28 C
Medan
Friday, December 26, 2025
Home Blog Page 15608

Rute XSE 2011 Sangat Menantang

Peserta Diminta Hormati Adat Istiadat Warga

SAMOSIR-Suara ratusan motor sport jenis trail terus membahana pada lintasan “Xtrim Sumatera Expedition 2O11” (XSE 2011). Keindahan alam di pesisir Danau Toba pun  menjadi pemandangan istimewa bagi para trailer. Apalagi lintasan yang berlumpur dan  terjal membuat suasana touring semakin menantang.

Menurut salah seorang peserta asal Kota Medan, Amran, perjalanan touring kali ini  cukup mengesankan disebabkan lintasanyang berlumpur dan terjal hingga  mencapai kemiringan 30 derajat sehingga memberi tantangan yang harus ditaklukkan.

“Lintasan yang dilalui membuat kita semakin kompak untuk saling membantu. Masalah  teknis dilintasanpun diselesaikan secara bersama-sama,” katanya saat beristirahat di kawasan sabana di Desa Ronggur  Ni Huta Kabupaten Samosir, Jumat (18/3).

Diungkapkannya, pemandangan yang mempesona di pesisir Danau Toba membuat para peserta  tidak merasa lelah dan bosan ketika melalui rute touring.

“Pemandangan di jalur  lintasan keren abis. Hilang capek gitu ngeliat alamnya.  Apalagi sabana dan Danau Sidohoni yang ada di  Desa Ronggur Ni Huta ini,” timpal Oman,  peserta asal Medan .
Konon katanya, Desa Ronggur Ni Huta merupakan desa di atas  awan karena letaknya  paling tinggi dibanding desa lain yang ada di kawasan Pulau Samosir.

Rencananya, para peserta yang berjumlah 350 orang ini akan menempuh perjalanan  labih kurang 50 Kilometer. Lalu melintasi Danau Toba menuju Tongging dengan  menggunakan very.

Ketua XTrim Indonesia, Musa Idi Shah atau yang akrab disapa Doddy menghimbau ratusan  peserta untuk menghormati  adat istiadat warga yang bermukim disekitar lintasan. Selain itu, trail mania juga  diminta menjaga tata krama dan etika berlalu-lintas agar tidak mengganggu  ketentraman.

Hal ini disampaikan Doddy sebelum melepas 350 trail mania dari berbagai  propvinsi yang ikut dalam XTrim Sumatera Expedition 2011 di titik start kawasan  Bukit Beta, Desa Garoga, Kelurahan Tuktuk, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir,  Sumatera Utara (Sumut), Jumat (18/03) pagi.

Menurut Doddy, dari keseluruhan rute yang dibagi dalam tiga etape, 80 persen  merupakan perbukitan dan hutan. Sedang sisanya 20 persen melintasi pemukiman warga.  Dengan panjang rute mencapai 186 km, peserta melewati lima kabupaten di Provinsi  Sumut yakni Kabupaten Samosir, Dairi, Karo, Deli Serdang dan Medan.

“Jangan asal gas, peserta harus menghormati ketentraman masyarakat di sekitar  lintasan. Dalam perjalanan, tiap kelompok tetap menjaga kekompakan dan utamakan  keselamatan,” kata Musa.

Start XTrim Sumatera Expedition 2011 sendiri dilepas oleh Bupati Samosir Mangindar  Simbolon yang ditandai dengan pelepasan 350 ekor burung ke alam bebas, Jumat pagi sekitar  pukul 09.00 WIB.

“Tidak hanya menyalurkan hobi, mengendarai sepedamotor di lumpur pada kegiatan touring ini juga dapat menumbuhkan rasa cinta kepada lingkungan serta mendongkrak potensi pariwisata,” kata Simbolon.

Rencananya, etape kedua akan dilanjutkan dari Tongging menuju Hutan Rakyat (Tahura) Kabupaten  Karo, Sabtu (19/03) pagi sekitar pukul 08.00 WIB. Touring akan berakhir Minggu (20/03) di halaman Istana Maimoon,  Medan. (jun)

JAT Bantah Ba’asyir Danai Teroris

SURABAYA- Terdakwa kasus penggalangan dana latihan teroris Abu Bakar Ba’asyir membenarkan pernah menerima sejumlah uang dari anggota  Jamaah Anshorut Tauhid (JAT). Namun, dana itu tidak digunakan dalam rangka pelatihan teroris.

