29 C
Medan
Monday, December 22, 2025
Home Blog Page 15569

Konser String di Medan Hipnotis Penonton

Beberapa tahun belakangan ini, sejumlah grup vokal yang personelnya terdiri dari kaum perempuan mulai bermunculan. Sebut saja T2, Mahadewi, She, Lima Bidadari dan beberapa lainnya.

Kini, satu grup vokal lagi muncul menyemarakkan dunia musik Tanah Air. Mereka menamakan dirinya String. Grup vokal asal Jakarta ini berformasikan empat perempuan cantik dan enerjik yakni, Araky, Noni, Shaqe dan Dewa.
Dalam waktu dekat ini, String bakal merilis album berisi delapan lagu. Tak hanya itu, String juga telah menelurkan tiga single. “Dalam waktu dekat, album kami yang beraliran genre pop akan selesai. Saat ini kita masih dalam proses penyelesaian,” ujar Araky sesaat sebelum tampil di Barcelona Entertainment, Jumat malam (25/2).

Di Barcelona Jalan Williem Iskandar, Komplek MMTC No 23-28 Medan, String menjadi bintang tamu dari salah satu produsen rokok ClasMild. Dalam even tersebut, String membuat terhenyak para pengunjung Barcelon Cafe, dengan beberapa lagu yang mereka bawakan. Beberapa diantaranya, tembang manis milik Dewa dan single-single String sendiri.

Pada kesempatan itu, String juga membawakan lagu lawas Cinta Anak Kampung dan All Around yang dibawakan String mampu membuat pengunjung Barcelona larut. Ditambah lagi dengan koreografi yang ditampilkan String, seolah menghipnotis para pecinta musik yang hadir saat itu.

Mengenai konsep yang diusung String, Araky yang merupakan pentolan String menyatakan, String berbeda dengan T2, Mahadewi atau grup vokal lainnya. Perbedaannya, String mengandalkan konsep perpaduan antara tarian (koreografi) dan nyanyian. Perbedaan lain, sambung Araky, masing-masing personil juga memiliki ciri khas tersendiri dan berpadu dalam satu wadah.

Tampil di Barcelona Cafe merupakan gelaran pertama mereka di Medan. “Ini kali pertama kita tampil di Medan dan apresiasi masyarakat sangat bagus,” katanya.
Pada penampilan malam itu, Araky Cs didampingi band asal Medan.(ari)

Ada yang Tegang, Ada juga yang Menangis

Lomba Baca Puisi Islami Ibu-ibu Perwiridan se-Kota Medan

Ada yang unik dari perlombaan baca puisi yang digelar Yayasan Pendidikan Hikmatul Fadillah, Jalan Denai Medan, Minggu (27/2). Lomba puisi kali ini khusus diperuntukkan bagi kaum ibu se-Kota Medan. Seperti apa?

Peserta lomba puisi ini terdiri dari ibu-ibu pengajian. Mereka membaca puisi secara berkelompok. Setiap kelompok, terdiri dari 5 orang. Tema puisi yang dibacakan adalah puisi religi.

Sejumlah penonton yang hadirn menyaksikan penampilan ibu-ibu perwiritan ini dengan tersenyum. Pasalnya, mimik wajah ibu-ibu perwiridan itu memang cukup beragam dalam menjiwai puisi yang dibacakan. Ada yang dengan semangat tinggi, ada juga yang sampai meneteskan air mata, sangkin menjiwai puisi tersebut.

Penonton yang menyaksikan perlombaan tersebut juga sempat larut dalam bacaan puisi tersebut. Bahkan, sejumlah penonton sempat terpaku mendengarkan bait-bait puisi yang dibacakan.

Saat MC menggil kelompok peserta, penonton bersorak gembira, khususnya para pendukung mereka yang sengaja datang untuk memberikan dukungan. Para pendukung ini bukan cuma dari sesama ibu-ibu pengajian, tetapi juga datang dari para anak peserta yang turut hadir.“Acara ini untuk meningkatkan silatuhrahmi sesama kaum ibu. Biasanya, lomba baca puisi ini diperuntukkan bagi anak-anak mulai tingkat TK hingga SMP. Tapi kali ini, kita sengaja membuat perlombaan yang sedikit berbeda. Kita mengundang ibu-ibu perwiridan se-Kota Medan, 21 kecamatan dalam acara ini,” ujar Hikmatul Fadillah kepada wartawan Sumut Pos di sela-sela acara, Minggu (27/2).

Disebutkannya, tema puisi ditentukan oleh panitia. “Setiap bait puisi mempunyai pesan agama, sosial dan pesan moral,” ungkapnya lagi. Melihat antusias peserta dan penonton, Himatul Fadillah mengaku gembira dan bangga.
Lebih lanjut diungkapkannya, selain menggelar lomba baca puisi untuk kaum ibu, pada Maret mendatang, yayasan ini juga akan menggelar lomba busana muslim yang pesertanya juga dari kaum ibu yang lanjut usia. “Kegiatan ini sebagai wujud kepedulian kita terhadap kaum ibu yang ingin menunjukkan kreatifitasnya serta kemampuan yang ada untuk ditunjukkan kepada penonton yang menyaksikan acara ini,” tandasnya.

