29 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15338

Sediakan Hadiah dan Gelar Juggling Contest

MEDAN-Sebanyak 200 sekolah sepak bola yang akan mengikuti Danone Nation Cup 2011 Zona Sumut pada 16-17 April mendatang, kemarin (12/4) menjalani screening pemain di halaman gedung National Paralympic Committee (NPC) Sumut, Jalan Stadion Teladan Medan.

Menyikapi hal tersebut Plt Ketua PSSI Sumut Idrus Junaidi didampingi penasehat even Ir Badiaradja Manurung, Ketua Bidang Usia Muda, Futsal dan Sepak Bola Wanita, serta Ketua Biro Kompetisi Drs Azzam Nasution MAP mengaku salut dengan tingginya minat serta animo SSB untuk mengikuti even ini.

Diungkapkannya, juara pada zona Sumut nanti berhak berlaga pada even sejenis tingkat nasional, yang juga berarti berkesempatan mengikuti  even tingkat internasional yang berlangsung di Kota Madrid.

“Untuk tingkat nasional dan internasional, seluruh biaya transportasi dan akomodasi ditanggung pengelola Danone Nation Cup, dalam hal ini PT Mahaka. Jadi, ini merupakan kesempatan terbaik bagi tim-tim asal Sumut untuk menorehkan prestasi internasional,” bilang Idrus.

Sementara itu Ketua Panitia Mukhsin Pohan SH MSi didampingi Sekretaris Iwan Junaidi menerangkan bahwa pada gelaran DNC 2011 kali ini pihaknya mencoba formulasi baru, yang intinya berorientasi pada upaya meningkatkan animo para pemain untuk lebih giat berlatih.

“Selama ini, juara DNC hanya berhak tampil di tingkat nasional tanpa mendapatkan hadiah apa pun juga. Tapi kali ini, selain berlaga di tingkat nasional, panitia juga berinisiatif memberi uang pembinaan kepada dua tim finalis” bilang Mukhsin.

“Selain itu, tiap-tiap SSB yang terlibat pada gelaran DNC kali ini juga berhak mengirimkan seorang pemainnya untuk mengikuti juggling contest. Pemenang juggling contest ini pun akan mendapat uang pembinaan dari panitia,” tambahnya.

Menyikapai hal tersebut manejer tim SSB Sinar Sakti Medan Awal mengaku salut dengan gebrakan panitia. Menurutnya, apa yang dilakukan panitia DNC Zona Sumut perlu ditiru.
“Sesungguhnya tanpa ada uang pembinaan dan juggling contest pun kami tetap tampil semaksimal mungkin. Apalagi bila ada iming-iming uang pembinaan dari panitia, sudah pasti tekad untuk menjadi yang terbaik semakin membara,” bilang Awal.

Usai screening pemain yang berakhir hari ini, pada Jum’at (15/4) akan digelar technical meeting yang berlangsung di Aula Paskhas TNI UA Medan Polonia. (jun)

TI Medan Gelar Ujian Kenaikan Tingkat

MEDAN- Pengcab Taekwondo Indonesia (TI) Medan akan menggelar ujian kenaikan tingkat yang berlangsung di Gedung Tri Brata SPN Sampali Jalan Bhayangkara Medan pada 1 Mei 2011 nanti.

Ujian kenaikan tingkat ini merupakan program kerja TI Medan. Karenanya pada saat pelaksanannya nanti TI Medan akan melakukan kordinasi dengan TI Sumut.

“Kami berharap lewat ujian kenaikan tingkat ini para taekwondoin dapat menyerap semua ilmu yang diberikan oleh para sabeum (instruktur), sehingga ke depannya terjadi keseragaman teknik di antara taekwondoin,” bilang Bobby Octavianus Zulkarnaen SE, Ketua Pengcab TI Medan, kemarin (12/4).

Selanjutnya Bobby berharap agar  ujian kenaikan tingkat ini  dapat meningkatkan disiplin taekwondoin.
“Rencananya, ujian kenaikan tingkat ini akan dibuka secara resmi oleh Ketua Umum TI Sumut Meherban Shah,” ungkap Bobby.

