29 C
Medan
Wednesday, December 24, 2025
Home Blog Page 15581

Lima Profesor USU Diperiksa Jaksa

Penyelidikan Dugaan Korupsi Alkes Rp38 M

MEDAN-Lagi, kasus dugaan korupsi tercium di Sumut. Aromanya berasal dari Universitas Sumatera Utara (USU). Tak tanggung-tanggung, kasus ini diduga melibatkan para petinggi di universitas kebanggaan masyarakat Sumut itu.
Dari penelusuran Sumut Pos, diketahui Kejaksaan Negeri Sumatera Utara (Kejatisu) saat ini tengah menyelidiki dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan (Alkes) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (USU) tahun 2010 senilai Rp38 miliar lebih.

Sejauh ini sejumlah pejabat dan mantan pejabat USU telah diperiksa untuk dimintai keterangan, termasuk lima orang profesor. ”Kasus itu masih dalam tahap penyelidikan. Saat ini belum bisa kita ekspos seluruhnya karena kita masih melakukan beberapa pemeriksaan materi. Pemeriksaan materi dilakukan untuk mengetahui dugaan penyelewengan atau dugaan mark up anggaran,” ujar Jufri Nasution SH, Kasi Penyidikan Pidana Khusus (Pidsus) Kejatisu kepada wartawan koran ini, Rabu (23/3) di Kantor Kejatisu, Jalan AH Nasution.

Informasi yang dihimpun Sumut Pos di Kejatisu menyebutkan, pengusutan dugaan korupsi itu dilakukan sejak sebulan lalu hingga awal pekan ini.

Sumber wartawan koran ini mengatakan, semua dokumen terkait proyek alkes tersebut diberikan langsung oleh pejabat di internal USU.

Disebutkan sumber itu, pemeriksaan lima profesor itu dilakukan dalam satu rentang waktu dengan pemeriksaan sejumlah pejabat Kabupaten Langkat terkait dugaan korupsi yang dilakukan mantan Bupati Langkat, Syamsul Arifin. Lima profesor yang diperiksa itu masing-masing berinisial CPL, SYP, DM, KHY dan GLN. Dari kelima terperiksa tersebut hanya CPL yang tak memenuhi panggilan. CPL hanya mengirimkan penasehat hukumnya ke Kejatisu.

Perihal lima pejabat USU yang diperiksa tersebut, Jufri tidak membantahnya. Dia juga membenarkan jika CPL tidak datang memenuhi panggilan penyidik. Dia mengatakan, untuk melengkapi berkas, bisa saja CPL bakal dipanggil kembali. “Belum tahu kita apakah yang bersangkutan bakal dipanggil lagi untuk diperiksa. Namun bisa saja akan dipanggil lagi untuk dimintai keterangan,” tukasnya.

Jufri meminta wartawan untuk bersabar. Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih bekerja melakukan pengusutan. Dia berjanji akan membeberkan kasus itu jika sudah naik ke penyidikan. “Saat ini belum bisa kita ekspos semua, karena kita masih bekerja, untuk mencari bukti dugaan mark up tersebut, karena belum sampai ke tahap penyidikan,” tegasnya.

Sementara itu sumber lainnya di Kejatisu menyatakan, pengusutan itu dilakukan pihaknya setelah adanya pengaduan. Sama seperti keterangan Jufri, sumber tersebut juga mengatakan, pihaknya masih berkerja. “Info sementara, alkes tersebut ada dibeli, jumlahnya sesuai dengan dokumen tender. Namun mereknya ditukar dengan merek alkes yang di pasaran diduga harganya lebih murah. Dari sinilah penyelidikan dimulai,” ujar sumber tersebut.
Pihak USU sendiri masih tertutup terkait hal ini. Sejumlah pihak yang biasanya bisa memberi keterangan, semuanya tak bersedia diwawancarai. Sehingga detail kasus pengadaan tersebut tak bisa digambarkan secara lengkap. Sementara itu Rektor USU, Prof Syahril Pasaribu yang dihubungi wartawan koran ini via ponsel, mengaku tidak mengetahui kasus tersebut. “Apa itu? Oh, saya belum tahu. Saya lagi di Jakarta, sedang rapat,” ujarnya langsung menutup pembicaraan.

Kabag Promosi, Humas dan Protokoler USU, Bisru Hafi SSos MSi, saat dikonfirmasi tentang pengusutan dugaan korupsi pengadaan alat kesehatan FK USU 2010 senilai Rp38 miliar lebih oleh Kejati Sumut, juga mengaku belum tahu tentang hal tersebut. Dia juga terlihat bingung. “Saya harus mengkonfirmasikan informasi ini ke pimpinan dulu. Dan begitu mendapatkan informasi tentang hal ini, saya akan mengkonfirmasikannya ke Harian Sumut Pos,” terang Bisru. Namun hingga tadi malam, Bisru tidak juga memberikan keterangan.

Di tempat terpisah, Direktur LBH Medan Nuriyono SH mengatakan, Kejatisu harus bertanggung jawab dalam mengusut kasus tersebut. Maksudnya, jika berani membukanya, Kejatisu harus pula berani menuntaskannya.
“Kalau kasus ini sudah dibuka, Kejatisu harusbertanggungjawab dan segera mengusut hingga tuntas sesuai dengan komitmen Kajatisu dalam memberantas korupsi di Sumut,” tegasnya.

Dikatakan Nuriyono lagi, saat ini Kejatisu sudah memeriksa beberapa orang yang diduga terlibat dalam dugaan korupsi tersebut. “Kasus itu sekarang ini masih tahap penyelidikan. Diharapkan Kejatisu harus menaikkan statusnya menjadi penyidikan dan menetapkan tersangkanya yang diduga sebagai pelaku dugaan korupsi alkes di FK USU,” ujarnya. (rud/saz)

Gatot Sebut Nama Syamsul

Dugaan Pemangkasan Rp9,7 M Hibah APBD ke USU

MEDAN-Perdebatan seputar dugaan pemangkasan dana hibah dai APRB Sumut ke Universitas Sumatera Utara (USU) senilai Rp9,7 miliar terus berkembang. Sejumlah pihak terlibat aksi saling tuding.

Terkait hal itu, Wakil Gubernur Gatot Pujo Nugroho langsung menyebut nama Syamsul Arifin sebagai pihak yang paling mengetahui hal tersebut. Meskipun penyerahan dana hibah Rp8,8 miliar disaksikan Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu waktu itu, Hasiholan Silaen, tanggung jawab tetap pada Syamsul“Nggak, bukan (tanggung jawab Hasiholan Silaen). Masih Pak Gubernur waktu itu kan,” tuturnya.

