26 C
Medan
Friday, December 19, 2025
Home Blog Page 16

Telkomsel Berhasil Pulihkan 79,7% Layanan Terdampak Banjir Longsor Sumatera, Paket Siaga Peduli *888*20# Bebas Biaya untuk Opsi ‘Internet’ atau ‘Telepon+SMS’

Direktur Utama Telkomsel, Nugroho dan Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna hadir langsung dalam rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi bersama Menteri Komdigi RI, Meutya Hafid dan para operator seluler di Medan (1/12). Telkomsel memastikan bahwa perusahaan terus melakukan percepatan pemulihan layanan telekomunikasi secara terukur, masif, dan terintegrasi.
Direktur Utama Telkomsel, Nugroho dan Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna hadir langsung dalam rapat koordinasi penanganan akses telekomunikasi bersama Menteri Komdigi RI, Meutya Hafid dan para operator seluler di Medan (1/12). Telkomsel memastikan bahwa perusahaan terus melakukan percepatan pemulihan layanan telekomunikasi secara terukur, masif, dan terintegrasi.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Telkomsel memastikan percepatan pemulihan jaringan telekomunikasi di wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Hingga saat ini, 76,5% layanan seluler Telkomsel telah kembali normal (5.851 dari total 7.640 site) dan 79,7% layanan IndiHome Telkomsel telah kembali normal (422.551 dari total 530.502 line). Pemulihan ini didukung langkah proaktif menjaga konektivitas masyarakat di pengungsian, area tanggap darurat, dan wilayah terdampak – termasuk dengan Paket Siaga Peduli Sumatera bebas biaya di UMB *888*20#.

Pemulihan dilakukan melalui berbagai skema, termasuk:

  • Mobilisasi 346 personel teknis
  • Penempatan genset tambahan
  • Pengalihan rute backbone dan jalur transmisi
  • Penggunaan perangkat alternatif
  • Penggelaran BTS mobile di lokasi prioritas

Telkomsel juga berkoordinasi erat dengan Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi), pemerintah daerah, aparat penanggulangan bencana, PLN, serta pemangku kepentingan setempat untuk memastikan layanan komunikasi tetap tersedia.

Pemulihan jaringan Telkomsel difokuskan mulai dari area pengungsian, lokasi kritikal, dan terus diperluas hingga kini tercatat sejumlah capaian pemulihan per provinsi per 1 Desember 2025:

  • Aceh: 36% site Telkomsel pulih (708 dari 1.964 site), 41,2% line IndiHome pulih (59.836 dari 145.384 line)
  • Sumatera Utara: 90% site Telkomsel pulih (4.136 dari 4.610 site), 93,3% line IndiHome pulih (293.911 dari 314.957 line)
  • Sumatera Barat: 94% site Telkomsel pulih (1.007 dari 1.066 site), 93,3% line IndiHome pulih (68.804 dari 70.161 line)

Sebagai bentuk komitmen dan kepedulian, Telkomsel menghadirkan Paket Siaga Peduli Sumatera bebas biaya melalui UMB *888*20#.  Paket ini dapat diaktifkan 1 (satu) kali dan berlaku untuk pengguna SIMPATI, by.U (prabayar), maupun Halo (pascabayar) di wilayah terdampak, berisi pilihan:

  1. Opsi 3 GB paket data untuk 7 hari, atau
  2. Opsi 300 menit telepon + 1.000 SMS ke semua operator untuk 7 hari

Selain itu, Telkomsel juga membuka Posko Layanan Pelanggan Tanggap Bencana, termasuk di sekitar 100 titik di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, menyediakan:

  • Telepon dan SMS gratis di daerah bencana sampai proses recovery selesai
  • Penggantian kartu gratis dan perpanjangan masa aktif untuk pelanggan terdampak
  • Penyesuaian paket data prabayar dan tagihan pascabayar/IndiHome
  • Penggantian modem ONT dan STB pelanggan Indihome terdampak
  • Penyediaan layanan Indihome 3P dan Telkomsel Orbit di kantor Basarnas

Menteri Komunikasi dan Digital RI, Meutya Hafid, menyampaikan, “Kemkomdigi mengapresiasi langkah cepat Telkomsel dan seluruh pihak dalam memastikan layanan komunikasi tetap tersedia di tengah kondisi darurat. Kolaborasi ini penting agar masyarakat terdampak tetap terhubung dan mendapatkan akses informasi yang dibutuhkan.”

Direktur Utama Telkomsel, Nugroho, menjelaskan, “Telkomsel menyampaikan empati dan keprihatinan mendalam atas musibah yang menimpa saudara kita di Sumatera. Kami berkomitmen hadir di setiap situasi, memastikan layanan komunikasi tetap tersedia dan membantu masyarakat terdampak. Bersama Kemkomdigi, pemerintah daerah, serta berbagai instansi, kami terus berupaya mempercepat pemulihan dan melayani sepenuh hati agar masyarakat dapat kembali bangkit.”

