25 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 3580

Maret, Lansia Mulai Divaksin, Vaksin Covid-19 yang Digunakan Buatan Biofarma

SUMUTPOS.CO – Pelaksanaan vaksinasi tahap II di Sumatera Utara bakal dimulai pada Maret mendatang. Vaksinasi tahap II ini menargetkan kelompok lanjut usia (Lansia), di atas umur 60 tahun dan menyasar pekerja publik.

“Tahap kedua ini difokuskan untuk lansia dan pekerja publik. Persiapan yang dilakukan masih menunggu arahan lebih lanjut dari pemerintah pusat,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah ketika dihubungi wartawan, Senin (22/2).

Kata Aris, vaksinasi tahap dua nantinya, vaksin yang digunakan komposisinya sama tetapi merk-nya berbeda. Namun demikian, Aris enggan menjelaskan secara detailn

“Kalau sebelumnya dikatakannya vaksin berasal dari Cina, kali ini vaksin yang akan digunakan adalah vaksin baru buatan PT Biofarma,” ucapnya.

Aris mengaku, target warga lansia yang akan divaksin di Sumut sebanyak 200 ribu hingga 300 ribu orang. Untuk daerah yang menjadi sasaran adalah Kota Medan. “Kita prioritaskan yang ada di Kota Medan dulu karena merupakan ibukota provinsi dan ini juga arahan pemerintah pusat. Meski banyak lansia di daerah, namun Medan merupakan episentrum,” tandasnya.

Sementara, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah membuka pendaftaran lewat formulir yang bisa diisi secara online di situs resmi www.kemkes.go.id dan www.covid19.go.id. Juru bicara program vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi, mengimbau agar para lansia dengan penyakit kronis atau kondisi penyerta segera berkonsultasi dengan dokter. Tujuannya agar bisa dipastikan tubuh dalam konfisi fit untuk menerima vaksin.

“Untuk lansia yang selama ini memiliki penyakit kronik segera kontrol dulu ke dokternya, misalnya punya penyakit jantung, kelainan darah, atau penyakit ginjal. Kontrol ke dokternya pastikan bisa diberikan keterangan layak vaksin, bisa dalam bentuk surat,” kata Nadia dalam konferensi pers yang disiarkan Forum Merdeka Barat 9, Senin (22/2).

“Kalau punya komorbid, misalnya penyakit darah tinggi, asma, dan gula darah ini sebaiknya diobati dulu. Nanti kalau sudah terkontrol dengan baik silahkan datang ke fasilitas pelayanan kesehatan,” lanjutnya.

Ketua Satgas Nahdlatul Ulama (NU), Makky Zamzami, menyarankan agar pelaksanaan vaksinasi Covid-19 untuk lansia dilakukan secara khusus. Ini karena kelompok lansia kemungkinan besar memiliki keterbatasan seperti tidak bisa mengantri terlalu lama atau memiliki komorbid yang tidak terkontrol.

Makky menyarankan vaksinasi dilakukan di fasilitas yang memungkinkan untuk memantau kondisi para lansia selama satu hari penuh. Jadi lansia yang datang dengan kondisi seperti tekanan darah tinggi atau gula darah dapat langsung dibantu tanpa harus menunggu penjadwalan ulang vaksinasi.

“Saya harap perlu dipikirkan suatu alternatif. Jadi membentuk suatu one day care service, satu tempat di mana satu hari penuh lansia bisa datang, yang ketika dia tinggi tensi atau gulanya diturunkan dulu. Diobservasi dulu dalam satu hari penuh kemudian divaksin,” pungkas Makky.

84,7 Persen Nakes Sumut Divaksin

Terkait vaksinasi terhadap tenaga kesehatan dosis I, Juru Bicara Satgas Covid-19 Sumut dr Aris Yudhariansyah mengatakan, saat ini sudah mencapai 81,9persen atau 58.230 orang dari sasaran 71.058 orang di 33 daerah. Sedangkan jumlah nakes yang tunda vaksin sebanyak 14.128 orang. “Nakes paling banyak divaksin (dosis 1) adalah di Kota Medan 18.174 orang. Kemudian, Deli Serdang 4.689 orang, Langkat 2.557 orang, Pematangsiantar 2.413 orang, dan Simalungun 2.263 orang,” beber dia.

Disebutkannya, nakes yang sudah disuntik vaksin dosis 2, Aris menyebutkan, jumlahnya kini 22.273 orang yang meliputi 21 daerah. Jumlah paling banyak, yaitu Medan 9.278 nakes, Deli Serdang 2.612 nakes, Simalungun 1.436 nakes, Karo 1.223 nakes, dan Pematangsiantar 1.238 nakes.

Terkait kasus baru Covid-19 di Sumut, Aris menuturkan, masih terus bertambah. Namun, kasus baru terkonfirmasi positif hanya bertambah 97 orang dengan akumulasi 23.755 orang. “Kasus baru positif didapatkan dari 6 kabupaten/kota, yaitu Medan 75 orang, dan Deliserdang 14 orang,” tuturnya.

