24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 3274

Langgar PPKM Mikro, Warkop Mamak Disegel Satgas

LANGGAR PPKM: Tim Satgas Covid-19 Medan saat memeriksa Warkop Mamak di Jalan Merak Jingga, didapati melanggar PPKM Mikro.istimewa/sumu tpos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Petugas gabungan dari Pemko Medan bersama aparatur Kodim 0201/BS dan Polrestabes Medan kembali melakukan patroli Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro ditempat-tempat keramaian di Kota Medan, Sabtu (19/6) malam. Dalam razia itu, Warkop Mamak di Jalan Merak Jingga terpaksa disegel petugas karena melanggar PPKM Mkiro.

LANGGAR PPKM: Tim Satgas Covid-19 Medan saat memeriksa Warkop Mamak di Jalan Merak Jingga, didapati melanggar PPKM Mikro.istimewa/sumu tpos.

Sebelum melakukan patroli, para petugas terlebih dahulu mengikuti apel bersama yang dipimpin langsung Wali Kota Medan, Bobby Nasution di halaman depan Kantor Wali Kota Medan. Dalam arahanya Bobby Nasution mengatakan patroli PPKM Mikro merupakan tugas dan tanggung jawab yang harus di selesaikan, karenanya seluruh petugas harus tetap melaksanakanya dengan penuh semangat.

“Saya menyampaikan apresiasi kepada seluruh jajaran yang telah berusaha menangani covid-19 di kota Medan.Tugas ini menjadi tanggung jawab yang melekat pada kita, karena itu tetap semangat dalam menjalankan tugas ini,” kata Bobby Nasution.

Di samping itu, Bobby juga mengingatkan kepada seluruh petugas agar melakukan sosialisasi peraturan PPKM mikro ini dengan humanis namun tetap tegas.

“Lakukan sosialisasi ini dengan humanis namun tetap tegas, ketegasan ini untuk kebaikan masyarakat kota Medan agar masyarakat kita sadar pentingnya menjaga protokol kesehatan dan mematuhi PPKM Mikro,”pesannya.

Dalam apel gabungan yang juga dihadiri Wakil Wali Kota Medan, H. Aulia Rachman, unsur Forkopimda Kota Medan, Sekda Kota Medan, Wiriya Alrahman, pimpinan OPD dan para Camat ini, Bobby Nasution juga menyampaikan bahwa peningkatan kasus terkonfirmasi covid-19 dalam satu minggu terakhir sebanyak 414 orang atau jika diratakan perhari pasien covid-19 bertambah sebanyak 69 orang. Sedangkan tingkat kesembuhan dalam satu minggu terakhir sebanyak 257 atau jika diratakan pasien sembuh sebanyak 42 orang setiap harinya.

Walaupun kasus terkonfirmasi covid-19 di Kota Medan relatif masih cukup tinggi, namun tingkat ketersediaan tempat tidur pasien isolasi di Rumah Sakit atau Bed Occupancy Rate (BOR) di Kota Medan menurun dari 75% kini menjadi 43%. “Artinya tugas kita kedepan masih cukup berat, karena itu tetap jaga kesehatan dan tetap semangat,”p ungkasnya.

Usai mengikuti apel, seluruh petugas kemudian bergerak menuju ke masing-masing lokasi sesuai dengan rayon yang telah ditentukan. Adapun yang menjadi target PPKM Mikro ini adalah tempat-tempat keramaian seperti restoran ataupun cafe dan juga tempat hiburan malam yang ada di Kota Medan. Salah satu restoran ataupun cafe yang ditertibkan oleh petugas yaitu Chat Box di Jalan Putri Hijau dan Warkop Mamak di Jalan Merak Jingga.

Kedua tempat tersebut kedapatan masih beroperasi di atas waktu yang telah ditentukan berdasarkan Surat Edaran (SE) Wali Kota Medan Medan tentang perpanjangan PPKM Mikro yaitu pukul 21.00 WIB. Oleh petugas kedua tempat tersebut langsung ditertibkan, bahkan satu di antaranya harus di segel.

Di harapkan dari penyegelan ini memberikan pelajaran bagi para pelaku usaha lainya agar mematui PPKM Mikro sebagai upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Kota Medan. (rel/ila)

Tunawisma Meninggal di Depan Ruko

JASAD: Jasad tunawisma tergeletak di depan rumah ruko di Jalan KL Yos Sudarso Medan Labuhan, Minggu (20/6). istimewa/sumu tpos.

