26 C
Medan
Thursday, December 25, 2025
Home Blog Page 15477

Saksi Ahli Sebut Ada Unsur Terorisme

JAKARTA- Sidang latihan bersenjata dengan terdakwa Abu Bakar Baasyir (ABB) kembali digelar kemarin (1/4), di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendatangkan psikolog Sarlito Wirawan sebagai saksi ahli.

Dalam kesaksiannya, Sarlito menyebut, ada unsur terorisme pada latihan bersenjata di hutan pegunungan Jantho, Aceh Besar, tersebut. Sebab, terorisme adalah upaya untuk memunculkan perasaan takut pada masyarakat luas.
Nah, rasa takut ituah yang kemudian dirasakan sebagian warga di sekitar pegunungan tempat latihan bersenjata tersebut dihelat. Tepatnya adalah beberapa orang yang berniat berburut yang sempat ditangkap, meski akhirnya dilepaskan.

Indikator dari rasa takut tersebut, alumnus Universitas Indonesia itu, warga yang sempat ditangkap tadi melapor ke polisi. Kondisi itu berbeda ketika warga melihat latihan serupa yang dilakukan oleh personel TNI atau tentanga Gerakan Aceh Merdeka (GAM), meskipun sama-sama bersenjata.
Warga takut karena yang dilihat saat itu dalah warga asing. “Munculnya ketakutan ini adalah unsur dari terorisme,” tandasnya.

Unsur terorisme lainnya, lanjut Sarlito, adalah adanya motivasi tertentu yang ingin dicapai oleh pembuat teror. Unsur terorisme lainnya, tiap kali beraksi para teroris selalu ingin menyampaikan pesan.
“Para teroris juga tidak menghiraukan korban. Sering jatuh korban di luar sasaran yang dituju,” papar Sarlito.
Meski demikian, Sarlito menerangkan kalau kejadian di Aceh sejatinya belum masuk dalam fase pelaksanaan aksi teror. Dia menjelaskan, para peserta latihan bersenjata tersebut terpaksa melakukan aksi terorisme karena dalam posisi terjepit. (wan/ttg/jpnn)

Masih Linglung, Tiga Saksi Diperiksa Polisi

Jakarta – Lian Febriani (26) yang dicuci otak setelah hilang 4 hari ini sudah berkumpul dengan keluarganya. Keluarga berharap penculik Lian tetap diproses hukum.

“Kita akan tetap koordinasi dengan kepolisian dan berharap pelakunya ketemu,” kata
adik ipar Lian, Agus, di kediaman orangtua Lian, di Jalan Kran 5, Gunung Sahari Selatan, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (11/4). Menurut dia, keluarga juga akan ke Polda Metro Jaya. “Hari ini atau besok ke Polda Metro Jaya untuk melaporkan Lian sudah ketemu,” ujar Agus.

Agus mengatakan, kondisi Lian semakin membaik. Namun demikian, kata Agung, keluarga belum berani menanyakan kepada Lian seputar hilangnya ibu satu anak ini selama 4 hari. Polisi pun akan memeriksa Lian setelah kondisinya stabil. “Harus diperiksa. Dia sekarang dalam kondisi belum stabil ya. Kita lihat psikologinya, dia stabil dulu. Setelah stabil baru kita tanya bagaimana kronologi pergi sampai ditemukan di Cisarua,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Baharudin Djafar.

Polisi pun masih menelusuri siapa sebenarnya yang ditemui Lian saat dia menghilang. 3 Saksi pun diperiksa. “Ada 3 saksi yang diberikan untuk diperiksa. Itu yang harus kita dapatkan dari saksi-saksi yang ada (orang yang ditemui Lian),” ujar Baharudin Djafar.

