25 C
Medan
Wednesday, December 31, 2025
Home Blog Page 15415

Rayakan Paskah dengan Siksa Diri?

DI beberapa negara ada warga yang melakukan perayaan paskah secara berlebihan dan cenderung mengerikan. Penyaliban dan cambuk adalah cara yang mereka pakai memaknai arti Paskah. Namun apakah hal itu dapat dibenarkan?
Penduduk suatu desa di Filipina kembali menyelenggarakan ritual yang cukup mengerikan, yaitu penyaliban massal. Acara itu berlangsung hari ini bertepatan dengan perayaan Jumat Agung.

Merasakan penderitaan seperti yang pernah dialami Yesus adalah alasan utama mereka. Para peserta rela disalib di bawah terik panas matahari. Bahkan, mereka bersedia kaki dan tangan dipaku selama beberapa saat kendati harus menahan sakit.

Pemuka agama di negara yang mayoritasnya umat Katolik itu sebenarnya sudah lama menentang acara penyaliban massal itu. Namun, ritual itu tetap saja dilakukan setiap tahun oleh penduduk setempat karena kian memikat perhatian banyak turis lokal dan asing. Para peserta penyaliban didominasi oleh para pekerja dari strata bawah yang ingin menyatakan penebusan dan mengalami hadirat Tuhan. Ada pula yang mempunyai alasan agar penyakit dan keluarga mereka dapat disembuhkan dan diselamatkan.

Tentu saja tradisi itu tidak mendapat restu dari pimpinan gereja di Filipina. Konferensi Wali Gereja Katolik Filipina menilai bahwa ungkapan sejati para umat dalam memperingati masa Pra-Paskah adalah melakukan penyesalan dan pertobatan serta bertekad tidak lagi mengulang dosa lama, bukan dengan cara menyiksa diri melalui penyaliban. Selain itu dinilai bahwa acara aneh ini dilakukan dengan motif mendapatkan uang atau untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke daerah itu. (bbs/net)

Penyebutan Jahweh dan Allah Jangan Jadi Pemecah

Saat ini, banyak jemaat kembali dibingungkan oleh usulan-usulan penerjemahan Alkitab dari bahasa Ibrani, dengan menghilangkan penyebutan nama Allah dan menggantikannya dengan nama Jahweh. Di pihak lain ada pula golongan yang mempertahankan nama Allah dan menolak penggunaan nama Jahweh.

Kontraversi penyebutan nama Tuhan ini sudah pernah diseminarkan oleh Sumatera Berdoa dengan menghadirkan Prof DR Risnawati Sinulingga dan DR Jeff Hammond di Hotel Hermes Palace Jalan Pemuda, Medan, akhir tahun lalu.
Dalam menyingkapi kebingungan umat Kristiani menanggapi fenomena penyebutan nama Allah dan Jahweh tersebut, tiga hamba Tuhan masing-masing dari Gereja Kristen Pentakosta Pusat, Gereja Pentakosta di Indonesia dan Gereja Batak Karo Protestan di Sumut memberi pendapatnya.

Menurut Pimpinan Gereja Kristen Pentakosta Pdt Eliver Jony Hutahaean SH, sebenarnya penyebutan nama Allah itu adalah Jahweh. Nama Tuhan Allahnya Abraham, Ishak dan Yakub itu adalah namanya Jahweh. Sedangkan kata Allah itu bukan berasal dari kata Ibrani dan dalam bahasa Ibrani maka Alla artinya sumpah (Yosua 24 : 26).
Haleluyah itu juga artinya puji Jahweh. Jadi penyebutan nama Allah itu sebenarnya Jahweh. Penerjemah Alkitab itu pertama kali adalah non Kristen, dan kata Yesus diterjemaahkan menjadi Isa Almasih, Yohanes menjadi Yahya dan Mazmur menjadi Jabur.

Jahweh adalah sebelum Dia lahir menjadi seorang manusia. Setelah ia lahir dan menyelamatkan umat manusia disebut Jah-shua (Jahweh yang menyelamatkan). Dalam bahasa Ibrani disebut Ieusus dan dalam bahasa inggris disebut Jesus.