Hasiholan Silaen yang saat ini kembali menjabat Asisten I Pemerintahan Setdaprovsu membenarkan pemberian hibah yang jumlahnya haya Rp8,8 miliar dari pagu Rp18,5 miliar. Ditanya dana Rp9,7 miliar yang belum dicairkan, Hasiholan menolak menjelaskannya.

“Iya benar. (Sisanya, Red) katanya belum cair. Waktu saya bilang, mana yang bisa dicairkan cepatlah dicairkan. Kenapa yang lain belum cair, Kepala Biro Keuangan dan Kepala Biro Binsos yang tahu itu. Saya yang memimpin rapat waktu itu, karena memang waktu kan tinggal sedikit lagi,” katanya kepada Sumut Pos di Lantai 9 Kantor Gubsu, kemarin.

Meski demikian, Hasiholan menolak jika disebut permasalahan pencairan bermuara di Biro Binsos dan Keuangan Provsu. “Ooo, saya tidak mengatakan seperti itu. Biro Binsos dan Biro Keuangan yang lebih tahu,” ungkapnya.
Sedangkan itu, Pembantu Rektor II USU Armansyah Ginting yang kembali dikonfirmasi Sumut Pos terkait polemik ini mengaku, pencairan dana sebesar Rp8.8 miliar itu memang berdasarkan permintaan pihak USU. “Kita telah mengubah proposalnya dan meminta dana beasiswa saja sebesar Rp8,8 miliar. Dan itu telah sesuai dengan permintaan. Kalau untuk dua item lainnya yakni, pembangunan fisik dan pengadaan sarana penunjang laboratorium kami tidak bersedia karena sudah memasuki akhir tahun anggaran,” tegasnya.

Perihal dana Rp9,7 yang belum disalurkan sesuai pagu, Gatot menyatakan keheranannya. “Saya bertanya, apa persoalannya. Kemudian mereka menjawab bahwa USU tidak bersedia menerima dana hibah dari provinsi. Jadi, saya katakan kepada mereka kenapa USU tidak mau menerima dana hibah itu. Anak saya kuliah di Fakultas Teknik Kimia, setiap hari kata anak saya dosennya mengeluh karena tidak punya alat praktek. Mosok (masak, Red) USU dikasih duit nggak mau. Nggak mungkin saja logikanya. Saya nggak mau berurusan seperti itu,” ungkapnya.
Lebih lanjut Gatot mengungkapkan, kemudian Gatot mempertanyakan persoalan itu ke USU. Jawabannya adalah adanya penundaan pencairan terhadap dana hibah tersebut kepada USU.

“Itu tadi masalahnya, ditunda-tunda. Wajar kalau USU menolaknya. Karena pencairannya di akhir masa anggaran. USU khawatir nantinya tidak bisa mengalokasikan keseluruhan anggaran,” katanya.

Terkait pemberitaan Sumut Pos tentang dugaan pemangkasan dana hibah APBD Sumut senilai Rp9,7 miliar, kemarin (23/3) pihak USU mendatangi Harian Sumut Pos di Jalan Sisingamangaraja Medan untuk menghantarkan surat Hak Jawab. Surat dengan nomor surat 2131/H5.3.7.2/KPM/2011 tersebut membantah adanya penyelewengan hibah dana dari APBD Sumut tahun 2010 ke USU.

“Dana bantuan APBD Sumut 2010 yang diterima USU ‘Jumlah Cukup’ tanpa kurang satu rupiah pun,” ungkap Kabag Promosi, Humas dan Protokoler USU Bisru Hafi SSos Msi dalam suratnya.

Menurut penjelasan Bisru, sesuai isi surat ‘Hak Jawab’ tersebut jajaran pimpinan dan staf di Pemprov Sumut yakni Sekda, Biro Binsos dan Biro Keuangan, sangat antusias membantu USU. “Ini dilakukan atas dasar prinsip kehati-hatian, sehingga tak ada kendala dan kesalahan prosedur dalam realisasi bantuan tersebut,” tuturnya.

Dipaparkan Bisru, USU sudah menerima bantuan tersebut menjelang akhir 2010 lalu dan sudah dimanfaatkan untuk beasiswa para staf pengajar yang sedang melanjutkan pendidikan ke jenjang S-3 dan S-2. “Penyaluran bantuan ini berada dalam pengawasan langsung pimpinan universitas dengan berkoordinasi bersama pimpinan fakultas di lingkungan USU. Dan secara eksternal tentang penggunaannya juga sudah dilaporkan ke instansi terkait sehingga dapat dipertanggungjawabkan,” ujar Bisru, yang berada di kantor Harian Sumut Pos sekitar 30 menit.

Diterangkan Bisru, pagu anggaran yang diajukan USU ke Pemprov Sumut memang Rp18,5 miliar untuk 3 mata anggaran, yakni pembangunan fisik, pengadaan sarana penunjang dan beasiswa untuk dosen. Namun, karena anggaran tersebut baru bisa dicairkan akhir tahun anggaran, maka yang dapat dicarikan hanya berjumlah Rp8,8 miliar untuk mata anggaran beasiswa untuk dosen. “Nah, itu tadi, dana bantuan APBD Sumut 2010 yang diterima USU tak kurang satu rupiah pun,” jelasnya.

Pihak USU berharap, dengan disampaikanya surat ‘Hak Jawab’ tersebut, Harian Sumut Pos dapat menerbitkannya dengan halaman dan besar berita yang sama sebagaimana judul pemberitaan sebelumnya. “Karena dengan semua penjelasan tersebut adalah ‘Tidak Benar’ dana hibah untuk USU disunat,” kata Bisru.

Sisir Naskah Perjanjian Hibahnya

Untuk memastikan ada tidaknya penyelewengan dana bantuan Pemprov Sumut ke USU, maka harus disisir isi Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) yang diteken pemprov dengan USU. Jubir Kemendagri Reydonnyzar Moenek menjelaskan, biasanya di NPHD termuat besaran bantuan yang akan disalurkan, ketentuan mekanisme penyaluran, dan mekanisme pertanggungjawaban USU sebagai penerima.