MEDAN, SUMUTPO.CO – Jasad tunawisma bertubuh kurus kering tergeletak di depan rumah toko (ruko) Jalan KL Yos Sudarso KM 16,6 Lingkungan VI, Kelurahan Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, Minggu (20/6) Mayat tunawisma itu ditemukan warga sudah kaku.

JASAD: Jasad tunawisma tergeletak di depan rumah ruko di Jalan KL Yos Sudarso Medan Labuhan, Minggu (20/6). istimewa/sumu tpos.

Tunawisma itu bertubuh dekil, dan hanya mengenakan kain seadanya untuk menutup tubuhnya yang kurus. Banyaknya tunawisma akibat kurangnya perhatian pemerintah terhadap kelompok tunawisma menimbulkan masalah sosial di Kota Medan. Pascaditemukan, petugas Polsek Medan Labuhan menyambangi lokasi kejadian.

Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan Iptu Andi Rahmadsyah mengatakan tunawisma ini diduga mengalami gangguan jiwa dan sudah lama menderita penyakit. “Dari pemeriksaan awal tidak ditemukan tanda-tandas kekerasan di tubuh korban, korban diduga meninggal karena sakit,” katanya.

Selanjutnya, jenazah tunawisma bernasib malang ini dibawa ke RS Bhayangkara Tingkat II Medan. (trb/ila)

Ahli Terapi, Ikhlas Obati Masyarkat tanpa Harap Imbalan, Ong Sinshe: Ini Pengabdian Saya ke Orangtua

BERSAMA: Ong Sinshe (dua kiri) foto bersama muridnya di tempat praktik, Komplek Karya Sehati Residence Jalan Karya Sehati No 7 Karang Barombak, Medan Barat, Minggu (20/6)

MEDAN, SUMUTPS.CO – Ong Sinshe, mengaku ingin mengabdikan dirinya kepada masyarakat, sebagai ahli pengobatan alternatif di Kota Medan. Ilmu sinshe yang digelutinya merupakan turunan dari almarhum ayahanda, Johanes alias Tehcing Tiong.

BERSAMA: Ong Sinshe (dua kiri) foto bersama muridnya di tempat praktik, Komplek Karya Sehati Residence Jalan Karya Sehati No 7 Karang Barombak, Medan Barat, Minggu (20/6)

“Pesan almarhum orangtua saya, jangan meminta imbalan atau mematokan harga kepada masyarakat yang ingin berobat layani mereka dengan sebaik-baiknya,” tutur Ong Sinshe yang memiliki nama lengkap Nixon Johanes di kediamannya sekaligus tempat praktik pengobat alternatif di Komplek Karya Sehati Residence Jalan Karya Sehati No 7 Karang Barombak, Medan Barat, Minggu (20/6).

Banyak pasien yang mengalami berbagai penyakit, seperti kelumpuhan, syaraf kejepit, dan penyakit lainnya sudah ditangani Ong Sinshe. “Saya tidak memandang suku, etnis, agama dalam menangani pasien, kalau bisa saya tangani langsung saya bilang bisa, kalau tidak ya tidak,” tegasnya.

Selama membuka praktik sinshe ini, sejumlah pasien dari berbagai daerah di Sumatera Utara (Sumut) dan di luar provinsi Sumut berdatangan untuk berharap jasa pria berusia 56 tahun ini. “Saya sudah 37 tahun menggeluti sebagai pengobat alternatif ini, sudah ribuan pasien saya tangani, baik kalangan dari kalangan atas dan bawah, semua saya terima, bahkan dokterpun ada yang berobat ke saya,” tutur pria bertubuh jangkung ini.

Teknik pengobatan yang diterapkan Ong Sinshe ini sangat sederahan sekali. Dengan tusuk gigi atau pun jarum dia bisa mengetahui penyakit seseorang itu. Setelah diketahui penyakit pasien, Ong kemudian melakukan terapi.”Alhamdulillah, syukur, dan puji tuhan, beberapa jam dalam penangan saya, pasien sudah ada perubahan,” jelas pria berkepala plontos ini.

Dalam pengobatan pasien, Ong Sinshe tidak ada memberikan obat. Baik itu obat tradisional maupun obat kedokteran.”Semua saya tangani secara terapi,” jelasnya.

Di rumah, Ong Sinshe juga menyediakan tempat rawat inap bagi pasien yang datang jauh ke rumahnya.”Begitu juga selama mereka rawat inap, saya tidak pernah meminta atau mematokan harga, seberapa mereka kasih saya terima, kalau tidak dikasih tidak apa-apa,” ujarnya.

