24 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15422

PN Medan Tugaskan Seluruh Hakim

Sidang Perampokan CIMB Niaga

MEDAN- Seluruh hakim di Pengadilan Negeri (PN) Medan akan dilibatkan dalam sidang
perampokan CIMB Niaga dan penyerangan Mapolsekta Hamparan Perak, Selasa (29/3). Hal ini mengingat, personel TNI dan Polri juga mengawal ketat kasus ini.

“Semua hakim yang ada di PN Medan akan dilibatkan untuk menyidangkan perkara perampokan Bank CIMB dan penyerangan Mapolsekta Hamparan Perak yang menewaskan tiga orang personel polri,” tegas Kepala PN Medan, Panusunan Harahap, kepada pada wartawan, Senin (28/3).

Dia menyebutkan, jumlah hakim yang ada di PN Medan sebanyak 33 orang lebih, semua dilibatkan menangani perkara perampokan itu atas 13 tersangka.Dalam sidang ini, semua hakim dilibatkan dalam sidang dan dibuat secara bergiliran. “Semua hakimnya dilibatkan secara bergantian untuk menyidangkan ke 13 tersangka itu. Kami juga meminta pengawalan ketat dari aparat kepolisian untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,”ucap Panusunan.
Pengamanan ini, sambung Panusunan Harahap diharapkan akan mengawal setiap hakim ataupun jaksa penuntut umum yang menangani persidangan perampokan tersebut.

Selain itu, dalam hal pengamanan sidang perampokan Bank CIMB Niaga tersebut, petugas kepolisian telah mendirikan posko pengamanan baik di depan maupun di belakang gedung PN Medan.
Amatan wartawan, tenda Mapolsekta Medan Baru telah berdiri di belakang gedung PN Medan. Rencananya posko tersebut mengawasi mobil tahanan yang datang dari Rutan Tanjunggusta yang membawa ke 13 tersangka. (rud)

Sakit Hati, Mantan Pacar Diperkosa

LANGKAT- Sakit hati karena hubungan asmaranya diputus, Husuf (22) warga Desa Alur Cempedak, Pangkalan Susu, memperkosa mantan pacarnya Aini (17) , bukan nama sebenarnya di penginapan Sutomo, Pangkalan Berandan. Kini, Husuf harus menginap di hotel sel Polsek Berandan, Senin (28/3).

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (27/3) malam, pukul 23.00 WIB. Waktu itu, Husuf, menjemput Aini di tempat kerjanya di kawasan Pangkalan Berandan. Saat itu, Usuf membujuk Aini untuk membicarakan sesuatu hal terkait hubungan mereka.

Usuf membawanya ke penginapan di Jalan Sutomo, Berandan. Curiga dengan tindakan pelaku, Aini menolak ajakan Usup untuk masuk ke kamar. Namun kembali Usuf meyakinkan mantan pacarnya itu. Akhirnya Aini tak kuasa menolak ajakan mantan pacarnya itu. Di kamar itu, Aini pun diperkosa. (ndi)

1.156 Kartu JPKMS tak Terpakai

BELAWAN-  Kartu peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS) di Kecamatan Medan Belawan berlebih 1.156 jiwa dari total penerima 37.612 jiwa. Akibatnya, Kecamatan Medan Belawan menyerahkannya kembali ke Dinas Kesehatan Kota Medan.

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial (Kasi Kesos) Kecamatan Medan Belawan, Idawati P mengaku bahwa kartu JPKMS sudah dibagikan pihak kecamatan dan distribusikan kepada masing-masing kelurahan. “Bahkan ada beberapa peserta JPKMS yang sudah menggunakan kartu JPKMS ini,” sebutnya, Senin (28/3).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, untuk Kecamatan Medan Belawan ada sebanyak 37.612 jiwa. Tapi setelah dihitung ulang ternyata berkurang menjadi  36.456 jiwa. Sedangkan sisanya 1.156 kepesertaan ada di Dinas Kesehatan.

