24 C
Medan
Saturday, December 20, 2025
Home Blog Page 410

Bacakada di 6 Daerah di Sumut Berpotensi Melawan Kotak Kosong, KPU Sumut Perpanjang Pendaftaran hingga Besok

Ketua KPU Sumut Agus Arifin.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Sebanyak 6 Kabupaten di Sumatera Utara, berpotensi melawan kotak kosong. Namun, 6 KPU dimasing-masing daerah tersebut, tengah melakukan perpanjangan masa pendaftaran yang berlangsung dari tanggal 2 hingga 4 September 2024.

Keenam Kabupaten tersebut hanya memiliki satu pasangan Bacalon Bupati dan Wakil Bupati atau berpotensi melawan kotak kosong, adapun enam Kabupeten yang dimaksud adalah Kabupaten Pakpak Bharat, Kabupaten Serdangbedagai, Kabupaten Asahan, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Kabupaten Tapanuli Utara, dan Kabupaten Nias Utara.

Terkait dengan hal itu, sesuai dengan aturan yang ada maka dilakukan perpanjangan pendaftaran. Tapi, sebelum dilakukan perpanjangan pendaftaran itu, harus dilakukan dulu sosialisasi, terkait dengan pengumuman pendaftaran perpanjangan.

Hal itu dikatakan oleh Ketua KPU Sumut, Agus Arifin ketika dikonfirmasi, Selasa (3/9/2024).

Ia mengatakan, pendaftaran pasangan Bacalon Bupati dan Wakil Bupati, sudah berlangsung dari tanggal 27 hingga 29 Agustus 2024. Sebelumnya, dilakukan sosialisasi perpanjangan masa pendaftaran Bacalon Bupati dan Wakil Bupati, sejak tanggal 30 hingga 1 September 2024.

Mantan Komisioner KPUD Langkat itu melanjutkan, bila masa perpanjangan pendaftaran tidak ada lagi, Bacakada yang mendaftar, dipastikan di 6 Kabupaten itu, akan terjadi melawan kotak kosong di Pilkada serentak 2024.

“Itu sudah clear, dengan adanya perpanjangan waktu. Namun, tetap calon tunggal berarti sudah tutup sudah selesai. Berarti sah di 6 Kabupaten hanya memiliki calon tunggal,” ucap Agus.

Namun, pihak KPU Sumut, masih menunggu laporan dari 6 Kabupaten terkait dengan perpanjangan waktu pendaftaran Pilkada Serentak tersebut, hingga 4 September 2024 atau hari terakhir.

Sementara itu, Komisioner KPU Sumut, Robby Effendi mengatakan hingga hari kedua masa perpanjangan pendaftaran Bacakada di Kabupaten tersebut, belum ada satu pun Bacakada yang mendaftar lagi.

“Informasinya, belum ada yang mendaftar di masa perpanjangan pendaftaran, tanggal 4 September 2024, hari terakhir pendaftaran,” ucap Robby.

Berikut 6 Kabupaten di Sumut hanya mempunyai satu pasangan Bacakada yang mendaftar :

1.Kabupaten Pakpak Bharat : Franc Bernhard Tumanggor – Mutsyuhito Solin

2. Kabupaten Serdangbedagai : Darma Wijaya – Adlin Tambunan

3. Kabupaten Asahan : Taufik Zainal Abidin – Rianto

4. Kabupaten Labuhanbatu Utara : Hendriyanto Sitorus – Samsul Tanjung

5. Kabupeten Tapanuli Tengah : Khairul Kiyedi Pasaribu – Darwin Sitompul

6. Kabupeten Nias Utara : Amizaro Waruwu – Yusman Zega.(san/han)

Pj Wali Kota Berikan Penghargaan 72 Siswa Berprestasi Ajang OSN, O2SN dan FLS2N Tingkat Kota

BERIKAN: Pj Wali Kota Tebingtinggi Moettaqien Hasrimi ketika memberikan trophy dan sertifikat kepada juara OSN, O2SN dan FLS2N SD dan SMP tingkat Kota Tebingtinggi. FOTO: ISTIMEWA/SUMUT POS

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pj Wali Kota Tebingtinggi Moettaqien Hasrimi memberikan penghargaan kepada 72 orang siswa dan siswi berprestasi pada ajang lomba OSN, O2SN dan FLS2N SD dan SMP tingkat Kota Tebingtinggi tahun 2024 di halaman SMP Negeri 6 Kota Tebingtinggi, Senin (2/9).