Bagi yang ingin mengikuti ujian kenaikan tingkat ini sudah dapat mendaftarkan diri dengan menyertakan foto copy sertifikat sabuk taekwondo terakhirnya, pas photo warna pakai dobok (pakaian taekwondo) ukuran 3×4 sebanyak dua lembar, foto copy sertifikat DAN pelatih, serta foto copy surat keterangan dari Unit/Dojang yang di terbitkan Pengcab TI Medan. (omi)

Panas

MEDAN-Suhu pertandingan antara PSMS kontra Persiraja kemarin malam sangat tinggi. Tak hanya di atas lapangan, pertarungan antara keduanya juga berlangsung di luar lapangan. Dua gol tuan rumah yang dikemas Vagner Luis menit 50 dan penalti Gaston Gastano menit 76 baru bisa meredakan suhu pertandingan yang diwarnai dendam itu.
Ya, laga tersebut memang sarat dendam. Pertemuan keduanya di Divisi Utama kerap panas. Para laga pertama PSMS takluk 3-0. Maka laga ke 21 bagi PSMS musim ini kemarin malam tersaji bak drama menegangkan. Sejak awal laga kedua tim saling serang dengan tempo tinggi. Maka itu pertempuran semakin sengit dengan iringan sedikit adegan ‘kungfu’. Meski saling serang dan banyak peluang tersaji di babak pertama, namun skor tetap kacamata hingga kedua tim turun minum.

Nah, menjelang babak pertama ini usai drama lanjutan terjadi. Laga bahkan sempat molor sekitar 30 menit. Rupanya ada insiden di ruang ganti. Penyerang Persiraja, Christian Bekatal dipukul orang tak dikenal. Hal ini sempat memancing kekisruhan, sebab Persiraja sempat tak ingin melanjutkan laga. Namun akhirnya seluruh skuad tim tamu masuk ke lapangan. Dan Christian Bekatal terlihat sudah mengenakan perban di kepalanya.  Dan laga pun dimulai. PSMS mengambil inisiatif serangan. Laskar Rencong bermain tetap pada tempo tinggi namun menjurus kasar. Sekitar lima menit laga berjalan, PSMS berhasil memecah kebuntuan. Berawal dari tendangan bebas yang digeber kapten tim, Affan Lubis, bola diagonal berhasil menyentuh kepala Gaston Castano untuk selanjutnya berpindah ke kepala Vagner Luis. Meski sempat menepis bola, kiper Persiraja tak kuasa menahan bola masuk gawangnya. Skor 1-0 untuk Ayam Kinantan diiringi dengan gemuruh sekitar 20 ribu penonton malam itu.

Keunggulan tuan rumah akhirnya terkunci setelah Rinaldo diganjal di kotak penalti menit 75. Tusukan Rinaldo tak kuasa dihentikan bek Persiraja. Wasit menunjuk titik putih dan Gaston Castano dipercaya jadi algojo berhasil melesakkan bola ke dalam gawang dan skor 2-0 berakhir untuk tuan rumah. Usai laga, Arsitek Persiraja Heri Kiswanto bisa menerima kekalahan dengan lapang dada. “Pertandingan berjalan dengan baik. Pemain sempat down lantaran insiden sebelum babak kedua. Saya sudah berusaha mengcover tapi kita tidak tahu apa yang ada di hati para pemain,” bebernya. “Inilah sepak bola, selalu penuh dengan pernak perniknya. Tapi permainan yang diperagakan kedua tim cukup baik,” sambungnya. Sementara Asisten Manajer PSMS, Benny Tomasoa mengakui Persiraja tampil sangat baik dan layak di papan atas. (ful)

Dipukuli Pemuda Mabuk

Entah mimpi apa Len Tjai (48), semalam. Pasalnya, warga Jalan AR Hakim Medan ini dipukuli hingga babak belur oleh empat pemuda yang sedang mabuk-mabukan di Jalan Kalianda, tepatnya di Simpang Thamrinn Minggu (10/4) pukul 11.30 WIB.

Ceritanya, saat itu Len Tjai sedang berjalan kaki menuju rumahnya. Setibanya di Simpang Jalan Thamrin, Len bertemu dengan empat pemuda yang diduga sedang pesta miras. Saat itu, keempat pemuda yang sedang mabuk-mabukan tersebut melihat Len dan langsung mendatanginya. Len dituding telah bertindak tidak sopan kepada keempat pemuda mabuk tersebut.

