28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15319

Cirus Sinaga Masuk Sel

JAKARTA- Setelah dua bulan menyandang status tersangka kasus mafia hukum dan pemalsuan dokumen rencana tuntutan (rentut), Gayus Tambunan, akhirnya penyidik menangkap dan menginapkan jaksa Cirus Sinaga di kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat (15/4).

Penyidik mengeluarkan surat penangkapan, seusai memeriksa Cirus sejak pukul 09.30 WIB hingga 23.00 WIB. Surat penangkapan Cirus langsung ditandatangani oleh Direktur III Tindak Pidana Korupsi Bareskrim, Brigjen Pol Ike Edwin.

Menurut kuasa hukum Cirus, Parlindungan Sinaga yang ikut mendampingi pemeriksaan, kliennya bukan ditahan melainkan hanya ditangkap dan diinapkan sementara. Bahkan, menurutnya hasil kesepakatan dengan penyidik, maka Cirus akan diizinkan pulang pada Sabtu (16/4) besok, seusai menjalani pemeriksaan lanjutan.

Menurutnya, mekanisme seperti ini sesuai KUHAP. “Memang ada surat penangkapan 1×24 jam. Karena itu prosedur. Kalau disuruh tidur begitu saja, itu bisa diprotes, itu pelanggaran,” ujarnya.Di dalam kantor Bareskrim, Cirus tidur di ruang kerja seorang penyidik Direktorat III. “Pak Cirus tidur di ruangan kerja Pak Karyoto (penyidik). Janjinya seperti itu kepada saya. Ini saya dengar sendiri dari penyidik. Ini hasil diskusi. Saya tadinya juga protes, kenapa tidak besok saja diperiksa,” paparnya.

Di ruang kerja itu, Cirus masih disibukkan untuk mengoreksi 20 pertanyaan dan jawaban dari hasil pemeriksaan malam ini. “Dia tidur di sofa, bukan geletak begitu saja,” imbuhnya. (net/bbs/jpnn)

Target Utama Petinggi Polri

Serangan bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Kompleks Mapolres Kota Cirebon, diduga identik dengan bom Bali II dan bom di Hotel Ritz-Carlton pada 2009. Pelaku juga terdoktrin dengan baik, tenang, sadar, dan menarget pimpinan tertinggi di lokasi kejadian, yakni Kapolres Kota Cirebon AKBP Herukoco. Pelaku mengambil posisi terdekat dengan Kapolres.

“Serangan terhadap masjid memang bukan hal yang baru. Namun, serangan dengan metode bunuh diri di dalam masjid baru pertama. Dari bomb signature (jejak bom), rangkaian identik dengan bom Bali II dan bom Ritz-Carlton 2009. Ada paku, mur, dan baut,” kata sumber Jawa Pos di kalangan kepolisian.

“Kekuatannya low explosive, tapi ditargetkan untuk membunuh. Soal low explosive itu, memang akses peledak kelompok tersebut sudah habis dan sulit,” imbuhnya.

Bahan pembakar tidak bersifat combustive (membakar) dengan bukti karpet masjid masih utuh. “Tidak ada black powder atau TNT. Ini lebih mirip serbuk mercon,” jelasnya.

Detonator bom sabuk itu menggunakan sistem self trigger atau harus dipicu sendiri oleh pelaku. “Tidak ada ponsel yang ditemukan. Artinya, tidak bisa dipicu dari luar,” ujarnya.

Meski begitu, penyidik tetap yakin bahwa ada tim pemantau, minimal satu orang, yang memastikan serangan tersebut berhasil. “Itu yang juga kami kejar. Termasuk, melihat data CCTV apakah pelaku pernah survei sebelumnya atau belum,” ungkapnya.

Beberapa saat setelah ledakan itu, Kapolri Jenderal Timur Pradopo langsung menuju Cirebon. Dia pun menargetkan dalang di balik bom yang mengorbankan banyak anggota polisi tersebut segera ditangkap. “Anggota harus meningkatkan pengawasan kamtibmas,” katanya saat datang ke tempat kejadian kemarin.

Timur juga langsung memerintah Densus 88 Mabes Polri, Puslabfor, serta Pusat Identifikasi Sidik Jari Inafis Polri untuk bergerak. Petugas diminta mengecek data sidik jari dan mencocokkan wajah pengebom dengan database Densus 88 Mabes Polri.

Hingga pukul 22.00 tadi malam, pemeriksaan identitas itu masih berlangsung. Sebagian anggota tim penyidik Densus 88 membawa foto wajah pengebom yang diperkirakan berusia sekitar 24 tahun tersebut ke penjara-penjara teroris. Polisi mencocokkannya dengan para pentolan teroris yang sekarang masih menjalani masa hukuman.

