya. Dia juga meminta Amerika mencabut pembekuan atas aset Libya sebesar dolar US 180 juta untuk membiayai perang melawan rezim berumur 41 tahun tersebut.

Pertemuan Washington, Jumat (13/5) selang sehari setelah Ketua NTC,  Mustafa Abdel Jalil bertemu Perdana Menteri Inggris, David Cameron di London, untuk memastikan dipenuhinya janji untuk memberikan lebih banyak bantuan.

Pasukan oposisi memerangi tentara pemerintah hampir 3 bulan. Mereka menguasai Benghazi dan bagian timur Libya. Sementara, Kadhafi menguasai pintu masuk ke Tripoli dan hampir seluruh wilayah di barat.

Oposisi manyatakan, saat ini pihaknya memerlukan dana untuk membayar gaji tentara pro-oposisi dan mengontrol wilayah kekuasaannya. Sementara legitimasi NTC oleh dunia internasional diperlukan untuk membuka akses terhadap aset Libya yang dibekukan.

“Kami menghadapi masalah keuangan yang akut, karena aset yang dibekukan,” terang Jibril kepada sebuah lembaga think-tank AS Brookings Institute. “Jadi saya ingin menggunakan kesempatan yang ada untuk meminta pemerintah AS agar membantu kami,” tandasnya yang juga menjabat sebagai menteri luar negeri NTC.

Ditanya CNN tentang apa yang ingin dicapai dalam pertemuan tersebut, Jibril menegaskan kami butuh pengakuan. Tidak seperti Prancis, Italia, Gambia, dan Qatar, Amerika Serikat (AS) belum mengakui adanya NTC. Jibril yakin, dalam waktu dekat, Jordania akan mengakui NTC.

“Yang kami perlukan adalah, dunia memahami persoalan kami dan membantu kami mendapatkan hak legitimasi,” tandasnya.

Juru Bicara Gedung Putih, Jay Carney memberikan sinyal bahwa Washington tidak akan gegabah mengakui NTC sebagai pemerintahan resmi Libya. “Kalau pertanyaannya pengakuan NTC sebagai pemerintahan resmi Libya, saya rasa masih sangat prematur,” katanya. (cak/kim/jpnn)

Komitmen Pemko Dipertanyakan

Sengketa Sari Rejo

MEDAN- Berlarutnya persoalan sengketa tanah Sari Rejo mengundang keprihatinan Fraksi PDIP DPRD Kota Medan. Karenanya melalui juru bicaranya, Daniel Pinem, mereka mempertanyakan komitmen Wali Kota Medan Rahudman Harahap dalam menuntaskan masalah tersebut.

“Sejauh ini belum ada penyelesaian sengketa tanah Sari Rejo. Padahal persoalan itu sudah terlalu lama,” ungkap Daniel Pinem dalam Rapat Paripurna Pemandangan Umum Fraksi-fraksi DPRD Medan terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Medan 2011-2015.

Dalam hal ini, Fraksi PDIP DPRD Kota Medan juga mempertanyakan komitmen MoU yang telah dibuat Pemko Medan dengan TNI AU. “Kita juga mempertanyakan komitmen yang telah dibuat dengan TNI AU, dalam penyelesaian ini. Diharapkan persoalan ini bisa segera selesai,” bebernya.

Sementara di tempat terpisah, Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) Riwayat Pakpahan kepada Sumut Pos mengatakan, dalam jangka waktu dekat meraka akan kembali mempertanyakan sikap dari Pemko Medan. Apalagi, pada 26 April 2011 lalu, Wali Kota Medan Rahudman Harahap telah membicarakan hal tersebut dengan perwakilan masyarakat Sari Rejo yang tergabung dalam Formas.

“Kita akan rapat dulu, untuk kembali mempertanyakan pembicaraan pada 26 April 2011 lalu, sudah sejauh mana tindak lanjutnya. Setelah itu, kita akan kembali berupaya menemui Wali Kota Medan secara langsung,” tegasnya.

Dengan rencana turun ke jalan, Riwayat menjawab, rencana itu tetap akan dilakukan. Namun, akan dibahas realisasinya lebih lanjut setelah terjadinya pertemuan dengan Wali Kota Medan. “Setelah kita tanya yang tadi dulu. Baru setelah itu, mungkin akan kita lakukan rencana itu,” jawabnya singkat.(ari)

Dua Bom Bunuh Diri, 80 Tewas

Taliban Balas Kematian Osama

CHARSADDA – Ancaman Tehreek-e-Taliban Pakistan alias Taliban Pakistan membalas kematian Osama bin Laden bukan sekadar gertak sambal, Jumat (13/5) pagi. Dua pelaku bom bunuh diri kelompok radikal meledakkan bom di dekat Frontier Constabulary, sebuah kamp pelatihan paramiliter di Shabqadar, Distrik Charsadda. Bom tersebut menewaskan 80 orang serta melukai 140 lainnya.

