25 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15554

Lampu Jalan Rusak

0811614xxx

Kepada Yth  Bapak Kadis Pertamanan yang baru, saya mohon perhatiannya atas lampu jalan yang rusak khususnya di Jalan Periuk semua lampu jalannya sudah hampir 3 minggu padam. Terima kasih atas perhatian Bapak hormat saya.

Fransisca Kami Perbaiki April

Terimakasih laporannya, kami catat sebagai daftar kerusakan, kemudian tim kami akan memantaunya dan selanjutnya dilakukan perbaikan. Apabila ada alat yang rusak, kami mohon maaf belum bisa dilakukan pemasangan alat baru. Lantaran, sampai saat ini kami masih proses lelang barang dan jasa. Kemungkinan April ini sudah bisa terlaksana perbaikan dan pergantian alat yang rusak. Terimakasih sarannya.

Erwin Lubis SH M Hum
Kepala Dinas Pertamanan Kota Medan

Tersangka Kasus Korupsi RPH Ditetapkan

TEBING TINGGI- Kejaksaan Negeri Tebing Tinggi Deli telah menetapkan Arianto Sianturi sebagai tersangka kasus pengadaan tanah Rumah Potong Hewan (RPH) di Jalan Bintang, Kelurahan Tambangan, Tebing Tinggi, Senin (28/3). Arianto Sianturi diperiksa mulai pukul 10.00 WIB dan berakhir pukul 15.30 WIB di ruang Kasi Pidsus Kejaksaan Negeri Tebing Tinggi.

Kasus tersebut terjadi pada 2006 lalu, di mana tersangka menjadi panitia pengadaan tanah RPH, dengan anggaran pagu APBD sebesar Rp630 juta dan realisasi sebesar Rp515 juta. Setelah diaudit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembanguanan (BPKP), ditemukan indikasi mark up harga tanah.

“Tersangka sudah dua kali diperiksa. Penyidikan telah dapatkan bukti-bukti lengkap dan saksi-saksi juga telah dimintai keterangannya,” ungkap Kasi Pidsus Muhammad Zulfan Tanjung SH .(mag-3)

Pengendap Darah PMI di RSU Haji

MEDAN- Sejumlah peralatan di Kantor Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Cabang Kota Medan hilang. Anehnya, kehilangan itu hanya sesaat saja, hingga Senin (28/3) barang tersebut kembali lagi.

Peralatan yang diketahui hilang di UDD PMI Cabang Medan Jalan H Moh Said diketahui hilang, Jumat (25/3). Sejumlah barang yang hilang tersebut yakni, alat yang digunakan untuk mengendapkan darah (cup sentrifuge) raib, 100 kantung darah, stempel dan sejumlah berkas juga dinyatakan hilang.

Sebelumnya, setelah diketahui hilang, Jumat (25/3) lalu,  pihak PMI cabang Kota Medan melalui Ketua pelaksanaan UDD Kota Medan, dr Delyuzar melaporkan kejadian ini ke Polsek Medan Timur dengan Nomor pengaduan Nopol: STBL248/III/2011/Sek/Medan Timur tertanggal 25 Maret sekira pukul 20.30 WIB.

Akibat kehilangan ini, dr Delyuzar menjelaskan, adanya kehilangan sejumlah peralatan tersebut mengakibatkan pelayanan masyarakat yang membutuhkan darah tergangu. Hal inilah yang dikhawatirkan bisa membahayakan banyak orang nantinya.

“Semua barang yang hilang sudah kembali, ternyata barang-barang itu dibawa ke RSU Haji Medan. Anehnya, belum ada laporan kantongan darah keluar ke RSU Haji Medan,” sebutnya.

Dia menerangkan, sentrifuge merupakan alat utama bagi PMI cabang Medan yang berfungsi mengendapkan darah yang diperkirakan harganya mencapai Rp500 juta. Syukurlah, alat utama kita Sentrifuge sudah kembali. Bila hilang, pasti terlantar melayani pasien yang mendonorkan darah atau memerlukan darah, harganya cukup mahal.
Delyuzar menyerahkan sepenuhnya kepada pihak kepolisan yang menyidiknya, apalagi Polsek Medan Timur sudah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), seperti mengumpulkan barang bukti. Termasuk alat pengendap darah (Sentrifuge) yang sudah kembali. Selanjutnya, dibawa untuk dilihat sidik jarinya sehingga pihak kepolisian bisa mengungkap siapa pelaku yang berniat mencuri alat tersebut.