Donny, panggilan akrabnya, belum berani menilai apakah ada penyelewengan dana bantuan ke USU sebesar Rp9,7 miliar, dari seharusnya Rp18,5 miliar.

Dijelaskan Donny, bantuan semacam itu tergolong hibah, yang masuk pos belanja tidak langsung, yang dikelola Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD).  Prosesnya pun harus didahului dengan penandatanganan NPHD. “Jadi, NPHD ini menjadi instrumen pemda untuk mengontrol bantuan itu. Pihak penerima punya kewajiban-kewajiban yang tertuang di NPHD,” terang Donny, kepada Sumut Pos, kemarin.

Lantaran pihak penerima punya sejumlah kewajiban, maka tatkala kewajiban itu belum dipenuhi, utamanya soal pertanggungjawaban penggunaan, maka pemprov memang tidak bisa langsung menyerahkan seluruh bantuan.  Penyaluran bantuan yang menggunakan sistem pemindahbukuan alias transfer dari rekening pemda ke USU, kata mantan Direktur Pendapatan Daerah Kemendagri itu, memang harus bertahap.

“Progres penyaluran bantuan berbanding dengan pelaksanaan program,” ujarnya. Maksudnya, jika misalnya USU baru bisa mempertanggungjawabkan pelaksanaan program sebesar Rp9,7 miliar, maka sebesar itu pula bantuan yang akan disalurkan. “Tidak harus diserahkan sepenuhnya, karena bukan hak USU. Itu bantuan yang harus dibarengi progres penggunaan,” imbuhnya.

Dia berharap, semua pihak termasuk kalangan DPRD Sumut, menyisir dulu ketentuan di NPHD, sebelum memberikan penilaian.

Disebutkan, regulasi mengenai pemberian hibah oleh pemda diatur dalam PP 58 Tahun 2005, Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 yang diubah menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007, dan Surat Edaran Mendagri tertanggal 8 Nopember 2007. (ari/saz/sam)

KIA New Pride, Mobil Untuk Para Eksekutif

MEDAN-KIA kembali mengeluarkan New Pride seri terbarunya. Sebelumnya KIA Motors juga sudah mengeluarkan mobil New Pride dengan body Hatcback. Mobil seri terbaru ini cocok untuk para eksekutif yang menginginkan mobil sedan yang irit.

Stefanus Ginting, Sales Supervisor PT Alfa Star Indonesia Mobil mengatakan, mobil Kia New Pride diluncurkan dengan pangsa pasar para eksekutif yang lebih mencari image dan citra diri. “Mobil ini memiliki kapasitas mesin 1.400cc sehingga sangat irit,” kata Stefanus yang berkantor di Jalan Gatot Subroto Medan.

Untuk desain interior, kata Stefanus, mobil ini tergolong mewah, dimana diberikan kombinasi warna coklat dan merah. Warna ini mewakilkan cita rasa dan semangat untuk para pengemudi. Selain itu, bamper yang lebih atraktif sehingga mobil lebih berkesan sporty tapi mewah. “Sedangkan untuk griil yang digunakan juga menunjukkan mobil ini lebih gagah dari pendahulunya,” tambahnya.

Sementara itu, untuk lampu depan mobil ini lebih mengesankan sport. Tapi, walaupun lebih berkesan sporty, bukan berarti mobil ini untuk para kaum adam saja karena kesan feminim juga ditonjolkan pada warna interior.
Untuk bagasi, lanjutnya, mobil ini lebih luas sehingga para pemilik mobil dapat menyimpan segala kebutuhannya dalam bagasi. Untuk jarak antar bangku pada baris pertama dan kedua juga diberikan ruang yang cukup luas, sehingga memudahkan untuk bergerak walau berada dalam mobil.

Nah, pada desain eksterior dilengkapi kaca anti matahari, baik untuk pengemudi maupun untuk penumpang, sehingga lebih nyaman di dalam mobil saat di terik matahari. Sedangkan untuk mengendarai pada malam hari, mobil ini dengan lampu jauh non-stop, sehinga memudahkan untuk mengendarai mobil di dalam gelap. “Selain itu mempermudah untuk memberikan sinyal pada pengguna jalan lainnya,” bilangnya.

Dengan 5 pilihan warna, yaitu putih, merah, silver, titanium dan hitam, bisa dijadikan sebagai pilihan bagi para pengemudi yang berminat memilikinya. Untuk harga dipasarkan Rp177.000.000. (mag-9)

Purnawirawan Jenderal Siapkan Kudeta SBY

Liputan Ekslusif Al Jazeera

JAKARTA- Televisi berita yang berbasis di Qatar, Al Jazeera, menurunkan laporan investigasi berjudul Plot to Topple Indonesian President Uncovered atau Plot untuk Menggulingkan Presiden Indonesia Terbongkar. Laporan ekslusif ini menceritakan temuan Al Jazeera tentang sejumlah jenderal purnawirawan yang secara rahasia telah mendukung kelompok-kelompok Islam garis keras untuk menumbangkan kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Termasuk di dalamnya, menyokong seorang ketua front Islam setempat untuk mengorganisir penyerangan di Cikeusik, Pandeglang, Banten, yang menewaskan tiga anggota Jemaat Ahmadiyah secara tragis. Diduga kuat, kata Al Jazeera, penyerangan ini dilakukan secara sistematis.

“Jenderal-jenderal ini menggunakan grup Islam garis keras untuk menggulingkan Presiden Yudhoyono, karena mereka menganggap SBY terlalu lemah dan terlalu reformis,” demikian dilaporkan koresponden Al Jazeera, Step Vassen, dalam rekaman yang ditayangkan Selasa malam, 22 Maret 2011.

Al Jazeera mewawancarai beberapa narasumber, salah satunya adalah Ketua Umum Gerakan Reformis Islam (GARIS), H Chep Hernawan. “Para pensiunan jenderal sudah muak dengan berbagai kebohongan presiden. Semula mereka berupaya menggunakan isu-isu lokal seperti korupsi, tapi gagal. Kini mereka menggunakan isu Ahmadiyah, dan berhasil,” kata dia. “Para jenderal itu mengatakan Ahmadiyah harus dilarang, atau bakal ada revolusi.”
Kepada Al Jazeera, Chep mengaku bahwa pada Januari lalu dia didekati oleh seorang pensiunan jenderal berbintang tiga. “Dia kasih semangat, pokoknya jalan terus. Ini namanya jihad. Jangan mundur, sehingga si pembohong itu bisa ditumbangkan,” Chep menirukan.

