28 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15470

Duar… Kapolresta Panik, Kajari Melarikan Diri

Ledakan Saat Sidang Perampokan Bank CIMB di PN Medan

MEDAN-Suara ledakan keras membuat panik suasana persidangan terdakwa perampok Bank CIMB Niaga cabang Aksara di pengadilan negeri (PN) Medan dan penyerangan Mapolsek Hamparan Perak, kemarin (12/4). Dentuman tersebut juga membuat kaget pasukan Brimob bersebo. Pasukan elit seragam cokelat bersenjata lengkap yang berjaga di sekitar ruang sidang itu langsung mengokang senjata. Satuan pengamanan lain di PN Medan juga dalam posisi siaga penuh, mengamankan situasi. Beruntung persidangan yang baru dimulai tersebut tidak bubar dan para terdakwa yang juga membunuh Brigadir Manuel Simanjuntak itu tidak melarikan diri.

Kapolresta Medan Kombes pol Tagam Sinaga yang semulanya duduk santai di depan ruang cakra 7, langsung melompat dan mengambil ancang-ancang. Tagam terlihat panik. ”Apa itu… apa itu…,” katanya sambil mengambil tongkat komandonya menuju belakang PN Medan, arah sumber suara.

Tagam mondar-mandir dan melarang jurnalis menuju belakang PN Medan. “Kalian jangan ke belakang, jangan…, jangan…,” katanya.

Begitu juga dengan Kepala Kejaksaan Negeri Medan Radja Nofrijal, berlari ke luar gedung. Dia berusaha menyelamatkan diri.

Di luar PN Medan, juga tak kalah heboh dan panik. Sebuah ledakan itu ternyata bersumber dari sebelah atas warung nasi di belakang PN. Pengunjung warung berhamburan meninggalkan aktivitas makan siang masing-masing.
Kepanikan bertambah ketika percikan api meloncat dari arah ledakan. Bahkan, atap warung yang terbuat dari tenda terpal itu ikut terbakar. Percikan api juga mengenai kendaraan taktis (rantis) lapis baja milik Brimob yang standby di belakang pengadilan.

Para pengunjung warung berlarian menyelamatkan diri. Tidak mau ambil risiko, semua pemilik warung pun menyiram api tersebut dengan melemparkan air dari bawah. Beruntung, usaha tersebut berhasil memadamkan kobaran api.

Setelah pihak keamanan berhasil mengendalikan situasi, penyebab ledakan diketahui juga. Ternyata dari sebuah trafo. “Kami pikir tadi ada yang melempar bom,” ujar salah seorang pemilik warung, Bebi Kamaru Khan.
Persidangan pun akhirnya dilanjutkan kembali.

Dalam persidangan terdakwa Beben kemarin, Jaksa Penuntut Umum Iwan Ginting SH menghadirkan saksi Julianto, saksi yang berada di New Warnet Jalan Sunggal Medan saat Beben dan komplotannya merampok di warnet itu, beberapa minggu sebelum sebelum perampokan bank CIMB 20 Agustus 2010. “Kepala saya ditodongkan pistol, terus hp saya diminta. Tetapi saya tidak tahu orangnya, karena wajahnya ditutup sebo,” Julianto di hadapan majelis hakim yang diketuai Erwin Mangatas Malau.

Selain mengambil telepon genggamnya, Julianto juga menyatakan, para pelaku juga mengambil sebuah kendaraan mio berwarna biru milik temannya Kevin.

“Kalau uang saya tidak tahu majelis, karena saya dalam posisi ketakutan,” tambah Julianto. Pada saat kejadian itu, dia hanya melihat dua orang pelaku yang masuk ke dalam warnet. Sedangkan yang berjaga diluar Warnet dirinya tidak tahu. “Ya, saya kurang begitu ingat pak hakim. Tetapi, adalah kira kira pelakunya tinggi badannya seperti ini,” jelas Julianto.

Dia mengaku, peristiwa itu sempat membuatnya trauma hingga saat ini. Apalagi sempat ditodongkan senjata api oleh pelaku.  Saat ditunjukkan senjata api yang digunakan pelaku untuk menakuti korban jenis FN, Julianto mengaku bukan.

Sebab, seingatnya senjata api yang dipakai berpeluru enam atau jenis revolver. Sementara untuk sembilan terdakwa hari ini enam diantaranya menjawab eksepsi dari terdakwa.