Di masa pandemi Covid-19 ini, Ong Sinhe terpaksa membatasi jumlah pasien. Yang sebelumnya sehari hanya mampu menangani 25 pasien per harinya, sekarang menjadi 15 pasien saja.”Ini menghindari terjadinya kerumunan,” jelasnya.

Hanya saja jam praktik tetap buka dari pagi pukul 06.30 WIB sampai jam 12.00 WIB siang. Kecuali hari libur, Sabtu dan Minggu Ong Sinshe tidak membuka praktik pengobatannya.

“Kalau saya turuti pasien yang berdatangan banyak sekali, tapi saya tidak bisa melayani semuanya, karena untuk melayani satu pasien saja, mau tiga atau sampai tujuh jam, tapi kalau ada pasien gawat dan sangat butuh pertolongan mau tidak mau saya harus tangani juga,” ujarnya.

Ong Sinshe sekarang ini ingin mengenang jasa orangtuanya, Johanes alias Tehcing Tiong. Dia ingin pengabdian kepada masyarakat ini menjadi berkah bagi dirinya.”Saya bekerja ada moto, ‘Manusia Sedang Berbuat Langit Sedang Melihat’ inilah yang menjadi pedoman saya dalam bekerja,” sebutnya.

Apa yang saya lakukan menjadi pahala bagi saya termasuk untuk orangtua saya yang sudah meninggal dunia. (azw)

Dinilai Layak Jadi Cagar Budaya, Makam Patuan Bolatan Sudah Berumur Lebih 200 Tahun

ZIARAH: Ketua HWI Labuhanbatu, Elya Rosa Siregar saat berziarah ke makam Patuan Bolatan, yang merupakan sosok penting berdirinya Kota Rantauprapat. FAJAR DAME HARAHAP/SUMUT POS.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kondisi fakta dan aktual komplek pemakaman keluarga Raja Rantauprapat itu, memprihatinkan. Semak belukar menyelimuti areal perkuburan yang fenomenal tersebut. Jalan mendaki ke sana, pun hanya dibuat sekadarnya, beranaktanggakan tanah. Padahal, makam utama di belakang eks pabrik es, Kelurahan Sioldengan, Kecamatan Rantau Selatan, dan bersebelahan dengan komplek Perumahan Puri Indah Kampungbaru, Kabupaten Labuhanbatu itu, punya peran penting dalam awal berdirinya Kota Rantauprapat saat ini.

ZIARAH: Ketua HWI Labuhanbatu, Elya Rosa Siregar saat berziarah ke makam Patuan Bolatan, yang merupakan sosok penting berdirinya Kota Rantauprapat. FAJAR DAME HARAHAP/SUMUT POS.

Patuan Bolatan, demikian terpatri nama jasad yang bersemayam dalam makam itu. Tertulis pula di nisan, dimakamkan pada 1800. Makamnya bertingkat 7 anak tangga, menandakan jika makam itu merupakan raja. Patuan Bolatan merupakan sesepuh pendiri Kota Rantauprapat saat ini. Generasi penerusnya pun kini banyak yang memiliki peran penting dalam pemerintahan. Baik level provinsi maupun di pemerintahan lokal.

Ironis memang, areal tersebut seakan jauh dari kata terawat. Lumut menempel dan memenuhi dinding makam tersebut.

Situasi yang terjadi, mengundang perhatian dan keprihatinan sosok Elya Rosa Siregar. Mantan Ketua DPRD Labuhanbatu itu, merasa perlu menyambangi areal perkuburan itu, Kamis (17/6) lalu.

Bersama wanita yang juga Ketua HWI Labuhanbatu ini, tampak serta sejumlah wartawan. Areal yang lebih tinggi dari kawasan sekitar jadi lebih mencolok. Dan mudah ditemukan.

Memasuki komplek perkuburan itu, tampak Elya mesti hati-hati menyibak semak. Khususnya menghindari kemungkinan adanya binatang melata berbisa.

Menemukan fisik makam Patuan Bolatan bermarga Dalimunthe, Elya bersegera melakukan ritual ziarah kubur. Mengguyur makam dengan air bersih yang sejak semula dibawa. Tampak juga, bibirnya melafazkan ayat-ayat suci Alquran, dan melantunkan doa-doa untuk bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Taala, dalam hal memberikan kebaikan kepada arwah yang bersemayam di dalam makam.

“Kita ke sini untuk ziarah kubur. Sebagai bentuk hormat generasi saat ini kepada arwah para leluhur,” ungkap Elya.

Elya juga mengatakan, komplek tersebut sudah mesti dijamah. Butuh kepedulian khusus untuk merawatnya. Konon pula, makam itu menyimpan jasad tokoh yang pernah punya peran penting dalam keberadaan Kota Rantauprapat saat ini.