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Pj Wali Kota Tebingtinggi Moettaqien Hasrimi didampingi Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Idam Khalid dan Kadis Kominfo Dedi Parulian Siagian.

Walaupun acara sempat diguyur hujan dalam beberapa saat, namun acara tetap berlanjut dan para guru dan peserta didik yang hadir terlihat tetap antusias mendengarkan bimbingan dan arahan dari Pj Wali Kota. Hal ini terlihat dari sambut riuh tepuk tangan peserta yang hadir.

Dalam bimbingan dan arahannya, Moettaqien Hasrimi berharap pendidikan di Kota Tebingtinggi dapat lebih maju lagi. “Sekarang saya anggap pendidikan Kota Tebingtinggi maju, nanti bisa lebih maju lagi. Jadi apa yang dibutuhkan sekolah itu kita usahakan kita penuhi,” ujar Moettaqien.

Kepada para guru, Moettaqien mengatakan agar tetap sabar dan semangat dalam mendidik setiap peserta didik, serta mengajar dengan hati yang tulus dan ikhlas. Karena menurutnya, anak didik saat di berada di sekolah adalah menjadi tanggung jawab bagi setiap gurunya.

“Anak sekolah itu masuk ke pintu gerbang sekolah itu tanggung jawabnya sudah penuh dengan para guru. Jadi mudah-mudahan anak-anak kita inilah generasi penerus kita,” bilangnya.

Sementara itu, kepada para peserta didik peraih prestasi dalam ajang OSN, O2SN dan FLS2N, Moettaqien kembali berpesan untuk tetap meningkatkan prestasinya dengan belajar lebih giat lagi.

“Tetaplah semangat dan rendah hati, dan jangan mudah puas dengan prestasi yang telah diraih. Jadikan momentum ini sebagai penyemangat untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi,” tutup Moettaqien.

Acara dirangkai penampilan tari-tarian serta penampilan pantomim dari Hinca dan Karunia, siswi SD Swasta Budi Dharma, peraih juara peringkat 1 FLS2N tingkat Kota Tebingtinggi, yang juga akan mewakili Provinsi Sumatera Utara dalam ajang FLS2N tingkat Nasional.

Adapun penghargaan yang diberikan adalah berupa trophy, sertifikat penghargaan dan uang pembinaan sebesar Rp 2,5 juta rupiah untuk juara Rp 1, 2 juta rupiah untuk juara 2 dan Rp 1,5 juta rupiah untuk juara 3.(ian/han)

Audiensi Pemanfaatan Ceting Card Plus Aplikasi Pencatatan dan Pelaporan Kasus Stunting di Puskesmas Pantai Labu

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Ceting Card Plus merupakan instrumen pengumpul dan pelaporan data stunting berbasis artificial intelligence dengan parameter TB/U (Permenkes Nomor 2 Tahun 2020). Tujuan Ceting Card Plus ialah untuk memudahkan pelaporan dan pengumpulan data kasus stunting bagi para kader dan petugas kesehatan yang menggunakannya.

Komponen data Ceting Card Plus memuat 3 hal, yakni status gizi, sanitasi, dan pola makan yang merupakan faktor penyebab langsung dan tidak langsung terjadinya kasus stunting. Kelebihan dari inovasi Ceting Card Plus ialah dapat diaplikasikan melalui smartphone.

Pemanfaatan kartu digital Ceting Card dapat memudahkan 80% kader dalam pendataan, pemantauan, pengembangan, serta pelaporan stunting yang berguna untuk pencegahan dan penanggulangan stunting. Hasil didapat dengan membandingkan pendataan stunting sebelum dan sesudah menggunakan ceting card.