Itu merupakan serangan balasan pertama, setelah Osama tewas ditembak pasukan khusus Angkatan Laut AS, Navy Seals, 1 Mei lalu, di kediamannya di Abbottabad, Pakistan.

“Tunggu serangan yang lebih besar di Pakistan dan Afghanistan,” kata Juru Bicara Taliban Pakistan,  Ehsanullah Ehsan kepada Agence France-Presse melalui telepon.

Setelah Osama diumumkan tewas oleh Presiden AS Barack Obama dari Gedung Putih, Taliban Pakistan merupakan kelompok pertama yang langsung memaklumatkan serangan balasan. Meski, Taliban sebenarnya bukan bagian dari Al Qaeda. Ketika itu, Taliban Pakistan menyebut Presiden Pakistan, Asif Ali Zardari sebagai target serangan pertama. Berikutnya adalah berbagai aset serta kepentingan AS.

Nah, Frontier Constabulary bisa dibilang merupakan kepentingan AS di Pakistan. Para kadet di kamp pelatihan itu yang direkrut dari berbagai wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan dididik langsung para anggota pasukan khusus AS.
Pada 5 Mei lalu, 800 kadet dinyatakan lulus dari pelatihan selama setahun tersebut. Mereka itulah yang lantas diterjunkan di garis depan di kawasan barat laut Pakistan yang menjadi sarang kelompok-kelompok radikal seperti Al Qaeda dan Taliban.

Dua bom kemarin menyala sebelum pukul 06.00 waktu Charsadda yang hanya terpisah sejam perjalanan darat dari ibu kota Islamabad. Atau tak lama setelah para peserta didik di Frontier Constabulary menunaikan salat Subuh.

Pelaku bom bunuh diri pertama meledakkan diri di tengah jalan di depan kamp. Ledakan itu menarik perhatian para kadet yang langsung mengerumuni tempat kejadian. Mereka sebenarnya sudah ditunggu puluhan minivan yang akan membawanya mudik karena Jumat merupakan hari libur di Pakistan.

Sebagaimana dilansir Associated Press, selang beberapa menit kemudian, melintas pelaku bom bunuh diri lainnya yang mengendarai sepeda motor dan meledakkan diri tepat di dekat kerumunan dengan kekuatan lebih besar dari bom pertama.

Sebanyak 66 di antara seluruh korban yang tewas merupakan para kadet di kamp yang dibiayai AS tersebut, sedangkan 11 lainnya adalah warga sipil. Di antara seluruh korban yang terluka, menurut dr Abdul Hameed Afridi dari Rumah Sakit Lady Rieding di Peshawar tempat korban dirawat, 40 orang kritis.

Bashir Ahmed Bilour, seorang pejabat pemerintahan di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, wilayah Distrik Charsadda, mengutuk keras pengeboman kemarin. “Apa yang didapat lewat pengeboman ini, siapa yang terbunuh?” ujarnya. “Apakah berhasil membunuh Amerika atau justru para kadet muda tak bersalah yang hendak pulang kampung.”

Dia juga menyerang AS yang dianggap memicu aksi setelah menyergap dan membunuh Osama tanpa sepengetahuan otoritas Pakistan. “Mereka (AS) harus datang dan melihat akibat perbuatannya. Kami ini manusia, bukan komoditas yang bisa dibeli,” tegasnya dikutip Daily Mail. (c5/ttg/jpnn)

Sahkan RUU Keperawatan

Sejak 1984 hingga kini Rancangan Undang-undang (RUU) Keperawatan Indonesia belum juga disahkan Komisi IX DPR RI. Walaupun masih mengantung, namun Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Kota Medan optimis RUU tersebut dapat disahkan. Rasa optimis ini disampaikan Ketua PPNI Kota Medan Farida Aruan kepada wartawan Sumut Pos Bagus Syahputra Jumat (13/5). Berikut petikkan wawancaranya.

Seberapa penting RUU Keperawatan Indonesia bagi para perawat?
Jelas sangat penting, karena melaksanakan tugas yang penuh tanggungjawab tanpa mengenal waktu dan tanpa memandang suku, agama dan ras harus memiliki payung hukum yang jelas. Jika tak ada payung hukum yang baku, dampaknya kepada kesejahteraan perawat.

Sementara ini pemerintah masih menyatukan UU Keperawatan dengan UU tenaga medis. Secara baku, pemerintah belum ada gambaran untuk menerbitkan UU Perawat. Ini akan terus kita perjuangkan hingga UU tersebut diterbitkan.