“Dimulai dari sel Amman Abdurrahman,” kata sumber Jawa Pos (grup Sumut Pos) tadi malam. Amman Abdurrahman lebih dikenal di jaringannya sebagai Singa Tauhid. Dia pernah ditahan dalam kasus bom Cimanggis pada 2004. Setelah bebas, Amman ditangkap lagi dengan tudingan terlibat dalam pelatihan ala militer di Aceh. Pada 20 Desember 2010, PN Jakarta Barat memvonis Amman dengan hukuman penjara sembilan tahun. Amman mengajukan banding.

Mengapa Amman? Sumber itu menyebut, kelompok Amman adalah pihak yang selama ini meyakini paham masjid dhiror, yakni masjid sesat milik pemerintah atau polisi yang dianggap boleh diserang atau dihancurkan. Faksi lain berpendapat, masjid adalah tempat suci yang diharamkan untuk diserang. “Kita mulai dari sana (Amman), tapi semua juga akan kita tanya,” tambahnya.

Secara terpisah, Kepala Densus 88 Mabes Polri Brigjen M Syafii membenarkan bahwa Densus Mabes Polri memimpin penyidikan. “Ya, perintah Kapolri,” katanya. Namun, mantan Kapolresta Tangerang itu menolak menyebutkan perkembangan penyidikan. “Masih dini, belum 24 jam. Perkembangannya lewat humas saja,” ujarnya.

Serangan bom bunuh diri itu memakan 28 korban, termasuk Kapolresta Kota Cirebon AKBP Herukoco. Kabag Sumda Kompol Suhadi yang saat itu berdampingan dengan Kapolres juga terluka parah. Karena kondisinya kritis, dua perwira itu langsung dilarikan ke Rumah Sakit Pertamina, Kelayan.

Menurut Kasatlantas AKP Kurnia, bom tersebut meledak saat jamaah masjid hendak menunaikan salat Jumat. “Setelah khotbah, hendak takbiratul ihram, tiba-tiba ada seseorang berjaket menerobos dari belakang ke barisan saf kedua, persis di belakang Kapolresta. Mungkin Kapolresta menjadi sasaran utama,” katanya.

Kurnia yang saat kejadian berada di saf ketiga menjelaskan, pelaku menggunakan jaket hitam, celana hitam, berkopiah, berusia 20-an tahun, dan wajahnya terlihat perlente. Menurut dia, pelaku membawa sajadah. Tapi, sajadah itu tidak digelar, hanya dipegang. “Pelaku tidak menghadap kiblat saat khotbah, seperti mengawasi,” ungkapnya.

Sang khatib, Abbas Sudinta, juga membenarkan bahwa pelaku berpostur tinggi dan berkulit putih. “Hampir semua jamaah masjid itu anggota polisi.

Hanya beberapa yang sipil,” katanya. Ketika berdiri di mimbar khotbah di depan jamaah, Abbas melihat seseorang yang bukan anggota polisi bersandar di tembok dekat pintu. “Saya sendiri sama sekali tidak menaruh curiga,” ucap penyuluh agama Kemenag Kota Cirebon tersebut.

Dia menjelaskan, sepintas dirinya heran karena orang tersebut tidak menghadap kiblat, tapi ke selatan. “Awalnya saya pikir karena kondisi padat sehingga tidak bisa menghadap kiblat. Apalagi, konsentrasi jamaah di masjid bersiap menunaikan salat Jumat,” beber Abbas yang juga terluka di bagian tangan.

Menurut dia, suara bom tersebut seperti ledakan petasan dalam kotak. “Tetapi, bukan petasan,” lanjut dia. Setelah meledak, asap yang keluar berwarna hitam pekat. Suara dan asap itu berimbas pada telinga, hidung, serta tenggorokan. “Suara ledakannya membuat pilek dan mual-mual. Setelah meledak, para jamaah masjid berhamburan keluar. Kaca pecah, lampu di atas jatuh dan pecah,” ungkapnya.

Kasatintel Polres Kota Cirebon Singgih M. yang juga menjadi korban bom bunuh diri itu menyatakan, pelaku diduga berjumlah dua orang. Seorang menggunakan motor, tetapi berhasil kabur. Insiden tersebut diperkirakan terjadi pada pukul 12.15. “Ada anggota yang sempat melihat,” katanya.

Saksi lain menyebutkan, bom itu meledak tepat saat ikamah berkumandang. “Ketika sang imam mengucapkan takbir, seketika itu juga bom meledak,” tegas Anton, seorang saksi. “Kejadiannya begitu cepat. Pelaku meledakkan bom dan muncul asap tebal di dalam masjid yang membuat panik,” tambahnya.