Telkomsel bersama Telkom Group terus memantau dan berupaya memastikan layanan komunikasi tetap tersedia, serta mengajak pelanggan di wilayah terdampak untuk memanfaatkan Paket Siaga Peduli Sumatera melalui UMB *888*20#Hotline Pusat Layanan Tanggap Bencana Sumatera dapat diakses melalui Call Center 24/7 Bebas Pulsa di 0800-111-9000.

Telkomsel turut berkoordinasi dengan Telkom Group dalam upaya pemulihan layanan telekomunikasi, dukungan tanggap darurat, konektivitas, hingga bantuan kemanusiaan – di antaranya pendirian sejumlah Posko Tanggap Darurat (Medan, Binjai, Padang Sidempuan, Aceh, Bukittinggi, Padang), penyediaan 8 titik WiFi gratis, bantuan dapur umum, mobilisasi logistik sembako dan material perbaikan via kapal (Idi & Langsa) dan pesawat (Sibolga & Takengon), penambahan kapasitas jaringan, serta instalasi 120 unit satelit segmen komersial dan CSR dari Telkomsat (Starlink Business Service, VSAT Star, MangoStar, Internet Merah Putih).(rel)

Petugas PLN Berhasil Tembus Sibolga Julu, Sistem Kelistrikan Sibolga Berangsur Pulih

Para Petugas Pelayanan Teknik berjalan menuju lokasi Jaringan 20 kV pada titik akhir yang dapat dilalui kendaraan roda 4 di Kecamatan Adian koting .
Para Petugas Pelayanan Teknik berjalan menuju lokasi Jaringan 20 kV pada titik akhir yang dapat dilalui kendaraan roda 4 di Kecamatan Adian koting .

Tapanuli Tengah – PT PLN (Persero) Unit Induk Distribusi (UID) Sumatera Utara berhasil menembus wilayah Sibolga Julu dan menyalurkan kembali tegangan 20 kilovolt (kV) pada Senin (1/12) pukul 17.06 WIB, setelah sebelumnya terisolasi akibat banjir dan longsor.

Capaian ini menandai kemajuan signifikan dalam pemulihan sistem kelistrikan di Kota Sibolga dan sekitarnya.

Untuk mempercepat pemulihan, PLN menerjunkan Task Force yang harus berjalan kaki dari Tarutung menuju Sibolga Julu melalui jalur terjal dan licin dengan risiko longsor susulan.

Petugas memeriksa setiap segmen jaringan untuk memastikan tidak ada pohon tumbang, tanah labil, atau potensi korsleting sebelum penyaluran tegangan dilakukan.

General Manager PLN UID Sumatera Utara, Mundhakir menegaskan bahwa seluruh rangkaian pemulihan dilakukan secara terukur dan mengutamakan keselamatan.

“Sejak Minggu hingga Senin sore, tim Task Force terus bergerak tanpa henti. Kami memastikan setiap titik jaringan dalam kondisi aman sebelum diberi tegangan. Alhamdulillah, sore ini kami berhasil melakukan manuver penyaluran tegangan 20 kV dari Tarutung menuju Sibolga Julu,” ujar Mundhakir.

Lebih lanjut, Mundhakir menyampaikan bahwa para petugas bekerja nonstop di tengah medan yang menantang. Ia optimistis upaya pemulihan dapat segera diselesaikan.

“Alhamdulillah, kerja keras kita membuahkan hasil. Listrik rumah sakit, kantor kepolisian, dan sejumlah layanan publik sudah kembali menyala. Ini bukan sekadar pekerjaan teknis, tetapi wujud dedikasi dan pengabdian bagi masyarakat. Terus semangat, kita selesaikan pemulihan hingga tuntas 100%,” ungkapnya.

Mundhakir mengapresiasi dukungan pemerintah daerah, TNI/Polri, relawan, serta masyarakat yang turut memberikan bantuan logistik maupun akses selama proses pemulihan berlangsung.

“Sinergi dan kepedulian berbagai pihak menjadi dorongan moral yang sangat berarti bagi petugas di lapangan,” pungkasnya.

PLN mengimbau masyarakat yang berada di sekitar zona pekerjaan untuk tetap waspada dan menjauhi area konstruksi demi keselamatan bersama. Laporan gangguan listrik juga dapat disampaikan melalui aplikasi PLN Mobile. (ila)

DPRD Medan Minta BWSS II: Segera Normalisasi Seluruh Sungai di Kota Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota DPRD Kota Medan, Saipul Bahri, meminta Badan Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II untuk segera menormalisasi seluruh sungai yang ada di Kota Medan. Saipul mengatakan, peristiwa banjir yang terjadi di Kota Medan dan sekitarnya harus menjadi perhatian serius bagi BWSS II.

“BWSS harus menormalisasi seluruh sungai yang ada di Kota Medan. Kita tidak ingin peristiwa banjir seperti ini terjadi lagi,” ucap Saipul Bahri, Senin (1/12/2025).
Menurut Saipul, saat ini cukup banyak sungai yang menyempit sehingga tidak mampu mengalirkan debit air dalam jumlah yang besar. “Untuk itu, perlu dilakukan normalisasi dan pelebaran sungai,” ujarnya.