“Ustad di persidangan Kamis (17/3) itu, ingin menjelaskan untuk apa uang tersebut digunakan, namun dia diminta menjelaskan saat pemeriksaan saja,” kata Juru Bicara JAT Son Hadi saat berkunjung ke redaksi Jawa Pos (grup Sumut Pos) dengan tujuan klarifikasi berita tersebut kemarin (18/3). Dia menyatakan, Ba’asyir selama persidangan tidak pernah mengaku menerima dana untuk pelatihan teroris.

Seperti diberitakan, Kamis lalu dihelat sidang lanjutan kasus terorisme dengan terdakwa mantan amir JAT itu. Baasyir bersikukuh dengan pendirian sebelumnya. Yakni, memilih tidak mengikuti persidangan alias walk out (WO) karena saksi yang dimintai keterangan, diperiksa melalui telekonferensi. Saksi tersebut adalah Hariadi Usman, Suramto alias Deni, Munasikin, dan Muhammad Ilham.

Seperti dalam sidang sebelumnya, mereka mengeluarkan kesaksian dari Rutan Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Sedangkan saksi yang hadir di PN Jakarta Selatan adalah Yudi Zulfahri dan Agam Fitriadi.

Untuk hal ini, Son Hadi mengaku banyak kejanggalan. Mengapa harus ditelekonferensikan padahal saksi-saksi tersebut toh ada di bilangan Jakarta saja. Alasan-alasan seperti grogi karena saat sidang harus dipertemukan dengan Ba’asyir dinilainya kurang pas. “Kalau grogi kan bisa saja di sidang, saat mereka bersaksi, Ustad dipindah ke ruang lain dulu,” urai Son Hadi.

Pria yang juga Direktur JAT Media Center itu juga mengatakan, dana yang diterima Ba’asyir memang digunakan untuk keperluan jamaah JAT. Namun dia menolak bila peruntukannya adalah persiapan dan pelaksanaan I’dad.

“Ustad tidak pernah menyebutkan demikian (uang untuk persiapan dan pelaksanaan (I’dad, Red). Butuh penyelidikan lebih lanjut untuk pembuktian tentang nya,” tandas dia.(rio/jpnn)

Acer Penuhi Kebutuhan Pelajar

Notebook Acer Aspire 4253, Aspire One D522

Inovasi Acer sebagai produsen Notebook terus melahirkan varian baru. Kali ini Acer melahirkan Notebook Aspire terbaru, yakni Notebook Aspire 4253 dan Netbook Aspire One D522. Kedua produk ini didesain khusus untuk pelajar.

Peluncuran ini sebagai bagian untuk mendukung pertumbuhan internet yang kian pesat Untuk mendapatkan kedua produk ini sangat mudah dan harganya relatif terjangkau. Untuk Notebook Aspire 4253 ukuran 14 inchi dengan varian warna merah, hijau dan cokelat, cukup dengan harga Rp3.999.000, sedangkan Netbook Aspire One D522 10 inchi dihargai Rp2.890.000.

Head Of Marketing Communication Departement Acer Indonesia, Helmy Anam menyampaikan, pertumbuhan pengguna internet di Kota Medan cukup besar. Berdasarkan data Yahoo!-TNS, pengguna internet di Medan mencapai 40 persen atau meningkat sebanyak 14 persen pada 2010.

Menyikapi hasil survei ini, kata Helmy, Acer selalu berupaya menjadi yang terdepan dalam mengadopsi teknologi IT dan mendukung pertumbuhan internet tersebut. “Di dalam dua varian terbaru yang kami usung ini, kami menyiapkan perangkatnya mengguunakan AMD Fusion Accelerated Processing Unit (APU) yang memiliki kemampuan internat High-Definition. Perangkat tersebut untuk perpaduan tampilan grafik dan kemampuan multimedia yang memuaskan pengguna internat,” paparnya kepada wartawan di Hotel Arya Duta Medan, Jumat (18/3).

Labih lanjut, Global OEM Account Manager AMD Hendra Sasmita mengatakan, dengan desain prosesor generasi terbaru AMD Fusion APU, teknologi sistem penggabungan multi-core CPU (x86) dengan DirectX 11 capable-discrete-level graphic dalam satu desain. Ini memungkinkan pengguna dapat menikmati hiburan high-definition tanpa gangguan dan tampilan grafis yang menakjubkan.

