MEDAN, SUMUTPOS.CO – Rudi Irawan (24) warga Dusun I Desa Petumbukan, Kecamatan Galang, Deliserdang terancam hukuman 15 tahun penjara. Dia didakwa jaksa mengedarkan sabu seberat 17 gram, dalam sidang virtual di Ruang Cakra 6 Pengadilan Negeri (PN) Medan Jumat (15/1).
Dalam dakwaan JPU, Dwi Meily Nova pada 10 Juni 2020 sekira pukul 10.00 Wib, dua petugas dari Ditnarkoba Polda Sumut, mendapat informasi dari masyarakat bahwa terdakwa sering mengedarkan sabu di Serdangbedagai.
Atas informasi tersebut, selanjutnya petugas melakukan penyelidikan atas kebenaran informasi tersebut. “Lalu saksi Leonardo DD Nainggolan menyamar sebagai pembeli sabu dan menghubungi nomor handphone terdakwa yang diberikan oleh informan kepada saksi,” ujarnya, dihadapan hakim ketua Riana Pohan.
Lebih lanjut, saat terdakwa dihubungi oleh polisi yang menyamar tadi, terdakwa diminta menyiapkan pesanan sabu sebanyak 20 gram. Setelah harga disepakati pergram sabu sebesar Rp750 ribu, pada 11 Juni 2020, terdakwa kembali menghubungi calon pembeli tersebut.
Akhirnya, transaksi disepakati bertemu di Dusun Darul Aman Desa Sei Buluh Kecamatan Teluk Mengkudu Kabupaten Serdangbedagai.
“Terdakwa datang sekira jam 18.30 wib, dan pembeli yang menyamar menyuruh terdakwa masuk,” katanya.
Pada saat terdakwa menyerahkan sabu tersebut, kemudian polisi yang telah berada di dalam rumah tersebut langsung melakukan penangkapan. Dari hasil pemeriksaan, polisi menemukan 17,71 gram dari terdakwa.
“Perbuatan terdakwa diancam pidana pasal 114 dan 112 ayat (2) UU RI No 35 tahun 2009 tentang Narkotika,” pungkasnya. (man/azw)
BELAWAN, SUMUTPOS.CO – Rampok pengemudi ojek online (Ojol), seorang residivis ditembak petugas Polsek Belawan, Jumat (15/1). Pelakunya, Guntur Syahputra alias Guntur (37) warga Jalan KL Yos Sudarso Kelurahan Belawan Bahari Kecamatan Medan Belawan.
Kapolsek Belawan, Kompol Daniel Jefri Naibaho mengatakan, pelaku ditembak karena melakukan perlawanan saat ditangkap. Selama ini pelaku sudah berulang kali keluar dari penjara dengan kasus perampokan.
Penangkapan pelaku berdasarkan laporan seorang pengemudi ojol, Sudarmadi (35) yang menjadi korban perampokan. Dalam perampokan itu, pelaku mendatangi korban yang sedang duduk di sepeda motor menunggu pesanan
“Kejadiannya pada tanggal 28 September 2020 lalu, pelaku membawa parang menyerang korban dan merampas sepeda motor Honda Vario BK 3795 ACP milik korban,” jelas Kapolsek didampingi Kanit Reskrim, Iptu AR Riza.
Peristiwa itu langsung dilaporkan korban ke Polsek Belawan. Berdasarkan laporan korban, pihaknya melalukan penyelidikan di lapangan. Akhirnya, pelaku berhasil ditangkap di Kampung Salam, Belawan.
“Saat ditangkap anggota, pelaku mencoba melawan dan menyerang petugas dengan gunting. Makanya pelalu kita tindak tegas mengenai kaki kirinya,” pungkas Daniel.
Kini tersangka dijerat dengan pasal 363 KUHPidana dengan ancaman penjara 5 tahun. (fac/azw)
PERIKSA: Petugas memeriksa jasad Jasman Aritonang yang terkapar di jalan depan Mapolda Sumut, Juat (15/1).dewi/sumut pos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Seorang sopir angkutan umum (angkot) trayek 03, Jasman Aritonang (50) terkapar bersimbah darah, di jalan lintas Medan-Tanjung Morawa, tepat di depan Markas Kepolisian Daerah Sumatera Utara (Mapolda Sumut), Jumat (15/1).
PERIKSA: Petugas memeriksa jasad Jasman Aritonang yang terkapar di jalan depan Mapolda Sumut, Juat (15/1).dewi/sumut pos.
Dari amatan, pria paruh baya tersebut tewas dengan kondisi terlentang di ruas Jalan Sisingamangaraja Medan, mengenakan kaos oblong warna biru dan sandal jepit. Ia tewas dengan mulut mengeluarkan darah dan ada bekas luka tusukan di dada. Belum diketahui motif tewasnya korban.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi SIK MH mengungkapkan, setelah di cek anggota kepolisian beserta anggota piket, korban seorang laki-laki terjatuh dari sepeda motornya dan tidak sadarkan diri.
“Yang di tempat kejadian perkara (TKP) itu adalah anggota penjagaan Mapolda Sumut. Korban sudah dibawa anggota jaga ke rumah sakit terdekat, kemudian disusul oleh anggota dari bid Dokes Polda Sumut,” katanya. (mag-1/azw)
GAYO LUES, SUMUTPOS.CO – Telkomsel sebagai Leading Digital Telco Company berkomitmen untuk terus bergerak maju melayani bangsa dalam memastikan ketersediaan layanan berkualitas serta pemerataan jaringan berteknologi terdepan yang prima guna menghadirkan mendukung pemanfaatan teknologi dalam setiap fase kehidupan masyarakat.
Telkomsel menghadirkan 1 unit Compact Mobile BTS (COMBAT) berteknologi terdepan 4G LTE di Desa Marpunge, Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Nantinya dengan adanya combat ini, masyarakat bisa menikmati kemudahan berkomunikasi dan mencari informasi melalui telepon genggam yang mereka miliki.
Salah satu usaha untuk mewujudkan komitment tersebut yaitu dengan 1 unit Compact Mobile BTS (COMBAT) berteknologi terdepan 4G LTE di Desa Marpunge, Gayo Lues, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
VP Network Operation and Quality Management Telkomsel Area Sumatera, Iswandi mengatakan bahwa meski ditengah masa sulit pandemic Covid-19, komitmen Telkomsel untuk terus melakukan pemerataan akses jaringan broadband tidak pernah pudar.