Bom tersebut diperkirakan berjenis low explosive. Namun, hingga saat ini polisi belum mendeteksi motif bom bunuh diri itu. Bahkan, kejadian tersebut diduga tidak terendus intelijen sehingga pelaku lolos masuk ke mapolres dengan menerobos saf jamaah masjid.

Kasatnarkoba AKP Tri Silayanto menceritakan, sebelum meledakkan diri, pelaku terlihat tenang saat berada dalam masjid. “Awalnya saya perhatikan dia (pelaku, Red) duduk bersandar di tembok samping pintu selatan di barisan ketiga sambil mendengarkan khotbah. Namun, saat ikamah dan makmum berdiri, tiba-tiba dia maju ke baris kedua tepat di belakang Kapolres Cirebon Kota AKBP Herukoco. Saat imam mengucapkan takbir pertama, lalu …ddduuaaarrr… bom meledak,” ungkapnya.

Masih kata Tri, saat bom meledak, terlihat kepulan asap hitam dalam masjid dan terjadi kepanikan. “Setelah meledak, semua lari menyelamatkan diri. Saya lihat para korban tergeletak di lantai penuh darah, termasuk Pak Kapolres. Seketika itu saya langsung menolong Kapolres keluar masjid dan membawanya ke rumah sakit,” katanya.

Para perwira seperti Kasatintel AKP Singgih, Kasatlantas AKP Kurnia, Kanit Provost Ipda Budi Hartono, dan sejumlah anggota Polres Kota Cirebon yang mengalami luka-luka juga langsung dilarikan ke RS Pelabuhan. Dr Nurjati, kepala instalasi rawat inap RS Pelabuhan, menuturkan, sebagian besar korban terluka karena terkena lempengan logam, aluminium, paku, baut, dan mur.

“Kami temukan banyak benda keras yang menempel di tubuh korban. Ada 28 korban di RS Pelabuhan. Sementara itu, Kapolres dirujuk ke RS Pertamina. Lima orang menjalani rawat jalan dan 21 orang rawat inap,” jelasnya.

Di bagian lain, Menko Polhukam Djoko Suyanto mengatakan, peristiwa peledakan bom di masjid Polres Cirebon mendapatkan perhatian serius Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Presiden bersama jajaran pemerintah mengutuk keras kejadian yang tidak berperikemanusiaan itu.

SBY, kata Djoko, memerintah Kapolri, kepala BNPT, kepala BIN, dan aparat terkait menemukan siapa orang-orang di balik peledakan tersebut. “Temukan jaringan pelakunya,” kata Djoko dalam keterangan di kantornya kemarin.
Presiden meminta seluruh elemen masyarakat bersama-sama menanggulangi kejahatan seperti itu. Peran pemuka agama, pimpinan daerah, dan LSM juga dinilai penting. “Berikan informasi apa pun yang diterima, sekecil apa pun, kepada aparat terdekat untuk ditindaklanjuti,” imbaunya. “Sungguh tidak terduga, sasaran sudah berubah kepada tempat ibadah.?

Kepala BNPT Ansyad Mbaai menduga, pelaku pengeboman di polres merupakan kelompok lama. Dugaan tersebut mengemuka bila melihat kelompok yang biasa melakukan pengeboman dengan modus seperti itu. “Siapa kelompok yang biasa melakukan seperti itu. Tapi, ini baru dugaan,” katanya.

Bom dengan sasaran masjid tersebut, lanjut dia, bukan yang pertama. Sebelumnya pernah ada masjid yang menjadi target, yakni Masjid Istiqlal pada 1998 dan Masjid Agung Jogjakarta (2000). “Bukan hal baru. Itu sudah menjadi MO (modus) kelompok-kelompok yang selama ini melakukan itu. Tapi, ini bukan kesimpulan akhir,” ungkapnya.

Kepala BIN Sutanto mengatakan, hingga saat ini polisi masih menyelidiki siapa pelaku dan jaringan yang berada di balik bom masjid Polres Cirebon tersebut. Namun, berdasar pengalaman sejak 2000, jaringan teroris memang itu-itu saja. “Tapi, pelakunya (eksekutor, Red) yang berbeda,” ujar Sutanto.