Pada kesempatan itu juga, Saipul Bahri mendorong Pemko Medan agar memaksimalkan pelayanan bantuan terhadap korban banjir di Medan. “Bantuan terhadap korban banjir harus segera disalurkan agar mereka terbantu dengan segera,” katanya.

Dijelaskan Saipul, musibah banjir di Sumatera Utara pada umumnya, dan Kota Medan pada khususnya patut dijadikan intropeksi diri untuk perbaikan lingkungan. Setiap pihak harus berkaca serta koreksi diri dan tidak saling menyalahkan atas musibah banjir yang terjadi.
“Mari kita cintai alam dan lingkungan kita masing-masing. Jangan lagi membuang sampah sembarangan, apalagi ke parit dan sungai. Musibah ini harus kita jadikan pengalaman berharga,” ujar Saipul.

Begitu juga kepada perusahaan di daerah Medan Utara, Saipul Bahri meminta untuk turut serta dalam memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. “Kita harapkan semua pihak lebih peduli dengan kondisi banjir ini agar proses pemulihan bisa lebih cepat,” pungkasnya.
(map/ila)

PalmCo Manembus Wilayah Terisolasi untuk Salurkan Bantuan di Sumatera Utara dan Aceh

MEDAN, SUMUTPOS.JAWAPOS.COM — Gelombang banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera sejak akhir November menyisakan kerusakan luas. Jalan lintas nasional sempat terputus, aliran listrik padam berhari-hari, dan beberapa desa terisolasi, terutama di Sumatera Utara dan Aceh.

Di tengah keterbatasan itu, PTPN IV PalmCo bergerak cepat menyalurkan bantuan ke lokasi-lokasi yang paling sulit dijangkau.

Perusahaan yang berada di bawah subholding PTPN III (Persero) itu menurunkan bantuan logistik berupa beras, air kemasan, mi instan, telur ayam, makanan siap saji, serta obat-obatan dan perlengkapan P3K. Total distribusi mencapai ratusan paket yang disebar ke titik-titik pengungsian dan desa terdampak di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Langkat, hingga Kota Langsa.

Direktur Utama PTPN IV PalmCo Jatmiko K. Santosa, menegaskan bahwa dukungan kemanusiaan tersebut menjadi prioritas perusahaan, terlebih bagi warga yang terisolasi.

“PalmCo siap menembus segala penjuru di Sumatera Utara dan Aceh. Tidak ada lokasi yang terlalu jauh selama masyarakat masih membutuhkan,” ujar Jatmiko dalam keterangan tertulis, Senin (1/12/2025).

Tantangan Akses dan Respons Cepat
Sejak laporan awal bencana masuk, seluruh unit regional PalmCo disebutkan langsung bergerak. Kendala muncul ketika sejumlah ruas jalan tertutup material longsor atau terendam banjir, membuat jalur distribusi harus berulang kali disesuaikan.

“Di beberapa titik, tim harus mencari jalur alternatif karena akses utama terputus. Prinsipnya, bantuan harus sampai,” kata Jatmiko.

Ia menambahkan, langkah tersebut mencerminkan empati sekaligus komitmen perusahaan sebagai bagian dari masyarakat di daerah-daerah sekitar kebun dan pabrik mereka.

PalmCo juga mengerahkan personel dari Regional terdekat, yakni Regional 1, 2 dan 6 untuk melakukan pemetaan kebutuhan harian warga, terutama di wilayah yang akses logistiknya terganggu.

Seluruh unit, kata Jatmiko, diminta bekerja cepat sembari memastikan keselamatan tim di lapangan.

Selain bantuan logistik, PalmCo membuka akses komunikasi darurat berbasis internet satelit di Kantor PTPN IV Regional VI Langsa. Fasilitas tersebut menjadi tumpuan warga saat jaringan telekomunikasi benar-benar lumpuh.

“Komunikasi adalah kebutuhan vital di hari-hari awal bencana. Karena itu kami menyiapkan akses internet darurat agar masyarakat bisa memberi kabar kepada keluarga,” kata Jatmiko.

PalmCo memastikan akan terus melanjutkan distribusi bantuan hingga kondisi pulih. Tim lapangan disebut tetap memantau perkembangan akses dan kebutuhan warga di Sumatera Utara dan Aceh.

“Bencana belum sepenuhnya selesai. Kami akan terus hadir, termasuk di wilayah yang paling sulit dijangkau,” ujar Jatmiko.

Sementara itu, fasilitas yang diberikan tersebut sempat dipadati warga Langsa dan sekitarnya. Banyak yang datang hanya untuk mengirim pesan singkat kepada keluarga di luar daerah.

Mardiana, warga Desa Pondok Pabrik, Langsa, Aceh mengaku lega setelah berhari-hari tak dapat menghubungi keluarganya. “Yang paling membuat kami cemas itu bukan airnya, tapi tak bisa menghubungi siapa pun. Begitu bisa telepon anak saya di Medan, rasanya lega sekali,” ujarnya.