“Kita sebagai generasi penerus, mesti menghormati jasa para pendahulu. Maka kiranya perlu dirancang cara merawat komplek itu,” jelasnya. Pemkab Labuhanbatu dan Pemprov Sumut bisa merawat dengan menjadikan komplek tersebut sebagai bagian dari cagar budaya. Sebab, sudah dapat dijadikan sebagai situs bersejarah dengan usia makam yang lebih 200 tahun.

“Di nisan makam tertulis Patuan Bolatan meninggal di 1800. Maka makam ini sudah dapat dijadikan sebagai cagar budaya,” tegas Elya lagi.

Dari literatur yang ada, menyebutkan, di makam bersama 2 makam istrinya itu, dulunya adalah sosok sang pencetus perlawanan terhadap Sultan Bilah. Raja Rantauprapat yang bergelar Patuan Bolatan setelah berhasil mengerahkan rakyat untuk membelokkan alur air Sungai Bilah. Kebijakan ini menyebabkan pasokan air ke hilir Sungai Bilah mengalami pengurangan, saat itu. Wilayah Kesultanan Bilah yang di hilir Sungai Bilah, pun ikut merasakan dampak kekurangan pasokan air sungai.

Sikap perlawanan terhadap Kesultanan Bilah itu, membuat gusar Sultan Bilah. Tak memilih banyak perlawanan, pihak sultan justru mencari cara melakukan perdamaian. Menjodohkan putrinya ke cucu Raja Patuan Bolatan. Kesultanan Bilah menjodohkan putri Tengku Maharani, untuk dipersunting oleh Mangaraja Lela Setia Muda. Dan islahnya kedua kekuatan ini, menghasilkan kesepakatan menjadikan Mangaraja Lela Setia Muda sebagai penguasa dan raja. Api kemarahan Patuan Bolatan akhirnya padam. (fdh/saz)

Bupati Asahan Buka Musda 4 Kahmi dan Musda 2 Forhati, Surya: Harus Berperan dalam Pembangunan

BUKA: Bupati Asahan H Surya saat membuka Musda 4 Kahmi dan Musda 2 Forhati Kabupaten Asahan, Sabtu (19/6). DERMAWAN/SUMUT POS.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Bupati Asahan H Surya, membuka Musda 4 Kahmi dan Musda 2 Forhati Kabupaten Asahan di Halaman Sekretariat Kahmi Kabupaten Asahan, Sabtu (19/6) lalu. Pada bimbingan dan arahannya, Surya mengatakan, alumni HMI dituntut bisa menjadi perawat kemajemukan dan menjaga NKRI dalam kesatuan nilai Islam. Untuk itu, yang sangat dibutuhkan adalah adanya kesamaan langkah, semangat soliditas, solidaritas, dan sinergi yang kuat antara anggota Kahmi. Kahmi harus tampil sebagai garda terdepan menjadi perekat soliditas, solidaritas, dan sinergi bangsa.

BUKA: Bupati Asahan H Surya saat membuka Musda 4 Kahmi dan Musda 2 Forhati Kabupaten Asahan, Sabtu (19/6). DERMAWAN/SUMUT POS.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Kahmi harus berperan aktif membangun kehidupan Islam di berbagai sektor kegiatan publik, dan memelihara serta meningkatkan hubungan silaturahim antar anggota Kahmi. “Saya berharap Kahmi hendaknya punya peran signifikan dalam kemajuan daerah, dan bisa berperan mengakselerasi pembangunan di segala sektor, “ ucap beliau.

Menutup bimbingan dan arahannya, Surya mengatakan, atas nama pemerintah dia berharap kepada ketua terpilih hasil Musda nantinya, dapat memotivasi untuk berbuat yang bermanfaat dan berguna bagi masyarakat. Satu di antaranya jadi teladan yang baik bagi masyarakat di masa pandemi ini. Sebagai contoh, Kahmi harus dapat membantu pemerintah dalam mensosialisasikan protokol kesehatan (prokes) bagi masyarakat. Kemudian dapat menjalankan organisasi ini dengan lurus dan ikhlas serta memanfaatkan wadah ini untuk bekerja sama dengan Pemerintah Daerah dalam segi pembangunan, sosial, agama, pendidikan, dan lainnya.

