28 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15609

India Digoyang WikiLeaks

INDIA- Pemerintahan koalisi India akhirnya digoyang dan mengalami krisis terbaru menyusul dibukanya kawat diplomatik Amerika di WikiLeaks.

Diungkapkan pemerintah India mencoba menyuap dan membeli suara anggota parlemen sebelum pelaksanaan pemungutan suara pada Pemilu 2008.  Rencana penyuapan itu dibocorkan kepada AS oleh anggota Partai Kongres–partai berkuasa di India.

Seperti dikutip surat kabar Hindu, Jumat (18/3) kawat diplomatik itu mengklaim beberapa pengurus Partai Kongres telah memberi tahu diplomat AS yang bertugas di Delhi, pemerintah India menyediakan dana antara 500-600 juta rupee untuk menyuap anggota parlemen.  Langkah itu dilakukan untuk menjamin keberlangsungan pemerintah.

Menanggapi bocoran kawat diplomatik itu, partai-partai oposisi di India menuntut pengunduran diri Perdana Menteri, Manmohan Singh.  Singh menjadi sasaran tembak pihak oposisi selama beberapa bulan terakhir, terkait sejumlah kasus korupsi.  Media-media di India terus mengikuti secara cermat investigasi skandal korupsi yang melibatkan Singh itu.

Laporan WikiLeaks menyebutkan, seorang penasihat politisi senior Partai Kongres menunjukkan dua tempat penyimpanan uang yang berisi uang kas kepada diplomat AS, dan mengatakan empat legislator dari partai regional telah dibayar masing-masing 100 juta rupee untuk dukungan mereka kepada pemerintah.

“Uang bukan soal penting, terpenting adalah menjamin mereka yang telah mengambil uang ini akan memberikan suara mereka untuk pemerintah,” demikian kata penasihat itu.  Pengurus Partai Kongres yang lain juga dilaporkan menceritakan kepada diplomat AS bahwa dahulu seorang menteri hanya menawarkan sebuah pesawat kecil sebagai suap, tapi kini dapat membeli suara dengan pesawat jet.

Editor Hindu, Narasimhan Ram, mengatakan bahwa surat kabar mereka memperoleh akses terhadap kawat diplomatik itu setelah melalui pembicaraan panjang dengan pihak WikiLeaks. (bbs/jpnn)

Istri Asisten III Asahan Meninggal

KISARAN- Terjatuh di arena Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) Hj Fatimah Br Simangunsong (51) istri Drs M Salim, Asisten III Sekretariat Daerah Kabupaten (Setdakab) Asahan, meninggal dunia Jumat (18/3) sekitar pukul 16.00 WIB di Rumah Sakit (RS) Advent Medan. Korban sempat mendapat perawatan intensif di RS tersebut, namun dokter tidak mampu berbuat banyak, karena kondisinya lemah dan akhirnya mengembuskan nafas terakhirnya.

Kabag Humas Pemkab Asahan Rahman Halim mengatakan, almarhumah, tiba-tiba lemas sejenak duduk dan muntah di vaviliun Pemkab Asahan kemudian dilarikan ke RS Advent.

Informasi lain dihimpun, Fatimah mengeluh kelelahan kepada ibu-ibu PKK lainnya.Jenazah lalu dibawah pulang ke Jalan Budi Utomo, Kelurahan Mutiara, Kecamatan Kota Kisaran Timur. Rencananya pemakaman Sabtu (19/3). Diagnosa dokter di RS Advent Medan menyatakan, Fatimah mengalami kelainan pada bagian empedu.(mag-2/smg)

Lagi, Kadishub Medan Disorot

MEDAN- Wali Kota Medan Rahudman Harahap kembali menyoroti kinerja Kepala Dinas Perhubungan Medan Syarif Armansyah Lubis alias Bob. Kali ini, Rahudman menyoroti masalah lalulintas yang belum terselesaikan. Hal tersebut dikemukakan Rahudman saat membuka rapat Forum Lalulintas dengan Muspida di Balai Kota Medan, Jum’at (18/3).