Yang menarik, Al Jazeera juga mewawancarai mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI (purn.) Tyasno Sudarto, yang selama ini memang dikenal sangat kritis terhadap pemerintahan SBY. Al Jazeera bahkan menyiarkan bahwa Tyasno menyatakan mendukung gerakan-gerakan Islam radikal untuk menggulingkan SBY melalui revolusi.
“Kami bekerja sama. Angle-nya atau jalan masuknya berbeda. Mereka berjuang atas nama Islam, kami menggunakan politik. Tapi kami punya tujuan yang sama, yaitu perubahan. Kami ingin menyelamatkan negara ini, bukan meruntuhkannya. Revolusi harus berjalan damai, bukan dengan pertumpahan darah,” demikian dinyatakan Tyasno di liputan itu.

Al Jazeera juga mewawancarai Al Khaththath, Sekjen Forum Umat Islam. Di video itu, Khaththath mengakui telah bertemu dengan jenderal purnawirawan yang ingin menggulingkan SBY. “Selain itu, saya tidak mau bicara apa-apa lagi,” kata Al Khaththath.

Video Al Jazeera juga menayangkan daftar “Dewan Revolusi Islam” yang beredar di internet. Tertera di situ, dewan ini dipimpin oleh Abu Bakar Ba’asyir sedangkan Tyasno Sudarto menjabat sebagai Menteri Koordinator Politik dan Keamanan.

Menanggapi soal berita ini, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro menyatakan, “Tidak ada itu, dan tidak pernah boleh ada di Indonesia. Tidak pernah ada laporan yang masuk ke kami soal kudeta dan sebagainya itu,” katanya usai mengikuti pembukaan acara The Jakarta International Defense Dialogue di Jakarta, Rabu (23/3) kemarin. “Itu tidak betul karena menghadapi proses seperti ini harus dilihat jernih permasalahannya, jadi tidak bisa digebyah-uyah.”
Ditanya soal langkah yang akan diambil pemerintah, Purnomo mengatakan pemerintah selama ini terus memantau di lapangan. “Dan kami juga tahu persis seberapa besar gerakan itu,” kata dia. “Kalaupun ada (upaya kudeta), akan kami hadapi. Kami punya informasinya. Dephan punya direktur intelijen, ada BIN, ada BAIS TNI, kami punya mata dan telinga,” ujarnya.

Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat, Letnan Jenderal (Purn) Soerjadi membantah keras soal ini. “Di tubuh TNI, darat, laut, udara tidak pernah diajarkan untuk berontak dan kudeta. Kalau ada jenderal yang kudeta, itu bukan TNI, Amerika mungkin iya,” kata dia.

Ia menyebutkan, banyak orang bilang bahwa kepemimpinan SBY ragu-ragu dan sama sekali tidak memperbaiki keadaan, tetapi para purnawirawan tidak mungkin merencanakan kudeta.

Menurut Soerjadi, reformis atau tidak, masyarakatlah yang menilai. Yang jelas, katanya, begitu reformasi bergulir, TNI sudah melakukan reformasi bertahap, dan sudah tertata semuanya. Yang belum jalan selama ini, lanjutnya, adalah reformasi birokrasi. Pemerintah mestinya fokus di reformasi birokrasi itu, ketimbang mengurus soal rumor yang tidak jelas juntrungannya.

Jadi, bagaimana sikap para purnawirawan menanggapi isu kudeta SBY?

“PPAD mendukung perubahan, tapi jangan seperti 1998 dulu. Kami ingin perubahan yang terkelola dan terkawal dengan baik, dengan agenda dan konsep yang jelas,” jawab Soerjadi.

Dia menduga isu purnawirawan jenderal akan kudeta adalah bentuk pengalihan isu. “Isu apa saja sekarang ini bisa dibuat,  untuk menggiring publik, menggiring pemerintah untuk lupa pada tugas pokoknya, menyejahterakan rakyat.”

Lebih jauh lagi, Soerjadi menduga, isu ini dikeluarkan untuk mendiskreditkan TNI. “Kok TNI disorot lagi, yang mulai baik-baik dirusak,” kata dia.

Soerjadi menarik benang merah antara isu ini dengan rumor adanya ‘Operasi Sajadah’,  Islamisasi warga Ahmadiyah yang disebut-sebut melibatkan TNI.

“Katanya melibatkan Pangdam Siliwangi, kan tidak ada itu. Pangdam hanya melakukan silaturahmi dan komunikasi dengan pesantren, tahu-tahu diisukan ‘Operasi Sajadah’,” kata dia.

Ia menduga isu tersebut untuk menimbulkan kesan TNI digunakan hanya oleh satu golongan saja, bahwa TNI tidak pluralis. “Padahal, TNI menganut prinsip-prinsip bhinekka tunggal ika, pluralis. Kelihatannya prinsip TNI ini dianggap sebagian orang menghambat laju federalisasi, neoliberal.”

Wakil Ketua Komisi Pertahanan DPR TB Hasanuddin menganggap keberadaan Dewan Revolusi Islam (DRI) sah-sah saja asalkan tidak memiliki tujuan makar.

“Dewan Revolusi, itu sudah revolusi, itu patut dipertanyakan. Tapi asal tak masuk ke ranah kegiatan massa apalagi menjelek-jelekan pemerintah,” kata Hasanuddin kepada wartawan di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (23/3).
Politisi PDI Perjuangan ini menilai kegiatan anggota DRI tidak akan sampai pada rencana penggulingan pemerintahan. “Saya belum lihat di sana ada upaya makar. Kalau ketidaksukaan ya, tetapi upaya menggulingkan masih jauh,” sambungnya.

Sebelumnya, pendiri DRI Muhammad Al Khaththath mengatakan DRI yang terbentuk setahun lalu dimaksudkan untuk mengantisipasi kekosongan kekuasaan. Pasalnya, paripurna Pansus Angket Century di DPR kala itu memutuskan ada dugaan pelanggaran dalam kebijakan dana talangan Rp6,7 triliun.

Habib Rizieq Shihab, terang-terangan menolak keterlibatannya dalam DRI yang diposting atas nama Muhammad Al Khaththath. “Ane belum dengar, baru tadi dikasih tahu. Tanya saja sama yang memposting. Siapapun yang mengatasnamakan ormas Islam, saya pikir itu tidak benar,” kata Rizieq usai dialog ‘Permasalahan Ahmadiyah di Indonesia’ di Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kemarin.