Tanpa basa-basi, keempat pemuda itu langsung memukuli Len hingga babak belur, sampai-sampai gigi depannya patah dan bibirnya robek. Tak senang dianiaya, Len langsung mendatangi kantor polisi terdekat. Sekira pukul 12.48 WIB, Len mendatangi RSU Dr Pirngadi Medan untuk membuat surat visum melengkapi laporan polisi.(mag-7)

Lurah Dilarang Sakit

MEDAN- Wali Kota Medan Rahudman Harahap “mengharamkan” semua lurah di Kota Medan tidak masuk kantor karena sakit. Hal itu dikemukakan Rahudman saat memberi kata sambutan pada pembukaan evaluasi SKPD triwulan I, Selasa (12/4), di Hotel Emerald Garden.

“Saya tidak ingin mendengar para lurah tidak masuk kantor karena sakit. Saya tidak ingin mendengar laporan Anda sakit. Saya saja kalau sakit, tidak pernah melapor kepada Anda,” tegas Rahudman pada acara evaluasi tersebut.

Lebih lanjut Rahudman mengatakan, lurah harus bersedia setiap saat dalam melakukan pemantauan di kelurahan masing-masing. Maksudnya, setiap lurah harus tanggap terhadap hal-hal yang mungkin bias sewaktu-waktu terjadi.
“Lurah harus 24 jam siap sedia menerima laporan dari warganya. Mengayomi warganya dan lain sebagainya,” tambahnya.

Sementara itu, HM Syaf Lubis anggota dewan kota yang hadir pada kesempatan itu menyatakan, instruksi dan penegasan itu merupakan upaya antisipatif. Karena selama ini banyak hal-hal yang terjadi, tanpa pernah terduga.
Pada kesempatan itu pula Syaf Lubis mengomentari mengenai instruksi wali kota kepada lurah untuk segera menikah dalam rentang waktu tiga bulan ke depan.

Menurutnya, dengan menikahnya para lurah yang masih lajang akan membuat lurah tersebut semakin focus dalam memimpin setiap kelurahan yang dipimpinnya. Sementara mengenai waktunya, Syaf menuturkan, waktu tiga bulan yang diberikan adalah waktu yang sangat singkat.

“Tiga bulan itu singkat. Paling tidak enam bulan. Baru setelah itu, bias melakukan peninjauan kepada lurah-lurah itu dan jika ditemukan ada yang belum menikah, baru bias diambil tindakan,” bebernya.(ari)

Tindak Pelanggar Rambu Lalulintas

Kemacetan arus lalulintas di Kota Medan membuat ibukota Sumatera Utara ini menjadi semrawut. Kemacetan yang terjadi disebabkan banyak faktor, diantaranya padatnya jumlah kendaraann yang melintas di jalan raya. Karenanya, pemerintah diimbau untuk segera membatasi jumlah kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Hal ini disampaikan Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Sumut Haposan Siallagan SH MH kepada wartawan Sumut Pos, Jhonson P Siahaan di ruang kerjanya, Selasa (12/4). Berikut petikan wawancaranya.

Menurut Anda, apa penyebab kemacetan yang terjadi di Kota Medan?

Tak bisa kita pungkiri, masih banyak pengendara yang tidak tertib di jalan raya. Para pengendara seenaknya main terobos rambu dan marka jalan. Kondisi ini diperparah dengan minimnya jumlah petugas yang mengawasi, khususnya di persimpangan-persimpangan yang padat arus lalulintas. Nah, kondisi inilah yang menjadi faktor utama kemacetan di Medan, selain padatnya jumlah kendaraan.

Lalu, menurut Anda, apa yang harus dilakukan untuk mengatasi kemacetan ini?
Menurut saya, sarana dan prasarana juga belum 100 persen memadai atau dengan kata lain, jika 60 persen saja sarana dan prasarana sudah ada, maka arus lalulintas tidak akan macet dan bisa berjalan dengan lancar.
Sarana dan prasarana yang ada saat ini, juga tidak sesuai dengan pertumbuhan jumlah kenderaan yang semakin banyak. Salah satunya semakin banyaknya jumlah kenderaan roda dua. Badan jalan juga perlu diperlebar agar semua kenderaan bisa lewat dan jalur-jalur untuk kenderaan roda dua dan untuk kenderaan roda empat juga harus dibuat dengan tujuan supaya tidak main masuk saja ke jalur yang ada.