Di hari keperawatan Internasional yang jatuh pada 12 Mei, apa yang dilakukan PPNI?
Saya juga kecewa dengan PPNI Sumut yang tidak mau melakukan aksi damai seperti yang dilakukan PPNI Pusat untuk mendukung pengesahan RUU Keperawatan. Saya cuma melakukan melalui SMS kepada seluruh anggota saya untuk berdoa segera disahkan RUU Keperawatan di Komisi IX DPR RI. Kalau saya melakukan aksi damai melalui PPNI kota Medan, akan melangkahi PPNI Sumut.

Menurut Anda, bagaimana nasib tenaga perawat kita saat ini?
Tugas perawat itu sangat mulia. Istilahnya sama dengan guru, pahlawan tanpa tanda jasa. Artinya, pasien yang datang ke rumah sakit pertama sekali dilayani oleh perawat, bukan dokter. Namun jika ada kesalahan pelayanan atau kunjungan dokter yang lambat, jelas imbas kemarahan pasien kepada perawat.

Malang memang jadi perawat, terkadang disanjung terkadang dihina. Namun perawat tersebut mau menjawab apa jika ada pasien yang marah terhadap keluhan penyakit. Perawat tidak dibenarkan untuk menjawab, tugasnya hanya merawat dan yang berhak menjawab adalah dokter.(*)

Kasus Pungli Jembatan Timbang Sibolangit Kejatisu Tunggu Inspektorat

MEDAN-Penyidikan dugaan pungutan liar di jembatan timbang Sibolangit yang melibatkan tiga oknum PNS Dishub Sumut terus bergulir di Pidsus Kejatisu. Selain melakukan penyempurnaan berita acara pemeriksaan (BAP), Kejatisu juga melakukan pengusutan dan penyelidikan terhadap adanya dugaan keterlibatan Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Utara, Razali.

Dari hasil penyidikan dan pemeriksaan yang dilakukann Pidsus Kejatisu terhadap Kadishub Sumut, Razali, dia tidak mengakui menerima aliran dana dari hasil pungutan liar di sejumlah jembatan timbangan di Sumut.

“Kita menunggu keterangan dari Inspektorat dari hasil keterangan yang mereka minta dari pejabat yang bersangkutan. Kita belum bisa menaikkan status penyelidikan, karena kita belum menemukan bukti aliran dana dari hasil pungli. Selain itu dalam pemeriksaan, yang bersangkutan juga membantah menerima aliran dana dari hasil pungli,” jelas Aspidsus Kejatisu Erbindo Saragih SH kepada wartawan, Jumat (13/5).

Erbindo juga mengatakan, dalam pemeriksaan yang dilakukan penyidik pidsus, Razali juga membantah bahwa dirinya memerintahkan anggotanya melakukan pungutan liar kepada kendaraan truk barang yang melintas di jembatan timbangan.

“Kita belum bisa menetapkan status pejabat Dishub itu sebagai tersangka. Kita juga memanggilnya untuk dimintai keterangannya sebagai saksi. Saat ini masih yang tiga orang itu saja yang masih berlanjut,” jelas Erindo lagi.

Erbindo juga mengatakan, Inspektorat juga belum melakukan kordinasi dengan pihaknya terkait hasil pemeriksaan terhadap Razali. “Kalau Inspektorat mengatakan yang bersangkutan terlibat menerima aliran dana ke rekening pribadinya sebesar Rp300 juta per bulan, kenapa ini tidak dilaporkan pada kita. Dalam pemeriksaan kemarin itu, yang bersangkutan tidak mengakui adanya aliran dana tersebut,” ucap Erbindo lagi.(rud)

Terusik oleh Facebook

EMIRSYAH SATAR

MESKI tidak memiliki akun di situs jejaring sosial Facebook, Emirsyah Satar terkena dampak buruk jejaring sosial tersebut. Belum lama ini Dirut PT Garuda Indonesia Tbk tersebut harus memberikan klarifikasi kepada banyak pihak terkait dengan penyebaran informasi melalui situs jejaring sosial itu.

“Beberapa waktu lalu banyak orang yang SMS dan telepon ke handphone saya. Yang inti dari pembicaraan saya dianggap kehilangan anak. Katanya, mereka baca Facebook yang mengaku punya saya,” kata Emir, sapaan Emirsyah. Padahal, Emir tidak memiliki akun Facebook. “Saya nggak punya karena memang tidak ada waktu untuk ber-Facebook-ria,” tambahnya.

Karena terusik, Emir memblokir akun yang menggunakan nama dan fotonya itu.
“Karena teman dan saudara dari Jerman juga khawatir dan telepon saya, maka saya minta itu diblokir. Eh, sekarang ada lagi. Tapi, saya pastikan, sekalian klarifikasi, saya tidak punya akun jejaring sosial apa pun,” tandasnya. (nel/c13/agm/jpnn)

Densus Amankan Penjaga Sekolah

SUKOHARJO- Perburuan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri di Sukoharjo rupanya belum berakhir. Densus terus mempersempit ruang gerak teroris di daerah ini.