Dalam peluncuran ini, Acer tetap memberikan kenyamanan kepada para penggunanya, khususnya pemberian garansi kepada setiap pembelian produk asli Acer. Tapi, untuk meastikan garansinya dengan cara memeriksa kartu garansi tercatat PT Acer Indonesia dan stiker hologram yang terdapat di bawah unit. (ril)

Minimnya Pendistribusian Dana BOS

Syaiful tak Layak Jadi Kadis

MEDAN- Kekecewaan Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagubsu) Gatot Pudjo Nugroho terhadap kinerja Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Syafri, terkait minimnya pendistribusian dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ke kabupaten/kota di Sumut mengundang respon beragam dari anggota DPRD Sumut.

Nurazizah, anggota Komisi E DPRD Sumut dari Fraksi PKS menilai, kekecewaan Gatot terhadap Syaiful Syafri adalah hal yang wajar dan layak diterima Syaiful. “Semua masyarakat, khususnya pihak sekolah di kabupaten/kota berharap dana BOS bisa segera didistribusikan dan diterima hingga akhir Maret ini. Tapi sedihnya, hingga saat ini masih empat kabupaten/kota yang menerima dana BOS tersebut.

Jadi, wajar jika kepala dinas terkait mendapat teguran dari Wagubsu. Apalagi hal itu langsung dikemukakan Menteri Pendidikan Nasional. Dan ini perlu menjadi catatan,” kata Nurazizah kepada Sumut Pos, Jum’at (18/3) Seharusnya, kata Nurazizah, dengan teguran itu Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Syafri harus segera membenahi kinerjanya. “Sungguh sangat disayangkan, jika dana BOS sampai tidak dialokasikan. Apalagi itu telah mendapat teguran.

Artinya, ini harus menjadi catatan agar pengalokasian dana BOS tersebut dipercepat. Karena, jika tidak dialokasikan ke kabupaten/kota sesuai dengan waktunya, maka dana tersebut akan diambil kembali oleh pemerintah,” tegas Nurazizah lagi.

Sementara itu, salah seorang anggota Komisi E DPRD Sumut lainnya yang enggan disebutkan namanya, awalnya menyatakan dengan tegas bahwa Syaiful Syafri tidak layak untuk dipertahankan. “Untuk APBD saja sudah bermasalah. Sekarang BOS yang dari APBN juga bermasalah. Sudah tak layak lagi dia jadi Kepala Dinas Pendidikan,” kata anggota Komisi E DPRD Sumut tersebut.
Namun anehnya, selang beberapa saat, anggota DPRD Sumut tersebut menelpon wartawan Sumut Pos agar komentarnya tersebut tidak dimuat. Hal itu dikarenakan, dirinya ditelepon pimpinan Komisi E untuk tidak berstatemen mengenai dana BOS, karena bakal ada klarifikasi dari Disdik Sumut ke Komisi E DPRD Sumut, Senin (21/3) mendatang.

“Tolong ya bos, jangan dimuat. Kata ketua, nanti akan ada klarifikasi dengan Disdiksu dan Komisi E DPRD Sumut. Tolong ya Bos,” katanya kepada Sumut Pos mewanti-wanti.

Menyikapi hal itu, anggota Komisi E DPRD Sumut lainnya, Siti Aminah kepada Sumut Pos mengungkapkan, seperti itulah prilaku anggota dewan. Awal-awalnya saja mau “membantai” kepala-kepala dinas yang bermasalah, namun akhirnya ada udang dibalik batu.

“Ya seperti itu semua permainannya. Dikomentari kalau ada masalah, tapi ujung-ujungnya diam karena sudah ada pembicaraan di luar. Akhirnya, masalah itu diam begitu saja. Masyarakat jadi resah kalau seperti ini,” tegas Siti Aminah.

Sementara itu, menyikapi persoalan dana BOS, Kepala Dinas Pendidikan Sumut Syaiful Syafri yang ditemui langsung Sumut Pos di ruang kerjanya di Kantor Dinas Pendidikan Sumut Jalan Cik Di Tiro Medan menyangkal pernyataan Wagubsu Gatot Pudjo Nugroho yang menyatakan, pembagian atau pendistribusian dana BOS ke kabupaten/kota disebabkan banyak pemkab/pemko yang belum mengetok palu APBD 2011.