Jaksa Penuntut Umum menyatakan, menolak eksepsinya karena semua hal yang disampaikan tidak beralasan.
Sebab, sejak awal kasus ini sudah ditangani oleh pihak intelijen. Terkait identitas, maupun tempat dan kejadian perkaranya sudah tepat. “Kami meminta majelis menolak eksepsi yang diajukan terdakwa,” jelas Iwan Ginting di hadapan majelis hakim Erwin Mangatas Malau.(rud)

Strawberry Bikin Seksi

Memulai karir sebagai model, Jessica Iskandar (23), makin dikenal sebagai bintang sinetron dan presenter. Bahkan, sekarang dia menjajal keberuntungan sebagai penyanyi.

Penampilan pun semakin tak luput dari perhatian perempuan yang dikenal lewat film Dealova itu. Sebab, dia semakin sering terlihat di televisi dan acara-acara publik.

Salah satunya adalah kulit. Perempuan yang akrab disapa Chika itu memiliki kulit wajah yang mulus dan berseri. Tak ada jerawat yang mampir di wajahnya yang selalu ceria itun “Mau tahu rahasianya” Saya suka pakai masker strawberry. Jadi, buah strawberry dihancurin, terus diusapkan ke wajah,” ungkapnya kemarin, saat ditemui di Kantor RCTI, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

Untuk merawat wajah, dia lebih suka menggunakan bahan alami. Pasalnya, bintang film Coblos Cinta itu takut jika harus menjalani perawatan di salon seperti facial. “Takut mukanya dipencet-pencet. Kan sakit. Paling kalau facial setahun sekali,” ujarnya, lantas tersenyum. Karena itu, untuk meminimalkan kotoran yang mampir ke wajah, dia membiasakan diri untuk mencuci wajah dengan sabun khusus secara rutin. Selain itu, pantang memegang wajah jika tangannya tidak steril alias belum dicuci.

Tapi, Chika membantah menjalani perawatan wajah gara-gara banyak yang bilang bagian wajahnya terkesan seksi. Terutama bagian bibir. “Banyak sih yang bilang begitu. Cuman enggak lah kalau merawat wajah supaya tetap dibilang seksi. Karena menurutku, seksi itu tidak tecermin dari fisik, tapi pemikiran,” tegasnya. Menurut dia, pemikiran yang positif akan memancarkan aura seksi.

“Orang kalau punya pemikiran positif, terpancar saja keseksiannya. Meski dia pakai baju tertutup, ya tetap saja terlihat seksi. Cara dia berjalan, cara dia bicara, itu bisa mengesankan keseksian. Jadi, tidak selalu seksi itu harus pakai baju minim dan terbuka,” lanjutnya. Nah, kalau tubuh, bagian mana yang menurut dia memperkuat kesan seksi” “Rambut,” jawabnya. Chika bilang rambut panjangnya bisa menambah kepercayaan diri dalam berpenampilan. “Makin pede aja dengan rambut panjang. Apalagi, sudah sejak dulu ingin punya rambut panjang. Tapi, sama orang tua baru boleh manjangin rambut setelah SMA,” imbuhnya. (jan/c10/any/jpnn)

SBY: Operasi Rahasia untuk Hantam Pembajak Somalia

Penyelamatan 20 ABK Sinar Kudus

JAKARTA-Opsi melakukan negoisasi tidak menjadi satu-satunya opsi yang diambil pemerintah untuk menyelamatkan 20 awak kapal MV Sinar Kudus yang dibajak perompak di perairan Somalia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, opsi lain untuk operasi penyelamatan awak kapal itu juga sudah dipersiapkan.

SBY menyebutkan, semua opsi telah dipertimbangkan dan dipersiapkan. “Memang tidak semua opsi bisa kami jelaskan ke publik. Mengapa? Karena ini menyangkut masalah keselamatan saudara-saudara yang disandera,” kata SBY dalam pengantar sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, kemarin (12/4).

Hal itu juga menyangkut keselamatan mereka yang mengemban tugas untuk membebaskan kapal dan awak kapal yang disandera.

SBY lantas menyebut UU No. 41/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik. Dalam pasal 17 UU tersebut, diatur tentang informasi yang dikecualikan, yakni sebuah informasi yang bisa tidak dibuka di arena publik.
“Antara lain manakala berkaitan dengan operasi ketahanan, keamanan, dan operasi penegakan hukum. Termasuk menghadapi kejahatan transnasional,” papar SBY. Menurutnya, pada saatnya sebagai bentuk akuntabilitas pemerintah, akan dijelaskan kepada publik. “Tetapi tentu pada saat yang tepat,” sambungnya.