Apresiasi dari Pemerintah Lokal

Respons positif datang dari pemerintah setempat. Kepala Desa Pulau Pakih Babusalam, Kabupaten Langkat, Mawardi menyampaikan bahwa PTPN IV merupakan perusahaan pertama yang tiba di desanya membawa bantuan.

“PTPN IV adalah pihak pertama yang datang membawa bantuan ke desa kami. Warga sangat terbantu karena kondisi akses benar-benar sulit sejak banjir merendam jalan utama. Kami berterima kasih kepada PTPN IV atas kepeduliannya,” ujar Mawardi.

Selain itu, dukungan dari PTPN IV juga dirasakan oleh masyarakat di Tapanuli Selatan. Kepala Desa Hapesong Baru, Zulkarnain Siregar menyampaikan apresiasi atas bantuan alat berat dari PTPN IV yang digunakan untuk membuka akses jalan yang tertutup lumpur dan material banjir.

“Bantuan dari PTPN IV sangat membantu kami. Jalan desa sempat tertutup total dan warga tidak bisa keluar untuk mencari kebutuhan dasar. Setelah alat berat turun, akses kembali terbuka dan bantuan bisa masuk. Kami sangat berterima kasih atas respon cepat PTPN IV,” kata Zulkarnain.

Di tengah situasi darurat yang menyulitkan banyak pihak, langkah cepat PalmCo menembus wilayah terdampak menjadi salah satu dukungan yang ikut meringankan beban warga di masa-masa kritis. (ila)

Peduli Korban Banjir, Muslim Salurkan Bantuan Bahan Makanan

BANTUAN:Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Kota Medan Dr H Muslim MSP menyalurkan bantuan bahan makanan dari Fraksi Demokrat DPR RI kepada warga korban banjir di Komplek BTN Kelurahan Besar, Medan Marelan, Kota Medan pada Senin (1/12/2025) malam.
BANTUAN:Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Kota Medan Dr H Muslim MSP menyalurkan bantuan bahan makanan dari Fraksi Demokrat DPR RI kepada warga korban banjir di Komplek BTN Kelurahan Besar, Medan Marelan, Kota Medan pada Senin (1/12/2025) malam.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sekretaris Fraksi Demokrat DPRD Kota Medan Dr H Muslim MSP menyalurkan bantuan bahan makanan dari Fraksi Demokrat DPR RI kepada warga korban banjir di Komplek BTN Kelurahan Besar, Medan Marelan, Kota Medan pada Senin (1/12/2025) malam.

“Bantuan ini diberikan oleh Fraksi Demokrat DPR RI sebagai bentuk kepedulian kepada warga Kota Medan, khususnya warga Medan Utara dan sekitarnya yang menjadi korban banjir,” ucap Muslim.

Dikatakan Muslim, sejak 27 November 2025, warga di Medan Utara harus berjibaku menghadapi bencana banjir.

“Rumah warga berserta semua yang ada didalamnya terendam sampai beberapa hari. Mereka tidur di pengungsian, makan tidak makan dan kedinginan. Bahkan empat hari pascabanjir, masih ada yang belum bisa pulang ke rumah karena rumahnya masih tergenang,” ujarnya.

Dijelaskan Muslim, banjir yang terjadi pada 27 November 2025 merupakan salah satu banjir terbesar yang pernah terjadi di Kota Medan. Sementara, masalah banjir di Kota Medan menjadi polemik yang telah lama dibahas. Bahkan, Pemko Medan menjadikan masalah banjir sebagai salah satu program prioritas, hingga menggelontorkan anggaran sampai triliunan rupiah. Akan tetapi, banjir masih terus menerjang Kota Medan. “Pemko Medan harus bisa mencari penyelesaian masalah banjir di Kota Medan, khususnya di wilayah Medan Utara,” jelas Wakil Ketua Komisi 1 DPRD Kota Medan itu.

Sementara itu, salah seorang warga Komplek BTN, Kelurahan Besar, Medan Labuhan mengucapkan terimakasih atas bantuan yang diberikan, khususnya kepada Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono serta Ketua Partai Demokrat Sumut, M Lokot Nasution.”Terima kasih atas kepedulian dan bantuan yang diberikan kepada kami,” kata warga.(map/ila)

Auto2000 Medan Marelan Sediakan Tempat Pengungsian bagi Korban Banjir

MEDAN, SUMUTPOS.CO -Banjir besar yang melanda kota Medan memaksa ribuan warga mengungsi ke lokasi aman.

Salah satu lokasi yang menjadi pilihan warga untuk mengungsi adalah Auto2000 Medan Marelan yang merupakan dealer mobil Toyota yang berada di Kecamatan Medan Marelan.

Auto2000 Medan Marelan dengan tangan terbuka menerima ratusan warga sekitar yang menjadi korban banjir dengan menyediakan tempat tinggal sementara untuk menunggu air surut. Tidak hanya itu, pihak dealer juga menyediakan dapur umum dan berbagai kebutuhan warga.

Anton Jimmi Suwandy, Chief Executive Auto2000, mengatakan, Auto2000 cabang Marelan mulai membuka ruang sebagai lokasi pengungsian korban banjir sejak Kamis, (27/11/2025).