Penyebutan nama Jahweh merupakan awal dari penyebutan nama Allah yang lebih jelas identitasnya sebagai pengikut Kristus. Kalau penyebutan nama Tuhan itu berasal dari kata tuan yang artinya diagungkan. Lebih baik lagi kalau kita menyebut nama Bapa seperti yang diajarkan Yesus, jelas Ketua DPD Fokkrindo (Forum Komunitas Kristiani Indonesia) Sumut ini.

Sementara itu Pdt Masada Sinukaban MSi dari Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) tidak setuju bila ada pihak yang menolak pemakaian nama Allah dan menggunakan nama Jahweh. Menurut Pendeta GBKP Runggun Tanjung Barus, Karo, Sumut ini penyebutan nama Allah adalah Elohim, Jahweh dan Adonai oleh bangsa Israel. Namun di Indonesia penyebutan nama Tuhan adalah Allah.

“Menurut saya nama Allah dan Jahweh boleh dipergunakan. Tapi tolong jangan klaim nama Jahweh saja yang boleh dipergunakan dan melarang umat untuk menggunakan nama Allah. Itu tidak benar. Tuhan itu pribadi yang fleksibel, jadi penyebutan namanya pun tidak boleh diklaim hanya satu nama. Jelas bedalah penyebutan nama Tuhan di Indonesia dengan orang Yahudi, itu tergantung wilayah dan kenyamanan umat untuk menyebutnya,” tegasnya.

Dilanjutkan Pdt Masada, ada sekelompok orang yang menginginkan agar penyebutan nama Tuhan kembali ke asalnya seperti menyebut Jahweh, bukan Allah seperti terjemaahan Lembaga Alkitab Indonesia (LAI).  Namun Pdt Sinukaban mengimbau agar persoalan penyebutan nama Jahweh atau Allah jangan sampai memecahbelah persekutuan dan iman umat kristiani. “Jadikanlah fenomena ini untuk saling waspada dalam akhir zaman,” ujarnya.
Sementara itu ditambahkan Pdt Edison Sinurat dari GPdI Maranatha Medan. Penyebutan nama Tuhan di Indonesia itu adalah Allah. “Menurut saya umat Kristiani di Indonesia sangat wajar menyebut nama Tuhan itu adalah Allah. Tapi kalau pun ada yang menyebut nama Jahweh itu tidak masalah, sepanjang tidak melarang penyebutan nama Allah. Terpenting itu adalah ibadah bukan masalah penyebutan nama Tuhan, apakah Jahweh atau Allah,” tegasnya berpendapat. (rahel sukatendel)

Sering Kehilangan Sepeda Motor

081397334xxx
Untuk bapak Kapolsek Medan Sunggal, kami beritahukan di masjid Al Amin Jalan Setia Budi No 202, para jamaah  yang salat selalu kehilangan kendaraan. Kemudian, sampai saat ini belum pernah terungkap pencuriannya, sehingga meresahkan bagi orang yang beribadah.
Tolong pak bantuan Bapak dan bantuan tulisan imbauan dari Polsek Sunggal kepada para jamaah. Terima kasih pak sebelumnya

Kami Ungkap Pelakunya
Kami sampaikan, untuk pencurian sepeda motor kami minta warga melaporkannya, kemudian kami juga tetap mengejar para pelaku kejahatan berdasarkan laporan yang dibuat warga.
Sedangkan untuk spanduk yang dimintakan, kami segera memasangkannya di tempat yang dimaksud. Terimakasih masukkannya.

Kompol Sony M Nuhroho
Kapolsek Sunggal

Penyakit Aneh Jadi Tontonan

MEDAN- Penyakit yang dialami kakak beradik Ali Jumat (19) dan Mayasarah (14), menjadi perhatian warga. Warga menilai, penyakit yang dialami dua kakak beradik itu termasuk aneh karena baru melihatnya sepanjang hidup.

Darwin Hasibuan, salah seorang pengunjung di RSUP H Adam Malik mengaku, prihatin atas derita penyakit aneh yang dialami kedua kakak beradik itu.

Sepanjang hidupnya, ia baru melihat penyakit aneh itu, apalagi yang mengalami anak nomor ganjil. Nama penyakitnya dystrophic epidermolysis bullosa dan apabila digaruk maka kulitnya akan mengelupas.
“Seram dan kasihan juga kita melihatnya,  baru ini saya melihatnya, kok ada penyakit yang seperti itu,” ujarnya.