Menurut mantan Kapolri tersebut, hal itu bisa terjadi karena masih ada pemimpin-pemimpin di jaringan tersebut yang bisa memberikan pengaruh kepada rekrutan-rekrutan baru. Sutanto mengungkapkan, memang banyak di antara anggota jaringan teroris yang berhasil ditangkap atau digagalkan sebelum melakukan perbuatannya. “Dia belajar juga menghindari petugas sehingga semakin ke sini semakin hati-hati. Tingkat kesulitan semakin tinggi,” paparnya.

Terkait dengan ancaman tersebut, kata Sutanto, sebenarnya dibutuhkan perangkat hukum yang lebih kuat. Aturan yang ada saat ini sulit digunakan untuk menjerat mereka yang menganjurkan kebencian atau perbuatan teror. Bahkan, setidaknya dibutuhkan dua alat bukti sebagai permulaan untuk memprosesnya.

Pernyataan itu sepertinya merujuk pada UU Intelijen yang saat ini masih dalam tahap pembahasan di DPR. Namun, Sutanto mengelak saat ditanya aturan tersebut akan sama dengan Internal Security Act (ISA) di Singapura dan Malaysia. “Tidak seperti ISA. Yang penting, rumusan undang-undang bisa mencakup kelompok yang melakukan teror, merangsang orang untuk melakukan teror,” tuturnya. (rdl/fal/hns/abd/jpnn)

30 Paku Nancap di Tubuh Kapolresta

Bom Bunuh Diri Pertama di Masjid

CIREBON-Kapolres Cirebon Kota AKBP Herukoco mengalami luka paling parah di antara 28 korban bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, Kompleks Mapolres Kota Cirebon, kemarin (15/4). Banyak serpihan logam besi ditemukan di tubuhnya. Karena itu, dia harus menjalani operasi besar di RS Pertamina Cirebon.

Sesaat setelah Herukoco tiba di Unit Gawat Darurat (UGD), beberapa dokter dan perawat memberikan pertolongan pertama dengan membersihkan luka di sekujur tubuh Kapolres Cirebon Kota. “Pada waktu datang, Pak Kapolres dalam keadaan sadar dan stabil. Kami melihat banyak luka robek akibat benda logam yang menancap di bagian punggung, lengan, tangan dan kepala. Kemudian, tim dokter melakukan penanganan,” jelas Direktur RSU Pertamina dr Zaenal A. kemarin.

Tim dokter juga sudah mencabut dan mengambil benda logam berupa paku, baut dan serpihan besi yang menancap di kulit punggung belakang, tangan, dan kepala Herukoco. “Paku 2 inci kami ambil dari kepala sebanyak dua buah, dari punggung lima buah. Kalau sisanya, banyak baut di punggung Kapolresta.

Saya tidak menghitung karena banyak,” katanya.
Tapi dari hasil observasi diketahui ada 30 benda dari serpihan bom yang sudah berkarat menempel di tubuh Herukoco.

Dia menuturkan, benda-benda logam yang menancap di tubuh Kapolres Cirebon Kota AKBP Herukoco itu kebanyakan sudah karatan. Selain membersihkan dan mencabut benda logam di tubuh Kapolres Cirebon Kota, tim dokter memberikan obat. “Kami sudah memberikan obat antiinfeksi kepada Kapolres,” katanya.

Untuk memaksimalkan operasi pembersihan logam dalam tubuh Herukoco, pihak RS Pertamina membentuk tim dokter untuk operasi. “Operasi” dilakukan oleh tiga dokter. Salah seorang di antaranya, dokter saraf. Kami mengharapkan operasi berjalan lancar dan berhasil,” ujarnya.

Menurut salah seorang anggota Polres Cirebon Kota Aiptu Dani, saat ledakan bom bunuh diri itu, dirinya berada di masjid mapolresta. “Waktu itu mau salat Jumat. Setelah takbir pertama, saya mendengar suara ledakan keras di tengah masjid. Saya awalnya mengira itu korsleting listrik.

Ternyata saya melihat di dalam masjid keluar asap besar. Saya sadar, ini bukan korsleting listrik. Makanya saya segera menjauhi masjid. Tapi, saya lihat dari pintu samping keluar, Kapolresta dalam keadaan sempoyongan dengan tubuh penuh luka,” tuturnya.

Melihat pimpinannya terluka, niat Aiptu Dani ingin kabur batal. Bahkan, dia kembali ke masjid untuk menolong pimpinannya. “Saya kembali ke masjid dan menolong Kapolresta bersama anggota Brigadir Rohimi. Kemudian, saya membawa Kapolres ke rumah sakit,” jelasnya.

