27 C
Medan
Tuesday, December 23, 2025
Home Blog Page 15491

Libya Akui Tahan 4 Jurnalis

TRIPOLI-Pemerintah Libya mengakui telah menahan empat jurnalis asing. Keempat jurnalis yang hilang sejak Senin lalu berada dalam tahanan militer Libya, dan akan segera dibebaskan.
Hal ini diungkapkan saluran televisi Spanyol TVE1, Jumat (8/4).

Televisi tersebut mengatakan sebuah mobil yang membawa seorang wartawan foto asal Spanyol, seorang wartawan Afrika Selatan dan dua wartawan Amerika Serikat, dihentikan tentara Libya di jalan raya yang menghubungkan Kota Ajdabiya yang dikuasai pemberontak dengan kota pelabuhan, Marsa-el-Brega. Mobil tersebut kemudian dibakar dan keempat wartawan dibawa ke suatu tempat rahasia.

Insiden tersebut disaksikan oleh seorang pengawal keamanan yang menyertai wartawan New York Times dalam penugasan, yang mengendarai mobilnya di jalan itu. Informasi tentang hilangnya wartawan kemudian dikonfirmasi oleh organisasi Reporters Without Borders.

Sementara itu, proses diplomatik antara pemerintah Libya dan pihak sekutu masih berjalan. Pihak Libya juga siap melakukan gencatan senjata.

Pemerintah Libya mencoba melakukan diplomasi dengan sejumlah sekutu seperti Inggris, Amerika Serikat dan negara sekutu lainnya. Namun yang menjadi masalah, menurut sejumlah sekutu dan pemberontak, mereka menginginkan Moammar Khadafi keluar. Tapi di sisi lainnya posisi Moammar Khadafi sebagai pemimpin Libya adalah harga mati.

“Harus ada gencatan senjata. Pasukan Khadafi harus menarik diri dari kota-kota yang mereka rebut paksa dengan kekerasan. Perlu ada keputusan tentang pengunduran diri Khadafi dan kepergiannya dari Libya,” tegas Menteri Luar Negeri AS Hillary Rodham Clinton.

Menteri Luar Negeri Libya baru Abdullati Al-Obeidi mengemban tugas untuk menyampaikan ke dunia tentang apa yang terjadi di Libya. Menurutnya apa yang terjadi di Libya bertolak belakang dari pemberitaan media. Pihak Libya juga akan membuka diri ke tim pencari fakta internasional. (bbs/jpnn)

Komisi HAM PBB Temukan 100 Mayat di Pantai Gading

Kepung Istana Kepresidenan

ABIDJAN-Ketegangan masih menyelimuti Pantai Gading. Kemarin (8/4), pasukan Alassane Ouattara mengepung istana kepresidenan yang menjadi benteng pertahanan terakhir Laurent Gbagbo dan keluarga, serta pasukan yang loyal padanya. Bersamaan dengan itu, komisi HAM PBB menemukan sedikitnya 100 mayat di wilayah barat.

Dentum meriam dan desing peluru terus bersahutan di Kota Abidjan. Penduduk pun terpaksa mengurung diri di dalam rumah demi menghindari celaka. Padahal, persediaan makanan dan air minum sudah semakin tipis.

Pasokan listrik dan keamanan di permukiman warga pun mengalami penurunan. Tapi, pasukan Ouattara masih belum meninggalkan kompleks istana kepresidenan. Sebab, Gbagbo masih bertahan di sana.

“Kami telah memblokir seluruh akses di sekeliling istana kepresidenan, demi keamanan warga sipil,” kata Ouattara dalam pidato yang disiarkan stasiun televisi nasional.
Blokade sengaja dilakukan untuk meminimalkan korban salah sasaran. Pasalnya, meski tersudut, pasukan Gbagbo masih memiliki cadangan senjata yang cukup banyak untuk membalas serangan pasukan Ouattara.