“Penyaluran dana BOS tidak menunggu penetapan APBD kabupaten/kota, tapi berdasarkan surat edaran bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Pendidikan Nasional No 900/5106/SC dan No 02/XII/SEB/2010 Tanggal 28 Desember. Jadi, alasan yang dikemukakan oleh kab/kota itu mengada-ada,” tegasnya.

Lebih lanjut Syaiful mengungkapkan, dalam salah satu aturan juga berbunyi, bagi daerah yang telah menetapkan Perda tentang APBD 2011 dan belum menganggarkan dan BOS yang bersumber dari transfer pemerintah maka, daerah dapat melaksanakan kegiatan BOS mendahului penetapan peraturan daerah tentang APBD 2011.

Mengenai kabar yang menyatakan, jika dana BOS tidak tersalurkan per tanggal 21 Maret 2011, maka dana BOS tersebut akan ditarik ke pusat, Syaiful Syafri juga membantahnya. “Dalam aturannya bukan ditarik, tapi dievaluasi,” katanya lagi.

Terlepas dari itu, diketahui bahwa Syaiful Syafri merupakan salah satu calon Sekda Provsu yang telah mengikuti fit and profer test di Jakarta. Saat ditanya mengenai hal itu, Syaiful Syafri terlihat berang. Saat ditanya peluang dirinya dimutasi oleh Wagusbu Gatot Pudjo Nugroho, Syaiful Bahri dengan nada tinggi menyatakan, kepala daerah berhak menentukan pemutasian.

“Untuk pemutasian dan pengangkatan pejabat, itu wewenang kepala daerah, titik,” katanya sambil menirukannya dengan tangannya di atas secarik kertas di hadapannya.

Sementara itu, dana BOS Kota Medan 2011 triwulan pertama telah disalurkan. Dana BOS ini disalurkan langsung oleh Disdik Kota Medan ke rekening masing-masing sekolah, dengan total jumlah Rp42 miliar.

Sekretaris Disdik Kota Medan Zakaria mengatakan, sejak Kamis (17/3) lalu dana tersebut sudah bisa dicek di masing-masing rekening bendahara sekolah atau kepala sekolah. “Jumlah Dana BOS yang disalurkan untuk triwulan pertama ini, untuk SD negeri dan swasta mencapai Rp26 miliar. Sedangkan untuk SMP negeri dan swasta mencapai Rp16 miliar,” paparnya.(ari/saz)

Lampu Jalan tak Berfungsi

Kalau Malam Gelapnya Jadi Panjang

Medan sebagai kota besar tak luput dari segala macam masalah perkotaan. Sebut saja masalah sampah, lalulintas, hingga masalah lampu jalan. Nah, soal lampu jalan, sadar atau tidak ternyata banyak
yang rusak.

Setidaknya dapat dilihat langsung di seputaran Jalan Menteng II Medan Area, Jalan Nibung Raya Medan Baru, Jalan Menteng Raya Medan Denai, dan Jalan Karya Jasa Johor, Jumat (18/3) siang.

Menyadari hal itu, Sumut Pos berusaha mencari tahu hal tersebut. Seorang warga Jalan Menteng II, B br Sipahutar (50), ketika ditanyai tak menampik soal lampu yang mati di daerahnya. “Saya kesal kali dengan padamnya lampu jalan. Ini bisa mengundang orang untuk melakukan tindak kriminal. Kemarin ada pencurian di gang sana, tetapi tidak bisa ketahuan siapa pelakunya karena lampu jalannya mati,” terang wanita bertubuh tinggi itu.

Hal senada juga diakui oleh S Damanik (45), warga Jalan Menteng II juga. Menurutnya, kalau lampu itu tak juga dibenari bisa-bisa semakin banyak tindak kriminal yang terjadi. “Saya tidak tahu sampai berapa lama lagi ini berlangsung. Apa sampai masyarakat kehilangan barang-barangnya semua baru pemerintah dan instansi terkait turun?” tambahnya.

R Br Pardede (47), wanita yang berambut pendek dan mengenakan kaca mata ini tak mau kalah berpendapat. Katanya, selain rawan kriminal, lampu padam juga bisa berbahaya bagi pengendara kendaraan. “Warga di sini khawatir. Bisa-bisa banyak tabrakan. Kalau ada tabrak lari, kita kan tak tahu siapa yang nabrak,” jelas warga Jalan Menteng II itu.