Di kesempatan ini, Ketua Kahmi Kabupaten Asahan Periode 2015-2020, Zulkifli Siagian pada sambutannya, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Asahan yang telah berkenan hadir pada Musda 4 Kahmi dan Musda 2 Forhati Kabupaten Asahan. Dia berterima kasih kepada Pemkab Asahan yang telah membantu Kahmi Asahan dalam pembangunan Sekretariat Kahmi. Maka dari itu, Kahmi Asahan akan bersinergi dengan Pemkab Asahan dalam mensukseskan visi dan misi pemerintah, serta membantu membangun Kabupaten Asahan menjadi lebih baik lagi ke depannya.

Di kesempatan sama, Ketua Umum MW Kahmi Sumut, yang diwakili Ketua Bidang Organisasi, Riza Fahrumi Tahir berharap, kepada Ketua Kahmi Kabupaten Asahan terpilih, nantinya dapat melaksanakan semua program kerja Kahmi Kabupaten Asahan dengan sebaik mungkin, dan membangun jalinan komunikasi dengan seluruh elemen di Kabupaten Asahan.

Selanjutnya dia menjelaskan, Kahmi Kabupaten Asahan harus membantu setiap program dan visi misi pemerintah, sehingga Kabupaten Asahan yang lebih baik ke depannya dapat tercapai.

Di kesempatan ini, Bupati Asahan bersama dengan Sekretaris Umum MW Kahmi Sumut, Ketua Kahmi Periode 2015-2020, dan tamu undangan lainnya, memukul rebana menandakan Musda 4 Kahmi Kabupaten Asahan dan Musda 2 Forhati Kabupaten Asahan, telah resmi dibuka.

Pada Musda ini, tampak hadir Asisten Administrasi Umum, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Asahan, Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Asahan, Kepala Kesbangpol Kabupaten Asahan, Sekretaris Umum MW Kahmi Sumut beserta jajaran, Ketua Kahmi Kabupaten Asahan Periode 2015-2020 beserta pengurus, dan tamu undangan lainnya. (mag-9/saz)

Satgas TMMD Kodim 0204 DS Renovasi Masjid Al Muttaqin

RENOVASI: Anggota TNI dalam TMMD 0204 DS, saat merenovasi Masjid Al Mutaqqin di Desa Mabar, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deliserdang.SOPIAN/SUMUT POS.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Renovasi Masjid Al Muttaqin di Dusun 7 Pagar Gunung, Desa Mabar, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deliserdang, setahap demi setahap terus dikebut Satgas TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-111 Tahun Anggaran 2021 Kodim 0204 Deliserdang.

RENOVASI: Anggota TNI dalam TMMD 0204 DS, saat merenovasi Masjid Al Mutaqqin di Desa Mabar, Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deliserdang.SOPIAN/SUMUT POS.

“Proses renovasi Masjid Al Muttaqin ini telah dilakukan di semua sektor. Mulai dari dinding, lantai, atap, teras, hingga ke kamar mandi dan tempat wudhu,” ungkap Panwas TMMD, Kapten Kav Bambang Hermanto, Minggu (20/6).

Bambang juga mengatakan, pengerjaan renovasi Masjid Al Muttaqin dilakukan dengan cermat dan teliti, agar bangunan induk tidak sampai mengalami kerusakan yang cukup parah. Beberapa bagian dinding yang terlihat keropos, secara perlahan dikeruk dan kembali ditambal dengan semen yang lebih baru.

“Begitu juga atap seng yang mulai lapuk dimakan usia, seluruhnya diganti baru. Termasuk pengerjaan di bagian kamar mandi dan tempat wudhu, semuanya ditangani agar lebih baik dari sebelumnya,” katanya.

Renovasi masjid ini merupakan satu dari sejumlah target sasaran fisik TMMD ke-111 Tahun Anggaran 2021 Kodim 0204 DS, di wilayah Kecamatan Bangun Purba, Kabupaten Deliserdang. Beberapa sasaran fisik lainnya, meliputi pembukaan badan jalan dengan 2 jenis pekerjaan, yakni pengerasan dengan sirtu sepanjang 3.839 meter, dan pengerasan dengan cor beton sepanjang 2.545 meter.

“Pembuatan jembatan 4 unit, pemasangan box culvert 8 set, pemasangan pipa besi 6 titik, pembuatan TPT 10 meter, rehab RTLH 6 unit, dan rehab musala satu unit,” pungkas Bambang. (ian/saz)

Sudah Berusia 95 Tahun, Nenek Saomah Tetap Salurkan Hak Politik

PULANG: Nenek Saomah Sipahutar, warga Jalan AMD, Bakaran Batu, Rantau Selatan, Labuhanbatu, jadi pemilih tertua di PSU Kedua Pilkada Labuhanbatu.FAJAR DAME HARAHAP/SUMUT POS.