Untuk lomba baca puisi ini, ungkap Fadillah, hadiah yang diperebutkan cukup menarik. Bagi juara 1 akan diberikan bingkasan serta unag tunai Rp750.000, juara 2 bingkasan serta uang tunai Rp500.000, serta juara 3 mendapatkan bingkasan serta uang tunai Rp250.000.(*)

Ditelepon, Hanas Demam

Dugaan Korupsi Bagian Humas Pemko Medan Rp2,049 Miliar

MEDAN- Mantan Kepala Bagian (Kabag) Humas Pemko Medan yang saat ini menjabat Kepala Dinas Pemuda dan Olah Raga (Kadispora) Medan Hanas Hasibuan mengaku meriang alias demam karena tersangkut kasus dugaan penyelewengan dana APBD 2010 yang diperiksa Kejaksaan Negeri (Kejari) Medan. Pengakuan tersebut diungkapkannya sendiri kepada Sumut Pos, Minggu (27/2).

“Karena berita ini, keluarga-keluarga saya menelpon saya untuk menanyakan kebenarannya. Saya beritahu mereka mengenai persoalan ini. Dan mereka juga saya beritahu, media itu adalah sebagai kontrol sosial. Jum’at (25/2) lalu, setelah saya mendampingi Wali Kota Medan Safari Jumat ke Medan Utara, saya meriang. Yah, demam-demam gitu lah. Karena berita inilah. Jadi maaf, kalau waktu itu saya tidak bisa mengangkat telepon. Yang mengangkat telepon waktu itu, supir saya,” ujarnya.

Selanjutnya, Hanas kembali membantah, adanya penyelewengan di Humas Pemko Medan. Dikatakannya, salah satu item yang dipermasalahkan yakni, pengadaan buku bacaan dan perundang-undangan senilai Rp910 juta, saat ini tersisa Rp10 juta. Jadi, yang terpakai hanya Rp900 juta. Dan sisanya itu telah dikembalikan.

Dana Rp900 juta itu, termasuklah biaya pembayaran uang berlangganan koran sebanyak 78 media. Uang sisa Rp10 juta itu, awalnya diperuntukkan untuk pengadaan buku UU Keterbukaan Informasi Publik (KIP) No 14 tahun 2008 yang akan disebarkan kepada seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta para camat dan lurah. “Karena tidak jadi pengadaan itu, makanya uangnya dikembalikan,” katanya.

Mengenai Anggaran penyediaan bacaan buku kliping dari surat kabar, majalah dan tabloid sebesar Rp100 juta (dinaikkan menjadi Rp135 juta pada Perubahan APBD 2010), Hanas menjelaskan, adanya penambahan jumlah kliping koran dari 5 menjadi 9 yang peruntukan kliping tersebut bagi Wali Kota Medan, Wakil Wali Kota Medan, Sekda Medan, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Medan, Inspektorat Kota Medan dan ke empat Assisten Pemko Medan. Untuk dana ini, telah habis semua karena telah dipergunakan untuk pembuatan kliping koran. “Karena ada penambahan ini, makanya ditambah di PAPBD 2010,” kilahnya.

Lebih lanjut Hanas mengungkapkan mengenai anggaran penerbitan buku petunjuk telepon sebesar Rp104.280.000. Dia menyatakan, anggaran ini tidak dicairkan dan tidak digunakan.

“Buku telepon itukan diberikan pihak yang menjadi langganan telepon Pemko Medan secara gratis, dan begitu pula dengan pelanggan telepon lainnya. Jadi, ketika pihak yang menjadi langganan telepon itu meminta untuk dibayar, maka kami tidak mau membayarnya. Dan dana itu juga tidak jadi dikeluarkan. Itu karena anggarannya sudah ada di bagian lain,” ungkapnya.

Hal tersebut dibenarkan oleh salah seorang staf di Humas Pemko Medan yang enggan disebutkan namanya. “Untuk pengajuan itu saja tidak lewat dari dewan. Jadi, tidak bisa dicairkan dan digunakan,” katanya.

Pada kesempatan itu juga, Hanas menjelaskan mengenai biaya perjalanan dinas. Menurutnya, perjalanan dinas telah sesuai dengan aturan dan tidak ada yang diselewengkan. Diketahui, untuk biaya perjalanan dinas yang merupakan kegiatan peliputan dari Humas Pemko Medan saat mendampingi aktivitas Wali Kota Medan Rahudman Harahap.
Besarannya dikatakan Hanas, untuk pejabat Humas Pemko Medan golongan IV menerima Rp90 ribu untuk satu kali kegiatan. Golongan III menerima Rp70 ribu dan Golongan II menerima Rp40 ribu. Petugas-petugas tersebut antara lain, dokumentasi foto dan rekaman kegiatan serta rilis berita kegiatan.

Sementara staf di Humas Pemko Medan yang enggan disebutkan namanya tadi menyatakan, untuk nominal anggaran pembuatan press rilis sebesar Rp45 juta dan menjadi Rp60 juta di PAPBD 2010. Saat ini tersisa Rp34 juta dan telah dikembalikan ke kas daerah.

Dari keterangan lainnya yang diperoleh, ada penambahan di PAPBD 2010, ternyata ada mata anggaran yang penambahannya tidak diketahui Humas Pemko Medan. Tapi, adanya perubahan itu dibiarkan saja. Mata anggaran tersebut adalah pemeliharaan alat tulis kantor yang awalnya sebesar Rp15 juta dan menjadi Rp66 juta lebih di P APBD 2010. Nominal tersebut saat ini tersisa Rp62 juta.

Hanas sendiri kembali menegaskan, apa yang dilakukannya selama ini menjadi telah sesuai dengan keputusan yang ada yakni, Keppres No 80 Tahun 2003 yang sekarang menjadi Keppres 56 Tahun 2008 tentang pengadaan barang dan jasa.