Saat disinggung apakah ada kaitannya antara 18 orang petugas UDD PMI Medan mengundurkan diri dengan aksi pencurian yang terjadi, Delyuzar menyebutkan, kehilangan ini sepenuhnya ditangani aparat kepolisian, sedangkan 18 orang petugas UDD PMI Medan secara serempak waktu sudah bekerja secara normal.
Sementara itu, dia mengakui, secara materi UDD PMI tidak ada dirugikan, namun secara secara pelayanan pada, Jumat (25/3) tidak bisa melakukan pelayanan secara maksimal, kemudian barang yang belum kembali saat ini hanya stempel PMI dan sejumlah berkas.  (mag-7)

Gas Meledak, Pasutri Terbakar

BRANDAN- Lagi-lagi tabung gas elpiji 3 kg meledaka. Kali ini dialami pasangan suami istri Herman (25) dan Hamidah (28), warga Dsn I Titi Hitam Desa Teluk Meku, Kecamatan Babalan, Langkat, Minggu (27/3) malam pukul 22.30 WIB. Keduanya mengalami luka bakar dan kini mendapat perawatan di ruang UGD RSU Pangkalan Brandan.

Kejadian tersebut bermula saat Hamidah hendak memasak nasi goreng untuk dimakan bersama suaminya. Saat korban hendak menyalakan kompor, Hamidah sempat mencium bau gas. Saat api menyala, tiba-tiba api menyambar ke baju korban sehingga muka dan sekujur tubuhnya mengalami luka bakar.

Mendengar teriakan istrinya, Herman bergegas ke dapur. Melihat baju yang di pakai istri terbakar, Herman berusaha memadamkannya. Namun, dia pun ikut terbakar di bagian lengan.

“Malam itu, kami sedang nonton televisi sembari menjaga anak kami yang baru empat bulan di ruang tamu. Namun karena terasa lapar, istri saya hendak memasak nasi goreng. Namun tak berapa lama, istri saya tiba-tiba menjerit minta tolong,” bebernya.(jok/smg)

PN Medan Tugaskan Seluruh Hakim

Sidang Perampokan CIMB Niaga

MEDAN- Seluruh hakim di Pengadilan Negeri (PN) Medan akan dilibatkan dalam sidang
perampokan CIMB Niaga dan penyerangan Mapolsekta Hamparan Perak, Selasa (29/3). Hal ini mengingat, personel TNI dan Polri juga mengawal ketat kasus ini.

“Semua hakim yang ada di PN Medan akan dilibatkan untuk menyidangkan perkara perampokan Bank CIMB dan penyerangan Mapolsekta Hamparan Perak yang menewaskan tiga orang personel polri,” tegas Kepala PN Medan, Panusunan Harahap, kepada pada wartawan, Senin (28/3).

Dia menyebutkan, jumlah hakim yang ada di PN Medan sebanyak 33 orang lebih, semua dilibatkan menangani perkara perampokan itu atas 13 tersangka.Dalam sidang ini, semua hakim dilibatkan dalam sidang dan dibuat secara bergiliran. “Semua hakimnya dilibatkan secara bergantian untuk menyidangkan ke 13 tersangka itu. Kami juga meminta pengawalan ketat dari aparat kepolisian untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan,”ucap Panusunan.
Pengamanan ini, sambung Panusunan Harahap diharapkan akan mengawal setiap hakim ataupun jaksa penuntut umum yang menangani persidangan perampokan tersebut.

Selain itu, dalam hal pengamanan sidang perampokan Bank CIMB Niaga tersebut, petugas kepolisian telah mendirikan posko pengamanan baik di depan maupun di belakang gedung PN Medan.
Amatan wartawan, tenda Mapolsekta Medan Baru telah berdiri di belakang gedung PN Medan. Rencananya posko tersebut mengawasi mobil tahanan yang datang dari Rutan Tanjunggusta yang membawa ke 13 tersangka. (rud)

Sakit Hati, Mantan Pacar Diperkosa

LANGKAT- Sakit hati karena hubungan asmaranya diputus, Husuf (22) warga Desa Alur Cempedak, Pangkalan Susu, memperkosa mantan pacarnya Aini (17) , bukan nama sebenarnya di penginapan Sutomo, Pangkalan Berandan. Kini, Husuf harus menginap di hotel sel Polsek Berandan, Senin (28/3).