“Kami akan memproses secepat mungkin karena sesuai arahan Wali Kota Medan, akhir bulan ini kartu JPKMS sudah diperoleh warga,” sebutnya.  Sementara itu, seorang warga Kelurahan Bagan Deli Lingkungan III, Arbaiya (34) menuturkan, dirinya belum mendapatkan kartu JPKMS. (mag-11)

Indonesia Harus Jadi Penentu Harga Dunia

100 Tahun Kelapa Sawit

MEDAN- Memperingati 100 tahun penanaman kelapa sawit di Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berharap harga kelapa sawit bisa ditentukan Indonesia, karena republik ini penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Peringatan itu diwarnai berbagai kegiatan, pameran dan seminar di Hotel Tiara Medan.  Acara ini berlangsung 28 hingga 30 Maret mendatang, melibatkan negara tetangga Malaysia.

Salah satu yang membuka stand pada pameran itu yakni, JFX (Jakarta Futures Exchange), Research adm Business Development Division JFX, Ratna Susilo Rahatmi mengatakan hingga saat ini, Indonesia masih kurang mendominasi pasar CPO di dunia, padahal kualitas CPO Indonesia diakui.  Lambatnya pemeritah  karena harga CPO belum dapat dtentukan Indonesia.  Saat ini yang menentukan harga CPO masih Rotterdam-Belanda yang mengikuti pasar Malaysia. Bendahara GAPKI Sumut, Laksamana Adyaksa menyatakan, sejak 1911 Belanda membawa kelapa sawit untuk ditanam di Indonesia.  Dari itu, 40 persen perkebunana sawit dimiliki rakyat, 10 persen pemerintah dan sisanya adalah swasta. (mag-9)

 

Empat Pelaku Jambret Babak Belur

MEDAN- Polsek Medan Kota berhasil mengamankan empat pelaku jambret, Minggu (27/3) sore.  Dalam penangkapan itu, polisi menyita dua unit sepeda motor yang digunakan pelaku dalam menjalankan aksinya, serta satu untai kalung emas seberat 2 gram serta tas sandang berisi uang Rp100 ribu.

Para tersangka yang diamankan, Panca Susilo (23), dan Adi Subroto (27), keduanya warga Jalan Megawati, Medan Area. Keduanya beraksi di Stadion Teladan.  Saat itu merampas kalung milik Dahlia Rida Nasution (27) warga Jalan Selamat.
Tersangka lainnya, Rendi Simatupang (24) warga Jalan Simpang, Kampung Tengah, Kelurahan Sei Mati, Medan Labuhan, dan Hengki Simamora (25) warga Kampung Bahari, Medan Labuhan, yang beraksi di Jalan Pegadaian saat korbannya Elly Widjaya (32) turun dari mobil.  Aksinya diketahui keluarga korban di dalam mobil, akibatnya Rendy diteriaki rampok, dan ditangkap warga. “Kami akan memberi penghargaan atau hadiah kepada masyarakat,”ucap Kapolsekta Medan Kota Kompol Sandy Sinurat kepada wartawan, Senin (28/3). (adl)

Butuh Ketegasan untuk Pelaku Pencemaran Sungai

Persoalan Sampah Belum Teratasi

Sampai saat ini persoalan sampah belum bisa diatasi oleh Pemerintah Kota Medan. Pasalnya, sampah yang dihasilkan telah merambah ke wilayah perairan Belawan.

Bahkan, kondisi laut Belawan sendiri sudah tercemari oleh sampah dari Kota Medan.

Seperti  pantauan wartawan koran ini, Senin (28/3), terlihat masih banyak sampah yang tergenang di aliran Sungai Deli di kawasan Belawan. Hal tersebut diprediksi dapat mengakibatkan banjir apabila hujan deras ditambah lagi air laut pasang.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Zulfahri Siagian mengatakan diperkirakan puluhan ton sampah dan limbah cair yang dihasilkan warga Kota Medan setiap hari dibuang ke daerah aliran sungai yang bermuara di kawasan Medan Utara. “Tingkat pencemaran di sekitar laut Belawan dari tahun ke tahun kian mencemaskan disebabkan antara lain gencarnya pembuangan sampah dan limbah ke daerah aliran sungai di Kota Medan,”ujarnya.