Kapolri Jenderal Pol Timor Pradopo sesaat setelah membesuk Herukoco di rumah sakit mengungkapkan bahwa pihaknya sangat perihatin dengan kejadian tersebut. “Terus terang kami prihatin. Tadi saya melihat kondisi Kapolres sedang menjalani operasi oleh tim dokter. Jadi saya belum tahu secara pasti kondisi Kapolres. Kami berharap operasi berjalan baik dan lancar,” katanya.(ugi/c4/iro/jpnn)

Melahirkan Bayi Laki-laki

Tahanan narkoba pecah Ketuban

SIANTAR- Rita (24) wanita yang menjadi terdakwa kasus narkotika sudah melahirkan di Poliklinik Pemasyarakatan Kelas II-B Pematangsiantar di Jalan Asahan Km 6, Kecamatan Siantar, Simalungun. Wanita yang kini sudah menjadi ibu melahirkan bayi berjenis kelamin laki-laki dengan kondisi normal Jumat (15/4) sekira pukul 14.30 WIB.

Hingga kini Dokter Lembaga Pemasyarakatan belum memperbolehkan Rita banyak bergerak. Wanita yang tertangkap dari Lokalisasi Bukit Maraja ini masih tetap berada di ruang bersalin untuk beristirahat hingga pulih.

Proses persalinan terhadap Rita berjalan dengan normal. Sejak dibawa pulang dari Puskesmas Perumnas Batu VI dan tidak jadi mengikuti sidang pada Kamis (14/4) kemarin, Rita langsung dipindahkan penahanannya dari ruang Anggrek Lembaga Pemasyarakatan Kelas II-B Pematangsiantar menuju poliklinik yang ada disana.

Pihak Lapas yang sudah mempunyai dokter dan perawat untuk para napi ini pun memanggil Bidan dari luar yang kebetulan juga adalah istri dari Jonni Gultom, Pegawai Lapas, untuk memberikan bantuan tambahan yang mengkontrol perkembangan Rita dan anak yang dikandungnya.(hez/smg)

Buku Materi Lokal Terkendala Ilustrator

Proses pembuatan buku berisi materi lokal (Mulok) yang digagas Disdik Sumut besama sejarawan dan praktisi pendidikan beberapa waktu lalu prosesnya masih 50 persen.

Sesuai jadwal, buku ini harusnya sudah dicetak dan disebarkan ke berbagai sekolah di seluruh pelosok Sumut pada April 2011 ini. Apa kendala yang menjadi hambatan? Berikut hasil wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly dengan Koordinator Mulok sekaligus Sejarawan Unimed Ichwan Azhari, Jum’at (15/4).

Apa faktor yang paling mendasar terkendalanya penyelesaian buku ini?
Ini disebabkan minimnya sumber daya manusia (SDM) dalam bidang ilustrasi, sehingga terkendala pada proses pembuatan buku mulok jenjang sekolah dasar (SD).

Hingga saat ini untuk SDM illustrator cuma tiga orang, sedangkan buku mulok SD membutuhkan banyak gambar.
Kalau hanya buat tulisan muatan lokal itu gampang. Tapi untuk mencocokkan ke kurikulum juga membutuhkan proses editor yang harus diiringi dengan gambar.

Ilustrator dibutuhkan dalam penyelesaian buku mulok jenjang SD, karena hanpir 70 persen dari materinya menggunakan ilustrasi.

50 persen yang sudah selesai tadi mencakup apa saja?
Yang 50 persen itu mencakup tulisan tentang pahlawan, tertib lalulintas, ekosistem Danau Toba, seni rupa, musik dan sekolah sehat.

Dengan kendala ini, kapan target yang paling mungkin untuk menyelesaikan buku-buku ini?
Dengan adanya kendala ini, kita kembali menargetkan akhir April 2011 ini buku tersebut sudah bisa masuk percetakan. Di percetakan, kita juga tak menunggu sampai semua selesai, kita buat berjenjang. Bagian yang sudah siap langsung disebarkan.

Dalam penyelesaian ini, berapa kru yang sudah dimiliki?
Jumlah tim pembuat buku sebanyak 33 orang yang berasal dari USU, Unimed, UMSU, IAIN, USI, Pers, Polda, Ekosistem Danau Toba dan Museum Sumut.

Buku-buku ini nantinya diharapkan mampu menambah ilmu pengetahuan siswa tentang apa saja?
Melingkupi budi pekerti berbasis budaya, agama, matematika dan IPA berbasis budaya lokal dan Wisata Edukatif. Memahami karakter dasar yang dimiliki masyarakat, budi pekerti, lingkungan, sejarah yang mendalam tentang kondisi di daerahnya sendiri khususnya Sumut.