Dalam pidato pertamanya pasca pemilihan presiden (pilpres) Oktober lalu itu, Ouattara mengimbau rakyat untuk bersatu. Dengan diisolasinya istana kepresidenan dan wilayah sekitarnya, presiden terpilih yang kemenangannya diakui masyarakat internasional dan PBB itu berharap rakyat bisa kembali menjalankan aktivitas ekonominya. “Secara bertahap, jam malam akan diperlonggar,” ujarnya.

Sementara itu, Komisi HAM PBB menemukan sedikitnya 100 mayat di kawasan barat Pantai Gading. Sebagian besar diantaranya adalah mayat warga sipil. Mereka diyakini sebagai korban pembantaian.

“Tim kami yang berada di lapangan menemukan mayat-mayat itu dalam penyisiran 24 jam di tiga lokasi. Sepertinya, pembantaian ini direncanakan,” ujar Rupert Colville, jubir Komisi HAM PBB di Kota Jenewa, Swiss.

Terkait temuan itu, Ouattara berjanji akan bekerja sama dengan tim PBB untuk menyelidiki dugaan pembantaian tersebut. Meskipun, dugaan mengarah pada pasukan Ouattara. Sebab, merekalah yang sekitar sepekan terakhir melintasi jalur tersebut untuk memburu pasukan Gbagbo.  “Siapapun yang terbukti bersalah akan menerima hukuman setimpal,” serunya. (hep/rm/jpnn)

2011, Stop APBD untuk Klub Sepak Bola

JAKARTA- Niat Mendagri Gamawan Fauzi untuk menyetop pasokan dana APBD ke klub-klub sepak bola mulai 2011, sudah bulat. Dalam Pedoman Penyusunan APBD 2012 yang saat ini tengah disiapkan, larangan penggunaan APBD untuk klub sepak bola itu akan dituangkan.

Hanya saja, dalam aturan itu nantinya tidak spesifik menyebut klub sepak bola. “Pokoknya, untuk semua cabang olahraga yang profesional, tidak boleh ada dana dari APBD,” cetus Gamawan Fauzi kepada wartawan di ruang Kapuspen Kemendagri, Reydonnyzar Moenek, Jumat (8/4).

Seperti dipaparkan oleh Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), M Jasin di gedung KPK, Jakarta, Selasa (5/4) lallu, pengucuran dana APBD untuk klub sepak bola melanggar aturan. Jika dianggap hibah, mestinya tidak dikucurkan terus-menerus. Persija, Persib, dan Persema misalnya, dari 2007, 2008, 2009, terus menerima kucuran APBD.

Faktanya, meski mendapat kucuran dari APBD, gaji para pemain di sejumlah klub sempat ngadat. Tidaklah takut disalahkan jika dana APBD distop berdampak pada amburadulnya nasib persepakbolaan di tanah air? Gamawan menjawab, tidak. Malah, dia yakin, dengan distopnya bantuan APBD, persepakbolaan akan semakin bergairah. Alasannya, dengan dihentikannya dana APBD ke klub, maka otomatis penggalian dana dari sponsor bisa lebih digenjot.

Dia membandingkan dengan Semen Padang, yang bisa hidup tanpa pasokan APBD. Padahal, lanjut mantan gubernur Sumbar itu, PT Semen Padang kalah besar dibanding perusahaan Semen Gresik.  (sam)

Video Diduga Polisi Nyabu Beredar di YouTube

BANDUNG- Aksi lipsync dan joged ala India yang dilakukan Briptu Norman Kamaru, anggota Sat Brimob Polda Gorontalo, mendapat pujian dari petinggi Polri. Tapi, saat Norman semakin populer video seorang pria yang diduga sedang mengonsumsi narkotik jenis sabu beredar di YouTube. Pengupload dalam keterangan tulisan videonya menyebut kalau pria nyabu itu polisi yang bertugas di Polres Bandung, Jawa Barat.