Selama 10 hari dirawat di RSUP H Adam Malik, Medan, kondisi hemoglobin (HB) kakak beradik ini dinyatakan naik dan kondisinya sudah membaik.
Dari HB Ali Jumat yang semula hanya 2, kini setelah diberikan tindakan seperti cairan nutrisi HB nya bertambah menjadi 8. Mayasarah yang HB nya semula 4,5 juga bertambah. Tak hanya HB, berat badan Ali Jumat yang sejak masuk hanya 11 kg, kini juga bertambah.

“HB laki-laki dewasa normal 10, sedangkan HB Ali Jumat sejak pertama masuk (10 April) hanya 2. Setelah dirawat 10 hari jelas ada perubahannya, yang diutamakan adalah kadar umumnya seperti perbaikan nutrisi,” katanya.(mag-7)

10 Pemalsu Pupuk Diamankan

SERGAI- Polres Sergai  berhasil menggulung sindikat pemalsu pupuk, di Dusun III, Desa Pegajahan Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai,  Kamis (21/4) sekitar pukul 22:30 WIB. Dari lokasi penggerebekan diamankan 10 orang yang menjadi tersangka.

Aksi kejahatan ini dilakukan dengan mengganti karung pupuk Urea bersubsidi dengan pupuk Urea non subsidi. Soalnya, harga pupuk Urea non subsidi bisa dijual dengan harga lumayan sehingga bisa mendapatkan keuntungan besar. Dalam penggerebekan itu ada 300 karung pupuk yang diamankan.
Kasat Reskrim Polres Sergai, AKP T Tobing SH  mengatakan, saat penggrebekan para tersangka sedang mengganti goni pupuk dari subsidi menjadi non subsidi, dan dimuat ke dalam truk.

Sementara itu dari sepuluh tersangka itu, tiga diantaranya supir truk pengangkut pupuk yakni Toyo (33) warga Jalan Coklat Kisaran sebagai supir truk Colt diesel BL 8508 ZY, Iswanto (32) warga Dusun Bantas Kota Pinang Labuhan Batu sebagai supir truk Hyundai BK 8493 YE, sedangkan  Amin Joni (40) warga Dusun V Desa Sialang Buah Kecamatan Teluk Mengkudu Sergai sebagai supir truk BK  8445 BN.(mag-15)

Banjir, Rumah dan Kebun Terendam

RANTAU- Sejumlah areal pemukiman dan pertanian di Dusun Sonah Desa  Senah, Kecamatan pangkatan, Labuhanbatu  tergenang banjir. Parahnya lagi banjir sudah mencapai ketinggian satu meter.

Menurut warga banjir musiman ini menggenangi 60 rumah warga dan menghancurkan areal perkebunan palawija masyarakat. “Sudah seminggu banjirnya, namun yang parah beberapa hari ini,” kata Muslim Manik warga sekitar, Jumat (22/4).

Diceritakan warga, banjir kiriman dari hulu sungai bilah itu sudah satu menggenangi pemukiman warga, namun puncaknya terjadi pada Jumat (22/4) setelah hujan kembali mengguyur pada sisi hulu sungai bilah.

Luapan air di sungai bilah disisi hilir (Desa Senah) kemudian melimpah ke pemukiman, lahan pertanian warga dan jalan umum. Bahkan kata warga, di jalan lintas Aek Nabara – Tanjung Sarang Elang pada titik lokasi Desa Senah ketinggian air sudah mencapai satu meter, hingga berakibat pada kondisi arus transportasi dari Rantauprapat ke  empat kecamatan pesisir Labuhanbatu tersendat. Akibat itu, sampai saat ini masyarakat terus berjaga-jaga atas menunggu kemungkinan terus naiknya ketinggian air banjir.

Kepala Desa Senah Horas Lumban Gaol  membenarkan kejadian itu. Bajir kata Horas menyebabkan rumah 60 keluarga terendam serta lahan pertanian palawija. (riz/smg)

Tabrakan, Tewas di Kolong Bus CAS

BUKIT SOFA- Edu Sirait (20), warga Jalan Ade Irma Kelurahan Martoba, Kecamatan Siantar Utara tewas setelah Honda Kharisma BK 2691 WA yang dikendarainya bertabrakan dengan angkutan umum minibus CAS BK 7161 TK, Jumat (22/4) sekitar pukul 08.30 WIB di Jalan SM Raja dekat bundaran USI.