Rahudman menyoroti masalah kemacetan yang terjadi di Jalan Iskandar Muda Medan, tepatnya di depan Medan Plaza. Selain itu, showroom-showroom di seputaran Jalan Nibung Medan juga mendapatn perhatian khusus dari Wali Kota. Karena, keberadaan showroom-showroom tersebut mengganggu lalulintas yang ada. Titik persoalan yang juga mendapat sorotan adalah mengenai rekayasa lalulintas tahap II yang belum terealisasi.

Selepas rapat tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Kota Medan Syarif Armansyah tampak bergegas meninggalkan Balai Kota Medan dengan alasan sudah masuk waktu Salat Jumat. Sementara itu, Kepala Seksi Rekayasa Lalulintas Dishub Medan Suriyono yang dikonfirmasi Sumut Pos, memang ada beberapa catatan yang diberikan Wali Kota Medan.

“Ada beberapa fokus. Misalnya lalulintas di seputaran Lapangan Merdeka perlu untuk dipermanenkan. Kemudian agar kemacetan di depan Medan Plaza juga bisa teratasi. Kalau mengenai rekayasa lalu lintas, belum bisa dimulai karena masih dalam tahap kajian,” katanya.

Diketahui, Syarif Armansyah alias Bob juga pernah menyatakan, telah menjalankan beberapa program antara lain, melakukan perubahan yakni, merubah jam operasi kendaraan barang menjadi malam hari. Kemudian, melakukan penindakan terhadap becak bermotor (betor) yang keberadaan sudah sangat mengganggu diantara menindak betor yang melanggar memasuki wilayah bebas betor seperti di Jalan Sudirman, Diponegoro, dan Imam Bonjol serta Jalan Palang Merah serta menertibkan betor yang berasal dari luar kota Medan tapi beroperasi di Kota Medan serta betor yang ilegal (berplat hitam).

Dijelaskan Bob, sejak menjabat dua minggu dirinya sudah menindak sebanyak 95 unit kendaraan terdiri 40 betor, 55 angkutan barang (truk) dan sudah menahan sebanyak 24 unit kendaraan barang yang disimpang di gudang Persimpangan Pergudangan Kota Tanjung Mulia (PKTM).

Terkait penertiban betor tersebut, meskipun salah satu solusi untuk mengurangi kemacetan tapi tetap saja mencederai para penarik betor. Pasalnya, penertiban yang dilakukan tidak dibarengi dengan solusi yang diberikan kepada para penarik betor.

Hal itu dikemukakan pengamat tata kota Medan Rafriandi Nasution. “Seharusnya penertiban jangan sampai mencederai tukang becak. Perlu upaya persuasif, efektif dan efisien. Ya, win-win solustion lah. Jangan kebijakan itu berorientasi top down atau bottom up. Zaman sekarang tidak lagi dengan cara-cara kekuatan,” tandas mantan anggota DPRD Sumut ini.

Lebih lanjut Rafriandi menuturkan,  Medan metropolitan yang merupakan Kota Metropolitan baru, memang seharusnya ada sebuah upaya penataan yang lebih baik. Namun, sampai saat ini, Dishub Medan belum menunjukkan adanya upaya mencari solusi terkait penertiban terhadap penarik becak yang telah dilakukan.

Diterangkannya, solusi yang mungkin bias dijadikan acuan oleh Dishub Medan adalah Betor-betor yang ada di Medan sebaiknya, ditukar guling dan inventarisasi sebelum ditertibkan.

Kemudian dari upaya itu, baru diperoleh data dan hak kemilikan dari bettor-betor yang ada. Apakah bettor tersebut adalah disewa atau milik sendiri. Setelah itu, barulah bias diganti dengan jenis kendaraan lain seperti Kendaraan Niaga Cilik Irit Lincah (Kancil). Dengan langkah tersebut, para penarik bettor bias berlaih dan tetap bias menjalankan hidupnya untuk mencari nafkah.

Hal senada juga dikatakan pengamat Tata Kota Medan lainnya, Abdul Rahim Siregar. Menurutnya, kebijakan tersebut perlu dilakukan evaluasi sebelum adanya solusi yang diberikan. “Kalau bisa, kebijakan itu dievaluasi sebelum adanya solusi. Kita tahu, Medan memang perlu ditata. Tapi, jangan sampai penataan itu juga mengorbankan rakyat.