Hasil wawancara terhadap petugas kesehatan menyatakan, pencatatan stunting yang dilakukan masih secara manual dan seringkali data yang mereka catat hilang. Data terkait faktor tidak langsung seperti cakupan sanitasi dasar juga terabaikan, sedangkan kader stunting dituntut untuk melaporkan kasus stunting segera setelah pencatatan.

Selain itu, hasil penelitian terdahulu tentang pemanfaatan Artificial intelligence “Ceting Card” telah dilakukan Indirawati dkk pada tahun 2023 sangat membantu bagi kader, namun perlu tindak lanjut untuk mensosialisasi hasil riset tersebut agar diterapkan pada petugas kesehatan dan parameter indikator yang diukur dalam menangani kasus stunting pada ceting card belum terpenuhi dengan lengkap.

Maka dari itu, berdasarkan permasalahan tersebut, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (USU) dengan Mahasiswa Prodi Gizi dan Ilmu kesehatan masyarakat berjumlah 13 orang melalui Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) yang merupakan program pengabdian masyarakat berlangsung selama 5 bulan dari Juni 2024, melakukan pengembangan inovasi dengan melengkapi komponen data ceting card plus.

Adapun peran dan aktivitas PPK Ormawa lainnya terkait pendataan dan pelaporan kasus stunting melalui implementasi Ceting Card Plus kepada masyarakat ialah penggunaan Ceting Card Plus sebagai inovasi di Desa Paluh Sibaji, memberikan pendampingan dan pelatihan kepada kader terkait penggunaan Ceting Card Plus, dan bekerjasama dengan pihak Puskesmas Pantai Labu dalam penerapan Ceting Card Plus.

Audiensi dengan UPT Puskemas Pantai Labu Desa Paluh Sibaji terkait program Ceting
Card Plus sebagai instrumen pengumpul dan pelaporan data stunting berbasis artificial
intelegence pada Hari Kamis, 29 Agustus 2024. Pemanfaatan Artificial Intelegence dengan
parameter TB/U (Permenkes Nomor 2 Tahun 2020) dan indikator Sanitasi dasar sebagai faktor tak langsung kejadian stunting dan instrumen dalam pendataan, pemantauan serta mempermudah sistem pelaporan.

Kepala Puskesmas Pantai Labu dr Benny L Bukit MKes mengatakan, program Ceting Card Plus ini sangat bermanfaat untuk para kader dan petugas kesehatan dalam pendataan, pemantauan serta mempermudah sistem pelaporan kasus stunting di desa ini. Tentunya dengan adanya ceting card plus ini dapat mewujudkan konsep Smart Puskesmas, dimana data kesehatan mengenai kasus stunting dapat diperoleh dengan efisien dan efektif.

“Kita juga akan melakukan gebrakan dengan mengundang bidan desa, 2 orang kader dari masing-masing desa untuk mengenalkan program ceting card dan melatih mereka sebagai narasumber untuk perpanjangan tangan program keberlanjutan ceting card plus. Nah, kegiatan ini akan kita lakukan pada minggu ke-3 bulan september,” kata dr Benny L Bukit MKes.

Dosen pembimbing Dr Sri Malem Indirawati, menyampaikan rasa syukur atas rahmat dan
karunia Allah SWT, serta berterima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini, khususnya Direktur Direktorat Prestasi Mahasiswa dan Hubungan Kealumnian (Ditmawa) USU, Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat USU, Pemerintahan Desa Paluh Sibaji Kecamatan Pantai Labu, dan tentunya UPT Puskemas Pantai Labu.

“Program Ceting Card Plus yang diinisiasi mahasiswa AIMGI FKM USU semoga dapat memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi semua pihak yang terlibat dan menginspirasi terhadap permasalahan Stunting di Desa Paluh Sibaji,” pungkasnya. (rel/adz)

Gelapkan Sepeda Motor Teman, Sobar Meringkuk di Balik Jeruji Besi

DIAMANKAN: Tersangka Sobar saat diamankan. (FAJAR/SUMUT POS)

LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO- Gelapkan sepeda motor dan uang temannya, Sobar (28) warga Jalan Baru By Pass, Kelurahan Sirandorung, Kecamatan Rantau Utara, diciduk polisi di Jalan Lintas, Kelurahan Siringo-Ringo, Senin (2/9) malam.