Saat ini yang aktif bekerja adalah Kementerian Polhukam, Kementerian Luar Negeri, TNI, dan Badan Intelijen Negara. SBY mengungkapkan, banyak kejadian di beberapa negara karena terbukanya sesuatu informasi ke masyarakat luas sehingga operasi khusus itu gagal dilaksanakan.

Seperti diketahui, MV Sinar Kudus yang memuat feronikel milik PT Aneka Tambang Tbk dibajak saat dalam perjalanan menuju Laut Merah dengan tujuan akhir Rotterdam. Kapal berangkat dari Pomalaa, Sulsel.
SBY mengatakan, saat ini terdapat 27 kapal yang masih disandera pembajak Somalia. Sejak Maret 2010 hingga Maret 2011, ada 41 kapal yang dibajak dan disandera. Dari 27 kapal itu, masih disandera sejumlah awak kapal dari 16 negara. “Jumlah ABK yang diperkirakan masih dalam penyanderaan berjumlah 583, di dalamnya ada 20 orang saudara-saudara kita WNI,” kata SBY.

Menteri Pertahanan (Menhan) Purnomo Yusgiantoro mengatakan, pemerintah perlu berhati-hati untuk melakukan operasi militer untuk menyelamatkan awak kapal yang disandera. Dia mencontohkan operasi militer yang dilakukan Korea Selatan yang mengakibatkan sandera ditembak dan meninggal. Hal yang sama juga pernah dialami Amerika. “Ini semua masuk dalam pertimbangan kita,” katanya. (fal)

Sampai Titik Nol, Aku Mau Langsung Dibotak

Imam Sujoko, Satu Kaki Lintas Jawa-Sumatera-Sabang PP dalam 110 hari

Ketidaksempurnaan manusia bisa menjadi kelebihan seseorang dari manusia lainnya. Paling tidak hal itu yang ingin dibuktikan penggila touring Imam Sujoko yang hanya memiliki satu kaki.

INDRA JULI-Medan

Waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB, Senin (11/4). Imam Sujoko (44) yang ditemui di salah satu penginapan seputaran Jalan Amaliun Medan, terlihat bersemangat. Mengenakan kemeja dari sponsor dan celana panjang corak loreng tanpa alas kaki. Imam tampak santai, dengan tongkat sebagai penopang karena ia memang sudah tak memili kaki kiri.

Satu per satu track perjalanan diperiksa untuk selanjutnya menyiapkan skedul perjalanan yang akan dilalui menuju titik 0 (nol), Pulau Sabang di Provinsi Naggrie Aceh Darussalam (NAD). Tak jarang juga dirinya bercanda dengan pendampingnya, Philips Sibuea mengenai perjalanan kali ini.

Keberadaan Imam di Kota Medan merupakan rangkaian dari kegiatan Lintas Jawa-Sumatera-Sabang dalam 110 hari pulang-pergi (PP) yang dilakoninya dengan menggunakan sepeda motor matic. Kegiatan itu sendiri diawali 26 Februari lalu dengan titik start di Banyuwangi. Direncanakan Imam akan meninggalkan Kota Medan 14 April menuju Pulau Sabang. “Saya itu pada dasarnya memang suka turing.

Dengan begitu aku tidak ingin diremehkan orang lain. Karena memang manusia itu ada batasnya tapi ada juga kelebihannya,” tegas pria kelahiran Lumajang 30 Maret 1968 ini.

Untuk itu Imam bertekad menyelesaikan perjalanan hingga ke titik 0 Pulau Sabang. Selain ingin membuktikan kebenaran iklan dari salah satu produsen sepedamotor matic, perjalanan itu nantinya akan menjadi torehan sejarah. Imam Sujoko adalah bikers cacat tubuh pertama yang sampai ke Pulau Sabang. “Aku sampai bernazar, sesampai di titik nol, aku mau langsung cari tukang cukur rambut biar dicukur habis. Karna aku belum pernah dibotak,” ucapnya di hari ke 43, kemarin.

Seperti yang disampaikan kepada Sumut Pos, dulunya Imam terlahir normal. Saat bekerja di proyek pembangunan tower di Maluku pada 1997 dirinya mengalami kecelakaan yang membuatnya harus kehilangan kaki kiri.
Suami dari Siti Rahayu ini tidak mau tenggelam dalam kesedihan dan berputus asa. Perlahan namun pasti Imam menata hidup untuk bangkit. Dengan bekerja di tambak di daerah Banyuwangi dirinya memenuhi tanggung jawab sebagai kepala keluarga membesarkan anak sematawayang Niken (21).