Untuk petugas sendiri, menurut Anda bagaimana kinerja mereka?
Menurut saya belum maksimal. Karena masih ada kita jumpai di lapangan bahwa petugas itu ada yang main mata dengan para pengendara yang melanggar lalulintas tersebut. Jika itu dibiarkan, mental dan perilaku masyarakat yang melanggar lalulintas akan semakin menjadi. Penegakkan hukum itu harus ditegakkan supaya tidak ada orang yang melanggar lalulintas.

Jadi, apakah gaji mereka sudah sesuai dengan kinerja mereka?
Kalau soal gaji, tentunya gaji yang mereka terima masih kurang sesuai dengan tugas mereka. Karena, jika gaji atau upah mereka tinggi otomatis mereka akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan tidak akan ada petugas yang main mata dengan pengendara yang melanggar lalulintas tersebut. Upah atau gaji yang tinggi dibarengi dengan bonus, maka petugas itu akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Pemerintah harus memperhatikan itu dengan baik dan benar.(*)

Kamis, Ganti Rugi Dibayar

MEDAN- Pembebasan lahan Fly Over Jamin Ginting sampai saat ini belum rampung juga. Bahkan pembayaran ganti rugi molor dari rencana semula. Buktinya, jadwal pembayaran ganti rugi lahan seharusnya pada Februari 2011 lalu, namun baru akan dilaksanakan Kamis (14/2) mendatang.

Menurut Ketua Tim Pembebasan Lahan Fly Over Jamin Ginting Thomas Sinuhaji mengatakan, keterlambatan ini dikarenakan pencairan dana dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) juga terlambat dicairkan.
“Memang rencananya Februari lalu sudah kita mulain pembayaran ganti rugi tahap III, tapi karena terkendala dana dari APBN yang belum cair maka membuat pembayaran ganti rugi lahan juga tertunda. Tapi sekarang sudah cair, Kamis pekan ini sudah kita mulai lagi pembayaran,” terang Thomas Sinuhaji saat ditemui Sumut Pos di Hotel Emerald Garden Jalan Putri Hijau Medan, Selasa (12/4).

Lebih lanjut Thomas menjelaskan, dalam pembayaran tahap III ini dana yang diterima tim pembebasan lahan sebesar Rp15 miliar. Sementara itu, warga atau kepala keluarga (KK) yang belum menerima ganti rugi lahan dari 130 warga yang terdata sebanyak 73 KK. Sedangkan yang telah menerima sebanyak 57 KK.

“Untuk tahap I dan II di 2010 lalu dana yang telah disalurkan sebesar Rp10 miliar, untuk 57 KK. Dengan dana ini, diharapkan bias terselesaikan pembayaran ganti rugi lahan tersebut,” terangnya.
Dikatakannya lagi, dengan kenyataan itu, menegaskan bahwa pada 2011 ini belum ada sama sekali pembayaran yang dilakukan oleh tim kepada warga.(ari)

Wali Kota Urung Copot Kadis

Empat SKPD Rapor Merah

MEDAN- Wali Kota Medan Rahudman Harahap tidak menepati janjinya untuk melakukan pencopotan, terhadap Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang men dapat ‘rapor merah’ dalam evaluasi kinerja SKPD triwulan I di Hotel Emerald, Selasa (12/4). Padahal, ada beberapa kepala SKPD yang mendapat ‘rapor merah’ dan menjadin
sorotan Rahudman saat itu. Yakni Kepala Dinas Pertamanan Erwin Lubis, Kepala Dinas Kebersihan Pardamean Siregar, Kepala Dinas Bina Marga Gunawan Surya Lubis.

“Sudah saya instruksikan untuk melakukan hal-hal apa saja. Dinas Pertamanan masih perlu ditingkatkan kinerjanya. Termasuk Dinas Kebersihan. Khusus untuk Dinas Kebersihan kita harus punya kendaraan pengangkut sampah 10 unit. Kemudian Dinas Bina Marga, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan. Meskipun sudah meningkatkan PAD, bukan berarti pengawasan terhadap bangunan-bangunan terhenti,” ungkapnya.

Rahudman juga menyoroti kinerja Kepala Dinas Perhubungan Syarif Armansyah Lubis, untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kerja. “Dinas Perhubungan juga, kita minta untuk lebih meningkatkan kinerjanya, khususnya peningkatan petugas di lapangan,” katanya.

Bagaimana dengan janji pencopotan yang akan dilakukannya terhadap kepala SKPD tersebut? Rahudman terlihat enggan menjawabnya dan mencubit perut wartawan Sumut Pos.