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Nenek Saomah Sipahutar, jadi perempuan tertua yang terdaftar sebagai pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 009 pada Pemilihan Suara Ulang (PSU) Kedua Kabupaten Labuhanbatu, Sabtu (19/6) lalu.

PULANG: Nenek Saomah Sipahutar, warga Jalan AMD, Bakaran Batu, Rantau Selatan, Labuhanbatu, jadi pemilih tertua di PSU Kedua Pilkada Labuhanbatu.FAJAR DAME HARAHAP/SUMUT POS.

Nenek Saomah saat ini berusia 95 tahun. Berangkat dari rumahnya di Jalan AMD, Kelurahan Bakaranbatu, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu, dia datang ke TPS 009, yang berjarak 100 meter, dengan berjalan kaki. Menggunakan tongkat, nenek Saomah dipapah anak perempuan dan cucunya. Menggunakan pakaian serba putih, sesampai di TPS, dia diperintahkan petugas untuk mengikuti prosedur protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Memang, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Labuhanbatu memperkuat pelaksanaan prokes di lokasi, saat pelaksaanan PSU di TPS 007 dan 009, Kelurahan Bakaranbatu. Selain mengantisipasi sebaran Covid-19, penekanan itu juga untuk menghindari celah-celah gugatan kesalahan pihak panitia yang memungkinkan dipolitisir pihak tertentu.

Di TPS, selain melengkapi kebutuhan logistik berupa surat suara, pihak Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Labuhanbatu, memang melengkapi fasilitas prokes Covid-19 di TPS. Yakni sarana mencuci tangan dan fasilitas ruang khusus bagi pemilih bersuhu tubuh tinggi.

“KPU memfasilitasi TPS sesuai dengan prokes Covid-19,” ungkap Ketua KPU Kabupaten Labuhanbatu, Wahyudi.

Pada saat pelaksanaan PSU Kedua ini, para pemilih diwajibkan dan mesti memakai masker dan cuci tangan sebelum memasuki TPS. Alhasil, nenek Saomah juga mesti mengikuti prosedur itu. Hadir di TPS dengan memakai masker, mencuci tangan, dan petugas mengukur suhu tubuhnya. Dia juga diwajibkan menunjukkan kertas undangan C6 dan e-KTP, sebagai syarat memilih di TPS. Dan sejumlah proses lanjutannya dilalui dengan lancar.

“Sudah sering ikut. Setiap ada Pemilu selalu hadir dan mencoblos di TPS,” tutur anak perempuan nenek Saomah, Iyah, ketika disapa, sembari memapah nenek Saomah kembali ke rumah. (fdh/saz)

Pemkab Sergai Gelar PPKM Mulai 15-28 Juni

KETERANGAN: Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sergai, Akmal, saat menyampaikan keterangan terkait pemberlakuan PPKM Kabupaten Sergai. SOPIAN/SUMUT POS.

SERGAI, SUMUTPOS.CO – Juru Bicara (Jubir) Satgas Covid-19 Pemkab Serdangbedagai (Sergai), Akmal menyatakan, penyebaran Covid-19 masih cukup mengkhawatirkan di wilayah Kabupaten Sergai. Pemkab Sergai pun merespons hal ini dengan menjalankan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

KETERANGAN: Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Sergai, Akmal, saat menyampaikan keterangan terkait pemberlakuan PPKM Kabupaten Sergai. SOPIAN/SUMUT POS.

Pemkab Sergai menuangkan kebijakan ini dalam Instruksi Bupati Sergai Nomor: 18.2/443/3594/2021, tentang PPKM, dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 di tingkat desa dan kelurahan, untuk pengendalian penyebaran Covid-19 di Kabupaten Sergai.

“Kebijakan ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Gubernur Sumut Nomor: 188.54/23/INST/2021, tertanggal 14 Juni 2021 lalu. Dan dalam Instruksi Bupati ini, ada 7 ketentuan yang diatur dalam rangka pembatasan kegiatan masyarakat,” ungkap Akmal, Sabtu (19/6) lalu.

Pertama, kata Akmal, terkait jumlah dan jam operasional sektor utama publik, seperti tempat kerja/perkantoran menerapkan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah, dan bekerja dari kantor (WFO) masing-masing sebesar 50 persen, dengan memberlakukan protokol kesehatan (prokes) secara lebih ketat.

Kedua, lanjutnya, sektor penting yang bekaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat tetap dapat beroperasi 100 persen, dengan peraturan jam operasional, kapasitas dan penerapan prokes secara lebih ketat. Akmal juga menyebutkan, tempat-tempat seperti restoran, rumah makan, kafe, warung kedai makan minum, angkringan, swalayan, pedagang kaki lima makan minum lainnya, dengan kapasitas di tempat 50 persen.