Peristiwa itu terjadi pada Sabtu (27/3) malam, pukul 23.00 WIB. Waktu itu, Husuf, menjemput Aini di tempat kerjanya di kawasan Pangkalan Berandan. Saat itu, Usuf membujuk Aini untuk membicarakan sesuatu hal terkait hubungan mereka.

Usuf membawanya ke penginapan di Jalan Sutomo, Berandan. Curiga dengan tindakan pelaku, Aini menolak ajakan Usup untuk masuk ke kamar. Namun kembali Usuf meyakinkan mantan pacarnya itu. Akhirnya Aini tak kuasa menolak ajakan mantan pacarnya itu. Di kamar itu, Aini pun diperkosa. (ndi)

1.156 Kartu JPKMS tak Terpakai

BELAWAN-  Kartu peserta Jaminan Pelayanan Kesehatan Medan Sehat (JPKMS) di Kecamatan Medan Belawan berlebih 1.156 jiwa dari total penerima 37.612 jiwa. Akibatnya, Kecamatan Medan Belawan menyerahkannya kembali ke Dinas Kesehatan Kota Medan.

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial (Kasi Kesos) Kecamatan Medan Belawan, Idawati P mengaku bahwa kartu JPKMS sudah dibagikan pihak kecamatan dan distribusikan kepada masing-masing kelurahan. “Bahkan ada beberapa peserta JPKMS yang sudah menggunakan kartu JPKMS ini,” sebutnya, Senin (28/3).
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Medan, untuk Kecamatan Medan Belawan ada sebanyak 37.612 jiwa. Tapi setelah dihitung ulang ternyata berkurang menjadi  36.456 jiwa. Sedangkan sisanya 1.156 kepesertaan ada di Dinas Kesehatan.

“Kami akan memproses secepat mungkin karena sesuai arahan Wali Kota Medan, akhir bulan ini kartu JPKMS sudah diperoleh warga,” sebutnya.  Sementara itu, seorang warga Kelurahan Bagan Deli Lingkungan III, Arbaiya (34) menuturkan, dirinya belum mendapatkan kartu JPKMS. (mag-11)

Indonesia Harus Jadi Penentu Harga Dunia

100 Tahun Kelapa Sawit

MEDAN- Memperingati 100 tahun penanaman kelapa sawit di Indonesia, Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) berharap harga kelapa sawit bisa ditentukan Indonesia, karena republik ini penghasil kelapa sawit terbesar di dunia.

Peringatan itu diwarnai berbagai kegiatan, pameran dan seminar di Hotel Tiara Medan.  Acara ini berlangsung 28 hingga 30 Maret mendatang, melibatkan negara tetangga Malaysia.

Salah satu yang membuka stand pada pameran itu yakni, JFX (Jakarta Futures Exchange), Research adm Business Development Division JFX, Ratna Susilo Rahatmi mengatakan hingga saat ini, Indonesia masih kurang mendominasi pasar CPO di dunia, padahal kualitas CPO Indonesia diakui.  Lambatnya pemeritah  karena harga CPO belum dapat dtentukan Indonesia.  Saat ini yang menentukan harga CPO masih Rotterdam-Belanda yang mengikuti pasar Malaysia. Bendahara GAPKI Sumut, Laksamana Adyaksa menyatakan, sejak 1911 Belanda membawa kelapa sawit untuk ditanam di Indonesia.  Dari itu, 40 persen perkebunana sawit dimiliki rakyat, 10 persen pemerintah dan sisanya adalah swasta. (mag-9)

 

Empat Pelaku Jambret Babak Belur

MEDAN- Polsek Medan Kota berhasil mengamankan empat pelaku jambret, Minggu (27/3) sore.  Dalam penangkapan itu, polisi menyita dua unit sepeda motor yang digunakan pelaku dalam menjalankan aksinya, serta satu untai kalung emas seberat 2 gram serta tas sandang berisi uang Rp100 ribu.

Para tersangka yang diamankan, Panca Susilo (23), dan Adi Subroto (27), keduanya warga Jalan Megawati, Medan Area. Keduanya beraksi di Stadion Teladan.  Saat itu merampas kalung milik Dahlia Rida Nasution (27) warga Jalan Selamat.
Tersangka lainnya, Rendi Simatupang (24) warga Jalan Simpang, Kampung Tengah, Kelurahan Sei Mati, Medan Labuhan, dan Hengki Simamora (25) warga Kampung Bahari, Medan Labuhan, yang beraksi di Jalan Pegadaian saat korbannya Elly Widjaya (32) turun dari mobil.  Aksinya diketahui keluarga korban di dalam mobil, akibatnya Rendy diteriaki rampok, dan ditangkap warga. “Kami akan memberi penghargaan atau hadiah kepada masyarakat,”ucap Kapolsekta Medan Kota Kompol Sandy Sinurat kepada wartawan, Senin (28/3). (adl)

Butuh Ketegasan untuk Pelaku Pencemaran Sungai

Persoalan Sampah Belum Teratasi

Sampai saat ini persoalan sampah belum bisa diatasi oleh Pemerintah Kota Medan. Pasalnya, sampah yang dihasilkan telah merambah ke wilayah perairan Belawan.