3 Saksi yang diperiksa yaitu 2 orang berinisial F dan satu orang berinisial B. Karena Lian ditemukan di Cisarua, Bogor, Jawa Barat, Polda Metro pun tengah berkoordinasi dengan Polda Jawa Barat untuk menelusuri kasus ini.(net/jpnn)

Kapolres Labuhan Batu Dicopot

Tak Mampu Berantas Judi

MEDAN- Kapolres Labuhan Batu AKBP Robert Kennedy dicopot dari jabatannya dan digantikan AKBP Hirbak Wahyu Setiawan. Diduga pencopotan ini buntut dari penggrebekan rumah pribadi Ketua DPRD Labuhan Batu Ellya Rossa Siregar.

Senin (11/4) sore, Kapolda Sumut Irjen Pol Wisjnu Amat Sastro yang langsung memimpin upacara serah terima jabatan (Sertijab) tersebut berlangsung di Aula Kamtibmas Polda Sumut Jalan SM Raja Km 10,5 dengan dihadiri seluruh Kapolres jajaran Poldasu dan Pamen Poldasu.

Dimana, Sertijab tersebut berdasarkan Surat Perintah Kapolda Sumut Nomor : 459/IV/2011 tertanggal 11 April 2011. Kapolres Labuhan Batu AKBP Robert Kennedy dimutasi ke Polda Sumut sebagai perwira menengah. Jabatannya digantikan Kapolres Mandailing Natal (Madina) AKBP Hirbak Wahyu Setiawan. Untuk selanjutnya, Kapolres Madina dijabat AKBP Ahmad Fauzi Dalimunthe yang sebelumnya menjabat Kabag Personalia Poldasu.
Dalam amanatnya, Wisjnu mengatakan, sertijab ini merupakan hal biasa dalam tubuh organisasi Polri. Namun, Wisjnu mengakui jika sertijab kali ini berbeda dari lainnya. “Ini di luar kebiasaan yang ada,” ujarnya dalam pidatonya.

Ditambahkannya, saat acara pisah sambut dengan Kapolda Sumut sebelumnya, dia memprioritaskan kasus-kasus ilegal. Ia sangat menyayangkan jika ada Kapolres yang tidak menindaklanjuti instruksinya tersebut.  Disinggung Wisjnu, dengan dicopotnya Robert Kennnedy dari jabatannya, diharapkannya menjadi contoh bagi Kapolres lainnya. Namun, ia mempersilakan jika Kapolres lainnya terkesan membiarkan praktik perjudian di wilayah hukum masing-masing. “Silahkan bermain mata. Saya tidak banyak bicara lagi, ini suatu bukti komitmen saya, bagi yang tidak menjalankan tugas dengan baik akan saya ‘redisposisi’. Dengan itu, mari kita buat Sumut terkendali, aman dan tenteram,” bebernya.

Sementara itu, Kapolres Labuhan Batu AKBP Hirbak Wahyu Setiawan enggan memberikan komentar terkait jabatan baru yang dipercayakan kepadanya. Begitu juga, ketika wartawan menanyakan, langkah kedepan terkait penggrebekan rumah pribadi Ketua DPRD Lab Batu Ellya Rossa Siregar di Jalan H Iwan Maksum Desa Ujung Bandar, Kecamatan Rantau Selatan, Labuhan Batu. “Saya belum tahu, karena baru dipercayakan. Nanti di sana saya lihat dulu apa yang harus diselesaikan,” ujarnya singkat. (adl)

Honorer Satpol PP Dirumahkan, PKL Menjamur

BINJAI- Setelah dirumahkannya 310 honorer Satpol PP Kota Binjai, membuat para pedagang kaki lima semakin menjamur di Kota Rambutan ini. Pasalnya, petugas Satpol PP sudah jarang melakukan razia.

Pentawan wartawan koran ini di Jalan Wahid Hasyim, Senin (11/4), terlihat sejumlah PKL dapat berdagang bebas sampai pukul 08.00 WIB, dan sampai menjelang siang hari. Akibatnya, angkutan umum yang melintas di jalan tersebut selalu terjebak macat karena badan jalan menyempit akibat digunakan para PKL.