Sedangkan untuk jenis minuman melalui antar, dibawa pulang, diizinkan sampai pukul 21.00 WIB, begitu juga dengan tempat hiburan. Untuk kegiatan konstruksi beroperasi 100 persen dengan penerapan prokes yang lebih ketat.

“Tempat ibadah, kegiatan sosial masyarakat dan keagamaan lainnya, juga diperbolehkan di zona kuning, dengan kapasitas 50 persen, dan tentunya menerapkan prokes ketat. Sedangkan untuk zona oranye dan merah, tempat-tempat wisata harus dipastikan tutup,” jelas Akmal lagi.

Selanjutnya, mengintensifkan disiplin prokes, yakni 5M, mencuci tangan dengan sabun, menggunakan masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas.

“Ketiga, meningkatkan testing, tracing, dan treatment. Wajib juga ditingkatkan fasilitas kesehatan, yakni ruang isolasi dan ruang intensive care unit (ICU) sebesar 30 persen dari kapasitas,” bebernya.

Keempat, ungkap Akmal, meningkatkan monitoring dan koordinasi dengan seluruh stakeholder terkait secara berkala. Kelima mengoptimalkan kembali posko Satgas Covid-19 tingkat kabupaten hingga dusun serta lingkungan. Keenam, berupaya mencegah dan menghindari kerumunan dengan cara persuasif, maupun melalui cara penegakan hukum oleh Satpol PP, melibatkan aparat kemananan Polri dan TNI.

“Meski kita berada di zona kuning, setelah sebelumnya berada di zona oranye, bukan berarti kita mengendurkan waspada dan abai terhadap pandemi ini. Tapi harus tetap mengetatkan prokes, hingga akhirnya kita bisa di posisi zona hijau kembali,” pungkas Akmal. (ian/saz)

Teks Foto

BPEK PDIP Sumut Konsern Lestarikan Budidaya Durian Unggul, Festival Durian 2021 Bakal Digelar

MEDAN, SUMUTPS.CO – Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan (BPEK) PDI Perjuangan Sumut, tampak konsern melakukan budidaya dan melestarikan durian unggul yang ada di Sumut. Bahkan jika tidak ada aral melintang, berencana ingin menggelar Festival Durian 2021 ini.

“Tujuan kami, bagaimana orang melihat dulu apa itu durian. Kalau dibudidayakan bisa bermanfaat sampai ke anak cucu, karena makin tua pohon durian itu, buah makin enak, dan makin banyak buahnya,” ungkap Ketua BPEK PDI Perjuangan Sumut, Sugianto Makmur.

Hal itu disampaikan Sugianto dalam perbincangan dengan kolektor durian lokal Sumut dan penemu jambu madu, Sunardi, Betty Saragih, dari UPT Sertifikasi Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Sumut, di penangkaran bibit tanaman hortikultura perkebunan dan kehutanan CV Mulia Tani Paya Roba, Kecamatan Binjai Barat, Kota Binjai, Sabtu (19/6) lalu.

Perbincangan bertajuk ‘Lestarikan Durian Unggul untuk Sejahterahkan Petani’ itu, turut dihadiri Anggota DPRD Binjai Riyan Wijaya, dan dibuka secara virtual oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Mindo Sianipar. Hadir pula Sunardi selaku kolektor durian lokal Sumut.

Sugianto menjelaskan, berdasar hasil riset para ahli, potensi ekonomi dari penanaman durian unggul sangat luar biasa.

“Thailand saja bisa memeroleh pemasukan puluhan triliun Rupiah dari hasil pengembangan durian dengan luas lahan 160 hektare. Sementara di Indonesia memiliki luas lahan lebih dari Thailand, ada potensi ekonomi, dan petani kita bisa kaya raya. Jangan lagi ada stigma petani itu kere (miskin, red), menyangkul, tapi harus ubah pemikiran menjadi ‘petani menjanjikan’,” tutur Anggota Komisi B DPRD Sumut itu.

Prinsipnya, lanjutnya, yang diperlukan adalah promosi bagaimana orang datang ke Sumut yang pertama dicari itu adalah durian. Satu upaya melestarikan durian unggul di Sumut, kata Sugianto, BPEK PDI Perjuangan Sumut akan menggelar festival durian di beberapa daerah, seperti Nias, Langkat, dan Dairi. Diperkirakan pada saat 4 pekan panen raya di Oktober dan November 2021.