Kedua, dengan dikuranginya titik penarik becak, jangan sampai jadi mangsa oleh Dinas Perhubungan. Maka dari itu, Dishub perlu melakukan sosialisasi, atau pelatihan kepada para penarik becak. Karea banyak penarik becak yang tidak mengetahui kebijakan yang dibua oleh Dishub,” tegasnya.

Sekretaris Fraksi PAN DPRD Medan Aripay Tambunan lebih menyoroti mengenai kebijakan perubahan jam angkutan barang yang dilakukan. Dikatakan pria yang juga Ketua Komisi C DPRD Medan ini, banyak pengusaha yang mengeluh karena kebijakan itu. “Untuk yang ini saya tidak setuju. Sudah banyak pengusaha yang mengeluh kepada saya, dengan semakin menurunnya pendapatan mereka.

Terlebih lagi, kebijakan ini juga berbanding terbalik dengan salah satu Peraturan Daerah (Perda) di Deli Serdang yang menyatakan, angkutan barang bisa melalui jalan besar sejak pukul 06.00 WIB sampai pukul 19.00 WIB. Ini kan bertolak belakang. Ini harus disinkoronkan lagi,” tegasnya.(ari)

Truk Terbalik, Macet 25 Km

KISARAN- Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) Medan-Rantauprapat macet hingga 25 km. Hal itu disebabkan satu truk pengangkut Crude Palm Oli (CPO) terbalik di Simpang Kebun Raja Garuda Mas (RGM), Kamis malam (17/3).

Informasi yang dihimpun, truk pengangkut CPO itu mengalami patah as sehingga terbalik dan menutup seluruh badan jalinsum. Lalu petugas Satuan Lalulintas Polres Asahan yang dikerahkan ke tempat kejadian perkara (TKP), tidak bisa berbuat banyak.

Kapolres Asahan AKBP J Didiek DP SH melalui Kasat Lantas AKP Eko Hartanto, membenarkan hal itu. “Kami tidak bisa berbuat banyak, sebab mobil derek yang disiapkan tidak bisa menembus lokasi kejadian,” ungkap Eko. Hal itu diakibatkan tidak tertibnya para pengguna jalan, mereka tidak sabar, sehingga antrean menutup seluruh badan jalan.(mag-2/smg )

’Pejuang Reformis’ Rusak Kantor Kejatisu

MEDAN- Dengan alasan tidak percaya dengan penanganan korupsi dan tidak percaya dengan pemerintahaan Indonesia, seorang pria yang mengaku-ngaku aktifis repormasi merusak Kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara  Jalan AH Nasution Medan Jumat malam (18/3) sekira pukul 21.30 WIB. Tersangka diketahui bernama Teguh Prambudi Sembiring (32) warga Gang Iklas Padang Bulan Medan.

Akibat ulah tersangka ini kaca depan kantor Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan kaca ATM BRI hancur berantakan, kerena dilempar batu oleh tersangka. Saat ini pelaku sudah diamankan petugas kepolisian Polsekta Deli Tua bersama dengan petugas jaga Kejatisu. Petugas jaga Kejati Sumut, bernama  Indra mengatakan kejadian pengrusakan ini terjadi sekitar pukul 21.00. Pelaku merusak kantor dengan cara melemparkan bongkahan batu besar dari luar pagar.  Kapolsek Delitua Kompol Simon Paulus Sinulingga  mengatakan pelaku saat ini sudah diamankan dan sedang dilakukan introgasi di polsek.(rud)

Disiplin Muncul Dari Kesadaran

SERGAI- Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Jajaran Pemkab Serdang Bedagai (Sergai) diminta untuk selalu mengintropeksi dan merefleksikan diri sehingga dapat meningkatkan kualitas kinerja dari waktu ke waktu sebagai tuntutan profesionalisme. Profesionalisme dapat diartikan menempatkan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) sesuai dengan peraturan perundang-undangan dalam rangka memberikan pelayanan publik yang prima.

Hal ini ditegaskan Bupati Sergai HT Erry Nuradi dihadapan ratusan PNS lingkungan Pemkab Sergai pada apel Hari Kesadaran Nasional di halaman kantor Bupati Sergai di Sei Rampah, Kamis (17/3).