Ada empat video yang terpampang di YouTube. Semua gambar video dalam suasana yang sama, hanya berbeda durasinya. Masing-masing video diberi judul ‘Oknum Polisi Pecandu’ dengan dibumbui keterangan bagian 1 hingga 4. Video part 1 berdurasi 1 menit 23 detik. Terlihat pria berkaus kerah motif garis yang disebut-sebut oknum polisi ini berada di sebuah ruangan mirip kamar. Ia duduk bersila pada kasur yang direbahkan di lantai. Jendela kamar tertutup rapat, sementara sorot matahari terhalang gordyn.

Tangan kiri pria itu tampak cekatan sambil memegang benda mirip alumunium foil. Sementara tangan kanannya menggenggam botol ukuran kecil yang dilengkapi dua sedotan. Mulut pria itu meyedot sedotan ukuran panjang, sementara sedotan kecil diarahkan ke alumunium foil.

Ia hisap, lalu sesekali menghembuskan asapnya. Video itu kemungkinan diambil dari kamera handphone, pengambil gambar diduga seorang wanita. Sebab, setiap arah kamera itu bergerak terdengar suara wanita yang sedang berdialog via telepon menggunakan bahasa Sunda. Pengambil gambar terus menyorotkan kameranya ke arah pria itu. Padahal, pada awal video part 1, ada seorang pria lagi yang berada di kamar itu.

Seluruh video tersebut diunggah ke YouTube sejak 9 Oktober 2010 oleh netralish. Belum jelas kepastiannya apakah pria itu benar-benar anggota polisi. Motifnya apa juga belum diketahui. Pengunggah juga menyampaikan kalau pria itu pernah tersandung kasus perampokan. Si penggunggah dalam tulisannya berkomentar, oknum polisi tampak dalam videoa masih di pertahankan.

Kenapa pimpinan kepolisian Polres Bandung (Soreang) masih membela oknum tersebut dalam perkara perampokan/pemerasan? Bagaimana oknum tersebut tidak melakukan perampokan/pemerasan karena gajinya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya dalam mengatasi kecanduan narkotika jenis sabu-sabu. Oknum dalam video ini sebut saja ZM anggota Polrestabes Bandung (Soreang).

Kapolres Bandung, AKBP Hendro Pandowo belum mengetahui beredarnya video diduga oknum polisi Polres Bandung yang sedang menghisap sabu di YouTube. “Saya belum tahu kabar itu. Juga belum melihat videonya,” ujar Hendro. (zul/bbs/jpnn)

Rapat Senat Penjaringan Calon Rektor Unimed Ricuh

Medan – Rapat senat penjaringan calon Rektor Universitas Negeri Medan (Unimed) ricuh. Pengujuk rasa yang tergabung Gerakan Civitas Akademika Unimed, menerobos blokade petugas keamanan kampus dan masuk ke tempat berlangsungnya rapat senat. Aksi saling dorong tak terelakkan saat massa terus berusaha masuk ke dalam ruangan rapat untuk membubarkan pembahasan penjaringan calon rektor yang dituding cacat hukum, Jumat (8/4). Nyaris terjadi adu jotos antara pengunjuk rasa dengan petugas keamanan kampus.

Kericuhan akhirnya mereda setelah terjadi negosiasi antara kedua belah pihak. Hasil rapat senat memutuskan dilakukan penjaringan tahap kedua, setelah penjaringan tahap pertama dibatalkan. Pada penjaringan tahap pertama nama Syawal Gultom kembali muncul sebagai calon rektor Unimed periode berikutnya.

Gerakan Civitas Akademika Universitas Negeri Medan (Gertak-Unimed) menuntut agar Mendiknas menunjuk pengganti Rektor Unimed, Syawal Gultom. Pasalnya, saat ini Syawal Gultom telah diangkat oleh Mendiknas sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (BPSDMP PMP) Kemendiknas.