Terkait uang iklan ucapan selamat atas pelantikkan Wali Kota Medan Rahudman dan Wakilnya Dzulmi Eldin terhadap beberapa media, Hanas menyangkal bahwa dirinya telah menjanjikan akan membayar uang iklan tersebut.
“Uang iklan dan papan bunga tidak dianggarkan di APBD. Saya pernah menyarankan kepada wartawan yang mengenai iklan tersebut, sebaiknya langsung saja ke SKPD terkait. Tapi karena didesak, makanya saya iya kan saja. Jadi saya tegaskan, uang iklan itu tidak bisa dibayar, karena dikhawatirkan akan menjadi temuan. Kembali saya tegaskan, saya tidak pernah menjanjikan akan membayar uang iklan itu,” tegasnya.

Di akhir kesempatan, Hanas mengaku pasrah atas bergulirnya persoalan yang menerpa dirinya tersebut. “Jika diproses kejaksaan ya silahkan saja. Kalau ada yang fiktif, pasti saya tidak berani keluar rumah. Tapi saya tetap beraktifitas di luar rumah,” paparnya.(ari)

Ketua BKD dan Baleg Lowong

MEDAN- Di awal 2011 ini, kondisi DPRD Kota Medan semakin tidak jelas. Setelah Badan Kehormatan Dewan (BKD) tidak lagi memiliki ketua, kini giliran Badan Legislasi (Banleg) juga mengalami nasib yang sama.

Ketiadaan ketua di dua badan kelengkapan dewan ini terjadi sejak 22 Februari 2011 lalu. Kondisi seperti ini, dikarenakan dua Surat Keputusan (SK) pengangkatan kedua pimpinan badan tersebut telah berakhir pada tanggal yang sama.

Surianda Lubis SAg saat dimintai konfirmasi wartawan, Minggu (27/2) membenarkan hal tersebut. Surianda menyatakan, dirinya tidak lagi menjabat sebagai Ketua Baleg DPRD Medan, merujuk pada SK yang berkahir pada 22 Februari 2011 lalu.

“Secara administrasi, sesuai dengan SK pengangkatan Ketua Banleg, jabatan saya sebagai ketua sudah berakhir, namun jika merujuk kepada ketentuan Baleg menjabat 2,5 tahun,”n ungkapnya.

Kendati begitu, Surianda menyatakan, kondisi tersebut tidak akan mengganggu rutinitas dan kinerja Baleg. Surianda mengaku, dirinya bersama anggota dewan lainnya yang berada di Baleg masih bekerja seperti biasa. “Soal itu tidak ada masalah, kami (Baleg) bekerja seperti biasa,” ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) Burhanuddin Sitepu juga mengakui dirinya tidak lagi menjabat sebagai Ketua BKD. “Kalau itu sudah jelas, sesuai dengan SK saya tidak lagi sebagai Ketua BKD terhitung sejak 22 Februari 2011 kemarin,” ungkapnya.

Burhanuddin menuturkan, sebelum ada SK pemberhentian dan proses paripurna pemberhentian sebagai Ketua BKD, dirinya masih terus bekerja sebagai Ketua BKD hingga diangkatnya Ketua BKD yang baru.

Terkait hal itu, Ketua DPRD Medan Amiruddin menyatakan, pihaknya akan segera membawa permasalahan ini ke rapat Badan Musyawarah (Bamus) DPRD Medan dalam waktu dekat ini. “Dalam waktu dekat ini peroalan itu akan kami bawa ke Bamus untuk segera dibahas,” tuturnya singkat.

Wakil Ketua DPRD Medan Ikrimah Hamidy mengungkapkan, kekosongan Ketua BKD dan Ketua Baleg akan segera diparipurnakan pada 21 Maret 2011 mendatang. Paripurna itu sendiri akan bersamaan dengan perubahan komposisi komisi-komisi DPRD Medan.

“Sudah tidak ada masalah, BKD dan Baleg akan diparipurnakan pada 21 Maret 2011 mendatang bersama penetapan komposisi komisi-komisi,” ungkapnya.(ari)

Bripka Iswanto Terancam Pecat

Polisi Selingkuh Umbar Peluru

MEDAN- Aksi obral peluru yang dilakukan Bripka Iswanto, personel Polsek Patumbak untuk menakuti selingkuhannya berbuntut panjang. Meski Abi, selingkuhan Iswanto tidak melaporkan kejadian itu, namun kasus tersebut tetap diproses di Unit P3D Polresta Medan. Pasalnya, Bripka Iswanto diduga telah melakukan dua pelanggaran.

“Tindakannya sudah menjelekkan nama Polri. Jadi, polisi tersebut sudah melakukan dua pelanggaran, yaitu mempunyai simpanan dari istri yang sah sesuai dengan PP No 10 tahun 1983 tentang izin perkawinan atau pernikahan bagi PNS dan disiplin Polri,” ujar Kabid Humas Poldasu Kombes Pol Heri Subiansaori, Minggu (27/2).
Dijelaskanya, tidak diperkenankan polisi menggunakan senjata tidak pada tempatnya dan melampaui kewenangannya. Polri punya prinsip, gunakan kewibawaan untuk senjata dan jangan dijadikan senjata untuk kehormatan. “Dalam melumpuhkan pelaku tindak kriminaln boleh gunakan senjata asal tidak melanggar undang-undang,” ucap Heri lagi. Dikatakannya, atas tindakan anggota tugas luar (TL) Polsek Patumbak tersebut, Unit P3D akan segera memeriksa Iswanto.