Menurut Salem Siallagan (20), rekan korban yang selamat dari kecelakaan maut ini, saat itu dia duduk di boncengan sepeda motor yang dikendarai korban keluar dari pintu masuk USI menuju Jalan Bali dengan kecepatan tinggi.  Di depan mereka saat itu ada sepeda motor mio yang belum diketahui plat dan identitas pengendaranya juga melaju dengan kecepatan tinggi.

Tiba di dekat bundaran USI menjelang tikungan, sepeda motor yang dikendarai mereka bersenggolan dengan sepeda motor mio, akibatnya korban terpental ke sisi sebelah kanan jalan. Dan secara bersamaan muncul minibus CAS dari arah berlawanan dan langsung menyabar tubuh korban dan masuk ke kolong minibus dan tewas seketika karena hantaman bagian bawah mini bus yang mengenai tubuhnya. Saat itu, kepala korban berdarah, dan dari telinga juga mengeluarkan darah. Sementara Salem sendiri terpental ke sisi kiri jalan dan hanya mengalami luka ringan.(ral/smg)

Warga Tenggelam di Danau Toba

KARO- Berniat menikmati liburan paskah, Hendrik Lingga (17), warga jalan Irian  Kabanjahe, tenggelam di Danau  Toba, Jumat (22/4) sekitar pukul 13.30 WIB.

Informasi yang diperoleh wartawan, pria yang belum lama berdomisili  di seputaran kota Kabanjahe itu, diketahui tenggelam tidak jauh dari bibir pantai Desa Sikodon Kodon, Kecamatan  Merek. Namun hingga pukul 20.00 WIB kemarin, korban belum berhasil di temukan, oleh rekannya, warga sekitar, dan pihak kepolisian.

Menurut Kapolsek Tiga Panah, AKP L Ambarita, peristiwa tenggelamnya Hendrik, dari beberapa saksi mata yang telah dimintai keterangan di lapangan  berawal dari pria, yang asal usulnya  tidak banyak diketahui itu,   berniat  berenang ke  danau.

Pasca melepas pakaian luarnya, korban berenang seorang diri, dimana, teman-temannya masih berada di bibir pantai. Tetapi beberapa saat kemudian, lelaki yang sehari-harinya diketahui bekerja sebagai aron (buruh tani-red) itu, mulai terlihat kesulitan dan sedikit demi sedikit seolah tertarik ke dalam air.(wan)

Pembacok Warga Masih Kabur, Pemeriksaan Dihentikan

LANGKAT- Pelaku pembacokan terhadap tiga orang warga saat pihak perkebunan melakukan okupasi (pembersihan) lahan, Kamis (21/4), belum berhasil ditangkap Polres Langkat. Bahkan, pemeriksaan terhadap sejumlah saksi dihentikan sementara.

“Karena hari ini (Jumat (22/4)) hari besar (Paskah-red) keagamaan, maka anggota disiagakan untuk menjaga tempat-tempat ibadah (Gereja), sedangkan pemeriksaan ditunda dan kembali dilanjutkan Senin (25/4) depan,” kata Kapolres Langkat AKBP Mardiono usai salat Jumat, kemarin.

Dalam kasus ini, pihak kepolisian Polres Langkat, akan memeriksa koordinator lapangan dari pihak PTPN II terkait penyerangan terhadap warga.

“Kita juga akan kembali memangil dan memeriksa Sembilan orang koordinator lapangan (Korlap) yang ikut saat kejadian,” sambung Kapolres.
Selain itu, tambah dia, pihaknya tetap memerintahkan kepada anggotanya untuk tetap melakukan penyelidikan dilokasi kejadian, guna menindaklanjuti  laporan korban pembacokan. Meskipun, sampai saat ini belum ada seorang tersangka yang ditetapkan.

“Untuk saat ini. belum ada yang ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus itu, oleh sebab itu anggota terus melakukan penyelidikan dan mencari keterangan dari saksi-saki yang mungkin mengetahui atau melihat pelakunya,”sebut Mardiono.