Hadir dalam apel Hari Kesadaran  Nasional tersebut adalah Wabup Ir H Soekirman, Sekdakab Drs H Haris Fadillah MSi, para Asisten, Staf Ahli Bupati, para Kepala Dinas, Kepala Badan, Kepala Kantor dan Kepala Bagian serta ratusan PNS di lingkungan Pemkab Sergai.

Pelayanan yang prima menurut Erry Nuradi adalah memberikan pelayanan yang lebih baik, lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah kepada masyarakat Sergai. Untuk itu dibutuhkan pelaksanaan disiplin yang konsisten mulai dari disiplin masuk kerja tepat waktu, disiplin mengikuti apel pagi dan pulang kerja sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Dengan diberlakukannya PP No 53 Tahun 2010 secara nasional dan ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya Peraturan Bupati Sergai No.4 Tahun 2011 tentang pemberian kelancaran tugas dan kesejahteraan pegawai kepada PNS di lingkungan Pemkab Sergai, menunjukkan keseriusan Pemkab Sergai menegakkan kedispilinan di jajarannya sekaligus diharapkan mampu mengakomodir PNS yang rajin dan disiplin dengan PNS yang malas dan tidak disiplin.

Dengan diberlakukannya Perbup No 4 Tahun 2011 ini, untuk memperoleh tunjangan dan kesejahteraan bergantung kepada hasil kinerja yang ditunjukkan masing-masing PNS.  Erry Nuradi berharap agar PNS di lingkungan Pemkab Sergai mematuhi aturan dan disiplin serta meningkatkan profesionalisme karena adanya kesadaran akan kewajiban sebagai abdi negara yang baik.(mag-15)

Tuah Serbuk Kayu

Zulkifli

Bagi yang mengenal Zulkifli (43) tentunya sepakat kalau pengusaha jamur tiram di Tebing Tinggi tersebut sebagai sosok yang menyenangkan. Ya, dia adalah tokoh yang murah senyum, murah tertawa, dan sering bercanda. Namun siapa tahu, kalau kehidupannya penuh liku. Beruntung, serbuk kayu telah membangkitkan semangat hidupnya.

Sejatinya Zulkifli merupakan asli orang dari Kota Medan dengan kelahiran tanggal 18 Maret 1968  yang beralamat di Jalan Sei Sikambing, Pasar II, Medan. Dia meraih gelar sarjana pertanian dengan lulusan tahun 1995 dari Institut Pertanian (Stiper) Yogyakarta. Di Kota Pelajar itulah dia menemukan Sulastri yang kemudian dinikahinya pada 1995 lalu.

Nah, liku hidup Zulkifli dimulai sejak dia menikah dan menjadi sarjana. Mulanya setelah perkawinan, mereka pulang ke Sumatera Utara. Zulkifli bekerja sebagai asisten di perkebunan Teh Hijau di Pematang Siantar selama tiga tahun. Krisis moneter global pada 1998 lalu ternyata membuat perusahaan tempatnya bekerja bangkrut. “Karena bangkrut dan saya tak bekerja, saya bersama istri kembali lagi ke Yogya untuk mencari pekerjaan, namun di sana tetap juga tak ada pekerjaan,’’ urai Zulkifli di rumahnya di Jalan Bakti, Gang Cik Ramlah, Lingkungan V, Kelurahan Damarsari, Kecamatan Padang Hilir, Kota Tebing Tinggi , belum lama ini.

Karena tak ada pekerjaan di Yogya, Zulkifli memutuskan bersama istrinya untuk kembali di Sumatera Utara. Masih pada 1998, Zulkifli pun mencoba peruntungan dengan merantau di Kota Tebing Tinggi, tepatnya di daerah Kebun Sayur, Jalan Abdul Hamid, Sungai Segiling Kota Tebing Tinggi. Dia membangun usaha baru yakni membudidayakan peternakan sekaligus pembibitan burung puyuh.