“Telkomsel terus berkomitmen untuk memberikan layanan telekomunikasi dan solusi digital berkualitas untuk seluruh lapisan masyarakat di seluruh Indonesia. Kami sangat memahami, di tengah masa darurat pandemi COVID-19 yang turut berdampak pada keterbatasan ruang gerak secara fisik, menjadikan teknologi telekomunikasi terutama berbasis broadband menjadi salah satu solusi utama yang yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan perangkat pemerintah daerah dalam menjalankan aktitas keseharian”, ungkap Iswandi.
Iswandi lebih lanjut menambahkan, “Telkomsel sebagai Digital Telco Company paling Indonesia terpanggil untuk selalu hadir menemani masyarakat dengan memaksimalkan upaya perluasan jangkauan jaringan broadband berteknologi terdepan seperti 4G LTE, sebagai solusi untuk menghubungkan remote area yang memiliki struktur geografis yang cukup menantang.” Dalam mewujudkan usaha ini, Telkomsel akan senantiasa berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk dengan Pemerintah Kabupaten serta Dinas Kominfo dan Persandian Kabupaten Gayo Lues”
Dengan hadirnya layanan 4G di desa Marpunge, Telkomsel berharap koordinasi antara perangkat Pemerintah Desa dengan Pemerintah Kabupaten dapat berjalan lebih efektif, apalagi di tengah masa Pandemi Covid-19 yang membatasi ruang gerak fisik. Selain itu, kehadiran jaringan juga diharapkan mampu memberikan kemudahan akses belajar mengajar jarak jauh yang masih diterapkan oleh pemerintah.
Saat ini, terdapat 1355 BTS Telkomsel telah hadir melayani lebih dari 95 % wilayah populasi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Komitmen Telkomsel dalam mengupayakan pemerataan akses broadband di seluruh Indonesia akan terus terjaga seiring dengan makin tingginya tingkat adopsi layanan berbasis digital yang tentunya membutuhkan akses dan kualitas layanan broaband yang prima.
RINGSEK: Petugas kepolisian melakukan olah TKP terhadap kendaraan roda empat yang ringsek setelah ditabrak kereta api di perlintasan Jalan Kakap Binjai, baru-baru ini.
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Langkah yang diambil PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional I Sumut, petutupan Jalan Ikan Kakap Binjai pasca dua kali terjadinya kecelakaan di perlintasan kereta api, mendapat penolakan dari Ketua DPRD Binjai.
RINGSEK: Petugas kepolisian melakukan olah TKP terhadap kendaraan roda empat yang ringsek setelah ditabrak kereta api di perlintasan Jalan Kakap Binjai, baru-baru ini.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Binjai, H Noor Sri Syah Alam Putra belum dimintai tanggapannya oleh Sumut Pos mengaku, belum membaca surat yang ditandatangani Vice Presiden Divre I Sumut, Ansitus Marulitua Simangunsong terkait pemberitahuan untuk menutup jalan umum yang dapat dilalui kendaraan pribadi roda empat tersebut. “Masa iya ditutup? Saya baru tahu ada surat itu,” kata pria yang akrab disapa Haji Kires ini, Kamis (14/1).
Karenanya, dia menolak solusi cepat dari perusahaan plat merah tersebut. “Enggak bisa lah ditutup gitu. Itukan jalan umum,” sambungnya.
Kires menambahkan, DPRD Kota Binjai akan memanggil PT KAI Divre I dalam rangka dengar pendapat. Menurut dia, surat undangan RDP sudah dilayangkannya.
Dijadwalkan, RDP digelar pekan depan. “Selasa atau Rabu akan RDP kami bersama PT KAI, Dinas Perhubungan dan instansi terkait,” beber Ketua DPD Partai Golkar Kota Binjai ini.
Meski demikian, Kires sudah koordinasi dengan Dishub Binjai untuk meletakan petugas jaga di perlintasan tanpa palang pintu yang rawan kecelakaan tersebut. Petugas dimaksud dapat dari Dishub Binjai melalui pegawai honorer mereka. Bahkan, kata Kires, honor untuk petugas yang menjaga pun sudah disiapkan. Bagi Kires, langkah seperti itu dapat meminimalisir kecelakaan di perlintasan tanpa palang tersebut.
“Instruksi ini sudah kita laksanakan dalam penjaga. Namun, saya minta kepada PT KAI agar mendirikan Pos-Pos di tempat-tempat penyeberangan,” tukasnya.
Sebelumnya, Menejer Humas PT KAI Divre I Sumut, Mahendro Trang Bawono membenarkan adanya surat tersebut. Kata Humas, lokasi kecelakaan merupakan perlintasan liar lantaran tidak ada penjag dan palang pemberitahuan.
Menurut dia, penutupan perlintasan sebidang ini merupakan solusi cepat. “Amanat Undang-Undang juga tidak boleh ada perlintasan sebidang. Cuma kan kami enggak bisa juga, karena ada kebutuhan masyarakat juga,” ujarnya.
Diketahui, kecelakaan lalu lintas berupa KA tabrak mobil pribadi masyarakat terjadi dua kali dalam kurun waktu sepekan. Beruntung, peristiwa nahas tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.
Dua kecelakaan dimaksud yakni, mobil pribadi BK 1864 ID yang dikemudikan Z Hutabarat (59) ditabrak KA rute Binjai-Medan, Kamis (7/1). Akibatnya, sopir yang berstatus PNS ini mengalami luka ringan.
Terakhir pada Sabtu (9/1), RPA (18) yang masih pelajar mengemudikan mobil pribadi BK 1501 RU ditabrak KA rute Medan-Binjai. (ted)
OPERASI: Jajaran Polsek Tebingtinggi dan TNI ketika melakukan Operasi Yustisi di kafe Desa Paya Bagas, Kecamatan Tebingtinggi.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sumatera Utara mulai menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dalam rangka pengendalian penyebaran Covid-19 di Sumut. Pembatasan berlaku mulai 14 hingga 31 Januari 2021.
Ilustrasi.
Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi, menyampaikan aturan mengenai pembatasan dikeluarkan lewat Instruksi Gubernur Sumut No.188.54/1/INST/2021. PPKM ditujukan kepada kepala daerah Kota Medan, Binjai dan Deliserdang. Ini mengingat jumlah orang terpapar Covid-19 di tiga wilayah tersebut adalah tertinggi di Sumut. Berdasarkan pengalaman, penyekatan yang dilakukan terutama pada malam hari, dinilai bisa menekan angka penularan virus Corona.
“Bukan PSBB, tapi pembatasan-pembatasan terhadap kegiatan-kegiatan yang secara spesifik terjadi di Sumut, khususnya di tiga kabupaten/kota, Medan, Binjai dan Deliserdang. Kenapa kita lakukan? Karena ada yang melonjak, 9.000 di Kota Medan, 5.000 lebih di Deliserdang, dan 4.000 lebih di Binjai,” kata Edy menjawab wartawan, Kamis (14/1).
Dia menegaskan, penyekatan yang dilakukan bukan berarti melarang orang luar dari tiga kabupaten/kota itu untuk datang ataupun sebaliknya. Tetapi kegiatan yang dapat mengumpulkan orang banyak seperti rumah makan (restoran), warung kopi (coffee shop), karaoke, spa maupun tempat hiburan lainnya.
Edy mengungkapkan, sejak Rabu, penambahan pasien Covid-19 sudah mencapai angka 90-an orang, sehingga perlu dilakukan antisipasi agar tidak terus terjadi peningkatan. “Penyekatan terhadap kegiatan yang menjadikan dampak berkembangnya virus, yaitu kumpul-kumpul, kegiatan pengumpulan massa disekat dia, dibatasi. Dan ini kita tidak boleh lengah, supaya ini tidak terus melonjak, kita tidak mau semua rakyat kita terpapar,” tegasnya.
Selama penyekatan berlangsung, petugas Satpol PP di tiga kabupaten/kota dibantu oleh polisi dan TNI akan memperketat jam malam dengan melakukan razia. “Ada pendisiplinan kegiatan masyarakat yang dilakukan. Satpol PP dan diperkuat oleh TNI dan Polri akan melakukan patroli yang dimotori satgas Covid-19. Di situ kegiatan yang berlangsung khususnya malam hari seperti kopi, warung-warung, rumah makan, karaoke akan dibatasi. Tapi kalau judi dan tempat maksiat, sudah pasti kita tutup dan kita tindak sesuai hukum yang berlaku,” terangnya.
Ada Konsekuensi Sosial
Kadis Kominfo Sumut, Irman Oemar menambahkan, penyebaran kasus Covid-19 di Sumut yang masih terkendali tidak boleh menjadi alasan untuk mengendurkan upaya penanganan yang telah dilakukan selama ini. Bila masyarakat tidak disiplin berupaya menghindar dari penularan Covid-19, maka kasus Covid-19 akan meningkat dan sulit untuk dikendalikan.
“Ya, jadi inilah dasar bapak gubernur menerapkan PPKM di Sumut. Tentu ada konsekuensi sosial dan ekonomi yang ditimbulkan akibat kebijakan tersebut. Masyarakat tentu akan sulit melakukan aktivitas ekonomi, termasuk melaksanakan ibadah dan sosial budaya lainnya akibat berbagai pembatasan yang diberlakukan,” katanya.
Belajar dari lonjakan kasus di Pulau Jawa dan Bali, sambung dia, justru harus menjadi pemicu bagi pemda setempat dan seluruh komponen masyarakat lainnya untuk bersiap menghadapi kondisi terburuk yang mungkin terjadi. (prn)
istimewa
TENANG: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin tampak tenang saat disuntik vaksin Covid-19 di Pendopo Rumah Dinas Gubsu, Kamis (14/1).
MEDAN, SUMUTPOS.CO – DINAS Kesehatan Sumut mempersilakan Pemko Medan, Pemko Binjai, dan Pemkab Deliserdang untuk melakukan vaksinasi Covid-19, setelah dilakukannya vaksinasi perdana di Sumut yang digelar di Posko Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Kamis (14/1). Apalagi, vaksin dan peralatan pendukung sudah didistribusikan ke tiga daerah tersebut pada Rabu (13/1).
TENANG: Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin tampak tenang saat disuntik vaksin Covid-19 di Pendopo Rumah Dinas Gubsu, Kamis (14/1).
“Mulai hari ini (kemarin, red) sudah boleh melakukan vaksinasi. Namun, mereka memilih besok (hari ini, red) dan kemudian, dilanjutkan ke fasilitas kesehatan (faskes) yang ditunjuk kabupaten/kota masing-masing Faskes tersebut tentunya memenuhi syarat sebagai tempat vaksinasi Covid-19,” kata Kepala Dinkes Sumut Alwi Mujahit Hasibuan saat diwawancarai.
Menurut dia, syarat faskes untuk dijadikan sebagai tempat vaksinasi Covid-19 yaitu, tempatnya memadai. Kemudian, terdapat rantai dingin (alat pendingin) vaksin, sumber daya manusia cukup dan ada yang sudah dilatih. “Untuk waktu vaksinasinya tergantung jadwal masing-masing kabupaten/kota. Dan, besok Kota Medan akan melakukan hal yang sama seperti yang kita lakukan,” ucapnya.
Alwi menyatakan, vaksinasi yang dilakukan karena hampir setiap hari di Sumut ada yang meninggal akibat Covid-19. Selain itu, juga terdapat orang yang terpapar virus tersebut. “Kita sudah 10 bulan lebih dalam situasi yang tidak nyaman akibat Covid-19,” ketus dia.
Sebetulnya, kata Alwi, dengan penerapan perilaku 3M (Memakai masker, Menjaga jarak, dan Mencuci tangan pakai sabun), ini (Covid-19) bisa selesai. Akan tetapi, faktanya 3M masih sulit juga diterapkan di masyarakat. “Makanya, kita berharap dengan adanya vaksinasi Covid-19 ditambah perilaku 3M bisa menuntaskan persoalan wabah virus corona,” ungkapnya.
Dia menuturkan, hampir semua rumah sakit di Sumut, baik milik pemerintah maupun swasta melayani vaksinasi Covid-19. Namun, rumah sakit mana saja yang melaksanakan vaksinasi, datanya ada di masing-masing kabupaten/kota.