“Seorang anggota polisi untuk dapat menggunakan senjata harus melalui proses psychotest untuk mengetahui kapan dan tempat dalam menggunakan senjata. Jadi bukan asal-asalan saja menggunakan senjata,” cetusnya.
Ditegaskannya, untuk sanksi pemecatan terhadap Bripka Iswanto masih menunggu hasil pemeriksaan. “Hanya gara-gara WIL (wanita idaman lain, Red) anggota tersebut menembak. Hampir 60 persen polisi melakukan pelanggaran karena perempuan. Jadi untuk Bripka Iswanto, senjatanya akan segera ditarik. Walaupun tidak ada laporan tetap akan kita proses,” beber Heri.

Sementara, Kapolsek Patumbak Kompol SW Siregar yang dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih memeriksa Iswanto. “Masih dalam pemeriksaan. Jadi kita lidik dulu. Kan belum pasti dia melakukan hal tersebut. Jadi kita lidik dulu ya,” kata Siregar saat dikonfirmasi via ponselnya.

Sedangkan Kanit P3D Polresta Medan AKP Subeno belum dapat dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi via ponselnya, tidak diangkat. Ketika di SMS juga tidak membalas.(mag-1)

Kasus Salah Tangkap Ungkap Aktor Intelektual

MEDAN- Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Medan mendesak Polda Sumut mengungkap aktor intelektual yang diduga menitipkan instruksi, hingga oknum Polsekta Medan Kota menembak juru parkir (jukir) Zainal Abidin Nasution. LBH menduga, ada pelaku lain terhadap kasus Zainal selain tersangka Brigadir A. Dimana, institusi Polri pasti memiliki prosedur untuk melakukan penembakan terhadap seseorang yang diduga pelaku tindak pidana.

“Kami yakini, dalam kasus penembakan Zainal diduga ada perintah di sana. Perintah itu dari siapa dan apa motifnya, ini tugas Polda Sumut mengungkapnya. Oknum polisi tidak bisa main tembak saja, sebab semua ada aturannya,” ujar Wakil Direktur LBH Medan, Muslim Muis kepada wartawan, Minggu (27/2).

Dijelasknnya, tindakan polisi bisa dibenarkan jika menembak residivis kelas kakap, tercatat sebagai DPO dan memberikan perlawanan atau melarikan diri saat ditangkap usai melakukan kejahatan. Namun, lanjut Muslim, proses penembakan terhadap Zainal Abidin yang dituduh pelaku pembunuh Direktur PT Sewangi Sejati Luhur (SSL) di Jalan Bandung, Medan, sangat berbeda. Hingga tidak bisa dibenarkan secara hukum.

“Eksekusi tembak itu, diduga ada motif dan kepentingan lain, diduga ada perintah menyertainya,” ucap Muslim. Menurutnya, setelah Zainal Abidin divonis bebas di Pengadilan Negeri Medan karena apa yang dituduhkan penyidik Polekta Medan Kota tidak terbukti. Tim kuasa hukum Zainal dari LBH Medan melaporkan kasus penembakan itu ke Direktorat Reserse Kriminal (Direskrim) Polda Sumut pada 26 Juni 2010 lalu.

Setelah itu, Tim dari Dit Reskrim Polda Sumut menetapkan oknum polisi Brigadir A sebagai tersangka penembak Zainal. “Kami selaku kuasa hukum Zainal mengacungkan jempol dan berterima kasih atas penyidikan yang dilakukan Dit Reskrim Polda Sumut. Namun, kami berharap sekali agar aktor intelektual di belakang kasus ini diusut tuntas,” cetus Muslim.

Lanjutnya, pihaknya memberikan apresiasi kepada Kapolda Sumut selaku pimpinan tertinggi di jajaran Polda Sumut atas penyidikan positif yang dilakukan jajarannya. Dimana sebelumnya, Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno di beberapa kesempatan mengatakan dengan tegas, dalam  kasus ini melibatkan Mantan Kapolsekta Medan Kota, AKP Darwin Ginting yang merupakan pimpinan Brigadir A.

“Mustahil tersangka Brigadir A, melakukan eksekusi tembak atas inisiatif sendiri. Untuk itu, kita minta Kapolda menyentuh pelaku di belakang Brigadir A. Kami berharap tim penyidik dalam kasus ini tidak melindungi pelaku yang sebenarnya. Kami yakin, penyidik memahami sekali prosedur penembakan terhadap seorang tersangka. Bagaimana hiraki dari atasan ke bawahan tentu penyidik sudah tahu benar,” beber Muslim.

Sementara itu, Kabid Humas Poldasu yang dikonfirmasi dengan ditetapkannya Brigadir A sebagai tersangka oleh Dit Reskrim belum tentu untuk pimpinannya tidak lepas untuk dijadikan tersangka.

Anggotanya dikenakan sebagai tersangka, bukan berarti lepas untuk mantan Kapolsek Medan Kota, AKP Darwin Ginting untuk tetap diperiksa. Dimana, semua anggota dalam melakukan tindakan atas perintah dari atasan. Sedangkan untuk Brigadir Aulia yang sudah menyiapkan pengacaranya untuk pembelaan dipersilahkan saja, karena itu merupakan haknya. Itu semua diperbolehkan,” kata Kombes Pol Heri Subiansaori. (mag-1)

Satu Tewas, Satu Lagi Kritis

BELAWAN- Kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kematian kembali lagi terjadi di Jalan Pelabuhan Raya Gabion Kelurahan Belawan I Kecamatan Medan Belawan, Minggu (27/2).