Buku ini juga nantinya tak hanya diperuntukkan bagi siswa, melainkan juga guru yang digunakan pada tahun pelajaran 2011/2012 mendatang. Karena itu kita harapkan buku tersebut sudah bisa didistribusikan selambatnya Mei 2011 mendatang ke seluruh kabupaten/kota.

Buku ini juga nantinya ada yang dijadikan sebagai suplemen dalam buku-buku pelajaran nasional dan ada buku muatan lokal yang berdiri sendiri.

Apa saja yang menjadi suplemen pelajaran nasional, dan apa pula yang berdiri sendiri?
Buku yang nantinya akan dijadikan suplemen pelajaran nasional yakni, Riwayat Hidup dan Perjuangan Tujuh Pahlawan Nasional Asal Sumatera Utara, Sejarah Kesultanan dan Budaya Etnik-etnik di Sumatera Utara, Penyebaran dan Pengaruh Islam, Kristen dan Hindu-Buddha di Sumatera Utara, Seni Budaya Sumatera Utara, Sosiologi-Ekonomi dan Ekosistem Danau Toba.

Sedangkan buku yang berdiri sendiri yakni, Situs-situs Sejarah di Sumut, Tertib Berlalu Lintas, Budi Pekerti Berbasis Budaya, Budi Pekerti Berbasis Agama, Matema-tika dan IPA Berbasis Budaya Lokal dan ditambah dengan buku pengembangan diri untuk SD, SMP dan SMA yaitu Lingkungan Sekolah Sehat dan Wisata Edukatif. (*)

Kunci Jawaban UN Diduga Bocor

Tanggung  Sendiri Akibatnya

MEDAN- Beredarnya informasi bahwa kunci jawaban Ujian Nasional (UN) telah bocor, mendapat perhatian serius dari Ketua Koordinator Perguruan Tinggi Pengawas UN Sumut 2011 Prof Selamat Triono Ahmad.
Dia mengimbau kepada masyarakat yang menemukan kecurangan pada UN tahun ini untuk menginformasikannya ke Unimed.

“Baik masyarakat maupun media massa yang menemukan kecurangan pada UN, diharapkan mengkonfirmasikannya kepada Unimed. Hal ini tentunya untuk ditindaklanjuti dan diambil tindakan tegas,” ungkapnya kepada wartawan, Jum’at (15/4).
Menurut Penjabat Rektor Unimed ini, tugas pengawas bukan hanya saat ujian berlangsung.

“Tapi juga bertanggung jawab sejak master naskah soal UN dari Jakarta sampai masuk ke percetakan, penggandaan, pengepakan, pendistribusian, pengiriman dan pengamanan naskah soal oleh kepolisian di kabupaten/kota,” tegas Selamat.

UN yang selama ini dilaksanakan, secara sistem sudah berjalan lancar. Menurutnya, beredarnya isu kecurangan pada waktu pelaksanaan ujian, hal tersebut mungkin hanya disebabkan human error saja Sementara itu, kembali Kepala Disdik Medan Hasan Basri menjelaskan, Dinas Pendidikan telah berupaya semaksimal mungkin mensosialisasikan kepada masyarakat termasuk kepada siswa, orangtua siswa dan sekolah untuk jangan mempercayai adanya isu kebocoran soal.

“Karena hal tersebut 100 persen tidak akan benar. Kita juga sudah secara terus-menerus mensosialisasikan hal ini kepada masyarakat melalui sekolah, running text di televisi, melalui media massa seperti radio dan surat kabar,” katanya.

Lebih lanjut Hasan mengatakan, jika tetap masih ada siswa maupun orangtua siswa yang mempercayai hal seperti itu, resikonya ditanggung sendiri. “Kenapa masih mau percaya, sementara sudah berulang kali kita ingatkan. Jika sampai menderita kerugian materi, ya tanggung sendiri akibatnya,” tegasnya.

Di kesempatan berbeda, Kabag Humas Yayasan Primbana Medan Mdt Simbolon menjelaskan, sesuai dengan pemberitaan di Sumut Pos terbitan Jum’at (15/4), pada tulisan tersebut pihak yayasan melalui kepala sekolah telah membantah adanya oknum tertentu yang dengan sengaja mengiming-imingi siswa dengan adanya kunci jawaban soal UN 2011 ini.

“Setelah orangtua membaca pemberitaan tersebut, sempat terjadi kebingungan oleh orangtua siswa yang langsung mengajukan pertanyaan ke pihak yayasan. Atas hal itu, kami juga telah mendatangi kantor Sumut Pos di Graha Pena Jalan Sisingamangaraja Medan, untuk mengklarifikasi hal tersebut,” ujarnya.