Selain itu, di Jalan Jenderal Sudirman, Kecamatan Binjai Kota, banyak rumah toko (Ruko) yang memakan tempat para pejalan kaki, dengan meletakan barang yang dijualnya sampai keluar. Sehingga, suasana di Jalan Jenderal Sudriman, terkesan semrawut.

Untuk mencegah kemacatan agar tak bertambah parah, petugas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Binjai, terpaksa turun ke lapangan guna menertibkan lalulintas. Bahkan, petugas Dishub turun sejak pukul 06.45 WIB sampai pukul 16.00 WIB.

Meski petugas Dishub sudah turun, tapi arus lalulintas tetap saja terlihat macat. Pasalnya, jalan yang kecil dilintasi angkutan umum yang jumlahnya mencapai ratusan unit.
Macatnya lalulintas di Jalan Wahid Hasyim  dan Jalan sudirman tersebut, dibenarkan Syahri, selaku Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Darat di Dishub Kota Binjai. “Iya, memang jalan di sini selalu macat. Kemacatan ini, juga disebabkan banyaknya PKL,” ujar Syahri.

Sementara, Kepala Satuan (Kasat) Pol PP Kota Binjai, Hartono kepada wartawan koran ini mengatakan, pihaknya akan melakukan penertiban kembali terhadap para PKL. “Dengan bertambahnya jumlah persinil PNS kita, ke depannya akan kita tertibkan, dan tentunya melalui wadah Bakortib,” ujar Hartono.
Selain itu, Hartono juga mengungkapkan, bahwa setelah di rumahkannya 310 honorer Sat Pol PP, jumlah personil Sat Pol PP saat ini hanya tingal 74 orang. “Sampai sekarang, personil PNS kita sudah berjumlah 74 orang,” ungkapnya.(dan)

Tolak Eksekusi, Juru Sita Dipukul

KARO- Bersikukuh tetap melaksanakan eksekusi sebidang tanah di Desa Barus Jahe, massa termohon datangi Pengadilan Negeri (PN) Kabanjahe, Senin (11/4) pagi. Tidak puas dengan pihak PN, keluarga termohon mengejar dan memukul juru sita.

Peristiwa yang sempat menghebohkan PN Kabanjahe ini, berawal ketika juru sita, berencana akan melaksanakan perintah eksekusi atas tanah seluas 4000 m3 di Desa Barusjahe, Kecamatan Barusjahe. Hal itu memicu termohon, Tigan br Tarigan bersama putrinya Suryati br Barus serta empat ibu-ibu lain masuk ke PN Kabanjahe.

Termohon yang sebelumnya mengepung seluruh pintu keluar PN Kabanjahe mendapati juru sita, Pardamen Purba, ke luar dari ruang tunggu Ketua PN Kabanjahe, dalam hitungan detik, termohon eksekusi Tigan br Tarigan bersama putrinya Suryati br Barus mempertanyakan mengapa tanah dan ladang mereka tetap dieksekusi.

“Agar Anda tahu, hari Jumat lalu kami sudah koordinasi ke Pengadilan Tinggi Sumut di Medan, saudara (Perdamen Purba, Red) berjanji menunda pelaksanaan eksekusi. Tetapi mengapa tetap dieksekusi,” tanya Tigan br Tarigan.

Akhirnya adu mulut tidak terhindarkan, bahkan keluarga termohon kemudian menarik  baju dan memukul Perdamen Purba. Mendapat serangan mendadak itu, Perdamen pun memilih kabur meninggalkan areal. Massa yang emosi, tidak tinggal diam dan terus mengejar hingga seberang jalan. Rekan sejawat Perdamen yang mengetahui kejadian itu berusaha menyelamatkan Perdamen Purba dan melerai dari amukan massa.
Dibantu aparat keamanan, penyerangan ini dapat diredam.(wan)

Bahannya dari Pesawat Terbang

Notebook Samsung Series 9

JAKARTA-Samsung meluncurkan notebook terbaru sepekan yang lalu di Jakarta. Notebook yang diberi nama Samsung Series 9 itu memiliki kelebihan karena tipis, ringan, kuat, dan stylish.