Usai menangkap Heri Budiarto, 30, warga Semanggi, Pasar Kliwon, Solo, di Desa Plumbon, Mojolaban, Kamis (12/5), kemarin pagi (13/5), tim berlambang burung hantu tersebut kembali menangkap Haryanto, 36, warga Dukuh Ledok, Desa Kenokorejo, Polokarto.

Pria yang sehari-hari bekerja sebagai penjaga di SMPN 6 Sukoharjo tersebut ditangkap di rumah dinasnya yang berada di lingkungan sekolah, sekitar pukul 09.30. Kepala SMPN 6 Sukoharjo Sri Harjani, mengakui jika salah satu pegawainya tersebut memang ditangkap petugas polisi.

Hal tersebut diketahuinya setelah mendapat laporan dari salah satu guru yang mengetahui kedatangan belasan petugas yang mengaku dari Mabes Polri.  “Saya hanya dilapori oleh Kepala TU yang ikut menyaksikan. Saya sendiri saat itu sedang rapat di SMPN 4 terkait kenaikan kelas,” ujarnya.

Dari laporan yang diterimanya, petugas datang selepas waktu istirahat. Mereka pun langsung menuju rumah dinas yang biasa digunakan Haryanto beserta keluarganya tinggal sehari-hari. Saat petugas mendatangi rumah Haryanto, lanjutnya, ada petugas yang datang ke kantor guru untuk mengajak guru ikut menyaksikan penangkapan. (vj/nan/jpnn)

Jamaah Masjid Al-Ikhlas Tetap Salat Jumat di Jalan

MEDAN- Pekan kedua setelah dibongkarnya Masjid Al-Ikhlas di Jalan Timor, ratusan jamaah masjid tetap menggelar Salat Jumat di ruas jalan, Jumat (13/5). Di bawah teriknya matahari, mereka khusuk mengikuti rukun Salat Jumat dengan khatib dan imam Al-Ustad Drs H Mulkan Daulay.

Dalam khotbahnya, Mulkan Daulay mengajak jamaah untuk memakmurkan masjid serta jangan ada lagi masjid di Kota Medan yang tergusur untuk perluasan lahan perumahan maupun pusat bisnis lainnya.

Usai melakukan Salat Jumat, jamaah Masjid Al-Ikhlas mengikuti tausiah agama yang dibawakan Ketua Harian FUI Sumut Indra Suheri. Dalam tausiyahnya Indra Suheri mengajak umat Islam bersatu untuk mencegah kapitalis yang ingin menggusur masjid dan minta Masjid Al-Ikhlas kembali dibangun seperti semula.

Selain itu, sejumlah ketua ormas Islam ikut memberikan tausiyah agama memberikan dukungan untuk menentang pembongkaran sejumlah masjid di Kota Medan yang digusur dan dihancurkan untuk perlebaran lahan.(mag-7)

KPK ‘Keder’ Panggil Andi

JAKARTA- Menpora Andi Mallarangeng dan Bendahara Umum Partai Demokrat Muhammad Nazaruddin sepertinya masih bisa bernafas lega. Sebab, hingga kini Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) masih belum berniat memanggil dan mengorek keterangan keduanya terkait kasus Wisma Atlet Sea Games Palembang 2011. Padahal dua orang tersebut sering disebut-sebut sebagai pihak yang bertanggung jawab.

“Pak Wafid (Sesmenpora Wafid Muharam) selalu melaporkan semua tentang keuangan proyek Sea Games kepada pak Menteri (Menpora),” kata Erman Umar kuasa hukum Wafid kemarin (13/5). Dia menjelaskan laporan Wafid kepada Andi tersebut juga menyangkut tentang proyek Wisma Atlet. Yang meliputi tentang siapa pemenang tender dan dana yang dibutuhkan.

Meski Wafid sudah mengakui hal tersebut, KPK sepertinya belum bisa bertindak tegas. Juru bicara KPK Johan Budi mengatakan pihaknya pihaknya tidak akan terpengaruh dengan kabar-kabar yang beredar di luar. Selain itu, dalam bertindak pihaknya tidak hanya berdasar pada pengakuan seseorang, tapi juga berdasarkan barang bukti.

Nah, terkait rencana pemanggilan Andi yang merupakan atasan langsung Sesmenpora, Johan pun dengan nada diplomatis mengatakan bahwa pihaknya belum berencana memanggilnya. “Bukan tidak memanggil, tapi belum,” kata Johan dengan nada tegas.  (kuh/jpnn)