Akibat kejadian tersebut, Oktavianus Manurung (19), warga Jalan Bunga Belawan tewas dan Tomi Sirait (22), warga Jalan Pukat 8, Kecamatan Medan Tembung, kritis.

Kejadian tersebut bermula saat Oktavianus Manurung yang mengendarai sepeda motor Suzuki Smash BK 5246 CF melakukan balap liar dengan pengendara sepeda motor Yahama Vega R BK 4757 CC.

Selanjutnya, dari arah berlawanan tiba-tiba datang sepeda motor Yamaha Mio BK 2597 PAB milik Tomi Sirait (22). Kedua sepeda motor yang diduga sedang melakukan aksi balap liar dengan kecepatan tinggi langsung menambrak Mio yang dikendarai Tomi. Sedangkan, sepeda motor vega R hanya terjatuh dan selanjutnya melarikan diri.

Selanjutnya, korban Oktavianus langsung dilarikan ke rumah sakit TNI AL Belawan dan di sana korban menghembuskan nafas terakhirnya. Sedangkan Tomi dalam keadaan kritis dan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Martha Friska Medan. Akibatnya, kedua sepeda motor mereka mengalami kerusakan yang cukup parah. (mag-11)

Khadafi Seperti Hitler

Harta Kekayaannya Dibekukan Dunia

TRIPOLI-Duta Besar Libya untuk PBB Abdurrahman Shalgam, satu teman lama Kolonel Khadafi, mencela pemimpin Libya itu. Dia mendesak dunia menghukumnya.

Shalgam, seorang sekutu Khadafi sejak keduanya masih pemuda radikal pada akhir tahun 1950-an, mempersamakan tindakan Khadafi dengan orang-orang Hitler dan Pol Pot dan Hitler. Shalgam, yang selama ini setia kepada Khadafi, kini mendukung para pengunjuk rasa di Tripoli.

Dalam sebuah pidato emosional di Dewan Keamanan PBB di New York, Shalgam berkata, “Muammar Khadafi telah mengatakan kepada rakyat Libya saya memerintah kamu atau saya bunuh kamu.”

Dia menyampaikan kepada 15 anggota Dewan Keamanan PBB, yang sedang mempertimbangkan sebuah rencana Inggris dan Prancis bagi sanksi terhadap rezim Khadafi. “Kami butuh resolusi berani dari Anda,” katanya.
Di luar ruang sidang, ia kembali memberikan pidato dimana ia memohon agar dunia luar melakukan sesuatu dalam waktu hitungan jam, bukan lagi hari untuk menghentikan pertumpahan darah di Libya.

Shalgam mengatakan, Khadafi kini telah kehilangan dukungan dari 90 persen diplomat dan memperkirakan bahwa revolusi akan berlanjut di tengah-timur. “Perbudakan dan pemerintahan oleh orang sudah selesai,” katanya.
“Dunia Arab akan berubah sama sekali jika Khadafi melarikan diri. Seluruh dunia Arab akan bergerak cepat menuju kebebasan, dan bukan oleh paran jenderal. Sekarang orang-orang Arab akan melakukannya (sendiri). Seluruh dunia Arab sedang mendukung Libya. Semua mereka yang berada di jalanan mendukung Libya, semuanya. Dalam waktu satu tahun, Anda akan melihat dunia Arab yang lain,” kata Shalgam sebagaimana dikutip Telegraph.

Shalgam membela dukungannya bagi Khadafy selama beberapa dekade dan keputusannya untuk tetap menyokong rezim itu pada hari-hari awal ketika tindakan brutal terhadap para demonstran berlangsung.

“Saya tidak bisa membayangkan pada awalnya pertumpahan darah para korban,” tegasnya.
Dia ingat persahabatan dengan Khadafy bermula atas kekaguman bersama terhadap Gamal Abdel Nasser, presiden Mesir mulai 1956, ketika mereka tumbuh di Libya Selatan. “Saya salah satu teman baik terdekatnya, yang bekerja dengan dia sejak awal revolusi,” katanya. “Sayangnya, kami mulai revolusi dengan kebebasan, pada akhirnya Anda (Khadafy) membunuh rakyat kami,” katanya.

Sementara para pemimpin dunia akhirnya mengambil langkah agar kekerasan berakhir dengan cara memblokir dan membekukan harta kekayaan Khadafy di berbagai negara.

Presiden AS Barack Obama telah menandatangani perintah eksekutif untuk memblokir kekayaan properti dan transaksi milik Kolonel Khadafy dan keluarganya, Jumat (25/2) waktu setempat.

“Sanksi ini ditujukan kepada pemerintah Khadafy, dan melindungi aset milik masyarakat Libia,” kata Obama.
Barack Obama juga mengajak tiga pemimpin negara Eropa untuk mendiskusikan penyelesaian krisis dan pemberian sanksi terhadap pemerintah Libya. Ketiga pemimpin itu adalah Perdana Menteri Inggris David Cameron, Presiden Prancis Nicolas Sarkozy dan Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi. Sebelumnya, beberapa negara telah memutuskan hubungan diplomatik dengan Libya sebagai bentuk protes atas langkah Libya dalam menangani aksi itu. Selain AS, Pemerintah Swiss telah membekukan aset milik Khadafy dan kroninya.

Pemerintah Inggris menyatakan telah membekukan seluruh harta milik pemimpin Libya, Moammar Khadafy, di Inggris sebagai satu upaya internasional untuk menekan diktator itu dari kekuasaannya.