Dengan hal itu pula lanjutnya, pihak yayasan kembali menegaskan kepada masyarakat dan orangtua siswa, khususnya yang memiliki anak yang bersekolah di Yayasan Primbana Medan, untuk tidak mempercayai atau mengacuhkan adanya isu pembocoran soal tersebut.

“Sejak yayasan ini berdiri pada 2005 lalu, kami tak memungut sedikitpun dana dalam pelaksanaan UN tiap tahunnya. Kami malah membekali siswa dengan bimbingan belajar di sekolah dan berbagai try out, dan itu semua adalah gratis. Karena sudah ditanggung oleh yayasan,” kata Mdt Simbolon.

Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Medan Rebekka Girsang mengaku, menjelang pelaksanaan UN yang semakin dekat ini, pihaknya bersama siswa menggelar berbagai kegiatan untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menghadapi UN.

“Kita sudah menggelar do’a dan dzikir bersama pada Maret lalu sebelum UAS. Kami harapkan dengan telah menggelar kegiatan ini, anak-anak bisa berhasil. Tentunya, tak hanya berdo’a dan dzikir, kita juga telah membekali siswa dengan belajar dan kerja keras,” ujarnya.

Hal serupa diungkapkan Kepala SMA Negeri 3 Medan Sahlan Daulay. Pihaknya juga telah menggelar do’a bersama pada 10 Maret 2011 lalu. “Kegiatan ini kita harapkan untuk memohon kelulusan pada Yang Maha Esa. Tentunya dibarengi dengan usaha yang keras juga dari semua pihak. Pada tahun lalu kelulusan mencapai 97 persen. Jadi pada tahun ini dengan peraturan UN yang juga baru, diharapkan siswa bisa lulus 100 persen,” harapnya. (saz)

4 ABG Mabuk Lem Cap Kambing

SIBOLGA-Empat anak baru gede (ABG) ditangkap personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) sedang mengisap tiga lem kambing dalam bentuk pasta di Lapangan Tennis persis di belakang Kantor Wali Kota Sibolga, Jumat (15/4) sekira pukul 08.00 WIB.

Keempat pelaku masing-masing berinisial DZ (14), BW (15), BS (16) siswa SMKN 1 Sibolga, dan HS alias PS (16) siswa SMA HKBP Sibolga. Keempatnya warga Kelurahan Sibolga Ilir Kecamatan Sibolga Utara, Kota Sibolga.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Kota Sibolga, Rumbun Simanjuntak SSos menyebutkan, penangkapan terhadap pelaku dilakukan setelah pihaknya mendapat laporan, adanya 5 ABG yang sedang mengisap lem kambing.

Selain itu, kegiatan tersebut juga merupakan salah satu program kerja Satpol PP Sibolga. Sebab itu, mendengar laporan dari masyarakat setempat, pihaknya langsung mengerahkan sejumlah personel untuk memastikan kebenaran informasi yang mereka terima.

“Sesampainya di lokasi yang disebutkan, tepatnya di lapangan tennis di belakang kantor wali kota, personel Satpol PP menemukan lima ABG sedang asyik mengisap lem kambing, namun salah seorang temannya berinisial SN, siswa SMKN 1 Sibolga sempat melarikan diri.

Kemudian personel langsung mengamankan keempat pelaku tersebut bersama barang bukti tiga buah lem kambing dalam bentuk pasta, dua buah plastik sebagai tempat lem, dan satu buah mancis,” ujarnya.

Masih menurut Rumbun, saat keempat anak itu ditemukan sudah dalam kondisi agak mabuk akibat mengisap lem kambing tersebut. “Anak-anak ini kita dapati sudah dalam keadaan agak mabuk. Karena saat kita mintai keterangan, jawaban yang mereka berikan sedikit ngawur, bagaimana lazimnya orang yang mabuk,” tukasnya sembari menambahkan pihaknya akan rutin melakukan razia untuk menyergap yang lainnya yang kemungkinan masih melakukan perbuatan serupa.

Menyinggung tentang sanksi yang akan diberikan, Rumbun mengatakan masih sebatas pembinaan. “Orangtua dan guru sekolah yang bersangkutan kita panggil dan membuat pernyataan tidak akan mengulangi lagi. Apabila masih mengulangi maka akan kita serahkan ke pihak kepolisian,” tandasnya. (tob/muh/smg)

Parkir di Rumah Sepeda Motor Raib

SERGAI- Samsidi (36) warga Dusun I, Desa Pematang Setrak, Kecamatan Teluk Mengkudu, Sergai kehilangan 1 unit sepeda motor Yamaha Vixion BK 2489 XAA, dua unit helm dan telepon seluler, Kamis (14/4) sekitar pukul 05.30 WIB.