Notebook ini memiliki cangkang berbahan duralumin. Bahan tersebut biasa dipakai di badan pesawat terbang. Bahan ini memiliki karakteristik ringan, tetapi dua kali lebih kuat dibanding bahan aluminium. Tebal notebook ini hanya 16,33 mm dan diklaim sebagai yang paling tipis di kelasnya. Bobot notebook juga tergolong ringan sebab dengan ukuran 13 inci, beratnya hanya 1,31 kg. Didesain tanpa sudut sehingga ketika berpadu dengan ketipisannya, muncul kesan dinamis dan elegan. Dengan bobot yang ringan dan ketipisannya, notebook ini cocok bagi pengguna yang aktif.

Notebook Product Manager Samsung Felix Ignatius Tanumihardja mengatakan, Notebook ini sengaja dirancang untuk kelas premium. “Ya, mereka yang berumur 30-an dengan pekerjaan yang mobile dan sudah mapan,” ujarnya.
Ia mengatakan, notebook tersebut bisa mendukung fungsi dasar yang dibutuhkan para profesional, seperti menyusun presentasi dan proposal, serta kebutuhan entertainment. Tak cuma itu, Samsung Series 9 juga diharapkan bisa berfungsi sebagai bagian dari gaya.

Secara fungsional, Samsung Series 9 punya kelebihan pada layar berkat fitur Super Bright First dengan terang 400 unit. Tampilan jadi dua kali lebih terang, disertai reproduksi warna beragam (16 juta warna) dan rasio superkontras (1.300 : 1).

Terdapat pula fitur Auto Display Brightness yang akan menyesuaikan terang dengan cahaya sekitar.  Samsung Series 9 akan dipasarkan dengan harga sekitar Rp14,9 juta.

isalnya kalau cahaya lebih gelap, maka tampilan akan lebih redup dan cahaya keyboard menyala,” papar Felix.
Performa notebook didukung Microsoft Windows 7 dan prosesor Intel Core i5/i7 generasi kedua dengan memori 8 GB. Intel Turbo Boost Technology mengalokasikan energi di tempat yang tepat, mendukung kecepatan dan penghematan energi.

Adanya fitur Fast Start Instant On membuat pengguna bisa mulai bekerja hanya setelah 12 detik dan hanya menunggu 3 detik saat notebook terbangun dari sleep mode. Proses booting 60 persen lebih cepat dari notebook hard disk drive (HDD).

Baterai Samsung juga hemat karena adanya Power Plus, teknologi yang mengoptimalisasi pengisian baterai sehingga bisa memperpanjang umurnya. Untuk mendukung percakapan atau merekam, terdapat webcam 1,3 M HD.
Samsung Series 9 akan dipasarkan dengan harga sekitar Rp14,9 juta. “Segmen premium di Indonesia sebenarnya cukup banyak, kira-kira 10 persen dari pengguna notebook,” tambahnya.

Geotermal; Gara-gara Nila Setitik Jangan Rusak Susu Se-Malinda

Dimulai oleh Aceh, Selanjutnya Tinggal Kopi

AKHIRNYA ketemu juga cara terbaik untuk mempercepat proses dimulainya pembangunan “geotermal. Indonesia begitu kaya dengan geotermal yang bisa dipergunakan untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP), tetapi begitu kecil yang sudah dimanfaatkan. Luar biasa besarnya kendala untuk membangun PLTP itu.

Yang lucu, kesulitan itu terjadi bukan pada cara mengerjakan proyek geotermalnya, melainkan pengurusannya. Prosesnya begitu ruwet sehingga potensi geotermal praktis tersandera oleh birokrasi itu.