Permintaan itu disampaikan puluhan civitas akademika Universitas Negeri Medan (Unimed) yang tergabung dalam Gertak-Unimed dalam aksi damai di Depan Gedung Biro Rektor Unimed, Jumat (8/4). Saat gelaran aksi tersebut, berlangsung pula Rapat Senat Unimed di gedung tersebut dengan agenda penjadwalan pemilihan rektor.

Koordinator aksi, Safwin Rambe menegaskan, sesuai dengan peraturan maka seharusnya Mendiknas mengangkat Plt Rektor demi menjalankan tugas rektor sebelumnya yang dipromosikan menduduki jabatan lainnya. “Namun belum ada penunjukan Plt dari Mendiknas, justru yang terjadi adalah rektor lama membentuk panitia pemilihan rektor baru. Ini jelas menyalahi aturan, seharusnya diangkat dulu Plt rektor dan selanjutnya Plt tersebutlah yang membentuk panitia pemilihan rektor,” ujarnya.

Untuk itu, lanjutnya, diharapkan kepada Senat Unimed meminta kepada Mendiknas untuk segera mengangkat Plt Rektor beserta surat penugasan resmi kepada seluruh senat universitas untuk melaksanakan tahapan penjaringan dan penyaringan calon rektor sesuai dengan peraturan Mendiknas.

“Kita (mahasiswa) harus menolak calon rektor karbitan yang muncul hanya untuk kepentingan kelompok tertentu. Dan kita juga harus menentang segala bentuk intervensi dalam proses pemilihan rektor dari pihak manapun,” kata Safwin.

Sementara itu, Pembantu Rektor II Unimed Chairul Azmi mengatakan, meski sudah diangkat sebagai Kepala BPSDM PMP Kemendiknas, Prof Syawal Gultom masih Rektor Unimed menjelang berakhirnya masa jabatan 12 April 2011 mendatang. (saz)

Rindu Tepukan Tangan

Dalam rapat paripurna, mengenai Reformasi Imigrasi Melalui Pengesahan RUU Keimigrasian di gedung Nusantara II kompleks DPR RI, Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso bertindak sebagai pemimpin sidang. Ketika sidang menyatakan menyetujui untuk mengesahkan RUU Keimigrasian itu menjadi Undang-undang. Ini merupakan momen penting karena pemberlakuan UU baru itu akan memunculkan terobosan baru.

Namun, Priyo heran karena hanya dia yang berekspresi seperti itu. Rupanya momen penting ini tidak disambut oleh anggota Dewan lainnya. Mereka masih sibuk dengan kesenangannya masing-masing.

Biasanya, begitu sebuah RUU disahkan menjadi UU, ketika itu pula tepuk tangan bergemuruh. Kali ini suasananya lain, jangankan gemuruh, suara tepuk tangan pun tidak terdengar. Tak ada sambutan tepuk tangan dari anggota Dewan. Priyo pun penasaran dan berujar, “Kok nggak ada yang tepuk tangan sih,” kata Priyo lewat microfonnya.

Kontan, anggota Dewan terperanjat oleh pernyataan Priyo itu.  Tentu saja suasana berubah menjadi meriah. Priyo pun senang, dan tugasnya memimpin sidang pun selesai. (net/jpnn)

Amrun Daulay Jadi Tersangka

Dugaan Korupsi Bansos Rp25 Miliar

JAKARTA-Anggota Komisi II DPR periode 2009-2014, Amrun Daulay akhirnya resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).  Politisi Partai Demokrat itu saat masih menjabat sebagai Direktur Jenderal Bantuan Jaminan Sosial (Dirjen Banjamsos) Depatemen Sosial. Dia diduga terlibat dalam korupsi pengadaan mesin jahit dan sarung.

Selain Amrun, KPK juga menaikkan status mantan Kepala Sub Bidang Kemitraan Usaha Departemen Sosial, Yusrizal sebagai tersangka dalam kasus pengadaan sejumlah barang di Depsos tersebut.