Sedangkan kasus baru sembuh, sambung Aris, bertambah 105 orang dari 9 daerah dengan akumulasi 20.560 orang. Pasien Covid-19 sembuh paling banyak berasal dari Medan 67 orang, dan Batu Bara 13 orang. Sementara angka kematian Covid-19, kembali bertambah 5 kasus baru di antaranya Medan 3 orang, Deli Serdang 1 orang, dan Karo 1 orang. Dengan penambahan tersebut, akumulasinya menjadi 813 orang meninggal.

“Dengan data penambahan kasus baru harian tersebut, penderita aktif Covid-19 Sumut saat ini berjumlah 2.382 orang dengan rincian 589 orang isolasi di rumah sakit dan 1.793 orang isolasi mandiri. Jumlah ini menurun sedikit dibanding sehari sebelumnya yaitu 2.395 orang,” tandasnya.

Angka Kematian di Medan Menurun

Terpisah, Juru bicara Satgas Covid-19 Kota Medan, dr Mardohar Tambunan MKes kepada Sumut Pos mengakui, penyebaran Covid-19 di Kota Medan masih terus mengalami peningkatan dari hari ke hari. Setiap harinya, jumlah masyarakat Kota Medan yang terpapar Covid-19 meningkat sekitar 20 sampai 40 orang per hari.

Namun peningkatan angka penyebaran Covid-19, masih dibarengi dengan peningkatan angka kesembuhan yang juga cukup meningkat dari hari ke hari. “Angka terpapar memang masih tinggi, itu yang menjadi tugas kita bersama untuk menurunkan jumlah orang yang terpapar dengan menerapkan prokes secara serius. Tetapi Alhamdulillah, jumlah yang sembuh juga cukup tinggi, bahkan sering melebihi jumlah yang terpapar setiap harinya,” ucap Mardohar Tambunan.

Ditambah lagi, kata Mardohar, angka kematian karena Covid-19 justru menurun dari hari ke hari. Sebab, rata-rata yang terpapar Covid-19 saat ini adalah mereka dengan gejala ringan sampai sedang atau bahkan orang tanpa gejala (OTG). “Angka kematian juga grafiknya menurun, yang meninggal rata-rata yang berusia sudah lanjut atau mereka yang punya penyakit bawaan. Saat ini rata-rata yang terpapar itu adalah mereka dengan gejala ringan sampai sedang dan OTG,” ujarnya.

Diterangkan Mardohar, untuk mereka dengan gejala ringan sampai sedang, termasuk para OTG, rata-rata diminta untuk melakukan isolasi mandiri di rumah masing-masing, walaupun ada juga yang bersedia dirawat di RS. “Walaupun seharusnya, yang betul itu adalah dirawat di RS. Tapi karena tidak ada payung hukumnya, maka kita tidak bisa memaksa mereka yang terpapar untuk di rawat di RS. Kecuali mereka dengan gejala ringan sampai sedang, biasanya mereka sendiri yang minta untuk di rawat di RS,” katanya.

90 Persen Nakes di Medan Sudah Divaksi

Di sisi lain, Mardohar juga menerangkan tentang perkembangan proses vaksinasi kepada para tenaga kesehatan (nakes) di Kota Medan. Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat di Dinas Kesehatan Kota Medan itu menerangkan, jika proses vaksinasi kepada para nakes di Kota Medan hampir rampung. Sebab, proses vaksinasi telah mencapai 90 persen lebih. “Proses vaksinasi untuk nakes, Alhamdulillah sudah sekitar 90 persen lah. Paling hanya tinggal sedikit lagi, ada beberapa nakes yang cukup sibuk dan sulit menyesuaikan waktu, tapi begitu pun dalam waktu dekat ini kita yakin bisa selesai,” jawab Mardohar.

Dijelaskan Mardohar, rata-rata nakes telah melakukan vaksinasi sebanyak dua kali, sesuai dengan ketentuan bahwa proses vaksinasi yang memang harus dilakukan sebanyak 2 kali, dimana vaksinasi kedua dilakukan 14 hari setelah proses vaksinasi pertama. “Tapi ada cukup banyak juga yang baru sekali, itu lah yang mau diselesaikan dengan melakukan vaksinasi kedua. Ada beberapa yang memang belum di vaksinasi, tapi akan di vaksinasi dalam waktu dekat, dan ada juga yang tidak bisa di vaksin karena ketentuan, misalnya karena nakes tersebut sudah pernah terpapar atau sudah pernah jadi penyintas,” jelasnya.

Begitu pun, Dinkes Kota Medan belum dapat memastikan kapan jadwal yang ditentukan untuk segera merampungkan proses Vaksinasi tersebut. “Secepatnya lah, secepatnya nakes yang wajib di vaksin akan kita vaksin. Mudah-mudahan segera selesai lah, biar bisa dilanjutkan segera (vaksinasinya) ke masyarakat luas,” ungkapnya.