Semangat berbuat tadi pun menjadi modal utama Imam mengawali perjalanannya pada 2003 silam. Hebatnya, saat itu Imam hanya menggunakan sepeda kumbang. Tak tanggung-tanggung, dengan sepeda itu dirinya sudah berkeliling di 32 provinsi di Indonesia. Untuk itu berbagai penghargaan berhasil diraih baik dari kelompok masyarakat hingga pejabat daerah yang berkenan bertemu langsung dengan dirinya. Seperti yang diperlihatkan pada beberapa dokumentasi yang disimpan baik oleh Imam.

Hal itu tampaknya belum membuat Imam puas dalam menegakkan eksistensinya. Pada 2010 Imam mengganti tunggangannya dari sepeda kumbang kini menggunakan sepedamotor. Perjalanan perdananya pun menghantarnya ke negeri cenderawasih, Irian Jaya. “Aku masuk ke PT Freeport dengan motor matic ini. Soalnya aku pengen tahu kekuatan matic ini sebenarnya. Kalau katanya 500 kilo harus servis, aku hajar saja sampai selesai baru di servis. Ternyata baik-baik saja kok,” kenangnya.

Begitu pun dari sekian banyak perjalanan yang dilalui, Imam mengaku memiliki kesan tersendiri untuk daerah Sumatera Utara. Apalagi kalau tidak persaudaraan yang begitu kental di antara sesama bikers. Bahkan Imam harus mengatur ulang jadwal perjalanan karena di beberapa daerah tertahan oleh komunitas bikers yang memang sudah menunggu. Dari Rantauprapat dirinya dipaksa singgah. Meskipun berhasil lewat dengan ’ilmu silumannya’ (karena tidak menyapa komunitas kikers) di Kisaran, Imam kembali tertangkap di Tebing Tinggi sebelum akhirnya tiba di Kota Medan, Sabtu (9/4) lalu.

Imam disambut di fly over oleh ketua Scorpio Anak Medan (SAM) Iwan didampingi divisi turing Hery untuk kemudian diarahkan ke beberapa komunitas sepedamotor di Kota Medan. “Jujur saja, aku itu paling berkesan dengan Kota Medan bahkan aku dulu pernah tinggal di sini tiga bulan karena enaknya. Hanya saja aku juga paling gemas dengan panasnya,” pungkasnya. (*)

Fans PSMS Serang Bus Persiraja, 5 Luka-luka

MEDAN-Bus yang ditumpangi skuad dan offisial Persiraja Banda Aceh, diserang sekelompok fans PSMS di kawasan Makam Pahlawan, Jalan Sisingamangaraja hingga Jalan Stasiun, tepat di pusat jajanan Merdeka Walk, Selasa (12/4) malam.

Akibat serangan itu kaca kiri mobil pemain pecah dan melukai 5 pemain. Pantauan wartawan Sumut Pos di Pos Polisi Sat Lantas Merdeka Walk, terlihat suasana arus lalu lintas sangat macet dan padat. Puluhan petugas disiagakan di lokasi tersebut. Penuturan Sisgiardi (47), Asisten Pelatih Persiraja Banda Aceh, mereka diserang oleh orang berbaju hijau.

“Kami diserang mulai dari depan Makam Pahlawan saat keluar dari Stadion Teladan saat mau pulang. Kami tidak tahu penyebabnya ,” terang Sisgiardi.

Hal senada diutarakan Sulaiman Abi, Asisten Pelatih, Hendra, pemain Persiraja. “Mana kami tahu Bang, kami mau pulang dan kami diserang sampai ke Pos Polisi Sat Lantas ini. Kami pilih berhenti disini karena kami lihat ada kantor polisi,” tukas Andre dengan luka dibibir di sekitar Merdeka Walk.

Kapten Tim Persiraja Abdul Musawir mengatakan hal sama. Abdul Musawir juga menunjukkan luka di pelipis mata kirinya akibat dilempar batu. “Saya tidak tahu bang dan saya kena karena saya pas duduk di bangku sebelah kiri,” ujar Abdul Musawir sambil memegang lukanya.

Kasubbag Dal Ops Polresta Medan, AKP M Sofian Sinaga mengatakan, pihaknya mengamankan 2 orang dan masih diperiksa. “Yang diamankan hanya 2 orang,” katanya.

Kedua pria tersebut Ardi (13), warga Pasar X, Medan Helvetia, pelajar Kelas III SLTP PAB II dan Sofian (17), warga Jalan Berdikari, Medan Helvetia, pelajar Kelas II SMU Swasta Medan Area. Penuturan Sofian dan Ardi saat ditanyai di Pos Polisi Sat Lantas Polresta Medan, mereka ditunjang kawannya untuk ikut melempar.