Tersangka digelandang ke Mapolres Labuhanbatu akibat pengancaman yang dilakukannya kepada korban AMH ( 22) .

Berawal saat korban mendatangi tersangka pada 7 Agustus lalu, untuk menagih utang dan sepeda motor yang dipinjam tersangka.

“Ketika ditanya, pelaku mengaku menggadaikan motor tersebut dan langsung marah ketika korban juga menagih uang sebesar Rp550 ribu yang juga dipinjam pelaku,” kata Kapolres Labuhanbatu, AKBP Bernhard L Malau melalui melalui Kasi Humas AKP Syafrudin, Selasa (3/9) di Mapolres setempat.

Utangnya ditagih, tersangka emosi dan mengancam korban dengan kata-kata kasar. Bukan itu saja, tersangka juga mengancam korban dengan sebillah parang.

Merasa nyawanya terancam, korban pun langsung mencari perlindungan ke rumah warga.

Selanjutnya, korban pun membuat laporan ke polisi. Hingga akhirnya tersangka Sobar berhasil diciduk polisi(fdh/han)

Meski Kasus Cacar Monyet Belum Ditemukan di Medan, Komisi II Minta Dinkes Lakukan Langkah Preventif

Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, T. Edriansyah Rendy SH M.Kn

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Anggota Komisi II DPRD Kota Medan, T. Edriansyah Rendy SH M.Kn, meminta Pemerintah Kota (Pemko) Medan melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) untuk melakukan langkah-langkah preventif guna mencegah terjadinya kasus cacar monyet atau yang dikenal secara global dengan istilah monkeypox (Mpox).

Menurut politik Partai NasDem yang akrab disapa Rendy tersebut, kasus cacar monyet harus bisa dicegah dengan terus melakukan sosialisasi secara masif kepada masyarakat.

“Sosialisasi pencegahan penyebaran cacar monyet harus dilakukan agar langkah-langkah preventif bisa maksimal,” ucap Rendy kepada Sumut Pos, Senin (2/9/2024).

Dikatakan Rendy, Kota Medan harus bersyukur sebab hingga saat ini tidak ditemukan adanya kasus cacar monyet di Kota Medan. Pun begitu, Dinas Kesehatan Kota Medan diminta untuk tetap waspada.

“Alhamdulillah, hingga saat ini kita belum menemukan adanya kasus cacar monyet di Kota Medan. Namun kita jangan lengah, pastikan kasus cacar monyet tidak sampai masuk ke Kota Medan,” ujarnya.

Rendy menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Medan harus melakukan deteksi dini dan gerak cepat dalam mewaspadai masuknya kasus cacar monyet. Pasalnya, Kemenkes RI mengungkapkan penyakit cacar monyet atau Mpox di Indonesia sudah sebanyak 88 kasus selama 2022 – 2024. Diantaranya 74 kasus hingga 2023, dan 14 kasus di 2024.

Bahkan, Kemenkes telah mengeluarkan Surat Edaran yang mengatur terkait langkah-langkah kewaspadaan dan pencegahan penyakit ini. Kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menetapkan sebagai darurat kesehatan global.

“Kita berharap Dinkes Medan dapat bergerak cepat dan mewaspadai masuknya kasus cacar monyet di Kota Medan. Sebab indikasi penularannya melalui droplet pernafasan, walaupun cacar monyet tidak bertransmisi melalui udara dalam waktu singkat, penyakit ini bisa menyebar dari kontak langsung dengan pasien,” jelasnya.

Rendy pun meminta masyarakat Kota Medan untuk mengikuti imbauan dari Kemenkes RI untuk menghindari kontak fisik dengan orang yang sedang sakit demam, bergejala kemerahan, jerawat, luka, lenting isi air di kulitnya.

Rendy juga meminta kepada masyarakat jika mendapati gejala atau tanda cacar monyet seperti sakit kepala, demam, nyeri otot, sakit punggung, tubuh lemah, agar segera memeriksakan diri ke dokter atau rumah sakit terdekat.