Untuk itu, Mardohar berharap agar seluruh masyarakat Kota Medan dapat mematuhi protokol kesehatan untuk sama-sama menekan angka penyebaran Covid-19 di Kota Medan. “Kita juga berharap, agar nantinya proses vaksinasi dapat berjalan lancar kepada masyarakat. Tetap jaga prokes, bukan berarti dengan adanya vaksin kita tidak perlu menerapkan prokes, justru prokes tetap harus dijalankan. Supaya proses vaksinasi ini bisa lebih cepat memutus mata rantai pandemi,” tutupnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data dari Satgas Covid-19 Kota Medan, pada Minggu (21/2) pukul 18.30 WIB, jumlah terkonfirmasi Covid-19 di Kota Medan telah mencapai 11.943 orang. Sebanyak 10.205 diantaranya telah dinyatakan sembuh, 400 lainnya meninggal dunia, sisanya masih mendapatkan perawatan di RS serta menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. (ris/map)

Pembinaan Usia Dini Harus Ditata

Pemerhati sepak bola asal Sumut, Idris SE MAP

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pembinaan usia dini merupakan dasar melahirkan pemain berbakat. Banyaknya kompetisi usia dini merupakan hal positif bagi sepak bola Indonesia. Namun, kompetisi atau turnamen ini harus ditata dengan baik.

Pemerhati sepak bola asal Sumut, Idris SE MAP.

Hal itu dikatakan pemerhati sepak bola nasional asal Sumatera Utara, Idris SE MAP. “Dulu pembinaan atau turnamen itu sedikit, tapi terkoordinasi. Sekarang banyak, tapi tidak terkoordinasi,” ujar Idris di Medan, Senin (22/2).

Dijelaskan, even yang banyak tyersebut harus dikoordinasikan kepada semua pihak. “Menjadi tugas PSSI untuk merangkul ini. Mereka rangkul turnamen-turnamen seperti ini, kalau sudah masuk level Soeratin jadi tanggung jawab penuh PSSI,” jelas mantan CEO PSMS tersebut.

Menurutnya, pembinaan pemain muda harus dilakukan dengan sinergi. Tidak hanya harus berjenjang, pembinaan melalui turnamen untuk usia muda seharusnya diintegrasikan agar jadwalnya tidak tumpang-tindih.

“Masyarakat dan dunia usaha ini juga ikut bergerak artinya mereka perlu dibimbing. Jadwalnya diatur, jangan sampai tabrakan. Kalau tidak ada koordinasi, latihan terus tapi tidak ada kejuaraannya. Pas di momen tertentu turnamennya yang padat, tidak sempat latihan,” kata Idris.

Di sisi lain, penerapan kurikulum sepak bola nasional dalam filosofi sepak bola Indonesia (Filanesia) mulai menyentuh turnamen-turnamen yang diinisiasi swasta. Dan, saat ini,hampir semua kelompok umur sejak U-9 hingga U-18 memang sudah ada kompetisinya.

“Namun sebarannya belum merata dan terlalu terpusat. Menjadi tugas bidang pembinaan usia muda PSSI untuk menggairahkan kompetisi kelompok umur di luar Jawa karena potensi pemain cukup banyak di sana,” tambahnya.

Idris juga menyarankan agar PSSI berfokus pada kompetisi usia muda yang mendekati senior. Sementara usia muda di bawahnya, termasuk usia dini, digarap stakeholders yang lain.

“Di kelompok usia bawah ini, PSSI fokus sosialisasi Filanesia, memperbanyak pelatih muda berlisensi, dan aktif menggandeng Pemerintah Pusat maupun Daerah untuk pengembangan sarana bermain bola yang layak. Sekarang ini, masih sangat terbatas lapangan latihan untuk anak-anak kita,” paparnya.

Selanjutnya yang paling penting dalam pembinaan sepak bola usia dini harus dilakukan pembinaan dengan mempergunakan teori sepak bola. Hampir semua sekolah sepak di Indonesia tidak satu pun memiliki pelatih yang menguasai teori sepakbola yang benar. Akibatnya, yang lahir adalah pemain sepakbola otodidak.

“Di sinilah peran PSSI untuk mengirim pelatih pelatih muda kita untuk belajar seperti apa sih cara menendang bola yang benar? Bagaimana menahan bola yang benar, bagai cara passing bola yang benar?. Dan banyak lagi teori lainnya,” paparnya.

“Saya pernah melihat di Korea Selatan, dimana anak-anak dilatih sesuai teori dulu setelah benar baru masuk ke teori bagaimana bertahan dan bagaimana menyerang serta game-game yang lain. Ini lah yang dilakukan oleh negara negara Eropa mau pun di Asia walaupun penduduk nya sedikit tapi memiliki pemain yang berkualitas,” pungkasnya. (dek)

Sidang Korupsi Pembuatan Tanggul di Tebingtinggi, Mantan PPTK Divonis 16 Bulan Penjara

SIDANG: Terdakwa Poniran (baju putih) mendengarkan hasil sidang secara virtual di Ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (22/2).agusman/sumut pos.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mantan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Poniran, divonis hakim selama 1 tahun 4 bulan (16 bulan) penjara. Dia terbukti bersalah melakukan korupsi pembuatan tanggul Seipadang Tebingtinggi yang merugikan negara sebesar Rp123 juta Tahun Anggaran 2013, di Ruang Cakra 8 Pengadilan Tipikor Medan, Senin (22/2).