Bahkan, kondisi laut Belawan sendiri sudah tercemari oleh sampah dari Kota Medan.

Seperti  pantauan wartawan koran ini, Senin (28/3), terlihat masih banyak sampah yang tergenang di aliran Sungai Deli di kawasan Belawan. Hal tersebut diprediksi dapat mengakibatkan banjir apabila hujan deras ditambah lagi air laut pasang.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Medan, Zulfahri Siagian mengatakan diperkirakan puluhan ton sampah dan limbah cair yang dihasilkan warga Kota Medan setiap hari dibuang ke daerah aliran sungai yang bermuara di kawasan Medan Utara. “Tingkat pencemaran di sekitar laut Belawan dari tahun ke tahun kian mencemaskan disebabkan antara lain gencarnya pembuangan sampah dan limbah ke daerah aliran sungai di Kota Medan,”ujarnya.

Zulfahri menjelaskan masalah pencemaran sungai dan laut di sekitar pesisir Kecamatan Medan Belawan, sudah sering dikeluhkan masyarakat Belawan dan sekitarnya, termasuk para nelayan di pesisir Medan Utara. Kawasan perairan Belawan yang tercemar limbah cair pabrik dan sampah kiriman dari Kota Medan telah merusak kehidupan biota laut dan membuat populasi ikan semakin berkurang.

“Hasil tangkapan nelayan di kawasan pesisir Medan Utara sudah semakin berkurang akibat sebagian kawasan perairan di sekitar pesisir Belawan sudah tercemar limbah pabrik dan banyak dipenuhi sampah,”tambahnya.
Sementara itu, perairan Belawan hingga kini masih menjadi satu-satunya areal penangkapan ikan bagi belasan ribu nelayan tradisional di pesisir Medan Utara.  Dia berharap kepada instansi pemerintah terkait agar menangani masalah pencemaran di perairan laut Belawan secara lebih serius di antaranya melalui penegakan hukum yang tegas.
Upaya tersebut, menurutnya, Pemerintah Kota (Pemko) Medan perlu segera mengusulkan kepada DPRD Rancangan Peraturan Daerah (Perda) diantaranya mengatur tentang larangan dan sanksi bagi setiap orang yang membuang sampah ke daerah aliran sungai (DAS).

“Masalah pencemaran sungai dan laut di wilayah Kota Medan kecil kemungkinan tidak bisa diminimalisir, tanpa dibarengi upaya penegakan hukum dan sanksi tegas terhadap pelaku yang terbukti membuang sampah ke daerah aliran sungai,” tegasnya

Zulfahri menambahkan, HNSI Kota Medan senantiasa siap mendukung program Wali Kota Medan, Rahudman Harahap, untuk mengoptimalkan kualitas pelayanan publik dan pembangunan infrastruktur di kawasan Medan Utara mulai tahun 2011.

Sementara itu, Pengamat Perkotaan Kota Medan, Destanul Aulia menilai banjir akibat hujan di Belawan disebabkan kondisi drainase yang tidak berfungsi dengan baik.

Namun kasus ini tidak mutlak kesalahan pemerintah. Namun faktor terbesar dipicu prilaku masyarakatnya yang hingga kini belum sadar bahaya membuang sampah di sembarang tempat.
Soalnya, akibat perilaku membuang sampah sembarangan tersebut, memicu drainase tersumbat hingga tidak mampu menunjukkan fungsi utamanya sebagai jalur pengering kota.

Lebih lanjut, dia menambahkan bahwa dengan prilaku masyarakat yang tidak sadar akan sampah tersebut, maka seluruh masyarakat Belawan yang menjadi donatur (pendapatan pajak) menjadi korbannya.
“Saya tidak setuju jika mutlak disalahkan pemerintah, Lihat bagaimana masyarakatnya yang membuang sampah sembarangan,” ujarnya.(mag-11)