Beralih ke Jalan Nibung  Raya, pendapat yang didapat juga tak jauh berbeda. Setidaknya Robby (40), yang berjualan di jalan tersebut mengaku, lampu jalan yang berada di depan Pasar Petisah sudah mati lama. “Saya tidak ingat lagi sudah berapa lama lampu jalan ini mati. Sudah terlalu lama sampai saya lupa,” tegas Robby.

Di Jalan Karya Jasa, Johor, terdapat tiga tiang yang lampu jalannya langganan mati. Parahnya, tiga tiang itu berdampingan, hingga gelap terlihat menjadi panjang. Lokasi yang diamati terletak tepat di depan swalayan Bina Kasih. “Iya, kalau malam gelapnya jadi terlihat panjang, Bang. Kalau masih di bawah jam sepuluh malam, masih terang, tapi setelah itu gelaplah. Entah kapan pun dibetuli,” kata Arafat (26) warga Karya Bakti.

Roi Siahaan (23), warga Jalan Raya Menteng Medan Denai menuturkan, lampu jalan yang berada di Pasar Merah ada 1 atau 2 tiang yang mati. “Yang saya tahu pas di depan warnet saya ini, pas di Simpang Gang Delima dan Jalan Menteng Raya, Pasar Merah ini 2 tiang lampu jalannya yang mati,” ucap penjaga warnet M2 itu.

Terkait dengan itu, Camat Medan Denai, Edie ketika dikonfirmasi mengungkap kalau matinya lampu jalan di wilayahnya telah dilaporkan ke pihak terkait. “Sudah dilaporkan ke Dinas Pertamanan Kota Medan sesuai keluhan warga kita. Dinas pertamanan juga sudah kita surati mengenai laporan warga ini, mengenai solusinya kita belum mengetahuinya karena itu merupakan tanggung jawab mereka,” tukasnya. (jon)

Ujian Nasional dengan Pengawasan Silang

Seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Ujian Nasional (UN) 2011 ini tetap menggunakan pengawas silang, yakni guru di suatu sekolah tidak diperkenankan menjadi pengawas di sekolahnya sendiri, melainkan harus menjadi pengawas di sekolah lain. Bagaimana pelaksanaannya? Berikut wawancara wartawan koran ini Rahmat Sazaly dengan Ketua Panitia UN Sumut 2011 Ilyas Sitorus, Jum’at (18/3).

Sistem pengawasan seperti apa yang diterapkan?
Masih sama seperti pelaksanaan UN tahun-tahun sebelumnya, pengawas UN tetap menggunakan sistem silang. Atau guru di suatu sekolah tidak diperkenankan menjadi pengawas di sekolahnya sendiri melainkan harus menjadi pengawas di sekolah lain. Hal ini dilakukan demi menghindari tindakan kecurangan, seperti kerjasama guru dan siswa dalam mengerjakan soal-soal. Pengawasan silang ini juga sesuai prosedur operasional standar dalam pelaksanaan UN.

Dengan sistem pengawasan ini, apa yang diharapkan?
Tentunya keoptimistisan pelaksanaan UN 2011 ini dapat terlaksana dengan aman, tertib dan lancar akan semakin tinggi. Selain itu, kami juga yakin tingkat kelulusan tahun ini jauh lebih baik dari tahun sebelumnya.
Karena dengan pengawasan silang ini, guru dari sekolah A akan mengawas di sekolah B, guru sekolah B akan mengawas di sekolah C dan guru dari sekolah C akan mengawas di sekolah D begitu seterusnya. Dengan demikian diharapkan tidak akan ada kerja sama antarsekolah membantu siswa mengerjakan soal-soal ujian. Dan ini akan sangat meminimalisir tingkat kecurangan dalam pelaksanaan UN.

Tentunya dengan harapan-harapan tersebut, Disdik Sumut harus melakukan persiapan. Apa saja yang telah dilakukan?
Kami telah melaksanakan beberapa persiapan, mengingat pelaksanaan UN yang akan dilaksanakan pada 18 April 2011 mendatang. Beberapa langkah yang telah dilaksanakan, seperti melakukan pendataan calon peserta UN dengan sistem online. Kemudian melakukan pendataan sekolah yang memiliki kelas tertinggi, pendataan sekolah penyelenggara, pendataan calon guru dan pengawas ruang.

Untuk itu pula, diimbau kepada seluruh kepala sekolah untuk mempersiapkan serta melakukan pembekalan secara serius, terutama kepada para siswa yang akan mengikuti UN.