SIDANG: Terdakwa Poniran (baju putih) mendengarkan hasil sidang secara virtual di Ruang Cakra 8 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Senin (22/2).agusman/sumut pos.

Dalam amar putusan yang dibacakan Hakim Ketua Immanuel Tarigan, terdakwa terbukti melanggar Pasal 3 Undang Undang (UU) No 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo UU No 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana. “Mengadili, menjatuhkan terdakwa Poniran oleh karenanya dengan pidana penjara selama 1 tahun 4 bulan penjara denda Rp50 juta subsider 2 bulan kurungan,” ujarnya.

Dalam kasus yang sama, Wakil Direktur CV Saftri, Samsul divonis selama 1 tahun 10 bulan (20 bulan) penjara. Selain itu, dia juga didenda sebesar Rp50 juta subsider 2 bulan kurungan.

Menurut majelis hakim, perbuatan kedua terdakwa tidak mendukung program pemerintah dalam pemberantasan korupsi. Sedangkan hal yang meringankan, kedua terdakwa bersikap sopan dipersidangan.

Tuntutan ini lebih rendah dari JPU Edwin Lumbantobing, yang semula menuntut terdakwa selama 2 tahun penjara denda Rp50 juta subsider 3 bulan kurungan. Sedangkan terdakwa Samsul, semula dituntut selama 2 tahun 6 bulan denda Rp50 juta subsider 3 bulan kurungan. Atas vonis ini, terdakwa Poniran dan Samsul kompak menyatakan pikir-pikir.

Mengutip surat dakwaan, kasus bermula saat sejumlah item pekerjaan lanjutan Pembuatan Tanggul Sei Padang pada Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Tebing Tinggi TA 2013, hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Sumut, tidak sesuai spesifikasi dan terjadi kelebihan pembayaran sekaligus menimbulkan kerugian keuangan negara sebesar Rp1,3 miliar lebih.(man/azw)

Kejari Bakar Narkoba dan Barang Bukti Kejahatan

PEMUSNAHAN: Kajari Binjai, Andri Ridwan (kanan) melakukan pemusnahan barang bukti di halaman kantor Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai Utara, Senin (22/2).tedi/sumut pos.

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kejaksaan Negeri (Kejari) Binjai melakukan pemusnahan barang bukti narkoba dan barang bukti kejahatan. Pemusnahan barang bukti itu dengan cara dibakar di halaman kantor Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai Utara, Senin (22/2). Pemusnahan tersebut turut disaksikan unsur dari Pemerintah Kota, Polres, Badan Narkotika Nasional dan Pengadilan Negeri Binjai.

PEMUSNAHAN: Kajari Binjai, Andri Ridwan (kanan) melakukan pemusnahan barang bukti di halaman kantor Jalan Tengku Amir Hamzah, Binjai Utara, Senin (22/2).tedi/sumut pos.

Adapun BB yang dimusnahkan, 360,72 gram sabu, 497 dan 3/4 butir pil ekstasi, 591,73 gram daun kering ganja, 18 unit ponsel, 1 unit pistol mainan serta 1 unit pisau. “Barang bukti yang dimusnahkan dari beberapa perkara yang sudah mempunya kekuatan hukum tetap atau dalam bahasa hukumnya inkrah,” kata Kajari Binjai, Andri Ridwan.

Pemusnahan yang dilakukan Kejari Binjai adalah perdana di tahun 2021. “Dan (pemusnahan) ini akan berlanjut setiap tiga bulan sekali,” sambung mantan Kajari Langkat ini.

Alasannya pemusnahan BB dilakukan dengan cara dibakar, ujar dia, agar tidak dapat dipakai lagi. Meski baru dua bulan tahun 2021, kata Andri, tren perkara narkotika menunjukan grafik meningkat.

“Tahun 2020 juga masih mendominasi perkara narkotika sampai 80 persen. Dibanding dengan perkara lain, perkara narkoba masih lebih tinggi,” beber dia.

Meski demikian, lanjut dia, Kejari Binjai sudah berupaya agar memberi efek jerah kepada masyarakat dengan menjatuhkan tuntutan kepada terdakwa narkotika di atas lima tahun penjara. Pun nyatanya, perkara narkoba masih menunjukan grafik meningkat.

Sementara untuk barang bukti kendaraan, Kejari Binjai juga melakukan eksekusi berdasarkan kekuatan hukum tetap yang diterbitkan oleh Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi ataupun Mahkamah Agung.

“Kalau isi putusan terhadap barang bukti kendaraan dinyatakan dirampas negara, maka dilakukan pelelangan yang kemudian jadi pendapatan negara. Sementara kalau dimusnahkan, seperti ini dibakar sampai habis,” kata dia.

Bagi masyarakat yang ingin mendapatkan barang bukti kendaraan, dapat mengikutinya melalui proses lelang. Kata dia, Kejari Binjai baru saja melakukan porses lelang. (ted/azw)

Kasus Dugaan Perdagangan Bayi, Polda Sumut Tangguhkan Penahanan Dua PNS

PEMERIKSAAN: Dua bidan yang merupakan PNS di Dinas Kesehatan Deliserdang, RS dan SP saat menjalani pemeriksaan di Polda Sumut, kemarin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Polda Sumut) menangguhkan penahanan terhadap dua bidan asal Tanjungmorawa yang diduga terlibat dalam kasus perdagangan bayi di Medan.