Namun, usai acara tersebut dan ditanya wartawan saat Rahudman hendak meninggalkan hotel, dengan tegas Rahudman menyatakan, tidak ada pencopotan.

“Ya nggak lah, kita dorong dululah. Baru trip pertama ini, nantikan ada trip kedua. Saya sudah memberikan instruksi kepada mereka (para kepala dinas, Red) hal-hal apa saja yang harus dikerjakan. Kita lihat dulu sambil jalan nanti,” katanya.

Rahudman juga menyatakan, evaluasi yang dilakukan tersebut sebagai pertanda bagi semua SKPD untuk tidak berleha-leha. “Ini untuk mendorong kinerja, jadi tidak ada alasan untuk berleha-leha. Program sudah ada, APBD sudah ditetapkan lebih awal. Tidak ada alasan lagi untuk tidak melaksanakan tugas. Kalau ada hambatan, semuanya bias kita bicarakan,” terangnya.

Dengan pernyataan itu, berarti Rahudman menyangkal pernyataannya sendiri saat pemaparan Kapoldasu kepada jajaran Ditlantas Poldasu dan Satlantas Polresta Medan, jajaran Dishub Medan dan Satuan Polosi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Medan, di tempat yang sama, Jum’at (8/4) lalu.

Pada kesempatan itu, dengan tegas Rahudman menyatakan, jika ada SKPD yang mendapat ‘rapor merah’ maka bisa berpeluang akan dicopot dari jabatannya.

Terkait hal itu, pengamat perkotaan Medan Rafriandi menilai, sikap Rahudman tersebut adalah wujud ketidaksinkronan antara perkataan dan perbuatan.

“Sebagai masyarakat yang ilmiah, tentu kita harus menggunakan dasar-dasar pijakan yang sifatnya logika, objektif dan kritis atau teori LOK. Pendekatannya bias pada data-data pernyataan wali kota dari tanggal sekian dan tanggal sekian. Artinya, janji yang telah diungkapkan hharus ditagih,” tegasnya.(ari)

Lokasi Sulit Dicapai, Warga Batal Mengadu

Kantor Polsekta Medan Area di Wilayah Hukum Polsekta Medan Kota

Untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat, umumnya kantor kepolisian berdiri di wilayah hukumnya sendiri. Namun tidak bagi Polsekta Medan Area. Kantor Polsekta Medan Area berdiri di wilayah hukum Polsekta Medan Kota.

Jhonson P Siahaan, Medan

Polsekta Medan Area berdiri di Jalan Semeru No 14, Medan Kota. Selain berdiri di wilayah hukum Polsekta Medan Kota, untuk mencapai kantor Polsekta Medan Area ini pun agak sedikit sulit. Pasalnya, tidak ada satupun angkutan kota yang melintas di sana. Karenanya, jika ingin membuat pengaduan atau berurusan ke Polsekta Medan Area ini, masyarakat harus menggunakan jasa becak bermotor ataupun sepeda motor.

Hal ini jelas membuat masyarakat yang berurusan dengan Polsekta Medan Area sedikit mengeluh dengan posisi kantor Polsekta Medan Area tersebut. “Polseknya jauh sekali. Padahal, rencananya saya mau mengadukan kasus pencurian yang saya alami, karena kejauhan, saya tak jadi melapor,” ungkap J Sinaga (40), yang akrab disapa Pak Angel, warga Jalan Menteng II, Medan Denai, kepada wartawan koran ini.

Hal senada juga disampaikan Indra (45), warga Jalan Amaliun. Menurutnya, lokasi Polsek Medan Area salah posisi. “Polsekta Medan Area seharusnya di Jalan Rahmadsyah, berdekatan dengan Kantor Camat Medan Area. Kalau di situkan masyarakat lebih dekat dan lebih mudah dijangkau masyarakat,” sarannya.

Ade (38), warga Pasar Merah juga mengatakan, sudah seharusnya polsek tersebut dipindahkan lokasinya agar masyarakat lebih mudah menjangkaunya. “Bagaimana masyarakat mau ke polsek jika lokasinya jauh. Tidak hanya itu, angkot ke sana pun tidak ada, terpaksa harus naik becak bermotor,” ujarnya.