“Hal ini harus di lakukan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan. Kita harus tetap waspada, berhati-hati, dan selalu menjaga kebersihan diri,” pungkasnya.(map/han)

Ketua Mamre GBKP: Datangnya Paus Fransiskus Pengakuan terhadap Keberagaman dan Toleransi di Indonesia

Ramen A Purba.(ISTIMEWA)

SUMUTPOS.CO – PAUS Fransiskus berkunjung ke Indonesia pada 3-6 September 2024. Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia setelah 35 tahun sebelumnya.

Kehadiran pemimpin umat Katolik dunia tersebut dalam rangkaian perjalanan Apostolik ke Asia Pasifik pada 2-13 September 2024. Indonesia menjadi negara pertama yang dituju Paus Fransiskus.

Kedatangan Paus Fransiskus momen yang akan senantiasa dikenang oleh Indonesia yang merupakan negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Tentu menjadi sejarah tersendiri dengan hadirnya Paus Fransiskus. Kunjungan ini menunjukkan bahwa Indonesia sei negara yang menghormati dan menghargai keberadaan agama lain.

”Indonesia merupakan negara yang damai dan rukun, meskipun ditengah perbedaan. Indonesia bukan merupakan negara yang menakutkan,” kata Ramen A Purba yang aktif melayani sebagai ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Klasis Medan-Namorambe.

Meskipun Paus Fransiskus pemimpin tertinggi umat Katolik, tetapi kunjungannya ini memberikan makna tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga seluruh warga Indonesia. ”Kunjungan Paus Fransiskus ini diharapkan membawa berbagai dampak positif bagi Indonesia. Kunjungan ini dapat diartikan sebagai pengakuan dunia atas Indonesia yang mampu menjaga kerukunan dalam keberagaman,” ujar Ramen A Purba.

Selain itu di tengah keberagaman, menurut ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga, Indonesia mampu memberikan ruang bagi berkembangnya berbagai agama dan budaya.

Ia mengutarakan bahwa toleransi beragama sering kali menjadi isu yang sensitif, terutama di negara-negara dengan populasi yang sangat beragam. Namun, Indonesia berhasil menunjukkan bahwa perbedaan bukan penghalang, melainkan kekayaan yang harus dirawat dan dihormati.

”Ini jugalah yang menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara yang menjadi destinasi yang dikunjungi oleh Paus Fransiskus,” kata Ramen A Purba yang belum lama ini dilantik sebagai salah satu Pengurus Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) Kota Medan 2024-2029.

Datangnya Paus Fransiskus, lanjut Ramen A Purba, merupakan momentum menunjukkan keberagaman dan toleransi dijunjung tinggi di Indonesia. Paus Fransiskus akan melakukan kunjungan ke beberapa tempat di Indonesia. ”Tentulah harus mendapatkan pemandangan yang baik. Harus ditunjukkan bahwa Indonesia merupakan miniatur keberagaman dan toleransi,” ujarnya.

Ketua Mamre GBKP Runggun Pokok Mangga menegaskan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbesar di dunia dengan ragam agama, ragam budaya dan adat istiadat. Tetapi seluruh penduduknya dapat hidup berdampingan dengan tentram dan damai.

Kedepan, lanjutnya, Indonesia tentu harus lebih lagi dalam hal tolerasi dan menghargai keberagaman. Pandangan dan nilai-nilai dalam deklarasi Abu Dhabi yang ditandatangani Syekh Ahmad Al-Tayeb dan Paus Fransiskus dalam Human Fraternity Meeting di Abu Dhabi haruslah disebarluaskan.

”Deklarasi tersebut memuat 12 poin tentang kehidupan beragama, sosial, kebudayaan, politik, ekonomi, kesehatan, tentang perempuan dan anak-anak, serta terorisme global,” ujar Ramen yang juga sekretaris umum Permata GBKP 2004-2006.

Dibagian akhir, ia berharap Indonesia akan semakin damai dan dan berkeadilan. Nilai-nilai persaudaraan akan semakin bertumbuh. Solidaritas dan komitmen kebangsaan dengan prinsip mengacu kepada nilai-nilai Pancasila semakin hidup dan berkembang. ”Pancasila merupakan dasar ideologi negara yang senantiasa menjadi energi Indonesia untuk mencapai peradaban dunia,” harapnya.