Terkait kabar harga vaksin Covid-19 berbeda-beda, Alwi tak menampik. “Oh iya, tapi untuk masyarakat gratis, apa urusannya. Nakes juga dapat vaksin Sinovac yang murah. Jadi, jangan termakan dengan pernyataan yang tidak masuk akal. Kalau ada orang berpendidikan tidak mau divaksin, itu perlu kita pertanyakan dia dididik di mana? Ini untuk kekebalan kita terhadap virus corona, sekarang perilaku 3M tidak berhasil menyelesaikan Covid-19 ini. Oleh karena itu, vaksin ini menjadi kesempatan kita untuk menyelesaikannya dan kenapa tidak,” pungkas Alwi.
Diketahui, sebanyak 34.060 vial vaksin Covid-19 didistribusikan ke Mebidang, Rabu (13/1). Distribusi dilakukan terkait rencana vaksinasi corona tahap 1 termin 1. Dari 34.060 vial vaksin tersebut, 20.000 vial dikirim ke Medan. Selebihnya, 5.000 vial ke Binjai dan 9.060 vial ke Deli Serdang.
Kepala Seksi Kefarmasian Dinkes Sumut, Nelly Murni mengatakan, selain vaksin juga didistribusikan peralatan pendukung dan logistik lainnya seperti ADS (Auto Disable Syringe), safety box, dan alcohol swab. Selanjutnya, disimpan pada area/ruang yang telah ditentukan di dalam instalasi farmasi.
Terpisah, Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah mengatakan, sebanyak 34.840 vial vaksin Covid-19 akan dikirim lagi dari pemerintah pusat. Rencananya, vaksin tersebut sampai di Bandara Kualanamu Internasional pada Jumat (15/1). “Sumut mendapat alokasi vaksin sebanyak 74.840 vial. Sebelumnya telah dikirim 40.000 vial, dan besok (hari ini, red) rencana pengiriman vaksin sisa dari alokasi untuk Sumut yaitu 34.840 vial,” mengatakan Aris. Dia menambahkan, setelah vaksin tiba di bandara kemudian dibawa ke gudang penyimpanan Dinas Kesehatan Sumut dengan pengawalan ketat dari personel TNI/Polri.
Sekda dan Ketua DPRD Medan Siap Divaksin
Rencananya, Pemko Medan akan melaskukan vaksinasi Covid-19 pertama di Posko Satgas Covid-19 Medan, Jalan Rotan, Medan Petisah, hari ini. Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Medan, Wiriya Alrahman akan menjadi orang pertaama yang akan divaksin. “InsyaAllah, saya siap divaksin,” kata Wiriya kepada Sumut Pos, Kamis (14/1).
Wiriya mengaku, tidak ada yang perlu diragukan untuk menerima vaksin Covid-19 ini. Sebab, vaksin yang ada sudah diuji oleh BPOM dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang telah mengeluarkan sertifikat halal. “Secara klinis sudah diteliti, tidak ada yang diragukan. MUI juga sudah mengeluarkan fatwa halal, BPOM sudah menyatakan itu aman. Menkes bilang itu wajib. Jadi siapa lagi yang kita dengar, Presiden saja sudah di vaksin. Kalau tidak aman, mana mungkin Presiden mau di vaksin, maka tidak ada yang dikhawatirkan. Bismillah saja,” tegasnya.
Mengenai isu adanya sebagian penolakan di masyarakat, Wiriya mengimbau warga Kota Medan untuk kembali berpikir jernih. “Jadi masyarakat harus berpikir jernih kalau menurut saya, enggak mungkin pemerintah mau mencelakakan warganya,” kata dia.
Diterangkan Wiriya, tak cuma bersama Forkopimda, rencananya hari ini, dirinya juga akan divaksin bersama sang istri yang tergabung dalam persatuan Dharma Wanita Kota Medan. “Jadi besok yang akan divaksin ada Forkopimda, tokoh masyarakat, tokoh agama. Dharma Wanita juga, ibu juga ikut besok. Tapi kalau Kadis-kadis belum, besok Forkopimda dulu karena besok masih pencanangan. Lalu nanti selanjutnya kepada para nakes, karena memang yang diutamakan itu tenaga kesehatan,” pungkasnya.
Terpisah, kepada Sumut Pos, Ketua DPRD Medan, Hasyim SE juga mengaku akan ikut di vaksin dalam proses pencanangan vaksinasi Covid-19 di Kota Medan. “Saya sudah terima undangannya, besok jam 9 di Posko gugus tugas Covid-19 Medan saya juga akan ikut divaksin,” kata Hasyim.
Selain dirinya, kata Hasyim, tidak ada lagi anggota DPRD Medan yang akan divaksin pada hari ini di Posko Gugus Tugas Covid-19 Medan. “Yang lain mungkin nanti akan menyusul di kesempatan berikutnya. Kalau besok (hari ini), undangannya memang hanya untuk Ketua DPRD,” katanya.
Hasyim mengatakan, tidak ada alasan bagi masyarakat untuk meragukan proses vaksinasi yang sudah mulai dicanangkan di tingkat nasional dan Provinsi. Sebab faktanya, vaksinasi akan mempercepat proses pemutusan mata rantai Covid-19.
Binjai Vaksinasi di 9 Lokasi
Sementara Pemko Binjai telah vaksinasi di sembilan lokasi berbeda, di antaranya di gedung pelayanan kesehatan milik Pemko Binjai dan satu Rumah Sakit Kesehatan Korem milik TNI. Untuk mengetahui kesiapan pelaksanaan vaksinasi di Kota Rambutan itu, Sekda M Mahfullah Daulay meninjau Puskesmas Kebun Lada di Jalan Perintis Kemerdekaan, Binjai Utara, Kamis (14/1). “Atas nama Kota Binjai, saya mengucapkan terima kasih dan menyambut dengan baik program ini demi memutus mata rantai Covid-19,” kata Mahfullah.
Pemko Binjai pun tak kendur melakukan sosialisasi kepada masyarakat, bahwa vaksin telah melalui berbagai proses pengujian dan aman untuk digunakan. Dia menegaskan, vaksin ini akan menambah imunitas dan semangat para tenaga medis dalam menangani pasien yang terpapar covid-19 dan umum.
Menurut dia, Vaksin ini bukan satu-satunya untuk mencegah terpaparnya Covid-19. Namun, kata dia, yang paling ampuh adalah 3M, memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Sejauh ini belum ada kendala yang ditemukan, baik di Rumah Sakit ataupun Puskesmas-puskesmas serta kesiapan pihak vaksinator juga tidak ada kendala,” kata dia.