“Pertama, Auto2000 turut berduka atas musibah bencana alam yang terjadi di berbagai wilayah, termasuk di Medan,” ujar Anton dalam keterangan tertulisnya, Minggu (30/11/2025).

“Sebagai bentuk kepedulian, Auto2000 Medan, khususnya Cabang Marelan, sejak 27 November lalu telah membuka area cabang sebagai lokasi pengungsian sementara,” ujar Anton.

Hingga saat ini, kata Anton, Auto2000 cabang Marelan yang berada di Jalan Titi Papan, Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, telah menampung lebih dari 200 warga yang terdampak banjir terutama warga lanjut usia, perempuan dan anak anak.

“Ini juga merupakan inisiatif yang berangkat dari koordinasi antara Auto2000, pihak pemerintah khususnya Babinsa setempat dan warga terdampak,” ujar Anton.

“Selain itu, di area cabang Auto2000 Marelan dibuka dapur umum, dan Auto2000 turut menyediakan beberapa kebutuhan mendesak untuk membantu para pengungsi selama berada di area cabang kami,” katanya.

Anton mengatakan, Auto2000 juga berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan Grup Astra lainnya untuk memperkuat dukungan bagi masyarakat yang terdampak.

“Harapan kami, bencana ini dapat segera berakhir sehingga masyarakat dapat kembali beraktivitas dengan normal seperti sediakala,” katanya.

“Terkait dengan operasional cabang, per 29 Desember, cabang Auto2000 juga sudah kembali beroperasi, mengingat kebutuhan konsumen yang kendaraannya juga terkena dampak,” ujarnya. (ila)

Dugaan Pungli, Gubsu Diminta Ganti Kadis dan Kabid PUPR Sumut

Muhammad Abdi Siahaan alias Wak Geng
Muhammad Abdi Siahaan alias Wak Geng

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dugaan pungutan liar (pungli) di Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (Kadis PUPR) Sumatera Utara (Sumut) oleh oknum kepala bidang (kabid) HRH cs masih terus disoal. Kali ini, mendapat respon dari Praktisi Hukum Dr Panca.

Dia mendesak Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Bobby Nasution untuk segera bertindak.
”Kasus ini harus menjadi perhatian Gubsu, agar jangan terulang lagi kasus sebelumnya, apa lagi ini sudah buat resah internal Dinas PUPR,” kata DR Panca, kemarin.

Menurutnya, jika melihat kasus dugaan pungli berupa kutipan uang 10 persen hingga 20 persen dari nilai proyek yang dilakukan HRH cs ini sudah layak menjadi perhatian penegak hukum. Ditambah lagi adanya dugaan kasus jual beli jabatan di tubuh PUPR Sumut.
“Aparat penegak hukum sudah selayaknya melakukan inventarisir dan investigasi di lapangan untuk mengungkap fakta,” jelasnya.

Sementara kalangan akademisi, Dr Solihin turut mengomentari permasalahan ini.
Dr Solihin menilai seharusnya pejabat yang menduduki jabatan di Dinas PUPR Provinsi Sumut haruslah orang-orang yang sesuai dengan kemampuan (merite system).
“Artinya, tidak asal main caplok atau titipan saja. Kualitas SDM-nya juga harus disesuaikan agar menentukan hasil kerja dalam pembangunan infrastruktur di Sumut,” tandas Dr Solihin.

Dia menilai jika SDM disesuaikan dengan jabatan dan porsinya maka pembangunan Sumut memiliki wajah yang baik.

“Semua itu harus diawali dari itikad Gubsu untuk mengevaluasi guna mendapatkan orang yang benar benar baik bekerja di Dinas PUPR Sumut itu,” jelasnya.

Dr Solihin pun berkeyakinan bahwa Gubsu mampu membersihkan perilaku koruptif di Dinas PUPR Sumut jika melihat rekam jejak saat menjabat Wali Kota Medan.
Sementara, Aktivis Sosial Kemasyarakatan Pemantau Kinerja Aparatur Sipil Negara (ASN), Muhammad Abdi Siahaan mengatakan, bahwa praktik pungli dan jual beli jabatan di Dinas PUPR Sumut bukan menjadi rahasia umum lagi. Bahkan sudah berlangsung lama.

“Dinas PUPR sedari dulu menjadi lumbung cuan sehingga tidak heran siapapun berebut untuk masuk di dalamnya. Para pejabat di PUPR bahkan banyak yang memegang kendali proyek karena merek juga yang mengatur,” kata pria yang akrab disapa Wak Genk, Senin (1/12).

Bahkan Wak Genk mengetahui banyak seluk belum dan sisi gelap dari PUPR Sumut itu, karena dia kerap bertandang di kantor yang berlokasi di Jalan Sakti Lubis Medan itu.
Dia pun mendesak Gubsu Bobby Nasution segera bertindak bila tidak ingin dicap ikut berkolaborasi dengan antek-antek di PUPR Sumut.

“Saya harap Gubsu mengevaluasi kembali jabatan-jabatan yang ada di Dinas PUPR mulai dari kepala dinas dan kabid dan bila perlu mereka diganti, mengingat digaan pungli dan jual beli jabatan ini tidak terlepas dari peran mereka,” tegasnya.