Datangnya Paus Fransiskus akan memberi nilai positif bagi dunia internasional untuk Indonesia. ”Selamat datang Paus Fransiskus. Kobarkan dan serukan terus iman, persaudaraan dan bela rasa,” tutup Ramen A Purba yang pernah aktif ber-GAMKI dan Parkindo. (dmp)

Institut Kesehatan Deli Husada Delitua Gelar Pengabdian kepada Masyarakat, Cegah Penyakit Degeneratif dan Tingkatkan Pola Hidup Sehat

BERSAMA: Dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Delitua diabadikan bersama masyarakat saat menggelar program pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Talunkenas Gunung Rintih, Kecamatan Sinembah, Tanjungmuda Hilir, Kabupaten Deliserdang, baru-baru ini.

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Institut Kesehatan Deli Husada Delitua melakukan program pengabdian kepada masyarakat di Puskesmas Talunkenas Gunung Rintih, Kecamatan Sinembah, Tanjungmuda Hilir, Kabupaten Deliserdang, baru-baru ini.

Adapun kegiatan yang dilakukan, yakni sosialisasi terkait pencegahan penyakit degeneratif, dengan fokus kepada diabetes, kolesterol, dan hipertensi yang biasa diderita oleh para lanjut usia (lansia), karena faktor genetik maupun pola hidup tak sehat.

Seperti diketahui, pengabdian kepada masyarakat merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat. Hal ini melibatkan penggunaan ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya untuk mengatasi permasalahan sosial, meningkatkan kualitas hidup masyarakat, dan memberdayakan komunitas.

Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada ini, merupakan tindakan nyata untuk berbagi ilmu, keterampilan, dan waktu, demi kesejahteraan bersama bagi warga setempat. Pengabdian kepada masyarakat ini juga kesempatan untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan secara langsung dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

Puskesmas Talunkenas merupakan Puskesmas rawat inap yang sudah terakreditasi paripurna. Pada Puskesmas tersebut, juga sudah dibentuk kader untuk dilatih pengetahuan dan pengalamannya dalam mengetahui penyakit degeneratif, dan melakukan sosialisasi untuk mencegah terjadinya penyakit degeneratif.

Pada kegiatan itu, dosen dan mahasiswa Institut Kesehatan Deli Husada Delitua juga melakukan pengecekan gula darah, tensi, kolesterol, dan asam urat selama dua pekan sekali kepada masyarakat setempat. Tim pengabdian kepada masyarakat juga memberikan buku saku kepada masyarakat, yang berisikan tentang pemanfaatan bahan alami yang dapat diolah untuk sehari-hari di rumah untuk menguragi penyakit degeneratif. Adapun bahan alami tersebut, seperti daun asam jawa (tamarindus indica linn), dan sereh kampung (cymbopogon citratus). Kedua tanaman herbal tersebut, biasa digunakan dalam pengobatan tradisional, karena manfaatnya yang beragam untuk kesehatan.

“Dengan saling membantu dan berbagi, maka dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan saling mendukung untuk pencegahan penyakit degeneratif, yang banyak dialami oleh masyarakat, terutama pada warga yang sudah tua ataupun lansia,” ungkap seorang dosen yang merupakan bagian dari tim pengabdian kepada masyarakat.

Dengan dilasanakannya pengabdian kepada masyarakat tersebut, warga setempat turut merasa senang dan ingin lebih mengetahui tentang pengobatan dan pencegahan penyakit degeneratif.

“Bagaimana penyakit degeneratif dapat diderita seseorang, padahal tidak memiliki riwayat keturunan?” tanya seorang ibu, yang hadir dalam kegiatan itu.

“Penyakit degeneratif dapat dialami karena faktor pola hidup yang tidak sehat. Mulai umur 25 tahun ke atas, pola hidup akan mempengaruhi kesehatan seseorang, khususnya penyakit degeneratif,” jawab seorang dosen Institut Kesehatan Deli Husada Delitua. (rel/saz)