Zulfahri menjelaskan masalah pencemaran sungai dan laut di sekitar pesisir Kecamatan Medan Belawan, sudah sering dikeluhkan masyarakat Belawan dan sekitarnya, termasuk para nelayan di pesisir Medan Utara. Kawasan perairan Belawan yang tercemar limbah cair pabrik dan sampah kiriman dari Kota Medan telah merusak kehidupan biota laut dan membuat populasi ikan semakin berkurang.

“Hasil tangkapan nelayan di kawasan pesisir Medan Utara sudah semakin berkurang akibat sebagian kawasan perairan di sekitar pesisir Belawan sudah tercemar limbah pabrik dan banyak dipenuhi sampah,”tambahnya.
Sementara itu, perairan Belawan hingga kini masih menjadi satu-satunya areal penangkapan ikan bagi belasan ribu nelayan tradisional di pesisir Medan Utara.  Dia berharap kepada instansi pemerintah terkait agar menangani masalah pencemaran di perairan laut Belawan secara lebih serius di antaranya melalui penegakan hukum yang tegas.
Upaya tersebut, menurutnya, Pemerintah Kota (Pemko) Medan perlu segera mengusulkan kepada DPRD Rancangan Peraturan Daerah (Perda) diantaranya mengatur tentang larangan dan sanksi bagi setiap orang yang membuang sampah ke daerah aliran sungai (DAS).

“Masalah pencemaran sungai dan laut di wilayah Kota Medan kecil kemungkinan tidak bisa diminimalisir, tanpa dibarengi upaya penegakan hukum dan sanksi tegas terhadap pelaku yang terbukti membuang sampah ke daerah aliran sungai,” tegasnya

Zulfahri menambahkan, HNSI Kota Medan senantiasa siap mendukung program Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur di kawasan Medan Utara mulai tahun 2011.

Sementara itu, Pengamat Perkotaan Kota Medan, Destanul Aulia menilai banjir akibat hujan di Belawan disebabkan kondisi drainase yang tidak berfungsi dengan baik.

Namun kasus ini tidak mutlak kesalahan pemerintah. Namun faktor terbesar dipicu prilaku masyarakatnya yang hingga kini belum sadar bahaya membuang sampah di sembarang tempat.
Soalnya, akibat perilaku membuang sampah sembarangan tersebut, memicu drainase tersumbat hingga tidak mampu menunjukkan fungsi utamanya sebagai jalur pengering kota.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa dengan prilaku masyarakat yang tidak sadar akan sampah tersebut, maka seluruh masyarakat Belawan yang menjadi donatur (pendapatan pajak) menjadi korbannya.
“Saya tidak setuju jika mutlak disalahkan pemerintah, Lihat bagaimana masyarakatnya yang membuang sampah sembarangan,” ujarnya.(mag-11)

Lebih Unggul dengan Kelas Unggulan

SMA Negeri 5 Medan

Pada saat ini, dengan pimpinan baru, SMA Negeri 5 Medan akan membentuk kelas unggulan. Namun, untuk program yang pertama, kelas unggulan tersebut akan dibuka 1 kelas IPA dahulu.

Kepala SMA Negeri 5 Medan Lindawati SPd MPd mengatakan, pada tahun pelajaran (TP) 2011/2012 mendatang, pihaknya akan merekrut siswa kelas X yang memiliki prestasi juara pertama hingga kelima di kelas. “Namun, kesempatan tersebut juga tak tertutup bagi yang lain. Karena perekrutan siswa untuk kelas unggulan ini juga memiliki seleksi ujian,” katanya, Senin (28/3).

Karena menurutnya, tak semua juara pertama hingga kelima di kelas tersebut merupakan nilai murni. “Bisa saja ada faktor subjektif dari guru terhadap siswa-siswa tersebut. Dengan menyeleksi mereka kembali bersama siswa lain, maka yang masuk ke kelas unggulan ini adalah murni dari hasil otak dan kemampuan mereka dalam mata pelajaran yang diujikan, seperti IPA, Matematika dan Bahasa Inggris,” terang Lindawati.
Kelebihan kelas unggulan ini adalah selain dimasuki guru-guru yang sangat berpengalaman di bidangnya. Mereka juga akan memiliki jam belajar lebih lama dibandingkan siswa di kelas reguler. “Mereka akan belajar di sekolah hingga pukul 17.00 WIB,” ujar Lindawati.