Wak Genk juga mengaku pernah didatangi staf oknum di Dinas PUPR agar tidak lagi memberi statmen soal dugaan pungli dan permintaan fee proyek, seperti HRH cs.
“Saya memang ada diminta untuk tidak lagi membeberkan kasus kasus yang ada di PUPR seperti HRH itu, tapi dengan tegas saya katakan kepada mereka akan terus memantau sampai Gubsu benar-benar membersihkan praktik kotor itu,” tegasnya.

Sebelumnya dalam penelusuran wartawan di Kantor PUPR Sunut isu dugaan jual beli jabatan diduga terjadi.

”Untuk menduduki jabatan staf eselon 4 dipatokan harga Rp50 juta hingga Rp100 juta, semakin strategis jabatan yang diiisi semakin tinggi harga yang diminta, dan ini belum termasuk setoran lainnya,” beber orang dalam di Dinas PUPR Sumut itu.
Beda lagi harga untuk mengisi jabatan Kepala UPT di seluruh daerah Sumut. Itu menurutnya dihargai dari Rp150 juta hingga Rp200 juta.

Ironisnya, oknum yang mengatur jual beli jabatan di Dinas PUPR Sumut tersebut dilakukan orang yang sama, yakni HRH.
“Ya, kita taulah HRH ini seperti kaki tangannya dari petinggi di PUPR,” tandasnya.

Wartawan yang mencoba menemui HRH di Dinas PUPR Sumut Jalan Sakti Lubis Medan pada Jumat lalu itu berketepatan sudah habis jam kerja. “Pegawainya sudah berpulangan pak,” kata oknum di kantor PUPR Sumut.
Usai mendapat nomor telepon, HRH pernah memberi keterangan kepada wartawan, Minggu (9/11) lalu.

Dalam sambungan komunikasi WhatsApp HRS membantah terkait kasus-kasus tersebut.”Tidak ada saya lakukan itu,” kata HRS.
Satu per satu kasus dugaan kutipan uang kepada rekanan dan jual beli jabatan di Dinas PUPR Sumut dijabarkan wartawan, HRS tetap ngotot membantah tudingan itu.
”Ya, benar saya tidak melakukan itu,” tandasnya lagi. (azw)

Bencana, Eksploitasi, dan Ketidakadilan: Sumatera dalam Perspektif Negara dan Ekologi

Oleh: Dr. H. Tumpal Panggabean, MA

Dalam beberapa pekan terakhir, Sumatera—khususnya Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat—ditimpa rangkaian banjir bandang dan longsor yang mengerikan, menelan banyak korban jiwa, menghancurkan rumah, meratakan lahan pertanian, dan membuat ribuan orang mengungsi. Data terbaru menunjukkan, korban meninggal dunia mencapai ratusan, sementara ratusan lainnya hilang, dan ribuan terpaksa kehilangan tempat tinggal.

Namun lebih dari sekadar fenomena cuaca ekstrem atau bencana alam yang acak, banyak pihak—termasuk kelompok lingkungan—menyatakan, krisis ini seharusnya dilihat sebagai bencana ekologis dan bahkan kriminal ekologis: akibat kesalahan struktural dalam pengelolaan sumber daya, eksploitasi hutan dan tanah, serta ketidakmauan negara dan pemerintah pusat untuk mengambil tanggung jawab secara serius.

Eksploitasi Hutan, Alih Fungsi Lahan, dan Bencana yang Dipicu Manusia

Menurut pernyataan dari WALHI (Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) — sebagaimana dilansir media — tujuh perusahaan telah diidentifikasi melakukan aktivitas eksploitasi di kawasan hutan kritis, seperti kawasan hutan Batang Toru di Sumatera Utara. Perusahaan-perusahaan tersebut antara lain pertambangan, pembangkit listrik hidro, perkebunan sawit, dan proyek energi terbarukan (geothermal / mikro-hidro).

WALHI Sumut, melalui Direktur Eksekutifnya, mengemukakan bahwa “banjir bandang dan longsor bukan sekadar akibat hujan ekstrem, melainkan bencana ekologis akibat kegagalan negara mengendalikan kerusakan lingkungan.” Tambahan pula, sejumlah kayu besar terbawa arus banjir — dan citra satelit menunjukkan bahwa tutupan hutan di banyak titik telah hilang — sebagai bukti nyata bahwa aktivitas manusia telah menggunduli daerah yang seharusnya menjaga keseimbangan ekologis.

Pimpinan badan BUMN pun mendesak agar polisi di tiga provinsi terdampak segera mengusut pembalakan liar, dan menekankan bahwa “tangan manusia” terlibat dalam bencana ini — bahwa kerusakan hutan ilegal telah memperparah aliran air serta memicu longsor dan banjir bandang.

Dari perspektif ekologis dan struktural, ini menunjukkan bahwa bencana tersebut bukan hanya soal cuaca; melainkan soal model pembangunan jangka panjang: bagaimana izin diberikan kepada korporasi untuk membuka hutan, bagaimana regulasi ditegakkan (atau malah longgar), dan bagaimana keuntungan dikeruk sementara risiko lingkungan dan sosial menimpa rakyat dan alam.