Sementara, kepala Puskesmas yang ada di Kota Binjai menjadi orang pertama yang divaksin. Lantas bagaimana perasaan Kapus yang ada di Binjai usai divaksin? “Rasanya biasa saja, sama seperti saat kita sakit, lalu disuntik oleh dokter. Jadi initinya tidak ada bedanya,” kata Kapus HAH Hasan, Yustina Elfida.
Menurutnya, badannya terasa enak usai divaksin. Pun demikian, kata dia, awalnya juga muncul rasa gelisah saat jarum suntik menancap di tubuhnya. “Awalnya memang ada kecemasan, karena baru pertama kali. Namun setelah divaksin, rasa cemas hilang,” ujarnya.
Dia berharap agar masyarakat tidak takut untuk disuntik vaksin Covid-19 sekaligus tetap mendukung program pemerintah dalam menanggulangi pandemi covid-19 ini. “Masyarakat jangan takut dan tidak perlu cemas. Daftarkan saja diri anda saat vaksin untuk masyarakat akan dilaksanakan. Mari kita jalankan dam dukung program pemerintah dalam memerangi wabah Covid-19 ini,” pungkasnya.
Langkat Dapat 7.800 Vial Vaksin
Kabupaten Langkat rencananya akan mendapat jatah 7.800 vial vaksin Covid-19 dari Pemprov Sumut. Sedangkan pelaksanaan vaksinasi baru akan dilakukan pada Februari mendatang. “Rencananya 7.800 vial lebih vaksin untuk Langkat, karena nakes (tenaga kesehatan) kita kan 3.500 lebih dan setiap nakes akan mendapat 2 kali vaksin,” kata juru bicara Satgas Covid 19 Kabupaten Langkat, dr Azhar kepada wartawan, Rabu (13/1).
Saat ditanya, apakah Bupati Langkat siap menjadi orang pertama yang divaksin di Kabupaten Langkat, Azhar mengaku pihaknya belum mengkonfirmasikan hal tersebut kepada Bupati Langkat. “Belum, kami belum komunikasikan, nanti bersama Pak Kadis (plt Kadis Kesehatan) kami komunikasikan,” terang dr Azhar.
Sementara Kadis Kominfo Langkat, Syamadi ketika ditanya hal serupa mengatakan, “Kalau memang presiden dan gubernur menjadi orang pertama yang divaksin, Pak Bupati kenapa tidak?”.
Humbahas Mulai Vaksinasi Februari
Sama seperti Kabupaten Langkat, Kabupaten Humbang Hasundutan ((Humbahas) juga baru akan melakukan vaksinasi Covid 19 pada Februari mendatang. Kepala Dinas Kesehatan Humbahas, dr Hasudungan Silaban mengatakan, vaksin masih di provinsi dan jadwal turun ke Humbang Hasundutan belum ada kepastian.
Selain jadwal, jumlah dan tanggalnya juga belum dapat dipastikan. Namun, menurut dia, Provinsi merencanakan vaksinasi turun ke Humbahas pada Februari. “Kita masih menunggu kabar dari Provinsi, tanggalnya belum dipastikan,” ucapnya melalui pesan singkat, Kamis (14/1).
Demikian juga terkait teknis pelaksanaan vaksinasi ini, Hasudungan mengaku belum bisa memberikan kepastian. “ Nanti akan kita rilis melalui kominfo ya. Sabar ma lae, alana sonari tetap dope hami koordinasi dohot Dinkes Provinsi terkait pelaksanaan vaksinasi nanti di Humbang.. mauliate,” tutup Hasudungan. (ris/map/ted/yas/des)
VAKSIN: Kajati Sumut Ida Bagus Nyoman ikut menjalani vaksinasi Covid-19 yang digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin, Pendopo Rumah Dinas Gubsu.
JAKARTA, SUMUTPOS.CO – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah membuka opsi vaksinasi Covid-19 mandiri. Namun, vaksinasi mandiri itu bukan perorangan, melainkan melalui perusahaan untuk para karyawannya.
VAKSIN: Kajati Sumut Ida Bagus Nyoman ikut menjalani vaksinasi Covid-19 yang digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin, Pendopo Rumah Dinas Gubsu.
“Bolehnya untuk korporasi. Jadi dengan syarat satu, korporasi mau beli, dengan syarat semua karyawannya mesti dikasih,” ujarnya.
Budi menjelaskan, perusahaan akan diizinkan membeli vaksin sendiri dengan produsen vaksin Covid-19. Dengan demikian, harapannya vaksinasi Covid-19 dapat berjalan lebih cepat. “Mungkin itu bisa kita berikan (izin). Saya lihat kalau seperti ini sebaiknaya pengadaannya di luar pemerintah saja. Pengadaannya bisa dilakukan oleh swasta dan mereka bisa pengadaan sendiri,” kata dia.
Syaratnya, vaksin Covid-19 yang dibeli harus sesuai dengan yang diiizinkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Selain itu, data penerima vaksin juga harus dilaporkan kepada pemerintah sehingga tidak ada tumpang tindih. “Vaksinnya harus ada di WHO, harus di-approve oleh BPOM. Dan datanya harus satu dengan kita (pemerintah), karena saya tidak mau nanti datanya berantakan lagi,” ucap Budi.
Kendati begitu, Budi menegaskan opsi ini masih dalam diskusi dan belum final. Ia mengatakan, pemerintah berupaya melaksanakan program vaksinasi secara adil dan merata bagi seluruh masyarakat. “Itu belum final. Itu masih dalam diskusi, karena kami takutnya sensitif kalau misalnya tidak ditata dengan baik. Kami welcome diskusikan itu,” kata dia.
Tak Perlu Lagi Swab
Budi juga mengatakan, pihaknya tengah mewacanakan untuk memberikan insentif bagi penerima vaksin, guna menyukseskan program vaksinasi Covid-19. Insentif berupa sertifikat digital.
“Kalau yang sudah vaksin kita akan kasih sertifikat cuma sertifikatnya bukan sertifikat fisik, tapi sertifikat digital yang bisa ditaruh di Apple wallet atau Google wallet,” ujar Budi dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI, Kamis (14/1).