Lindawati juga menjelaskan, kelebihan kelas unggulan ini adalah para siswanya tak lagi diharuskan mengikuti les tambahan. Karena, sekolah akan bekerjasama dengan bimbingan-bimbigan belajar untuk mendatangkan tutor atau tentor ke sekolah tersebut.

Tak hanya itu, lanjut Lindawati, untuk menghasilkan alumni yang bermutu dari SMA Negeri 5 Medan, pihaknya juga akan menggalakkan muatan lokal. “Muatan lokal ini berupa pelatihan TOEFL bagi siswa.
Ini akan memberikan nilai lebih kepada lulusan. Karena setelah lulus mereka telah memiliki bekal kemampuan Bahasa Inggris yang baik,” tuturnya.

Sementara itu, untuk menentukan jurusan siswa pada kelas XI akan menggunakan tes psikotes. “Selama ini yang dilakukan adalah engirimkan angket kepada orangtua siswa. Namun, itu saya rasa kurang efektif. Dengan adanya psikotes ini, siswa dapat menunjukkan jati dirinya melalui kemampuannya, dan sekolah yang akan menentukan kebijakan harus masuk ke jurusan apa siswa-siswa tersebut, IPA, IPS dan Bahasa,” papar Lindawati.
Saat ini SMA Negeri 5 Medan memiliki jumlah 1.416 siswa dengan 28 rombongan belajar. Dan para siswa ini diasuh oleh 90 orang guru yang kesemuanya telah bergelar sarjana, 25 orang diantaranya telah S-2 dan 2 orang diantaranya sedang menjalani studi S-2.

Menjelang Ujian Nasional (UN) yang akan dilaksanakan pada April 2011 ini, pihak SMA Negeri 5 Medan juga telah mempersiapkan siswa dengan matang. Mereka telah menggelar sejumlah tryout yang bekerjasama dengan bimbingan belajar SSC.

“Ini akan berlangsung secara kontinu hingga 16 April 2011 atau dua hari menjelang UN,” jelas Lindawati. (saz)

Komik tak Surutkan Prestasi

Desy Angreni Simangunsong

Suka baca komik bukan berarti harus lupa belajar. Itulah yang dipraktikkan Desy Angreni Simangunsong. Siswa kelas XI IPA 6 SMA Negeri 5 Medan ini memiliki 100 judul lebih komik di rumahnya.

Namun, prestasi akademik yang diraihnya bahkan terbaik ditingkatnya. Ya, remaja kelahiran Medan 29 September 1994 ini meraih juara umum kelas XI di sekolahnya.

Anak ketiga dari 4 bersaudara pasangan Morlan Simangunsong dan Linceria Simanjuntak ini memiliki cara belajar yang mungkin sedikit berbeda dengan siswa kebanyakan. Karena menurutnya, belajar di sekolah haruslah lebih serius. “Di sekolah dan di bimbingan belajar kita harus serius karena di sana kita memiliki pembimbing yang sangat mengerti dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Kalau di rumah, kita harus mengulangnya sendiri tanpa ada bimbingan dari orang yang memang sudah ahli di bidangnya,” terangnya, Senin (28/3).

Jadi, dengan hal tersebut, remaja yang memiliki hobi menonton televisi dan baca komik ini menjelaskan, kalau di rumah ia tak begitu porsir. “Kalau terlalu diporsir yang ada tak masuk sama sekali ke otak. Yang penting serius dan santai walau hanya sebentar,” kata Desy.

Desy juga menceritakan, Dia memiliki waktu belajar hanya 1 jam pada malam hari. “Saya belajar mulai pukul 19.00 WIB hingga 20.00 WIB saja. Selainnya, nonton televisi dan baca komik,” tuturnya.
Setelah berbincang, ternyata Desy adalah anak kembar dan kembarannya merupakan anak kedua yang juga berjenis kelamin perempuan. (saz)

Bagian Dari Evaluasi Pendidikan

Pada tingkat satuan pendidikan ada tiga hal yang utama untuk kelangsungan proses pembelajaran pada setiap mata diklat yaitu perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi.Ujian nasional(UN) adalah bagian dari evaluasi  dalam system pendidikan.