Sudah banyak seminar, rapat kerja, dan surat keputusan dibuat, tetapi belum juga menemukan cara yang terbaik. Lebih tepatnya, belum juga ada keberanian untuk memutuskan cara terbaik itu yang dipilih. Kemudian, terbetik kabar dari Aceh. “Cara Aceh” saya yakini menjadi yang terbaik sehingga apa salahnya diterapkan di seluruh Indonesia. Please, bapak-bapak yang berwenang, putuskanlah!

“Cara Aceh” segera dilaksanakan Pemda Aceh untuk membangun PLTP Seulawah, yang potensi listriknya hingga 200 MW. Tendernya berlangsung sekarang ini. Cara itu sebaiknya menjadi koreksi total atas proses pengadaan geotermal yang berlaku sekarang, yang ruwet itu.

Kita tidak perlu malu belajar dari Aceh. Tidak perlu sungkan meniru apa yang ditemukan dan dilakukan Pemda Aceh itu. Saya tidak tahu siapa penemu ide tersebut. Yang jelas, Pemda Aceh berani mulai menerapkannya. Kata “berani” itu harus ditekankan karena sering banyak ide baru yang baik, tapi belum tentu ada yang berani menerapkannya.

Inti dari cara baru model Aceh itu adalah tersedianya pihak yang menyiapkan dana khusus untuk melakukan pengeboran eksplorasi satu sumur. Dana itu sebesar USD 7,5 juta atau sekitar Rp 70 miliar. Dari pengeboran ini akan diketahui secara pasti apakah di wilayah itu ada-sumber panas bumi atau tidak.

Maklum, belum tentu satu wilayah yang sudah ditetapkan sebagai wilayah panas bumi benar-benar bisa menghasilkan panas bumi. Perlu pengeboran satu sumur dengan biaya Rp 70 miliar untuk memastikan itu.

Memang ketika pemerintah menetapkan di mana saja ada potensi panas bumi sudah terlebih dahulu melakukan kajian geologis. Tetapi, kajian itu bersifat teoretis berdasar hitungan-hitungan geologis yang ada. Tidak jarang wilayah yang sudah ditetapkan memiliki potensi panas bumi itu setelah dilakukan pengeboran eksplorasi ternyata bodong.

Itulah sebabnya proyek geotermal mengandung risiko yang tinggi bagi investor. Ada unsur ketidakpastian. Ada risiko yang besar. Para investor maunya mentransfer risiko itu ke PLN dalam wujud permintaan tarif listrik yang tinggi. PLN yang tidak bisa menjual listrik ke masyarakat dengan harga tinggi tentu keberatan menerima transfer risiko itu. Akibatnya, proyek geotermal tidak seperti lipstick yang muter-muter di Bibir Mer, tapi hanya muter-muter seperti susur (sekepal tembakau rajang) di bibir nenek tua.

Problem “muter-muter” itu akan hilang dengan sendirinya kalau “cara Aceh” dilaksanakan di seluruh Indonesia. Dengan model Aceh tersebut, investor tidak menanggung risiko yang besar. Biaya pengeboran eksplorasi tersebut tidak menggunakan uang sendiri, melainkan menggunakan dana pihak lain. Pihak lain itulah yang menanggung risiko. Kalau gagal, uangnya hilang. Kalau berhasil, dia memperoleh sejumlah saham di usaha geotermal tersebut.

“Lembaga lain” dalam kasus Seulawah, Aceh,  kebetulan adalah sebuah lembaga di Jerman. Lembaga itulah yang menyediakan dana USD 7,5 juta tersebut dalam bentuk hibah ke Pemda Aceh. Tidak boleh digunakan untuk kepentingan lain kecuali untuk melakukan drilling eksplorasi geotermal Seulawah. Kalau pengeboran itu gagal menemukan panas bumi, Pemda Aceh tidak menikmati apa-apa dari hibah tersebut. Tetapi, kalau ternyata berhasil, Pemda Aceh akan memiliki sejumlah saham di usaha geotermal tersebut.