PEMERIKSAAN: Dua bidan yang merupakan PNS di Dinas Kesehatan Deliserdang, RS dan SP saat menjalani pemeriksaan di Polda Sumut, kemarin.

Kedua bidan, berinisial RS dan SP berstatus tersangka, yang merupakan pegawai negeri sipil (PNS) di Dinas Kesehatan Deliserdang, dan bertugas di Puskesmas Pembantu Desa Tanjungbaru, Kecamatan Tanjungmorawa tersebut, diperbolehkan pulang oleh pihak Polda Sumut, pada Minggu (21/2) malam.

Hal itu dibenarkan Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi. Kepada Sumut Pos di Medan, Senin (22/2).

Dia mengatakan, keduanya diberikan penangguhan penahanan dengan alasan, selama pemeriksaan, penyidik menilai yang bersangkutan kooperatif. Namun, meski ditangguhkan penahanannya, RS dan SP tetap wajib lapor karena berstatus tersangka. “Tersangka tetap wajib lapor dan kasus tetap berjalan,” ujarnya.

Sebelumnya, Hadi mengungkapkan, Unit Opsnal Subdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Sumut menetapkan dua tersangka berprofesi bidan, terkait kasus penjualan bayi yang viral di Kota Medan.

“Hasil pengembangan penyidik Renakta, Poldasu sudah menetapkan dua orang tersangka, berinisial RS dan SP, keduanya berprofesi sebagai bidan, yang membuka praktik kebidanan tersendiri,” katanya.

Hasil pengembangan sementara dari tersangka RS, lanjut Hadi, yakni di tempat kejadian perkara (TKP) pertama dari pelaku A Sia, di situ ketemu bayi yang kedua, laki-laki berumur 3 minggu. Kemudian, tambahnya dari tersangka RS ini, penyidik kembali mengembangkan dan ditemukan satu lagi yang juga ditetapkan tersangka, yaitu SP yang juga berprofesi sebagai bidan. Kedua tersangka ini mendapatkan bayi dari seseorang.

“Nah, seseorang ini masih terus kita dalami. Karena diduga orangtua si bayi yang memberikannya kepada tersangka SP, yang kemudian dijual ke RS, dengan harga Rp13 juta,” ungkapnya. (mag-1/azw)

Beri Bantuan Jangan Pakai Atribut Ormas Terlarang

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Keputusan polisi dan tentara melarang penggunaan atribut organisasi terlarang memberikan bantuan kepada korban banjir di Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, dinilai sudah tepat. Karena, sebaiknya memberikan bantuan tanpa embel-embel organisasi.

“Ya sudah tepatlah. Kan pemerintah jelas sudah membubarkan. Berarti segala atribut yang ada di Indonesia ini sudah dilarang,” kata anggota DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP Pandapotan Sinaga kepada wartawan, Senin (22/2/2021).

Sehingga, pembagian bantuan ke korban banjir tidak boleh menggunakan atribut Ormas terlarang. “Soal dia bagikan Bansos ke korban banjir, ya jangan bawa-bawa nama organisasi yang dilarang. Jangan menjustifikasi berbuat baik tapi melanggar aturan yang sudah diputuskan pemerintah,” kata Pandapotan.

Pandapotan berharap masyarakat mentaati keputusan pemerintah. “Sudah dilarang pemerintah, ikuti saja. Kita inikan negara yang jelas ada undang-undangnya, ada peraturannya, kita negara Pancasila,” kata Pandapotan.

Hal senada juga dikatakan anggota DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak. Menurut dia, wajar saja ketika polisi dan tentara membubarkan kegiatan organisasi terlarang. “Seharusnya semua menaati hukum. Semua harusnya bisa memberi contoh yang baik. Kalau tujuannya membantu, harusnya tidak perlu atribut,” kata Gilbert secara terpisah.

Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) Edi Hasibuan pun menilai pendekatan persuasif yang dilakukan kepolisian di lokasi banjir kawasan Cipinang sudah tepat.

“Kita melihat Polri tidak melakukan pendekatan refresif. Itu bagus agar situasi tetap kondusif. Kita minta kepada masyarakat silakan melakukan kegiatan kemanusiaan tapi tidak menggunakan nama ormas yang dilarang,” kata Edi Hasibuan.

Dia pun mengajak semua pihak untuk menjaga keamanan, ketertiban masyarakat (Kamtibmas) dengan baik.”Apalagi saat ini musim banjir. Banyak masyarakat yang kesulitan dan perlu bantuan,” tuturnya.(bbs/adz)

Pasutri Tewas Korban Begal: Semasa Hidup Tidak Ada Masalah

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Isak tangis keluarga pecah ketika mengetahui temuan jasad pasangan suami istri yang diduga menjadi korban begal adalah bagian dari mereka. Kondisi tersebut menjadi perhatian polisi dan warga sekitar yang kemudian berusaha menenangkan Isak tangis dari keluarga.