“Setelah melakukan pengembangan penyidikan terhadap kasus sapi impor dan mesin jahit di Departemen Sosial tahun 2004-2009, KPK menaikkan status sebagai tersangka yang pertama AD (Amrun Daulay) mantan Dirjen Banjamsos dan Y (Yusrizal) Kasubdit Kemitraan Usaha,” kata juru bicara KPK, Johan Budi dalam keterangan persnya di kantornya, Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (8/4).

Ia menjelaskan, saat menjadi Dirjen Banjamsos, Amrun diduga telah melakukan penyalahgunaan kewenangan sehingga menguntungkan diri sendiri dan orang lain yang akhirnya menimbulkan kerugaian negara. Sedangkan Yusrizal disebut turut membantu dilaksanakannya penunjukan langsung rekanan Depsos dalam pengadan sapi impor dan mesin jahit.

Johan menambahkan kerugian negara yang ditimbulkan atas penunjukan langsung dalam pengadaan mesin jahit dan sarung ini mencapai sekitar Rp25 miliar. Namun, menurutnya jumlah ini masih dalam perkembangan penyidikan masih bisa berubah-ubah.

Kedua tersangka ini akan dijerat dengan pasal 2 ayat 1 dan atau pasal 3 dan atau pasa 11 UU No 31 tahun 1999, tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 ayat 1 ke 1 KUHP.
Sebelumnya nama Amrun dan Yusrizal juga telah disebut dalam dakwaan Musfar Aziz selaku Direktur PT Ladang Sutera Indonesia (PT Lasindo).

Keduanya disebut bekerja sama dengan mantan Menteri Sosial, Bachtiar Chamsyah dalam penunjukan perusahaan tersebut untuk pengadaan mesin jahit di Depsostahun 2004-2006.  “Kami sudah ada tim advokasi hukum, jadi Demokrat akan mengirim tim advokasi untuk mendampingi beliau, karena Demokrat selalu mengirim pengacara untuk mendampingi kadernya yang bermasalah,” kata Sekretaris Fraksi Partai Demokrat, Saan Mustopa, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (8/4). (net/bbs/jpnn)

Rumah Pembuat Kosmetik Palsu Digerebek

Apa-apaan Ini, Macam Nyimpan Teroris Aja…

MEDAN-Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan menggerebek rumah pembuat kosmetik palsu di Kompleks Villa Malina milik PT Lautan Rejeki Abadi di Jalan Ring Road, Sunggal, Jumat (8/4). Daru rumah bercat biru BPOM menyita puluhan botol berbagai merek produk kecantikan yang telah dikemas dan siap untuk dipasarkan di Sumut, khususnya Medan.

Keterangan seorang petugas BPOM yang ikut menggerebek, rumah tersebut milik Johan (39). Menurutnya, petugas sudah 2 bulan memantau rumah tersebut.

Pantauan wartawan, penggerebekan berlangsung 4 jam dilakukan 8 orang petugas BPOM Medan. Seorang sekuriti Perumahan Villa Malina mengaku, rumah itu sering masuk mobil box jenis L-300. “Tiap hari bang. Kadang 3 mobil satu hari,” ujarnya.

Sayangnya, saat penggerebekan, petugas BPOM Medan tidak mengizinkan wartawan masuk ke dalam rumah yang dijadikan sebagai tempat pembuat kosmetik palsu.

Pemilik rumah, Johan juga tidak mau memberikan komentar. “Apa-apaan ini, ngapain foto-foto, macam penyimpanan teroris aja rumah ku ini,” ujarnya. Anehnya, Kasi Penindakan dan Penyidikan BPOM Medan, Gita malah mengaku tak ada melakukan penyitaan ataupun penggerebekan. “Kita tidak ada melakukan penggerebekan, apalagi menyita,” kata Gita.(fit/smg)

14 Tahun Menderita Gizi Buruk

Berat 12 Kg, Tubuh Kurus dan Pucat

Kemiskinan, boleh saja menjadi faktor penyebab kurangnya ketersediaan kebutuhan kesehatan bagi setiap anak. Namun, di sisi lain, faktor kebersihan lingkungan dan pemahaman akan kebutuhan gizi balita, juga turut memicu timbulnya gizi buruk.