Rezim Libya diduga memiliki harta cair sejumlah 32 miliar dollar AS yang kebanyakan terletak di London, Inggris. Sejumlah harta Khadafy yang diduga termasuk tabungan bank berisi miliaran dollar AS, kekayaan komersil dan tempat tinggal mewah di London seharga 16 juta dollar AS diperkirakan disita pada beberapa hari ke depan.

Presiden Libya Muammar Khadafi tetap tak bergeming. Dia mendatangi pendukungnya di lapangan yang terletak di pusat kota Tripoli, Libya. Qadafi menyerukan kepada pendukungnya untuk terus mempertahankan Libya.
Dalam sebuah tayangan televisi pemerintah setempat, Khadafi tampak berulang-ulang mengepalkan tangannya dan mengangkatnya ke atas serta mengucapkan, bahwa rakyat Libya mencintainya.

“Kita akan lawan dan kalahkan mereka (demonstran),” kata Khadafi berapi-api seperti dilansir AFP, Jumat (25/2).
“Hidup tanpa bermartabat itu tiada artinya, demikian juga hidup tanpa bendera hijau juga tiada artinya,” teriak Khadafi menyemangati pendukungnya. “Bernyanyi, menari, dan bersiaplah,” imbuh Khadafi.

Kacau Balau

Libya memiliki karakteristik pemerintahan yang berbeda dengan Tunisia dan Mesir. Jika akhirnya rezim Kadhafi lengser, transisi politik seperti apa yang mungkin terjadi? Seperti dilansir BBC, Libya adalah negara yang tidak mempraktikkan sistem pemerintahan normal layaknya bangsa-bangsa di dunia lainnya. Kolonel Muammar Kadhafi menciptakan sistem pemerintahan yang tidak memberikan ruang sedikit pun terhadap potensi perlawanan di sekitar kekuasaan, keluarga dan lingkaran kekuasaan terdekatnya. Sebagian di antara mereka ditunjuk dari kalangan sukunya sendiri, Qadhadhfa.

Tidak seperti Tunisia atau Mesir, berbagai kekuatan yang bisa menjembatani terjadinya transisi pemerintahan secara damai seperti partai politik, serikat pekerja, kelompok oposisi, dan organisasi masyarakat madani tidak ada di Libya.
Bahkan, Libya dikenal dengan negara yang hampir semua institusi tidak berfungsi. Sebab, semua kekuasaan terpusat secara penuh pada sang brotherly leader.

Kultur personal itulah yang bisa menjelaskan mengapa Kadhafi menyatakan akan bertahan pada kekuasaannya hingga “titik darah penghabisan”. Meski posisinya semakin terdesak, ketika kelompok oposisi bergerak mendekat, dia tetap menguasai Tripoli, basis kekuasaan tradisionalnya.

Nanti, kalaupun Kadhafi masih bisa menguasai penuh Tripoli, kemampuannya untuk memerintah hampir tidak ada lagi. Sikap represifnya terhadap demonstran beberapa hari terakhir sudah menghancurkan semua kredibilitas yang dia dan rezimnya telah bangun selama 40 tahun. Langkah represinya itu tidak akan cukup untuk membuatnya tetap pada posisinya.

Semua kondisi sulit tersebut akan mengakibatkan kekacauan di Libya. Tidak adanya kekuatan politik atau tokoh yang bisa mengambil alih kekuasaan bakal menciptakan kekosongan kekuasaan.

Akibatnya, pemain-pemain baru akan muncul. Khususnya para kepala suku yang akan tampil ke permukaan atau setidaknya mengambil alih kontrol atas wilayahnya sendiri.

Mengingat sejarah panjang perseteruan antarsuku di Libya, transisi kekuasaan itu diperkirakan tidak akan berjalan dengan mulus. Ditambah lagi dengan telah beredarnya senjata di kalangan demonstran, situasi penuh kekerasan menjadi hal yang paling mungkin terjadi.

Sebagian rakyat Libya khawatir, negara tersebut akan mewarisi situasi anarki dan chaos. Atau, skenario terburuk adalah perang sipil.

Ditambah lagi faktor tentara Libya yang tidak profesional, terpecah, dan sengaja diperlemah oleh Kadhafi selama bertahun-tahun untuk menghindari kemungkinan terjadinya kudeta. Namun, beberapa pekan terakhir, muncul sinyal-sinyal bahwa militer akan menarik dukungannya kepada rezim Libya.

Sejumlah elemen di internal militer telah membelot bersama demonstran. Keputusan yang sama diikuti oleh sejumlah figur senior pemerintah dan diplomat. Harapan terbaik rakyat Libya ada di tangan figur-figur tersebut. Jika mereka bisa bersatu dengan tokoh berbagai suku yang ada, transisi politik pasca Kadhafi akan berjalan lebih bersahaja. (cak/c10/dos/net/jpnn)

PSSI Terancam Dibekukan FIFA

Jakarta- PSSI terancam dibekukan oleh asosiasi sepak  bola dunia FIFA, seiring kemelut yang terjadi dalam tahapan pencalonan ketua umum organisasi sepak bola nasional  tersebut. Hal itu dikatakan Anggota Komite Etik FIFA, Suryadharma ‘Dali’ Tahir, di Jakarta, Sabtu (26/2) “FIFA langsung merespon. Salah satunya dengan
mengirimkan surat elektronik yang berisi penolakan campur tangan pemerintah,” katanya saat dikonfirmasi.