“Kami tidak menyangka kalau korban adalah keluarga kami. Selama hidup, tidak ada masalah. Tidak pernah mencampuri urusan orang,” kata salah seorang keluarga yang datang dengan iringan isak tangis di lokasi kejadian, Perkebunan Tebu, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur, Senin (22/2).
Lokasi temuan mayat memang menjadi alternatif warga Mencirim Pondok, Kutalimbaru, Deliserdang menuju Kota Binjai. Meski jalan yang dilalui tidak mulus atau belum aspal hotmix, warga tetap saja melintasinya.

“Korban baru pulang belanja dari pajak (di Binjai). Korban ada buka kedai sampah yang menjual sayur-sayur, bumbu masak dan lainnya di rumah,” sambung pihak keluarga.
Informasi dirangkum, pasutri tersebut diduga sebagai korban begal. Belum diketahui pasti, apakah korban dibegal di TKP.

Atau, jasad korban dibuang di TKP yang lokasinya tak jauh dari Diskotek Sky Garden. Kapolres Binjai, AKBP Romadhoni didampingi Kasat Reskrim, AKP Yayang Rizki Pratama beserta anggota dan Labfor Polda Sumut terjun ke lapangan untuk melakukan olah TKP.

Namun, orang nomor satu di Polres Binjai tersebut belum bersedia diwawancarai. Pasutri dimaksud Sugianto dan Astuti yang ditaksir berusia 50 tahun warga Kampung Banten, Mencirim Pondok, Kutalimbaru, Deliserdang.

“Pak Kapolres sudah meminta kepada Kasat Reskrim dan jajaran untuk bertindak cepat mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut,” kata Kasubbag Humas Polres Binjai, AKP Siswanto Ginting saat dimintai keterangannya.

Kepada warga, ujar dia, polisi memohon apabila mengetahui informasi atas kejadian ini, agar dapat mengabarkannya ke Polres Binjai. “Pak Kapolres juga berjanji akan berusaha mengusut dan menangkap pelaku pembunuhan tersebut,” sambung mantan Kanit Intelkam Polres Binjai ini.
Sementara, kondisi korban dipenuhi luka tusukan benda tajam pada bagian wajah dan kepala. Polisi juga sudah mengambil keterangan Alika (19) selaku anak korban, Yamin (48) selaku adik ipar korban dan Putra (32) selaku menantu korban.

“Bapak dan ibu setiap pergi belanja ke Pasar Tavip Binjai sekitar jam 4 pagi. Namun hingga jam 6 pagi, bapak dan ibu belum pulang juga. Lalu saya bertanya-tanya, heran saya kenapa kedua orang tua saya belum pulang,” kata Alika.

Oleh si anak, mengajak Yamin selaku paman untuk mencari dan menyisir sepanjang jalan yang biasa dilalui korban dari rumah. Bahkan, Alika juga bertanya kepada salah satu pedagang di Pasar Tavip guna memastikan apakah korban ada datang untuk belanja.

“Pedagang di pajak ada bilang kalau orang tua saya datang dan membeli,” ujar dia.
Rasa penasaran si anak makin menjadi. “Lalu saya kasih tahu paman (Yamin). Kemudian paman menyisir sepanjang Jalan Gajah Mada dan setibanya di lokasi temuan mayat, paman saya melihat orang tua saya sudah tak bertanya di dalam parit dan kemudian melaporkan kejadian tersebut ke polisi,” tukasnya.

Kini, jasad pasutri tersebut sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi. Pasutri tersebut diduga sebagai korban karena sepedamotor jenis metik yang dibawa, belum diketahui di mana keberadaannya.

Kondisi jasad perempuan mengalami luka tusuk di leher dan memar di kepala. Sementara jasad pria, kepalanya pecah diduga akibat dihantam benda tumpul. (ted)

BRI Catat Penurunan Jumlah Restrukturisasi Kredit, Ini Rinciannya

JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Kondisi ekonomi masyarakat berangsur-angsur pulih. Hal ini terlihat dari sejumlah indikator, salah satunya adalah tren penurunan jumlah kredit yang direstrukturisasi lembaga perbankan.

Hingga akhir 2020 lalu, ada Rp186,6 triliun pinjaman yang direstrukturisasi oleh BRI. Ratusan triliun kredit yang direstrukturisasi ini berasal dari 2,83 juta debitur. Jumlah ini menurun dibanding bulan-bulan sebelumnya. Data menunjukkan, nilai restrukturisasi kredit yang disalurkan BRI konsisten menurun sejak September 2020. Pada September 2020, masih ada Rp193,7 triliun kredit yang direstrukturisasi BRI.

“Penurunan jumlah pinjaman yang direstrukturisasi menunjukkan bahwa ada banyak debitur BRI kondisi ekonominya mulai bangkit. Kondisi ini membuat mereka tak lagi mendapat keringanan atas pembayaran bunga dan pokok pinjaman. BRI berkomitmen melanjutkan pengelolaan restrukturisasi secara baik, dan terus mendorong agar pelaku UMKM bisa segera pulih,” ujar Direktur Manajemen Risiko BRI Agus Sudiarto.