Kanit Binmas Polsekta Medan Area, AKP H Tarigan ketika ditanyai mengenai lokasi Polsek Medan Area mengakui, memang polsek tersebut berdiri di wilayah hukum Polsekta Medan Kota. “Tidak hanya itu, pernah pelaku pencuri kaca spion ditangkap massa tidak jauh dari polsek. Tapi karena wilayah hukum Polsekta Medan Kota, terpaksa harus diserahkan ke Polsekta Medan Kota,” ungkapnya.

Disebutkannya, Kapolsekta Medan Area sudah pernah mengajukan pemindahan lokasi kantor, tapi karena anggaran yang tak memadai, akhirnya tidak terealisasi. Bahkan katanya, saat Abdillah menjabat Wali Kota Medan, pernah berjanji akan memindahkan kantor Polsek tersebut. Tapi, janji tersebut tidak pernah terwujud sampai sekarang.
Kapolsekta Medan Area AKP Aries Sutioningsih menuturkan hal yang sama. Ditambahkan Aries Sutioningsih, pihaknya sudah mengupayakan semaksimal mungkin agar Polsekta Medan Area bisa dijangkau masyarakat.

“Memang benar sih, Polsekta Medan Area itu berdirinya di lokasi wilayah hukum Polsekta Medan Kota. Sudah kita upayakan dan ajukan ke Kapolresta Medan dan ke Wali Kota Medan agar polsek bisa dijangkau dan didatangi masyarakat. Tidak hanya itu, kita akan melakukan koordinasi dengan semua pihak dengan tujuan agar polsek ini bisa menjadi tempat masyarakat mengadu dan tempat mereka bertukar pikiran,” tutup Aries Sutioningsih.(*)

Sasaran Utama Supir Angkot

Program Tertib Lalulintas

MEDAN-Satuan lalulintas Polresta Medan belakangan ini kian gencar melakukan razia terhadap pengendara bermotor. Semua itu mereka lakukan demi terciptanya tertib lalulintas selama di jalan raya.

“Selama lima hari sudah 642 pengendara kita tilang sejak 6 hingga 10 April,” beber Waka Satuan Lalu Lintas (Wakasat Lantas) Polresta Medan AKP Deni Kur niawan Sik kepada wartawan koran ini di ruang kerjanya, Senin (11/4)n
Kata Deni, tindakan tegas yang dilakukan Satlantas Polresta Medan itu merupakan perintah dari Kapoldasu Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang melihat begitu banyaknya bentuk pelanggaran mulai pelanggaran marka jalan, traffic light dan rambulalu lintas lainnya. “Dalam hal penindakan, Kapoldasu memberikan instruksi kepada kami agar jangan takut untuk melakukan penilangan,” seru lulusan Akpol tahun 2000 ini.

Saat ini kata Deni Satlantas Polresta Medan sudah menjalankan tiga program tertib lalulintas, diantaranya tidak boleh berhenti di tempat yang dilarang berhenti dan parkir sembarangan, kemudian pengendara yang tidak menggunakan helm dan penggunaan lajur kiri dan kanan.

Hanya saja untuk menjalankan tiga program tersebut polisi tidak langsung menggebernya, namun bertahap. Langkah yang ditempuh yakni tindakan preeventif, preventif dan represif. “Sasaran utamanya sopir angkot,” terangnya.
Preeventif yang dilakukan polisi berupa melakukan pendekatan dengan memasang stiker di belakang kaca angkutan umum yang beroperasi di kota Medan.”Dalam stiker itu kita bekerja sama dengan Pro XL,” aku Deni.
Misalnya, Minggu (10/4) kemarin Satlantas Polresta Medan memasang striker himbauan agar patuh berlalu lintas sambil membagi-bagikan kartu perdana Pro XL.

Selanjutnya Simpang Amplas menjadi sasaran Satlantas. Untuk tindakan preventif lanjut Deni pihaknya akan melakukan pencegahan dengan melakukan sosialisasi tertib lalu lintas dengan menurunkan sejumlah petugas di persimpangan serta melakukan patroli yang di tempat-tempat yang dianggap rawan.”Setelah itu tindakan represif atau penilangan kepada pengendara yang bandel dan melanggar lalu lintas,” tegasnya.
Penilangan yang dilakukan Salantas Polresta Medan bakal tindak pandang bulu.”Aparat sekali pun kita tilang, termasuk anggota kita sendiri, karena Kapoldasu sudah memberikan kita untuk tidak takut melakukan penilangan,” tegasnya. (azw)