Menurut dia, sertifikat digital itu akan memudahkan penerima vaksin Covid-19 ketika bepergian. Warga yang divaksin, nantinya, tidak perlu lagi melakukan swab test atau antigen. “Sehingga kalau beliau terbang atau pesan tiket di Traveloka tidak usah menunjukkan PCR test atau antigen. Dengan menggunakan elektronik health certification itu dia langsung bisa lolos dan itu terintegrasi,” ujar Budi soal vaksin Covid-19.
Budi mengatakan, akan koordinasi dengan Kementerian Perhubungan agar insentif ini bisa berjalan. Menurutnya, insentif ini bisa diperluas bukan hanya untuk penerbangan tetapi bisa untuk ke konser, pasar, mall, pengajian dan sebagainya.
“Asalkan ada health certificate dalam bentuk google wallet nanti kita cari aplikasi-aplikasinya bisa dibikin anak-anak muda Indonesia agar bisa menjadi mekanisme screening yang baik dan online,” kata Budi.
Anggaran Vaksin Rp 66-75 Triliun
Hingga saat ini, anggaran untuk vaksin Covid-19 yang diusulkan baru Rp 20,9 triliun. Namun, menurut perhitungan yang telah dilakukan Kementerian Keuangan, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 membutuhkan anggaran sekitar Rp 66 hingga 75 triliun.
“Seperti yang saya sampaikan kemarin, sudah ada diskusi di kabinet dan ancar-ancar angkanya sudah dihitung Kemenkeu, antara RP 66 sampai 75 (triliun),” kata Budi.
Ia mengatakan, penganggaran vaksinisasi itu tergantung pada jumlah dosis vaksin Covid-19 yang bisa diterima pemerintah melalui kerja sama multilateral dengan fasilitas Covax/Gavi. Menurut Budi, jumlah vaksin Covid-19 gratis yang sudah pasti diperoleh melalui Covax/Gavi yaitu sebanyak 54 juta dosis.
Pemerintah terus mengupayakan agar Indonesia setidaknya bisa mendapatkan 108 juta dosis vaksin Covid-19 gratis dari Covax/Gavi. “Mudah-mudahan kita bisa mendapatkan sebanyak mungkin vaksin gratis dari Gavi,” ucap dia.
Berdasarkan pemaparan Menkes dalam rapat kerja hari sebelumnya, target penerima vaksin di Tanah Air yaitu 181,5 juta orang dengan total kebutuhan vaksin 426.800.000 dosis.
Akan Kami Perbaiki Secara keseluruhan, total pengadaan vaksin Covid-19 yang sudah kontrak yaitu sebanyak 329.504.000 dosis. Selain kerja sama multilateral dengan Covax/Gavi, pemerintah membeli vaksin Covid-19 produksi Sinovac sebanyak 125,5 juta dosis, Novavax sebanyak 50 juta dosis, dan AstraZeneca sebanyak 50 juta dosis. Ada pula kerja sama dengan Pfizer sebanyak 50 juta dosis yang saat ini sedang tahap finalisasi.
Penanganan Efek Samping
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan peraturan tentang penanganan kejadian ikutan pasca-imunisasi (KIPI) bagi penerima vaksin Covid-19. Dalam peraturan pemerintah itu, rencananya akan dimasukkan ketentuan soal penganggaran penanganan jika ada efek samping serius dari vaksin Covid-19.
“Kami sekarang sedang mempersiapkan PP (peraturan pemerintah) khusus untuk penanggungan kalau terjadi KIPI tersebut,” kata Budi.
Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), KIPI adalah setiap kejadian medis yang tidak diinginkan, terjadi setelah pemberian imunisasi, dan belum tentu memiliki hubungan kausalitas dengan vaksin. Gejala KIPI bisa berupa gejala ringan yang dirasakan tidak nyaman atau berupa kelainan hasil pemeriksaan laboratorium. KIPI dianggap serius jika memerlukan perawatan di rumah sakit dan mengancam jiwa.
Menurut rencana, anggaran penanganan jika diperlukan perawatan bagi penerima vaksin yang merupakan peserta JKN akan ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Sementara, negara akan menanggung biaya bagi pasien yang bukan peserta JKN. “Tentang treatment anggaran, yang JKN akan di-cover oleh BPJS. Sedangkan non-JKN akan di-cover oleh negara,” ujar Budi. Budi mengatakan, saat ini pemerintah sudah memiliki komite di tingkat nasional dan daerah untuk menangani KIPI. Komnas KIPI merupakan lembaga yang terbentuk sejak 2007 yang beranggotakan para ahli independen, dengan kompetensi dan keilmuan terkait vaksinologi.
“Sudah ada komite daerah dan komite nasional untuk menangani KIPI. Kita akan mengikuti prosedurnya,” kata Budi. (lp6/kps)
DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi Edy Rahmayadi bersama unnsur Forkopimda menerima suntikan vaksin Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1). Gubsu menjadi orang pertama di Sumut yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di provinsi ini.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Masyarakat Sumatera Utara (Sumut) diminta untuk tidak khawatir, apalagi takut disuntik vaksin Covid-19. Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengaskan, vaksin Covid-19 aman sehingga tidak etis jika masyarakat menolak. Apalagi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan aman. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menyatakan halal.
DIVAKSIN: Gubsu Edy Rahmayadi Edy Rahmayadi bersama unnsur Forkopimda menerima suntikan vaksin Covid-19 di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1). Gubsu menjadi orang pertama di Sumut yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di provinsi ini.
Masyarakat Sumatera Utara (Sumut) diminta untuk tidak khawatir, apalagi takut disuntik vaksin Covid-19. Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengaskan, vaksin Covid-19 aman sehingga tidak etis jika masyarakat menolak. Apalagi Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) sudah menyatakan aman. Bahkan Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga sudah menyatakan halal.
Gubsu Edy Rahmayadi menjadi orang pertama yang menerima suntikan vaksin Covid-19, sekaligus menandai dimulainya vaksinasi Covid-19 di Sumut. Pencanangan vaksinasi Covid-19 di Sumut digelar di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Kamis (14/1)n
Setelah Gubsu, penerima vaksin berikutnya adalah Kapolda Sumut Martuani Sormin, Kajati Sumut Ida Bagus Nyoman, Ketua Pengadilan Tinggi Medan Setyawan Hartono, Kasdam I/BB Didied Pramudito, Kabinda Sumut Ruruh A Setyawibawa, Pangkosek Hanudnas III Erson S B Sinaga, Danlantamal I Belawan I Made Wahyu Santoso, Wakil Ketua DPRD Sumut Rahmansyah Sibarani dan lainnya.