Krisis Iklim, Kerusakan Lingkungan, dan Kebijakan Negara

Pernyataan dari pejabat nasional mempertegas bahwa peristiwa ini juga merupakan alarm krisis iklim dan lingkungan. Bila kita mengaitkan data kematian, pengungsi, dan kerusakan lingkungan dengan praktik eksploitasi hutan dan lahan — maka kita seharusnya menempatkan kejadian ini dalam bingkai krisis ekologis yang sistemik.
Dengan demikian, negara tidak bisa lagi berpangku tangan menunggu “alam yang marah” — karena sebagian besar penyebabnya adalah ulah manusia: alih fungsi lahan, eksploitasi hutan, kebijakan izin tambang/pabrik/perkebunan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap ekologi dan masyarakat.

Ketidakadilan Kebijakan: Jawa-Sentrik dan Disparitas Perhatian
Ironisnya — seperti Anda soroti — meskipun korban sudah sangat banyak (menurut berbagai laporan, korban bisa ratusan orang tewas, ratusan hilang, ribuan rumah rusak, ribuan pengungsi) — pemerintah pusat sampai saat ini belum menetapkan status “bencana nasional” untuk tragedi ini: status yang memungkinkan mobilisasi sumber daya besar-besaran, prioritas penanganan, dan perhatian nasional.

Padahal, status bencana nasional bisa menjadi bentuk tanggung jawab negara terhadap rakyat, serta pengakuan bahwa kerugian yang dialami bukan masalah lokal semata, melainkan tragedi kemanusiaan dan ekologis nasional. Penolakan atau kelambanan menetapkan status ini mengandung muatan ketidakadilan struktur — terutama terhadap wilayah di luar Jawa (seperti Sumatera). Dalam arti ini, pendekatan kebijakan dan respons negara tampak sangat “Jawa-sentrik”: fokus pada inti Jawa sambil menomorduakan wilayah lain yang menyumbangkan sumber daya alam besar bagi pembangunan nasional.

Akibatnya, korban — manusia, alam, komunitas lokal — berada dalam posisi rentan tanpa jaminan perlindungan yang memadai. Sementara itu, pertambangan, perkebunan, dan proyek besar tetap berjalan, kerusakan lingkungan terus terjadi. Ini bukan sekadar soal miskomunikasi atau kelalaian — tapi soal asimetri kekuasaan, pengabaian struktural, dan ketidakadilan politik terhadap daerah luar Jawa.

Perlunya Kajian Struktural dan Holistik atas Relasi Pusat–Daerah

Dalam konteks ini, Majelis Pimpinan ICMI Muda Pusat mendorong untuk melakukan kajian mendalam terhadap hubungan bernegara antara pusat (Jawa) dan daerah (luar Jawa) menjadi sangat relevan. Kajian semacam itu tidak cukup pada aspek ekonomi atau politik semata — tetapi harus holistik: meliputi aspek ekologis, kultural, sejarah, dan keadilan spasial.
Beberapa pertanyaan yang perlu dikaji antara lain :

1. Mengapa keputusan izin eksploitasi lahan/hutan di luar Pulau Jawa banyak diberikan tanpa memperhitungkan kerentanan ekologi dan sosial setempat?

2. Apakah mekanisme pengambilan keputusan di tingkat nasional memperhatikan suara dan hak masyarakat lokal terdampak?

3. Sejauh mana regulasi lingkungan ditegakkan — dan apakah sanksi terhadap pelanggaran serius ditegakkan secara tegas dan adil?
4. Bagaimana distribusi manfaat dan beban dari sumber daya alam: siapa merasakan keuntungan, siapa menanggung kerugian?
5. Apakah ada unsur struktural yang memperkuat dominasi pusat (Jawa) atas daerah luar Jawa — baik secara ekonomi, politik, maupun lingkungan?
6. Bagaimana mengubah paradigma pembangunan agar tidak hanya menekankan eksploitasi sumber daya, tapi juga keadilan ekologis, hak masyarakat adat/daerah, dan keberlanjutan?

Kajian semacam itu dapat membuka jalan bagi kebijakan yang lebih adil, menghormati hak daerah, menghargai alam, dan meminimalkan tragedi ekologis di masa depan.

Kesimpulan: Bencana Tak Hanya Alam, Tapi Hasil Politik dan Ekonomi

Bencana besar yang menimpa Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat akhir November 2025 seharusnya dilihat lebih dari sekadar akibat cuaca ekstrem atau iklim — melainkan juga sebagai produk dari eksploitasi ekologis, kebijakan yang memberi ruang bagi perusakan lingkungan, dan ketidakadilan struktural dalam hubungan pusat–daerah.

Menegaskan status bencana nasional, mengusut tuntas pelaku pembalakan/pembukaan hutan ilegal, meninjau ulang izin eksploitasi — itu semua adalah bagian dari tanggung jawab negara terhadap warga dan alam. Namun lebih dari itu, yang diperlukan adalah transformasi paradigma: dari pembangunan yang merusak dan menimbun keuntungan jangka pendek — ke pembangunan yang adil, ekologis, dan menghormati hak-hak komunitas lokal.