Surat FIFA diklaim telah diterima PSSI setelah Komite Banding Pemilihan mengumumkan penolakan materi
banding dari dua bakal calon Ketua Umum PSSI yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro serta dari dua bakal calon Executive Comitte (EXCO) PSSI, Sihar Sitorus dan Tuti Dau.

Komite Banding juga menganulir keputusan Komite Pemilihan yang meloloskan Nurdin Halid dan Nirwan D Bakrie sebagai calon Ketua Umum PSSI. Dengan demikian, hingga kini, belum ada calon yang akan maju pada bursa pemilihan di Kongres empat tahunan PSSI di Bali, 26 Maret mendatang.

Jika FIFA benar-benar memberikan hukuman kepada PSSI, bisa dipastikan pasukan Garuda tidak bisa tampil pada
pertandingan internasional termasuk pada SEA Games yang akan digelar di Tanah Air akhir tahun nanti.

Suporter pendemo anti Nurdin Halid kembali beraksi di sekitar kawasan Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (26/2) pagi. Salah seorang suporter tampak memakai baju seperti pocong, yang bertuliskan nama jasad Nurdin Halid. Sementara, suporter lain terlihat sibuk menyiraminya dengan bunga kuburan, pertanda mereka menginginkan Nurdin Halid segera ‘mati’ dari dunia sepak bola Indonesia.

“Kami memang ingin Nurdin segera meninggalkan PSSI Mundur, atau kami yang akan menurunkannya,” kata Jial, salah seorang suporter asal Jepara, didampingi rekan-rekannya, yang sebelum berdemo di kantor PSSI berkumpul di samping gedung PB PBSI.

Ia menambahkan, Nurdin harus diturunkan bila ingin persepakbolaan Indonesia maju. “Kami tak akan mundur dalam revolusi Merah Putih ini. Demi kejayaan sepak bola Indonesia ke depan, Nurdin harus mundur,” tegasnya.
Sementara itu, Fahrizal, salah seorang suporter Persija Jakarta mengatakan, selama Nurdin belum mundur, demonstrasi yang menuntut revolusi di tubuh PSSI itu tak akan dihentikan. “Revolusi harga mati pokoknya,” tegasnya.

“Nurdin juga terlibat dalam kasus korupsi. Makanya, kita mesti membersihkan PSSI dari para koruptor,” tambahnya
Sekitar pukul 12.30 WIB, mereka secara serentak bergerak menuju kantor PSSI.

“Kami datang murni menginginkan adanya perubahan di tubuh PSSI. Kami ke sini tanpa ada yang mendanai, dan sama sekali tak ada muatan (politis),” kata salah seorang pengunjuk rasa dalam orasinya. Uniknya, meski hujan dan petir menemani perjalanan menuju kantor PSSI, para suporter ini sama sekali tak bergeming. “Kami tak takut hujan, selama Nurdin Halid belum mundur. Nurdin turun… turun… turun!” teriak orator lainnya, di tengah hujan deras yang mulai mengguyur.

Di hari kelima unjuk rasa itu, massa yang datang dari sejumlah daerah meminta untuk ditemui oleh pengurus PSSI. “Di hari kelima ini dan keenam nanti, kami minta PSSI menemui kami,” kata salah seorang pendemo dalam orasinya.
“Kami berdemonstrasi atas nama masyarakat sepakbola. Mana PSSI? Kita sudah gembok PSSI, mestinya (pengurus) keluar dan temui kami,” kata pendemo wanita tersebut di atas panggung orasi.

Orator lainnya, Yoko dari Slemania, dalam orasinya meminta para suporter berbagai klub sepakbola yang berorasi, untuk menekan klubnya masing-masing. “Kita tak punya hak suara (dalam kongres), dan klub yang memilikinya. Tak ada gunanya kita berteriak-teriak menurunkan Nurdin Halid, kalau klub malah di tangan Nurdin,” kata pria berbadan gempal tersebut.

Richard Ahmad, Sekjen The Jakmania, dalam orasinya pun mengatakan bahwa perubahan di tubuh PSSI tak akan turun dari langit. Oleh karena itu, seluruh masyarakat pecinta sepakbola diminta mendukung agenda Revolusi PSSI ini. “Ganyang Nurdin!” teriaknya pula.Pelatih timnas U-23, Alfred Riedl, tak mau menanggapi hal itu. “Saya tidak mau berkomentar mengenai hal itu. Saya tidak tahu siapa yang benar dan siapa yang salah. Jadi, saya tidak mau berkomentar,” ujar pelatih asal Austria itu, usai latihan di Lapangan C, kawasan Gelora Bung Karno, Sabtu (26/2).
Riedl mengaku tak mengikuti perkembangan demonstrasi pro dan kontra Nurdin Halid tersebut. “Saya juga baru melihat yang seperti ini. Aksi masyarakat turun ke jalan adalah sesuatu yang jarang terjadi,” katanya.

Riedl menyebut, dirinya hanya berharap agar para pemainnya tak terpengaruh dengan demonstrasi itu. Ia ingin pemainnya saat ini berkonsentrasi saja pada laga leg kedua pra-olimpiade di kandang Turkmenistan mendatang. “Tidak tahu apakah para pemain terpengaruh. Saya berharap mereka tidak terpengaruh,” tambahnya.