Tahapan vaksinasi dimulai dengan pendaftaran dan cek kesehatan terlebih dahulu. Selanjutnya, Gubsu menuju tempat vaksinasi. Setelah membuka kemeja dan hanya mengenakan kaos lengan pendek bertulis Indonesia, Gubernur dengan tenang duduk di kursi yang telah disiapkan di atas panggung dan menggulung lengan bajunya sebelah kiri, bersiap menerima suntikan vaksin dari dr Handoyo.
Wajah Edy pun tampak tegang. Sesekali ia menoleh ke kanan dan ke kiri. Lantaran terlihat tegang, dr Handoyo yang akan menyuntikkan vaksin meminta Gubsu untuk menggerak-gerak kedua kakinya. Kemudian, barulah vaksin disuntikkan.
Usai disuntik, wajah Edy tampak mengerut dan sempat menoleh ke bawah beberapa detik. Kemudian, melirik ke arah bahu kirinya. Namun tak lama pandangannya dialihkan lurus ke depan sembari menunggu proses pascapenyuntikan vaksin. Setelah dinyatakan selesai, Edy lalu berdiri dan turun dari panggung untuk kembali ke barisan tempat duduknya.
Usai divaksin, Edy mengaku tidak merasakan apa-apa usai divaksin. Bahkan, merasa badannya tambah sehat. “Rasa-rasanya semakin sehat saya. Aminlah, aminlah, karena kalau saya semakin sehat tentu semakin segar,” ujarnya ketika ditanya wartawan.
Dia menyarankan agar menanyakan dampak positifnya setelah divaksin kepada Kapoldasu. “Nanti tanyakan dampak positifnya sama Kapolda, Kapolda lebih tahu,” kata Edy yang disambut senyum sumringah oleh Kapoldasu.
Menurut Edy, tidak etis jika masyarakat menolak divaksin. Dikatakannya, vaksinasi adalah solusi yang sudah direncanakan negara untuk kepentingan rakyatnya. Vaksin dilakukan dalam rangka memutus dan menghambat memperkecil berkembangnya Covid-19 di Indonesia khususnya Sumut.
“Kalau darurat kita tidak punya pilihan, kita harus ikuti vaksin ini. Saya tak berharap memberi sanksi. Namun inilah panggilan bangsa dan negara bersama-sama kita mengikuti untuk menyejahterakan rakyat kita semua,” ujarnya.
Edy berharap, masyarakat Sumut sama-sama menyukseskan program vaksinasi ini demi memutus mata rantai penyebaran virus Corona di Indonesia terkhusus Sumut, tanpa melupakan protokol kesehatan. Sebab pandemi Covid-19 yang telah berlangsung hampir setahun ini, membuat vaksinasi merupakan salah satu cara untuk memutus mata rantai penyebaran Corona. Sehingga ia mengajak kepada seluruh masyarakat agar bersedia secara sukarela untuk mendapat suntikan Vaksin Sinovac, terlebih vaksin yang diberikan tersebut gratis.
“Saya dan Forkopimda sudah lakukan. Jangan gentar, BPOM sudah nyatakan aman. MUI sudah nyatakan halal. Berarti sah adanya, mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua,” katanya.
Vaksinasi ini terang Edy lagi, merupakan perintah negara melalui Presiden Joko Widodo. Sehingga diawali oleh pimpinan negara serta seluruh kepala daerah di provinsi dan kabupaten/kota. “Saudara-saudara saya, pelaksanaan vaksin untuk virus Covid-19 tidak ada pilihan. Vaksin ini adalah perintah dari negara melalui presiden, dalam rangka memutus, menghambat, memperkecil berkembangnya Covid-19 di Indonesia, khususnya Sumut. Bila kemarin diawali presiden, maka hari ini gubernur dan forkopimda,” jelasnya.
Edy juga mengatakan, vaksinasi di Sumut sudah siap dilaksanakan, termasuk sudah menyiapkan cold storage yang bisa menyimpan vaksin di suhu hingga 2-8 derajat celcius. Untuk kabupaten/kota, vaksinasi akan dilakukan terlebih dahulu di Medan, Binjai dan Deliserdang.
Menurutnya, penunjukan tiga daerah itu sebagai awal dilakukannya vaksinasi di Sumut, lantaran tingginya angka pasien Covid-19 di wilayah-wilayah tersebut. “Di kabupaten/kota tersebut karena jumlah yang terpapar itu didominasi besar, sehingga kita lakukan vaksinasi terkhusus kepada tenaga kesehatan dan tenaga pelayanan masyarakat,” katanya.
Kapolda: Biasa-biasa Saja
Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin, sebagai penerima vaksin kedua di Sumut juga merasakan biasa-biasa saja usai divaksin. Menurutnya, vaksin berguna untuk meningkatkan imunitas tubuh. “Jadi dengan vaksin ini tubuh kita akan memproduksi imun,” kata Sormin, sebari menyatakan, sampai saat ini, Sumut tidak menerapkan sanksi apapun kepada masyarakat yang menolak vaksin.
Selain itu Martuani menyampaikan, penularan Covid-19 di Sumut cukup terkendali. Sebelumnya Sumut berada di posisi 9 nasional, namun kini Sumut sudah berada di posisi 10. Meski begitu, protokol kesehatan harus selalu dijalankan. “Kita harus menjadi agen untuk memutus rantai persebaran Covid-19, mudah-mudahan Sumut bisa terkendali persebarannya,” ujarnya.
Terpisah, dr Handoyo yang memberikan suntikan kepada Gubsu mengatakan, kalau saat disuntik tegang itu ototnya keras, sehingga masuknya jarum ke tubuh terasa perih dan sakit. Makanya, menggerakkan kaki, merilekskan tangan, itu sebagai salah satu pengalihan supaya tidak tegang. “Menyuntikkan orang nomor satu di Sumut ini, kalau gugup itu manusiawi. Tidak ada persiapan khusus karena saya seorang dokter spesialis anastesi, dan sudah terbiasa dengan suntik-menyuntik,” ujar dia ketika diwawancarai.