Dalam kerangka itu, dorongan kajian dari MP ICMI Muda Pusat bukan semata idealisme akademik — tetapi panggilan moral dan politik: agar relasi pusat–daerah dihitung ulang, sehingga tidak ada lagi tragedi ekologis seperti yang kita saksikan sekarang.

Tulisan ini bukan hanya seruan empati — tetapi seruan politik dan struktural. Dalam hal ini Majelis Pimpinan ICMI Muda Pusat merekomendasikan untuk menjadi fokus aksi dan advokasi:

1. Mendesak pemerintah pusat untuk segera mengakui tragedi ini sebagai *Bencana Nasional*, sehingga alokasi sumber daya, bantuan, dan tanggung jawab negara terhadap korban menjadi nyata.

2. Mendesak pengusutan serius terhadap semua aktor — korporasi maupun individu — yang terlibat dalam pembalakan, alih fungsi lahan, dan eksploitasi hutan/perkebunan di kawasan rawan.

3. Menyusun kajian mendalam (oleh akademisi, NGO, komunitas lokal) tentang relasi pusat–daerah dalam hal kebijakan sumber daya alam, lingkungan, dan keadilan spasial. ICMI Muda dengan setiap jenjangnya siap memainkan peran kunci dalam ini.

Dengan kombinasi advokasi, kebijakan pro-rakyat & pro-lingkungan, serta transformasi paradigma — tragedi seperti ini bisa dicegah, dan masa depan Sumatera maupun daerah luar Jawa tidak selalu identik dengan penderitaan ekologis dan ketidakadilan.

Penulis adalah Ketua Presidium Majelis Pimpinan ICMI Muda Pusat

DPW Forsa Sumut Apresiasi Audisi Forsa Idol IV DPC Forsa Kota Binjai

Ketua DPW Forsa Sumut Burhanuddin Sitepu diabadikan bersama pengurus DPC Forsa Kota Binjai dan para pemenang Forsa Idol 2025, Minggu (30/11/2025).
Ketua DPW Forsa Sumut Burhanuddin Sitepu diabadikan bersama pengurus DPC Forsa Kota Binjai dan para pemenang Forsa Idol 2025, Minggu (30/11/2025).

BINJAI, SumutPos.co- Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Fans of Rhoma and Soneta (Forsa) Kota Binjai sukses menggelar audisi Forsa Idol IV Tahun 2025, Minggu (30/11/2025). Ajang pencarian bakat bergengsi ini merupakan agenda tahunan yang digelar Forsa dalam melestarikan musik dangdut klasik.

Ketua DPW Forsa Sumut, Burhanuddin Sitepu dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasihnya kepada DPC Forsa Kota Binjai yang telah menggelar audisi Forsa Idol 2025. “Forsa Idol merupakan wahana penting yang berfungsi sebagai wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan bakat di musik dangdut. Ajang ini sekaligus menjadi pencarian bakat dan pelestari karya cipta Bang Haji Rhoma Irama yang bernuansa religi,” kata Burhanuddin Sitepu.

Sementara Sekretaris DPW Forsa Sumut Eko Blangkon mengatakan, setiap DPC Forsa se-Sumatera Utara bakal melaksanakan audisi serupa. Dari masing-masing DPC, akan dijaring tiga orang pemenang untuk mengikuti ajang Forsa Idol di tingkat wilayah Provinsi Sumatera Utara. “Pemenangnya akan diberangkatkan ke Jakarta menjadi Duta Forsa Sumut di ajang Grand Final Forsa Idol yang akan bersaing dengan utusan Forsa seluruh Indonesia,” kata Eko Blangkon.

Ketua DPC Forsa Binjai Ricky Wahyudi mengatakan, Forsa Idol IV DPC Kota Binjai ini mengusung tema “Sederhana tapi Berkesan”. Ricky mengucapkan terima kasih kepada DPW Forsa Sumut yang selalu mendukung seluruh program kerja DPC Forsa Binjai.

Hal senada disampaikan Pembina DPC Forsa Kota Binjai Joko Basuki SH. Dia juga berharap, DPC Forsa Kota Binjai dapat terus eksis dan selalu kompak dalam membesarkan Forsa di Sumatera Utara, khususnya Kota Binjai.

Sementara Ketua Panitia Sanel Harahap menyampaikan, adapun pemenang pada Forsa Idol IV Kota Binjai kali ini adalah, Juara 1 diraih Rara, Juara 2 Yuli, dan Juara 3 Irwansyah.

Selain dihadiri Ketua DPW Forsa Sumut Burhanuddin Sitepu SH dan Sekretaris Wilayah Eko Blangkon, audisi Forsa Idol Kota Binjai ini juga dihadiri unsur pengurus DPW Forsa Sumut diantaranya Ustadz H Zulkarnaen, Ustadz Tomy, Fitri Handayani, dan Bendahara Wartini. (adz)