Pengertian evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan. Sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional  memberikan dasar hukum untuk membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi, disentralisasi, otonomi, keadilan dan menjungjung tinggi hak azasi manusia. Sedangkan system pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Kalau kita mengingat kembali mulai dilaksanakannya evaluasi tingkat nasional yang diselenggarakan pada tahun 1982.Pada tahun ini sudah mulai dilaksanakan Evaluasi Belajar Tahap akhir Nasional ( EBTANAS ),tetapi nilai ebtanas murni bukan satu-satunya criteria penentuan kelulusan dari peserta didik.

Pada tahun 2002 pemerintah merevisi istilah ebtanas menjadi istilah ujian nasional ( UN ),sehingga istilah ebtanas dengan Ujian nasional memiliki tujuan yang sama untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan.
Pada saat ini istilah yang  dipakai pada masing-masing satuan pendidikan adalah Ujian Nasional (UN). Berdasarkan peraturan Mendiknas Republik Indonesia nomor 45 tahun 2010 dimana Ujian Nasional (UN) akan dilaksanakan secara serentak pada tanggal 18 april 2011 sampai dengan 21 april 2011 untuk  sekolah SMA/MA, SMALB dan SMK, sedangkan untuk sekolah SMP/MTs dan SMPLB ujian nasional akan dilaksanakan mulai tanggal 25 april 2011 sampai dengan tanggal 28 april 2011, sehingga pemerintah optimis untuk melaksanakan ujian nasional.
Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk mengetahui dan memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

Masyarakat secara umum merasa pelaksanaan Ujian Nasional dalam teknis pelaksanaannya sifatnya belum berkeadilan terhadap kepentingan masa depan anak bangsa, karena mereka mengingat pelaksanaan Ujian Nasional tahun sebelumnya nilai ujian nasional menjadi patokan penentuan kelulusan peserta didik.

Sehingga masyarakat merasa takut dan cemas kalau anaknya nantinya tidak lulus dari sekolah. Masyarakat berpandangan kalau teknis pelaksanaan Ujian Nasional dilaksanakan secara menyeluruh di semua satuan pendidikan maka perlu ada pembenahan komponen pendidikan secara merata di seluruh Indonesia, tetapi kalau komponen pendidikan tersebut belum merata secara nasional maka Ujian nasional tidak perlu dilaksanakan. (bersambung)

Berdasarkan fakta yang ada di lapangan peserta didik pada satuan pendidikan belum memiliki sarana prasarana yang merata di setiap sekolah sehingga motivasi belajar peserta didik sangat rendah untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian nasional.

Pandangan masyarakat terkait dengan pelaksanaan ujian nasional (UN) secara umum masih merasa alergi, dan kurang dapat menerima teknis pelaksanaan ujian nasional pada saat sekarang ini.Kalau diperhatikan teknis pelaksanaan Ujian nasional  masih memiliki kelemahan, yang paling nyata yaitu tingkat kesukaran setiap soal yang diujikan masih sama untuk setiap peserta didik diseluruh Indonesia dan nilai ujian nasional pada tahun yang lewat masih secara murni untuk penentuan kelulusan. Berdasarkan fakta dilapangan untuk masing-masing peserta didik pada satuan pendidikan kesiapan pengetahuan, keterampilan dan sikap belum tentu sama diseluruh Indonesia, akibat setiap satuan pendidikan belum memiliki komponen utama dalam system pendidikan yang merata antara lain ketenagaan, kesiswaan,sarana prasarana, manajemennya, lingkungan sekolah dan sebagainya.

Pandangan dari sebagian anggota DPRD menyatakan pelaksanaan Ujian Nasional(UN)  kurang efisien dan efektif karena dalam pelaksanaan ujian nasional ini menghabiskan biaya yang sangat tinggi yaitu sampai triliunan rupiah. Sebagian tanggapan dari kalangan masyarakat  telah direspons oleh pemerintah. Harapan pemerintah hasil nilai  Ujian Nasional dapat difungsikan sebagai pemetaan dan sebagai evaluasi. Karena pemetaan adalah pemotretan sejarah yang dilakukan untuk menentukan strategi pembangunan pendidikan ke depan sesuai dengan kondisi yang didapatkan dari hasil pemotretan .Harapan orangtua siswa dan sebagian lapisan masyarakat kiranya ada pengelompokan naskah soal secara nasional berdasarkan criteria akreditasi yang dimiliki masing-masing sekolah.