Dirinci lebih lanjut, penurunan jumlah kredit yang direstrukturisasi BRI pada periode September-Desember mencapai Rp7 triliun. Hingga akhir tahun lalu, jumlah restrukturisasi BRI mencapai 21,2 persen dari total portofolio pembiayaan perusahaan. Sebanyak 87 persen restrukturisasi kredit diberikan BRI terhadap debitur di segmen mikro dan kecil. Ada 44 persen pelaku usaha mikro yang mendapat keringanan pembayaran pinjaman, dan 43 persen pelaku usaha kecil meraih hal serupa.

Perbaikan kondisi ini diperkirakan terus berlanjut sepanjang 2021. Indeks ekspektasi BRI Micro & SME Index (BMSI) tercatat di atas 100 yaitu 105,4 pada kuartal IV-2020. Ini menunjukkan mayoritas pelaku UMKM masih optimis aktivitas usahanya akan semakin membaik pada kuartal I-2021.

Peningkatan optimisme dan aktivitas bisnis UMKM secara langsung berdampak pada besaran restrukturisasi kredit yang disalurkan BRI. Hingga Oktober 2020 ada 57,9 persen pelaku UMKM yang merasa terbantu dan mampu melunasi kewajibannya pasca mendapat berbagai stimulus dari pemerintah.

“Sebagai bank dengan pangsa nasabah terbesar pelaku UMKM, BRI senantiasa membantu mereka agar segera pulih dari pandemi bahkan naik kelas melalui layanan yang serba digital, efektif, dan efisien sehingga nasabah UMKM tak perlu khawatir lagi memenuhi kebutuhan finansialnya,” imbuh Agus.

Memanipulasi Absen, Dianggap Bolos Sebulan, TPP Dipotong

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Mulai Maret 2021, Pemprov Sumut bakal meningkatkan disiplin di lingkungan aparatur sipil negara (ASN), yakni dengan memperketat sistem e-Absensi. Jika ketahuan sekali saja memanipulasi absensi, selain dianggap bolos sebulan penuh, juga tidak akan menerima tunjangan tambahan penghasilan pegawai (TPP).

“Ya, apabila ada manipulasi data absen, maka akan kami buat sanksinya tidak akan mendapatkan TPP untuk absen. Ini berlaku baik bagi pejabat struktural maupun staf, yang bulan depan akan mulai diberlakukan,” ungkap Sekdaprov Sumut R Sabrina, akhir pekan lalu.

Sebelum diterapkan, kebijakan dimaksud sudah mesti disosialisasikan oleh segenap pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD). Karena itu, menurut Sabrina, pada Jumat lalu, sengaja disampaikan dalam rapat evaluasi mingguan OPD sekaligus membahas program kerja untuk Tahun Anggaran 2022.

“Jika masih ada yang melanggar, TPP absennya akan dipotong. Kan 40 persen TPP absen, 60 persen TPP kerja. Jadi jika absensinya nol, maka yang 40 persen itu habis,” jelas Sabrina.

Melalui sistem yang dibangun oleh ahli informasi teknologi Dinas Kominfo Sumut, sambung Sabrina, pada saat ASN mengisi absen akan ketahuan apakah dia masuk kerja pada hari itu apa tidak.

“Umpama gambar yang digambar lagi, akan ketahuan nantinya. Dengan ketahuan itu berarti dia lakukan kecurangan. Kalau dia melakukan kecurangan sanksinya itu satu bulan penuh dianggap bolos. Melalui e-Absensi tersebut semua akan terlihat,” tegasnya.

Di sisi lain, mengenai pembahasan untuk program pembangunan di 2022, Sabrina menekankan masing-masing OPD tidak bisa berdiri sendiri. Seperti pembangunan gedung sekolah yang membutuhkan akses jalan. Maka OPD terkait diharapkan dapat menyinkronkan programnya dengan pembangunan sekolah tersebut.

“Jika ada pembangunan sekolah, namun tidak ada akses jalan, jalannya kan tidak bisa diurus Dinas Pendidikan, maka dinas terkait yang membangun jalan, itulah sinkronisasi, supaya apa yang kita bangun tidak sia-sia,” urai Sabrina.

Sabrina juga menyampaikan, ada beberapa fokus pembangunan pada 2022. Antara lain, peningkatan kesempatan kerja dan usaha, peningkatan kualitas pendidikan, konektivitas antara pusat dan daerah, peningkatan nilai tambah sektor agraris dan peningkatan nilai tambah sektor pariwisata. Serta pemulihan ekonomi pascapandemi Covid-19 dan reformasi birokrasi, tata kelola pemerintahan, dan layanan publik.

Mengenai e-Absensi, Kepala Dinas Kominfo Sumut, Irman Oemar memaparkan, pihaknya telah membuat sistem identifikasi kebenaran perekaman absensi pegawai. Pertama dengan identifikasi foto, selanjutnya identifikasi IMEI (nomor identitas perangkat) perangkat yang digunakan pegawai, dan terakhir dengan penelurusan data log rekaman absensi.