“Kami ditunjang kawan kami saat mau pulang dan diajak untuk melempar mobil pemain Persiraja Banda Aceh,” tukas Ardi sambil mengatakan Rabu (13/4) besok mau ujian sekolah dan meminta agar dibebaskan.

Atas kejadian itu, kubu Persiraja yang sedianya masih akan berada di Medan hingga (18/4) memutuskan pulang lebih awal.

“Rencananya, kami akan menginap sampai tanggal 18 April nanti. Tapi karena kejadian ini, sepertinya kami akan mengurungkan niat. Mungkin besok kami kembali ke Banda Aceh. Untuk malam ini, terpaksa kami masih menginap di Hotel Garuda Citra,” kata Manager Persiraja Banda Aceh Adly Tjalok saat dimintai keteranganya.

Menurut Nata Simangunsong, Ketua Suporter Medan Cinta Kinantan (SMeCK) Hooligan, mengaku tidak mengenal kelompok fans penyerang tersebut. “Kami sangat menyayangkan aksi anarkis seperti itu. Kami SMeCK tidak kenal para pelaku. Semoga di lain hari tidak ada lagi kejadian memalukan seperti ini,” beber Nata. (jon/ari)

Waktu Diulur, Korban Berjatuhan

Gencarnya pemberitaan mengenai pembajakan kapal Indonesia, MV Sinar Kudus menjadi pembicaraan di penjuru tanah air. Selama 29 hari dikuasai pembajak Somalia, para Anak Buah Kapal (ABK) seperti tersiksa, bahkan keluarganya hanya bisa meratapi tangis.

Ternyata, hal tersebut pernah dialami Aep Saepudin yang juga Warga Negara Indonesia (WNI). Aep ketika itu bekerja sebagai ABK kapal pancing berbendera Taiwan, Win Far 161. Dirinya bersama 31 ABK lainnya disandera pembajak selama 10 bulan. “Pembajakan itu kejadiannya klise,” katanya, Selasa (12/4).

Dikenangnya, 5 April 2009, terlihat ada sebuah titik di tengah laut, di tengah Samudera Hindia. Tapi, titik itu tak diketahui pasti. Hanya saja titik itu terus mengikuti dari belakang. Aep mengaku curiga dengan adanya titik itu, dibicarakannya ke Kapten kapal. Keesokan pagi, sekitar pukul 06.00 ada kapal berada di depan. “Ada sekitar 6 orang mengeluarkan tembakan dari senjata AK47, mereka menembak radar kami,” sebutnya.

Selanjutnya, kapal dan kru digiring ke perairan Somalia, menempuh perjalanan 14 hari. Kapal lalu melepas jangkar di perairan Somalia, 7 mil dari darat.

Saat itulah, banyak diantara kami akhirnya tak bisa berkumpul lagi dengan keluarga akibat waktu dan negosiasi tebusan senilai dolar US 9 juta. Semakin lama waktunya, rekannya pun hilang satu persatu.
“Saya dan kru WNI lain bilang, kami muslim, sama dengan orang Somalia. Lantas, orang Somali itu bilang don’t worry be happy, kami hanya ingin kapalnya, bukan orang-orangnya,” sebutnya.

Selanjutnya, kapal dan kru digiring ke perairan Somalia, menempuh perjalanan 14 hari. Kapal lalu melepas jangkar di perairan Somalia, 7 mil dari darat. “Sejak 6 April 2009 itu, kami tidak boleh masuk kamar dek. Semua di geladak, tidak boleh membawa pakaian,” sebutnya.

Saat itulah, banyak diantara kami akhirnya tak bisa berkumpul lagi dengan keluarga akibat waktu dan negosiasi tebusan senilai dolar US 9 juta. Semakin lama waktunya, rekannya pun hilang satu persatu. Syukurnya dirinya selamat, ketika bala bantuan datang untuk menebusnya. (*)

Demi Harga Diri Bangsa Indonesia

Pemerintah Upayakan Bebaskan 20 WNI dari Pembajak Somalia

Pembajakan kapal MV Sinar Kudus milik PT Samudera Indonesia di perairan Somalia, hingga 29 hari disandera belum juga bisa dibebaskan. Bahkan, pihak pembajak kembali mengancam akan menghabisi 20 Anak Buah Kapal (ABK) yang ada di kapal tersebut bila tak membayar uang tebusan sebesar dolar US 3 juta atau sekitar
Rp27 miliar.