Berdasar kesepakatan seperti itu, Pemda Aceh melakukan lelang geotermal Seulawah. Investor sangat antusias mengikuti lelang itu karena sudah tahu risikonya kecil. Mereka tahu siapa pun yang memenangi lelang tersebut bakal mendapatkan dana USD 7,5 juta untuk melakukan pengeboran eksplorasi plus kewajiban menggandeng Pemda Aceh sebagai pemegang saham. Kalau eksplorasi itu berhasil, barulah investor yang memenangi tender melakukan pengeboran-pengeboran lanjutan untuk mendapatkan uap panas bumi untuk pembangkit listrik.

Model itu juga bisa membuat persaingan lebih baik, dalam arti pemerintah bisa mendapatkan sumber listrik lebih murah. Tiadanya risiko yang besar di investor membuat investor berani menawarkan harga lebih rendah pada saat lelang.

Yang lebih penting lagi, proyek geotermal tersebut akan bisa lebih cepat dikerjakan. Itu bakal sangat berbeda dengan lelang-lelang geotermal yang berlaku di seluruh Indonesia selama ini. Pemda selama ini melelang geotermal dengan data yang masih penuh dengan risiko. Akibatnya, pemenang lelang tidak bisa segera mengerjakan proyeknya. Mengapa?

Pertama, investor tidak akan berani mempertaruhkan dana Rp 70 miliar hanya untuk “berjudi” melakukan pengeboran eksplorasi. Siapa orang yang mau membiayai pengeboran semahal itu tanpa ada kepastian hasilnya?

Kedua, pemenang lelang mengalami kesulitan untuk mencari dana pinjaman. Sangat sulit mengharapkan lembaga keuangan memberikan kredit kepada usaha yang tingkat ketidakpastiannya begitu tinggi.

Dua hal itulah yang sebenarnya menjadi inti dari persoalan mengapa proyek-proyek geotermal berjalan amat lambat. Kesan bahwa PLN ogah-ogahan membeli listrik dari geotermal memang ada benarnya, tapi juga sengaja dibesar-besarkan untuk menutupi kesulitan-kesulitan dalam memulai proyek itu.

Soal harga hanyalah satu di antara 32 masalah yang harus dinegosiasikan. Tetapi, kesan selama ini hanya harga yang menentukan. Padahal, faktor harga hanyalah satu titik nila. Buktinya, banyak kasus PLN sudah menyetujui harga, tetapi tidak juga bisa segera deal. Geotermal Sarulla di Sumut itu, misalnya. PLN sudah menyetujui harganya hampir setahun yang lalu.
Hingga hari ini, perjanjian jual-beli listriknya belum bisa ditandatangani. Masih ada saja keinginan investor yang diajukan ke pemerintah. Maka, bagi PLN, soal harga listrik geotermal telah menjadi noda yang menimpa citranya. Harga listrik geotermal bagi PLN ibarat “gara-gara nila setitik rusaklah susu se- Malinda”.

Tentu tidak mungkin kita mengharapkan lembaga Jerman itu memberikan hibah ke semua pemda yang memiliki potensi geotermal. Bahwa Jerman mau memberikan hibah kepada Aceh, itu dilakukan karena unsur Acehnya. Mungkin pintar-pintarnya gubernur Aceh mencari partner.

Lalu, siapa yang sebaiknya menjadi “Jermannya” untuk semua ladang geotermal se-Indonesia?

Tidak ada lain kecuali pemerintah Republik Indonesia. Alasannya jelas: pemerintah sudah menetapkan tujuan pembangunan yang mengutamakan green energy. Pemerintah juga sudah menargetkan harus memiliki listrik dari geotermal sebesar 4.000 MW pada 2014. Kalau target itu terwujud, Indonesia memang akan berkibar ke seluruh dunia. Indonesia-lah negara terbesar di dunia yang menggunakan geotermal!

Hingga hari ini, listrik geotermal Indonesia baru mencapai 1.050 MW. Baru 25 persen dari target. Saya bisa memastikan tidak mungkin target 2014 tersebut dicapai tanpa ada terobosan yang radikal. Terobosan itu kini sudah ada. Dimulai oleh Aceh. Kita tinggal meng-copy saja. Kalau tidak, proyek-proyek geotermal di Indonesia hanya akan menjadi Sarulla-Sarulla berikutnya. Bahkan, lebih buruk daripada itu.