Adakah pungutan bagi peserta UN, baik itu untuk pemberkasan maupun hal lainnya?
Sama sekali tidak, peserta UN tak akan dipungut biaya apapun, karena seluruh biaya sudah ditanggung negara. Pihak sekolah kami ingatkan untuk tidak memungut biaya kepada siswa peserta UN yang diselenggarakan pada April 2011 mendatang. Bagi sekolah yang melanggar ketentuan ini akan ditindak.
Diharapkan UN disikapi dengan baik oleh semua pihak, termasuk tak melakukan pungutan apapun kepada peserta menjelang UN, maupun saat pengambilan ijazah nanti. (*)

Gara-gara Uang Dipinjam Adik Ipar

Gara-gara tak senang istrinya meminjamkan uang kepada adik iparnya, Rusman Ubat Napitupulu (46), warga Jalan Elang Ujung, Kelurahan Tegal Sari Mandala II, Kecamatan Medan Denai, terpaksa duduk di kursi pesakitan Pengadilan Negeri (PN) Medan. Prahara rumah tangga ini terungkap dalam sidang lanjutan di Ruang Cakra IV PN Medan, Jumat (18/3).

Rusman terlihat berang ketika majelis hakim menanyakan apa yangn menyebabkan dirinya melakukan kekerasan terhadap sang istri. “Saya tidak terima Pak. Dia ambil uang saya dan diberinya kepada adiknya. Harusnya saya tidak perlu duduk dipesakitan kalau adiknya tidak memanas-manasi istri saya,” ujar terdakwa di hadapan Ketua Majelis Hakim Suhartanto.

Rusman yang dikaruniai tiga anak dari istrinya itu, mengaku kerap terjadi percekcokan dalam rumah tangganya. Dia juga mengatakan, tidak mau kembali dengan istrinya. “Kami pisah saja, anak-anak sama saya. Biar saya urus, saya kan tidak selamanya di penjara,” ujar Rusman.

Jaksa Penuntut Umum (JPU) Fitri E Sumarni mengatakan, peristiwa kekerasan dalam rumah tangga ini berawal dari sang istri yang ketahuan memberikan pinjaman uang kepada sang adik pada 13 Desember 2010 lalu.

Mengetahui hal itu, Rusman langsung mendatangi istrinya, Marsinta Boru Manurung dan melontarkan kata-kata kasar. “Betulah kau, kayak mamakmu. Nggak pernah diajari kau? Kau ambil uangku kau kasi sama adikmu, kubunuh nanti keluargamu dan kubakar nanti rumah adikmu,” ancam Rusman.

Untuk menghindari hal yang tak diinginkan, Marsinta mencoba pergi. Tidak terima dengan tindakan sang istri, Rusman mengejarnya dan menjambaknya. Akibat perbuatannya, Rusman diancam melanggar Pasal 44 Ayat 1 UU RI No 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga. Sidang dilanjutkan pekan.(rud)

Perompak Somalia Kuasai Kapal Indonesia

JAKARTA- PT Samudra Indonesia Tbk (SMDR) mengumumkan kapal general cargo bernama Sinar Kudus berbendera Indonesia yang telah dibajak di Semenanjung Somalia, Rabu (16/3) pada pukul 14.27 WIB.  Di Bursa Efek Indonesia (BEI) di sebutkan, bila kapal itu membawa perseroran, maka dapat dipastikan membawa kargo ferronickel.

Kapal pengangkut ferronickel yang diduga milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) diketahui berjalan dari Pomalaa, Sulawesi Tenggara menuju Rotterdam, Belanda. Dalam perjalannya, kapal memiliki 20 awak kapal yang merupakan warga negara Indonesia (WNI), kini kondisinya dalam keadaan selamat.

Sejumlah kargo Ferronical yang diangkut SMDR itu diduga milik PT Aneka Tambang Tbk (ANTM). Hal itu didasari pernyataan Corporate Secretary ANTM, Bimo Budi Satrio yang menyatakan sebagian kargo tersebut kemungkinan milik perusahaannya. “Mungkin sebagian kargo tersebut milik kami. Jumlahnya akan kami cek lagi ke bagian marketing,” ujarnya saat dihubungi wartawan, Jumat (18/3).