Menurut keterangan korban, ia mengetahui kehilangan hartanya setelah bangun pagi. “Aku tahu ketika bangun, sepeda motor parkir yang di ruang tamu dalam keadaan stang terkunci sudah raib. Begitu juga dua helm dan ponsel merek K-touch yang berada di sekitar ruang tamu,” bilang Samsidi, Jumat (15/4).

Ia menduga, para pelaku masuk dari jendela depan dengan menggunakan alat yang dipersiapkan dan keluar dari pintu belakang dengan membawa hasil curian. (mag-15)

Truk Muatan Kulit Kemiri Masuk Jurang

PAHAEJULU- Truk Fuso nomor polisi BK 9393WY bermuatan kulit kemiri masuk jurang di Ruangni Homang Desa Lobupining, Kecamatan Pahaejulu Kabupaten Tapanuli Utara, Jumat (15/4) sekira pukul 09.00 WIB. Tidak ada korban jiwa, hanya saja akibat peristiwa itu sempat terjadi kemacetan selama dua jam.

Sopir truk mengaku marga Tarihoran, Jumat (15/4) mengatakan, terjadinya peristiwa karena ia mengalami sedikit masalah ketika mengganti perseneling di tanjakan. Di saat bersamaan, satu unit kendaraan datang dari arah berlawanan.

Untuk menghindari terjadinya kecelakaan, Tarihoran membanting setir ke kiri. Kegagalan mengganti perseneling ini lah yang mengakibatkan truk bermuatan 20 ton kulit kemiri tidak dapat dikendalikan. Akibatnya, truk bukannya maju malah mundur ke arah jurang.(roy/des)

Harapan Warga di Pundak Gatot

MEDAN- Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho telah menerima semua data yang dimiliki masyarakat Sari Rejo, termasuk putusan Mahkamah Agung (MA) RI. Berkas tersebut diterimanya di sela-sela sidang Paripurna Istimewa DPRD Sumut dalam Rangka Memperingati Hari Ulang Tahun Provsu ke-63 di Aula Martabe, Lantai II Kantor Gubsu, Jalan diponegoro Medan Jum’at (15/4).

Setelah menerima berkas itu, Gatot menyatakan, akan mempelajari dann
kemudian menindaklanjuti persoalan tanah yang telah bersengketa sejak 1950 tersebut.

“Ini akan saya pelajari dahulu. Nanti setelah itu, baru bisa kita tentukan sikap dan tindakan selanjutnya,” ujarnya kepada wartawan Sumut Pos.
Sementara itu, masyarakat Sari Rejo melalui Ketua Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) Riwayat Pakpahan menjelaskan, saat ini masyarakat Sari Rejo menggantungkan harapan kepada Pelaksana Tugas (Plt) Gubsu Gatot Pujo Nugroho.

Hal itu dikarenakan, masyarakat Sari Rejo telah menempuh berbagai cara dialogis, baik dari tingkat Kota Medan hingga pemerintah pusat, bahkan juga telah mengantongi keputusan hukum dari institusi pengadilan hukum tertinggi yakni, Mahkamah Agung (MA), namun hingga saat ini persoalan tersebut belum juga tuntas.

Dijelaskan Riwayat, putusan MA RI No 229K/Pdt/1991 tanggal 18 Mei 1995 tersebut yang dalam amar putusannya menyatakan, tanah-tanah sengketa adalah tanah garapan, perbuatan tergugat yang melarang penggugat membangun rumah atau mengharuskan penggugat-penggugat agar terlebih dahulu memperoleh izin dari tergugat untuk membangun rumah di atas tanah-tanah sengketa adalah perbuatan melanggar hukum.

Artinya, dengan dasar hukum ini telah memperkuat masyarakat Sari Rejo untuk mendapatkan sertifikat tanah, yang selama ini mereka perjuangkan. “Kepada Pak Gatot kami titipkan harapan. Telah berbagai cara kami tempuh, tapi belum juga ada kepastian. Mudah-mudahan di tangan Pak Gatot persoalan ini bisa selesai,” terang Riwayat.

Sedangkan anggota Komisi A DPRD Sumut, Marasal Hutasoit yang ditemui wartawan Sumut Pos di Kantor Gubsu menyatakan, dalam perjuangan untuk segala jenis sengketa tanah di Sumut, termasuk Sari Rejo akan dibahas di Panitia Khusus (Pansus) Tanah DPRD Sumut, dimana Pansus Tanah tersebut saat ini telah melakukan inventarisir sengketa-sengketa tanah di Sumut untuk diselesaikan.(ari)