Ia juga mengatakan, usai divaksin harus menunggu kejadian pascaimunisasi selama 30 menit. Ia mengharapkan tidak terjadi hal apapun usai vaksinasi. “Vaksinasi adalah salah satu jalan keluar dari wabah pandemi, vaksinasi dapat membentuk kekebalan. Tapi, meski ada vaksin, tetap protokol kesehatan kita jalankan,” tandas dokter yang bertugas di RS TNI AL Dr Komang Makes, Belawan.
Medan Terbanyak Vaksin
Koordinator Medis dan Paramedis Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Restuti Hidayani menyampaikan, setelah vaksinasi perdana di Aula Tengku Rizal Nurdin, vaksinasi akan dilakukan di wialyah Medan, Binjai dan Deliserdang (Mebidang). Adapun total penerima vaksin di wilayah tersebut antara lain untuk Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) berjumlah 26.093, dan pejabat publik sebanyak 30 orang. Medan adalah kota terbanyak yang menerima vaksin.
Pada termin kedua, vaksinasi akan dilakukan di luar wilayah Mebidang. Beberapa persiapan yang telah dilaksnakan, antara lain pemantauan kesiapan cold storage di kabupaten/kota, pelatihan tenaga vaksinator bagi 1.500 orang, hingga koordinasi lintas sektor.
Dikatakannya, ada beberapa reaksi yang akan terjadi setelah mendapat vaksin, namun hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan. Antara lain, nyeri, kemerahan, demam, dan lain sebagainya. Restuti menegaskan bahwa vaksin aman. “Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir,” ujarnya.
Total Kasus Positif Tembus 19.397
Seiring dengan program vaksinasi Covid-19, jumlah kasus positif di Sumut masih terus bertambah. Namun, penambahan kasus baru terkonfirmasi masih lebih sedikit dibandingkan jumlah pasien sembuh.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, Kamis (14/1), kasus baru pasien sembuh bertambah 93 orang. Sedangkan positif hanya 89 orang. “Total kasus positif di Sumut sudah mencapai 19.397 orang dan pasien sembuh 16.634 orang,” kata Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut Aris Yudhariansyah.
Aris mengatakan, jumlah terbanyak kasus baru positif didapatkan dari Medan 51 orang, disusul Deliserdang 21 orang, Tebingtinggi 5 orang, Tapanuli Utara 3 orang, Pematangsiantar, Binjai, Langkat, Karo, Simalungun, Labuhanbatu, Dairi, Humbang Hasundutan, dan Serdang Bedagai masing-masing 1 orang.
Sedangkan angka kesembuhan terbanyak dari Medan 51 orang, disusul Deliserdang 15 orang, Binjai dan Serdang Bedagai masing-masing 4 orang, Tebingtinggi 3 orang, Langkat, Dairi, Humbang Hasundutan dan luar Sumut masing-masing 2 orang. Selanjutnya Tanjungbalai, Simalungun, Asahan, Labuhanbatu, Tapanuli Utara, Batubara dan Nias Utara masing-masing menyumbangkan 1 orang.
“Untuk angka kematian, bertambah 2 kasus baru yang diperoleh dari Medan dan Simalungun. Jumlah korban meninggal karena Covid-19 sementara ini sudah mencapai 707 orang,” tukasnya. (prn/ris/mag-1)
SIDANG: Rahmadsyah terdakwa kasus pembunuhan anak, menjalani sidang secara virtual di PN Medan, Kamis (14/1).gusman/sumut pos.
MEDAN, SUMUTPOS.CO – Jaksa penuntut umum (JPU) menuntut terdakwa Rahmadsyah (29) dengan pidana selama 15 tahun penjara. Dia dinilai terbukti atas kasus pembunuhan terhadap dua anak tirinya, dalam sidang virtual di ruang Cakra 4 Pengadilan Negeri (PN) Medan, Kamis (14/1).
SIDANG: Rahmadsyah terdakwa kasus pembunuhan anak, menjalani sidang secara virtual di PN Medan, Kamis (14/1).gusman/sumut pos.
Dalam nota tuntutan yang dibacakan JPU Chandra Naibaho, perbuatan warga Jalan Brigjen Katamso Gang Usaha, Kecamatan Medan Maimun ini melanggar Pasal 338 KUHPidana.
“Meminta kepada majelis hakim yang menyidangkan, agar menjatuhkan hukuman kepada terdakwa Rahmadsyah dengan pidana selama 15 tahun penjara,” ujarnya di hadapan majelis hakim yang diketuai Denny Lumban Tobing.
Menurut JPU, hal yang memberatkan, perbuatan terdakwa sangat sadis menghilangkan nyawa kedua korban masih berusia anak, terdakwa tidak mencerminkan sikap sebagai layaknya suami dan ayah. Kemudian, perbuatan terdakwa tidak manusiawi serta perbuatan terdakwa menimbulkan penderitaan mendalam dan berkepanjangan bagi ibu korban. “Sedangkan hal yang meringankan tidak ditemukan,” katanya.
Usai mendengarkan tuntutan, majelis hakim menunda persidangan pekan depan dengan agenda nota pembelaan (pledoi) dari terdakwa.
Mengutip surat dakwaan, pada 19 Juni 2020, Rahmadsyah bersama IF dan RA berada di dalam kamar di rumahnya di Jalan Brigjen Katamso Gang Usaha, Kelurahan Sei Mati, Medan Maimun.
Sementara itu di saat yang bersamaan istri Rahmadsyah, Fathul Zannah sedang tidak berada di rumah karena bekerja mencari nafkah. Saat menonton televisi, kedua korban meminta uang kepada terdakwa untuk membeli es krim. Namun permintaan itu tidak dituruti hingga berujung rengekan.
Mendengar perkataan kedua anak tirinya itu Rahmadsyah merasa kesal dan emosi. Terdakwa kemudian mencengkram tengkuk kedua korban dan menghantamkan kepala kedua korban ke tembok kamar sebanyak lima kali.
Melihat keduanya masih bergerak, terdakwa menginjak bagian perut dan dada IF sebanyak empat kali dan menginjak perut dan dada RA lima kali. Korban tidak bergerak lagi. Dia kemudian menyembunyikan mayat keduanya di samping Sekolah Global Prima Medan, tidak jauh dari rumahnya.(man/azw)