Dengan tegas, Rizieq mengklarifikasi pihaknya atau DPP FPI tidak pernah memposting kabinet Dewan Revolusi Islam yang tertayang di jejaring sosial Multiply. FPI tidak mengurusi hal itu. “FPI sedang fokus pembubaran Ahmadiyah. Kita tidak ada urusan dengan itu,” tukasnya.

Jika mengurusi hal tersebut, Rizieq khawatir FPI akan dianggap melakukan makar, atau mengalihkan isu. “Kalau mau (Dewan Revolusi), itu harus di koridor konstitusional,” ujarnya.

Kabar adanya kabinet DRI datang dari situs jejaring sosial Multiply. Melalui situs ini, Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath mendeklarasikan kabinet DRI yang di dalamnya terdapat sejumlah tokoh ternama.
Nama Rizieq diplot untuk posisi Kepala Negara, dengan Wakil Kepala Negara Abu Jibril. Sedangkan Abu Bakar Baasyir dan KH Ma’ruf Amin masuk dalam daftar anggota Dewan Fuqoha DRI.

Beredarnya kabar rencana kudeta DRI di internet mengejutkan banyak pihak termasuk kepolisian. Mabes Polri mengaku akan mengkaji keberadaan gerakan tersebut. “Kami belum tahu tentang ini. Kami akan melihat ini apakah gerakan ini sudah terbangun atau belum,” kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Bahrul Alam.
Namun, Anton enggan membeberkan langkah apa saja yang akan dilakukan untuk mengkaji keberadaan DRI. “Kita lihat saja nanti,” singkatnya lagi. (net/bbs)

Kadhafi: Saya Tidak Takut

TRIPOLI-Serangan pasukan koalisi dibawah komando Prancis dan Amerika Serikat tak membuat Muammar Kadhafi gentar. Pimpinan tertinggi di Libya itu malah menantang kekuatan militer negara-negara Barat tersebut.
Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi Selasa malam waktu setempat atau pada hari keempat serangan militer, Kadhafi menyatakan kesiapan negaranya untuk berperang.

“Mereka tidak bisa meneror kita. Kita bersenang-senang dengan roket-roket mereka. Rakyat Libya menertawakan roket-roket itu.

Kita akan mengalahkan mereka dengan metode apa pun,” katanya sebagaimana dikutip CNN.
Pidato ini disambut lambaian tangan dan kibaran bendera  hijau kerumunan pendukungnya.

“Kita tidak akan menyerah. Kita akan memenangkan perang ini,” kata Kadhafi.
Perang kali ini disebut Kadhafi sebagai perlawanan terhadap imperialisme, kezaliman. “Saya katakan kepada Anda saya tidak takut.”

Rabu pagi, CNN melaporkan, Selasa malam koalisi melancaran serangan udara di dekat Kota Misrata, di timur Tripoli. Pasukan antipemerintah mengatakan, mereka telah diserang secara intens di kantong mereka di Misrata yang telah dikepung pasukan Kadhafi  selama beberapa minggu dengan empat anak terbunuh hari Selasa.

Sementara itu, Presiden AS Barack Obama, yang akan berada di Washington kemarin setelah mempersingkat lawatannya ke Amerika Latin, mengatakan dia berharap ada kejelasan struktur komando masa depan dari operasi militer sekutu dalam beberapa hari ini. Obama mengatakan telah terjadi penurunan signifikan penerbangan militer AS di atas Libya saat sekutu Barat mencoba untuk membangun zona larangan terbang yang disetujui PBB yang bertujuan melindungi warga sipil Libya.

Ada laporan bahwa pemimpin Libya itu mungkin akan mencari jalan keluar dari konflik itu. Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengatakan kepada ABC News, orang yang dekat dengan Kadhafi  telah menghubungi sekutu Libya di seluruh dunia untuk melihat bagaimana mereka bisa keluar dari masalah ini.

“Kami telah mendengar tentang orang yang dekat dengan Kadhafi  mendekati orang-orang yang mereka kenal di seluruh dunia, di Afrika, Timur Tengah, Eropa, Amerika Utara, di luar itu, dan bertanya tentang apa yang harus dilakukan? Bagaimana agar bisa keluar dari persoalan ini,” kata Clinton.

Clinton menambahkan, “Jika ada oposisi yang sesungguhnya di Libya yang sedang berusaha menegaskan keberadaannya, kami akan memberi mereka kesempatan yang lebih baik dari sebelum Dewan Keamanan bertindak.”

Pasukan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat, Perancis dan Inggris, dan beberapa negara Eropa lainnya serta negara Arab yaitu Qatar, bertindak berdasarkan resolusi Dewan Keamanan PBB 1973 yang memberi wewenang untuk melakukan “segala cara yang diperlukan” demi melindungi warga sipil. Di antara anggota koalisi ada koordinasi tetapi tidak ada komando bersama dan ada arah untuk menyerahkan kontrol operasi ke Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO), tetapi hal itu telah memecah aliansi tersebut.

Gedung Putih menyatakan, Barack Obama, Presiden Perancis Nicolas Sarkozy, dan Perdana Menteri Inggris David Cameron setuju bahwa NATO harus memainkan peran kunci dalam struktur komando misi Libya. Para duta besar NATO melanjutkan pembicaraan mereka pada  Selasa setelah sesi diskusi yang “sangat sulit” pada Senin yang gagal mengatasi perpecahan mereka. Namun, seorang diplomat mengatakan, mereka sepakat menggunakan kekuatan angkatan laut NATO untuk menegakkan embargo senjata di Libya berdasarkan Resolusi PBB 1973.

Biaya Besar
Misi militer gabungan untuk pemberlakuan zona bebas terbang di Libya diperkirakan bisa menelan 1 miliar dolar AS atau sekitar Rp9 triliun (kurs Rp9 ribu), jika terus berlangsung dalam hitungan bulan.
Hal ini disampaikan oleh Zack Cooper, analis senior Center for Strategic and Budgetary Assessments. Untuk perkiraan awal, Cooper memprediksikan koalisi membutuhkan 400-800 juta dolar AS untuk memusnahkan sistem pertahanan udara Pemimpin Libya Muamar Khadafi.
“Patroli udara untuk memastikan zona bebas terbang masih berlangsung, akan menelan 30-100 juta dolar AS per pekan,” ujarnya. Sedangkan militer Amerika Serikat (AS), belum memiliki perkiraan sebelum misi dijalankan selama sepekan.