Untuk meniru “cara Aceh” itu memang perlu anggaran negara. Tetapi, nilai rupiahnya tidak besar-besar amat. Katakanlah tahun ini kita akan memprioritaskan 25 PLTP. Maka, dana yang perlu disiapkan adalah USD 187,5 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun. Sama dengan biaya membangun satu gedung baru di DPR.

Dana tersebut mungkin bisa disediakan dalam dua tahun sehingga setahun perlu hanya sekitar Rp 750 miliar. Dana itu juga tidak akan hilang. Katakanlah seperempatnya akan gagal. Masih ada – yang berhasil. Dari yang berhasil itu, pemerintah bisa mendapatkan hak sahamnya. Nilai saham itu bisa lebih tinggi daripada dana yang sudah dikeluarkan sehingga pemerintah juga bisa mendapatkan gain.

Dengan demikian, potensi geotermal yang mencapai 29.000 MW yang baru bisa dimanfaatkan 1.050 MW itu akan menjadi kenyataan. Angka 29.000 MW itu sendiri berlebihan. Yang realistis mungkin hanya 15.000 MW, tapi bahwa yang benar-benar menghasilkan listrik baru 1.050 MW adalah keterlaluan.

Begitulah. Mungkin dengan cara itu memang masih akan ada nila, tapi tidak akan sampai bisa merusak susu se-Malinda! (*)

Dahlan Iskan
CEO PLN

HTC Luncurkan Thunderbolt 4G

JAKARTA-HTC baru-baru ini memperkenalkan HTC Thunderbolt, sebuah smartphone terbaru Android yang mendukung jaringan 4G.

HTC Thunderbolt memiliki prosesor Snapdragon 1GHz dan berjalan pada sistem operasi Android 2.2. Smartphone itu juga didukung oleh RAM 8GB dan dengan kartu MicroSD pra-instal 32GB.

Tak hanya itu, HTC Thunderbolt memiliki layar berukuran 4,3 inch WVGA TFT Capasitive. Untuk kamera, Thunderbolt mempunyai kamera 8 MP dengan auto focus dan LED flash serta kamera 1,3 MP di bagian depan.

Dengan deretan fitur ini, HTC Thunderbolt lebih dari cukup untuk mendukung jaringan 4G. Ponsel pintar itu juga menawarkan konektivitas Bluetooth dan WiFi serta menyediakan dukungan GPS, tulis gadget.com.

Fitur lainnya yaitu mic ganda dengan untuk mengatasi kebisingan, G-sensor, sensor jarak, dan slot LTE SIM dan fitur Surround Sound.

HTC Thunderbolt dijual 250 dolar AS untuk pelanggan Verizon dengan dengan paket layanan 2 tahun. Bagi mereka yang tidak, ponsel pintar itu dibandrol dengan harga 600 dolar AS atau lebih kurang Rp6 jutaan. (net/jpnn)

24 Anak Siantar Lolos Audisi

Road to Famous

PEMATANG SIANTAR- Audisi bintang film Sumatera Utara yang diprakarsai EBM Film Corps bekerjasama dengan Komunitas Pekerja Film Sumatera Utara di Kota Pematang Siantar, meloloskan 24 peserta terbaik di Kota Pematang Siantar. Ke-24 peserta audisi ini lolos ini dibagi dalam dua kategori yakni bintang film dan bintang suara.
Adapun peserta yang lolos pada audisi yang digelar di Wisma Gandaula, Jalan Melanton Siregar No 125 pada Sabtu (9/4) lalu ini, untuk kategori Bintang Film yakni peserta dengan ID TAR 1088, TAR 1118, TAR 1075, TAR 1108, TAR 1045, TAR 1034, TAR 1126, TAR 1058, TAR 1130, TAR 1040, TAR 1119 dan TAR 1065.