Namun, usaha yang digeluti selama empat tahun menuai kegagalan karena semua burung puyuhnya telah mati terserang maraknya virus flu burung. “Lalu, daripada menganggur, saya coba berjualan kain batik yang didatangkan dari Yogya sambil berpikir mencari pekerjaan atau usaha lain,” kenangnya.

Nah, sambil berjualan batik keliling di Kota Tebing Tinggi terbersit dipikirannya untuk memulai usaha lain. Ya, dilihatnya banyak industri pengolahan kayu di kawasan kota tersebut. Karena itu, banyak pula menghasilkan limbah yang berupa serbuk gergaji. Dan, limbah itu dibuang ke sembarang tempat. Maka, mulai tahun 2005, dirinya melakukan riset terkait limbah tadi.

Dalam otaknya, bagaimana jika serbuk kayutersebut dijadikan mediasi jamur tiram. Setidaknya, soal jamur telah ia pelajari di masa kuliah tempo dulu. “Riset pertama gagal dan saya tak putus asa. Sambil berjualan, saya lakukan riset kembali tahun 2006 dan barulah tahun 2007 pemerintah Kota Tebing Tinggi melalui bagian Badan Pemberdayaan Masyarakat Kota (BPMK) mengajak kerja sama untuk pengembangbiakan budidaya jamur tiram. Dan, usaha tersebut berlanjut sampai sekarang,” senyum Zulkifli.

Dikatakannya, serbuk kayu yang dijadikan mediasi jamur berasal dari serbuk gergaji kayu karet dengan pembelian per mobilnya harga Rp300.000.

Cara pengolahannya menjadi baglog siap jual adalah serbuk kayu dicampur dengan kapur yang mengandung kalsium, tepung jagung, tepung tapioka dan dedak sekam padi. Setelah dicampur kemudian dimasukan ke dalam plastik dan dipadatkan. Selanjutnya untuk menseterilkan kuman atau virus pengganggu pertumbuhan jamur, baglog dikukus (dimasak) selama 4 hingga 6 jam dengan suhu rata-rata 100 celcius.

Setelah proses itu terlewati, baglog didiamkan selama dua puluh empat jam dan setelah itu baru dimasukan bibit (spora) jamur. “Untuk per satu baglog yang sudah diisi spora jamur saya jual Rp5.000 dan untuk bibit spora yang masih F2 (keturunan kedua) saya jual per botolnya dengan harga Rp25.000,’’ terang Zulkifli.

Lalu, bagaimana dengan penjual? Zulkifli kembali tersenyum. Dengan bangga dikatakannya kalau jamur yang dihasilkannya dijual ke supermarket atau pusat perbelanjaan di daerah sekitar hingga di Kota Medan. Kedepan Zulkifli berharap kepada para sarjana untuk bisa menciptakan usaha sendiri yang bisa menampung tenaga kerja. “Kita bangga bisa mempekerjakan empat orang karyawan,” pungkas lelaki yang juga tercatat sebagai guru honorer di salah satu Madrasah Aliyah Negeri (MAN) yang ada di Kota Tebing Tinggi. (mag-3)

Sengketa Tanah Sari Rejo

Wali Kota Jangan Cuma Janji

MEDAN- Untuk kesekiankalinya, Wali Kota Medan Rahudman Harahap berjanji akan melakukan pembicaraan dengan TNI AU guna menyelesaikan sengketa tanah Sari Rejo, Medan Polonia. Kali ini, Rahudman berjanji dalam waktu dekat akan melakukan pembicaraan dengan pihak TNI AU, agar ditemukan solusi sengketa tanah tersebut.

Menurut Rahudman, harusnya pertemuan tersebut dilakukan pada pertengahan Maret ini. Namun karena perwakilan dari TNI AU sedang melaksanakan umroh, sehingga pertemuan tersebut terpaksa ditunda.

“Ya, waktu itu memang harusnya ada pembicaraan. Tapi, karena yang menjadi utusan TNI AU tengah menjalankan umroh, maka ditunda. Saat ini, utusan itu telah selesai melaksanakan umroh, dan saya telah berkomunikasi untuk kelanjutan masalah tersebut. Kita upayakan secepatnya, sudah ada pembicaraan,” kata Rahudman saat ditanya Sumut Pos di ruang kerjanya, Jum’at (18/3).