Sulitnya menemukan pelaku pembacokan terhadap ketiga warga, disebabkan tidak adanya warga yang mengenali atau mengetahui persis siapa pelaku pembacokan tersebut. Bahkan, usai bentrokan terjadi, Polres Langkat mengangkut seluruh karyawan kebun ke Mapolres Langkat, untuk diperlihatkan kepada korban. Namun, ketiga korban tidak mengenali pelaku pembacokan tersebut.

Koordinator Lapangan (korlap) warga, Faidi S ditemani sejumlah temannya kepada koran ini mengaku, dirinya tidak dapat mengenali wajah pelaku pembacokan, karena saat peristiwa berlangsung, karyawan kebun membacok mereka secara membabi buta.
“Saya nggak tahu pelakunya, karena mereka membacoki kami membabi buta,” ujarnya.(ndi)

GP Ansor Ingin Perbaiki Citra Islam

Melalui Festival Kreasi Seni

Gerakan Pemuda Ansor mengutuk keras tindakan bom bunuh diri yang telah memakan korban ratusan nyawa yang tidak bersalah. Mengingat tindakan anarkis tersebut telah merusak tradisi islam yang dikenal sebagai agama yang mengajarkan kesantunan dan menolak bentuk teror terhadap sesama manusia.

“Tindakan bom bunuh diri selama ini kita ketahui selalu diidentikkan dengan Islam. Padahal ini sama sekali bukan tradisi Ahli Sunnah Wal Jamaah.

Yang kita ketahui bahwa Islam tidak pernah memaksakan untuk mengikuti aqidah dan faham yang berbeda,” ungkap Sekretaris Jenderal Gerakan Pemuda Ansor Pusat, M.Aqil Irham dalam sambutannya pada acara Harlah GP Anshor ke 77 di Halaman Istana Maimoon, Juma’t (22/4).

Hal itu juga menurut Aqil,  sesuai dengan salah satu visi kongres GP Ansor yaitu Revitalisasi tradisi Ahli Sunnah Wal Jamma’ah. Sementara saat disinggung mengenai sikap GP Ansor terhadap sejumlah teror bom,  Aqil mengatakan jika GP Ansor telah menginstruksikan kepada seluruh anggotanya dalam membantu aparatur keamanan negara untuk ikut menjaga keutuhan dan kedamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam kesempatan yang sama Ketua GP Ansor Wilayah Sumut, H.Fadli Yasir menyebutkan, salah satu tujuan peringatan hari lahir GP Ansor adalah bentuk upaya dalam melestarikan Jamiatul Wasliyah di tengah masyarakat.

Selain itu acara Harlah GP Ansor juga bertujuan untuk menghilangkan stigma buruk terhadap peserta didik yang menimba ilmu di sebuah pesantren.

“Selama ini masih banyak orang beranggapan miring yang mengatakan jika pesantren merupakan sarang teroris. Padahal kita ketahui bahwa pndok pesantren adalah tempat menempah generasi muda lebih mandiri,” terang Fadli.

Untuk menghilangkan stigma buruk tersebut lanjut Fadli, GP Ansor melaksanakan berbagai festival kreasi seni Islam dalam menyambut hari lahirnya GP Ansor ke 77.

Diantaranya adalah pembacaan kitab kuning yang rata-rata peserta merupakan siswa pesantren yang kebanyakan berasal dari luar daerah. “Selain Medan, peserta dari Aceh dan Sumatera Barat turut hadir dalam memeriahkan festival yang kita laksanakan,” ungkapnya.

Ketua Panitia Pelaksana Festival Kreasi Seni Islam Harlah ke – 77 GP Ansor Rusli AS mengatakan, minat peserta dalam mengikuti festival kreasi seni Islam ini cukup tinggi.

Terbukti sedikitnya 1500 peserta telah mendaftarkan diri dalam berbagai jenis perlombaan yang akan dilaksanankan. Selain pembacaan kitab kuning, dalam festival itu juga memperlombakan, shalawat badar, kaligrafi, mewarnai anak-anak, marhaban serta tulisan karya ilmiah.“Untuk kategori lomba, pembacaan kitab kuning merupakan jenis lomba yang memiliki peminat paling tinggi. Diantara para pesertanya, didominasi peserta didik, dan alumni  pesantren,” jelasnya.

Acara festival yang dihadiri sejumlah petinggi GP Ansor dan Naudhatul Ulama tersebut direncanakan akan berakhir pada Minggu (24/4) mendatang. (*/uma)