Wajar saja perang di Libya memakan biaya tak kecil. Pasalnya Amerika Serikat dan sekutunya menggunakan peralatan dan senjata tercanggih dengan nilai per unitnya sangat mahal. Sebut saja rudal Tomahawk yang harga perunitnya mencapai Rp18 miliar. Dalam serangan pertama, pasukan koalisi sudah menembahkkan 102 unit. Belum lagi pesawat siluman B2 Spirit, pesawat pembom dengan terknologi paling mutakhir yang dimiliki AS saat ini. Harga per unitnya saja mencapai Rp20 triliun.

Sebagai perbandingan, perang Afghanistan menelan 9 miliar dolar AS per bulan. Padahal AS sedang mengalami defisit anggaran hingga 1,48 triliun dolar AS. Hal inilah yang menyebabkan beberapa pihak di AS mengkritik keputusan Presiden Barack Obama untuk bergabung dengan sekutu yang melaksanakan resolusi Dewan Keamanan PBB.

SMK Jambi Medan, Tata Gedung, Mantapkan Laboratorium

Untuk menjamin peningkatan mutu di satu institusi pendidikan, satu diantara yang paling penting adalah kelengkapan fasilitas, sarana dan prasarana.

Hal inilah yang dilakukan SMK Jambi Medan Jalan Pertiwi No 116 Kecamatan Medan Tembung. Karena selama ini fasilitas, sarana dan prasarana yang ada di sekolah belum cukup mendukung untuk menghasilkan prestasi yang cukup membanggakan dari para siswa.

Kepala SMK Jambi Medan Drs Albiner Simbolon yang baru dilantik Oktober 2010 ini mengatakan, sekolah tersebut memerlukan pembenahan di segala sudut.

Karena menurutnya, untuk menghasilkan generasi yang dapat memenuhi tuntutan zaman, sekolah juga harus mengikuti perkembangan. “Tentunya untuk melakukan hal tersebut, kita memerlukan bantuan dari segala pihak. Baik itu pemerintah maupun masyarakat yang memang memiliki peran yang sama dalam peningkatan mutu pendidikan di negara ini,” ujarnya, Rabu (23/3). Di sekolah yang memiliki 2 program keahlian yakni Administrasi Perkantoran dan Akuntansi ini memiliki jumlah siswa 381 orang, dan diasuh 39 guru yang kesemuanya telah sarjana dan 2 orang diantaranya telah S-2.

Sekolah yang berada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Jambi ini berdiri sejak 1979 dan mulai menghasilkan alumni sejak 1982.

Adapun pembenahan yang akan dilakukan dalam peningkatan fasilitas, sarana dan prasarana yakni seperti penataan gedung sekolah dan pemantapan laboratorium dan ruang praktik. “Selama ini yang ada tak begitu menunjang program keahlian masing-masing. Maka diharapkan dengan bantuan yang ada nanti, pada tahun pelajaran (TP) baru nanti, kita akan memutakhirkan segala fasilitas, sarana dan prasarana yang dibuthkan siswa. Dan hasil yang diharapkan lulusan SMK Jambi Medan dapat lebih berkompeten di bidangnya,” tutur Albiner.

Sedangkan di bidang akademik, pihaknya mengaku akan memfokuskan keunggulan dari masing-masing program keahlian. Untuk akuntansi, diharapkan nantinya siswa bisa menjadi tenaga kerja ataupun pencipta lapangan kerja yang terampil dalam bidang Akuntansi Keuangan (Finance Accounting), Perpajakan (Tax Accounting) dan pengoperasian Aplikasi Akuntansi (Myob). “Sedangkan untuk Administrasi Perkantoran, kita akan menyiapkan lulusan untuk menjadi tenaga kerja atau pencipta tenaga kerja yang mampu berkomunikasi dengan menggunakan Bahasa Inggris secara aktif. Terampil dalam penyusunan surat-menyurat dan mengoperasikan komputer sesuai kebutuhan di bidangnya,” jelas Albiner.

Pada TP 2011/2012 mendatang, Albiner juga memiliki target untuk membuat muatan lokal (Mulok) untuk masing-masing program keahlian. Untuk Akuntansi misalnya, akan ada mulok Akuntansi Perpajakan dan Sistem Komputer Akuntansi. Sedangkan untuk Administrasi Perkantoran akan ada mulok English Conversation dan pengoperasian komputer.(saz)

Toyota Tunda Peluncuran Model Prius Terbaru

Akibat Tsunami di Jepang

Gempa dan tsunami lagi-lagi membuat kelahiran mobil baru tertunda. Setelah sebelumnya Honda menunda kelahiran Jazz bertubuh bongsor bernama Fit Shuttle, kini giliran Toyota yang menunda peluncuran dua mobil barunya sekaligus.

Toyota Motor Corp hari ini mengatakan akan menunda peluncuran dua model terbaru Prius yakni sebuah Prius bermodel wagon dan satu buah Prius berdesain minivan. Kedua produk ini awalnya akan diluncurkan pada akhir April tapi karena gempa dan tsunami membuat produksi mobil terganggu, Toyota pun akhirnya memutuskan untuk menunda peluncuran keluarga baru Prius itu.

Gempa dan tsunami sendiri telah membuat Toyota rugi Rp1,3 triliun perharinya akibat produksi mobil yang tersendat. Hingga kini, Toyota diperkirakan telah melewatkan kesempatan untuk memproduksi 140 ribu unit mobil. “Kami masih belum tahu sepenuhnya apa yang bisa dilakukan untuk mengganti bagian yang terkena,” kata juru bicara Honda Motor Co Natsuo Asanuma, Rabu (23/3).

Masalah yang dihadapi oleh pabrik-pabrik oomotif di Jepang saat ini bukan hany karena rusaknya infrastruktur akibat gempa dan tsunami yang beberapa waktu terjadi. Namun juga karena Jepang sedang dilanda kekurangan bahan bakar dan listrik secara nasional yang pada akhirnya mengganggu produksi kendaraan di negeri matahari terbit tersebut.

Memang, gempa bumi besar dan diikuti dengan tsunami yang merusak Pantai Timur Laut Jepang membuat pabrik mobil Toyota tidak bisa berkutik. Toyota pun harus menutup 12 pabrik sampai 26 Maret mendatang. Pihak Toyota juga tidak memutuskan apakah akan mulai produksi mobil kembali setelah 26 Maret.