Berdasarkan harapan tersebut pemerintah harus lebih focus dalam pembenahan system pendidikan nasional, khususnya dalam pembenahan komponen system pendidikan masing-masing satuan pendidikan setara untuk setiap sekolah khususnya tentang komponen ketenagaan, kesiswaan, sarana prasarana, manajemen, lingkungan dan sebagainya. Dalam pelaksanaan ujian nasional pemerintah memberi mandat kepada salah satu badan yang sifatnya independen untuk memperoleh pelaksanaan yang jujur dan fair kepada Badan Standar Nasional Pendidikan (BNSP). Badan ini dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Badan ini punya wewenang untuk melaksakan ujian nasional secara menyeluruh. Berdasarkan pandangan yang kontroversi dari orangtua peserta didik , lapisan masyarakyat dan pemerintah perlu ada solusi yang sifatnya berkeadilan untuk kepentingan anak bangsa dan negara. Sesuai dengan peraturan Mendiknas Republik Indonesia nomor 45 tahun 2010 tentang criteria kelulusan bagi peserta didik antara lain: menyelesaikan seluruh program pembelajaran yaitu: memiliki nilai rapor semester satu sampai semester enam. memperoleh nilai minimal baik pada pelajaran(agama, kewarganegaraan, estetika dan jasmani), lulus ujian sekolah untuk kelompok matapelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dengan  mengkombinasikan ratarata nilai rapor semester 3,4 dan 5 terhadap nilai ujian sekolah dengan perbandingan (40%:60%), lulus ujian nasional dengan kombinasi nilai sekolah dari matapelajaran yang di uji nasionalkan dengan pembobotan 40% : 60%,kemudian nilai rata-rata semua mata pelajaran minimal 5,50 dan nilai setiap mata pelajaran paling rendah 4,00. Maka berdasarkan criteria penentuan kelulusan peserta didik tersebut setiap peserta didik, orang tua peserta didik dan kalangan masyarakat tidak perlu takut atau cemas hanya untuk memikirkan kelulusan peserta didik.

Penulis memberikan solusi dalam hal pelaksanaan ujian nasional untuk memperoleh rasa keadilan dan menjunjung tinggi hak azasi manusia sesuai dengan Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional, perlu pembenahan secara sistimatik yaitu laksanakan akreditasi ulang masing-masing satuan pendidikan secara objektif tanpa ada unsur kolusi, korupsi dan nepotisme(KKN). Maka berdasarkan data akreditasi masing-masing sekolah yang dikategorikan menjadi  amat baik, baik, cukup dan kurang adalah dasar untuk pengelompokan naskah soal yang akan diujikan secara nasional. Kemudian langkah berikutnya yang harus dilaksanakan adalah analisis  soal untuk memperoleh validitas dan reliabilitas setiap butir soal, yang merupakan dasar penentu tingkat kesukaran soal. Karena ketentuan dalam penyusunan soal Khususnya untuk naskah Ujian nasional harus memenuhi ketentuan persentase tingkat kesukaran soal sebagai berikut: 25% mudah,50% sedang dan 25% sukar. Maka perlu dilaksanakan try out berdasarkan kategori akreditasi masing-masing sekolah,sehingga akan diperoleh validitas dan reliabilitas masing-masing soal sesuai dengan pengelompokan tingkat kesukarannya. Secara riel berdasarkan tingkat kesukaran soal peserta ujian  hanya mengerjakan soal yang mudah dan benar  sudah punya nilai 2,50, peserta ujian mampu mengerjakan soal yang mudah dan sedang secara benar tanpa mengerjakan soal yang sukar akan memperoleh nilai 7,50.