“Festival durian unggul nantinya dilaksanakan di daerah tersebut secara bergantian. Pemenangnya disediakan hadiah. Dalam hal ini kami juga butuh bantuan Dinas TPH Sumut untuk menyertifikasi bibit durian unggul dan Pak Sunardi sebagai juri. Peserta festival tak hanya membawa buah durian, tapi juga pohonnya. Kelanjutannya kabupaten/kota membuat pustaka plasma durian unggul,” tutur Sugianto.

Sunardi selaku kolektor durian, mengapresiasi program BPEK PDI Perjuangan Sumut melestarikan durian unggul di Sumut, dan berharap pemerintah membuat satu areal lahan khusus budidaya tanaman durian, apakah di Dairi, Langkat, atau daerah lainnya.

“Durian ini kekayaan yang luar biasa, karena bisa mengangkat harkat martabat petani. Kami bangga karena masih ada yang peduli terhadap kami. Satu PR (pekerjaan rumah) bagi kami untuk menciptakan durian unggul go internasional. Di Malaysia bisa membuat festival durian setiap tahun. Di Binjai-Langkat baru 17 jenis durian lokal yang dibudidayakan, seperti durian musangking, durian kani, durian janda, dan jenis lainnya, bisa menjadi tuan di rumah sendiri,” ujar Sunardi.

Sementara Bety Saragih menyebutkan, benih bibit durian unggul harus disertifikasi dan harus didaftarkan ke Kementerian Pertanian.

“Kalau mau kontes atau festival durian, harus dipersiapkan jenis benih unggul yang sudah sertifikasi. Kami akan memfasilitasinya,” pungkasnya. (prn/saz)

Dugaan Kecurangan PPDB di MTsN Binjai: Kakanwil Ancam Berikan Sanksi Tegas

SEKOLAH: MTSN Binjai di Jalan Pekanbaru Nomor 2A, Kelurahan Rambung Barat, Binjai Selatan.teddy akbari/sumut pos.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Sumut sudah merespons kabar dugaan kecurangan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) di Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Kota Binjai. Kepala Kanwil Kemenag Sumut, Syahrul Wirda mengaku, baru mengetahui kabar dugaan kecurangan tersebut, dari konfirmasi wartawan.

SEPI: Kondisi MTsN Kota Binjai yang berada di Jalan Pekanbaru Nomor 2A, Kelurahan Rambung Barat, Kecamatan Binjai Selatan, Kota Binjai.

“Belum, belum dengar. Apa kecurangannya? Apa masalahnya?” tanya Syahrul, saat dikonfirmasi, akhir pekan lalu.

Oleh wartawan, kemudian memberi penjelasan dugaan kecurangan dimaksud. Terdapat perbedaan nama peserta yang lulus saat mendaftar dengan hasil yang dinyatakan pada pengumuman kelulusan. Sementara nomor ujiannya sama.

“Kenapa bisa terjadi seperti itu? Memang betul itu? Coba dicek ada berapa yang seperti itu,” desaknya.

Mendengar penjelasan wartawan, dia menegaskan, Kanwil Kemenag Sumut akan menindaklanjuti hal tersebut kepada kepanitiaan.

“Nanti akan kami tindak lanjuti panitianya. Yang bertanggung jawab ini panitia,” tegas Syahrul.

Syahrul juga terdengar berang, ketika dugaan kecurangan dibarengi dengan sejumlah uang tunai yang disisipkan untuk meloloskan peserta PPDB.

“Kalau kamu bisa buktikan, besok saya copot itu. Jangan fitnah ya, jangan kata orang-kata orang,” tegasnya.

Namun demikian, wartawan menjelaskan, data peserta yang mendaftar dengan yang dinyatakan lulus dapat diperoleh dari website MTsN Kota Binjai.

Dugaan kecurangan makin kuat, lantaran website tidak lagi menampilkan hasil peserta PPDB yang dinyatakan lulus.

“Itu nanti kita tanya sama panitia bagaimana. Akan ada sanksi tegas, saya tidak mentolerir (toleransi), saya komitmen dengan itu. Tidak mau masa lalu terulang kembali, saya sudah letih. Terima kasih atas informasinya,” kata Syahrul.

Jumlah seluruhnya sebanyak 16 siswa diduga siluman, yang dinyatakan lulus sebagai siswa baru Tahun Pelajaran 2021 di MTsN Kota Binjai. Praktik ini diduga berjalan mulus setiap tahunnya pada sekolah keagamaan. Oknum-oknum di sekolah keagamaan yang berbuat demikian, sangat disesalkan masyarakat. (ted/saz)