Kapal MV Sinar Kudus PT Samudera Indonesia Tbk berangkat dari Pemalang, Jawa Tengah menuju Rotterdam, Belanda, Rabu (16/3) lalu. Kapal bermuatan bijih nikel milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) senilai Rp1,7 triliun lebih.

Sesampiannya di Laut Merah, kapal dihadang kawanan bajak laut dan digiring ke perairan Teluk Aden, Somalia, pada Sabtu (9/4). Kini, posisi tepatnya berada di pantai timur Somalia, 400 mil dari Mogadishu. Demikian disampaikan kapten kapal tersebut, Slamet Jauhari.

Para bajak laut ini, sebutnya menaikkan permintaan tebusan kepada pemilik kapal, PT Samudera Indonesia untuk membebaskan 20 awak kapal yang disandera. Nilai tebusan dinaikkan karena pemilik kapal tak kunjung membayar sesuai permintaan bajak laut. Semula, pembajak meminta tebusan dolar US 2,6 juta sekitar Rp22,4 miliar, kemudian dinaikkan menjadi dolar US 3,5 juta sekitar Rp30 miliar.

“Sementara pihak perusahaan hanya mampu membayar dolar US 1.070 sekitar Rp9.223.4000,” ujar Yunita (35), istri Masbukhin (37) seorang awak MV SinarKudus asal Kediri, Jawa Timur.
Upaya negosiasi yang berlarut hingga berujung seorang ABK sakit dan kritis. Menurut Totok Sugiyanto, sahabat Slamet Jauhari, nahkoda Kapal MV Sinar Kudus, awak kapal bernama Slamet Riyadi itu terserang diare sejak beberapa hari lalu tetapi tidak diobati.

“Korban yang sakit bertambah dari 12 menjadi 14,” kata Totok, Selasa (12/4).
Totok mengatakan sekitar pukul 20.50 WIB , Jauhari meneleponnya. Sekitar pukul 10.00 WIB, katanya, keduanya kembali menjalin kontak. “Tok, aku minta tolong, bagaimana cara kami bisa dibebaskan. Kok pemerintah tenang-tenang saja,” ujar Totok menirukan Jauhari.

Menurut Totok, setelah hampir sebulan disandera, karibnya sesama alumni Pendidikan Pelayaran Besar Semarang tahun 1979 ini tetap berusaha tenang.  “Kalau tak sabar saya bisa gila, bisa loncat ke laut,” ujar Jauhari seperti ditirukan Totok.

PT Samudera Indonesia, cerita Jauhari pada Totok, sudah menyatakan tidak sanggup membayar tebusan sebesar Rp27 miliar yang diminta perompak.

Pengamat hubungan international dari Universitas Indonesia,  Hariyadi Wirawan mengatakan Pemerintah perlu mempertimbangkan permintaan pembajak Somalia yang menyandera 20 warga negara Indonesia (WNI). Masalahnya, permintaan USD 3 juta sebagai uang tebusan akan menjadi pertaruhan harga diri bangsa Indonesia.
Menurutnya, banyak pilihan yang bisa diambil Pemerintah sebelum mengerahkan militer ke Somalia untuk membebaskan para sandera. Diantaranya melakukan diplomasi dengan Pemerintah Somalia atau meminta bantuan kepada Amerika Serikat (AS) karena memiliki pangkalan militer di Meditrania. “Tapi dua opsi ini sulit dilakukan karena pembajak itu bukan sebuah lembaga dan tujuan mereka hanya uang tebusan. Sementara Indonesia di hadapan AS selalu lemah sehingga sulit dipenuhi,” katanya.

Hariyadi menjelaskan Pemerintah Indonesia bisa mengikuti jejak yang dilakukan  Korea Selatan (Korsel) dalam membebaskan warganya dari pembajak Somalia. Korsel mengerahkan marinirnya dan berhasil menyelamatkan 21  ABK Samho Jewelry yang mengangkut bahan kimia. Sementara delapan pembajak tewas dalam aksi itu.
“Memang kadang-kadang (negara) harus keras,” katanya.

Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat bicara soal pembajakan dan penyanderaan 20 WNI awak kapal MV Sinar Kudus di perairan Somalia. Dia menyebutkan, pemerintah sedang bekerja membebaskan sandera tersebut.

SBY menyebutkan, pemerintah menempatkan keselamatan 20 WNI ini sebagai prioritas utama. Berilah kesempatan kepada jajaran pemerintah agar bisa berhasil. “Apakah negosiasi atau upaya lainnya, pemerintah tengah pertimbangkan,” tegasnya. (war/afz/fal/bbs/jpnn)

Dubes Somalia Dukung TNI

PENYANDERAAN 20 Anak Buah Kapal (ABK) MV Sinar Kudus oleh bajak laut Somalia membuat geram Duta Besar Somalia untuk RI, Mohamud Olow Barow.