Sedangkan untuk peserta yang lolos dalam kategori Bintang Suara antara lain dengan ID TAR 1106, TAR 1007, TAR 1092, TAR 1015, TAR 1090, TAR 1101, TAR 1110, TAR 1082, TAR 1133, TAR 1999, TAR 1998 dan TAR 1116.
Irna Chara, seorang dewan juri Road to Famous Audisi Pematang Siantar yang juga The Best Gruaduates of EBM Film ShortClass 2011 kepada Sumut Pos, Senin (11/4) mengungkapkan, potensi-potensi calon bintang film dan bintang suara di Siantar ini sangat banyak, sehingga membuat juri bingung untuk menentukan yang terbaik.
“Nggak nyangka, banyak banget potensi yang ada di Siantar, sampai bingung menentukan siapa yang terbaik,” ujarnya.

Sementara Hera, seorang peserta audisi menuturkan, dari proses audisi tersebut diharapkan nantinya, ada anak Siantar yang bisa jadi bintang film terkenal, yang mewakili Siantar dan Sumatera Utara di kancah perfilman nasional. “Kita berharap ada anak Siantar yang bisa jadi bintang film lewat Road To Famous kali ini” ungkapnya.

Kegiatan audisi ini juga mendapat dukungan dari Wali Kota Medan Rahudman Harahap melalui Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Medan Bursal Manan, Pemko Medan menyatakan, even tersebut akan menggali potensi masyarakat di bidang perfilman. (ari)

Belum Aman

MANCHESTER-Benar jika Manchester United memiliki keunggulan, plus keuntungan saat menjamu Chelsea pada babak perempatfinal leg kedua Liga Champions yang berlangsung di Stadion Old Trafford, dinihari nanti.
Kemenangan 1-0 saat The Red Devils bertandang ke Stadion Stamford Bridge, pekan lalu  adalah penyebabnya. Jadi, jangan heran bila kini seluruh punggawa The Red Devils sangat bergairah menatap laga.

Kendati begitu, jangan remehkan The Blues. Pasalnya, fakta membuktikan jika musim lalu Didier Drogba dkk pernah mempermalukan Wayne Rooney dkk  di Old Trafford dengan skor 1-2. Artinya, langkah The Red Devils untuk lolos semifinal Liga Champions musim ini belum benar-benar  aman.

Seakan menyadari jika timnya masih berpeluang, Carlo Ancelotti, tactician Chelsea pun menegaskan jika dirinya telah menyiapkan kejutan saat bertandang ke Old Traffford.

Ditengarai kemenangan tipis 1-0 atas Wigan Athletic pada akhir pekan lalu telah menumbuhkan motivasi anak-anak The Blues.

“Saya harus menyiapkan sesuatu yang bisa kami lakukan untuk menciptakan kesulitan. Saya ingin mencoba sesuatu yang spesial untuk untuk pertandingan selanjutnya,” bilang Carlo Ancelotti.

Ancelotti sadar betul kans timnya untuk menang di depan pendukung The Red Devils  memang kecil. Namun itu bukan berarti sesuatu yang mustahil untuk diwujudkan The Blues
“Untuk menang di sana anda harus melakukan 100 persen dalam segala hal. Anda harus menggunakan kepribadian, keberanian dan anda harus mengontrol permainan.

Para pemain harus percaya mereka bisa menang,” tambah pelatih yang akrab disapa Don Carletto itu.
Menurut Carletto, keunggulan agregat 1-0 akan membuat tuan rumah fokus pada lini pertahanan.
“Jelas mereka punya keuntungan. Kami tak heran bila mereka bertahan  dan menggunakan counter-attack untuk mencuri gol. Mereka punya pertahanan yang bagus dan telah melakukan pekerjaan yang hebat. Namun, mencetak gol bukan perkara yang mudah.

Tapi kami punya 90 menit untuk mencobanya,” pungkas Ancelotti. (bbs/jpnn)