Setelah bencana data sekitar 45 persen produksi Toyota hilang dimana mobil tersebut siap dieksport ke Amerika Serikat seperti Prius, Corolla, Lexus sampai Scion. Itu belum termasuk suku cadang yang siap dikapalkan.
Sementara, pabrik Toyota di Amerika Utara berjalan dengan lancar, meskipun jam lembur diberlakukan untuk menjaga minimnya pasokan mobil dan spare part dari Jepang. (net/jpnn)

KIA Travello, Mobil Ambulance yang Nyaman

Salah satu produk mobil yang dikeluarkan KIA Mobil Indonesia yaitu mobil Travello. Mobil ini bisa dialihfungsikan sebagai mobil ambulance. Apalagi, sudah banyak rumah sakit di Medan yang mengalihfungsikan menjadi mobil ambulance.

Sales Supervisor PT Alfa Star Indonesia KIA Motors Stepanus Ginting mengatakan, mobil ini dapat menaikkan citra atau image rumah sakit karena tampilan body mobil yang modern. “Selain itu salah satu kelebihan mobil ambulance ini dari kompetitor yaitu ruangan dalam yang lebih luas,” kata Stepanus yang berkantor di Jalan Gatot Subroto ini.
Kelebihan lain yang dimiliki mobil Travello yaitu memiliki penyeimbang rem depan dan belakang, sehingga dapat mengukur berat beban dalam mobil, apakah pada posisi depan atau belakang. “Jadi apabila disalah satu posisi mobil ini lebih berat maka Fluida akan berada diposis yang berat, dan hal ini akan lebih mengefektifkan pengereman. Dan untuk mobil ini hanya mendapat garansi selama 2 tahun (50.000 ribu Km),” kata dia.

Untuk jenis mobil ini tersedia 2 model, yaitu yang standart dan juga Internasional. Perbedaan jenis mobil ini pada fasilitas yang digunakan. Untuk jenis internasional, selain dilengkapi dengan kabin dan oksigen, pada ruangan ambulance juga dilengkapi dengan lemari, sedangkan untuk tandu diberikan keluaran yang terbaru, yaitu roda penyanggah akan turun bila tandu digunakan.

Karena mobil ini untuk kenyamanan, salah satu yang paling diperhatikan yaitu keadaan mobil. Yakni, mobil ini dilengkapi dengan velg racing yang terbuat dari bahan aluminium. Teknologi lainnya yang digunakan memungkinkan untuk substention yang lebih aman. “Sehingga mobil akan tetap dirasa nyaman oleh penumpang atau yang berada di dalam ambulance, walau mobil masuk ke dalam lubang atau melewati jalan yang bergelombang,” paparnya. Karena mobil ini didesain untuk ambulance, suara mesinnya juga diredam dengan teknologi mutakhir agar  suara lembut.
Dengan mesin 2700 cc diesel, mobil Travello passenger ini dipatok Rp220 juta. Untuk Travello Ambulance harga berkisar Rp230 juta hingga Rp299 juta. (mag-9)

Suka Cerpen dan Puisi

Khairunnisa punya bakat sastra. Siswa kelas XII Akuntansi 1 SMK Jambi ini suka menulis cerita pendek (cerpen) dan mencipta puisi. Bakat ini muncul secara alami sejak SMP.

Dikatakan bakat alami, karena remaja kelahiran Medan 2 Juli 1993 ini mengaku belajar secara otodidak untuk menulis cerpen dan menciptakan puisi. “Sejak duduk di kelas satu SMP saya sudah mulai menulis dan tak ada yang mengajari. Kalimat dan kata-kata itu keluar begitu saja dari kepala saya, seperti satu semangat dan inspirasi,” katanya, Rabu (23/3).

Anak sulung dari 4 bersaudara pasangan M Isa dan Mariati ini juga mengaku selalu mengangkat cerpen yang berada di sekitar ruang lingkup kehidupannya, seperti tentang persahabatan, kesehariannya dan lain sebagainya.
“Namun, saya belum cukup percaya diri untuk mempublikasikan ke media-media. Karena kata mama, kalimat-kalimat atau kata yang saya buat di cerpen atau puisi masih belum sempurna,” ujar Nisa, panggilan akrabnya.
Namun begitu, cerpen yang dihasilkannya telah mencapai 6 judul, dan untuk puisi Ia telah menghasilkan 2 buku tulis yang berisi 42 lembar.

Bakat alami yang dimilikinya ini, lantas tak membuatnya lupa belajar. Alhasil, Nisa dapat membuat bangga sekaligus kesenangan orangtuanya. Sejak kelas X lalu, Ia telah meraih juara kelas, untuk semester pertama juara 1, semester kedua juara 4. Di kelas XI pada kedua semester Nisa meraih juara 1, dan pada kelas XII semester pertama ini Ia juga meraih juara 1. “Mama bilang bersyukurlah dan jangan sombong,” tuturnya menirukan perkataan orangtuanya. (saz)

Nisa juga menceritakan, Ia belajar malam sesudah Salat Isya hingga pukul 21.30 WIB. Terkadang Ia juga menyempatkan belajar pagi setelah Salat Subuh. Namun, cara belajar Nisa sedikit berbeda, karena Ia menyatakan tak bisa belajar terlalu fokus. “Kalau terlalu fokus malah jadi lupa,” katanya.(saz)

Tiap Bulan Nombok Puluhan Juta Rupiah

Rahmat Shah, Dengan Kocek Sendiri Bikin Museum Satwa Liar Terbesar di Asia

Saking cintanya kepada dunia binatang, Rahmat Shah rela mengeluarkan uang hingga miliaran rupiah untuk membangun museum dan galeri satwa liar. Koleksinya pun berasal dari berbagai penjuru dunia. Hanya karena cinta dunia satwa.

SIANG itu sejumlah pengunjung, di antaranya anak-anak, sedang sibuk memotret seekor leopard (salah satu hewan khas Benua Afrika dengan kulit seperti macan tutul) yang bertengger di sebatang pohon.

Leopard itu diletakkan sekandang dengan empat temannya: gajah, banteng hutan, badak, dan singa. Lima satwa tersebut didatangkan dari Benua Afrika.

Itulah koleksi di Rahmat International Wildlife Museum & Gallery. Berada di jantung Kota Medan, tepatnya di Jalan S Parman, museum dan galeri satwa liar tersebut didirikan sejak 1999. Hingga saat ini, di museum yang didirikan di atas lahan sekitar 3.000 meter persegi tersebut sudah tersimpan lebih dari seribu spesies.