Uniknya, alih-alih menemui Presiden, Mohamud Olow justru berkeluh kesah kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie terkait penyanderaan tersebut. Dalam pertemuan tertutup, Olow memberikan lampu hijau jika militer Indonesia hendak melakukan intervensi ke wilayahnya demi pembebasan MV Sinar Kudus dari perompak.
“Somalia meminta pemerintah tegas dan aksi militer mereka siap bahu membahu,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Bidang Hubungan Internasional Happy Bone Zulkarnaen ketika memberikan pernyataan kepada media di Wisma Bakrie I, Selasa (12/4) kemarin.

Happy mengatakan, awalnya pertemuan itu sebatas membahas aksi perompak Somalia. Namun, menanggapi penyanderaan 20 awak kapal MV Sinar Kudus, Mohamud menegaskan bahwa pemerintahnya siap membuka pintu bila militer Indonesia masuk ke baik dengan jalur laut maupun udara. “Mereka juga bersedia membantu jika Indonesia butuh kerjasama atau bantuan  militer,” kata dia.

Salah satunya intervensi serupa adalah ketika militer India, Korea Selatan dan Malaysia melakukan penyergapan kepada pembajak di wilayah Somalia. Menurut Mohamoud negara-negara tersebut menempuh aksi militer demi membebaskan sandera warganegaranya masing-masing dari pembajak. Somalia menyarankan pemerintah RI tidak kompromi dengan permintaan pembajak. “Jadi tebusan yang diminta pembajak, jangan dibayar tapi jadi tanggung jawab perusahaan PT Samudera Indonesia. Sebab pemerintah sudah turun tangan,” ujar Happy Bone mengutip Mohamud.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Michael Tene mengatakan, pemerintah masih membuka komunikasi dengan pemerintah Somalia. Salah satunya melalui KBRI Addis Ababa, Ethiopia yang merangkap hubungan diplomatik RI-Somalia. (zul/jpnn)

Uang Tebusan Untuk Pesta Seks dan Narkoba

Pemuda Somalia Anggap Bajak Laut sebagai Karir

Perairan lepas pantai Somalia adalah titik rawan pembajakan sekarang ini, bila dahulu pembajak dikenal dari Kolombia. Sejak 2008 lalu, pembajak Somalia mulai ganas. Apalagi, warga Somalia menganggap bajak laut adalah lapangan pekerjaan baru.

Anggapan sebagai lapangan pekerjaan dan bisa hidup mewah, seks dan pesta pora itulah yang menjadi incaran setiap pemuda Somalia. Sebab, pemerintah transisi saat ini masih kesulitan kerepotan menghadapi pergolakan kekuasaan dan tindakan anarkis massa, sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Said Barre pada 1991. Pembunuhan, penculikan jadi kejadian lumrah di negara itu.

Pergolakan itulah yang membuat pembajak kapal adalah lapangan kerja baru bagi para generasi muda Somalia. Seperti pengakuan salah satu perompak, Abdulrashid Muse Mohammed kepada Al Jazeera.

“Saya ingin mengatakan pada media dan komunitas Internasional bahwa kami melakukan ini karena kebutuhan dan kondisi tanpa pekerjaan. Kehidupan kami hancur, penyebabnya adalah runtuhnya pemerintahan Somalia,” sebutnya.

Tak bisa ditampik, menjadi perompak adalah jalan menuju hidup mewah bergelimang harta.  Misalnya, Adani (19) ia punya rumah megah dan truk besar karena jadi bajak laut.

Padahal dua tahun sebelumnya, ia hidup di jalanan Kota Bossaso. “Kalau kau tak punya apa-apa, orang akan membencimu. Tapi kau akan dihormati kalau punya uang,” katanya kepada AP.

Kiriman jutaan dolar uang tebusan telah mengubah kehidupan di komunitas muslim di pesisir Somalia. Kesenjangan baru tercipta, antara golongan perompak yang kaya raya dengan golongan non-perompak yang makin miskin.
Inilah gaya hidup perompak Somalia: rumah besar, mobil keren, perempuan cantik, dan narkotika – yang dikecam baik tokoh agama maupun penduduk desa. “Penggunaan obat terlarang seperti ganja, minum alkohol, seks, dan perilaku menjengkelkan lain jadi hal biasa untuk para bajak laut. Ini menimbulkan problem sosial,”kata Sheikh Ahmed, pimpinan masjid di Kota Galkayo, seperti dimuat AP.