Sementara itu, perwakilan masyarakat Sari Rejo yakni, Forum Masyarakat Sari Rejo (Formas) melalui ketuanya Riwayat Pakpahan kepada Sumut Pos menyatakan, menyambut baik rencana itu jika memang itu terealisasi.
Karena selama ini, janji-janji Wali Kota Medan Rahudman Harahap untuk melakukan pembicaraan dengan tim dari TNI AU tidak pernah terealisasi.

“Waktu itu katanya akan ada pembicaraan pada Januari, kemudian katanya di Bulan Februari. Sekarang katanya akan melakukan pembicaraan. Kalau memang itu benar, kami menyambut baik. Dan itu jangan hanya wacana yang membuat masyarakat mendapat angin surga,” katanya.

Lebih lanjut Riwayat menegaskan, jika memang nantinya itu tidak terealisasi, maka bukan tidak mungkin masyarakat Sari Rejo akan menggelar demo besar-besaran.

“Saya juga terus-terusan ditanya masyarakat mengenai masalah ini. Kami tidak tahu lagi kemana harus mengadu. Kalau rencana pembicaraan itu tidak terjadi, mau tidak mau kami akan menggelar demo besar-besaran,” tegasnya. (ari)

Ditikam Hingga Kritis

TANAH JAWA- Melarang orang lain mengambil buah pinang di lokasi PT Kwala Gunung, Iwan Sinambela (31) Pengawas PT Kwala Gunung  warga Huta Ujung Bondar Nagori Bosar Galugur Kecamatan Tanah Jawa kritis  terkena  tikaman dan bacokan, Jumat pagi (18/3) sikira pukul 10.30 WIB.

Korban terkapar di perladagang ubi dengan luka pada tangan kanan dan tangan kiri hingga mengeluarkan darah. Perut luka terkena tusukan benda tajam. Asli Gultom (35) dan Lambok Siagian (20) rekan kerja korban langsung mengevakuasi korban dari TKP dengan menggunakan mobil lansir sawit milik Vinencius Sinaga.

Akibat luka serius yang dialaminya, korban terpaksa mendapatkan perawatan intensif di RS Harapan Siantar .

Satu jam setelah kejadian, kedua  tersangka penganiayan, Jonson Siallagan (59) warga Dusun IV Panambean Batangio Nagori Bosar Galugur Tanah Jawa dan Marjuang Sinaga (61) warga yang sama berhasil diamankan Unit Patroli Polsekta Tanah Jawa dari jalan raya Bosar Galugur.

Sebagai barang bukti sebilah kelewang panjang 75 Cm dan sebilah pisau sepanjang 40 cm yang berlumuran darah turut disita. Kapolsekta Tanah Jawa Kompol B Siallagan SH didampingi Kanit Reskrim AKP Liston Siregar ketika dikonfirmasi  di ruang kerjanya, membenarkan adanya peristiwa penganiayaan itu. Kedua tersangka dikenakan pasal 170  yunto 351 ayat  2.(iwa/smg)

Van der Sar Tandem Terbaik Ferdinand

MUSIM ini menjadi musim terakhir buat Edwin van der Sar sebagai pemain sepakbola. Defender Manchester United, Rio Ferdinand, sangat menyayangkan keputusan gantung sepatu yang segera diambil kiper asal Belanda tersebut.

Ferdinand yang saat ini sedang dibekap cedera, mengklaim bahwa sangat sulit buat diri dan timnya nanti mencari sosok pengganti van der Sar.
Rio menyatakan bahwa kiper 40 tahun tersebut adalah kiper terbaik yang pernah bermain dengannya.

Tanpa keraguan, Edwin adalah kiper terbaik yang pernah satu tim dengan saya. Sejak datang ke Old Trafford, dia sudah bermain sangat brilian. Dan dia mengubah pandangan buruk saya terhadap seorang kiper. Jika saya menjadi seorang kiper, saya akan mencari kiper seperti Edwin buat tim saya,” jelas Ferdinand kepada Inside United, Jumat (18/3).

“Edwin bisa bermain sangat baik dan tenang kendati berada di bawah tekanan. Komunikasinya  juga bagus,” bilang Rio. (net/jpnn)