Dia menyebutkan, apabila ferronickel yang ada di kapal Sinar Kudus benar-benar merupakan milik perseroan, dipastikan tidak akan mengalami kerugian. Sebab isi kargo tersebut sudah diasuransikan. “Sudah diasuransikan,” ucapnya, singkat. (gen/jpnn)

Museum Perjuangan TNI ‘45

Sering Dikunjungi Pejabat Militer Luar Negeri

Museum Perjuangan 45 di Jalan KH Zainul Arifin No 8 Medan, selain jadi objek wisata bagi masyarakat umum, juga menjadi lokasi yang wajib dikunjungi para calon bintara dan calon tamtama TNI Angkatan Darat. Seperti apa kondisinya kini?

Jhonson P Siahaan, Medan

Kemarin (18/3), wartawan koran ini menyempatkan diri mengunjungi Museum Perjuangan 45 TNI ini. Dipandu Koordinator Museum Perjuangan 45 TNIn Mayor Inf Masrizal, bersama Kepala Museum Perjuangan 45 TNI Kapten Arh B Parhusip dan Perwira TNI-AD Kapten LJ Hutapea, wartawan koran ini dibawa berkeliling museum, melihat seluruh barang-barang bersejarah yang ada di museum tersebut.

Sambil berjalan mengitari seluruh ruangan museum, Mayor Inf Masrizal menceritakan, berdirinya Museum Perjuangan 45 TNI ini diprakarsai oleh Kepala Staf Kodam I/BB Kolonel EWP Tambunan dan diresmikan pada 21 Juni 1971. “Pada 1928 sebelum menjadi museum, ini merupakan kantor Perusahaan Asuransi Belanda. Pada 1942, lalu dijadikan Markas Kempetai Jepang dan 1950 dijadikan sebagai Markas Komando Teritorium I. Tahun 1959 hingga 1971 dijadikan Kantor Koangdam I/BB. Dan sejak 1971 hingga sekarang menjadi Museum Perjuangan 45 TNI,” ungkapnya.

Meski museum ini dibangun oleh TNI, lanjut Mayor Inf Masrizal, namun museum ini tetap menjadi milik bersama dan harus dijaga dan dirawat bersama oleh warga Sumatera Utara. “Museum ini bukan semata-mata milik TNI, tapi milik warga Sumatera dan warga Indonesia secara umumnya. Siapa saja boleh masuk dan tidak ada dipungut biaya untuk masuk dan melihat-lihat benda peninggalan para pejuangan ini,” bebernya lagi.

Benda-benda bersejarah yang menjadi unggulan museum ini di antaranya senjata-senjata yang digunakan, para pejuang ketika mempertahankan NKRI dari penjajah Belanda dan Jepang. “Adapun senjata yang diunggulkan di antaranya SMR Medzen No 1463 buatan Swedia, Brengun MK-1 (White Barrel) No.K-4057 buatan Inggris, Laras Meriam Kanon/Tank No.52170 buatan USA, SMB No.6888, SP Bazoka 5 Inchi M20 A1 B1, No.7140681 dan 14 senjata unggulan lainnya,” ungkapnya lagi.

Ternyata, tak cuma masyarakat umum saja yang pernah berkunjung ke museum ini. Sejumlah pejabat tentara dan polisi luar negeri juga pernah berkunjung dan singgah ke Museum Perjuangan 45 TNI ini. “Tentara atau Polisi luar negeri yang pernah berkunjung ke sini diantaranya Mantan Kepala Polda Malaysia H Abdul Latif, Royal Malaysia Police Liasion Officer (Perwira Menengah Polisi Malaysia), Haizam Shah Bin Otham, Tentara Jepang, Hiro, dan Mantan Tentara/Militer Inggris, Nick,” tambah Kapten LJ Hutapea.
Ditegaskan Mayor Inf Masrizal, setiap Calon Bintara (Secaba) dan Calon Tantama (Secata) TNI-AD yang mau selesai pendidikan di Rindam I/BB, Siantar, diwajibkan berkunjung ke Museum Perjuangan 45 TNI ini.

“Setiap Caba atau Catam yang mau selesai pendidikan, diwajibkan untuk singgah dan berkunjung ke Museum Perjuangan 45 TNI ini. Karena, setiap personel TNI-AD harus mengenal senjata-senjata yang dipergunakan pada zaman penjajahan dulu,” ujarnya.

Hal senada juga dikatakan Kapten B Parhusip menambahi kata-kata Kapten LJ Hutapea. “Selain itu, rombongan pelajar SLTP Muhammadiyah Lonsum, Sergei juga pernah berkunjung dan jalan-jalan ke Museum Perjuangan 45 TNI ini,” tambahnya.