Data hasil nilai ujian nasional menjadi informasi bagi pemerintah dan semua lapisan masyrakat tentang prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik, sekolah, daerah kabupaten/kota, propinsi dan prestasi secara nasional, sehingga data nilai ujian nasional ini dapat membandingkan hasil belajar antar sekolah dalam satu daerah kabupaten/kota dan tingkat propinsi, dan dapat digunakan sebagai informasi pendorong bagi peserta didik, guru, sekolah dan pelaku pendidikan lainnya untuk saling berpacu demi prestasi. Kontroversi yang terjadi di kalangan masyarakat tentang pelaksanaan ujian nasional akan segera direspons oleh pemerintah melalui Badan Standar Nasional Pendidikan, oleh sebab itu kita harapkan semua lapisan masyarakat yang terkait dengan pendidikan, baik sebagai konseptor, pelaksana pendidikan, pengambil kebijakan dan masyarakat umum hendaknya memiliki pemahaman yang baik tentang pelaksanaan ujian nasional ini.

Oleh:
Drs. Master Manurung
Staf Pendidik SMK Negeri 3 Medan

Merasa Ditantang Gatot, Mahasiswa Siap Turun Jalan

Plt Gubernur Sumut Bertemu Rektorat USU

MEDAN-Dugaan pemotongan dana hibah APBD Sumatera Utara tahun anggaran 2010 sebesar Rp9,7 miliar untuk Universitas Sumatera Utara (USU) terus berkembang. Mahasiswa dan elemen kemahasiswaan di universitas tertua di pulau Sumatera itu bereaksi keras. Mereka menuntut pihak kampus melaporkan dugaan penyunatan dana yang melibatkan Biro Bantuan Sosial (Bansos) dan Biro Keuangan Pemprovsu itu ke penegak hukum. Para pemuda ini bahkan berjanji turun ke jalan untuk mendesak pengusutan kasus tersebut.

Tetapi perkembangan ini tampaknya tidak disukai oleh pihak pemerintahan. Pelaksana tugas (Plt) Gubernur Gatot Pujo Nugroho mengaku, gerakan turun ke jalan sebagai reaksi dugaan pemotongan dana hibah pendidikan itu, tidak ada. Dengan demikian, aksi mahasiswa tidak akan pernah terjadi. Hal itu diungkapkan Gatot saat dikonfirmasi Sumut Pos usai menghadiri acara peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2011 dan Hari Ulang Tahun (HUT) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut ke 65 di halaman Istana Maimun Jalan Brigjen Katamso Medan, Minggu (27/3).
”Saya sudah bertemu pihak USU, dalam hal ini Pembantu Rektor USU. Nah, pihak USU menyatakan reaksi itu tidak benar. Jadi berita itu tidak benar,” kata Gatot yang sudah berada di mobil seusai acara.

Ditanya sikapnya terkait dugaan keterlibatan Kepala Biro Keuangan dan Biro Bansos Provsu, Gatot enggan menjawabnya. “Berita itu tidak benar, dan saya sudah ketemu dengan Pembantu Rektor USU,” ujarnya lagi dengan tegas.

Menyahuti ucapan Plt Gubsu tersebut, sejumlah elemen mahasiswa USU yang dikonfirmasi Sumut Pos, melihat sikap Gatot sebagai sebuah kontradiktif. ”Ini kontradiktif. Tidak ada sedikitpun konfirmasi dari pihak rektorat kepada kami. Kok kenapa tiba-tiba katanya itu tidak benar. Saya pikir, ini adalah sebuah bentuk pengamanan dari Pemprov terhadap para mahasiswa atau aktivis USU melalui pihak rektorat. Berarti ini ada yang tidak benar,” tegas
Ketua Badan Koordinator Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Sumut Syamsir Pohan.

Mahasiswa USU ini menambahkan, bila saat ini mahasiswa belum turun ke jalan, itu tak lain karena pihaknya mengharapkan pihak USU melaporkan persoalan ini ke pihak berwajib. ”Ya memang belum ada demo, karena permintaan kami selaku kelompok mahasiswa, agar pihak USU sendiri yang melaporkan dugaan koruptif yang dilakukan Pemprovsu. Jika memang pihak USU keberatan, berarti ada main mata antara pihak USU dan Pemprovsu,” katanya.