Mungkin, hal inilah salah satu faktor penyebab, Abdi Siburian (14) menderita gizi buruk. Bagaimana tidak, di usianya yang sudah 14 tahun, Abdi  hanya memiliki berat badan 12 kilogram. Tubuh Abdi, tampak sangat kurus dan pucat. Di samping itu, kulit tubuhnya pun hampir lengket ke seluruh tulang tubuhnya.

Saat disambangi, Jumat (8/4) di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Doloksanggul, Abdi hanya bisa tergeletak di bangsal rumah sakit. Sebab, kedua kaki Abdi, konon tak bisa menopang tubuhnya untuk berdiri. Sementara si ibu, Nurhaida br Sihombing (42) tampak diam terpaku menjaga anaknya itu.

Nurhaida mengatakan, anaknya lahir normal dengan berat badan hampir 3 kilogram. Ia juga mengaku memberikan ASI eksklusif selama 9 bulan kepada Abdi. “Lahirnya normal, hampir 3 kilogram, saya kasih ASI selama 9 bulan,” singkat Nurhaida. Bahkan, lanjutnya, Abdi sendiri mendapat imunisasi lengkap dari bidan desa. “Imunisasinya lengkap, saya bawa ke bidan kok,” cetus Nurhaida.

Amatan koran ini  di RSUD Doloksanggul, Abdi lahap memakan biskuit dari ibunya. Bahkan, saat salah seorang perawat menghantar  bubur bergizi ke ruang perawatan, Abdi  langsung meminta untuk makan. Ditanya kepada Nurhaida, sejak kapan diberi makan nasi, ibu enam anak ini mengaku memberi makan anak sulungnya itu sejak usia 10 bulan.”Saya baru ngasih makan nasi bubur sejak dia (Abdi-red) berumur 10 bulan,” katanya.

Akan tetapi, Nurhaida mengaku, selama ini, lingkungan rumahnya kurang bersih. Di samping itu, ia sering membiarkan anaknya bermain di tanah dan memegangi benda-benda kotor. “Kalau soal kebersihan memang saya kurang bersih merawat anak. Anak saya ini sering memegang tanah dan benda-benda kotor,” ungkapnya. (hsl/smg)

Pelaku Pembacokan Centeng Diburon

TANAH  JAWA- Kesehatan Doni (45) centeng kebun PTPN IV Bah Jambi yang menjadi korban pembacokan ninja sawit kini semakin membaik. Korban kini sudah dapat diajak bicara dan banyak dikunjungi rekan dan keluarganya. Korban selalu ditemani sang isteri di kamar 285 Lantai 2 RS Vita Insani Pematangsiantar.

Doni berharap pelaku pembacokan terhadap dirinya cepat tertangkap dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya. Meski antara korban dan tersangka Rijal (31) masih ada hubungan keluarga dan tinggal satu desa dan rumah saling berhadap-hadapan. Namun Doni mengharapkan agar proses hukum jalan terus. Doni menambahkan, sebagai petugas penjaga kemanan TBS, ia selalu melaksanakan tugasnya sebaik mungkin. Doni tak pernah kompromi dengan para pelaku ninja sawit.

Sementara itu pantauan di kediaman tempat tinggal korban dan tersangka di Marihat Bayu Nagori Bajoka, tampak sunyi dan pintu depan kedua rumah dalam keadaan terkunci.    Saat menghampiri rumah itu tak berhasil menemukan penghuninya. Namun dari beberapa tetangga korban,  mengatakan, prihatin atas terjadinya peristiwa tersebut. Diduga tersangka lari ke Kandis, Riau.

Kapolsekta Tanah Jawa Kompol B Siallagan SH mengatakan, Rijal dan Johan kini dalam pengejaran. Beberapa tempat yang diduga tempat persembunyian tersangka telah dilakukan pengintaian.(iwa/smg)