Uang mengubah wajah Somalia. Sebuah jalan beraspal membelah kota Bossaso, hotel-hotel baru, dan bangunan anyar berbaris di pinggir-pinggirnya. Mobil SUV dan kendaraan mewah buatan Asia lalu lalang di jalanan. Lagu Amerika, Somalia, dan India menderu dari tape mobil.

Pengusaha Anshud Kamis mengatakan, masuknya jutaan dolar uang haram membuat harga sepatu, baju, dan kosmetik merangkak naik.

Sistem kredit baru berlaku, para bajak laut tak perlu membayar tunai jika membeli barang. Mereka dibolehkan mengambil barang secara kredit, dengan harga tinggi, dan melunasi utang mereka jika uang tebusan sudah di tangan.
“Para bajak laut membayar dalam dolar dan tak perlu repot-repot tawar-menawar,” kata Khadra Abdullahi, seorang penjual di Bossaso.

Tetua terkemuka Bossaso, Suldan Mohamud Aw-nor mengatakan, ulama dan para tetua desa tidak menyetujui gaya hidup bajak laut. Tapi, mereka tak berdaya, kalimat sakti ‘aku akan jadi perompak’ kerap digunakan para remaja untuk mengancam orang tua mereka, jika kemauan mereka tak dipenuhi.

Sistem perkawinan telah dipengaruhi bajak laut dengan kantong tebal. Ratusan mobil mengawal pengantin ke lokasi resepsi, rumah pengantin baru penuh perabot mahal, dan mempelai wanita memakai perhiasan emas mahal.“Para bajak laut tidak membuang-buang waktu untuk merayu perempuan, namun membayar mereka banyak,” kata warga lainnya, Sahro Mohamed. “Mereka melakukan ini untuk beberapa gadis sekaligus,” tambahnya.

Jurnalis harian Spanyol, El Mundo yang berhasil menembus pusat bajak laut di Kota Harardhere juga menyaksikan hal serupa. Kota berpenduduk 6.000 orang itu jadi pusat ‘orgy, uang, penembakan, dan seks. Kebanyakan bajak laut punya tiga atau lebih istri. Jumlahnya tergantung pada jumlah jarahan. (bbs/jpnn)

Dubes Somalia Dukung TNI

PENYANDERAAN 20 Anak Buah Kapal (ABK) MV Sinar Kudus oleh bajak laut Somalia membuat geram Duta Besar Somalia untuk RI, Mohamud Olow Barow.

Uniknya, alih-alih menemui Presiden, Mohamud Olow justru berkeluh kesah kepada Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie terkait penyanderaan tersebut. Dalam pertemuan tertutup, Olow memberikan lampu hijau jika militer Indonesia hendak melakukan intervensi ke wilayahnya demi pembebasan MV Sinar Kudus dari perompak.
“Somalia meminta pemerintah tegas dan aksi militer mereka siap bahu membahu,” ujar Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP Partai Golkar Bidang Hubungan Internasional Happy Bone Zulkarnaen ketika memberikan pernyataan kepada media di Wisma Bakrie I, Selasa (12/4) kemarin.

Happy mengatakan, awalnya pertemuan itu sebatas membahas aksi perompak Somalia. Namun, menanggapi penyanderaan 20 awak kapal MV Sinar Kudus, Mohamud menegaskan bahwa pemerintahnya siap membuka pintu bila militer Indonesia masuk ke baik dengan jalur laut maupun udara. “Mereka juga bersedia membantu jika Indonesia butuh kerjasama atau bantuan  militer,” kata dia.

Salah satunya intervensi serupa adalah ketika militer India, Korea Selatan dan Malaysia melakukan penyergapan kepada pembajak di wilayah Somalia. Menurut Mohamoud negara-negara tersebut menempuh aksi militer demi membebaskan sandera warganegaranya masing-masing dari pembajak. Somalia menyarankan pemerintah RI tidak kompromi dengan permintaan pembajak. “Jadi tebusan yang diminta pembajak, jangan dibayar tapi jadi tanggung jawab perusahaan PT Samudera Indonesia. Sebab pemerintah sudah turun tangan,” ujar Happy Bone mengutip Mohamud.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Michael Tene mengatakan, pemerintah masih membuka komunikasi dengan pemerintah Somalia. Salah satunya melalui KBRI Addis Ababa, Ethiopia yang merangkap hubungan diplomatik RI-Somalia. (zul/jpnn)