Dengan adanya statemen Plt gubernur tersebut, Syamsir berjanji akan berembuk dengan rekannya sesama mahasiswa untuk melaksanakan gerakan ‘reformasi USU’ dengan aksi turun ke jalan.
“Kami pasti akan turun ke jalan, untuk menyuarakan kecurangan ini. Jika pihak Pemprovsu menantang, kami akan buktikan. Ini bagian dari pengabdian kami kepada universitas,” tegas Syamsir.

Kemarin Syamsir didampingi rekannya yang juga dari Badko HMI Sumut, Halomoan Harahap, serta Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumut Hasan Lumbanraja, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia Cabang Medan (GMKI) Sondang Simamora, Koordinator Jaringan Aktifis Mahasiswa Sumut (Jamsu) Hajrul AS.
Lebih lanjut Syamsir dan kawan-kawan (dkk) menyatakan, sejumlah elemen mahasiswa USU tersebut sudah lama tidak melakukan aksi. Namun, ketika kepentingan mahasiswa USU dikebiri, itu artinya memancing adrenalin mereka untuk kembali turun ke jalan guna menyuarakan sebuah kebenaran.

“Sudah lama mahasiswa USU tidak bergerak untuk aksi-aksi. Tapi, ketika kepentingan universitas kami dikebiri, kami tidak akan tinggal diam. Kami akan arahkan massa ke Kantor Gubsu,” tukas mereka.

Mereka menegaskan, tidak ada yang bisa menghalangi niat mereka untuk menegakkan kebenaran, terutama lagi kebenaran bagi universitas mereka.

”Siapapun yang menghalangi, akan berhadapan dengan kami. Kalau ada pengkhianat dari oknum rektorat terkait masalah ini, maka kami akan menyatroni Biro Rektor USU,” pungkas Syamsir dkk.

Seperti telah diberitakan Sumut Pos, dugaan pemangkasan dana hibah dari APBD Sumut ke senilai Rp9,7 miliar terungkap saat anggota DPRD Sumut melakukan rapat kerja dengan pihak rektoran USU. Dalam raker diketahui, pagu hibah dana APBD 2010 yang seharusnya diberikan Rp18,5 miliar untuk tiga pos, hanya diserahkan Rp8,8 miliar.
Selain dugaan pemotongan dana hibah ini, USU juga diterpa kabar tak sedap. Empat guru besarnya diperiksa pihak kejaksaan terkait dugaan korupsi alat kesehatan (Alkes) di Fakultas Kedokteran (FK) tahun 2010 senilai Rp38 miliar.
Diprediksi kerugian negara dalam kasus tersebut mencapai  Rp8 miliar-Rp10 miliar. Menurut sumber, kasus ini diadukan internal USU ke Kejatisu. Dokumen proyek ini sangat lengkap, dan semuanya telah berada di tangan pihak kejaksaan. Pihak Kejatisu juga telah memeriksa sejumlah profesor untuk dimintai keterangan, yakni Prof SYP, DDM, CHY, dan GLN.

Jumat (25/3) lalu, seorang guru besar USU berinisial Prof NSR dikabarkan beberapa kali menemui beberapa orang jaksa Kejatisu untuk ’mengamankan’ penanganan hukum kasus ini agar tidak sampai naik ke tingkat penyidikan.
Meski demikian, Kajatisu Sution Usman Adji dengan tegas mengatakan, kasus dugaan mark up ini tidak bisa dilobi. Dia memastikan, jika bukti-bukti sudah lengkap, kasus proyek tahun 2010 ini segera dinaikkan ke penyidikan dan menetapkan tersangkanya. ”Kasus itu (dugaan korupsi alkes FK USU, Red) masih terus bergulir. Namun saya belum tahu sampai dimana, karena belum ada anggota yang melaporkan perkembangannya,” tegas Sution.

Beberapa orang yang emngaku dekat dengan professor yang dimintai keterangannya juga beberapa kali menghubungi wartawan koran ini. Mereka meminta agar pemberitaannya dihentikan. Hingga kini, kasus dugaan korupsi alkes yang merugikan negara miliaran rupiah ini masih ditangani pihak Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara.(ari)