Lebih jauh, Riedl pun meminta agar masalah ini tak terlalu dibesar-besarkan lagi, serta menyarankan media untuk sebaiknya menulis hal lain. “(Tapi) Memang, sepak bola di Indonesia adalah olahraga yang populer. Makanya mau tak mau, berita ini menjadi headline,” katanya pula. (sto/jpnn)

Nurdin Halid: Jadi Presiden pun Saya Bisa…

SUARA yang menginginkan Nurdin Halid mundur dari kursi Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) makin nyaring terdengar. Apa kata pria kelahiran Watampone, Sulawesi Selatan pada 17 November 1958 itu? Berikut wawancara wartawan JPNN, Budi Siswanto dengan Nurdin Halid.

Sejak kapan Anda aktif mengurus sepakbola?
Saya ngurus bola sejak 25 tahun lalu, mulai sangat serius masuk dalam struktur PSSI sejak menjadi manajer PSM tahun 1993. Kemudian jadi ketua Pengda (Pengurus Daerah) PSSI Sulsel, manajer tim nasional PSSI, ketua bidang PSSI, baru jadi ketua umum. Jadi merangkak dari bawah tidak ekspres tiba-tiba di atas.

Apakah Anda yakin menang dan terpilih lagi dalam kongres di Bali tahun ini? Termasuk mengalahkan Nirwan Bakrie?
Soal keyakinan saya setiap melakukan pekerjaan selalu minta petunjuk sama Allah dan selalu melangkah penuh keyakinan. Soal menang atau kalah tergantung pada anggota yang memilih dan ridha Allah.

Apa tanggapan Anda soal tudingan bahwa tim verifikasi telah diintervensi sampai George Toisutta dan Arifin Panigoro tak lolos?
Boleh tanya kepada seluruh tim verifikasi, sampai sekarang saya tak pernah berkomunikasi dengan satupun anggota tim verifikasi. Saya ingin menjaga independensi sekalipun tim verifikasi tetap membutuhkan PSSI. Tidak pernah saya beri masukan, apalagi tekanan. Saya hanya memerintah sekjen untuk memfasilitasi apa yang menjadi kebutuhan tim sesuai dengan aturan, itu saja.

Tapi kabarnya Anda dan Nirwan satu paket?
Ndak benar itu, cobalah nilai sesuatu dengan objektif. Kita harus bekerja, mengkritisi sesuatu dengan nurani. Bukan dengan dendam dan kebencian, harus dengan perasaan, objektivitas, etik dan harus beretika.

Demonstrasi menuntut Anda mundur juga makin meluas di berbagai daerah?
Di republik ini demo bukan hal yang tabu kan. Itu biasa dalam menyampaikan aspirasi dan harus diterima. Asalkan ada dasarnya dengan disertai idealisme yang konstruktif, dan tidak boleh anarkis. Apapun, siapapun bisa memberikan aspirasi dalam konteks konstitusi. Saya sangat menjunjung tinggi yang namanya demokrasi yang berbudaya, beretika.

Pihak penentang Anda menganggap PSSI tak layak dipimpin mantan narapidana?
Saya tidak pernah marah dikatakan mantan narapidana. Tapi saya tidak terima kalau dikatakan mantan koruptor. Karena tidak satupun putusan hukum yang saya terima yang membuat saya harus mengganti uang negara karena mengambil uang negara. Putusan saat saya ditahan lalu mengatakan, saya tidak menikmati uang hasil korupsi. Itu putusan hukum dan tertulis. Dan Alhamdulillah tidak satupun harta saya disita karena melakukan korupsi.
Kalau memang saya telah ditahan dan mantan narapidana saya terima itu sebagai sebuah takdir. Tetapi kemudian apakah sseorang yang telah dinyatakan bersalah belum tentu orang itu bersalah dan harus dihukum seumur hidup dalam arti tak bisa bergaul di masyarakat, tidak boleh mengabdi di bangsa dan negeri ini. Itu adalah pelanggaran hak asasi manusia dan UUD 1945.

Kira-kira apa yang diinginkan orang-orang dari penyebaran cerita buruk tentang Anda?
Ini sudah dibawa ke ranah politik. Bahkan, sudah politik penghancuran dan pembunuhan karakter yang luar biasa. Itu bertentangan dengan UUD 1945 dan melanggar HAM. Padahal, jangankan jadi pengurus PSSI, jadi presiden pun saya bisa. UU yang melarang warga negara yang pernah dinyatakan bersalah dengan ancaman hukuman lima tahun tidak boleh menjadi anggota DPR dan mengikuti Pilkada hingga pilpres sudah dicabut oleh MK. Itu karena bertentangan dengan human rights dan UUD 1945.

Kalau menang lagi, apa yang akan dilakukan dengan PSSI?
Tahun 2011 ini masuk pada periode kedua dari proses empat tahapan visi 2020 PSSI. Yang harus dilakukan ketua umum siapapun nanti yang menang adalah pemantapan organisasi, pemantapan development, pemantapan kompetisi profesional.

Lalu bagaimana dengan LPI?
LPI sejak awal sudah jelas aturannya, LPI adalah sesuatu yang tidak diperkenankan oleh aturan FIFA. Saya bukan tidak senang dengan LPI, bukan juga, sama sekali tidak. Kami di PSSI hanya menegakkan aturan. Kalau kita saja tidak bisa bagaimana negara ini bisa menegakkan aturan.

Untuk Timnas kira-kira targetnya apa kalau Anda terpilih?
Kalau 2011 ini target kita adalah juara Sea Games. Dalam visi 2020 PSSI yang sudah kita sebarkan ada program berkelanjutan yang sudah rinci betul program serta target kita. Tiap tahun targetnya apa dan kemudian kalau ada kegagalan dievaluasi dalam forum. Dilihat apa penyebab kegagalannnya. (sto/jpnn)