Diucapkan Mayor Inf Masrizal, karena Museum Perjuangan 45 TNI merupakan salah satu objek wisata yang ada di Sumatera Utara khususnya di Kota Medan, jadi Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Kota Medan harus sama-sama menjaga dan melestarikan salah satu ojek wisata ini.

“Dalam menjaga, memelihara, merawat dan melindungi salah satu objek wisata Kota Medan ini, dimintakan kepada Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata Medan memberikan perhatian dan sumbangan dana di dalam merawat dan menjaga benda-benda peninggalan para pejuang ini.

Kita pun punya keterbatasan dana dalam hal ini, jadi dimintakan kepada Pemprov, Pemko Medan dan Dinas Pariwisata untuk saling bahu membahu dananya,” ungkapnya sambil berlalu memimpin barisan personel untuk apel siaga didalam Museum Perjuangan 45 TNI tersebut.(*)

Kadhafi Menyerah, Hentikan Peperangan

Di Yaman Usai Salat Jumat 41 Tewas Ditembaki Polisi

BENGHAZI – Pemerintah Libya mengumumkan gencatan senjata atau menghentikan peperangan bersenjata, hal ini setelah Dewan Keamanan PBB menyetujui pemberlakuan zona larangan terbang dan mengizinkan opsi militer menghentikan aksi pasukan pro pemerintah.

Pemerintah Kondisi berbeda terjadi di Yaman, pasca Presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh mengumumkan status darurat nasional seperti dikutip, AFP, Jumat (18/3). Sedikit 41 orang tewas ditembaki polisi dan pasukan pro Saleh seusai salat Jumat Alun-alun Taghyeer sesaat menggelar aksi unjuk rasa.

“Libya telah memutuskan untuk melakukan gencatan senjata dan segera menghentikan semua operasi militer,” tegas Menteri Luar Negeri, Moussa Koussa saat menggelar jumpa pers, Jumat(18/3).
Dia menyatakan, keputusan tersebut diambil karena Libya adalah anggota PBB dan wajib menerima resolusi Dewan Keamanan PBB.

Resolusi DK PBB tersebut disetujui Kamis (17/3) malam  waktu setempat dengan dukungan Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris. Presiden AS Barack Obama menelepon pemimpin negara Inggris dan Prancis setelah keputusan tersebut diambil.

Pejabat AS yang berbicara setelah pertemuan tertutup di Kongres menyatakan, upaya untuk menghentikan angkatan udara Libya bisa dimulai besok (20/3) atau Senin (21/3) dengan menggunakan jet tempur, pesawat pengebom, dan pengintai.

Keputusan ini menguntungkan bagi kelompok oposisi Libya tersebut diambil selang beberapa jam setelah Kadhafi menyatakan akan melancarkan serangan terakhirnya untuk mengambil alih kembali kontrol atas kekuasaannya.

Para ahli militer memperingatkan bahwa konsekuensi dari resolusi tersebut tidak bisa diprediksi. Mantan Panglima Militer Inggris Raya, Richard Dannatt mengingatkan bahwa operasi militer harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan terencana. “Supaya kita tidak terjebak dalam situasi seperti yang terjadi di Iraq karena tidak mempunyai rencana B (alternatif) setelah operasi militer dilaksanakan,” terangnya.

Putra Kadhafi, Seif al-Islam Kadhafi menyatakan bahwa rezim ayahnya siap menghadapi apapun yang terjadi.

“Kami tidak akan takut. Ayolah! Kami tidak akan takut. Saya katakan, kalian (Barat) tidak akan membantu rakyat Libya dengan cara membom Libya, membunuh rakyat Libya. Kalian menghancurkan negara kami. Siapapun tidak menyukainya,” tandas putra sang Kolonel itu.  Seif membantah pasukan Libya membunuh rakyat sipil saat berperang.

Di Yaman, saksi mata mengatakan pasuka pro-Saleh melancarkan tembakan ke arah pemrotes dari atas atap yang berdekatan dengan Universitas Sanaa.
Dilaporkan polisi juga turut menembaki demonstran. Pihak medis mengatakan, sedikitnya 41 orang tewas dan sejumlah orang terluka bersimbah darah dalam peristiwa itu.  (cak/ami/jpnn)