Karena itu, dia mengharapkan agar sistem e-Absensi disosialisasikan kepada seluruh ASN di lingkup Pemprov Sumut. Para ASN juga diminta agar senantiasa teliti dalam melakukan perekaman absensi untuk menghindari kesalahan.

“Saya harapkan ada sosialisasi yang maksimal,” pungkasnya. (prn/saz)

Grab Dukung Program Beli Kreatif Danau Toba

MEDAN, SUMUTPOS.CO – ‎Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemparekraf) mengajak seluruh stekolder dan pihak swasta berkolaborasi dalam mendukung program Beli Kreatif Danau Toba yang baru diluncurkan baru-baru ini. Dukungan itu, direspon cepat dengan baik oleh Grab.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno.(ist)

“Peran pihak swasta seperti Grab merupakan salah satu bagian penting dalam proses ini, dan kami menyambut baik dukungan berkelanjutan yang diberikan oleh Grab kepada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tanah air,” ungkap Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno dalam keterangan tertulis, Senin (22/2).

Grab Indonesia, super app terkemuka. Juga secara resmi mengumumkan kolaborasinya dengan Kemenparekraf RI untuk mendukung kampanye Beli Kreatif Danau Toba dan mempercepat pemulihan ekonomi melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Program Beli Kreatif Lokal di Danau Toba bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada pelaku bisnis di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif agar dapat bertahan dalam situasi yang penuh tantangan ini. Kami berharap ini dapat meningkatkan lapangan kerja di sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sehingga dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi Indonesia,” jelas Sandiaga.

Dukungan Grab akan difokuskan pada promosi perjalanan dan eksplorasi Danau Toba melalui layanan Grab, pelatihan peningkatan kualitas layanan bagi merchant dan mitra pengemudi, penyediaan paket promosi wisata yang menarik dan terjangkau.

Kemudian, mendukung penerapan CHSE, protokol kesehatan yang berbasis pada Cleanliness (Kebersihan), Health (Kesehatan), Safety (Keamanan), dan Environment Sustainability (Kelestarian Lingkungan) dari Kemenparekraf.

Inisiatif ini merupakan kelanjutan kerja sama kedua pihak untuk mendukung Bangga Buatan Indonesia (BBI) 2021 dan mendukung 5 destinasi super prioritas.“Sebagai salah satu dari 5 destinasi wisata super prioritas, Danau Toba memiliki potensi yang sangat besar, baik dari segi pariwisata maupun dampaknya bagi masyarakat dan UMKM sekitarnya,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.

Selain pembangunan berkelanjutan, Luhut menjelaskan kemampuan sumber daya yang terampil dan penguasaan IPTEK juga dapat menjadi motor penggerak pertumbuhan destinasi Danau Toba.

“Pelatihan dan dukungan dari Grab juga berkontribusi dalam percepatan pembangunan dan mendorong keberhasilan program Bangga Buatan Indonesia,” jelas Luhut.

Sementara itu, President of Grab Indonesia‎, Ridzki Kramadibrata menjelaskan beberapa destinasi pariwisata menghadapi risiko penurunan ekonomi yang jauh lebih tinggi dan sangat penting bagi kita untuk mendukung UMKM di bidang pariwisata dalam menghadapi krisis COVID-19.

Hal ini, menurutnya dikarenakan destinasi wisata ini memerlukan pemulihan ekonomi yang lebih cepat.”Melalui layanan kami dan dengan melatih UMKM dan mitra pengemudi Grab di Toba, kami berharap dapat meningkatkan aktivitas pariwisata dan ekonomi kreatif di kawasan ini serta mendukung UMKM untuk bisa #TerusUsaha,” jelas Ridzki.

Pelatihan ini, ia berharap dapat meningkatkan kesiapan dan ketahanan mereka sehingga dapat berkembang dan menjadi bagian dari pemulihan ekonomi serta mendukung program Bangga Buatan Indonesia 2021.

“Kami optimis industri ini akan segera pulih melalui upaya gotong royong antara pemerintah dan swasta untuk memastikan dukungan kepada semua pihak,” tandasnya.

Dukungan yang diberikan Grab akan difokuskan pada sejumlah inisiatif, yakni ‎mempromosikan perjalanan dan eksplorasi tujuan wisata super prioritas melalui layanan Grab dan Grab menyediakan layanan transportasi online melalui GrabCar Rental dari Medan dan Bandar Udara Kualanamu, serta layanan GrabCar Rental ke berbagai destinasi wisata di Medan yang dilengkapi dengan booklet pariwisata Balige.

Selain itu, Grab juga menyediakan paket berlangganan untuk layanan transportasi seperti GrabCar dan GrabBike serta layanan pesan-antar makanan, GrabFood. Dukungan ini merupakan kelanjutan dari peluncuran operasional Grab Toba dan kerja sama strategis dengan Kemenparekraf RI melalui Badan Pelaksana Otoritas Danau Toba (BPODT) untuk mendukung sektor pariwisata Danau Toba dan sekitarnya yang diresmikan pada tahun 2019.

Selanjutnya, memberikan pelatihan peningkatan kualitas pelayanan dan keterampilan bagi merchant dan mitra pengemudi di Danau Toba.(gus)