Jika dilakukan tanpa terburu-buru, wisata satwa awetan itu membutuhkan waktu 1,5 jam sampai 2 jam untuk bisa mengunjungi setiap bagian museum.

Termasuk salah satu sudut museum yang diberi title ‘Night Safari’. Di sana dihadirkan suasana kehidupan satwa liar saat malam. Yang memberikan kesan spesial, ruangan seluas sekitar 100 meter persegi tersebut dilengkapi tata suara dan cahaya yang sangat mendukung. Benar-benar mirip suasana hutan saat malam yang mencekam.
Membangun museum dan galeri yang masih menjadi satu-satunya di Asia itu, seperti yang bisa dinikmati sekarang, tentu tidak dengan simsalabim. Rahmat harus rela menjual kebunnya di Padang demi merealisasikan cita-cita yang sudah dipendam cukup lama itu.

Ayah Raline Rahmat Shah, Putri Indonesia Favorit 2008, tersebut enggan menyebutkan pasti dana yang telah dikeluarkan untuk membangun Rahmat International Wildlife Museum & Gallery itu. Pengusaha yang juga anggota DPD dari Sumut tersebut hanya mengungkapkan, kalau ditotal, setidaknya dana yang dibutuhkan mencapai miliaran rupiah.

“Saat nekat membangun, saya hanya berpikir bagaimana melakukan konservasi satwa sekaligus bisa memberikan wahana wisata murah dengan nilai pendidikan bagi masyarakat,” ungkap Rahmat. Angka sebesar itu adalah wajar karena pengawetan satwa-satwa tersebut terbilang rumit. Biaya yang dikeluarkan pun tidak sedikit.

Sebagian besar proses pengawetan koleksi satwa yang dimiliki Rahmat dilakukan di Afrika Selatan atau Kanada. Biayanya Rp3 juta hingga mencapai puluhan juta. Bergantung volume serta tingkat kerumitannya. Angka tersebut, tentu saja, belum termasuk biaya pengiriman.

Bukan hanya dana pembangunan yang relatif mahal, biaya operasional yang harus dikeluarkan per bulan juga lumayan besar. Pengeluaran untuk listrik saja sudah mencapai jutaan rupiah per bulan. Maklum, karena berada di dalam ruangan, puluhan bahkan ratusan AC (pendingin udara) harus terus menyala 24 jam setiap hari.

Belum lagi, Rahmat masih harus memberikan gaji untuk 25 karyawan yang khusus dipekerjakan di museum dan galeri tersebut. “Ya masih nombok. Bisa sampai puluhan juta lah tiap bulan,” ujar pria 60 tahun tersebut.

Museum itu cukup ramai dikunjungi, terutama rombongan anak sekolah dan turis asing saat Sabtu dan Minggu. Tiket masuk ke museum dan galeri tersebut relatif terjangkau. Biaya yang harus dikeluarkan pengunjung dewasa adalah Rp35 ribu, sedangkan untuk anak-anak Rp25 ribu. “Saya tidak cari untung di sini. Kalau cari untung, tentu yang saya bangun mal,” ujar Rahmat lantas tertawa.

Lantas, dari mana satwa-satwa tersebut dikumpulkan? Sekitar 25 persen koleksi merupakan satwa hasil buruan Rahmat di luar negeri. Tentu saja melalui jalur legal. “Sisanya dari pemberian teman atau satwa yang mati dari kebun binatang,” jelasnya.

Di luar negeri, izin perburuan dilakukan terhadap spesies yang over-population. Itu pun untuk binatang yang sudah tua. “Tujuan saya murni konservasi. Kalau, misalnya, ada hal buruk yang membuat ada spesies yang akhirnya punah, generasi mendatang tetap bisa melihat dan mempelajarinya, meski dalam bentuk awetan,” ungkapnya.
Atas upayanya melakukan konservasi satwa tersebut, Rahmat telah tercatat sebagai putra pertama Indonesia yang menerima International Conservation Award. Penghargaan itu diberikan lembaga internasional yang konsen terhadap kelangsungan satwa, Association of Zoo & Aquariums (AZA).

Kecintaan Rahmat terhadap binatang sebenarnya tampak sejak kecil. Lahir dari keluarga sederhana pasangan Hafiz H Gulrang Shah (asal Pakistan) dan Syarifah Sobat, anak keenam di antara enam belas bersaudara itu sudah menunjukkan perbedaan dibanding saudara-saudaranya.

Tumbuh di sebuah desa di pinggir hutan dekat kota kecil Perdagangan, Simalungun, kesenangan Rahmat terhadap hewan langka dan berbisa telah tampak. Pernah suatu hari Rahmat kecil mendapat seekor kelabang besar yang tentu juga sangat berbisa. Warnanya merah tua.

Tidak hanya diajak bermain bersama, kelabang berbisa itu juga sempat dibawa ke mana-mana. Rahmat hanya memasukkannya di saku bajunya. Tapi, karena ketahuan salah seorang pembantunya yang takut, kelabang tersebut lantas dibunuh. “Saya menangis sejadi-jadinya. Berhari-hari saya masih sedih campur marah karena merasa kelabang itu hanyalah binatang lemah yang seharusnya tidak boleh dibunuh,” kenangnya lantas terenyum.

Kecintaannya terhadap binatang itu tetap terpelihara hingga saat ini. Tidak hanya mendirikan museum, Rahmat juga memutuskan untuk mengambil alih pengelolaan Kebun Binatang Siantar yang sebelumnya dikelola pemerintah daerah setempat sejak 1 September 1996. “Alhamdulillah, dari sebelumnya terjelek, kini sudah menjadi salah satu yang terbaik di Indonesia,” tegasnya.

Tidak hanya itu, di rumahnya di Medan, Rahmat punya kebiasaan unik. Setiap pagi, pohon-pohon di kompleks rumahnya seluas sekitar 2,5 hektare itu selalu ditempeli buah-buahan. Mulai pepaya hingga pisang.
Buah-buahan tersebut setidaknya dipasang di 50 titik pohon. Tak ayal, ribuan burung liar pun tiap pagi mampir. “Ternyata, memang bukan hanya kita-kita ini yang suka makan gratis, burung pun ternyata juga suka,” imbuhnya latas terkekeh. (dian wahyudi/jpnn)